Anda di halaman 1dari 10

AJARAN KEPEMIMPINAN NITI SASTRA DALAM SEVA NITI

Oleh :

Made Nugi Nugraha


I Made Wirahadi Kusuma

ABSTRACT

Nitisastra is the teachings of leaders, which also means knowledge that aims to build
a state both in terms of governance, governance and community governance. In connection
with the development of the state, government and society based on Nitisastra, the teachings
of Hinduism can provide moral values from the form of development. In this case Nitisastra
can mean a conception of governance and development of the state in general that is universal
and theoretical, but has practical values. Seva Niti means leadership that serves, who provides
services, gives satisfaction to those who are served, as leaders with patience and love leading
organizations and followers to achieve organizational goals and the welfare of their followers.
The results of this article are where we are taught how to be a leader, add insight, how to become
a leader and how leaders themselves should learn more about becoming leaders of ourselves and
leading people around us.

Kata Kunci: leaders and seva niti

I. PENDAHULUAN pemerintahan dan pembangunan negara secara


Nitisastra merupakan ajaran umum yang bersifat universal dan teoritis,
pemimpin,yang juga diartikan ilmu yang namun memiliki nilai-nilai praktis.
bertujuan untuk membangun suatu megara Nitisastra memiliki peran dan fungsi
baik dari segi tata negara,tata pemerintahan yang sangat penting bagi umat manusiauntuk
maupun tata masyarakatnya. Sehubungan memantapkan pengalaman hidup berbangsa
dengan pembangunan negara,pemerintahan dan dan bernegara,seperti NKRI yang berlandaskan
masyarakat berdasarkan Nitisastra,ajaran agama pancasila. Nitisastra mengajarkan umatnya
Hindu dapat memberikan nilai-nilai morildari untuk selalu ikut serta dalam pembinaan negara
wujud pembangunan tersebut. Dalam hal ini dan bertanggung jawab dalam mewujudkan
Nitisastra dapat berarti suatu konsepsi penataan keselamatan negara dan tujuan negara. Nitisastra

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019


90
dapat juga dipergunakan untuk membuat rumus bernama “Sang Dasaratha”. Di dalam kekawin
kembali, mengakulturasi suatu konsep dengan Ramayana, I.3 menyebutkan sebagai berikut :
konsep yang lainya sehingga memperoleh
suatu konsep baru yang mengantarkan Guna manta Sang Dasaratha,
untuk berpandangan jauh kedepan. Berbuat wruh sira ring weda bhaktiring dewa,
dan berpikir tentang keselamatan negara tar malupeng pitra puja,
dimasa lampau,sekarang dan yang akan masih ta sireng swagotra kabeh.
datang merupakan bukti umat hindu peduli
melaksanakan dharma agama. Negara Terjemahan:
adalah wadah bagi setiap pemimpin untuk Sangat utama beliau Sang Dasaratha, Sri
melaksanakan kepemimpinanya. Sehubungan Baginda ahli weda (ilmu pengetahuan)
dengan keberadaan negara,pemimpin dan Dan sujud bhakti kehadapan Ida Sang
kepemimpinan, didalam kitab Manawa Hyang Widhi,tidaklahlupa beliau
Dharmasastra kita temukan petunjuk sebagai melaksanakan pemujaan terhadap
berikut: leluhurnya, Sri Baginda sangat mencintai
keluarganya dan masyarakatnya.
Brahman praptena samskaram
ksatriyena yatha widhi, II. PEMBAHASAN
sarwasyasya yathanyayan 2.1 Ajaran kepemimpinan Seva Niti
kartawyam pariraksanam
Seva dalam bahasa sanskerta berarti: to
serve, melayani (Shastri and Pandey, 2007). Niti
(Manawa Dharmasastra, VII.3)
dalam bahasa sanskerta berarti membimbing
Terjemahan:
ke arah yang baik, moralitas dan etika
Ksatria (Pemimpin) yang telah menerima
(Harshananda, 2008). Niti berarti memimpin,
sakramen menurut Weda, berkewajiban
bertindak benar, etika, moral yang baik. Seva
melindungi seluruh dunia dengan sebaik-
Niti berarti kepemimpinan yang melayani, yang
baiknya.
memberikan pelayanan, memberikan kepuasan
kepada yang dilayani, sebagai pemimpin dengan
Agama Hindu tidak memebenarkan
penuh sabar dan kasih memimpin organisasi dan
seorang pemimpin negara menjadikan kesibukan
pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi
sebagai alasan untuk tidak memberikan perhatian
dan kesejahteraan pengikutnya.
pada pembinaan pribadinya secara fisik atau
mental,dan juga terhadap keluaganya.Seperti Kepemimpinan berasal dari kata

contoh dalam karya sastra kekawin Ramayana pemimpin, yang berarti orang yang memimpin

mengisahkan seorang raja termasyur yang kepemimpinan berasasl dari kata “Pimpin”
yang diberi Awalan ke dan akhiran an dalam

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019 91


kepemimpinan menunjukkan kata sifat tentang dan Nanus (1985) dalam Northouse (2013:
pemimpin. Posner (2004: 13) mengatakan 13) mengatakan bahwa, manajer adalah orang
bahwa kepemimpinan sama sekali bukan yang melakukan segala sesuatu dengan benar,
tentang kepribadian seseorang, melainkan sementara pemimpin adalah orang yang
tentang praktik memimpin. Praktik memimpin melakukan hal $338 bum Manajemen dan
dalam kepemimpinan yang dijelaskan oleh kepemimpinan sangatlah penting bila organisasi
Posner, yaitu bagaimana tentang: mencontohkan mahnur. K011“ (1990) dalam Nonhouse (2013:
caranya’, menginspirasi visi bersama; 12) memberikan contoh dimana organisasi
menantang pro ses; memungkinkan orang lain memiliki menejemen yang kuat tanpa
bertindak; menyemangati jiwa. kepemimpinan akan bersifat menghambat dan

Kepemimpinan sangat berhubungan erat birokratis, sebaliknya kepemimpinan tanpa

dengan kekuasaan, pemaksaan dan manajemen. manajemen yang baik akan menghasilkan

Burns (1978) dalam Northouse (2013:12) pembahan yang keliru dm tidak hermakna . Agar

menjelaskan bahwa kekuasaan dipandang dari efektif, organisasi perlu memupuk menajemen

sudut hubungan, bukan suatu hal yang digunakan yang baik.

kcpada orang lain untuk mencapai tujuan


mereka sendiri, tetapi kekuasaan terjadi di dalam 2.2 Seva Niti dalam Bhagawad Gita

hubungan antarmanusia. Hal itu seharusnya Bhagawad Gita adalah ajaran yang
digunakan oleh pemimpin dan pengikut guna ndirumuskan oleh Sri Krisna untuk laki-laki dan
mencapai tujuan mereka. Northouse (2013:12) perempuan yang bekerja yang terlibat secara
menjelaskan tentang pemaksaan dan manajemen aktif dalam berbagai bidang pekerjaan sebagai
yang digunakan oleh pemimpin, pemimpin staff atau pemimpin dalam organisasi, bukan
bisa menggunakan pemaksaan untuk mencapai untuk mereka yang pergi ke hutan sebagai
tuj uan. Kepemimpinan yang memaksa tidak wanaprastha atau hidup mengembara sebagai
digunakan sebagai kepemimpinan ideal, sanyasi. Ajaran rahasia untuk bisa bekerja
karené bertujuan untuk mencapai tujuannya secara efektif dalam Bhagawad Gita adalah
sendiri dan jarang tertarik dengan kebutuhan sthitaprajna (kebijaksanaan yang mantap),
serta keinginan pengikutnya. Pemimpin tidak lokasamgraha (untuk kesejahteraan masyarakat
akan bisa bekelja sama dengan pengikutnya luas), jnana (ilmu pengetahuan). Sthitaprajna
untuk mencapai tujuan dengan menggunakan muncul dari pikiran yang tenang, yang
pemaksaan. Kepemimpinan dan manajemen menghasilkan kebijaksanaan yang mantap. Kerja
memiliki konsep yang jelas. Manajemen berarti yang dilakukan tanpa pengetahuan hanya akan
melakukan aktivitas dan menguasai rutinitas, membawa kegagalan. Ilmu pengetahuan yang
memimpin berarti memengaruhi orang lain tidak dipraktikan dalam kerja adalah kegagalan
dan menciptakan visi untuk berubah. Bennis yang lebih besar. Untuk bisa mewujudkan

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019


92
masyarakat yang sejahtera, seorang pemimpin berupa barang, uang, bantuan, dukungan,
haruslah membuang sifat mementingkan kepada orang yang membutuhkannya dengan
dirinya dirinya sendiri (ahamkara) dengan ikhlas. Tugas pemimpin adalah memberi dalam
menumbuhkan cinta kasih menjadi tat twam asi, bentuk materi dan non materi. Memberi artinya
merasakan aku adalah engkau. menyalurkan, mentribusikan, mengalokaasikan
dana yang tepat sasaran untuk kesejahteran
Lokasamgraha adalah visi pemimpin
masyarakat. Pemimpin harus memiliki sifat
Hindu untuk menjadikan masyarakatnya
murah hati, tidak pelit, untuk masyarakat, bukan
cinta damai, menghindari peperangan,
untuk diri sendiri. Dalam Bhagavad Gita XVII.5
memelihara kesejahteraan masyarakat, menjaga
menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan
keseimbangan pembangunan, membangun
oleh orang bijaksana dalam bentuk yajna
masyarakat dan meningkatkan partisipasi
(berkurban), dana (bersedekah), tapa (tenang,
masyarakat, menggali dan mengalokasikan
fokus pada tujuan, semangat) adalah merupakan
segala sumber daya untuk tujuan pembangunan
suatu tindakan penyucian diri. Bhagavad Gita
dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
XVII.25 juga menegaskan bahwa yajna, tapa,
toleransi, cinta kasih dan persaudaraan antar
dan dana yang dilakukan dengan okhlas adalah
sesama warga di dalam masyarakat. Dengan
usaha yang dilakukan untuk tujuan pembebasan
cara demikian lokasamgraha bisa diwujudkan di
(moksa).
dalam masyarakat.
Seva niti melakukan yajna (berkorban
Yajna dalam seva niti adaalah bekerja
suci), dana (pemberian ikhlas dalam bentuk
sebagai korban suci, yang merupakan ibadah,
materi dan non materi), tapa (tenang, fokus,
yang sifatnya sakral, suci, sehingga harus
semangat) dalam menjaga hati dan pikirannya
dihornati dan didahulukan sebagai suatu yang
untuk tetap tenang, fokua dan semangat untuk
sangat utama dalam hidup. Bekerja sebagai
mencapai tujuan organisasi. Tugas pemimpin
yajna berarti bekerja untuk dipersembahkan
adalah melakukan yajna, dana, dan tapa, yaitu
kepada Tuhan. Oleh karena itu filosofi dalam
bekerja, memberi dan tetap bersemangat dalam
bekerja haruslah suci, bersih, damai, indah,
usaha memajukan organisasi dan masyarakat.
memberikan kebaikan. Selanjutnya, Tapa dalam
Tugas tersebut dilaksanakan berdasarkan srada
seva niti berarti semangat bekerja, terus menjaga
dan bhakti (keimanan dan penyembuhan)
semangat dalam bentuk panas yang ada di dalam
kepada Tuhan, dengan bekerja tanpa pamrih,
pikiran/hati agar terus hidup, sehingga usaha
tanpa kepentingan pribadi, bahwa segala tujuan
untuk mewujudkan visi bisa dilakukan tanpa
dan hasil kerja dipersembahkan kepada Tuhan
kenal lelah. Untuk menghidupkan semangat,
dan untuk kesejahteraan masyarakat. Jika tugas
pemimpin harus terus menerus membersihkan
pemimpin yang suci tersebut tidak dilaksanakan,
pikirannya dengan disiplin diri dengan bekerja
bukan untuk tujuan yajna, tapi untuk kepentingan
dan berdoa. Sedangkan Dana berrati sesuatu,

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019 93


pribadi (diri sendiri), keluarga dan kerabatnya, sifat/ prinsip pemimpin dengan belajar dari
maka sesungguhnya pemimpin tersebut adalah sifat-sifat binatang. Sifat-sifat binatang yang
pencuri, diibaratkan sebagai orang yang memasak dipelajari tersebut adalah sifat singa, burung
makanan bagi dirinya sendiri. Pemimpin yang bangau, ayam jantan, burung gagak, anjing,
telah mendapatkan kesenangan/kenikmatan dari keledai. Niti Sastra menjelaskan bahwa;
fasilitas dan pengaruh kepemimpinannya adalah
pemimpin yang tidak bekerja berdasarkan srada Simhadekam bakadekam siksaccatvari
dan bhakti, dia adalah pencuri. kukkutat,
Vayasatpamcasiksecca sat sunastrini
2.3 Seva Niti dalam Niti Sastra gardabhat.

Niti Sastra adalah sebuah pustaka yang (Niti Sastra VI:15)

berisi pemikiran-pemikiran tinggi tentang Terjemahan :

moralitas, pergaulan sehari-hari, dan tentang Pelajarilah: satu hal dari singa, satu hal
bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa (Sri Hari, dari burung bangau, empat hal dari ayam
dalam Darmayasa, 2014 : XV). Niti Sastra adalah jantan, lima sifat dari burung gagak,
didactic poem atau upadesa kavya, yaitu karya enam sifat dari anjing, dan tiga sifat dari
sastra yang bersifat mendidik, bukan sebagai keledai. Mereka yang mempraktikkan
ilmu politik atau ilmu pemerintahan. Niti Sastra keduapuluh sifat tersebut di atas, akan
berasal dari kata Niti dan ktin yang artinya selalu berhasil dalam setiap pekerjaan
to lead, memimpin, membimbing, mendidik yang dilakukannya
orang bagaimana bergaul dan bertindak setiap
hari terhadap diri sendiri, binatang, tumbuh- a. Labha karya (bekerja Tuntas).
tumbuhan, manusia, bagaimana bergaul dengan Labha karya berarti bekerja tuntas. Bekerja
orang yang lebih tua/ tinggi, sebaya, atau kepada tuntas adalah kunci keberhasilan. Mereka yang
orang yang lebih rendah/ kecil dan bagaimana tidak berhasil pastilah bekerja setengah hati,
mengembangkan cinta kasih kepada Tuhan atau tidak menyelesaikan pekerjaan. Bekerja
Yang Maha Esa. Niti berarti dengan cara apa tuntas artinya bekerja sepenuh hati, disiplin,
dibimbing, artinya dengan ajaran-ajarannya detil, selesai, tanpa menyisakan masalah Labda
orang-orang dibimbing ke arah kebaikan, jalan Karya berarti kerja keras, kerja cerdaas, kerja
terang, ke arah cinta bhakti kepada Tuhan Yang ikhlas, kerja berkualitas, kerja tuntas. Lawan
Maha Esa.Niti Sastra terdiri dari 17 Bab dan 340 dari bekerja tuntas adalah bekerja setengah-
sloka (Darmayasa, 2014 : xix). setengah, dengan hati ragu, malas dan tidak
Seva Niti dalam Niti sastra dijelaskan disiplin, pekerjaan yang dilakukan tidak akana
dalam bab V1: sloka 15 s/d 22, Sebagai kunci selesai, pasti meninggalkan masalah, dan
sukses bagi setiap orang yang memiliki sifat- menghasilkan kegagalan. Seva niti harus belajar

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019


94
dari singa yang bekerja secara tuntas, sehingga (Niti Sastra VI:15)
dia bisa menjadi contoh bagi pengikutnya agar Terjemahan :
bisa bekerja sepenuh hati, detil dan tuntas. Pelajarilah: satu hal dari singa, satu hal
Labda karya adalah etos kerja yang dimiliki dari burung bangau, empat hal dari ayam
oleh pemimpin untuk bekerja sempurna, yaitu jantan, lima sifat dari burung gagak,
kerja keras, kerja ikhlas, kerja berkualitasa, enam sifat dari anjing, dan tiga sifat dari
kerja tuntas. Seva niti memberikan Sabda Karya keledai. Mereka yang mempraktikkan
kepada masyarakat dan mempersembahkannya keduapuluh sifat tersebut di atas, akan
kepada tuhan. Niti sastra menjelaskan sebagai selalu berhasil dalam setiap pekerjaan
berikut. yang dilakukannya.

Prabhutam karyamalpam va yannarah


Bekerja tuntas adalah kunci keberhasilan.
kartumicchati,
Mereka yang tidak berhasil pastilah bekerja
Sarvarambhena tatkarya simhadekam
setengah hati, atau tidak menyelesaikan
pracaksate.
pekerjaan. Bekerja tuntas artinya bekerja
( Niti Sastra VI:16)
sepenuh hati, disiplin, detil, selesai, tanpa
Terjemahan :
menyisakan masalah Labda Karya berarti
Pekerjaan yang dilakukan, apakah itu
kerja keras, kerja cerdaas, kerja ikhlas, kerja
besar atau kecil dilakukan degan sepenuh
berkualitas, kerja tuntas.
hati sampai selesai. Inilah satu sifat yang
harus dipelajari dari seekor singa.
b. Dhyana Pradnya (Fokus dan Bijaksana).

Seva Niti dalam Niti sastra dijelaskan Pemimpin seva niti harus mampu bekerja

dalam bab V1: sloka 15 s/d 22, Sebagai kunci fokus dan bijaksana. Bekerja fokus artinya

sukses bagi setiap orang yang memiliki sifat- pikirannya tidak bercabang memikirkan hal-

sifat/ prinsip pemimpin dengan belajar dari hal lain selain pekerjaannya, untuk tujuan

sifat-sifat binatang. Sifat-sifat binatang yang memajukan diri, organisasi dan masyarakamya.

dipelajari tersebut adalah sifat singa, burung Pemimpin yang bekerja fokus akan mampu

bangau, ayam jantan, burung gagak, anjing, membedakan hal-hal yang berhubungan atau

keledai. Niti Sastra menjelaskan bahwa; tidak berhubungan dengan pekerjaannya;


membedakan hal-hal yang penting dan yang

Simhadekam bakadekam siksaccatvari tidak penting; melihat dan memperhatikan

kukkutat, hal-hal yang kecil dan juga hal-hal yang besar

Vayasatpamcasiksecca sat sunastrini yang bisa mempengaruhi diri, organisasi

gardabhat. dan masyarakamya; melihat tantangan dan


peluang dalam setiap kesempatan, serta mampu
JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019 95
melakukan hal-hal yang perlu dan seharusnya dia yang tidak berani. Tanggung jawab terhadap
dilakukan dalam suatu kesempatan secara tepat suatu tugas itulah yang memberikan keberanian.
dan cepat. Kebijaksanaan pemimpin dalam Seseorang mau bertanggung jawab karena dia
bekerja didapatkan dari kemampuannya dalam mengerti tugasnya. Seseorang merasa bemilai
bekerja fokus, dengan melatih keseimbangan karena menyelesaikan tugasnya dengan baik,
batinnya. Niti sastra menjelaskan sebagai berikut yang merupakan pengabdian, pclayanan
: terhadap suatu tugas yang harus dikerjakannya,
Indriyani ca samyamyabakavatoandito yang dibebankan kcpada dirinya. Orang yang
narah bekcrja disiplin, berani dan bertanggung jawab
Desakalam balam jnatva sarwakaryani itu adalah orang yang mandiri. Niti sastra
sadhayet. menjelaskan sebagai berikut :
(Nitisastra VI:17)
Pratyutthanananca yuddhanca
Tarjemahan : samvibhaganca bandhusu

Orang bijaksana hendaknya menahan Svayamakramya bhogam ca

keinginan indria-indrianya seperti burung siksecccatvari kukkutat.

bangau, yang setelah mengetahui dengan (Niti Sastra VI:18)

tepat tempat, waktu dan kekuatan barulah


pekerjaan dilakukan. Terjemahan:
Bangun tepat pada waktunya, dengan

c. Wirya (Disiplin, Berani dan Bertanggung gagah berani berhadap-hadapan

Jawab) bonanpur, segala sesuatu dibagi adil


kepada keluarga dan makanan didapat
Seva Niti adalah pemimpin yang bekerja
atas usaha sendiri. Inilah empat sifat
dengan disiplin, berani dan bertanggung jawab.
yang patut dipelajari dari ayam jantan.
Disiplin artinya tepat waktu, tepat target,
terjadwal, semangat. Pemimpin yang disiplin
d. Jagra (Hati-Hati dan Waspada)
memiliki kesehatan fisik dan mental yang
Pemimpin seva niti adalah pemimpin
prima. Pemimpin yang disiplin menghargai
yang hati-hati dan waspada dalam segala hal.
dan mengelola orang, waktu, uang, energi dan
Dia tidak pernah lengah, tidak pernah lepas dari
sumber daya yang dimilikinya dengan baik.
kehati-hatian dan kewaspadaan. Orang yang
Pemimpin yang berani adalah pemimpin yang
hati-hati dan waspada adalah orang yang selalu
bertanggung jawab. Keberanian dan tanggung
sadar akan segala tindakan dan risiko yang akan
jawab menjadi suatu kesatuan. Seorang yang
dihadapi dari hasil tindakannya tersebut. Hati-
berani adalah dia yang bertanggung jawab.
hati dan waspada bukan berarti takut, tetapi
Seorang yang tidak bertanggung jawab adalah

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019


96
penuh perhitungan dengan segala keadaan dan menj aga penampilan fisik dan asesoris yang
risiko yang harus dihadapi untuk mencapai sederhana tetapi megah. Kesederhanaan
tujuan. hati-hati berani menjaga rahasia, efektif sikap dan tingkah lakunya mencerminkan
dan efisien dalam mengelola sumber daya, teliti kebijaksanaan, wawasan dan pengalaman
detil, cermat dan terampil dalam bekerja, tidak hidup yang luas. Pemimpin yang hidup dalam
cepat percaya terhadap seseorang atau sesuatu kcmewahan akan cepat sakit karena banyak
hal, selalu mencari sumber data yang benar, atau makan, gaya hidup dan pola hidup yang tidak
mengecek kebenaranya sebelum mempercayai sehat. Pemimpin yang hidup dalam kemewahan
sesuatu. Seseorang berhati-hati karena waspada akan cepat bangkrut karna biaya hidupnya yang
terhadap segala kemungkinan bisa saja terjadi tinggi, karena pengeluarannya lebih besar dari
termasuk kemungkinan di luar perhitungan/ pcmasukannya. Pemimpin yang setia berarti
mendadak. Niti sastra menjelaskan sebagai jujur dan tulus, bersedia membela mereka
berikut : yang telah benjasa dalam hidupnya, dan siap
melunasi segala janji atall hutang yang telah
Gudha maituna cahtvam kale dilakukannya. Niti sastra menj elaskan tentang
calayasamgraham, kesederhanaan dan kesetiaan sebagaiberikut :
Apramadama visvasam panca Teremahannya : Kuat menahan keinginan untuk
siksecca vayasat. makan banyak, makan sedikit saja sudah puas,
( Niti sastra VI:19) tidur nyenyak, kalau ada sesuatu cepat terj
aga, setia kepada orang Yang memeliharanya
Terjemahan : dan memiliki keberanian yang mengagumkan.
Hubungan suami istri dilakukan di Keenam sifat ini perlu dipelajari dari anjing
tempat tersembunyi,da1am setiap (Niti Sastra VI: 20).
keadaan selalu waspada, setiap waktu
mengumpulkan sesuatu yang diperlukan. f. Santhi (Puas dan Damai)
melakukan setiap pekerjaan dengan amat Seva Niti adalah pemimpin yang selalu
hati hati, tidak cepat percaya kepada merasakan rasa puas dan damai, Puas berarti
siapapun, pelajarilah kelima sifat ini dari bersyukur, bahagia, menikmati segala hasil dan
burung gagak. jerih payah yang telah dilakukan. Hati yang
gembira adalah wujud dari kepuasan. Karena
e. Prasaja (Sederhana dan Setia). merasa puas smeorang menjadi gembira. Orang
Seva Niti adalah pemimpin yang yang bekerja dengan hati yang gembira tidak
sederhana dan setia. Pemimpin memiliki hak akan merasakan keletihan atau kejenuhan.
untuk menikmati fasilitas kepemimpinannya, Seseorang merasakan puas karena bersyukur,
tetapi pemimpin harus tetap scdexhana, dengan menikmati kerja. Dengan hati yang bergembira,

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019 97


segala masalah di dalam bekerja, berat atau namun memiliki nilai-nilai praktis.
ringan, panas atau dingin, akan dinikmatinya Seva Niti berarti kepemimpinan yang
dengan senang hati. Bekerja dengan hati yang melayani, yang memberikan pelayanan,
gembira akan memberikan kedamaian lahir dan memberikan kepuasan kepada yang dilayani,
batin. Kepuasan, kegembiraan dan kedamaian sebagai pemimpin dengan penuh sabar dan kasih
dalam bekerja akan memberikan hasil kerja memimpin organisasi dan pengikutnya untuk
yang gemilang. Niti Sastra menjelaskan sebagai mencapai tujuan organisasi dan kesejahteraan
berikut: pengikutnya. Bhagawad Gita adalah ajaran
yang ndirumuskan oleh Sri Krisna untuk laki-
Susranto pi vahed bharam sitosne na ca laki dan perempuan yang bekerja yang terlibat
pasyati, secara aktif dalam berbagai bidang pekerjaan
Santuastasvarate nityam trini siksecca sebagai staff atau pemimpin dalam organisasi,
gardabhat. bukan untuk mereka yang pergi ke hutan sebagai
(Niti Sastra VI:21) wanaprastha atau hidup mengembara sebagai
Terjemahan: sanyasi. Ajaran rahasia untuk bisa bekerja secara
Walau merasa payah sekali tetapi efektif dalam Bhagawad Gita adalah sthitaprajna
bebannya masih tetap dibaawa, (kebijaksanaan yang mantap), lokasamgraha
tidak melihat suasana panas atau (untuk kesejahteraan masyarakat luas), jnana
dingin,senantiasa berjalan dengan rasa (ilmu pengetahuan). Sthitaprajna muncul
puas dan damai. Pelajarilah ketiga sifat dari pikiran yang tenang, yang menghasilkan
ini dari keledai. kebijaksanaan yang mantap.

III. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Nitisastra merupakan ajaran


pemimpin,yang juga diartikan ilmu yang Darmayasa, 2014. Canakya Niti Sastra.

bertujuan untuk membangun suatu megara Surabaya: Paramita.

baik dari segi tata negara,tata pemerintahan Miswanto, 2015. Kekawin Niti Sastra

maupun tata masyarakatnya. Sehubungan Text, Terjemahan dan komentar.

dengan pembangunan negara,pemerintahan dan Surabaya:Paramita.

masyarakat berdasarkan Nitisastra,ajaran agama Meyer, J., 2008. Pemimpin yang Sedang

Hindu dapat memberikan nilai-nilai morildari Dibentuk, Hal-hal Penting Untuk

wujud pembangunan tersebut. Dalam hal ini Menjadi Seorang Pemimpin yang

Nitisastra dapat berarti suatu konsepsi penataan Berkenan di Hati Allah. Jakarta:

pemerintahan dan pembangunan negara secara Immanuel Publishing House.

umum yang bersifat universal dan teoritis, Northouse,P.G. , 2013. Kepemimpinan, Teori

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019


98
dan Praktek. Jakarta: PT. Indeks.
Suhardhana, K.M. 2008. Nitisastra ilmu
Kepemimpinan dan Management
Berdasarkan Agama Hindu. Surabaya:
Paramita.
Wididana. 2019. Seva Niti Dalam Kepemimpinan
gubernur Bali Periode 2008-2018.
IHDN Denpasar.

JURNAL SPHATIKA VOL 10, NO 2, SEPTEMBER 2019 99

Anda mungkin juga menyukai