Anda di halaman 1dari 4

BAB VII

KEWAJIBAN KEPEMIMPINAN HINDU

A. Landasan Kerja Seorang Pemimpin

Dalam kitab Prajaniti Widya Sasana disebutkan ada lima landasan kerja
seorang pemimpin sebagai kewajibannya dalam kepemimpinan Hindu.
1. Mengusahakan kemakmuran atau kebahagiaan untuk semua.
Pemimpin yang utama adalah pemimpin yang bekerja untuk kepentingan
orang banyak. Ajaran ini dapat pada diri Prabhu Dasaratha yang diterangkan
dengan kalimat seperti berikut :
Inakakenang bhuwana kabeh ya ta donira mangjanma
Parartha gumawe sukhanikang rat
Sukanikang rat yateka ginawenya
Artinya :
Mencapai kebahagiaan masyarakat itulah tujuan Sang Dasaratha
menjelma
Mengutamakan bekerja untuk kebahagiaan masyarakat
Menuju kebahagiaan masyarakat itu selalu dikerjakan.
Jelaslah di sini bahwa setiap pemimpin harus bekerja untuk kepentingan
masyarakat, bukanlah pemimpin itu diangkat hanya untuk memenuhi
kepentingan diri sendiri ataupun salah satu kelompok saja.
Dalam Bhagawadgita II.47 disebutkan sebagai berikut ;
Karmany ewa dhikarasathe ma phalesu kadacara,
ma karma phala hetur bhur ma te sangostv akarmani
Artinya :
Hanya pada pelaksanaanlah engkau berhak, bukan sama sekali pada
hasilnya. Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasan bagimu, pun
juga jangan membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu
pekerjaan apapun.
Pada sloka ini Sri Kresna menyarankan Arjuna untuk bekerja sungguh-
sungguh untuk kesejahteraan dunia tanpa pamrih.
2. Pemimpin hendaknya bekerja atas dasar undang-undang atau satra dan
adil
Di dalam Nitisastra didapatkan keterangan bahwa pemimpin itu
Chankrawarttin. Sekalipun pemimpin itu berdaulat penuh, bukanlah
kedaulatan itu semata-mata untuk kedaulatan semataa, tetapi kedaulatan itu
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan yang disebutkan Dharma
Prawartaka. Ini berarti pemimpin tidak boleh bertindak semaunya, tetapi
bertindak harus berdasarkan undang-undang, sesuai dengan apa yang
tercantum dalam Ksatrya Sesana (tata tertib seorang Ksatrya). Seperti yang

Kewajiban Kepemimpinan Hindu 43


tercantum dalam Bhagawadgita XVIII.43 yang menerangkan kewajiban dari
seorang pemimpin masyarakat :
Sauryam tejo dhrtih dăksyam yuddhe căpy apalayanam,
danam isavara bhăvas ca ksătriyam karma svabhăva jam
Artinya :
Pembrani, lincah, teguh, cakap, pantang mundur dalam
perjuangandermawan, dan berbakat memimpin adalah ciri Ksatria
Varna sesuai dengan bakat pembawaannya.
3. Mengusahakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat
Untuk mencapai kemakmuran atau kebahagiaan bersama, pemimpin
hendaknya membuka lapangan pekerjaan untuk menampung tenaga-tenaga
rakyat. Artinya, bagaimana seorang pemimpin dapat membagikan tugas-tugas
kepada masing-masing orang dalam sebuah organisasi atau pemerintahan,
sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan baik untuk kesejahteraan
masyarakat.
4. Memberikan tanda penghargaan kepada orang-orang yang berjasa pada
Negara atau masyarakat ataupun organisasi
Pemberian tanda penghargaan kepada orang yang berajas kepada Negara
sangatlah perlu dilakukan seorang pemimpin dalam rangka membangkitkan
semangat mereka bekerja. Hal ini juga mempunyai nilai psikologis yang baik
untuk membangun atau memotivasi semangat yang lainnya untuk bekerja
lebih baik. Tanda penghargaan ini tidaklah semata-mata berbentuk materi saja,
tetapi dengan ungkapan kata-kata yang halus manis serta member pujian juga
merupakan penghargaan.
5. Memberikan perlindungan kepada mereka yang menderita
Seorang pemimpin hendaknya selalu memperhatikan, memberikan rasa aman
pada kehidupan masyarakat yang terkecil, mengiangat pemimpin itu adalah
sebagai pelindung rakyat. Disinilah pemimpin itu harus memperlihatkan
kepemimpinannya untuk mencari jalan keluar dalam rangka menyelamatkan
kaum miskin.
Demikianlah lima kewajiban pemimpin dalam Kepemimpinan Hindu
yang disebutkan dalam kitab Prajaniti Widya Sesana, kalau disimpulkan menjadi
tiga program, yaitu :
1. Peace (perdamaian/persatuan)
2. Protection (perlindungan/pemeliharaan)
3. Justice (keadilan)
Seorang pemimpin masyarakat hendaknya mampu menciptakan
perdamaian, memberikan perlindungan dan keadilan dalam masyarakat. Tiga hal
inilah yang menjadi cirri dari ajaran kemasyarakatan.
Dalam Manawa Dharmasastra disebutkan ada beberapa kewajiban yang
mesti harus dilakukan oleh seorang Ksatrya.

Kewajiban Kepemimpinan Hindu 44


Prajanam raksanam danam ijyadhyayanamewa ca,
wisayeswaprakasaktatisca ksatryasya samasanah (Manawa
Dharmasastra I: 89)
Artinya :
Kewajiban seperti melindungi rakyat ; member dana ;
menyelenggarakan upacara yajna ; mempelajari Weda ; dan
mengendalikan diri agar tidak terikat oleh benda-benda duniawi
ditetapkan sebagai kewajiban ksatrya.

Brahman praptena samskaram ksatriyena yatha widhi, sarwasyasya


yathanyayam kartwyam pariraksanam (Manawa Dharmasastra, VIII :2)
Artinya :
Ksatrya (pemimpin) yang telah menerima upacara pengukuhan dari
Weda berkewajiban mengayomi seluruh dunia (Negara dan rakyatnya)
sebaik-baiknya.

Indranilayamarkanam agnesca warunasya ca, candrawittesayoscaiwa


matra nirhrtya saswatih (Manawa Dharmasastra, VII : 4)
Artinya :
Untuk memenuhi maksud tersebut pemimpin hendaknya memiliki
karakter dewa Indra, Wayu, Yama, Surya, Agni, waruna, Candra, dan
Kuwera.

Indrasyarkasya wayosca yamasya warunasya ca, Candrasyagneh


prithwiwyasca tejowritam nripascaret (Manawa Dharmasastra, IX :
303)
Artinya :
Pemimpin hendaknya berprilaku yang sama dengan dewa-dewa, seperti
Indra, Surya, Wayu, Yama, Waruna, Candra, Agni, dan Pretiwi.

Kewajiban lainnya seorang pemimpin terdapat dalam penjelasan Kitab


Manawa Dharmasastra sebagai berkut :
Yatha sarwani bhutani dhara dharayata samam, yatha sarwani bhutani
bidhratah partiwam wratam (Manawa Dharmasastra, IX :311).
Artinya :
Laksana bumi berlaku sama dalam menopang hidup semua mahluk.
Demikianlah hendaknya pemimpin, berkewajiban untuk
mensejahterakan rakyatnya.

Karyam so weksya saktimca desakalan ca tattwatah, kurute


dharmasiddhiyartham siswarupam punah-punah (Manawa
Dharmasastra, VII: 10).

Kewajiban Kepemimpinan Hindu 45


Artinya :
Untuk mencapai keadilan yang sempurna, setelah mengalami persoalan
secara mendalam, baik maksud, kekuatan, tempat dan waktu, seorang
pemimpin hendaknya dapat mengekspresikan dirinya dengan berbagai
macam karakter (sesuai keadaan).

Sa raja puruso danda sa neta sasita ca sah, caturnamasramanam ca


dharmasya prtbhuh smrtah (Manawa Dharmasastra, VII : 17).
Artinya :
Hukum adalah penuntun bagi pemimpin yang mengatur perilaku
penguasa. Dan hokum pula yang mengatur hidup catur asrama (empat
tahapan hidup).

Dandah sasti prajah sarwa danda ewabhiraksati, danda suptesu jagarti


danda dharnam widurbudhah (Manawa Dharmasastra, VII : 18)
Artinya :
Hukum itu sendirilah yang mengatur dan melindungi semua mahluk,
baik ketika ia terjaga maupun tidur. Oleh karena itu orang arif
menyamakan hukum dan dharma.

Wanijyam karayedwaisyam kusidam krsimewa ca, pasunam raksanam


caiwa dasyam manam (Manawa Dahrmasastra, VII : 410)
Artinya :
Pemimpin berkewajiban mengatur waisya dalam perdagangan,
memimjakan uang, bertani, beternak. Demikian pula pemimpin
berkewajiban mengatur bagi sudra melaksanakan pelayanan kepada
golongan dwijati.

Alabdham caiwa lipseta lamdham raksetprayatnatah, raksitam


wardhayescaiwa widdham patresu nihksipet (Manawa Dharmasastra,
VII : 99)
Artinya :
Pemimpin hendaknya berusaha mendapatkan apa yang belum
diperolehnya. Yang telah diperoleh hendaknya dijaga sebaik-baiknya.
Pemimpin hendaknya juga memperbesar apa yang mesti diperbesar dan
berderma kepada mereka yang pantas menerima derma.

Kewajiban Kepemimpinan Hindu 46

Anda mungkin juga menyukai