Dalam kitab Prajaniti Widya Sasana disebutkan ada lima landasan kerja
seorang pemimpin sebagai kewajibannya dalam kepemimpinan Hindu.
1. Mengusahakan kemakmuran atau kebahagiaan untuk semua.
Pemimpin yang utama adalah pemimpin yang bekerja untuk kepentingan
orang banyak. Ajaran ini dapat pada diri Prabhu Dasaratha yang diterangkan
dengan kalimat seperti berikut :
Inakakenang bhuwana kabeh ya ta donira mangjanma
Parartha gumawe sukhanikang rat
Sukanikang rat yateka ginawenya
Artinya :
Mencapai kebahagiaan masyarakat itulah tujuan Sang Dasaratha
menjelma
Mengutamakan bekerja untuk kebahagiaan masyarakat
Menuju kebahagiaan masyarakat itu selalu dikerjakan.
Jelaslah di sini bahwa setiap pemimpin harus bekerja untuk kepentingan
masyarakat, bukanlah pemimpin itu diangkat hanya untuk memenuhi
kepentingan diri sendiri ataupun salah satu kelompok saja.
Dalam Bhagawadgita II.47 disebutkan sebagai berikut ;
Karmany ewa dhikarasathe ma phalesu kadacara,
ma karma phala hetur bhur ma te sangostv akarmani
Artinya :
Hanya pada pelaksanaanlah engkau berhak, bukan sama sekali pada
hasilnya. Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasan bagimu, pun
juga jangan membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu
pekerjaan apapun.
Pada sloka ini Sri Kresna menyarankan Arjuna untuk bekerja sungguh-
sungguh untuk kesejahteraan dunia tanpa pamrih.
2. Pemimpin hendaknya bekerja atas dasar undang-undang atau satra dan
adil
Di dalam Nitisastra didapatkan keterangan bahwa pemimpin itu
Chankrawarttin. Sekalipun pemimpin itu berdaulat penuh, bukanlah
kedaulatan itu semata-mata untuk kedaulatan semataa, tetapi kedaulatan itu
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan yang disebutkan Dharma
Prawartaka. Ini berarti pemimpin tidak boleh bertindak semaunya, tetapi
bertindak harus berdasarkan undang-undang, sesuai dengan apa yang
tercantum dalam Ksatrya Sesana (tata tertib seorang Ksatrya). Seperti yang