Anda di halaman 1dari 56

SKRIPSI

ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK


KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PADA
GARDU HUBUNG MULTISTRADA PT. PLN
(PERSERO) UP2D JAWA BARAT

DISUSUN OLEH :

AISYAH INGGIT AYU NINGRUM


201611004

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
JAKARTA, 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul

ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK


KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PADA
GARDU HUBUNG MULTISTRADA PT. PLN
(PERSERO) UP2D JAWA BARAT

Disusun oleh :

AISYAH INGGIT AYU NINGRUM

NIM : 2016-11-004

Diajukan untuk memenuhi


Persyaratan
Program Studi Sarjana Teknik Elektro
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI - PLN

Jakarta, 24 Juli 2020

Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi S1 Dosen Pembimbing Utama
Teknik Elektro
Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro,
O=Institut Teknologi PLN, CN=Tony
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id
Location: Jakarta
Date: 2020-08-26 05:36:10

(Tony Koerniawan, S.T., M.T.) (Andi Makkulau, S.T., M.Ikom., M.T.)


Dos en Pembi mbD
i niggitaKlley dsuiganed by ag usy ogianto
cal, O=itpln,

agus
DN: C=ID, OU=electr
CN=agus yogianto,
E=agus.yogianto@stt pl .a c.id

yogianto (Aloysius Agus


Reason: I am approv ng th is
Yogidaonctuom, eIrn.t,M.T.)
Location: Lembar peng esahan
Date: 2020-08-18 20:32:5 9
Foxit PhantomPDF Version: 9.6.0

i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Aisyah Inggit Ayu Ningrum


Nim : 2016 – 11 – 004
Program Studi : S-1 Teknik Elektro
Judul : ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK
KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
PADA GARDU HUBUNG MULTISTRADA PT. PLN
(PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR
DISTRIBUSI JAWA BARAT

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus sidang Skripsi pada Program Sarjana
Strata 1, Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi – PLN pada tanggal
(10 Agustus 2020).

Mengetahui,

Kepala Program Studi S1 Teknik Elektro


Digitally signed by Tony
Koerniawan
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN=Tony Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.i
d
Location: Jakarta
Date: 2020-08-26 05:36:25

(Tony Koerniawan, S.T., M.T)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Aisyah Inggit Ayu Ningrum


Nim : 2016 – 11 – 004
Program Studi : S-1 Teknik Elektro
Judul : ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK
KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
PADA GARDU HUBUNG MULTISTRADA PT. PLN
(PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR
DISTRIBUSI JAWA BARAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan IT-
PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika ternyata pernyataan
ini tidak benar.

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat:

Andi Makkulau, S.T., M.Ikom., M.T. I


Aloysius Agus Yogianto, Ir.,M.T. II

Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga


Skripsi ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :

1. Ibu Erlina, S.T., M.T selaku Kepala Departemen Teknik Elektro Institut
Teknologi PLN, Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
2. Bapak Tony Koerniawan, ST., MT selaku Kepala Program Studi Teknik
Elektro
3. Bapak Yusfian selaku staf PT. PLN (Persero) UP2D Jabar DCC Bekasi
4. Bapak Dedi selaku staf PT. PLN (Persero) UP2D Jabar DCC Bekasi
5. Bapak Guna selaku staf PT. PLN (Persero) UP2D Jabar DCC Bekasi
Yang telah mengizinkan saya melakukan pengumpulan data dan memberikan
penjelasan terkait penyusunan skripsi ini.

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi - PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Aisyah Inggit Ayu Ningrum
NIM : 2016-11-004
Program Studi : S1 – Teknik Elektro
Departemen : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Teknologi - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK KEANDALAN SISTEM
JARINGAN DISTRIBUSI PADA GARDU HUBUNG MULTISTRADA PT. PLN
(PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI JAWA BARAT

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi - PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base),
merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta 24 Juli 2020


Yang menyatakan

( Aisyah Inggit Ayu Ningrum )

v
ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK KEANDALAN
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PADA GARDU HUBUNG
MULTISTRADA PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA
PENGATUR DISTRIBUSI JAWA BARAT
AISYAH INGGIT AYU NINGRUM (2016 – 11 – 004)
Dibwah bimbingan Bapak Andi Makkulau, S.T., M.Ikom., M.T. dan Bapak
Aloysius Agus Yogianto, Ir., M.T.

ABSTRAK
Untuk mendapatkan keandalan yang tinggi dibutuhkan Sistem SCADA sangat
lah penting dikarenakan sistem SCADA memiliki kelebihan yaitu dapat
memantau, mengendalikan, mengkonfigurasi dan mencatata kerja sistem secara
real time, dan menangani gangguan yang permanen ataupun sementara dalam
waktu singkat secara remote dari pusat kontrol, disistem tenaga listrik, SCADA
memiliki fungsi untuk membantu mendapatkan sistem pengoperasian yang lebih
baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kenaikan indek
nilai SAIDI sebelum dan sesudah SCADA diberi fasilitas remote control. Lama
padam saat SCADA belum difasilitasi remote control sekitar 40-50 menit setiap
bulannya namun pada tahun 2019 SCADA sudah diberikan fasilitas remote
control lama pada yang dialami pelanggan setiap bulan kurang dari 5 menit.
Metode yang di gunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif
dan metode kuantitatif, dimana metode kualitatif didapatkan dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber lalu untuk metode kuantitatif
peneliti menggunakan perhitungan indek nilai SAIDI yang memiliki hasil sebelum
SCADA difasilitasi remote control sebesar 23,739 Jam/tahun dengan
memberikan fasilitas remote control pada penyulang didapatkan indeks nilai
SAIDI sebesar 3,3798 Jam/tahun. Dari analisa yang dilakukan membuktikan
bahwa setelah di berikan fasilitas remote control pada SCADAkeandalan sistem
jaringan distribusi mengalami peningkatan sebesar 85%.
Kata Kunci : SCADA, Remote Control, Keandalan, SAIDI

vi
ANALYSIS OF SCADA UTILIZATION FOR THE RELIABILITY OF
DISTRIBUTION NETWORK SYSTEMS IN THE MULTISTRADA
CONNECTION GARDU PT. PLN (PERSERO) IMPLEMENTING
THE UNIT OF JAVA WEST DISTRIBUTION

AISYAH INGGIT AYU NINGRUM (2016 – 11 – 004)


Under the guidance of Andi Makkulau, ST, M.Ikom., MT and Aloysius Agus
Yogianto, Ir., MT

ABSTRACT

To obtain high reliability, SCADA system is very important because the SCADA
system has the advantage of being able to monitor, control, configure and write
system work in real time, and handle permanent or temporary interference in a
short time remotely from the control center, powered by the power system,
SCADA has a function to help obtain a better operating system. This Research
was conducted to know how large the index OF SAIDI values before and AFTER
SCADA was given a remote control facility. Long extinguished WHEN SCADA
has not facilitated the remote control about 40-50 minutes each month BUT IN
the year 2019 SCADA has been given a long remote control facility in the
customer experienced every month less than 5 minutes. Method used to do this
research is a qualitative method and quantitative method, in which qualitative
method is obtained from the results of interviews conducted by researchers with
the past speakers for quantitative methods researchers use the calculation of the
value index SAIDI that has the results before SCADA facilitated remote control
of 23.739 hours/year by providing a remote control facility on the reset of the
value Index Saidi amounted 3.3798 hours. From the analysis done proves that
once given the remote control facility on SCADA reliability of the distribution
network system has increased by 85%.
Keywords: SCADA, Remote Control, reliability, Saidi

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... iii
ABSTRAK ...........................................................................................................vi
ABSTRACT........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii
BAB I................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian .......................................................................... 2
1.2.1 Indetifikasi Masalah ............................................................................ 2
1.2.2 Ruang Linkup Masalah ....................................................................... 2
1.2.3 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 3
BAB II.................................................................................................................. 4
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 4
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 7
2.2.1 Sistem Kelistrikan ............................................................................... 7
2.2.2 Sistem Distribusi ................................................................................. 8
2.2.3 Sistem Scada .................................................................................... 12
2.2.4 fungsi SCADA .................................................................................. 17
2.2.5 pengaruh SCADA Pada Sistem Distribusi......................................... 18
2.2.6 Remote Control (RC)........................................................................ 18
2.2.7 Keandalan Sistem Distribusi ............................................................. 19
2.2.8 Standar Keandalan Sistem Distribusi 20kV di PT. PLN (Persero) ..... 21
2.2.9 Faktor Keandalan Sistem ................................................................. 22
2.2.10 Indek Keandalan Sistem................................................................. 22
2.3 Kerangka pemikiran ................................................................................ 23

BAB III ............................................................................................................... 24


viii
3.1 Perencanaan Penelitian .......................................................................... 24
3.1.1 Studi Literatur ................................................................................... 24
3.1.2 Pengamatan Lapangan dan Pengambilan Data .................................. 24
3.1.3 Metode Wawancara .......................................................................... 24
3.1.4 Pengolahan Data .............................................................................. 24
3.1.5 Diagram Alur Penelitian .................................................................... 25
3.2 Teknik Analisa ......................................................................................... 26
3.2.1 Perhitungan SAIDI ............................................................................ 26
BAB IV .............................................................................................................. 28
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 28
4.2 Pembahansa ........................................................................................... 29
4.2.1 Perhitungan Data Sistem SCADA Sebelum Remote Control ............ 29
4.2.2 Perhitungan Data Sitem SCADA Sesudah Remote Control .............. 31
4.2.3 Analisa Perbandingan Penggunaan Sistem SCADA Sebelum dan
Sesudah Remote Control........................................................................... 33
BAB V ............................................................................................................... 37
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 37
5.2 Saran.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 40

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Sistem Penyaluran Tegangan Listrik............................................. 7
Gambar 2. 2 Jaringan Distribusi Primer 20kV .................................................... 9
Gambar 2. 3 Gardu Distribusi Jenis Tiang ......................................................... 9
Gambar 2. 4 Sistem Distribusi Tenaga Listrik .................................................. 10
Gambar 2. 5 Sistem Jaringan Radial ............................................................... 10
Gambar 2. 6 Sistem Jaringan Spindel ............................................................. 11
Gambar 2. 7 Sistem Jaringan Lingkar (Loop) .................................................. 12
Gambar 2. 8 Konfigurasa Sistem SCADA Secara Umum ................................ 13
Gambar 2. 9 RTU Dengan Media Komunikasi Kabel Kontrol Atau Radio ........ 15
Gambar 2. 10 RTU Dengan Media Komunikasi Faber Optik ........................... 15
Gambar 2. 11 Kerangka Pemikiran.................................................................. 23
Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian ............................................................... 25

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Tahun - Tahun Sebelumnya ............................................. 6
Tabel 4. 1 Detai Jumlah Pelanggan Penyulang Markisa ................................. 29
Tabel 4. 2 Detail Jumlah Pelanggan Padam ................................................... 30
Tabel 4. 3 Detail Data Lama Padam ................................................................ 30
Tabel 4. 4 Detail Jumlah Pelanggan Sesudah Remote Control ....................... 31
Tabel 4. 5 Detail Jumalah Pelanggan Padam Sesudah Remote Control ......... 32
Tabel 4. 6 Detail Data Lama Padam Sesudah Remote Control ....................... 32
Tabel 4. 7 Perabandingan Sebelum RC dan Sesudah RC .............................. 36

xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN SAIDI .................................................... A-1

LAMPIRAN LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI. ................................................. A-3


LAMPIRAN LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI. ................................................. A-4

xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Distribusi memiliki jangkauan yang sangat luas, sistem distribusi
mencakup jaringan tegangan menengah atau yang biasa kita sebut JTM
dengan tegangan 20kV lalu jaringan tegangan rendah yang biasa disebut
JTR dengan tegangan sebesar 220/380 V hingga pelanggan. Distribusi
tenaga listrik menyalurkan listrik menggunakan kawat dari GI hingga ke
pusat pusat beban
Berkembangnya zaman dari tahun ketahuan dan keperluan listrik yang
terus meningkat namun sumber daya yang dimiliki makin berkurang, banyak
penelitian yang mengembangkan gagasan baru yang cukup pesat dalam
idang kelistrikan , diantaranya adalah pengelolahan sistem tenaga listrik
mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga pelayanan pelanggan,
terutama untuk memeperoleh pengelolaan sistem yang aman dan mutu
yang baik namun tetap dengan biaya yang efisien.
Dalam penyaluran tenaga listrik, tingkat keandalan Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) sangan diperlukan karena ini merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap kesinambungan penyalura energi listrik sampe
ke konsumen. Untuk mendapatkan keandalan yang tinggi, penerapan sistem
SCADA pada jaringan distribusi tegangan listrik sangatlah diperlukan,
dimana keebihan dari sistem SCADA yang diterapkan pada jaringan
distribusi jika dibandingkan dengan sistem yang telah ada sebelumnya
berpengaruh sangat signifikan terhadap efisiensi dari sistem pendistribusian
tenaga listrik, adapaun kelebihan sistem SCADA yaitu dapat memantau,
mengendalikan, mengkonfigurasi dan mencatata kerja sistem secara real
time, dan menangani gangguan yang permanen ataupun sementara dalam
waktu singkat secara remote dari pusat kontrol

1
1.2 Permasalahan Penelitian
Dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu pemanfaatan SCADA
untuk keandalan dalam pengoperasian jaringan distribusi yang dimana
belum semua Gardu Induk di Indonesia menggunakan sistem SCADA untuk
pengoperasian jaringan. Namun untuk daerah jawa dan sekitarnya, terutama
di Jawa Barat dimana saya melakukan kerja magang dan penelitian, masih
ada beberapa penyulang dan Gardu Hubung yang sudah menggunakan
SCADA namun belum siap untuk di remote.

1.2.1 Indetifikasi Masalah


Permasalahan penelitian yang diajukan ini dapat di identifikasi
permasalahannya sebagai berikut :
1. Terjadi gangguan yang cukup lama saat Gardu Hubung belum
difasilitasi remote dan posisi Gardu Hubung jauh dari kantor unit,
maka petugas kesulitan untuk melakukan manuver secara manual
karena akses masuk Gardu yang sulit, maka diperlukan fasilitas
remot untuk Gardu ini agar meminimalisir waktu padam

1.2.2 Ruang Linkup Masalah

Ruang lingkup permasalahan akan di pusatkan pada studi


pemanfaatan untuk keandalan sistem jaringan distribusi.
Untuk mempermudah penelitian makan penulis akan membatasi
ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :
1. Hanya mencakup Gardu Hubung Multistrada (MLST).
2. Hanya satu jalur yang akan diteliti.
3. Hanya menggunakan 1 metode yaitu SAIDI
4. Kajian yang di lakukan tidak membahas Pembangkitan dan
Jaringan Transmisi
1.2.3 Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keandalan jaringan distribusi pada GH Multristrada
sebelum SCADA diremote ?

2
2. Bagaimana keandalan jaringan distribusi pada GH Multristrada
sesudah SCADA diremote ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Memenusi syarat dalam menyelesaikan program studi S1 IT-PLN
Jakarta.
2. Mempelajari cara kerja pengoprasian SCADA.
3. Mempelajari bagaimana SCADA menjaga keandalan sistem
distribusi.
4. Mengetahui peningkatan indek nilai SAIDI sebelum dan sesudah
SCADA diberi fasilitas remote control.
Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Menjadi referensi bagi mahasiswa khususnya IT-PLN yang memilik
topik terkait.
2. Menambah pengetahuan tentang sistem kerja SCADA
3. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
hal evaluasi keandalan penyaluran daya yang sesuai dengan
Standar PLN.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam penyaluran tenaga listrik, keandalan Sistem Jaringan Distribusi
sangat dibutuhkan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi laju
penyaluran energi listrik hingga ke pelanggan. Untuk memperoleh keandalan
yang tinggi maka penerapan SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
sangat dibutuhkan. Kelebihan dari menggunakan sistem SCADA yang
diterapkan pada jaringan distribusi jika dibandingkan dengan sistem yang
sebelumnya (konvensional) sistem SCADA saat memantau, mengendalikan,
mengkonfigurasi, dan mencatat kerja sistem secara real time (setiap saat),
dan dapat menangani gangguan yang sifatnya permanen atau temporer
dalam waktu yang singkat dari pusat kontrol. Ada beberapa penelitian yang
sebelumnya membahas mengenai manfaat SCADA untuk keandalan sistem
jaringan distribusi, yang dapat di jadikan bahan referensi dalam
pengembangan tugas akhir, yaitu

4
Tabel 2. 1 Penelitian Tahun - Tahun Sebelumnya

No. Nama & Asal Judul Metode Hasil


Upaya Penanganan Down
Righavania
time RTU Sistem SCADA Dengan menggunakan remote control waktu
(Purba, Nadear Purba
Untuk Meningkatkan Kinerja Kuantitatif untuk melakukan manuver jadi lebih singkat
2019) Institut
Availability Di PT. PLN yaitu 30-40 menit
Teknologi PL
(Persero) UP2D Banten
Penanganan gagal RC
Penanganan gagal RC ialah dengan
Cynthia Ratna (Remote Control) Pada
penambahan Smart Dummy, smart ummy ini
Rahayu Sistem Scada Di Gardu Kuantitatif
2 sangat membantu untuk mendiagnosa
Institute Hubung PT. PLN (Persero ) Kualitatif
penyebab gagal rc dam memepercepat waktu
Teknologi PLN Unit Pelaksana Pengatur
pengusutan gagal RC
Distribusi Banten
Analisa Penambahan Fasilitas Stelah penambahan fasilitas SCADA
Ranggina
Sistem SCADA Untuk menunjukkan angka penurunan SAIFI, SAIDI
Mahnia Ariyanti Kuantitatif
3 Peningkatan Keandalan dan penambahan fasilitas SCADA
Institute Kualitatif
Jaringan Distribusi 20 kV PT. dikategorikan berhasil karena peningkatan
Teknologi PLN
PLN (Persero ) UP3 Cikokol keandalan semakin baik.

6
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sistem Kelistrikan

Tenaga listrik memiliki sistem pembangkitan, sistem


pembangkitan memiliki beberapa jenis yaitu, PLTA, PLTU, PLTG,
PLTP, dan PLTD kemudian akan disalurkan melalui transmisi, namun
sebelum disalurkan ke transmisi terlebih dahulu akan dinaikan
tegangannya oleh transformator penaik tegangan (step up
transformer) yang berada pada pusat listrik.

Saluran transmisi tegangan tinggi PLN biasanya memakai


tegangan sebesar 66kV, 150kV, dan 500kV. Setelah tenaga listrik di
salurkan oleh saluran transmisi makan tenaga listrik akan sampai di
gardu induk (GI) lalu di turunkan tegangannya melalu transformator
penurun tegangan (step down transformer) dan menjadi tegangan
distribusi primer. Tegangan primer yang di pakai PLN saat ini adalah
20kV, 12kV, dan 6kV.

Pendistribusian akan melewati jaringan distribusi primer


kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya di dalam gardu
distribusi menjadi tegangan rendah sebesar 380/220 Volt atau
220/127 Volt, lalau disalurkan melewati kabel kabel jaringan
tegangan menengah untuk disalurkan ke rumah – rumah pelanggan
PLN melalui sambungan rumah. (Aziz, 2017)

Gambar 2. 1 Sistem Penyaluran Tegangan Listrik

7
( Sumber : Skripsi Jatmiko Aziz, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto)
2.2.2 Sistem Distribusi

Jaringan distribusi adalah bagian – bagian rangkaian dari sumber


daya sampai kWh meter pelanggan. Saluran distribusi adalah saluran
yang digunakan untuk menyalurkan energi listrik dengan tegangan
nominalnya sampai 30kV. Fungsi sistem distribusi, untuk menyalurkan
dan mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk (GI) ke pusat
beban. (Aziz, 2017)

Jenis Gardu pada sistem jaringan distribusi dibagi menjadi dua yaitu :

1. Gardu Induk (GI)

GI memiliki fungsi untuk menerima daya listrik dari jauringan


transmisi lalu menurukan tegangannya menjadi tegang 20 kV
(Jaringan Tegangan Menengah / JTM)

2. Gardu hubung (GH)

GH memiiliki fungsi sebagai penerima daya listrik yang


berasal dari gadu induk yang telah diturunkan lebih dahulu
menjadi tegangan menengah lalu menyalurkan daya listrik tanpa
mengubah tegangan menuju gardu atau trafo distribusi. (Andre,
2016)

Jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Distribusi Primer
Distribusi primer adalah jaringan distribusi yang bertegangan
20kV (tegangan menengah). Jaringan ini merupakan jaringan
penyulang. Jaringan ini bermula dari titik sekunder trafo daya yang
berada pada gardu induk sampai ke titik primer trafo distribusi
yang berada di tiang saluran.

8
Gambar 2. 2 Jaringan Distribusi Primer 20kV

(Sumber : Skripsi Muchtar Hermadi Andre, UIN SUSKA RIAU)


2. Distribusi Sekunder

Gambar 2. 3 Gardu Distribusi Jenis Tiang

(Sumber : Skripsi Muchtar Hermadi Andre, UIN SUSKA RIAU)

Distribusi sekunder merupakan jaringan distribusi yang


termasuk kedalam kategori tegangan rendah (380/220 Volt).
Jaringan distribusi sekunder berawal dari titik sekunder trafo
distribusi sampai ke kWh meter pelanggan. (Aziz, 2017)

9
Gambar 2. 4 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

( Sumber : Skripsi Jatmiko Aziz, Universitas Muhammadiyah


Purwokerto)

Sistem jaringan distribusi dapat dibagi menurut susunan


rangkaiannya yaitu :
1. Sistem Jaringan Radial

Gambar 2. 5 Sistem Jaringan Radial

(Sumber : Skripsi Cynthia Ratna Rahayu, Institut


Teknologi PLN)
Sistem jaringan radial merupakan sistem jaringan
yang paling sedrhana dari semua jenis sistem jaringan

10
distribusi. Sistem ini menyalurkan tenaga listri secara radial
dari sumber tenaga listrik hingga ke titik beben, namun
sistem ini memiliki kemungkianan terjadinya pemadaman
yang sangat besar, karena jika dalam sistem radial jika
terjadi pemadaman disalah satu titik akan berimbas ketitik
yang lain. Sistem ini umumnya digunakan pada Saluran
Udara Teganagan Menengah (SUTM).

2. Sistem Jaringan Spindel


Sistem jaringan radial merupakan sistem jaringan
yang memanfaatkan gardu induk dan gardu hubung dan
penyulang yang tidak terbebani sebagai cadangan yang
bisanya disebut sebagai penyulah ekspres. (Soleh, 2014)

Gambar 2. 6 Sistem Jaringan Spindel

( Sumber : Skripsi Jatmiko Aziz, Universitas


Muhammadiyah Purwokerto)
3. Konfigurasi Sistem Lingar (Loop)
Dengan merancang feeder sebagai loop dengan cara
menyatukan kedua ujung dari saluran. Dengan cara ini
pasokan yang didapatkan oleh pelanggan dari duarah. Jika

11
terjadi gangguan pada jalur satu dengan sistem ini
kebutuhan listrik pada jalur 2 dapat dialihkan dari penyulang
yang lain. (Aziz, 2017)

Gambar 2. 7 Sistem Jaringan Lingkar (Loop)

( Sumber : Skripsi Jatmiko Aziz, Universitas


Muhammadiyah Purwokerto)
2.2.3 Sistem Scada

Sistem SCADA merupakan kumpulan dari peralatan yang


saling berkomunikasi supaya fungsi dari pengawasan, pengontrolan,
dan pengumpulan data tetap terlaksana dari satu sistem.

Prinsip standar SCADA yaitu :

1. Memantau serta mengontrol semua peralatan yang ada pada satu


sistem dari jarak jauh.
2. SCADA bertugas mengumpulakan informasi, lalu mengirim ke
pusat dengan membawa data dan status yang akan diolah oleh
layanan operator.
SCADA adalah salah satu sistem yang digunakan untuk
pengendalian dan pemanfaatan sistem dari jarak jauh. Disistem
tenaga listrik, SCADA memiliki fungsi untuk membantu mendapatkan
sistem pengoperasian yang lebih baik.

12
2.2.3.1 Proses Pengendalian Dengan Sistem SCADA

Gambar 2. 8 Konfigurasa Sistem SCADA Secara Umum

Sistem SCADA bisa dioperasikan dari pusat kontrol dengan


bantuan komputer utama. Dari tampilan yang ada di komputer utama
maka dispatcher dapat mengawasi dan mengendalikan jaringan
listrik. Untuk jaringan PT. PLN (Persero) ketika dispatcher
memberikan perintah maka komputer akan mengirimkan sinyal ke
RTU dengan bantuan media komunikasi, jika media komunikasi
buruk sinyal yang dikirim dari pusat kontrol tidak akan sampai dan
diterima oleh RTU. Sangat dibutuhkan sinyal yang memadai agar
RTU dapat melakukan fungsinya sebagaimana mestinya.

Setelah sinyal yang diberikan oleh komputer utama diterima oleh


RTU, RTU akan melakukan sesuai dengan perintah yang diberikan,
untuk menutup atau membuka peralatan yang terdapat pada gardu
tersebut. Setelah melaksanakan perintah yang diberikan RTU akan
kembali mengirimkan sinyal ke komputer utama perintah yang
diberikan sudah dilaksanakan dengan bantuan media komunikasi

13
dan akan terbaca status peralatan dalam keadaan close/open
penyulang pada komputer utama.

2.2.3.2 Main Computer


Komputer utama bisanya terdiri dari 2 buah. Hal ini agar
membentuk dua sistem sehingga sistem tidak akan hanya
bergantung ke 1 komputer utama saja. Hal ini merupakan upaya
penanggulangan jika komputer utama 1 mengalami kerusakan atau
gangguan akan ada komputer slave yang secara otomatis akan
menggantikan sebagai master.

Komputer utama memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Mengantur komunikasi dirinya dengan RTU


2. Menerima dan mengirim data dari RTU lalu diterjemahkan agar
user dapat memahami informasi tersebut.
2.2.3.3 RTU (Remote Terminal Unit)
Remote terminal unit adalah sebuah komponen dari sistem
pengendalian tenaga listrik yang tergolong sebagai perangkat pintar.
RTU biasanya dapat di temui di gardu – gardu atau pusat-pusat
pembangkit yang dibutuhkan oleh pusat kontrol mengambil data
rangkaian proses untuk melakukan remote kontrol. RTU merupakan
alat yang berfungsi sebagai pendengar, melihat, dan sebagai tangan
dari pusat kendali.

Untuk memantai dan mengontrol hal-hal yang berlangsung di


Gardu Induk, Gardu Hubung, dan Gardu Distribusi, di setiap gardu
tersebut dibutuhkan RTU untuk melaksanakan fungsi Tele Status,
Remote Control, dan Tele Meter. RTU memiliki peran yang sama
dengan komputer pada umumnya yang membedakan hanya RTU
tidak memiliki monitor.

14
Gambar 2. 9 RTU Dengan Media Komunikasi Kabel Kontrol
Atau Radio

(Sumber : Jurnal Implementasi Sistem SCADA Untuk


Pengendalian Jaringan Distribusi 20kV, Isworo Pujotomo 2016)

Gambar 2. 10 RTU Dengan Media Komunikasi Faber Optik

(Sumber : Jurnal Implementasi Sistem SCADA Untuk


Pengendalian Jaringan Distribusi 20kV, Isworo Pujotomo 2016)

15
Pada prinsipnya RTU mempunyai fungsi utama sebagai berikut :
1. Menangkap perubahan pada saklar (Open/ Close/ Invalid).
2. membaca besar tegangan, arus dan frekuensi (di Gardu Induk).
3. Menerima perintah dari pusat kontrol untuk membuka atau
menutup.
4. Mengirim data dan informasi kepusat kontrol.
Dengan adanya perkembangan teknologi dari tahun ketahuan
maka fungsi RTU mengalami peningkatan, antara lain sebagai
berikut :

1. Sebagai perangkat yang berfunsi sebagai proses sinyal dan


mengirim data ke pusat pengendali sistem seperti :
 Peruahan status peralatan gardu
 Perubahan besaran analog
 Perubahan harga pulsa akumulator
 Pembaca besaran analog
2. Melaksanakan perintah yang dikirim oleh beberapa pusat
kontrol, lalu mengirimkan hasil pengukuran atau pemantauan
kepusat kendali sesuai perintah.
3. Sebagai data loging, RTU merekam semua kejadian termasuk
adanya kelainan pada sistem, sinyal dan juga alaram. Event
recording sedikit berbeda dari data logging, perekaman
kejadian disini dilakukan sesuai dengan prosedur atau perintah
yang diberikan dari pusat pengendali seperti buka/ tutup
pemutus hubungan beserta reaksinya, dan hasil pengukur
serta komentarnya.
4. Berkomunikasi dengan lokal personal komputer untuk sipervisi
dan pengendalian secara lokal dan keperluan maintenance,
2.2.3.4 Media Komunikasi
Media komunikasi adalah bagian penting dari sistem tenaga
listrik, merupakan sub sistem media telekomunikasi merupakan

16
sarana penting untuk menghubungkan pusat kontrol dengan RTU
agar tetap terlaksana dengan baik pengiriman data yang dilakukan.

Macam-macam media komunikasi yang digunakan


berkomunikasi dari komputer utama di pusat kontrol dengan RTU
yang terletak di gardu – gardu listrik PLN. (Pujotomo, 2016)

1. Kabel kontrol
2. Fiber optik
3. Radio
4. GPRS/ 3G
2.2.4 fungsi SCADA

Beberapa fungsi dari SCADA adalah sebagai berikut

1. Telementering (TM)
Mengirim informasi kepusat kontrol berupa hasil pengukuran
dari besaran – besaran listrik pada saat saat tertentu sperti :
1. Tegangan
2. Arus
3. Frekuensi
Pemantauan yang di lakukan oleh dispatcher adalah
menampilkan daya nyata dalam MW, daya reaktif dalam Mvar,
tegangan dalam kV, dan arus dalam A. Dengan ini dispatcher
dapat memantau secara keseluruhan dari informasi yang
dibutuhkan.

2. Telesinyal (TS)
Sinyak yang dikirimkan menyatakan status dari peralatan
atau perangkat, iniformasi ini dikirim dalam status penutus
tegangan, pemisah, ada tidaknya alaram, dan sinyal – sinyal lain.
Telesinyal bisa dalam kondisi peralatan tunggal dan bisa dalam
pengelompokan dari beberapa kondisi. Status yang diberikan
dengan indikasi ganda atau indikasi tunggal untuk alaram.
3. Telekontrol (TC)

17
Sebuah perintah yang digunakan untuk membuka atau
menutup peralatan yang dapat dilakukan oleh dipatcher secara
remote, dengan cara menekan salah satu tombol perintah buka
atau tutup yang terdapat di dispatcher. (Illahi , 2017)

2.2.5 pengaruh SCADA Pada Sistem Distribusi

Dengan menerapkan sistem SCADA pada sistem distribusi


akan meminimalisir waktu pemadaman yang terjadi, mempersempit
wilayah pemadaman, dan menigkatkan pelayanan untuk
menyalurkan listrik ke pelanggan. Sistem SCADA akan melakukan
manuver apabila terjadi gangguan. Jika terjadi gangguan pada satu
titik maka pelanggan yang dilayani oleh gardu tersebut akan
mendapatkan suplai dari Gardu Induk yang lain. Sehingga
pendistribusian tenaga listrik ke pelanggan tetap terlaksana dengan
baik.

Dengan tidak adanya pemadaman listrik maka kualitas


pelayanan ke konsumen akan jauh lebih baik karena suplai tenaga
listrik tetap diberikan, konsumen tidak akan merasakan kerugian. Dari
segi ekonomi energi listrik yang hilang selama pemadaman dapat
diselamatkan sehingga perusahaan listrik tidak mendapatkan
kerugian. (Illahi , 2017)

2.2.6 Remote Control (RC)


Remote control merupakan bagian dari sistem SCADA yang
memiliki fungsi untuk melakukan close – open pada penyulang dari
main komputer di pusat untuk menunjang keandalan sistem jaringan
listrik tegangan menengah (JTM) yang mengimplementasikan
SCADA. Remote control diperlukan untuk melakukan manuver
menggunakan media telekomunikasi.

Fasilitas remote control terletak pada gardu dan hanya ada


pada satu penyulang saja. Namun ada juga satu penyulang
menggunakan lebih dari satu remote control. Hal ini dikarenakan

18
penyulang sering mengalami gangguan maka akan diberikan prioritas
untuk menggunakan remote control lebih dari satu supaya pada saat
gardu mengalami gangguan dapat dengan cepat melakukan manuver
lalu gardu yang lain tidak mengalami gangguan dapat dengan cepat
untuk diisolir lalu gardu yang tidak mengalami gangguan
mendapatkan pasokan daya listrik dari gardu induk jika gangguan
terjadi di antara tengah dengan gardu hubungan mendapat suplai dari
penyulang ekspres.

Hal yang menjadikan sebuah pertimbangan untuk gardu tidak


diberikan fasilitas remote control karena dibutuhkan biaya yang besar
untuk pemasangan RTU lalu dibutuhkan pemeliharaan rutin agar
keandalan tetap terjaga. (Rahayu, 2015)

2.2.6.1 Prinsip Kerja Remote Control


Dengan dipasangnya fasilitas remote control di gardu untuk
melakukan manuver secara cepat. Remote control bekerja setelah
terdeteksinya gangguan, lalu mengisolir gangguan tersebut. Ketika
terjadi gangguan pada satu penyulang akan terbaca oleh pusat
kontrol lalu akan diinformasikan ke petugas gangguan tegangan
menengah lalu setelah lokasi gangguan ditemukan maka remote
control akan dilaksanakan. Perangkat yang dipasang remote contro
adalah LBS (load break system). (Rahayu, 2015)

2.2.7 Keandalan Sistem Distribusi


Keandalan dalam sistem distribusi merupakan tingkatan
pelayanan dari penyediaan tenaga listrik dari sistem ke konsumen.
keandalan dapat diukur dari berapa sering sistem mengalami
pemadaman. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan
kondisi dari pemadaman yang terjadi.

Keandalan yang tinggi pada sebuah sistem maka sistem


tersebut akan memberikan tenaga listrik setiap dibutuhkan, namun jika
sebuah sistem memiliki keandalan yang rendah akan setting terjadi
pemadaman dan waktu padam akan lama.

19
Jaringan distribusi memiliki tingkat kontinuitas yang bergantung
pada susunan penyaluran dan pengaturan sistem operasinya, yang
sebenarnya direncanakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan.
Tingkat kontinuitas pelayanan dari penyaluran biasanya disusun
berdasarkan lamanya upaya untuk manuver setelah terjadinya padam
akibat gangguan.

Untuk mengoperasikan sistem jaringan distribusi diharsuskan


untuk mencapai hal – hal seperti berikut ini :

1. Cara menanganan gangguan secepat mungkin


2. Keandalan yang baik

Namun untuk mendapatkan keandalan yang baik pada sistem


tergantung dari peralatan pengaman yang di gunakan. Sistem
pengaman yang dipakai berfungsi untuk mengurangi dan mencegah
terjadinya kerusakan pada peralatan karena gangguan dan
menaikkan kelangsungan pelayanan ke konsumen dan keselamatan
bersama.

Keandalan adalah prospek sebuah alat untuk berfungsi sesuai


dengan fungsi yang diperlukan dalam waktu yang sudah ditetapkan.
Sebuah kegagalan adalah suatu bagian di mana sistem tersebut dapat
mengalami kegagalan, efek dari kegagalan yang kompleks, bentuk
dari kegagalan tersebut, dan efek dari masing-masing kegagalan.
Keandalan sebuah sistem merupakan kemampuan alat untuk
melakukan fungsinya dalam selang waktu dan kondisi yang sudah
ditentukan. Dengan ini keandalan dapat digunakan untuk melakukan
perbandingan dari beberapa alat pada suatu sistem.

Sistem sendiri merupakan komponen yang di urutkan sesuai


pola tertentu. Pada sistem jaringan distribusi keandalannya ditentukan
dari seberapa handal peralatan yang digunakan untuk membentuk
sistem tersebut. (Andre, 2016)

20
Tabel 2. 1 Tingkat Pelayanan

No. Tingkat Pelayanan Keterangan

Membutuhkan waktu berjam-jam


untuk mencari gangguan yang
1. Tingkat-1 terjadi dan membutuhkan waktu
berjam-jam juga untuk
memperbaiki gangguan tersebut
Membutuhkan waktu beberapa
jam untuk petugas sampai pada
lokasi gangguan dan
2. Tingkat-2
membutuhkan waktu beberapa
jam untuk petugas mengalokasi
gangguan
Padam beberapa menit adalah
3. Tingkat-3 manuver yang dilakukan petugas
pada gardu atau dari pusat kontrol
Padam beberapa detik manuver
4. Tingkat-4
secara otomatis
Tanpa padam dimana terdapat
5. Tingkat-5
suplai cadangan
2.2.8 Standar Keandalan Sistem Distribusi 20kV di PT. PLN (Persero)

Keandalan dari sebuah sistem distribusi adalah keberhasilan dari


sistem untuk memberikan hasil yang baik dalam waktu dan kondisi
tertentu. Menentukan tingkat keandalan dari sebuah sistem, harus
dilakukan nya pemeriksaan dari perhitungan maupun analisa alat dari
keberhasilan operasi sebuah sistem dalam periode tertentu.

Adapun beberapa hal yang harus diketahui sebelum melakukan


perhitungan indek keandalan pada suatu sistem yaitu mengetahui nilai
atau data dari peralatan. Data ini akan didapat dari SPLN 59 tahun 1985
untuk data keandalan peralatan. Indek keandalan pada SUTM radial

21
SPLN 68-2 tahun 1986 di mana nilai SAIDI sebesar 21 Jam/tahun.
(Andre, 2016)

2.2.9 Faktor Keandalan Sistem


1. Kelangsungan untuk menyuplai tenaga listrik ke konsumen harus
berlangsung 24 jam tanpa henti. Persyaratan ini mengharuskan
tersedianya tenaga listrik pada pembangkitan tenaga listrik dan
sistem jaringan distribusinya harus dalam keadaan yang handal,
karena akan digunakan secara continue.

2. Dari seluruh gangguan yang terjadi harus dapat mudah dilacak dan
diisolasi sehingga tidak dibutuhkan pemadaman. Sistem proteksi
yang digunakan pada jaringan harus bisa bekerja dengan maksimal
dan tepat sesuai fungsi dan kebutuhannya. (Andre, 2016) (Salim ,
2016)

2.2.10 Indek Keandalan Sistem

Indek keandalan adalah indikator yang dinyatakan dalam satuan


yang berstandar internasional yaitu IEEE. Beberapa indikator
keandalan yaitu :

1. System Average Interuption Frequency Indeks (SAIFI)


SAIFI merupakan indek keandalan dimana jumlah dari
perkalian frequensi padan dan julah pelanggan padam dibagi
dengan jumlah pelanggan yang dilayani. Dengan ini frekuensi
dari kegagalan yang biasnaya terjadi dari sistem dapat di
evaluasi. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : (Salim
, 2016)
SAIFI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑚 ..........................................
(2.1)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
∑𝑚 𝐶.𝑖......................................................................................
SAIFI= 𝑖=1 (2.2)
𝑁

Dimana : m = Jumlah Pemadaman


Ci = Jumlah pelanggan padam
N = Jumlah total pelanggan

22
2. System Average Interuption Duration Indeks (SAIDI)
SAIDI merupakan indeks keandalan merupakan jumlah
perkalian dari lama pada dan pelanggan padam lalu dibagi
dengan jumlah pelanggan yang dilayani. Dengan ini maka lama
pemadaman rata – rata yang diakibatkan oleh adanya gangguan
pada sistem dapat di evaluasi. Secara matematis diruuskan
sebagai berikut : (Salim , 2016)
SAIDI = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚............................ (2.3)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
∑ 𝑚 𝐶𝑖 × 𝑡𝑖 ..............................................................................................................
SAIDI= 𝑖=1 (2.4)
𝑁

Dimana : m = Jumlah pemadaman


ti = Lamanya tiap-tiap pemadaman
Ci=jumlah pelanggan padam
N = Jumlah pelanggan yang dilayani

2.3 Kerangka pemikiran


Bagan alur pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada seperti di
bawah ini :

Gambar 2. 11 Kerangka Pemikiran

23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Perencanaan Penelitian
3.1.1 Studi Literatur

Tahapan ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku,


jurnal dan artikel-artikel yang berisikan tentang teori atau pembahasan
yang terkait dengan penelitian tentang kajian pemanfaatan SCADA
untuk studi keandalan pengoprasian Jaringan Distribusi, baik itu
berupa teori pendukung ataupun teori khusus yang dapat mendukung
keberhasilan penelitian.

3.1.2 Pengamatan Lapangan dan Pengambilan Data

Metode kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan dengan cara


pengamatan dan survei secara langsung ke lapangan dan
pengambilan data di PT.PLN (Persero) UP2D Jabar ACC Bekasi
untuk memperoleh data – data yang dibutuhkan, diantaranya :
1. Data penyulang dan Gardu yang baru diremote.
2. Data manuver penyulang dan gardu sebelum di remote pada
tahun 2018
3. Data manuver penyulang dan gardu sesudah di remote pada
tahun 2019

3.1.3 Metode Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan


dosen dan beberapa tenaga ahli dalam bidang kelistrikan khususnya
pada bidang SCADA untuk analisa dan memecahkan permasalahan
yang akan diteliti yaitu keandalan SCADA pada jaringan distribusi
sebelum di remote dan sesudah diremote.

3.1.4 Pengolahan Data


Tahapan ini dilakukan untuk mengolah data yang sudah
didapatkan dari hasil pengumpulan data. Langkah-langkah yang akan

24
dilakukan untuk analisa keandalan jaringan sistem distribusi dengan
penggunaan SCADA sebelum remote control dan sesudah remote
control yaitu

1. Menentukan indek nial SAIDI perbulan dari data yang didapat


𝑚 𝐶𝑖 × 𝑡𝑖
∑𝑖=1 ..................................................................................................................................
SAIDI= (3.1)
𝑁
2. Menghitung Indek Nilai Total SAIDI yang sudah didapat dari
perhitungan indek nilai SAIDI perbulan.
Total SAIDI = ∑𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 .................................................................................... (3.2)
∑ 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

3. Melakukan perhitungan peningkatan presentase indek niali


SAIDI sebelum difasilitasi remote control dan sesudah.
Persentase SAIDI = ∑ 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚− ∑ 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ × 100% ....(3.3)
∑ 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚

3.1.5 Diagram Alur Penelitian

Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian

25
3.2 Teknik Analisa
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
cara mencari literatur dari berbagai sumber baik buku atau jurnal penelitian
yang terkait dengan judul penelitian sebagai buku panduan dan referensi
dalam penulisan tugas akhir ini. Selanjutnya adalah melakukan perhitungan
dari data-data yang ada dan melakukan analisis agar hasil yang didapat
dapat seakurat mungkin. Dan yang terakhir yaitu melakukan sesi diskusi
dengan pembimbing skripsi dan juga dengan orang-orang yang berkompeten
dalam bidangnya termasuk pekerja yang bertanggung jawab di lapangan.

3.2.1 Perhitungan SAIDI

Keandalan dalam sistem distribusi merupakan tingkatan


pelayanan dari penyediaan tenaga listrik dari sistem ke konsumen.
keandalan dapat diukur dari berapa sering sistem mengalami
pemadaman. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan
kondisi dari pemadaman yang terjadi. Keandalan yang tinggi pada
sebuah sistem maka sistem tersebut akan memberikan tenaga listrik
setiap dibutuhkan, namun jika sebuah sistem memiliki keandalan yang
rendah akan setting terjadi pemadaman dan waktu padam akan lama.
Jaringan distribusi memiliki tingkat kontinuitas yang bergantung pada
susunan penyaluran dan pengaturan sistem operasinya, yang
sebenarnya direncanakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan.
Tingkat kontinuitas pelayanan dari penyaluran biasanya disusun
berdasarkan lamanya upaya untuk manuver setelah terjadinya padam
akibat gangguan. Namun untuk mendapatkan keandalan yang baik
pada sistem tergantung dari peralatan pengaman yang di gunakan.
Sistem pengaman yang dipakai berfungsi untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan karena gangguan dan
menaikkan kelangsungan pelayanan ke konsumen dan keselamatan
bersama. (Andre, 2016)

SAIDI merupakan indeks keandalan merupakan jumlah


perkalian dari lama pada dan pelanggan padam lalu dibagi dengan

26
jumlah pelanggan yang dilayani. Dengan ini maka lama pemadaman
rata – rata yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada sistem dapat
di evaluasi (Salim , 2016). Secara matematis diruuskan sebagai
berikut :

1. Rumus Indek Nilai SAIDI


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚 ...........
SAIDI= (3.4)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛

∑ 𝑚 𝐶𝑖 × 𝑡𝑖 .......................................................................................................................
SAIDI = 𝑖=1 (3.5)
𝑁

2. Rumus Total Indek Nilai SAIDI

Total SAIDI = ∑𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 ........................................................................................ (3.6)


∑ 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

3. Rumus Persentase Indek Nilai SAIDI

Persentase SAIDI = ∑ 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚− ∑ 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ × 100% .....(3.7)


∑ 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

Sistem SCADA yang digunakan oleh UP2D jabar sangat berpengaruh


terhadap keandalan jaringan distribusi, keandalan yang dimaksud adalah
tingkat dari ketersediaan pasokan tenaga listrik dan seberapa lama
pemadaman yang terjadi pada sistem atau bisa diartikan seberapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan manuver saat terjadi gangguan
pada sebuah penyulang yang memasok listrik ke konsumen.
Keandalan sistem Jaringan Tegangan Menengah sangat penting
karena JTM merupakan faktor yang sangat berpengaruh untuk penyaluran
tenaga listrik sampai ke konsumen, maka dari itu untuk mengurangi waktu
lamanya padam dan mendapatkan keandalan yang tinggi pada sebuah
sistem sangat diperlukan penerapan sistem SCADA pada sistem
pendistribusian tenaga listrik, karena sistem SCADA memiliki kelebihan
yang signifikan dibandingkan dengan sistem konvensional yang sudah ada.
Hampir seluruh pualu jawa khususnya Jawa Barat sistem Jaringan Distribusi
sudah menggunakan SCADA namun belum semua difasilitasi remot control
(RC) ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk memberikan
fasilitas remote control Gardu untuk melakukan close/open pada penyulang
faktor yang dimaksud salah satunya adalah jarak ULP yang cukup jauh dari
Gardu. jika ULP memiliki jarak yang cukup jauh maka akan membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk melakukan manuver secara manual maka dari
itu Gardu yang memiliki jarak tempuh yang cukup jauh dan lama dari ULP
akan difasilitasi RC supaya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
melakukan manuver.

Untuk mendapatkan nilai SAIDI yang bagus dan mendapatkan sistem


Jaringan Distribusi yang andal maka recovery time harus didapatkan sekecil
mungkin untuk meminimalisir adanya kerugian yang besar dari pihak
pelanggan dan dari pihak PLN. Usah yang dilakukan untuk melakukan

28
peningkatan keandalan sistem jaringan distrubusi di PT. PLN UP2D Jabar,
maka diperlukan analisa untuk sistem SCADA itu sendiri agar tetap
mendapatkan sistem yang andal , apabila ada gardu yang membutuhkan
fasilitas remote control akan segera diketahui dan segera diberikan fasilitas
remote control agar upaya pengalihan tidak lagi membutuhkan waktu yang
lama.

Dalam pembahasan akan analisa bagaimana keandalan jaringan


distribusi dengan pengimplementasian sistemSCADA sebelum remote
control dan sesudah remote control. Evaluasi ini akan menggunakan indek
metode keandalan SAIDI tahun 2018 dan 2019. Pada sub bab 4.2 akan
membahas detail langkah perhitungan indek keandalan dengan parameter
SAIDI dengan metode perbandingan sistemSCADA sebelum remote control
dan sesudah remote control.

4.2 Pembahansa
4.2.1 Perhitungan Data Sistem SCADA Sebelum Remote Control
Tabel 4. 1 Detai Jumlah Pelanggan Penyulang Markisa

BULAN PENYULANG MARKISA


Jumlah Pelanggan
JANUARI 11.515
FEBRUARI 11.515
MARET 11.515
APRIL 11.570
MEI 11.570
JUNI 11.570
JULI 11.570
AGUSTUS 11.573
SEPTEMBER 11.582
OKTOBER 11.590

29
BULAN Penyulang Markisa
Jumlah Pelanggan
NOVEMBER 11.590
DESEMBER 11.594

Tabel 4. 2 Detail Jumlah Pelanggan Padam

BULAN PENYULANG MARKISA


Jumlah Pelanggan Padam
JANUARI 11.328
FEBRUARI 9.965
MARET 11.234
APRIL 9.283
MEI 9.874
JUNI -
JULI 11.570
AGUSTUS 11.219
SEPTEMBER -
OKTOBER 7.982
NOVEMBER 11.472
DESEMBER -

Tabel 4. 3 Detail Data Lama Padam

BULAN PENYULANG MARKISA


Lama Padam (Menit)
JANUARI 20
FEBRUARI 26
MARET 34
APRIL 14
MEI 37
JUNI -
JULI 12

30
BULAN Penyulang Markisa
Lama Padam (Menit)
AGUSTUS 24
SEPTEMBER -
OKTOBER 48
NOVEMBER 25
DESEMBER -

Indek nilai SAIDI Jaringan Distribusi PT. PLN UP2D Jabar


GH Multistrada dengan sistem SCADA sebelum remote control tahun
2018 sebagai berikut
4 ×93.927
SAIDI =
11.594
= 32,405 Jam/Tahun
32,405
SAIDI Rata-Rata = = 2,7 Jam/bulan
12

4.2.2 Perhitungan Data Sitem SCADA Sesudah Remote Control

Tabel 4. 4 Detail Jumlah Pelanggan Sesudah Remote Control

Bulan Penyulang Markisa


Jumlah Pelanggan
Januari 11.594
Februari 11.597
Maret 11.597
April 11.648
Mei 11.648
Juni 11.648
Juli 11.653
Agustus 11.653
September 11.653

31
Bulan Penyulang Markisa
Jumlah Pelanggan
Oktober 11.671
November 11.702
Desember 11.731

Tabel 4. 5 Detail Jumalah Pelanggan Padam Sesudah Remote Control

Bulan Penyulang Markisa


Jumlah Pelanggan Padam
Januari -
Februari 11.439
Maret 7.138
April -
Mei -
Juni 11.526
Juli -
Agustus 9.279
September -
Oktober -
November 10.569
Desember -

Tabel 4. 6 Detail Data Lama Padam Sesudah Remote Control


Bulan Penyulang Markisa
Jumlah Lama Padam
Januari -
Februari 2
Maret 5
April -
Mei -

32
Bulan Penyulang Markisa
Jumlah Lama Padam
Juni 5
Juli -
Agustus 3
September -
Oktober -
November 5
Desember -
Indek nilai SAIDI Jaringan Distribusi PT. PLN UP2D Jabar
dengan sistem SCADA sesudah remote control.

0,32 ×49.951
SAIDI =
11.731
= 1,4008 Jam/tahun
Indek nilai rata rata SAIDI sistem SCADA sesudah remote control
1,4008
Rata-rata SAIDI =
12
=0,11 Jam/bulan

4.2.3 Analisa Perbandingan Penggunaan Sistem SCADA Sebelumdan


Sesudah Remote Control
Dari data yang didapat kemudian dapat di lakukan perhitungan
Indek Nilai SAIDI selama satu tahun. Pada saat SCADA belum diberi
fasilitas remote control pada tahun 2018, penyulang Markisa di GH
Multistrada memiliki 11.594 pelanggan yang dilayani selama satu tahun
kemudian memiliki 93.927 pelanggan padam pada satu tahun dimana
merupakan hasil penjumlahan pelanggan pada setiap bulannya selama
satu tahun penuh. Dari data tersebut didapatkan hasil Indek Nilai SAIDI
sebesar 32.162 Jam/tahun. Hasil tersebut sudah melampaui dari
standar SPLN 68 – 2 tahun 1986 yaitu sebesar 21 Jam/tahun.

Gardu Hubung Multistrada terletak didaerah industri, GH ini


terletak di dalam pabrik Mutistrada. GH ini memiliki pelanggan TM

33
dimana PLN akan selalu menjaga pemasukan listrik untuk pelanggan
TM, jika pemasokan tenaga listrik berhenti walau hanya satu jam,
pelanggan TM akan mengalami kerugian yang besar. Maka dari itu PLN
memberikan fasilitas remote control untuk GH Multistrada.

Standar yang diberikan oleh PLN untuk memberikan fasilitas


remote contro, pemberian fasilitas RC membutuhkan biaya yang mahal,
harus dilakukan pemeliharaan rutin setiap tahun pada remote control.
Standar yang diberikan PLN ketika Gardu/ penyulang sering mengalami
gangguan, lalu jarak antara gardu dengan ULP cukup jauh, jarak gardu
multistrada dengan ULP lemah abang ± 10 km dengan waktu tempuh
±30 menit, lalu akses masuk ke dalam gardu yang sulit dan memakan
waktu yang lama, GH yang terletak di dalam area pabrik memiliki akses
masuk yang cukup rumit, dimana petugas harus mendapatkan izin
terlebih dahulu dari pihak pabrik, jika belum diberikan izin makan
petugas tidak bisa masuk kedalam GH dan melakukan manuver pada
penyulang. Maka dari itu PLN mempertimbangkan dari kendala yang
ada GH multistrada diberikan fasilitas remote control pada tahun 2019

Pada tahun 2019 bulan Januari remote control pada GH


multistrada sudah aktif. Pada tahun 2019 penyulang markisa melayani
11.731 pelanggan, pelanggan padam sebanyak 49.951 selama satu
tahun dan lama padam selama 0,32 Jam/tahun. Ditahun 2019 hanya 5
bulan yang mengalami padam. Dari data tersebut didapatkan hasil
Indek Nilai SAIDI sebesar 1,4008 Jam/tahun. Setelah diberi fasilitas
remote control keandalan pada sistem mengalami penurunan yang
sangat drastis, hasil ini didapatkan dari satu penyulang yang diamati,
mungkin jika lebih dari 1 hasil yang didapat akan berbeda mungkin akan
mendapatkan hasil yang lebih besar atau lebih kecil.

Melakukan manuver pada penyulang setelah diberikan fasilitas


remote control dilakukan oleh dispatcher dari pusat control, namun
dispatcher tidak langsung melakukan manuver pada penyulang, saat

34
terindikasi gangguan pada pusat control maka dispatcher akan
menghubungi UP3 yang memiliki gardu tersebut lalu UP3 akan
menghubungi ULP, dispatcher melihat indikasi yang dibaca oleh GFD
dan HFD makan dispatcher akan mengetahui titik gangguan dan akan
melakukan manuver secara remote control dari pusat control.

Data setelah diberikan fasilitas RC pada bulan Februari padam


hanya selama 2 menit, ini terjadi mungkin dikarenakan gangguannya
temporer lalu penyulang menggunakan recloser untuk melakukan
manuver, dimana recloser memiliki fungsi untuk membuka dan
menutup penyulang tersebut.

Apabila setelah diberikan fasilitas RC hasil Indek Nilai SAIDI


didapatkan hasil yang sama atau bahkan lebih buruk dari sebelum
diberikan fasilitas RC, kemungkinan terjadi gangguan pada Sistem
SCADA, gangguan pada SCADA yaitu tidak ada komunikasi antara
RTU dengan pusat control yang mungkin saja disebabkan oleh modem
mati atau rusak, dan kuota yang full pada kartu. Maka dari itu hal ini
dapat mengakibatkan waktu manuver yang cukup lama walaupun
gardu sudah diberiakan Fasilitas RC.

Hasil dari indek SAIDI pada tahun 2018 dan 2019 dapat dihitung
hasil presentasi pada indek SAIDI sebagai perbandingan, setelah gardu
diberikan fasilitas RC keandalan pada sistem mengalami penurunan
sebesar 95% dari gardu belum diberi fasilitas RC. Hasil ini didapat
hanya untuk satu penyulang saja yaitu penyulang Markisa

Berikut adalah grafik hasil perhitungan Indek Nilai SAIDI tahun 2018
dan 2019

35
Tabel 4. 7 Perabandingan Sebelum RC dan Sesudah RC

SAIDI Tahun 2018 & 2019


2018 2019

0.6
0.4
0.2
0

36
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Jaringan distribusi dengan menggunakan Sistem SCADA yang belum
diberikan fasilitas remote control membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk melakukan manuver yaitu 40-50 menit, setelah dilakukan
perhitungan menggunakan SAIDI didapatkan hasil sebesar 32,162 Jam
/ Tahun

2. Jaringan distribusi dengan menggunakan sistem SCADA yang sudah


difasilitasi remote control hanya membutuhkan waktu kurang dari 5
menit untuk melakukan manuver, karena manuver yang langsung
dilakukan oleh dispatcher.

3. Peningkatan indek keandalan yang didapat sebelum dan sesudah


SCADA diberi fasilitas remote control sebesar 95%.

4. Indek keandalan yang didapat setelah sistem SCADA diberikan fasilitas


remote control sudah memenuhi standar keandalan sistem distribusi
20kV SPLN 68-2 tahun 1986 di mana nilai SAIDI sebesar 21 Jam/tahun.

5.2 Saran
Untuk mendapatkan sistem distribusi yang andal sangat dibutuhkan
fasilitas remote control pada penyulang karena efisiensi waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan manuver saat terjadinya gangguan sangat
kecil, lalu manuver akan dilakukan langsung oleh pusat kontrol
(Dispatcher).

37
DAFTAR PUSTAKA
Andre, M. H. (2016). Analisa Keandalan Penggunaan SCADA Pada Jaringan
Distribusi 20kV Di PT. PLN (Persero) Feeder 15 Bangau Sakti
Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA).
Riau: Uin Suska Riau.
Aribowo, D. (2014). Remote Terminal Unit (RTU) SCADA Pada Jaringan
Tegangan Menengah 30kV. SETRUM - Volume 3, No. 2, Desember
2014.
Ariyanti, R. M. (2019). Analisa Penambahan Fasilitas Sistem SCADA Untuk
Peningkatan Keandalan Jaringan Distribusi 20kV PT. PLN (Persero )
UP3 Cikokol. Jakarta: Institue Teknologi PLN.
Aziz, J. (2017). Analisa Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada
Penyulang Nusantara II Di PT.PLN (Persero) Rayon Kroya
Menggunakan Metode Section Technique. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Illahi , H. (2017). Analisa Evaluasi Penggunaan SCADA Pada Keandalan
Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Area Pembagi Distribusi Riau dan
Kepulauan Riau.
K, J. (2014). Evaluasi Penggunaan SCADA Pada Keandalan Sistem Distribusi
PT. PLN (Persero) Area Palu.
Keni, B. E. (2015). Pengoperasian Sistem SCADA Pada Jaringan Distribusi
Tegangan Menengah Di PT. PLN (Perseron) AP2B Sistem Minahasa.
Manado : Politeknik Negri Menado.
Paillin, D. B. (2018). Pengaruh Penggunaan Sistem SCADA Pada Keandalan
Jaringan Distribusi PT. PLN Area Masohi.
Pujotomo, I. (2016). Implementasi Sistem SCADA Untuk Pengendalian
Jaringan Distribusi 20kV.
Purba, R. N. (2019). Upaya Penanganan Sistem SCADA untuk meningkatkan
Kinerja Availability Di PT. PLN (Persero) UP2D Banten . Jakarta: Intitute
Teknologi PLN.
Rahayu, C. R. (2015). Penenganan Gagal RC (Remote Control) Pada Sistem
Scada Di Gardu Hubungan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksanaan
Pengaturan Distribusi (UP2D)Banten. Jakarta: Institute Teknologi PLN.
Salim , M. A. (2016). Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga LIstrik
Berdasarkan Mutu Pelayanan. Semarang : Universitas Negri Semarang.
Sofwan , A. (2005). Analisa Penyebab Out Of Scaning Pada SCADA Akibat
Gangguan RTU. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi .

38
Soleh, M. (2014). Desain Sistem SCADA Untuk Peningkatan Pelayanan
Pelanggan Dan Efisiensi Operasional Sistem Tnaga Listrik . Jurnal
Telekomunikasi dan Komputer.
Susanto , H. (2016). Analisa Penerapan Sistem SCADA Pada Pengendalian
Jaringan Tegangan Menengahi 20kV PT. PLN Area Payakumbuh. Jom
FTEKNIK Volume No. 2 Oktober 2016.

39
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal
NIM : 2016-11-004
Nama : Aisyah Inggit Ayu Ningrum
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 15 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : Teknik Elektro
Alamat : Jl janur Blok b1 No. 20 005/004Pondok Kelapa
Jakarta Timur
Telp. :- Hp.: 081317240362
Email : inggit.aisyah@gmail.com
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun
Lulus
TK TK Nurmalahikmah - 2003
SD SD Negeri 01 Jakarta - 2009
SMP MTsN 21 Jakarta - 2012
SMA MAN 18 Jakarta IPA 2015
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

24 Juli 2020

(Aisyah Inggit Ayu Ningrum)

40
Hasil perhitungan Indek Nilai SAIDI tiap bulan tahun 2018 :
1. Indek nilai SAIDI bulan Januari.
∑𝑚
𝑖=1 𝐶𝑖 × 𝑡𝑖
SAIDI = 𝑁
0,33 𝑋 11.328
SAIDI = 11.515
= 0,32 Jam/bulan
2. Indek nilai SAIDI bulan Februari.
0,43𝑋 9.965
SAIDI = 11.515
= 0,37 Jam/bulan
3. Indek nilai SAIDI bulan Maret.
0,56𝑥 11.234
SAIDI =
11.515
=0,54 Jam/bulan
4. Indek nilai SAIDI bulan April
0,23 𝑥 11.234
SAIDI = 11.515
= 0,18 Jam/bulan
5. Indek nilai SAIDI bulan Mei
0,61 ×9.874
SAIDI = 11.515
= 0,52 Jam/bulan
6. Indek nilai SAIDI bulan Juli
0,2 ×11.570
SAIDI =
11.570
= 0,2 Jam/bulan
7. Indek nilai SAIDI bulan Agustus
0,4 ×11.219
SAIDI = 11.573
= 0,38 Jam/bulan
8. Indek nilai SAIDI bulan Oktober
0,8 ×7.982
SAIDI = 11.590
= 0,55 Jam/bulan
9. Indek nilai SAIDI bulan November
0,41 ×11.472
SAIDI = 11.590
= 0,4 menit/ Bulan

A-1
Hasil perhitungan Indek Nilai SAIDI tiap bulan tahun 2019 :
1. Indek nilai SAIDI bulan Februari.

0,03 ×11.439
SAIDI = 11.597

= 0,029 Jam/bulan
2. Indek nilai SAIDI bulan Maret.

0,083 ×7.138
SAIDI = 11.597

=0,004 Jam/bulan
3. Indek nilai SAIDI bulan Juni.

0,083 ×11.526
SAIDI = 11.648

= 0,082 Jam/bulan
4. Indek nilai SAIDI bulan Agustus

0,05 ×9.279
SAIDI = 11.653

= 0,039 Jam/bulan
5. Indek nilai SAIDI bulan November

0,083 ×10.569
SAIDI = 11.702

= 0,074 Jam/bulan
Perhitungan persentase Indek Nilai SAIDI tahun 2018 dan 2019
32,162×1,4008
Persentase SAIDI = × 100%
32,162

= 95 %

A-2
LAMPIRAN A LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Aisyah Inggit Ayu Ningrum

NIM : 2016 – 11 – 004

Program Studi : S1 Teknik Elektro


Jenjang : Sarjana
Pembimbing
: Andi Makkulau, ST, M.Ikom., MT
Utama
ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK KEANDALAN SISTEM
JARINGAN DISTRIBUSI PADA GARDU HUBUNG MULTISTRADA
Judul Tugas Akhir : PT. PLN (PERSERO) UP2D JAWA BARAT

A-3
Nama : Aisyah Inggit Ayu Ningrum

NIM : 2016 – 11 – 004

Program Studi : S1 Teknik Elektro


Jenjang : Sarjana
Pembimbing
: Aloysius Agus Yogianto, Ir., MT
Kedua
ANALISIS PEMANFAATAN SCADA UNTUK KEANDALAN SISTEM
JARINGAN DISTRIBUSI PADA GARDU HUBUNG MULTISTRADA
Judul Tugas Akhir : PT. PLN (PERSERO) UP2D JAWA BARAT

A-4

Anda mungkin juga menyukai