DISUSUN OLEH :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
201711141
SKRIPSI
Disusun Oleh :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
NIM : 201711141
JAKARTA 2021
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajuka untuk memperoleh gelar Sarjana baik di
lingkungan Institut Teknologi PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pernytaan ini
dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia
memikul segala resiko jika ternyata pernyataan ini tidak benar
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SKRIPSI
Disusun Oleh :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
NIM : 201711141
Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
Digitally signed by Andi Junaidi
S1 Teknik Elektro DN: CN=Andi Junaidi, L=ID
Indonesia, O=Teknik Elektro,
Andi
Digitally signed by Tony
Koerniawan OU=FKET,
DN: OU=Fakultas E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID
Ketenagalistrikan dan Energi Indonesia, G=Andi Junaidi
Terbarukan, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Tony Reason: I am the author of this
document
Junaidi
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id Location: your signing location
Reason: I am the author of this
document
here
Location: Jakarta Date: 2021.09.05 20:15:37+07'00'
Date: 2021-09-15 09:14:44 Foxit PhantomPDF Version:
10.1.0
Tony Koerniawan, S.T.,M.T. Andi Junaidi, S.T., M.T.
( NIP: 1984201009A ) ( NIDN : 0314018706 )
iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
SKRIPSI
Disusun Oleh :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
NIM : 201711141
TIM PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. Tri Joko Pramono,S.T.,M.T Ketua Sidang Tri Joko Digitally signed by Tri Joko Pramono,ST., MT
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro, O=Institut
Teknologi PLN, CN="Tri Joko Pramono,ST.,
Mengetahui,
Kepala Program Studi
S1 Teknik Elektro
Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: OU=Fakultas Ketenagalistrikan
dan Energi Terbarukan, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Tony
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id
Reason: I am the author of this
document
Location: Jakarta
Date: 2021-09-15 09:15:05
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
Yang telah mengijinkan untuk melakukan kerja magang di Perusahaan PT Indo Jaya
Sukses Makmur dalam proyek pengerjaan Apartemen Saumata Suites
Rahmadhani Zaelanilluddin
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
NIM : 201711141
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 13 Juli 2021
Yang Menyatakan,
(Rahmadhani Zaelanilluddin)
vi
ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL PADA
APARTEMEN SAUMATA SUITES TANGERANG
Rahmadhani Zaelanilluddin.,201711141
Dibawah bimbingan Andi Junaidi.,S.T,M.T
ABSTRAK
Pada penelitian analisis sistem proteksi petir ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
proteksi penangkal petir, luas daerah yang terproteksi oleh penangkal petir, dan tahanan
petanahan pada Apartemen Saumata Suites. Pada Apartemen Saumata Suites dengan
tinggi gedung 120 m ini didapatkan nilai jumlah rata-rata sambaran petir sebesar
11,4012 sambaran pertahun. Dari hasil nilai jumlah rata-rata sambaran petir didapatkan
nilai efisiensinya sebesar 0,99 sehingga didapatkan tingkat proteksi sambaran proteksi
sambaran petir pada Apartemen Saumata Suites ini pada tingkat proteksi I. Pada hasil
perhitungan nilai jarak sambaran petir yang diperoleh sebesar 313,0902 m dan radius
daerah proteksi sambaran petirnya diperoleh sebesar 247,180 m. Daerah proteksi yang
diperoleh dapat dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir pada Apartemen Saumata
Suites ini sudah mampu memlindungi gedung dari sambaran petir.Sistem pentanahan
yang dipakai untuk menyalurkan arus petir ini menggunakan elektroda batang. Dimana
pentanahan pada Apartemen Saumata Suites ini memiliki nilai tahanan sebesar 0,65 Ω
dari perhitungan rancangan sistem groundingnya dan dari hasil pengujian didapatkan
nilai sebesar 0,73 Ω. Dari hasil perhitungan dan pengujian didapatkan nilai kesalahan
relatif sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu tanah dan
kelembaban tanah pada saat pengujian.
vii
ANALYSIS OF LIGHTNING PROTECTION SYSTEM IN
SAUMATA SUITES TANGERANG APARTMENT
Rahmadhani Zaelanilluddin.,201711141
ABSTRACT
In this research, the analysis of lightning protection system planning aims to determine
the level of lightning protection, the area protected by lightning rods, and ground
resistance at the Saumata Suites Apartment. At the Saumata Suites Apartment with a
building height of 120 m, the average number of lightning strikes is 11.4012 strikes per
year. From the results of the average number of lightning strikes, the efficiency value is
0.99, so that the level of lightning strike protection at the Saumata Suites Apartment is
at protection level I. In the calculation results of the lightning strike distance value
obtained is 313.0902 m and the radius of the lightning strike protection area is 247.180
m. The protection area obtained can be seen that the lightning strike protection system
at the Saumata Suites Apartment has been able to protect the building from lightning
strikes. The grounding system used to transmit this lightning current uses rod electrodes.
Where the grounding at the Saumata Suites Apartment has a resistance value of 0.65
from the calculation of the grounding system design and from the test results obtained a
value of 0.73 . From the results of calculations and testing obtained a relative error
value of 12%. This is caused by several factors such as soil temperature and soil
moisture at the time of testing.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2.6 Kategori Gedung Yang Perlu Dipasang Sistem Penangkal Petir .... 12
2.2.7 Menentukan Tingkat Proteksi Resiko Petir ................................... 12
2.2.8 Jenis Proteksi Sambaran Petir ......................................................... 19
2.2.9 Sistem Proteksi Sambaran Petir ...................................................... 22
2.2.10 Standar Pemasangan Pentanahan .................................................... 23
2.2.11 Pembumian atau Grounding ........................................................... 24
2.2.12 Metode Perencanaan Sistem Terminasi Udara ............................... 25
BAB III.................................................................................................................. 29
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 29
3.2 Desain Penelitian .................................................................................... 29
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 30
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................. 30
3.4.1 Menentukan Tingkat Proteksi Pada Bangunan ............................... 30
3.4.2 Menentukan Nilai Jangkauan Proteksi ............................................ 32
3.4.3 Menentukan Nilai Tahanan Elektroda Sistem Pentanahan ............. 32
3.4.4 Penentuan Jenis Sistem Proteksi Sambaran Petir ........................... 32
BAB IV ................................................................................................................. 33
4.1 Hasil........................................................................................................ 33
4.1.1 Deskripsi Lokasi Apartemen Saumata Suites Tangerang ................ 33
4.1.2 Sistem Proteksi Petir Eksternal Pada Apartemen Saumata Suites ... 35
4.1.3 Sistem Terminasi Udara (Air Terminal) ......................................... 37
4.1.4 Sistem Pembumian Pada Apartemen Saumata ................................ 38
4.1.5 Hari Guruh ....................................................................................... 39
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 40
4.2.1 Menentukan Besarnya Tingkat Proteksi Sambaran Petir ................. 40
4.2.2 Menentukan Nilai Daerah Proteksi Sambaran Petir......................... 44
4.2.3 Menentukan Nilai Tahanan Pada Sistem Pentanahan Dan Tinggi
Finial Proteksi Petir .......................................................................... 45
BAB V................................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 49
5.2 Saran ....................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 53
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2
diperhatikan pada pembangunan angunan bertingkat yaitu sistem groundingnya.
Tujuan sistem grounding sendiri yaitu berfungsi untuk membuat jalur tahanan
rendah ke permukaan tanah. Ketika sambaran petir mengenai sistem proteksi
maka muatan sisa akan langsung dialirkan kebumi. Pada penilitian ini memiliki
manfaat untuk merancang sistem proteksi penangkal petir yang baik pada
gedung bertingkat menggunakan metode sangkar Faraday dan sistem grounding
penangkal petir yang baik pada gedung bertingkat (Bandri, 2014).
3
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan selesainya penelitian ini dilakukan maka diperoleh manfaat
antara lain :
1) Manfaat dari hasil penelitian ini digunakan sebagai pedoman dan acuan
untuk menentukan nilai tingkat proteksi sambaran petir dan daerah
proteksi sambaran petir gedung bertingkat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Sinaga & Soewono, 2017) Pada skripsi beliau yang berjudul “Evaluasi
Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan STT-PLN
Jakarta Dengan Menggunakan Sudut Proteksi”. Penelitian beliau membahas
tentang menganalisa serta melakukan perhitungan sistem proteksi penangkal
petir eksternal menggunakan metode sudut. Yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian beliau yaitu penelitian ini menggunakan metode sangkar
faraday dan penelitian ini menganalisa sistem penangkal petir eksternal dan
internal.
(Ibrahim & Soewono, 2019) Pada skripsi beliau yang berjudul “Analisis
Perancangan Sistem Proteksi Petir Eksternal Dengan Early Streamer Emission
Air Terminal Pada Gedung BMKG Pusat”. Penelitian beliau membahas tentang
menganalisis rancangan sistem proteksi eksternal dengan Early Streamer
Emossion Air Terminal. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
beliau yaitu menggunakan jenis sangkar faraday dan penelitian ini menganalisa
sistem pembumian.
Jika medan listrik diantara awan dan bumi telah melebih kekuatan
tembus udara yang memiliki kurang lebih 30 kV/cm kekuatan dielektrik udara,
maka akan terjadinya pelepasan muatan. Pada awan dibagian atas pada
umumnya memiliki muatan positif dan dibagian bawah awan memiliki muatan
negatif. Sambaran petir akan terjadi ketika bagian yang bermuatan negatif
menuju ke daerah yang bermuatan positif. Muatan listrik dari awan ke tanah
6
mengalir karena adanya medan listrik yang kuat. Semakin tinggi muatan diatas
awan maka semakin tinggi juga medan listrik yang dihasilkan. Jika medan
listriknya lebih kuat dari medan tembus udaranya maka muatan dari awan
ketanah akan mengalir dan menyebabkan kilatan cahaya yang disebut petir.
7
2.2.3 Sambaran Petir
Berdasarkan pada bagaimana petir menyambar, sambaran petir dibagi
menjadi dua antara lain sambaran petir secara langsung dan sambaran petir secara
tidak langsung (Syakur et al., 2006).
1. Sambaran Petir Secara Langsung
Sambaran petir secara langsung yaitu sambaran yang mengenai objek
tanpa perantara apapun. Kerugian yang didapat yaitu merusak struktur
bangunan, dapat terbakar, jika terkena manusia menyebabkan luka bakar.
Untuk meminimalisir sambaran petir langsung dengan memasang sistem
proteksi eksternal. Frekuensi rata-rata sambaran petir langsung tahunan
(Nd) dapat dihitung dengan mengalikan kepadatan petir tahunan (Ng) dan
area perlindungan efektif pada gedung (Ae)
Nd = Ng . Ae……………..………………………………………...……(2.1)
Kerapatan sambaran petir ke tanah dipengaruhi oleh jumlah rata-rata hari
petir di daerah. Hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut :
Ng = 4.10-2 . T1.26……………..………………………...………….…(2.2)
Sedangkan besar Ae ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Ae = ab + 6h(a+b) + 9 Π h2 ……………..……………………...……(2.3)
Keterangan :
a` = panjang atap gedung (m)
b = lebar atap gedung (m)
h = tinggi atap gedung (m)
T = hari guruh pertahun
Ng = kerapatan sambaran petir ke tanah ( sambaran /Km2/tahun)
Ae = luas daerah yang masih memiliki angka sambaran petir sebesar
Nd (Km2)
2. Sambaran Petir Secara Tidak Langsung
Sambaran petir secara tidak langsung adalah efek dari arus intensitas petir
sebesar 20 kA. Dampak sambaran petir tidak langsung berupa induksi
medan magnet, arus yang mengalir ke peralatan dan dari tanah ke sistem
kelistrikan dirumah. Sambaran petir tidak langsung justru bisa
8
menyebabkan kerusakan peralatan seperti peralatan elektronik yang
terbakar, tegangan sentuh, dan tegangan langkah. Untuk meminimalkan
kerugian, sambaran petir tidak langsung dapat digunakan pemasangan
sistem sistem proteksi internal. Jumlah frekuensi rata-rata sambaran petir
pertahun (Nn) yang mengenai tanah didekat gedung, dapat dihitung dengan
perkalian kerapatan kilat ke tanah pertahun Ng dengan cakupan daerah di
sekitar yang disambar Ag
Nn = Ng . Ag ……………..……………………………………...……(2.4)
W = Q .Va,k ……………..…………………………….....……(2.7)
Pengaruh muatan petir (Q) dapat melelehkan logam dan dapat
menyebabkan percikan api. Energi yang terjadi pada kaki busur
listrik titik sambaran petir nilainya berbanding lurus antara muatan
petir (Q) dan tengan jatuh (V). Parameter muatan petir ini berguna
untuk menentukan dimensi panangkal petir.
3. Energi Spesifikasi Arus Petir Arus atau Arus Kuadrat Impuls Dari
Arus (E)
Energi (E) dapat digunakan untuk menentukan pemanasan serta
gaya impuls sesuai dengan permasaman dibawah ini :
E = ʃ i2 dt……………..……………………………….....……(2.8)
Keterangan :
I = Arus petir
E = Energi yang timbul
t = waktu
Dampak pada parameter ini adalah menyebabkan efek mekanis,
dampaknya menyebabkan kenaikan suhu yang menimbulkan
panas. Parameter ini berfungsi untuk memilih ukuran proteksi
petir.
10
4. Kecuraman Arus Maksimum dari Petir
Saat gedung terkena sambaran petir langsung ada kecuraman arus
petir (di/dt) menyebabkan induksi medan elektromagnetik dalam
loop yang ada didalam suatu rangkaian tertutup yang terletak pada
konduktor yang dialiri arus petir, seperti gambar yang di bawah ini
dimana loop yang terbentuk akibat kabel catu daya dan TI terhadap
konduktor.
Tingkat Proteksi
Parameter Petir
I II II-IV
Nilai arus puncak I (kA) 200 150 100
Muatan ideal Q total (C) 300 225 150
Muatan impuls Q impuls 100 75 50
Energi spesifik W/R (kJ/) 10000 5600 2500
Kecuraman rata-rata Di/dt (kJ/µS) 200 150 100
12
Dengan persamaan sebagai berikut (Prima Prayeni et al., 2020) :
R = Indeks A + Indeks B + Indeks C + Indeks D + Indeks E
Untuk menentukan besarnya nilai indeks A, B, C, D, E dan perkiraan
besarnya bahaya sambaran petir (R) dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
ini.
Tabel 2. 2 Indeks Penggunaan dan Isi
Indeks
No. Penggunaan dan Isi
A
Bangunan biasa yang tidak perlu diamankan baik bangunan maupun
1 -10
isinya
Bangunan dan isinya jarang digunakan misalnya dengan di tengah
2 0
sawah atau ladang, menara atau tiang dari metal
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal
3 1
misalnya rumah tinggal, pabrik kecil, dan stasiun kereta api
Bangunan atau isinya cukup penting misalnya menara air, toko barang-
4 2
barang berharga, gedung pemerintahan
Bangunan yang berisi banyak sekali orang, misalnya bandara, sarana
5 3
ibadah, sekolah, dan monumen sejarah yang penting
6 Instansi gas, minyak atau bensin, dan rumah sakit 5
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang
7 15
tidak terkendali bagi sekitarnya, misalnya instansi nuklir
Indeks
No. Kontruksi Bangunan
B
1 Seluruh bangunan terbuat dari logan dan mudah menyalurkan listrik 0
Bangunan dengan kontruksi beton bertulang atau rangka besi dengan
2 1
atap logam
Bangunan dengan kontruksi beton bertulang atau rangka besi dengan
3 2
atap bukan logam
4 Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3
13
Tabel 2. 4 Indeks Tinggi Bangunan
15
5 Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi 23-46 meter 5
6 Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi 46 meter 8
Kantor pelayanan milik pemerintah misalnya pemadam kebakaran,
7 7
kantor polisi dan perusahaan air minum
8 Hangar pesawat terbang 7
9 Pembangkit listrik dan sentral telpon 8
10 Menara air dan cooling tower 8
11 Perpustakaan, mesium dan bangunan bersejarah 8
12 Bangunan pertanian 9
13 Tempat bernaung di daerah rekreasi 9
Bangunan yang banyak berisi banyak orang misalnya sekolah, tempat
14 10
ibadah, bioskop dan stadion olah raga
Struktur yang ramping dan tinggi misalnya cerobong asap, menara
15 10
pengawas dan mercesuar
16 Rumah sakit, penampungan para lansia dan penyandang cacat 10
Bangunan tempat membuat dan menyimpan bahan berbahaya
17 10
misalnya zat kimia
16
Logam yang saling terhubung secara elektrik 1
Kayu 5
Campuran aspal, ter atau genteng 4
4. Kerangka baja
Logam yang saling tidak terhubung 3
Logam yang saling terhubung secara elektrik 1
17
5. Bangunan terisi sedikit orang (kurang dari 50 orang) 4
6. Bahan yang mudah terbakar 5
7. Bangunan berisi banyak orang (50 orang atau lebih) 6
8. Peralatan atau barang berharga 7
9. Pelayan umum seperti bandara dan kantor polisi 8
10. Peralatan operasi yang sensitif 8
11. Benda bersejarah 10
12. Peledak dan bahan pembuatnya 10
No. R Pengaman
1. 0-3 Tidak Perlu
2. 2-3 Dianjurkan
3. 3-4 Dianjurkan
4. 4-7 Sangat Dianjurkan
5. Lebih dari 7 Sangat Perlu
3. Menurut standar NFC 17 – 102 tingkat proteksi untuk sistem proteksi petir
yang memadai berdasarkan frekuensi petir langsung lokal (Nd) dimana
18
struktur yang terproteksi dan frekuensi petir lokal (Nc). Untuk mengambil
keputusan apakah perlu tidaknya untuk pemasangan sistem proteksi
sambaran petir yaitu berdasarkan perhitungan Nd dan Nc pada persamaan
2.10 sebagai berikut :
- Jika nilai dari Nd ≤ Nc maka tidak diperlukan pemasangan sistem proteksi
sambaran petir.
- Jika nilai dari Nd ≥ Nc maka diperlukan pemasangan sistem proteksi
sambaran petir.
Nc
𝐸 ≥1− ……………..……………………..………............……(2.10)
Nd
20
Gambar 2. 5 Sistem Penangkal Petir Franklin Rod
Tentunya pada kedua tipe penangkal petir konvensional tersebut kita perlu
memperhatikan standar keselamatan, kualitas instalasinya, biaya
pemasangannya dan estetikanya. Hal tersebut yang menjadi titik tolak ukur
pilihan kita untuk menentukan sistem proteksi petir mana yang cocok
untuk bangunan kita
2. Penangkal Petir Radioaktif
Penelitian tentang penyebab sambaran petir masih terus berkembang.
Semua ilmuwan sepakat bahwa sambaran petir ini terjadi karena adanya
proses pelepasan muatan elektron di atmosfer yang bersasal dari proses
ionisasi. Oleh karena itu, proses terjadinya ionisasi dapat dicegah dengan
memakai zat iradasi seperti Radiun 226 dan Ameresium 241. Dari dua
bahan tersebut dapat menyebarkan ion radiasi yang mampu menetralisir
muatan listrik pada awan. Sehingga manfaat lain dari menyebarkan ion
radiasi adalah dapat meningkatkan muatan diujung finial atau splitzer, jika
awan dengan muatan besar tidak dapat dinetralkan oleh zat radiasi maka
akan menyambar dan mengenail penangkal petir. Menurut perjanjian
internasional, dengan mempertimbangkan pengurangan zat radioaktif di
Masyarakat. Penggunaan penangkal petir semacam itu telah dilarang, dan
diyakini juga bahwa penangkal petir tersebut akan berbahaya bagi
kesehatan manusia.
21
3. Penangkal Petir Elektrostatis
Cara kerja dari proteksi sambaran petir elektrostatis dengan
mengambil dari sistem penangkal petir radioaktif, dimana dengan
meningkatkan muatan pada ujung finial sehingga petir memilih ujung ini
yang akan disambar. Perbedaan dari sistem radioaktif yaitu energi yang
dikonsumsi. Pada penangkal petir radioaktif, muatan listrik yang
dihasilkan oleh proses pelepasan bahan yang diradiasikan. Dimana pada
penangkal petir elektrostatis menghasilkan energi listrik dengan cara
menginduksi awan di permukaan tanah. Penangkal petir elektrostatis
adalah jenis proteksi sambaran petir terbaik di dunia, bahkan anti petir
Flash Vectron telah dirancang khusus untuk digunakan pada daerah tropis
seperti Indonesia.
22
Gambar 2. 6 Sistem dari Disipasi
23
Untuk Instalasi listrik penangkal petir suatu gedung bertingkat yang perlu
ditimbangkan pada gedung tersebut yaitu antara lain :
1. Bahaya yang ditimbulkan karena loncatan petir
2. Penempatan penghantar pada pentanahan
3. Sistem pentanahan yang tahan terhadap gaya mekanik.
24
Gambar 2. 7 Elektroda Batang
2. Elektroda Plat
Elektroda Plat adalah elektroda yang disebut elektroda yang terbuat
dari bahan plat besi utuh, dan plat besi berlubang. Cara pemasangannya
dengan menanam elekrodanya secara vertikal, karena dengan melakukan
penanaman secara horiontal hasilnya tidak jauh dengan nilai dengan
pemasangan vertikal. Keuntungan penanaman verikal juga lebih praktis
dan lebih ekonomis.
26
Proporsionalitas ditemukan dalam hubunga nilai arus puncak dan
muatan listrik yang disimpan dalam sambaran turun. Kuat medan listrik di
permukaan tanah tergantung secara linier pada muatan sambaran turun.
Oleh karena itu, jarak radius sambaran petir (R) mempunyai hubungan
linier dengan nilai arus puncak (I)
Rumus jarak radius sambaran petir menurut Amstrong, Whitehead sebagai
berikut :
𝐫 = 𝟔, 𝟕 × 𝐈𝟎,𝟖𝟎 …………………...………………………...…….(2.11)
I = arus puncak
Persamaan a b
Love 10 0,65
H (m) 20 30 45 60
Tingkat Proteksi Lebar Jala
R (m) ɑo ɑo ɑo ɑo
I 20 25 - - - 5
II 30 35 25 - - 10
III 45 45 35 25 - 15
IV 60 55 45 35 25 20
28
BAB III
METODE PENELITIAN
𝑵𝒈 = 𝟎, 𝟎𝟒 × 𝑻𝒅𝟏,𝟐𝟕 ……………..……………………………….…(3.2)
30
3. Menentukan lokasi area proteksi pada bangunan
𝑨𝒆 = 𝒂𝒃 + 𝟔 𝒉 (𝒂 + 𝒃) + 𝟗𝝅 (𝒉)𝟐 …………………………..……...(3.3)
a = Panjang bangunan
b = Lebar bangunan
h = Tinggi bangunan
𝑵𝒅 = 𝑵𝒈 × 𝑨𝒆 .……................……………………………...……...(3.4)
Untuk menentukan nilai dari efisiensi dari proteksi sambaran petir yaitu
sebagai berikut :
Nc
𝐸 ≥1− ……………..………………...……..…………....…...…(3.5)
Nd
Untuk menentukan nilai jarak proteksi pada sistem penangkal petir ini
yaitu dengan persamaan sebagai berikut :
31
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈𝟎,𝟔𝟓 ………………...…………………………......…….(3.6)
I = arus puncak
𝒉
𝛗 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − (𝑹𝒔)} ……………………………………......…...….(3.7)
h = tinggi bangunan
𝐫 = √𝟐𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐 ……………….………………………......…….(3.8)
h = tinggi bangunan
Sistem penangkal petir sangkar faraday terdiri dari konduktor yang saling
terhubung pada atap dan dinding bangunan yang akan dilindungi. menurut
SNI 03-7015-2004 menyatakan terkait sistem proteksi jenis sangkar
faraday dengan metode bola bergulir digunakan pada gedung dengan
bangunan yang rumit. Jenis penangkal petir sangkar faraday sendiri
memiliki kelebihan seperti pengurangan efek radiasi elektromagnetik
dalam struktur yang dilindungi, penyebaran arus petir di beberapa
konduktor turun, dan berkontribusi pada ekototensial keseluruhan antara
struktur penghantar dan tanah.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
Gambar 4. 1 Bagian Facade Apartemen Saumata Suites
34
Data dimensi bangunan gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang :
• Panjang bangunan : 47,325 m
• Lebar bangunan : 40,675 m
• Tinggi bangunan : 120,925 m
• Luas Bangunan : 25132,686 m2
• Jenis Bangunan : Beton
Data yang diperoleh dari observasi akan digunakan untuk eksekusi
perihitung teoritis lebih lanjut yang akan digunakan sebagai bahan untuk
membuktikan apartemen Sauamata Suites Tangerang ini sudah aman terlindungi
atau belum terproteksi dari sambaran petir.
35
Gambar 4. 2 Instalasi Penangkal Petir
36
Tabel 4. 1 Tabel Spesifikasi Sistem Proteksi Petir Eksternal
37
Gambar 4. 3 Terminal Penangkal Petir
Pada gambar 4.3 merupakan salah satu gambar dari terminasi udara sistem
proteksi petir pada apartemen Saumata Suites Tangerang, terlihat pada
gambar bahwa tinggi dari finialnya 0,5 m dan ditambahkan sebuah batang
besi setinggi 3 m. kemudian dihubungkan pada konduktor penyalur
menggunakan jenis alumunium tape 25x3mm. dan ada light obstruction 50
w digunakan untuk memberikan tanda bahwa sistem proteksi petir pada
gedung ini sudah berfungsi.
39
Tabel 4. 2 Hari Guruh Kota Tangerang
Jumlah Hari
Nama Stasiun Bulan Total IKL (%)
Guruh
Januari 23
Februari 24
Maret 21
April 23
Mei 5
Stasiun
Juni 2
Meteorologi 153 41,8
Juli 6
Cengkareng
Agustus 3
September 8
Oktober 13
November 13
Desember 12
4.2 Pembahasan
A 8
B 3
C 5
D 1
E 6
F 6
R 3,84
41
perkiraan bahaya sambaran petir terebut sangat tinggi sehingga sangat
dianjurkan gedung ini untuk memasang sistem proteksi petir.
𝐀 𝐞 = 𝐚𝐛 + 𝟔 𝐡 (𝐚 + 𝐛) + 𝟗𝛑 (𝐡)𝟐
𝐴𝑒 = (47, 325 𝑥 40,675) + 6 𝑥 120,925 (47,325 + 40.675) + 9𝜋 (120,925)2
𝐴𝑒 = 479015,2443 m2
𝐴𝑒 = 0,4790 km2
Setelah mendapatkan nilai area proteksi pada gedung kita menentukan
nilai jumlah rata-rata sambaran petir. Untuk menentukan nilai jumlah
rata-rata sambaran petir secara langsung yaitu dengan :
𝑁𝑑 = 𝑁𝑔 × 𝐴𝑒
𝑁𝑑 = 23,8022 × 0,4790
𝑆𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑁𝑑 = 11,4012
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Dari data BMKG yang didapat nilai frekuensi tahunan (Nc) didapatkan
nilai sebesar 0,1/tahun. Untuk menentukan tingkat proteksi pada suatu
42
bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai dari Nd ≤ Nc maka tidak diperlukan pemasangan sistem
proteksi sambaran petir.
2. Jika nilai dari Nd ≥ Nc maka diperlukan pemasangan sistem proteksi
sambaran petir.
Dari perhitungan yang diperoleh nilai Nd adalah lebih besar dari Nc yaitu
10,3099 ≥ 0,1 . Sehingga pada bangunan Apartement Saumata Suites ini
sangat diperlukan untuk pemasangan sistem proteksi sambaran petir.
Dari nilai Nd yang didapat kita dapat menentukan nilai efisiensi dari
proteksi sambaran petir. Untuk menghitung nilai efisiensinya yaitu sebagai
berikut :
Nc
𝐸 ≥ 1−
Nd
0,1
𝐸 ≥ 1−
11,4012
𝐸 ≥ 0,9912
1. I 0,98
2. II 0,95
3. III 0,90
4. IV 0,80
Dari hasil perhitungan efisiensi yang didapat yaitu sebesar 0,99. Maka
nilai efisiensinya masuk dalam kategori tingkat kebutuhan proteksi level I.
Dari tingkat kebutuhan proteksi level 1 yang didapat maka pada
Apartemen Saumata Suites ini membutuhkan pemasangan sistem
penangkal petir yang maksimal untuk melindungi Apartemen.
43
4.2.2 Menentukan Nilai Daerah Proteksi Sambaran Petir
Tingkat Proteksi
Parameter Petir
I II II I-IV
Untuk menentukan nilai besarnya arus dan jarak sambaran petir yaitu
sebagai berikut :
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈𝟎,𝟔𝟓
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝟐𝟎𝟎𝟎,𝟔𝟓
𝐑𝐬 = 𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐 𝐦
Lalu dari nilai jarak sambaran petir yang diperoleh dapat dihitung besar
sudut proteksi sambaran petirnya yaitu sebagai berikut :
𝒉
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − ( )}
𝑹𝒔
𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − ( )}
𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐
𝝋 = 𝟑𝟕, 𝟖𝟔°
𝐫 = √𝟐 𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐
𝐫 = 𝟐𝟒𝟕, 𝟏𝟖𝟎 𝒎
Hasil perhitungan nilai radius daerah proteksi sambaran petir ini didapat
nilai sebesar 247,180 m.
Dari hasil perhitungan nilai Rs yang didapat yaitu sebesar 313,0902 m dan
radius proteksi sambaran petir yang didapat sebesar 247,180 m. Dari perhitungan
yang diperoleh untuk menentukan daerah proteksi ini yaitu dengan menggambar
zona proteksinya yang dapat dilihat pada gambar 4.5. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir yang dipasang pada Apartemen
Sumata Suites ini sudah mampu melindungi secara efektif dan layak dari
sambaran petir.
𝑹 = 𝟎, 𝟔𝟓 Ω
Hasil perhitungan dari nilai tahanan grounding (RG) yang didapat dari
elektroda batang yaitu sebesar 0,65 Ω. Dan sistem grounding pada
Apartemen Saumata Suites Tangerang ini juga sudah melakukan pengujian
nilai tahanan sistem grounding dengan menggunakan alat ukur Earth Tester
dengan merek Kyoritsu. Hasil Pengujian dari sistem grounding ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
46
Tabel 4. 6 Hasil Pengukuran Sistem Grounding
47
disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu tanah dan kelembaban tanah
pada saat pengujian. Karena pada saat melakukan pengujian pada siang
hari dengan kondisi tanah yang lumayan kering sehingga nilai tahanan
yang didapat juga relatif besar.
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada penelitian proteksi penangkal petir yang dilakukan di Apartemen
Saumata Suites dengan tinggi gedung 120 m ini didapatkan nilai jumlah
rata-rata sambaran petir sebesar 11,4012 sambaran/tahun. Dari hasil nilai
jumlah rata-rata sambaran petir didapatkan nilai efisiensinya sebesar 0,99,
sehingga tingkat kebutuhan proteksinya yaitu pada kategori level 1. Hal ini
berarti pada Apartemen Saumata Suites Tangerang ini sangat
membutuhkan proteksi sambaran petir untuk mrlindungi gedung.
2. Dari hasil perhitungan nilai jarak sambaran petir diperoleh nilai sebesar
313,0902 m dan radius daerah proteksi sambaran petir didapat nilai sebesar
247,180 m. Dari nilai jarak sambaran petir dan nilai radius sambaran petir
ini dapat menggambarkan daerah proteksi sambaran petir. Dan dari daerah
proteksi yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa sistem proteksi
sambaran petir pada Apartemen Saumata Suites ini sudah mampu
melindungi gedung dari sambaran petir.
3. Pada Apartemen Saumata Suites ini memiliki nilai tahanan sebesar 0,65 Ω
didapat dari hasil perhitungan nilai tahanan sistem grounding yang telah
dirancang dan dari hasil pengujian sistem grounding didapatkan nilai
sebesar 0,73 Ω. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang didapat dapat
disimpulkan bahwa nilai tahanan grounding penangkal petir ini sudah
sesuai dengan standar PUIL 2000 yaitu sebesar 5 Ω. Tetapi nilai kesalahan
relatif yang didapatkan yaitu sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti suhu tanah dan kelembaban tanah pada saat
pengujian.
49
5.2 Saran
Pada hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis memiliki saran bahwa
sistem proteksi penangkal petir pada Apartemen Saumata Suites ini radius
proteksinya diperpanjang lagi agar dapat melindungi seluruh gedung. Dan agar
nilai tahanan groundingnya tetap stabil dilakukan pengukuran secara berkala.
50
DAFTAR PUSTAKA
52
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Data Personal
NIM : 201711141
Nama : Rahmadhani Zaelanilluddin
Tempat/ Tgl. Lahir : Cirebon, 23 Desember 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Alamat Rumah : Dusun 1 Karang Tajug Rt 002 Rw 001 Mundu Pesisir,
Mundu, Cirebon, Jawa Barat
HP : 089681 793659
Email : zrahmadhani566@gmail.com
Personal Web :-
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SD Negeri 1 Mundu Pesisir - 2005-2011
SMP MTS Darul Hikam - 2011-2014
SMK SMK Negeri 1 Kota Teknik Instalasi Pemanfaatan 2014-2017
Cirebon Tenaga Listrik
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 15 April 2021
Rahmadhani Zaelanilluddin
53
LAMPIRAN
Lampiran A. Lembar Bimbingan Skripsi
Paraf
Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
Digitally signed by Andi Junaidi
1 Maret 2021
Konsultasi seputar topik pembahasan Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document
Penentuan judul sekaligus pengarahan Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
23 Maret 2021
Pengecekan revisi bab 1 sekaligus Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
6 April 2021
Pengecekan revisi bab 2 sekaligus Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document
23 April 2021
Latihan presentasi sidang proposal skripsi Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document
54
Digitally signed by Andi Junaidi
8 Mei 2021
Konsultasi pembahasan dan pengarahan Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document
2 Juli 2021
Bimbingan lanjutan terkait kendala pada Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document
55
Lampiran B. Data BMKG
56
57
Lampiran C. Data Pengujian Sistem Pentanahan
58
59
60
61
62
Lampiran D. Data Standar SNI
63
Formulir 7
pERilXiffii'si.o*st
PROGRAM STUDI 51 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Sidang Skripsi hari : SENIN, 30 AGUSTUS 2021
Jam:10.00-11.00
Nama Mahasiswa RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
N.I.M 2017trt4l
Judul Skripsi ANALISIS PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI
SAMBARAN PETIR DENGAN METODE
SANGKAR FARADAY PADA APARTEMEN
SAUMATA SUITES TANGERANG
oleh sidang ditetapkan bahwa mahasiswa y-.b.s harus menyempurnakan
skripsi dalam waktu
satu minggu, yaitu pada tanggal b gvFa'thvt 211_dengan p.rUuit*_perbaikan
sbb :
t' P€Fgntl9 PeuuLrrap gsutr( gt*r+1 ae+; pegaa,.* rrtb^( a+.ttttr n*L-:-,
t. FgP't r 9i1gury1-r t4€l$5,rFA gtGrrrsataar Melrp€
fi*eUe+- WO*t Rg.r-ortgar\t€r
?r?" ?
3. lE).tnrur'N gfht Oplir -1p4:L tts(etst D\6ufuHleo OA(JI4 pgp+f rrup 6axs 1
'Va
Mahasiswa
gErnDN$SD At"AtnA
(......
Rahmadhani Zaelanilluddin
............) 1*e# .........)
Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari
20
Mahasiswa
Dosen Penguji
Digitally signed by
Septianissa Azzahra
DN: C=ID, OU=Fakultas
Ketenagalistrikan dan
Energi Terbarukan,
O=Institut Teknologi PLN,
CN=Septianissa Azzahra,
E=septianissa@itpln.ac.i
d
Reason: I am approving
this document
Location: Jakarta
Rahmadhani Zaelanilluddin Date: 2021-09-03 21:21:
46
Formulir 7
pERilXi#fr''sk*rrs,
PROGRAM STUDI 51 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Sidang Skripsi hari : SENIN, 30 AGUSTUS 2021
Jam:10.00-11.00
Nama Mahasiswa : RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
N.I.M :20t7tll4l
skripsi
Judul : ANALISIS PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI
SAMBARAN PETIR DENGAN METODE
SANGKAR FARADAY PADA APARTEMEN
SAUMATA SUITES TANGERANG
oleh sidang ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus menyempumakan
Skripsi dalam waktu
satu minggu, yaitu pada tanggal 20 dengan perbaikan-perbaikan
sbb :
l+
bsfua L- c'.b L .Llni4 |
B aI, t<td.-' nl qrL,
u E_ R.. f"r rri A.^ r,'( 'q lot v ola
Mahasiswa
Dosen Penguji
( Rahmadhani Zaelanilluddin
..............)
"''.......)
wrT-rr
Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari
20
Rahmadhani Zaelanilluddin
Formulir 6
Apabila dalam jangka waktu tersebut mahasiswa y.b.s dapat menyelesaikan REVISI
harus
kembali mengulang mengikuti ujian sidang skripsi di periode selanjutnya.
Andi
Indonesia, O=Teknik Elektro,
OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID
Indonesia, G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this
Andi
Indonesia, O=Teknik Elektro, Digitally signed by Tri Joko
OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID
Tri Joko Pramono,ST., MT
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro,
O=Institut Teknologi PLN,
CN="Tri Joko Pramono,ST.,
Indonesia, G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this Pramono MT", E=tri.joko@itpln.ac.id
Reason: I am the author of
Junaidi
this document
document
Location: your signing location
here
,ST., MT Location: Jakarta
Date: 2021-09-04 19:07:41
Foxit Reader Version: 10.0.0
Rahmadhani Zaelanilluddin Date: 2021.09.05 20:21:30+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0
ABSTRACT
In this research, the analysis of lightning protection system planning aims to determine the level of
lightning protection, the area protected by lightning rods, and ground resistance at the Saumata
Suites Apartment. At the Saumata Suites Apartment with a building height of 120 m, the average
number of lightning strikes is 11.4012 strikes per year. From the results of the average number of
lightning strikes, the efficiency value is 0.99, so that the level of lightning strike protection at the
Saumata Suites Apartment is at protection level I. In the calculation results of the lightning strike
distance value obtained is 313.0902 m and the radius of the lightning strike protection area is
247.180 m. The protection area obtained can be seen that the lightning strike protection system at
the Saumata Suites Apartment has been able to protect the building from lightning strikes. The
grounding system used to transmit this lightning current uses rod electrodes. Where the grounding
at the Saumata Suites Apartment has a resistance value of 0.65 from the calculation of the grounding
system design and from the test results obtained a value of 0.73 . From the results of calculations
and testing obtained a relative error value of 12%. This is caused by several factors such as soil
temperature and soil moisture at the time of testing.
ABSTRAK
Pada penelitian analisis sistem proteksi petir ini bertujuan untuk mengetahui tingkat proteksi
penangkal petir, luas daerah yang terproteksi oleh penangkal petir, dan tahanan petanahan pada
Apartemen Saumata Suites. Pada Apartemen Saumata Suites dengan tinggi gedung 120 m ini
didapatkan nilai jumlah rata-rata sambaran petir sebesar 11,4012 sambaran pertahun. Dari hasil
nilai jumlah rata-rata sambaran petir didapatkan nilai efisiensinya sebesar 0,99 sehingga
didapatkan tingkat proteksi sambaran proteksi sambaran petir pada Apartemen Saumata Suites ini
pada tingkat proteksi I. Pada hasil perhitungan nilai jarak sambaran petir yang diperoleh sebesar
313,0902 m dan radius daerah proteksi sambaran petirnya diperoleh sebesar 247,180 m. Daerah
proteksi yang diperoleh dapat dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir pada Apartemen
Saumata Suites ini sudah mampu memlindungi gedung dari sambaran petir.Sistem pentanahan yang
dipakai untuk menyalurkan arus petir ini menggunakan elektroda batang. Dimana pentanahan pada
Apartemen Saumata Suites ini memiliki nilai tahanan sebesar 0,65 Ω dari perhitungan rancangan
sistem groundingnya dan dari hasil pengujian didapatkan nilai sebesar 0,73 Ω. Dari hasil
perhitungan dan pengujian didapatkan nilai kesalahan relatif sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti suhu tanah dan kelembaban tanah pada saat pengujian.
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin sempit area tanah yang dapat digunakan,
maka pembangunan gedung di Indonesia mengalami kendala pada perluasan bangunan yang
mengakibatkan pembangunan gedung-gedung baru lebih cenderung bertingkat sebagai solusi
menghadapi permasalahan tersebut. Namun ada beberapa permasalahan mengenai keamanan
bangunan yang perlu diperhatikan. Bangunan bertingkat lebih rawan mengalami gangguan, baik
gangguan mekanik maupun gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah
sambararan petir.
Bahaya terhadap sambaran petir jika mengenai pada gedung Apartemen Saumata Suites
Tangerang perlu mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan bangunan tersebut adalah sebagai
salah satu hunian mewah dikawasan Tangerang. Bangunan yang tersambar petir akan menyebabkan
kerusakan yang berupa kerusakan termal, misalnya bagian yang tersambar petir akan terbakar atau
merusak peralatan innstalasi listrik. Sambaran petir juga bisa sangat berbahaya jika mengenai
seseorang didalam sebuah gedung karena akan menyebabkan sengatan listrik pada tubuh manusia
yang terkena sambaran petir, yang akan mempengaruhi sistem kerja jantung dan menyebabkan
jantung berhenti.. Maka dari itu penulis ingin membahas tentang sistem proteksi penangkal petir
yang aman dan efektif melindungi gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang dari sambaran
petir langsung (Sinaga & Soewono, 2017).
Sistem Proteksi Petir (SPP) yang dipasang pada gedung bertingkat bertujuan untuk
melindungi dan mengurangi efek sambaran petir. Berdasarkan standar NFC 17 102 tentang Sistem
Proteksi Petir pada gedung dibagi menjadi dua jenis yaitu SPP eksternal dan SPP internal. SPP
eksternal adalah Sistem Proteksi Petir yang dirancang untuk melindungi bangunan dari sambaran
petir dan dalam bentuk sistem penangkal petir dengan sistem pentanahan. Sedangkan SPP internal
adalah Sistem Proteksi Petir yang dirancang untuk melindungi peralatan yang di dalam gedung.
Untuk sistem instalasi dari kedua sistem tersebut berdasarkan dengan menghitung resiko kerusakan
akibat sambaran petir pada gedung. Perhitungan resiko ini digunakan sebagai standar untuk
menetukan persyaratan pemasangan Sistem Proteksi petir di gedung bertingkat. Dari kedua jenis
Sistem Proteksi Petir tersebut biasanya yang dipasang hanya Sistem Proteksi Petir eksternal saja
dan konsep Sistem Proteksi Petir internal jarang diterapkan. Hal ini terjadi karena hanya dengan
memasang Sistem Proteksi Petir eksternal saja maka kehandalan sistem proteksi penangkal petir
untuk mengamankan suatu bangunan dari sambaran petir sudah cukup baik. Pada penelitian tentang
sistem proteksi sambaran petir sendiri sebenarnya sudah banyak dibahas. Tetapi dalam penelitian
ini yang membedakan dengan penelitian lainnya adalah metode yang digunakan pada Sistem
Proteksi Petir eksternal ini yaitu metode sangkar Faraday pada gedung Apartemen Saumata Suites
Tangerang.
Proteksi penangkal petir merupakan alat untuk menjaga peralatan listrik pada bangunan
tinggi dan keselamatan manusia akibat adanya sambaran petir. Sistem proteksi penangkal petir pada
gedung-gedung tinggi adalah sistem yang harus ada pada syarat pembangunan pada suatu gedung
bertingkat. Seperti halnya, pada Apartement Saumata Suites Tangerang diperlukan rancangan
sistem proteksi penangkal petir. Selain proteksi penangkal petir yang harus diperhatikan pada
pembangunan angunan bertingkat yaitu sistem groundingnya. Tujuan sistem grounding sendiri
yaitu berfungsi untuk membuat jalur tahanan rendah ke permukaan tanah. Ketika sambaran petir
mengenai sistem proteksi maka muatan sisa akan langsung dialirkan kebumi. Pada penilitian ini
memiliki manfaat untuk merancang sistem proteksi penangkal petir yang baik pada gedung
bertingkat menggunakan metode sangkar Faraday dan sistem grounding penangkal petir yang baik
pada gedung bertingkat (Bandri, 2014).
2. METODE/PERANCANGAN PENELITIAN
2.1 Menentukan Tingkat Proteksi Pada Bangunan
2.1.1 Menentukan Indeks kebutuhan bahaya akibat sambaran petir menurut NFPA 780
Untuk menentukan sistem kebutuhan bahaya akibat sambaran petir dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
𝑨+𝑩+𝑪+𝑫+𝑬
𝑹 = ……………………………...……………….....................………..(2.1)
𝑭
2.1.2 Menentukan kerapatan dari sambaran petir ke bumi dengan menggunakan standar
NFC 17 – 102
Untuk menentukan sistem pentanahan pada kerapatan dari sambaran petir yaitu :
𝑵𝒈 = 𝟎, 𝟎𝟒 × 𝑻𝒅𝟏,𝟐𝟕 ……………..…………………………………………..…….…(2.2)
𝑨𝒆 = 𝒂𝒃 + 𝟔 𝒉 (𝒂 + 𝒃) + 𝟗𝝅 (𝒉)𝟐 …………………………………………....……...(2.3)
2.1.4 Menentukan jumlah dari rata-rata frekuensi sambaran petir secara langsung
pertahunnya
Untuk menentukan nilai jumlah dari rata-rata sambaran petir secara langsung yaitu dengan :
𝑵𝒅 = 𝑵𝒈 × 𝑨𝒆 .……................………………………………………..……...……...(2.4)
Nc
𝐸 ≥ 1 − Nd……………..………………...……..…………....…...…………………...(2.5)
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈 𝟎,𝟔𝟓 ………………...………………………………………...…......…….(2.6)
𝒉
𝛗 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − (𝑹𝒔)} ……………………………………................................…...….(2.7)
𝐫 = √𝟐𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐 ……………….………………………......…………………..….(2.8)
𝑁𝑔 = 0,04 × 𝑇𝑑1,27
𝑁𝑔 = 0,04 × 1531,27
𝑁𝑔 = 23,8022 𝑠𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛/𝐾𝑚2 /𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Kemudian untuk menentukan nilai area proteksi pada bangunan yang masih memiliki angka
sambaran petir yaitu dengan :
𝐀𝐞 = 𝐚𝐛 + 𝟔 𝐡 (𝐚 + 𝐛) + 𝟗𝛑 (𝐡)𝟐
𝐴𝑒 = (47, 325 𝑥 40,675) + 6 𝑥 120,925 (47,325 + 40.675) + 9𝜋 (120,925)2
𝐴𝑒 = 479015,2443 m2
𝐴𝑒 = 0,4790 km2
Setelah mendapatkan nilai area proteksi pada gedung kita menentukan nilai jumlah rata-
rata sambaran petir. Untuk menentukan nilai jumlah rata-rata sambaran petir secara langsung
yaitu dengan :
𝑁𝑑 = 𝑁𝑔 × 𝐴𝑒
𝑁𝑑 = 23,8022 × 0,4790
𝑆𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑁𝑑 = 11,4012
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Dari data BMKG yang didapat nilai frekuensi tahunan (Nc) didapatkan nilai sebesar
0,1/tahun. Untuk menentukan tingkat proteksi pada suatu bangunan berdasarkan perhitungan
Nd dan Nc adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai dari Nd ≤ Nc maka tidak diperlukan pemasangan sistem proteksi sambaran petir.
2. Jika nilai dari Nd ≥ Nc maka diperlukan pemasangan sistem proteksi sambaran petir.
Dari perhitungan yang diperoleh nilai Nd adalah lebih besar dari Nc yaitu 10,3099 ≥ 0,1 .
Sehingga pada bangunan Apartement Saumata Suites ini sangat diperlukan untuk
pemasangan sistem proteksi sambaran petir.
Dari nilai Nd yang didapat kita dapat menentukan nilai efisiensi dari proteksi sambaran
petir. Untuk menghitung nilai efisiensinya yaitu sebagai berikut :
Nc
𝐸 ≥1−
Nd
0,1
𝐸 ≥1−
11,4012
𝐸 ≥ 0,9912
Dari hasil perhitungan efisiensi yang didapat yaitu sebesar 0,99. Maka nilai efisiensinya
masuk dalam kategori tingkat kebutuhan proteksi level I. Dari tingkat kebutuhan proteksi level
1 yang didapat maka pada Apartemen Saumata Suites ini membutuhkan pemasangan sistem
penangkal petir yang maksimal untuk melindungi Apartemen.
Tingkat Proteksi
Parameter Petir
I II II I-IV
Nilai arus puncak I (kA) 200 150 100
Muatan ideal Q total (C) 300 225 150
Muatan impuls Q impuls 100 75 50
Energi spesifik W/R (kJ/) 10000 5600 2500
Kecuraman rata-rata Di/dt (kJ/µS) 200 150 100
Untuk menentukan nilai besarnya arus dan jarak sambaran petir yaitu sebagai berikut :
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈 𝟎,𝟔𝟓
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝟐𝟎𝟎𝟎,𝟔𝟓
𝐑𝐬 = 𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐 𝐦
Lalu dari nilai jarak sambaran petir yang diperoleh dapat dihitung besar sudut proteksi sambaran
petirnya yaitu sebagai berikut :
𝒉
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏{𝟏 − ( )}
𝑹𝒔
𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − ( )}
𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐
𝝋 = 𝟑𝟕, 𝟖𝟔°
Dari hasil perhitungan nilai Rs yang didapat yaitu sebesar 313,0902 m maka radius daerah
proteksi sambaran petir ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
𝐫 = √𝟐 𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐
𝐫 = √𝟐 𝒙 𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓 − 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓𝟐
𝐫 = 𝟐𝟒𝟕, 𝟏𝟖𝟎 𝒎
Hasil perhitungan nilai radius daerah proteksi sambaran petir ini didapat nilai sebesar 247,180 m.
Dari hasil perhitungan nilai Rs yang didapat yaitu sebesar 313,0902 m dan radius proteksi
sambaran petir yang didapat sebesar 247,180 m. Dari perhitungan yang diperoleh untuk menentukan
daerah proteksi ini yaitu dengan menggambar zona proteksinya yang dapat dilihat pada gambar 4.5.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir yang dipasang pada
Apartemen Sumata Suites ini sudah mampu melindungi secara efektif dan layak dari sambaran petir.
Hasil perhitungan dari nilai tahanan grounding (RG) yang didapat dari elektroda batang yaitu
sebesar 0,65 Ω. Dan sistem grounding pada Apartemen Saumata Suites Tangerang ini juga sudah
melakukan pengujian nilai tahanan sistem grounding dengan menggunakan alat ukur Earth Tester
dengan merek Kyoritsu. Hasil Pengujian dari sistem grounding ini dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Sistem Grounding
No. Titik 20 Ω
1. 1 (A-0) 0,79
2. 2 (B/A-0) 0,73
3. 3 (F-0/1) 0,67
RRata-Rata 0,73
Dari hasil perhitungan dan pengukuran yang didapat pada sistem grounding di Apartemen
Suamata Suites ini dapat dilihat bahwa sistem groundingnya sudah sesuai dengan standar PUIL
2000 yaitu kurang dari 5 Ohm. Perbandingan nilai tahanan yang didapat dari perhitungan dan
percobaan sistem pentanahan ini memiliki kesalahan relatif yang cukup besar. Nilai kesalahan
relatif yang didapatkan yaitu sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu
tanah dan kelembaban tanah pada saat pengujian. Karena pada saat melakukan pengujian pada
siang hari dengan kondisi tanah yang lumayan kering sehingga nilai tahanan yang didapat juga
relatif besar.
4.2 Saran
Pada hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis memiliki saran bahwa sistem proteksi
penangkal petir pada Apartemen Saumata Suites ini radius proteksinya diperpanjang lagi agar dapat
melindungi seluruh gedung. Dan agar nilai tahanan groundingnya tetap stabil dilakukan pengukuran
secara berkala.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada perusahaan yang telah memberi dukungan yang
membantu pelaksanaan penelitian dan atau penulisan artikel.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adiputra, rizky F. (n.d.). Studi Performansi Perlindungan Sambaran Petir Pada Saluran
Udara Tegangan Tinggi ( Sutt ) 150 Kv Untuk Beragam Karakteristik Sambaran. 1–8.
[2] Ariana, N., & Riana, E. (2019). Analisis Sistem Penangkal Petir Pada Bts Di Pt. Dayamitra
Telekomunikasi (Mitratel). ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online
Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,
53(9), 1689–1699. www.journal.uta45jakarta.ac.id
[3] Bandri, S. (2014). Sistem Proteksi Petir Internal Dan Ekternal. Jurnal Teknik Elektro ITP,
3(1), 6.
[4] Bartien, S. (2011). Puil. DirJen Ketenagalistrikan, 2011(Puil).
[5] Ibrahim, M. D., & Soewono, S. (2019). ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI
PETIR EKSTERNAL DENGAN EARLY STREAMER EMISSION AIR TERMINAL PADA GEDUNG
BMKG PUSAT.
[6] PERTIWI, F. T. (2017). PERENCANAAN PROTEKSI PETIR PADA GEDUNG
REVITALISASI UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG.
[7] Prima Prayeni, Parjiman, & Daryanto. (2020). EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR
PADA GEDUNG PERKULIAHAN (Studi pada Universitas Negeri Jakarta Kampus A Sektor C).
Journal of Electrical Vocational Education and Technology, 2(2), 41–46.
https://doi.org/10.21009/jevet.0022.09
[8] Rohani, R. (2017). EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI GEDUNG
REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Jurnal Edukasi Elektro, 1(2).
https://doi.org/10.21831/jee.v1i2.17423
[9] Sampeallo, A. S., Mauboy, E. R., & Moron, Y. M. (2020). PERENCANAAN SISTEM
PENYALUR PETIR ELEKTROSTATIS DENGAN METODE SANGKAR FARADAY PADA
GEDUNG KEUANGAN NEGARA KUPANG. Jurnal Media Elektro, 90–100.
https://doi.org/10.35508/jme.v0i0.3207
[10] Sinaga, I. H., & Soewono, S. (2017). EVALUASI SISTEM PROTEKSI INSTALASI
PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA BANGUNAN STT-PLN JAKARTA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SUDUT PROTEKSI.
[11] Sukmawidjaja, M., Abduh, S., & Nadia, S. (2015). ANALISIS PERANCANGAN SISTEM
PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR.
Jetri : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 12(2), 75–86.
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jetri/article/view/504
[12] Syakur, A., Teknik, J., Fakultas, E., Universitas, T., & Teori, D. (2006). Sistem Proteksi
Penangkal Petir Pada Gedung Widya Puraya. Transmisi, 8(1), 35-39–39.
https://doi.org/10.12777/transmisi.8.1.35-39