Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL PADA


APARTEMEN SAUMATA SUITES TANGERANG

DISUSUN OLEH :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
201711141

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA 2021
ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL PADA
APARTEMEN SAUMATA SUITES TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik

Disusun Oleh :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
NIM : 201711141

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA 2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Rahmadhani Zaelanilluddin


NIM : 201711141
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Judul Skripsi : Analisis Sistem Proteksi Petir Eksternal Pada
Apartemen Saumata Suites Tangerang.

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajuka untuk memperoleh gelar Sarjana baik di
lingkungan Institut Teknologi PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pernytaan ini
dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia
memikul segala resiko jika ternyata pernyataan ini tidak benar

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL PADA


APARTEMEN SAUMATA SUITES TANGERANG

Disusun Oleh :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
NIM : 201711141

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik

. PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Jakarta, 2021

Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
Digitally signed by Andi Junaidi
S1 Teknik Elektro DN: CN=Andi Junaidi, L=ID
Indonesia, O=Teknik Elektro,

Andi
Digitally signed by Tony
Koerniawan OU=FKET,
DN: OU=Fakultas E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID
Ketenagalistrikan dan Energi Indonesia, G=Andi Junaidi
Terbarukan, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Tony Reason: I am the author of this
document

Junaidi
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id Location: your signing location
Reason: I am the author of this
document
here
Location: Jakarta Date: 2021.09.05 20:15:37+07'00'
Date: 2021-09-15 09:14:44 Foxit PhantomPDF Version:
10.1.0
Tony Koerniawan, S.T.,M.T. Andi Junaidi, S.T., M.T.
( NIP: 1984201009A ) ( NIDN : 0314018706 )

iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL PADA


APARTEMEN SAUMATA SUITES TANGERANG

Disusun Oleh :
RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
NIM : 201711141

Telah disidangkan dan dinyatakan LULUS pada sidang Skripsi


Pada Program S1 Teknik Elektro Fakultas
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Institut Teknologi PLN
Pada 28 Agustus 2021

TIM PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. Tri Joko Pramono,S.T.,M.T Ketua Sidang Tri Joko Digitally signed by Tri Joko Pramono,ST., MT
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro, O=Institut
Teknologi PLN, CN="Tri Joko Pramono,ST.,

Pramono,S MT", E=tri.joko@itpln.ac.id


Reason: I am the author of this document
Location: Jakarta
Date: 2021-09-04 19:06:32

T., MT Foxit Reader Version: 10.0.0

2. Heri Suyanto,S.T.,M.T Sekretaris Sidang

Digitally signed by Septianissa Azzahra


3. Septianissa Azzahra,S.T.,M.T Anggota Sidang DN: C=ID, OU=Fakultas
Ketenagalistrikan dan Energi
Terbarukan, O=Institut Teknologi PLN,
CN=Septianissa Azzahra,
E=septianissa@itpln.ac.id
Reason: I am approving this document
Location: Jakarta
Date: 2021-09-03 21:19:52

Mengetahui,
Kepala Program Studi
S1 Teknik Elektro
Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: OU=Fakultas Ketenagalistrikan
dan Energi Terbarukan, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Tony
Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id
Reason: I am the author of this
document
Location: Jakarta
Date: 2021-09-15 09:15:05

Tony Koerniawan, S.T.,M.T.


( NIP: 1984201009A )

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :

Andi Junaidi, S.T., M.T.


Selaku Dosen Pembimbing Utama

Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga laporan


kerja magang ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada:


1. Allah SWT
2. Kedua orang tua penulis, dan keluarga besar penulis yang sudah mendukung dan
mendoakan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Tiar dan Bapak Ridwan selaku pembimbing lapangan yang telah
membantu dalam penyeleaian penelitian pada Proyek Apartement Saumata
Suites Tangerang pada PT Indo Jaya Sukses Makmur.

Yang telah mengijinkan untuk melakukan kerja magang di Perusahaan PT Indo Jaya
Sukses Makmur dalam proyek pengerjaan Apartemen Saumata Suites

Jakarta, 16 Juli 2021

Rahmadhani Zaelanilluddin

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda


tangan dibawahini :
Nama : Rahmadhani Zaelanilluddin

NIM : 201711141

Program Studi : S1 Teknik Elektro

Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non – exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR PADA APARTEMEN


SAUMATA SUITES TANGERANG

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 13 Juli 2021

Yang Menyatakan,

(Rahmadhani Zaelanilluddin)

vi
ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL PADA
APARTEMEN SAUMATA SUITES TANGERANG
Rahmadhani Zaelanilluddin.,201711141
Dibawah bimbingan Andi Junaidi.,S.T,M.T

ABSTRAK
Pada penelitian analisis sistem proteksi petir ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
proteksi penangkal petir, luas daerah yang terproteksi oleh penangkal petir, dan tahanan
petanahan pada Apartemen Saumata Suites. Pada Apartemen Saumata Suites dengan
tinggi gedung 120 m ini didapatkan nilai jumlah rata-rata sambaran petir sebesar
11,4012 sambaran pertahun. Dari hasil nilai jumlah rata-rata sambaran petir didapatkan
nilai efisiensinya sebesar 0,99 sehingga didapatkan tingkat proteksi sambaran proteksi
sambaran petir pada Apartemen Saumata Suites ini pada tingkat proteksi I. Pada hasil
perhitungan nilai jarak sambaran petir yang diperoleh sebesar 313,0902 m dan radius
daerah proteksi sambaran petirnya diperoleh sebesar 247,180 m. Daerah proteksi yang
diperoleh dapat dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir pada Apartemen Saumata
Suites ini sudah mampu memlindungi gedung dari sambaran petir.Sistem pentanahan
yang dipakai untuk menyalurkan arus petir ini menggunakan elektroda batang. Dimana
pentanahan pada Apartemen Saumata Suites ini memiliki nilai tahanan sebesar 0,65 Ω
dari perhitungan rancangan sistem groundingnya dan dari hasil pengujian didapatkan
nilai sebesar 0,73 Ω. Dari hasil perhitungan dan pengujian didapatkan nilai kesalahan
relatif sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu tanah dan
kelembaban tanah pada saat pengujian.

Kata Kunci : Proteksi, Petir, Pentanahan

vii
ANALYSIS OF LIGHTNING PROTECTION SYSTEM IN
SAUMATA SUITES TANGERANG APARTMENT

Rahmadhani Zaelanilluddin.,201711141

Under the guidance of Andi Junaidi.,ST,MT

ABSTRACT
In this research, the analysis of lightning protection system planning aims to determine
the level of lightning protection, the area protected by lightning rods, and ground
resistance at the Saumata Suites Apartment. At the Saumata Suites Apartment with a
building height of 120 m, the average number of lightning strikes is 11.4012 strikes per
year. From the results of the average number of lightning strikes, the efficiency value is
0.99, so that the level of lightning strike protection at the Saumata Suites Apartment is
at protection level I. In the calculation results of the lightning strike distance value
obtained is 313.0902 m and the radius of the lightning strike protection area is 247.180
m. The protection area obtained can be seen that the lightning strike protection system
at the Saumata Suites Apartment has been able to protect the building from lightning
strikes. The grounding system used to transmit this lightning current uses rod electrodes.
Where the grounding at the Saumata Suites Apartment has a resistance value of 0.65
from the calculation of the grounding system design and from the test results obtained a
value of 0.73 . From the results of calculations and testing obtained a relative error
value of 12%. This is caused by several factors such as soil temperature and soil
moisture at the time of testing.

Keywords: Protection, Lightning, Grounding

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi

ABSTRAK (INDONESIA) ................................................................................... vii

ABSTRACT (INGGRIS) ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii


DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Masalah .......................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
2.1 Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 5
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 6
2.2.1 Fenomena Terjadinya Petir ............................................................... 6
2.2.2 Kerusakan Efek Akibat Sambaran Petir............................................ 7
2.2.3 Sambaran Petir .................................................................................. 8
2.2.4 Parameter Petir .................................................................................. 9
2.2.5 Dampak Sambaran Petir .................................................................. 11

ix
2.2.6 Kategori Gedung Yang Perlu Dipasang Sistem Penangkal Petir .... 12
2.2.7 Menentukan Tingkat Proteksi Resiko Petir ................................... 12
2.2.8 Jenis Proteksi Sambaran Petir ......................................................... 19
2.2.9 Sistem Proteksi Sambaran Petir ...................................................... 22
2.2.10 Standar Pemasangan Pentanahan .................................................... 23
2.2.11 Pembumian atau Grounding ........................................................... 24
2.2.12 Metode Perencanaan Sistem Terminasi Udara ............................... 25
BAB III.................................................................................................................. 29
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 29
3.2 Desain Penelitian .................................................................................... 29
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 30
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................. 30
3.4.1 Menentukan Tingkat Proteksi Pada Bangunan ............................... 30
3.4.2 Menentukan Nilai Jangkauan Proteksi ............................................ 32
3.4.3 Menentukan Nilai Tahanan Elektroda Sistem Pentanahan ............. 32
3.4.4 Penentuan Jenis Sistem Proteksi Sambaran Petir ........................... 32
BAB IV ................................................................................................................. 33
4.1 Hasil........................................................................................................ 33
4.1.1 Deskripsi Lokasi Apartemen Saumata Suites Tangerang ................ 33
4.1.2 Sistem Proteksi Petir Eksternal Pada Apartemen Saumata Suites ... 35
4.1.3 Sistem Terminasi Udara (Air Terminal) ......................................... 37
4.1.4 Sistem Pembumian Pada Apartemen Saumata ................................ 38
4.1.5 Hari Guruh ....................................................................................... 39
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 40
4.2.1 Menentukan Besarnya Tingkat Proteksi Sambaran Petir ................. 40
4.2.2 Menentukan Nilai Daerah Proteksi Sambaran Petir......................... 44
4.2.3 Menentukan Nilai Tahanan Pada Sistem Pentanahan Dan Tinggi
Finial Proteksi Petir .......................................................................... 45

BAB V................................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 49
5.2 Saran ....................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 53

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jenis-jenis parameter petir .......................................................................................................11


Tabel 2. 2 Indeks Penggunaan dan Isi ......................................................................................................13
Tabel 2. 3 Indeks Konstruksi Bangunan ...................................................................................................13
Tabel 2. 4 Indeks Tinggi Bangunan..........................................................................................................14
Tabel 2. 5 Indeks Situasi Bangunan .........................................................................................................14
Tabel 2. 6 Indeks Hari Guruh ...................................................................................................................14
Tabel 2. 7 Indeks Perkiraan Bahaya .........................................................................................................15
Tabel 2. 8 Indeks Jenis Struktur ...............................................................................................................15
Tabel 2. 9 Indeks Jenis Atap .....................................................................................................................16
Tabel 2. 10 Lokasi Bangunan ...................................................................................................................17
Tabel 2. 11 Indeks Lokasi.........................................................................................................................17
Tabel 2. 12 Indeks Penggunaan dan Isi Bangunan ...................................................................................17
Tabel 2. 13 Indeks Iso Kerounic Level .....................................................................................................18
Tabel 2. 14 Indeks Pengaman ...................................................................................................................18
Tabel 2. 15 Efisiensi Sistem Proteksi Petir ...............................................................................................19
Tabel 2. 16 Tabel Konstanta Jarak Sambaran Petir ..................................................................................27
Tabel 2. 17 Terminasi Udara Berdasarkan Tingkat Proteksi ....................................................................28
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan
Penelitian…………………………………………………………Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 1 Tabel Spesifikasi Sistem Proteksi Petir Eksternal …………………………………37
Tabel 4. 2 Hari Guruh Kota Tangerang ....................................................................................................40
Tabel 4. 3 Indeks PUIPP........................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Indeks NFPA ...........................................................................................................................41
Tabel 4. 5 Tingkat Proteksi Petir ..............................................................................................................43
Tabel 4. 6 Parameter Sambaran Petir .......................................................................................................44
Tabel 4. 7 Hasil Pengukuran Sistem Grounding ......................................................................................47

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pelepasan Muatan Petir ..........................................................................................................7


Gambar 2. 2 Gambar gelombang arus impuls ............................................................................................9
Gambar 2. 3 Daerah Induksi dalam loop ..................................................................................................11
Gambar 2. 4 Pengangkal Petir Sangkar Faraday ......................................................................................20
Gambar 2. 5 Sistem Penangkal Petir Franklin Rod ..................................................................................21
Gambar 2. 6 Sistem dari Disipasi .............................................................................................................23
Gambar 2. 7 Elektroda Batang..................................................................................................................25
Gambar 2. 8 Elektroda Plat.......................................................................................................................25
Gambar 2. 9 Metode Bola Bergulir ..........................................................................................................26
Gambar 2. 10 Metode Sudut Proteksi .......................................................................................................28

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian……………………………………………….....................................29

Gambar 4. 1 Bagian Façade Apartemen Saumata Suites…………………………………...…………...34


Gambar 4. 2 Instalasi Penangkal Petir ......................................................................................................36
Gambar 4. 3 Terminal Penangkal Petir.....................................................................................................38
Gambar 4. 4 Sistem Pentahanan ...............................................................................................................39
Gambar 4. 5 Daerah Proteksi Sambaran Petir ..........................................................................................45
Gambar 4. 6 Grounding Elektroda Batang ...............................................................................................46
Gambar 4. 7 Titik Sistem Pentanahan Tampak Atas ................................................................................47

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Lembar Bimbingan Skripsi ........................................................................ 54

Lampiran B. Data BMKG .............................................................................................. 56

Lampiran C. Data Pengujian Sistem Pentanahan ............................................................ 58

Lampiran D. Data Standar SNI ....................................................................................... 63

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Semakin berkembangan zaman dan semakin maju disuatu kota, maka
akan banyak bangunan industri dan membuat sempitnya lahan-lahan didaerah
perkotaan yang bisa digunakan, oleh karena itu, dalam pembangunan suatu
gedung di Indonesia mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah kurang
luasnya lahan pada daerah tersebut. Sehingga salah satu solusi untuk
permasalahan tersebut yaitu pada pembangunan gedung baru lebih banyak
bertingkat atau bangunannya keatas. Tetapi disisi lain, semakin maraknya
pembangunan gedung-gedung bertingkat berdiri. Ada beberapa masalah yang
harus diperhatikan yaitu faktor keamanan dari bangunan tersebut. Karena pada
gedung-gedung bertingkat itu lebih rentan terhadap gangguan, baik gangguan
alam maupun mekanik. Sambaran petir langsung adalah gangguan yang terjadi
pada gedung-gedung bertingkat yang disebabkan oleh gangguan alam
(Sampeallo et al., 2020). Mengingat bahwa Indonesia letak geografisnya yang
dilewati oleh garis khatulistiwa yang beriklim tropis, sehingga mempunyai hari
guruh yang tinggi. Semakin tinggi hari guruh maka faktor timbulnya sambaran
petir akan semakin tinggi di daerah tersebut (Rohani, 2017). Petir atau kilat
adalah peristiwa alam yang sangat membahayakan, sambaran petir terjadi karena
adanya proses pelepasan muatan elektron di atmosfer. Pelepasan muatan
elektron terjadi karena adanya beda potensial di awan (PERTIWI, 2017).

Bahaya terhadap sambaran petir jika mengenai pada gedung Apartemen


Saumata Suites Tangerang perlu mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan
bangunan tersebut adalah sebagai salah satu hunian mewah dikawasan
Tangerang. Bangunan yang tersambar petir akan menyebabkan kerusakan yang
berupa kerusakan termal, misalnya bagian yang tersambar petir akan terbakar
atau merusak peralatan innstalasi listrik. Sambaran petir juga bisa sangat
berbahaya jika mengenai seseorang didalam sebuah gedung karena akan
menyebabkan sengatan listrik pada tubuh manusia yang terkena sambaran petir,
1
yang akan mempengaruhi sistem kerja jantung dan menyebabkan jantung
berhenti.. Maka dari itu penulis ingin membahas tentang sistem proteksi
penangkal petir yang aman dan efektif melindungi gedung Apartemen Saumata
Suites Tangerang dari sambaran petir langsung (Sinaga & Soewono, 2017).

Sistem Proteksi Petir (SPP) yang dipasang pada gedung bertingkat


bertujuan untuk melindungi dan mengurangi efek sambaran petir. Berdasarkan
standar NFC 17 102 tentang Sistem Proteksi Petir pada gedung dibagi menjadi
dua jenis yaitu SPP eksternal dan SPP internal. SPP eksternal adalah Sistem
Proteksi Petir yang dirancang untuk melindungi bangunan dari sambaran petir
dan dalam bentuk sistem penangkal petir dengan sistem pentanahan. Sedangkan
SPP internal adalah Sistem Proteksi Petir yang dirancang untuk melindungi
peralatan yang di dalam gedung. Untuk sistem instalasi dari kedua sistem
tersebut berdasarkan dengan menghitung resiko kerusakan akibat sambaran petir
pada gedung. Perhitungan resiko ini digunakan sebagai standar untuk menetukan
persyaratan pemasangan Sistem Proteksi petir di gedung bertingkat. Dari kedua
jenis Sistem Proteksi Petir tersebut biasanya yang dipasang hanya Sistem
Proteksi Petir eksternal saja dan konsep Sistem Proteksi Petir internal jarang
diterapkan. Hal ini terjadi karena hanya dengan memasang Sistem Proteksi Petir
eksternal saja maka kehandalan sistem proteksi penangkal petir untuk
mengamankan suatu bangunan dari sambaran petir sudah cukup baik. Pada
penelitian tentang sistem proteksi sambaran petir sendiri sebenarnya sudah
banyak dibahas. Tetapi dalam penelitian ini yang membedakan dengan
penelitian lainnya adalah metode yang digunakan pada Sistem Proteksi Petir
eksternal ini yaitu metode sangkar Faraday pada gedung Apartemen Saumata
Suites Tangerang.

Proteksi penangkal petir merupakan alat untuk menjaga peralatan listrik


pada bangunan tinggi dan keselamatan manusia akibat adanya sambaran petir.
Sistem proteksi penangkal petir pada gedung-gedung tinggi adalah sistem yang
harus ada pada syarat pembangunan pada suatu gedung bertingkat. Seperti
halnya, pada Apartement Saumata Suites Tangerang diperlukan rancangan
sistem proteksi penangkal petir. Selain proteksi penangkal petir yang harus

2
diperhatikan pada pembangunan angunan bertingkat yaitu sistem groundingnya.
Tujuan sistem grounding sendiri yaitu berfungsi untuk membuat jalur tahanan
rendah ke permukaan tanah. Ketika sambaran petir mengenai sistem proteksi
maka muatan sisa akan langsung dialirkan kebumi. Pada penilitian ini memiliki
manfaat untuk merancang sistem proteksi penangkal petir yang baik pada
gedung bertingkat menggunakan metode sangkar Faraday dan sistem grounding
penangkal petir yang baik pada gedung bertingkat (Bandri, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasrkan latar belakang diatas didapat rumusan masalah pada
penelitian ini antara lain :
1) Bagaimana menentukan tingkat kebutuhan sistem proteksi sambaran
petir pada Apartemen Saumata Suites Tangerang ?
2) Bagaimana menghitung daerah proteksi sambaran petir pada Apartemen
Saumata Suites Tangerang ?
3) Bagaimana menentukan nilai tahanan sistem grounding pada Apartemen
Saumata Suites Tangerang ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada latar belakang diatas didapatkan beberapa tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut :

1) Menganalisa tingkat kebutuhan proteksi sambaran petir pada Apartement


Saumata Suites.

2) Menganalisa daerah proteksi sambaran petir pada Apartement Saumata


Suites.

3) Menganalisa nilai tahanan sistem grounding yang sesuai dengan standar,


dan mengetahui nilai tahanan sistem grounding dengan pengujian pada
Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang.

3
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan selesainya penelitian ini dilakukan maka diperoleh manfaat
antara lain :

1) Manfaat dari hasil penelitian ini digunakan sebagai pedoman dan acuan
untuk menentukan nilai tingkat proteksi sambaran petir dan daerah
proteksi sambaran petir gedung bertingkat.

2) Penelitian ini memiliki manfaat untuk menambah wawasan, pengetahuan,


dan dapat mengaplikasikan materi-materi yang telah didapatkan dalam
perkuliahan

1.5 Ruang Lingkup Masalah


Pada penelitian ini pembahasannya dibatasi oleh ruang lingkup masalah
yaitu membahas tentang tingkat kebutuhan sistem proteksi sambaran petir, luas
daerah yang terproteksi oleh sistem proteksi sambaran petir, dan sistem
pentanahan pada Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang dengan
menggunakan metode bola bergulir.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab dengan
sebagai berikut. BAB I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II berisi tentang tinjauan pustaka dan
landasan teori. BAB III berisi tentang metode penelitian. BAB IV berisi tentang
hasil dan pembahasan dalam penelitian. BAB V berisis tentang kesimpulan
penelitian.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitan Yang Relevan


Pada penelitian ini melakukan studi literatur yang dimana mencari
referensi pembahasan yang relevan pada suatu kasus yang diselesaikan.
Referensi-referensi tersebut sesuai dengan pembahasan penelitian ini yaitu
Analisa Perencanaan Sistem Proteksi Sambaran Petir. Referensi-referensi
tersebut berupa buku, jurnal, artikel dan skripsi. Referensi-referensi yang
berkaitan pada penelitian ini sebagai berikut

(Sukmawidjaja et al., 2015) Pada skripsi beliau yang berjudul “ Analisis


Perancangan Sistem Proteksi Bangunan The Bellagio Residence Terhadap
Sambaran Petir”. Penelitian beliau membahas tentang menganalis perancangan
sistem proteksi penangkal petir dengan jenis sistem proteksi penangkal petir
elektrostatis yang diproteksi oleh E.F Lightning Protection System. Yang
membedakan penelitian beliau dengan penelitian ini yaitu dalam penggunaan
metode sangkar faraday dan penelitian ini menganalisis sistem proteksi
penangkal petir internal dan eksternalnya.

(Sinaga & Soewono, 2017) Pada skripsi beliau yang berjudul “Evaluasi
Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan STT-PLN
Jakarta Dengan Menggunakan Sudut Proteksi”. Penelitian beliau membahas
tentang menganalisa serta melakukan perhitungan sistem proteksi penangkal
petir eksternal menggunakan metode sudut. Yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian beliau yaitu penelitian ini menggunakan metode sangkar
faraday dan penelitian ini menganalisa sistem penangkal petir eksternal dan
internal.

(Rohani, 2017) Pada skripsi beliau yang berjudul “Evaluasi Sistem


Penangkal Petir Eksternal Di Gedung Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta”.
Penelitian beliau membahas tentang menganalisa sistem proteksi sambaran petir
eksternal menggunakan metode sudut pada beberapa variasi ketinggian. Dan
5
pada penelitian beliau menggunakan jenis penangkal petir elektrostatis.
Penelitian ini yang membedakan dengan penelitian beliau yaitu dengan
penggunaan metode yang dipakai yaitu sangkar faraday dan beliau hanya
membahas sistem proteksi eksternal saja, sedangkan penelitian ini membahas
sistem proteksi sambaran petir internal dan sistem proteksi sambaran petir
eksternal.

(Ibrahim & Soewono, 2019) Pada skripsi beliau yang berjudul “Analisis
Perancangan Sistem Proteksi Petir Eksternal Dengan Early Streamer Emission
Air Terminal Pada Gedung BMKG Pusat”. Penelitian beliau membahas tentang
menganalisis rancangan sistem proteksi eksternal dengan Early Streamer
Emossion Air Terminal. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
beliau yaitu menggunakan jenis sangkar faraday dan penelitian ini menganalisa
sistem pembumian.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Fenomena Terjadinya Petir
Petir adalah salah satu fenomena alam yang dapat melepas muatan
listriknya ke bumi yang tidak bisa dikendalikan dan dapat mengakibatkan
kerusakan atau kerugian pada gedung-gedung bertingkat. Sambaran petir sudah
membuat banyak kerugian pada manusia dan membuat kerusakan peralatan-
peralatan sejak dulu. Semakin meningkatnya penggunaan alat elektronik dan
peralatan tegangan rendah maka akan membuat semakin meningkatnya jumlah
kerusakan elektrostatis yang disebabkan oleh sambaran petir langsung atau tidak
langsung. Akibat hari guruh yang tinggi di Indonesia dan banyaknya sambaran
petir, sehingga kerugian dan kerusakan akibat petir sangat besar.

Jika medan listrik diantara awan dan bumi telah melebih kekuatan
tembus udara yang memiliki kurang lebih 30 kV/cm kekuatan dielektrik udara,
maka akan terjadinya pelepasan muatan. Pada awan dibagian atas pada
umumnya memiliki muatan positif dan dibagian bawah awan memiliki muatan
negatif. Sambaran petir akan terjadi ketika bagian yang bermuatan negatif
menuju ke daerah yang bermuatan positif. Muatan listrik dari awan ke tanah

6
mengalir karena adanya medan listrik yang kuat. Semakin tinggi muatan diatas
awan maka semakin tinggi juga medan listrik yang dihasilkan. Jika medan
listriknya lebih kuat dari medan tembus udaranya maka muatan dari awan
ketanah akan mengalir dan menyebabkan kilatan cahaya yang disebut petir.

Gambar 2. 1 Pelepasan Muatan Petir

2.2.2 Kerusakan Efek Akibat Sambaran Petir


Sambaran petir yang menyambar pada bangunan dibumi adalah percikan
listrik yang mengosongkan muatan awan dalam waktu yang singkat hanya
beberapa mikrosekon saja dengan arus puncak yang tinggi. Selain itu
menurut Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan sambaran petir itu
dapat mengakibatkan beberapa hal, yaitu :
a. Beban termal (dimana menyebabkan panas pada komponen yang
dialiri oleh petir).
b. Beban mekanis terjadi diakibatkan oleh gaya elektrodinamis yang
disebabkan oleh arus puncak tinggi.
c. Beban korosi, terjadi diakibatkan oleh proses elektrokimia yang
dimana adalah proses pengosongan muatan awan.
d. Beban getaran mekanis karena guntur.
e. Beban tegangan lebih yang disebabkan oleh induksi dan pergesera-
pergeseran potensial didalam gedung.

7
2.2.3 Sambaran Petir
Berdasarkan pada bagaimana petir menyambar, sambaran petir dibagi
menjadi dua antara lain sambaran petir secara langsung dan sambaran petir secara
tidak langsung (Syakur et al., 2006).
1. Sambaran Petir Secara Langsung
Sambaran petir secara langsung yaitu sambaran yang mengenai objek
tanpa perantara apapun. Kerugian yang didapat yaitu merusak struktur
bangunan, dapat terbakar, jika terkena manusia menyebabkan luka bakar.
Untuk meminimalisir sambaran petir langsung dengan memasang sistem
proteksi eksternal. Frekuensi rata-rata sambaran petir langsung tahunan
(Nd) dapat dihitung dengan mengalikan kepadatan petir tahunan (Ng) dan
area perlindungan efektif pada gedung (Ae)

Nd = Ng . Ae……………..………………………………………...……(2.1)
Kerapatan sambaran petir ke tanah dipengaruhi oleh jumlah rata-rata hari
petir di daerah. Hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut :

Ng = 4.10-2 . T1.26……………..………………………...………….…(2.2)
Sedangkan besar Ae ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

Ae = ab + 6h(a+b) + 9 Π h2 ……………..……………………...……(2.3)
Keterangan :
a` = panjang atap gedung (m)
b = lebar atap gedung (m)
h = tinggi atap gedung (m)
T = hari guruh pertahun
Ng = kerapatan sambaran petir ke tanah ( sambaran /Km2/tahun)
Ae = luas daerah yang masih memiliki angka sambaran petir sebesar
Nd (Km2)
2. Sambaran Petir Secara Tidak Langsung
Sambaran petir secara tidak langsung adalah efek dari arus intensitas petir
sebesar 20 kA. Dampak sambaran petir tidak langsung berupa induksi
medan magnet, arus yang mengalir ke peralatan dan dari tanah ke sistem
kelistrikan dirumah. Sambaran petir tidak langsung justru bisa

8
menyebabkan kerusakan peralatan seperti peralatan elektronik yang
terbakar, tegangan sentuh, dan tegangan langkah. Untuk meminimalkan
kerugian, sambaran petir tidak langsung dapat digunakan pemasangan
sistem sistem proteksi internal. Jumlah frekuensi rata-rata sambaran petir
pertahun (Nn) yang mengenai tanah didekat gedung, dapat dihitung dengan
perkalian kerapatan kilat ke tanah pertahun Ng dengan cakupan daerah di
sekitar yang disambar Ag

Nn = Ng . Ag ……………..……………………………………...……(2.4)

2.2.4 Parameter Petir


Parameter petir yang dapat digunakan dakam studi sistem proteksi petir ini
ada 4. Masing-masing parameter petir ini meliki pengaruh pada objek yang
disambarnya (Ariana & Riana, 2019).
1. Arus puncak petir
Arus puncak petir merupakan nilai maksimum dari impuls petir.
Nilai arus puncak impuls petir ini digunakan dalam menyatan
suatu gelombang impuls gelombang petir, dan juga bisa digunakan
untuk menentukan tingkat proteksi dari sebuah sistem proteksi
petir pada suatu gedung, seperti yang ditunjukan pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2. 2 Gambar gelombang arus impuls


Jika arus petir dengan puncak sebebsar IM yang masuk ke titik
pembumian dengan resistansi Rst maka tegangan yang dihasilkan
oleh petir dititik pembumian akan naik seperti yang terlihat pada
gambar diatas.
9
Um = Im . Rst ……………..………………………………...……(2.5)
Keterangan :
Um : jatuh tegangan pada pembumian
Im : arus puncak petir
Rst : tahanan pembumian
2. Muatan Petir atau Muatan Total (Q)
Muatan petir (Q) dapat digunakan untuk jumlah Energi (W) yang
terwujud pada titik sambaran dan setiap tempat dalam busur listrik
yang menembus isolasi. Sesuai dengan persamaan dibawah ini :
Q = ʃ I . dt……………..………………………………...……(2.6)

W = Q .Va,k ……………..…………………………….....……(2.7)
Pengaruh muatan petir (Q) dapat melelehkan logam dan dapat
menyebabkan percikan api. Energi yang terjadi pada kaki busur
listrik titik sambaran petir nilainya berbanding lurus antara muatan
petir (Q) dan tengan jatuh (V). Parameter muatan petir ini berguna
untuk menentukan dimensi panangkal petir.
3. Energi Spesifikasi Arus Petir Arus atau Arus Kuadrat Impuls Dari
Arus (E)
Energi (E) dapat digunakan untuk menentukan pemanasan serta
gaya impuls sesuai dengan permasaman dibawah ini :
E = ʃ i2 dt……………..……………………………….....……(2.8)
Keterangan :
I = Arus petir
E = Energi yang timbul
t = waktu
Dampak pada parameter ini adalah menyebabkan efek mekanis,
dampaknya menyebabkan kenaikan suhu yang menimbulkan
panas. Parameter ini berfungsi untuk memilih ukuran proteksi
petir.

10
4. Kecuraman Arus Maksimum dari Petir
Saat gedung terkena sambaran petir langsung ada kecuraman arus
petir (di/dt) menyebabkan induksi medan elektromagnetik dalam
loop yang ada didalam suatu rangkaian tertutup yang terletak pada
konduktor yang dialiri arus petir, seperti gambar yang di bawah ini
dimana loop yang terbentuk akibat kabel catu daya dan TI terhadap
konduktor.

Gambar 2. 3 Daerah Induksi dalam loop

Parameter-parameter petir ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


Tabel 2. 1 Jenis-jenis parameter petir

Tingkat Proteksi
Parameter Petir
I II II-IV
Nilai arus puncak I (kA) 200 150 100
Muatan ideal Q total (C) 300 225 150
Muatan impuls Q impuls 100 75 50
Energi spesifik W/R (kJ/) 10000 5600 2500
Kecuraman rata-rata Di/dt (kJ/µS) 200 150 100

2.2.5 Dampak Sambaran Petir


Dampak sambaran petir sangat berbahaya bagi makhluk hidup dan
Gedung Bangunan :
1. Makhluk Hidup
Sambaran petir yang begitu besar sampai 20 kA akan mengakibatkan
sambaran petir sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Tubuh manusia
11
yang terkena sambaran petir akan menyebabkan shock yang menghentikan
kerja jantung, serta mengakibatkan lumpuhnya jaringan otot dan
mengakibatkan luka bakar.
2. Gedung Bangunan
Bangunan bertingkat jelas daerah yang paling rawan terkena sambaran
petir karena dekat dengan awan. Efek dari sambaran petir bagi gedung
bertingkat yaitu berbahaya bagi manusia didalamnya karena menimbulkan
tegangan sentuh dan dapat menyebabkan kerusakan peralatan instalasi
pada gedung yang bisa mengakibatkan kebakaran.

2.2.6 Kategori Gedung yang Perlu Dipasang Sistem Penangkal Petir


Menurut lokasi, bentuk dan tujuan konstruksi dan pemasangan yang
dianggap rentan terhadap sambaran petir dan perlu pemasangan penangkal petir :
1. Suatu gedung bertingkat, seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong
asap pada pabrik
2. Gedung yang menyimpan material kebakaran maupun ledakan, seperti
pabrik maupun gedung amunisi bahan peledak.
3. Gedung bertingkat, gedung agensi dan gedung lainnya pemerintah, pusat
perbelanjaan, dan sekolah
4. Bangunan musium dan Arsip negara yang memiliki fungsi khusus.

2.2.7 Menentukan Tingkat Proteksi Resiko Petir


Suatu sistem proteksi petir harus mampu mengamankan dengan baik untuk
melindungi bagian-bagian peralatan pada suatu bangunan serta manusia yang
berada dalamnya dari bahaya samabaran petir. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menentukan tingkat besarnya kebutuhan proteksi sambaran petir ini harus
memenuhi syarat-syarat dari standar Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
(PUIPP), National Fire Protection Association (NFPA) 780, dan standar NFC 17 -
102.
1. Menurut Peratuaran Umum Instalasi Penangkal Petir untuk menentukan
besarnya kebutuhan proteksi petir pada suatu gedung dapat ditentukan dari
jumlah indeks-indeks berdasarkan keadaan bangunan disuatu tempat.

12
Dengan persamaan sebagai berikut (Prima Prayeni et al., 2020) :
R = Indeks A + Indeks B + Indeks C + Indeks D + Indeks E
Untuk menentukan besarnya nilai indeks A, B, C, D, E dan perkiraan
besarnya bahaya sambaran petir (R) dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
ini.
Tabel 2. 2 Indeks Penggunaan dan Isi

Indeks
No. Penggunaan dan Isi
A
Bangunan biasa yang tidak perlu diamankan baik bangunan maupun
1 -10
isinya
Bangunan dan isinya jarang digunakan misalnya dengan di tengah
2 0
sawah atau ladang, menara atau tiang dari metal
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal
3 1
misalnya rumah tinggal, pabrik kecil, dan stasiun kereta api
Bangunan atau isinya cukup penting misalnya menara air, toko barang-
4 2
barang berharga, gedung pemerintahan
Bangunan yang berisi banyak sekali orang, misalnya bandara, sarana
5 3
ibadah, sekolah, dan monumen sejarah yang penting
6 Instansi gas, minyak atau bensin, dan rumah sakit 5
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang
7 15
tidak terkendali bagi sekitarnya, misalnya instansi nuklir

Tabel 2. 3 Indeks Konstruksi Bangunan

Indeks
No. Kontruksi Bangunan
B
1 Seluruh bangunan terbuat dari logan dan mudah menyalurkan listrik 0
Bangunan dengan kontruksi beton bertulang atau rangka besi dengan
2 1
atap logam
Bangunan dengan kontruksi beton bertulang atau rangka besi dengan
3 2
atap bukan logam
4 Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

13
Tabel 2. 4 Indeks Tinggi Bangunan

No. Tinggi Bangunan (m) Indeks C


1 0 Sampai Dengan 6 0
2 6 Sampai Dengan 12 2
3 12 Sampai Dengan 17 3
4 17 Sampai Dengan 25 4
5 25 Sampai Dengan 35 5
6 35 Sampai Dengan 50 6
7 50 Sampai Dengan 70 7
8 70 Sampai Dengan 100 8
9 100 Sampai Dengan 140 9
10 140 Sampai Dengan 200 10

Tabel 2. 5 Indeks Situasi Bangunan

No. Situasi Bangunan Indeks D


1 Di tanah datar pada semua ketinggian 0
Di kaki bukit samapai ¾ tinggi bukit atau di pegunungan sampai
2 1
1000 meter
3 Di puncak gunung atau pegunungan yang lebih dari 1000 meter 2

Tabel 2. 6 Indeks Hari Guruh

No. Hari Guruh Indeks E


1 2 0
2 4 1
3 8 2
4 16 3
5 32 4
6 64 5
7 128 6
8 256 7
14
Tabel 2. 7 Indeks Perkiraan Bahaya

R Perkiraan Bahaya Pengamanan


< 11 Diabaikan Tidak Perlu
11 Kecil Tidak Perlu
12 Sedang Dianjurkan
13 Agak Besar Dianjurkan
14 Besar Sangat Dianjurkan
> 14 Sangat Besar Sangat Perlu

2. Menurut standar National Fire Protection Associstion (NFPA) 780 untuk


menentukan indeks besarnya kebutuhan proteksi sambaran pada gedung
hampir sama dengan metode yang digunakan pada PUIPP, menentukan
besarnya kebutuhan proteksi sambaran petir menurut NFPA adalah dengan
cara menjumlahkan nilai indeks-indeks yang mewakili kondisi tempat
bangunan tersebut lalu hasil penjumlahannya dibagi dengan nilai indeks
iso keraunic level (F) di daerah tersebut. Persamaannya sebagai berikut :
𝑨+𝑩+𝑪+𝑫+𝑬
𝑹 = ………..……………………………………(2.9)
𝑭

Untuk menentukan besarnya nilai indeks A, B, C, D, E dan perkiraan


besarnya bahaya sambaran petir (R) dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
ini.
Tabel 2. 8 Indeks Jenis Struktur

No. Jenis Struktur Indeks A


1 Rumah kediaman yang kurang dari 465 m2 1
2 Rumah kediaman yang lebih dari 465 m2 2
Perumahan kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi kurang dari 15
meter.
3
− Melingkupi area kurang dari 2323 m2 3
− Melingkupi area lebih dari 2323 m2 5
4 Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi 15-23 meter 4

15
5 Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi 23-46 meter 5
6 Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi 46 meter 8
Kantor pelayanan milik pemerintah misalnya pemadam kebakaran,
7 7
kantor polisi dan perusahaan air minum
8 Hangar pesawat terbang 7
9 Pembangkit listrik dan sentral telpon 8
10 Menara air dan cooling tower 8
11 Perpustakaan, mesium dan bangunan bersejarah 8
12 Bangunan pertanian 9
13 Tempat bernaung di daerah rekreasi 9
Bangunan yang banyak berisi banyak orang misalnya sekolah, tempat
14 10
ibadah, bioskop dan stadion olah raga
Struktur yang ramping dan tinggi misalnya cerobong asap, menara
15 10
pengawas dan mercesuar
16 Rumah sakit, penampungan para lansia dan penyandang cacat 10
Bangunan tempat membuat dan menyimpan bahan berbahaya
17 10
misalnya zat kimia

Tabel 2. 9 Indeks Jenis Atap

No Kerangka Struktur Jenis Atap Indeks B


Kayu 5
Campuran aspal, ter atau genteng 3
1. Bukan Logam
Logam yang saling tidak terhubung 4
Logam yang saling terhubung secara elektrik 1
Kayu 5
Campuran aspal, ter atau gedung 3
2. Kayu
Logam yang saling tidak terhubung 4
Logam yang saling terhubung secara elektrik 1
Kayu 5
3. Beton Bertulang Campuran aspal, ter atau genteng 3
Logam yang saling tidak terhubung 4

16
Logam yang saling terhubung secara elektrik 1
Kayu 5
Campuran aspal, ter atau genteng 4
4. Kerangka baja
Logam yang saling tidak terhubung 3
Logam yang saling terhubung secara elektrik 1

Tabel 2. 10 Lokasi Bangunan

No. Lokasi Bangunan Indeks C


Bangunan dalam area bangunan yang lebih tinggi
1. 1. − Bangunan kecil, melingkupi area kurang dari 929 m2 1
− Bangunan kecil, melingkupi area lebih dari 929 m2 2
Bangunan dalam area bangunan yang lebih rendah
2. − Bangunan kecil, melingkupi area kurang dari 929 m2 4
− Bangunan kecil, melingkupi area lebih dari 929 m2 5
3. Struktur diperpanjang sampai 15,2 m diatas permukaan tanah 7
Struktur diperpanjang sampai lebih dari 15,2 m diatas permukaan
4. 10
tanah

Tabel 2. 11 Indeks Lokasi

No. Lokasi Indeks D


1. Pada tanah datar 1
2. Pada sisi bukit 2
3. Di atas puncak bukit 4
4. Di atas puncak gunung 5

Tabel 2. 12 Indeks Penggunaan dan Isi Bangunan

No. Penggunaan dan Isi Bangunan Indeks E


1. Bahan yang tidak mudah terbakar 1
2. Perabotan rumah tangga 2
3. Perlengkapan atau perabotan biasa 2
4. Ternak peliharaan 3

17
5. Bangunan terisi sedikit orang (kurang dari 50 orang) 4
6. Bahan yang mudah terbakar 5
7. Bangunan berisi banyak orang (50 orang atau lebih) 6
8. Peralatan atau barang berharga 7
9. Pelayan umum seperti bandara dan kantor polisi 8
10. Peralatan operasi yang sensitif 8
11. Benda bersejarah 10
12. Peledak dan bahan pembuatnya 10

Tabel 2. 13 Indeks Iso Kerounic Level

No. Iso Kerounic Level Indeks F


1. 0-5 9
2. 6-10 8
3. 11-20 7
4. 21-30 6
5. 31-40 5
6. 41-50 4
7. 51-60 3
8. 61-70 2
9. Lebih dari 70 1

Tabel 2. 14 Indeks Pengaman

No. R Pengaman
1. 0-3 Tidak Perlu
2. 2-3 Dianjurkan
3. 3-4 Dianjurkan
4. 4-7 Sangat Dianjurkan
5. Lebih dari 7 Sangat Perlu

3. Menurut standar NFC 17 – 102 tingkat proteksi untuk sistem proteksi petir
yang memadai berdasarkan frekuensi petir langsung lokal (Nd) dimana

18
struktur yang terproteksi dan frekuensi petir lokal (Nc). Untuk mengambil
keputusan apakah perlu tidaknya untuk pemasangan sistem proteksi
sambaran petir yaitu berdasarkan perhitungan Nd dan Nc pada persamaan
2.10 sebagai berikut :
- Jika nilai dari Nd ≤ Nc maka tidak diperlukan pemasangan sistem proteksi
sambaran petir.
- Jika nilai dari Nd ≥ Nc maka diperlukan pemasangan sistem proteksi
sambaran petir.
Nc
𝐸 ≥1− ……………..……………………..………............……(2.10)
Nd

Tabel 2. 15 Efisiensi Sistem Proteksi Petir

No. Tingkat Proteksi Effisiensi SPP


1. I 0,98
2. II 0,95
3. III 0,90
4. IV 0,80

2.2.8 Jenis Proteksi Sambaran Petir


Proteksi sambaran petir dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan
kebutuhan. Dalam pemasangan sistem proteksi sambaran petir ada beberapa jenis
metode yang sesuai dengan tingkat perlindungan pada bangunan tersebut antara
lain :
1. Penangkal Petir Konvensional
Jenis alat untuk memproteksi penangkal petir yang lebih baik pada
bangunan tempat tinggal adalah jenis alat penangkal petir konvensional.
Jenis penangkal petir ini adalah rangkaian yang menyalurkan petir dengan
sifat yang pasif dalam menerima sambaran petir. Ada dua jenis perangkat
penangkal petir konvensional :
a. Sangkar Faraday/Faraday Cage
Sistem proteksi petir sangkar Faraday adalah sebuah rangkaian
konduktor logam yang dipasang mengelilingi suatu gedung secara
vertikal atau horizontal dengan konduktor logam yang dipasang pada
atap dan menyalurkan arus pada arde. Jika ada petir yang menyambar
19
dari samping gedung, dengan menggunakannya sangkar Faraday maka
petir akan menyambar konduktor yang berbentuk seperti sangkar
tersebut. Sehingga diharapkan dapat melindungi manusia dan
peralatan elektronik pada gedung tersebut agar tetep aman dari resiko
sambaran petir. Metode proteksi sangkar Faradayvsering digunakan
untuk melengkapi sistem proteksi Franklin rod. Sangkar Faraday itu
tidak hanya mencegah sambarar petir langsung, tetapi juga konstruski
logam konduktor yang dipasang mengelilingi gedung juga gunakan
untuk menyerap medan magrnet, agar peralatan listrik yang digunakan
tidak terpengaruh medan magnet ini.

Gambar 2. 4 Pengangkal Petir Sangkar Faraday


b. Franklin Rod/ Jalur Instalasi Tunggal
Penangkal petir Franklin rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas
gedung ke tanah atau grounding dengan menggunakan kabel tunggal,
dan sudut puncak 112 derajat dengan pemasangan alatnya berupa
batang tembaga yang membentuk daerah perlindungan berbentuk
kerucut. Untuk menyediakan area perlindungan eksternal, batang
Franklin di pasang diatas gedung (tinggi 1-3 meter). Semakin jauh
pemasangan Franklin rod pada bangunaan, maka semakin rendah
frnaklin rod melindungi area tersebut.

20
Gambar 2. 5 Sistem Penangkal Petir Franklin Rod
Tentunya pada kedua tipe penangkal petir konvensional tersebut kita perlu
memperhatikan standar keselamatan, kualitas instalasinya, biaya
pemasangannya dan estetikanya. Hal tersebut yang menjadi titik tolak ukur
pilihan kita untuk menentukan sistem proteksi petir mana yang cocok
untuk bangunan kita
2. Penangkal Petir Radioaktif
Penelitian tentang penyebab sambaran petir masih terus berkembang.
Semua ilmuwan sepakat bahwa sambaran petir ini terjadi karena adanya
proses pelepasan muatan elektron di atmosfer yang bersasal dari proses
ionisasi. Oleh karena itu, proses terjadinya ionisasi dapat dicegah dengan
memakai zat iradasi seperti Radiun 226 dan Ameresium 241. Dari dua
bahan tersebut dapat menyebarkan ion radiasi yang mampu menetralisir
muatan listrik pada awan. Sehingga manfaat lain dari menyebarkan ion
radiasi adalah dapat meningkatkan muatan diujung finial atau splitzer, jika
awan dengan muatan besar tidak dapat dinetralkan oleh zat radiasi maka
akan menyambar dan mengenail penangkal petir. Menurut perjanjian
internasional, dengan mempertimbangkan pengurangan zat radioaktif di
Masyarakat. Penggunaan penangkal petir semacam itu telah dilarang, dan
diyakini juga bahwa penangkal petir tersebut akan berbahaya bagi
kesehatan manusia.

21
3. Penangkal Petir Elektrostatis
Cara kerja dari proteksi sambaran petir elektrostatis dengan
mengambil dari sistem penangkal petir radioaktif, dimana dengan
meningkatkan muatan pada ujung finial sehingga petir memilih ujung ini
yang akan disambar. Perbedaan dari sistem radioaktif yaitu energi yang
dikonsumsi. Pada penangkal petir radioaktif, muatan listrik yang
dihasilkan oleh proses pelepasan bahan yang diradiasikan. Dimana pada
penangkal petir elektrostatis menghasilkan energi listrik dengan cara
menginduksi awan di permukaan tanah. Penangkal petir elektrostatis
adalah jenis proteksi sambaran petir terbaik di dunia, bahkan anti petir
Flash Vectron telah dirancang khusus untuk digunakan pada daerah tropis
seperti Indonesia.

2.2.9 Sistem Proteksi Sambaran Petir


Sistem proteksi sambaran berdasarkan dengan prinsip kerjanya terbagi
menjadi dua :
1. Sistem Dengan Menangkap Petir
Cara kerja sistemnya adalah anatar lain :
a. Membuat titik ujung bangunan yang aman untuk target sambaran
petir, agar petir menyambar pada titik tersebut.
b. Membuat jalur untuk mengalirkan arus petir ke bumi.
c. Membuat sistem pentanahan yang berfungsi untuk menyalurkan arus
ke tanah secara merata agar dapat melindungi bangunan serta manusia
didalamnya dari sambaran petir.
2. Sistem Dengan Disipasi
Pada dasarnya prinsip kerja dari sistem Disipasi (Dissipation Array
System) adalah sistem yang tidak dirancang untuk menangkap arus petir
yang menyambar konduktor udara tetapi menggagalkan sambaran petir
mengenai bagian yang terlindungi.

22
Gambar 2. 6 Sistem dari Disipasi

Ketika awan bermuatan bergerak ke area tertentu, maka menyebabkan


terjadinya induksi muatan listrik ditanah atau diatas gedung dibawah awan
terebut. Kemudian, kumpulan muatan yang diinduksi dibawa sistem
pentanahan DAS yang berbentuk ion kemudian terjadi fenomena yang
disebut pelepasan titik. Dimana setiap bagian dari objek yang runcing
diarahkan untuk mentransfer muatan yang diinduksi pada elemen udara
disekitarnya. Ketika titik kontak posisi pada medan elektrostatis Ionizer
akan mengumpulkan ribuan muatan titik secara mandiri dan mampu
melepas muatan yang diinduksikan lebih awal, maka akan mengurangi
perbedaan potensial antara awan serta udara disekitar ionizer sehingga
medan listrik yang dihasilkan semakin kecil dan udara berfungsi untuk
tembus listrik akan semakin kecil, sehingga samabarn petir dapat
terhindari.

2.2.10 Standar Pemasangan Pentanahan


Standar pemasangan pentanahan dan penangkal petir biasanya
berdasarkan PUIL dimana PUIL yang dipakai pada standar peneliyian ini adalah
PUIL 2000. Pada PUIL 2000 menjelaskan bahwa nilai tahanan sistem pentanahan
peralatan dan sistem pentanahan penangkal petir yang dipakai harus dibawah 5
Ohm.

23
Untuk Instalasi listrik penangkal petir suatu gedung bertingkat yang perlu
ditimbangkan pada gedung tersebut yaitu antara lain :
1. Bahaya yang ditimbulkan karena loncatan petir
2. Penempatan penghantar pada pentanahan
3. Sistem pentanahan yang tahan terhadap gaya mekanik.

2.2.11 Pembumian atau Grounding


Sistem grounding adalah sejenis peralatan instalasi listrik yang digunakan
untuk melepaskan arus petir ke bumi. Tujuan dari sistem grounding yaitu untuk
melepaskan muatan arus petir. Tingkat keamanan pembumian mengacu dari nilai
konduktivitas listrik antara logam dan tanah tempat ia tertanam. Semakin baik nilai
konduktivitasnya, maka sistem groundingnya akan semakin baik. Kelayakan sistem
grounding harus mampu menghasilkan nilai tahanan yang maksimal yaitu 5 Ohm
dengan melakukan pengujian menggunakan Megger Test Grounding (Bartien,
2011). Sistem grounding sendiri umumnya terdiri dari dua macam yaitu sebagai
berikut :
1. Elektroda Batang
Elektroda Batang adalah elekroda yang terbuat dari pipa atau profil
baja yang ditanam tegak lurus (vertikal) pada kedalamannya anatara 1
sampai 10 meter di dalam tanah. Dasar untuk menghitung tahanan
pentanahan adalah denga mengansumsikan bahwa arus atau distribusi
muatan pada batang elektroda. Hubungan resistansi dan kapasitansi dapat
dijelaskan dengan analogi. Dimana analogi ini menjadi dasar
perhitungannya, karena arus yang mengalir ke tanah dari elektroda sama
dengan emisi fluks listrik dari konfigurasi yang sama dengan konduktor
dengan muatan terisolasi.

24
Gambar 2. 7 Elektroda Batang

2. Elektroda Plat
Elektroda Plat adalah elektroda yang disebut elektroda yang terbuat
dari bahan plat besi utuh, dan plat besi berlubang. Cara pemasangannya
dengan menanam elekrodanya secara vertikal, karena dengan melakukan
penanaman secara horiontal hasilnya tidak jauh dengan nilai dengan
pemasangan vertikal. Keuntungan penanaman verikal juga lebih praktis
dan lebih ekonomis.

Gambar 2. 8 Elektroda Plat

2.2.12 Metode Perencanaan Sistem Terminasi Udara


Dalam menetukan posisi sistem terminasi udara ada beberapa metode
untuk menentukan posisi sistem terminasi udara yaitu metode Jala (Mesh Method),
Bola bergulir (Rolling Sphere), Sudut proteksi (Protective Angle).
25
1. Metode Jala atau Metode Mesh
Metode mesh dikenal juga dengan metode sangkar faraday. Metode
ini mengembangkan bahwa kabel konduktor ada diluar gedung dengan
persyaratan bahwa kabel konduktor juga berfungsi sebagai material yang
menerima arus petir. Dalam metode finial batang tegak, konduktor atap
dihubungkan satu sama lain untuk membentuk poligon tertutup (mesh),
dengan ukuran yang sudah disesuaikan untuk perlindungan eksternal.
2. Metode Bola Bergulir
Metode bola bergulir adalah metode umum yang sering
direkomendasikan untuk melindungi struktur bangunan dengan bangunan
yang memiliki geometri rumit. Metode ini berdasarkan pada asumsi bahwa
pada ujung sambaran turun secara bertahap mendekati bumi hingga
puluhan atau ratusan metet diatas tanah dengan bebas tanpa ada pengaruh
apa pun sampai sambaran mencapai jarak sambaran terakhir. Karena
sangat kuat insulasi medan yang dari udara terlampaui, maka ujung
sambaran yang turun akan disambut oleh sambaran yang naik hingga
sambaran petir sampai muatan petirnya dibuang ke bumi. Titik sambaran
dapat ditentukan dari hasil sambaran naik yang datang dari titik terdekat
objek yang menyambut sambaran turun.

Gambar 2. 9 Metode Bola Bergulir

26
Proporsionalitas ditemukan dalam hubunga nilai arus puncak dan
muatan listrik yang disimpan dalam sambaran turun. Kuat medan listrik di
permukaan tanah tergantung secara linier pada muatan sambaran turun.
Oleh karena itu, jarak radius sambaran petir (R) mempunyai hubungan
linier dengan nilai arus puncak (I)
Rumus jarak radius sambaran petir menurut Amstrong, Whitehead sebagai
berikut :

𝐫 = 𝟔, 𝟕 × 𝐈𝟎,𝟖𝟎 …………………...………………………...…….(2.11)

Keterangan : r = radius bola bergulir

I = arus puncak

Selain persamaan diatas untuk menentukan radius jarak sambaran


petir dapat menggunakan persamaan dari tabel nilai konstanta persamaan
sambaran petir menurut para ahli sebagai berikut (Adiputra, n.d.) :
Tabel 2. 16 Tabel Konstanta Jarak Sambaran Petir

Persamaan a b

Young,et al. 27 0,32

Amstrong, Whitehead 6,7 0,8

Brown, Whitehead 7,1 0,75

Love 10 0,65

IEEE Working Group 8 0,65

Suzuki 3,3 0,78

3. Metode Sudut Proteksi


Metode sudut proteksi berasal dari petir geometris listrik model. Sudut
perlindungan sedniri ditentukkan dari radius jari-jari bola bergulir yang
diirs oleh garis miring sedemikian rupa hingga diperoleh luas yang sama
besar. Metode sudut digunakan untuk bangunan yang memiliki struktur
simetris atau struktur diatas atap. Sudut proteksi tergantung pada jenis
27
proteksi petir dan ketinggian sistem terminasi udara yang berada di atas
permukaan. Zona proteksinya sendiri berbentuk kerucut atau tenda.

Gambar 2. 10 Metode Sudut Proteksi

Tabel 2. 17 Terminasi Udara Berdasarkan Tingkat Proteksi

H (m) 20 30 45 60
Tingkat Proteksi Lebar Jala
R (m) ɑo ɑo ɑo ɑo
I 20 25 - - - 5
II 30 35 25 - - 10
III 45 45 35 25 - 15
IV 60 55 45 35 25 20

28
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di PT Indo Jaya Sukses Makmur pada


Proyek Apartement Saumata Suites Tangerang untuk mengamati serta
menganalisa sistem. Waktu penelitian yang dilakukan pada bulan
Februari 2021 sampai dengan April 2021.

3.2 Desain Penelitian

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian


29
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang telah dilakukan pada penelitian memakai
metode observasi, mengumpulkan data dari arsip perusahaan, studi literatur, dan
wawancara.
1. Pengamatan dikerjakan dengan melakukan observasi secara langsung
terhadap objek yang sedang dianalisis. Hasil dari observasi sebagai
berikut perencanaan gambar, tinggi finial, tinggi bangunan dan lebar
bangunan.
2. Pengumpulan data dari pengujian yang sudah dilakukan oleh pihak ketiga
untuk mendapatkan data tahanan sistem pentanahannya dan sistem
proteksi penangkal petirnya.
3. Studi Literatur dilakukan dengan mencari refernsi dari buku, skripsi dan
jurnal untuk mendapatkan bahasan pada penelitian ini.
4. Wawanacara dimana dilakukan dengan melaukakn tanya jawab pada
pihak staff PT Indo Jaya Sukses Makmur dan pembimbing lapangan.

3.4 Metode Analisis Data


3.4.1 Menentukan Tingkat Proteksi Pada Bangunan

1. Menentukan Indeks kebutuhan bahaya akibat sambaran petir menurut


NFPA 780

Untuk menentukan sistem kebutuhan bahaya akibat sambaran petir dapat


dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
𝑨+𝑩+𝑪+𝑫+𝑬
𝑹 = …………………………..............……....………..(3.1)
𝑭
2. Menentukan kerapatan dari sambaran petir ke bumi dengan
menggunakan standar NFC 17 - 102

Untuk menentukan sistem pentanahan pada kerapatan dari sambaran petir


yaitu :

𝑵𝒈 = 𝟎, 𝟎𝟒 × 𝑻𝒅𝟏,𝟐𝟕 ……………..……………………………….…(3.2)

Keterangan : Ng = Kerapatan dari sambaran petir

Td = Jumlah hari guruh per tahun

30
3. Menentukan lokasi area proteksi pada bangunan

Untuk menentukan nilai area proteksi pada bangunan yang masih


memiliki angka sambaran petir yaitu dengan :

𝑨𝒆 = 𝒂𝒃 + 𝟔 𝒉 (𝒂 + 𝒃) + 𝟗𝝅 (𝒉)𝟐 …………………………..……...(3.3)

Keterangan : Ae = Area proteksi pada gedung

a = Panjang bangunan

b = Lebar bangunan

h = Tinggi bangunan

4. Menentukan jumlah dari rata-rata frekuensi sambaran petir secara


langsung pertahunnya

Untuk menentukan nilai jumlah dari rata-rata sambaran petir secara


langsung yaitu dengan :

𝑵𝒅 = 𝑵𝒈 × 𝑨𝒆 .……................……………………………...……...(3.4)

Keterangan : Nd = Rata-rata frekuensi sambaran petir

Ae = Area proteksi pada Gedung

5. Menentukan efesiensi proteksi sambaran petir

Untuk menentukan nilai dari efisiensi dari proteksi sambaran petir yaitu
sebagai berikut :
Nc
𝐸 ≥1− ……………..………………...……..…………....…...…(3.5)
Nd

Keterangan : Nc = Rata-rata frekuensi sambaran petir pertahun

Nd = Rata-rata frekuensi sambaran petir.

3.4.2 Menentukan Nilai Jangkauan Proteksi

1. Menentukan nilai jarak proteksi dengan tingkat I pada metode bola


bergulir

Untuk menentukan nilai jarak proteksi pada sistem penangkal petir ini
yaitu dengan persamaan sebagai berikut :

31
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈𝟎,𝟔𝟓 ………………...…………………………......…….(3.6)

Keterangan : Rs = jarak radius proteksi sambaran petir

I = arus puncak
𝒉
𝛗 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − (𝑹𝒔)} ……………………………………......…...….(3.7)

Keterangan : φ = sudut proteksi sambaran petir

h = tinggi bangunan

Rs = Jarak radius proteksi sambaran petir

𝐫 = √𝟐𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐 ……………….………………………......…….(3.8)

Keterangan : r = radius proteksi sambaran petir

h = tinggi bangunan

Rs = Jarak radius proteksi sambaran petir

3.4.3 Menentukan Nilai Tahanan Elektroda Sistem Pentanahannya


𝝆 𝟒(𝑳)
𝑹𝟏 = × 𝐥𝐧( (𝑨) − 𝟏) …………………….………........……..….(3.9)
𝟐𝝅𝑳

Keterangan : R = Tahanan grounding


ρ = Tahanan jenis tanah
L = panjang elektroda
A = diameter elektroda

3.4.4 Penentuan Jenis Sistem Proteksi Sangkar Faraday

Sistem penangkal petir sangkar faraday terdiri dari konduktor yang saling
terhubung pada atap dan dinding bangunan yang akan dilindungi. menurut
SNI 03-7015-2004 menyatakan terkait sistem proteksi jenis sangkar
faraday dengan metode bola bergulir digunakan pada gedung dengan
bangunan yang rumit. Jenis penangkal petir sangkar faraday sendiri
memiliki kelebihan seperti pengurangan efek radiasi elektromagnetik
dalam struktur yang dilindungi, penyebaran arus petir di beberapa
konduktor turun, dan berkontribusi pada ekototensial keseluruhan antara
struktur penghantar dan tanah.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penulisan bab 4 ini yang menjelaskan mengenai bagian yang


sangat penting untuk menyelesaikan proses pembuatan skripsi yaitu bagian hasil
dan pembahasan.
4.1 Hasil
Pada penulisan hasil ini merupakan bagian yang menjelasan tentang data
yang didapatkan dari data observasi yang diamati secara langsung dilapangan.
Dalam penulisan dibagian hasil ini telah memperoleh beberapa data pengamatan
yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Data yang didapatkan meliputi
gambar gedung, gambar instalasi penangkal petir, terminasi udara, sistem
terminasi pembumian,dan hari guruh. Gambar gedung diperlukan untuk
mengetahui suatu perencanaan, kondisi lokasi gedung Saumata Suites Tangerang
seperti luas bangunan, lebar bangunan, panjang bangunan, tinggi bangunan, dan
jenis tanah pada sekitar gedung. Gambar instalasi penangkal petir digunakan
untuk merancang dan memasang sistem penangkal petir berdasarkan kontruksi
gedung tersebut. Sedangkan untuk finial dan sistem pembumian diperlukan untuk
meliahat data spesifikasi dari komponen tersebut.

4.1.1 Deskripsi Lokasi Apartemen Saumata Suites Tangerang


Apartemen Saumata Suites Tangerang yang berada di Jl. Alam Utama
Kav. 12-16, Alam Sutera merupakan salah satu gedung bertingkat yang berfungsi
untuk hunian manusia. Lokasi Apartemen ini berlokasi diwilayah yang sangat
berpotensial dan strategis karena berada dekat dengan Tol Jakarta-Merak, jalur ini
merupakan tempat strategis untuk aktivitas bisnis, perekonomian, dan pendidikan
sehingga menjadikan kawasan ini padat aktivitas dan padat fungsi. Dapat
dipastikan bahwa gedung ini berisi banyak manusia dan peralatan elektronik yang
harus dilindungi dari bahaya sambaran petir.

33
Gambar 4. 1 Bagian Facade Apartemen Saumata Suites

Gambar 4.1 adalah rencana keseluruhan dalam pembangunan apartemen


Saumata Suites Tangerang, didalam gedung ini ada beberapa ruangan yang harus
dilindungi dari sambaran petir langsung, ruangan yang dilindungi seperti rooftop
dan unit apartemen. Dibagian dirooftop ada ruangan untuk mesin pompa, ruang
kontrol dan mesin elevator.

34
Data dimensi bangunan gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang :
• Panjang bangunan : 47,325 m
• Lebar bangunan : 40,675 m
• Tinggi bangunan : 120,925 m
• Luas Bangunan : 25132,686 m2
• Jenis Bangunan : Beton
Data yang diperoleh dari observasi akan digunakan untuk eksekusi
perihitung teoritis lebih lanjut yang akan digunakan sebagai bahan untuk
membuktikan apartemen Sauamata Suites Tangerang ini sudah aman terlindungi
atau belum terproteksi dari sambaran petir.

4.1.2 Sistem Proteksi Petir Eksternal Pada Apartemen Saumata Suites


Jenis sistem proteksi sambaran petir pada apartemen saumata suites adalah
jenis instalasi penangkal petir konvensional sangkar faraday dengan sistem
metode bola bergulir. Dengan sistem proteksi ini merupakan sistem yang aktif
manangkap petir dan menyalurkan petir kedalam tanah. Sistem sangkar faraday
adalah sebuah perangkat penangkal petir yang baik untuk perangkat penangkal
petir konvensional. Secara umum pemasangan sistem penangkal petir ini terdiri
dari sistem terminal udara, penyalur konduktor, dan sistem pembumian. Sistem
sangkar faraday akan lebih sempurna. Jika menambahkan batang finial yang
ditempatkan di area yang mudah tersambar petir, biasanya dipasang pada setiap
sudut gedung yang kemudian disambungkan dengan satu sama lain dan
dihubungkan ke konduktor penyalur terdekat seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.

35
Gambar 4. 2 Instalasi Penangkal Petir

36
Tabel 4. 1 Tabel Spesifikasi Sistem Proteksi Petir Eksternal

Komponen Ukuran Panjang Jumlah


Jenis Bahan Bentuk
Proteksi (mm) (m) (unit)
Terminasi Udara Alumunium Batang 0,5 0,5 9
Konduktor Alumunium
- 3 121 1
Penyalur tape
Terminasi Bumi Copper rod Batang 1 1,2 6

4.1.3 Sistem Terminasi Udara (Air Terminal)


Sistem terminasi udara adalah bagian penting dari sistem proteksi
penangkal petir eksternal yang berupa batang elektroda tembaga dengan
ujung yang runcing dan dipasang secara vertikal atau horizontal pada titik
tertinggi disuatu bangunan yang berfungsi untuk menangkap sambaran
petir dan menyalurkan ke tanah. Menurut metode pemasangannya ada dua
macam cara pemasangan terminasi udara yaitu vertikal dan horizontal.
Pemasangan terminal udara yang dipasang secara vertikal yang berbentuk
ujung logam runcing dipasang diatap gedung dan tingginya sangat
mempengaruhi cakupan area yang akan dilindungi. Terminal udara yang
dipasang secara horizontal merupakan konduktor yang membentuk seperti
jaring. Kerapatan mesh konduktor sangat mempengaruhi cakupan area
yang dilindungi.
Data penangkal petir :
1. Bahan : Alumunium
2. Panjang : 3,5 m
3. Jumlah : 9 buah

37
Gambar 4. 3 Terminal Penangkal Petir

Pada gambar 4.3 merupakan salah satu gambar dari terminasi udara sistem
proteksi petir pada apartemen Saumata Suites Tangerang, terlihat pada
gambar bahwa tinggi dari finialnya 0,5 m dan ditambahkan sebuah batang
besi setinggi 3 m. kemudian dihubungkan pada konduktor penyalur
menggunakan jenis alumunium tape 25x3mm. dan ada light obstruction 50
w digunakan untuk memberikan tanda bahwa sistem proteksi petir pada
gedung ini sudah berfungsi.

4.1.4 Sistem Pembumian Pada Apartemen Saumata


Sistem terminasi tanah merupakan cara untuk mendapatkan nilai tahanan
yang diperlukan dengan menancapkan elektroda ke dalam tanah. Tujuan
pemasangan pembumian yaitu untuk mengalirkan arus petir ke bumi agar
tidak menimbukan tegangan lebih yang dapat membahayakan bagi
manusia dan peralatan elektronik disekitar area perlindungan. Sistem
pembumian perlu dirancang dengan perhitungan yang matang agar dapat
memperkecil tegangan sentuh, sehingga manusia dan peralatan aman yang
berada disekitar area proteksi petir. Elektroda yang dipasang pada sistem
38
terminasi pembumian terdiri dari satu atau lebih agar dapat
mentransmisikan arus ke tanah dengan baik tanpa lonjakan tegangan yang
berbahaya. Berdasarkan standar PUIL 2000 bahwa nilai tahanan
pentanahan diharuskan dibawah dari 5 ohm.

Gambar 4. 4 Sistem Pentahanan

Data spesifikasi sistem pembumian pada Apatemen Saumata Suites :


• Bahan : Batang Tembaga
• Diameter : 2,54 cm
• Panjang : 1,2 m
• Jumlah sistem pembumian : 6 buah
• Tahanan jenis tanah : 100 

4.1.5 Hari Guruh


Data mengenai hari guruh dikota Tangerang diperlukan untuk
mengetahui bahwa dikota Tangerang ini mempunyai tingkat resiko
sambaran petir yang cukup tinggi dan dapat menetukan seberapa besar
tingkat kebutuhan proteksi sambaran petir pada gedung Apartemen
Saumata Suites Tangerang. Adapun data hari guruh tahun 2020 di kota
tangerang yang diamati di Stasiun Meteorologi Cengkareng terdapat pada
tabel berikut ini :

39
Tabel 4. 2 Hari Guruh Kota Tangerang

Jumlah Hari
Nama Stasiun Bulan Total IKL (%)
Guruh
Januari 23
Februari 24
Maret 21
April 23
Mei 5
Stasiun
Juni 2
Meteorologi 153 41,8
Juli 6
Cengkareng
Agustus 3
September 8
Oktober 13
November 13
Desember 12

4.2 Pembahasan

Pada bagian pembahasan adalah bagian yang menjelaskan tentang proses


melakukan penelitian dan hasil perhitungan setelah memperoleh data pengamatan
langsung dilapangan, dan membadingkan hasil perhitungan tersebut dengan
standarisasi yang berlaku, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari penelitian
tersebut. Dalam penelitian ini akan melakukan analisis mengenai tentang sistem
proteksi petir eksternal pada Apartemen Saumata Suites Tangerang.

4.2.1 Menentukan Besarnya Tingkat Kebutuhan Proteksi Sambaran Petir

Dalam merencanakan pemasangan sistem proteksi sambaran petir harus


menentukan besar nilai indeks perkiraan sambaran petir pada suatu gedung
terlebih dahulu berdasarkan nilai indeks National Fire Protection Association
(NFPA).

a. Mentukan nilai indeks perkiraan bahaya sambaran petir berdasarkan NFPA


780
40
Berdasarkan hasil dari perhitungan data yang telah didapatkan untuk
menentukan kebutuhan perkiraan bahaya sambaran petir pada gedung
menurut standar NFPA sebagai berikut :
• Indeks A : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang adalah
tempat tinggal dengan tinggi bangunan lebih dari 46 meter.
• Indeks B : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang yang dimana
gedung ini kontruksinya beton bertulang.
• Indeks C : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang yang dimana
gedung ini memiliki area yang melingkupi lebih dari 929 m2.
• Indeks D : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang yang
dimana gedung ini dibangun ditanah datar.
• Indeks E : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang merupakan
bangunan yang berisi banyak orang.
• Indeks F : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang memiliki
nilai IKL 30,01 hari/tahun.
Tabel 4. 3 Indeks NFPA

Kategori Indeks Nilai Indeks

A 8

B 3

C 5

D 1

E 6

F 6

R 3,84

Berdasarkan klasifikasi yang telah dilakukan dan mendapatkan nilai


indeks R sebesar 3,84, yang artinya menurut standar NFPA bahwa nilai

41
perkiraan bahaya sambaran petir terebut sangat tinggi sehingga sangat
dianjurkan gedung ini untuk memasang sistem proteksi petir.

c. Menentukan Jumlah Kebutuhan Proteksi Sambaran Petir Pada Gedung


Berdasarkan Standar NFC 17 – 102

Penggunaan standar NFC 17 - 102 menyediakan cara perhitungan dengan


memakai data hari guruh, ukuran bangunan, area proteksi, frekuensi
sambaran langsung setempat (Nd), dan frekuensi sambaran tahunan (Nc)
yang diperoleh pada struktur, dengan menghitung nilai kerapatan
sambaran ke tanah terlebih dahulu.

Untuk menentukan sistem pentanahan pada kerapatan dari sambaran petir


yaitu :
𝑁𝑔 = 0,04 × 𝑇𝑑1,27
𝑁𝑔 = 0,04 × 1531,27
𝑁𝑔 = 23,8022 𝑠𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛/𝐾𝑚2 /𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

Kemudian untuk menentukan nilai area proteksi pada bangunan yang


masih memiliki angka sambaran petir yaitu dengan :

𝐀 𝐞 = 𝐚𝐛 + 𝟔 𝐡 (𝐚 + 𝐛) + 𝟗𝛑 (𝐡)𝟐
𝐴𝑒 = (47, 325 𝑥 40,675) + 6 𝑥 120,925 (47,325 + 40.675) + 9𝜋 (120,925)2
𝐴𝑒 = 479015,2443 m2
𝐴𝑒 = 0,4790 km2
Setelah mendapatkan nilai area proteksi pada gedung kita menentukan
nilai jumlah rata-rata sambaran petir. Untuk menentukan nilai jumlah
rata-rata sambaran petir secara langsung yaitu dengan :
𝑁𝑑 = 𝑁𝑔 × 𝐴𝑒
𝑁𝑑 = 23,8022 × 0,4790
𝑆𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑁𝑑 = 11,4012
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

Dari data BMKG yang didapat nilai frekuensi tahunan (Nc) didapatkan
nilai sebesar 0,1/tahun. Untuk menentukan tingkat proteksi pada suatu
42
bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai dari Nd ≤ Nc maka tidak diperlukan pemasangan sistem
proteksi sambaran petir.
2. Jika nilai dari Nd ≥ Nc maka diperlukan pemasangan sistem proteksi
sambaran petir.
Dari perhitungan yang diperoleh nilai Nd adalah lebih besar dari Nc yaitu
10,3099 ≥ 0,1 . Sehingga pada bangunan Apartement Saumata Suites ini
sangat diperlukan untuk pemasangan sistem proteksi sambaran petir.
Dari nilai Nd yang didapat kita dapat menentukan nilai efisiensi dari
proteksi sambaran petir. Untuk menghitung nilai efisiensinya yaitu sebagai
berikut :
Nc
𝐸 ≥ 1−
Nd
0,1
𝐸 ≥ 1−
11,4012
𝐸 ≥ 0,9912

Tabel 4. 4 Tingkat Proteksi Petir

No. Tingkat Proteksi Effisiensi SPP

1. I 0,98
2. II 0,95
3. III 0,90
4. IV 0,80

Dari hasil perhitungan efisiensi yang didapat yaitu sebesar 0,99. Maka
nilai efisiensinya masuk dalam kategori tingkat kebutuhan proteksi level I.
Dari tingkat kebutuhan proteksi level 1 yang didapat maka pada
Apartemen Saumata Suites ini membutuhkan pemasangan sistem
penangkal petir yang maksimal untuk melindungi Apartemen.

43
4.2.2 Menentukan Nilai Daerah Proteksi Sambaran Petir

Setelah mendapatkan tingkat kebutuhan Proteksi Sambaran Petir kita


menentukan nilai daerah proteksi penangkal petirnya. Untuk menentukan nilai
luas daerah proteksi sambaran petir terlebih dahulu menentukan nilai besarnya
arus dan jarak sambaran petir. Sebelum menentukan nilai besarnya arus dan jarak
sambaran petir dapat melihat arus puncak sambaran petir terlebih dahulu dengan
melihat tabel dibawah ini :
Tabel 4. 5 Parameter Sambaran Petir

Tingkat Proteksi
Parameter Petir
I II II I-IV

Nilai arus puncak I (kA) 200 150 100

Muatan ideal Q total (C) 300 225 150

Muatan impuls Q impuls 100 75 50

Energi spesifik W/R (kJ/) 10000 5600 2500

Kecuraman rata-rata Di/dt (kJ/µS) 200 150 100

Untuk menentukan nilai besarnya arus dan jarak sambaran petir yaitu
sebagai berikut :

𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈𝟎,𝟔𝟓

𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝟐𝟎𝟎𝟎,𝟔𝟓

𝐑𝐬 = 𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐 𝐦

Lalu dari nilai jarak sambaran petir yang diperoleh dapat dihitung besar
sudut proteksi sambaran petirnya yaitu sebagai berikut :

𝒉
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − ( )}
𝑹𝒔
𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − ( )}
𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐

𝝋 = 𝟑𝟕, 𝟖𝟔°

Dari hasil perhitungan nilai Rs yang didapat yaitu sebesar 313,0902 m


maka radius daerah proteksi sambaran petir ini dapat dihitung dengan persamaan
44
sebagai berikut :

𝐫 = √𝟐 𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐

𝐫 = √𝟐 𝒙 𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓 − 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓𝟐

𝐫 = 𝟐𝟒𝟕, 𝟏𝟖𝟎 𝒎

Hasil perhitungan nilai radius daerah proteksi sambaran petir ini didapat
nilai sebesar 247,180 m.

Gambar 4. 5 Daerah Proteksi Sambaran Petir

Dari hasil perhitungan nilai Rs yang didapat yaitu sebesar 313,0902 m dan
radius proteksi sambaran petir yang didapat sebesar 247,180 m. Dari perhitungan
yang diperoleh untuk menentukan daerah proteksi ini yaitu dengan menggambar
zona proteksinya yang dapat dilihat pada gambar 4.5. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir yang dipasang pada Apartemen
Sumata Suites ini sudah mampu melindungi secara efektif dan layak dari
sambaran petir.

4.2.3 Menentukan Nilai Tahanan Pada Sistem Pentanahan Dan Tinggi


Finial Proteksi Petir
Sistem pentanahan merupakan bagian yang penting dalam sistem proteksi
petir, yang berfungsi untuk menyalurkan dan menyebarkan arus petir kedalam
tanah. Sistem grounding penangkal petir yang dipasang pada Apartemen Sumata
Suites adalah sistem grounding Elektroda Batang. Grounding yang dipasang yaitu
meliputi panjang elektroda batang sepanjang 100 cm dan diameternya sebesar
2,54 cm. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4. Pada Apartemen Saumata sendiri
45
memiliki jenis tanah yaitu tanah liat. Dimana jenis tanah liat memiliki
karakteristik nilai tahanan sebesar 100 Ohm.

Gambar 4. 6 Grounding Elektroda Batang

a. Menentukan perhitungan nilai tahanan grounding (RG) ini adalah sebagai


berikut :
𝝆 𝟒𝑳
𝑹= [𝐥𝐧( ) − 𝟏]
𝟐𝝅𝑳 𝑨
𝟏𝟎𝟎 Ω 𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝒄𝒎
𝑹= [𝐥𝐧( ) − 𝟏]
𝟐 𝒙 𝟑, 𝟏𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝒄𝒎 𝟐, 𝟓𝟒 𝒄𝒎

𝑹 = 𝟎, 𝟔𝟓 Ω

Hasil perhitungan dari nilai tahanan grounding (RG) yang didapat dari
elektroda batang yaitu sebesar 0,65 Ω. Dan sistem grounding pada
Apartemen Saumata Suites Tangerang ini juga sudah melakukan pengujian
nilai tahanan sistem grounding dengan menggunakan alat ukur Earth Tester
dengan merek Kyoritsu. Hasil Pengujian dari sistem grounding ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
46
Tabel 4. 6 Hasil Pengukuran Sistem Grounding

No. Titik 20 Ω 200 Ω 2000 Ω

1. 1 (A-0) 0,79 0,8 0

2. 2 (B/A-0) 0,73 0,7 0

3. 3 (F-0/1) 0,67 0,7 0

RRata-Rata 0,73 0,73 0

Gambar 4. 7 Titik Sistem Pentanahan Tampak Atas

Dari hasil perhitungan dan pengukuran yang didapat pada sistem


grounding di Apartemen Suamata Suites ini dapat dilihat bahwa sistem
groundingnya sudah sesuai dengan standar PUIL 2000 yaitu kurang dari 5
Ohm. Perbandingan nilai tahanan yang didapat dari perhitungan dan
percobaan sistem pentanahan ini memiliki kesalahan relatif yang cukup
besar. Nilai kesalahan relatif yang didapatkan yaitu sebesar 12 %. Hal ini

47
disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu tanah dan kelembaban tanah
pada saat pengujian. Karena pada saat melakukan pengujian pada siang
hari dengan kondisi tanah yang lumayan kering sehingga nilai tahanan
yang didapat juga relatif besar.

48
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada penelitian proteksi penangkal petir yang dilakukan di Apartemen
Saumata Suites dengan tinggi gedung 120 m ini didapatkan nilai jumlah
rata-rata sambaran petir sebesar 11,4012 sambaran/tahun. Dari hasil nilai
jumlah rata-rata sambaran petir didapatkan nilai efisiensinya sebesar 0,99,
sehingga tingkat kebutuhan proteksinya yaitu pada kategori level 1. Hal ini
berarti pada Apartemen Saumata Suites Tangerang ini sangat
membutuhkan proteksi sambaran petir untuk mrlindungi gedung.
2. Dari hasil perhitungan nilai jarak sambaran petir diperoleh nilai sebesar
313,0902 m dan radius daerah proteksi sambaran petir didapat nilai sebesar
247,180 m. Dari nilai jarak sambaran petir dan nilai radius sambaran petir
ini dapat menggambarkan daerah proteksi sambaran petir. Dan dari daerah
proteksi yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa sistem proteksi
sambaran petir pada Apartemen Saumata Suites ini sudah mampu
melindungi gedung dari sambaran petir.
3. Pada Apartemen Saumata Suites ini memiliki nilai tahanan sebesar 0,65 Ω
didapat dari hasil perhitungan nilai tahanan sistem grounding yang telah
dirancang dan dari hasil pengujian sistem grounding didapatkan nilai
sebesar 0,73 Ω. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang didapat dapat
disimpulkan bahwa nilai tahanan grounding penangkal petir ini sudah
sesuai dengan standar PUIL 2000 yaitu sebesar 5 Ω. Tetapi nilai kesalahan
relatif yang didapatkan yaitu sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti suhu tanah dan kelembaban tanah pada saat
pengujian.

49
5.2 Saran
Pada hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis memiliki saran bahwa
sistem proteksi penangkal petir pada Apartemen Saumata Suites ini radius
proteksinya diperpanjang lagi agar dapat melindungi seluruh gedung. Dan agar
nilai tahanan groundingnya tetap stabil dilakukan pengukuran secara berkala.

50
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, rizky F. (n.d.). Studi Performansi Perlindungan Sambaran Petir Pada


Saluran Udara Tegangan Tinggi ( Sutt ) 150 Kv Untuk Beragam Karakteristik
Sambaran. 1–8.
Ariana, N., & Riana, E. (2019). Analisis Sistem Penangkal Petir Pada Bts Di Pt.
Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304
(Paper) Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, 53(9), 1689–1699.
www.journal.uta45jakarta.ac.id
Bandri, S. (2014). Sistem Proteksi Petir Internal Dan Ekternal. Jurnal Teknik Elektro
ITP, 3(1), 6.
Bartien, S. (2011). Puil. DirJen Ketenagalistrikan, 2011(Puil).
Ibrahim, M. D., & Soewono, S. (2019). ANALISIS PERANCANGAN SISTEM
PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DENGAN EARLY STREAMER EMISSION AIR
TERMINAL PADA GEDUNG BMKG PUSAT.
PERTIWI, F. T. (2017). PERENCANAAN PROTEKSI PETIR PADA GEDUNG
REVITALISASI UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG.
Prima Prayeni, Parjiman, & Daryanto. (2020). EVALUASI SISTEM PENANGKAL
PETIR PADA GEDUNG PERKULIAHAN (Studi pada Universitas Negeri Jakarta
Kampus A Sektor C). Journal of Electrical Vocational Education and Technology,
2(2), 41–46. https://doi.org/10.21009/jevet.0022.09
Rohani, R. (2017). EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI
GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Jurnal
Edukasi Elektro, 1(2). https://doi.org/10.21831/jee.v1i2.17423
Sampeallo, A. S., Mauboy, E. R., & Moron, Y. M. (2020). PERENCANAAN SISTEM
PENYALUR PETIR ELEKTROSTATIS DENGAN METODE SANGKAR
FARADAY PADA GEDUNG KEUANGAN NEGARA KUPANG. Jurnal Media
Elektro, 90–100. https://doi.org/10.35508/jme.v0i0.3207
Sinaga, I. H., & Soewono, S. (2017). EVALUASI SISTEM PROTEKSI INSTALASI
PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA BANGUNAN STT-PLN JAKARTA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUDUT PROTEKSI.
51
Sukmawidjaja, M., Abduh, S., & Nadia, S. (2015). ANALISIS PERANCANGAN
SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP
SAMBARAN PETIR. Jetri : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 12(2), 75–86.
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jetri/article/view/504
Syakur, A., Teknik, J., Fakultas, E., Universitas, T., & Teori, D. (2006). Sistem Proteksi
Penangkal Petir Pada Gedung Widya Puraya. Transmisi, 8(1), 35-39–39.
https://doi.org/10.12777/transmisi.8.1.35-39

52
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal
NIM : 201711141
Nama : Rahmadhani Zaelanilluddin
Tempat/ Tgl. Lahir : Cirebon, 23 Desember 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Alamat Rumah : Dusun 1 Karang Tajug Rt 002 Rw 001 Mundu Pesisir,
Mundu, Cirebon, Jawa Barat
HP : 089681 793659
Email : zrahmadhani566@gmail.com
Personal Web :-
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SD Negeri 1 Mundu Pesisir - 2005-2011
SMP MTS Darul Hikam - 2011-2014
SMK SMK Negeri 1 Kota Teknik Instalasi Pemanfaatan 2014-2017
Cirebon Tenaga Listrik
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 15 April 2021

Rahmadhani Zaelanilluddin
53
LAMPIRAN
Lampiran A. Lembar Bimbingan Skripsi

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rahmadhani Zaelanilluddin


NIM : 2017-11-141
Program Studi : Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana
Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Pembimbing Utama : Andi Junaidi, S.T., M.T.
Judul Skripsi : Analisis Perencanaan Sistem Proteksi Sambaran
Petir Dengan Metode Sangkar Faraday Pada
Apartemen Saumata Suites Tangerang.

Paraf
Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
Digitally signed by Andi Junaidi

1 Maret 2021
Konsultasi seputar topik pembahasan Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

untuk judul skripsi Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:16:41+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

Penentuan judul sekaligus pengarahan Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,

8 Maret 2021 G=Andi Junaidi


Reason: I am the author of this document

untuk bab 1-3 Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:17:02+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

15 Maret 2021 Konsultasi skripsi bab 1


Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:17:44+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

23 Maret 2021
Pengecekan revisi bab 1 sekaligus Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi

konsultasi bab 2 Junaidi


Reason: I am the author of this document
Location: your signing location here
Date: 2021.09.05 20:17:56+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

6 April 2021
Pengecekan revisi bab 2 sekaligus Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

konsultasi bab 3 Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:18:07+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

16 April 2021 Fiksasi Skripsi bab 1-3


Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:18:22+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

23 April 2021
Latihan presentasi sidang proposal skripsi Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

bersama Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:18:36+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

54
Digitally signed by Andi Junaidi

26 April 2021 Sidang Proposal Skripsi


Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:18:47+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

8 Mei 2021
Konsultasi pembahasan dan pengarahan Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

penulisan bab 4 skripsi Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:19:00+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

11 Juni 2021 Konsultasi lanjutan dan Revisi bab 4


Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:19:09+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

22 Juni 2021 Pengecekan skripsi bab 1-5


Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:19:22+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

2 Juli 2021
Bimbingan lanjutan terkait kendala pada Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

penyusunan skripsi Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:19:31+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Digitally signed by Andi Junaidi

16 Juli 2021 Fiksasi Skripsi full dan turnitin


Andi DN: CN=Andi Junaidi, L=ID Indonesia,
O=Teknik Elektro, OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID Indonesia,
G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this document

Junaidi Location: your signing location here


Date: 2021.09.05 20:19:40+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

55
Lampiran B. Data BMKG

56
57
Lampiran C. Data Pengujian Sistem Pentanahan

58
59
60
61
62
Lampiran D. Data Standar SNI

63
Formulir 7

pERilXiffii'si.o*st
PROGRAM STUDI 51 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Sidang Skripsi hari : SENIN, 30 AGUSTUS 2021
Jam:10.00-11.00
Nama Mahasiswa RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
N.I.M 2017trt4l
Judul Skripsi ANALISIS PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI
SAMBARAN PETIR DENGAN METODE
SANGKAR FARADAY PADA APARTEMEN
SAUMATA SUITES TANGERANG
oleh sidang ditetapkan bahwa mahasiswa y-.b.s harus menyempurnakan
skripsi dalam waktu
satu minggu, yaitu pada tanggal b gvFa'thvt 211_dengan p.rUuit*_perbaikan
sbb :

t' P€Fgntl9 PeuuLrrap gsutr( gt*r+1 ae+; pegaa,.* rrtb^( a+.ttttr n*L-:-,
t. FgP't r 9i1gury1-r t4€l$5,rFA gtGrrrsataar Melrp€
fi*eUe+- WO*t Rg.r-ortgar\t€r
?r?" ?

3. lE).tnrur'N gfht Oplir -1p4:L tts(etst D\6ufuHleo OA(JI4 pgp+f rrup 6axs 1
'Va

Apabila dalam jangka waktu tersebut mahasiswa y.b.s dapat menyelesaikan


REVISI harus
kembali mengulang mengikuti ujian sidang skripsi di periode selanjutnya.

Mahasiswa

gErnDN$SD At"AtnA
(......
Rahmadhani Zaelanilluddin
............) 1*e# .........)
Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari
20

Mahasiswa
Dosen Penguji
Digitally signed by
Septianissa Azzahra
DN: C=ID, OU=Fakultas
Ketenagalistrikan dan
Energi Terbarukan,
O=Institut Teknologi PLN,
CN=Septianissa Azzahra,
E=septianissa@itpln.ac.i
d
Reason: I am approving
this document
Location: Jakarta
Rahmadhani Zaelanilluddin Date: 2021-09-03 21:21:
46
Formulir 7

pERilXi#fr''sk*rrs,
PROGRAM STUDI 51 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Sidang Skripsi hari : SENIN, 30 AGUSTUS 2021
Jam:10.00-11.00
Nama Mahasiswa : RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
N.I.M :20t7tll4l
skripsi
Judul : ANALISIS PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI
SAMBARAN PETIR DENGAN METODE
SANGKAR FARADAY PADA APARTEMEN
SAUMATA SUITES TANGERANG
oleh sidang ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus menyempumakan
Skripsi dalam waktu
satu minggu, yaitu pada tanggal 20 dengan perbaikan-perbaikan
sbb :

t'bartr-i ?rerl certa ra 3 %nn^ ,-lah


CA'( B:y'* ,1

l+
bsfua L- c'.b L .Llni4 |
B aI, t<td.-' nl qrL,
u E_ R.. f"r rri A.^ r,'( 'q lot v ola

= b.vV)-. ce l:- Lesb(, <tit-


tr-.-+"i t4
Apabila dalam jangka waktu tersebut mahasiswa y.b.s dapat menyelesaikan
REVISI harus
kembali mengulang mengikuti ujian sidang Skripsi di periode selanjutnya.

Mahasiswa
Dosen Penguji

( Rahmadhani Zaelanilluddin
..............)
"''.......)
wrT-rr
Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari
20

Mahasiswa Dosen Penguji

Rahmadhani Zaelanilluddin
Formulir 6

RANGKUMAN oa$iailTfiiharKAN sKRrpsr


PROGRAM STUDI 51 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Sidang Skripsi hari : SENIN,30 AGUSTUS 2021
Jam:10.00-11.00
Nama Mahasiswa RAHMADHANI ZAELANILLUDDIN
N.I.M 20t7trr4l
Judul Skripsi ANALISIS PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI
SAMBARAN PETIR DENGAN METODE SANGKAR
FARADAY PADA APARTEMEN SAUMATA SUITES
TANGERANG

oleh sidang ditetapkan bahwa mahasiswa-y.b.s harus menyempuT**


Skripsi dalam waktu
satu minggu, yaitu pada tanggat 3o A6U\l-? '\ z}-*!-dengan perbaikan-perbaikan
sbb :

Apabila dalam jangka waktu tersebut mahasiswa y.b.s dapat menyelesaikan REVISI
harus
kembali mengulang mengikuti ujian sidang skripsi di periode selanjutnya.

Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Ketua Penguji


Digitally signed by Andi Junaidi
DN: CN=Andi Junaidi, L=ID

Andi
Indonesia, O=Teknik Elektro,
OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID
Indonesia, G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this

Rahmadhani Zaelanilluddin Junaidi document


Location: your signing location
here
Date: 2021.09.05 20:21:15+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari


20

Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Ketua Penguji


Digitally signed by Andi Junaidi
-t, DN: CN=Andi Junaidi, L=ID

Andi
Indonesia, O=Teknik Elektro, Digitally signed by Tri Joko
OU=FKET,
E=andi.junaidi@itpln.ac.id, C=ID
Tri Joko Pramono,ST., MT
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro,
O=Institut Teknologi PLN,
CN="Tri Joko Pramono,ST.,
Indonesia, G=Andi Junaidi
Reason: I am the author of this Pramono MT", E=tri.joko@itpln.ac.id
Reason: I am the author of

Junaidi
this document
document
Location: your signing location
here
,ST., MT Location: Jakarta
Date: 2021-09-04 19:07:41
Foxit Reader Version: 10.0.0
Rahmadhani Zaelanilluddin Date: 2021.09.05 20:21:30+07'00'
Foxit PhantomPDF Version: 10.1.0

*) Pilih salah satu


ANALISIS PENGAMAN EKSTERNAL GANGGUAN PETIR PADA
APARTEMEN SAUMATA SUITES TANGERANG
Rahmadhani Zaelanilluddin1; Andi Junaidi2
1
Teknik Elektro, Institut Teknologi -PLN, Jakarta, Indonesia
zrahmadhani566@gmail.com

ABSTRACT

In this research, the analysis of lightning protection system planning aims to determine the level of
lightning protection, the area protected by lightning rods, and ground resistance at the Saumata
Suites Apartment. At the Saumata Suites Apartment with a building height of 120 m, the average
number of lightning strikes is 11.4012 strikes per year. From the results of the average number of
lightning strikes, the efficiency value is 0.99, so that the level of lightning strike protection at the
Saumata Suites Apartment is at protection level I. In the calculation results of the lightning strike
distance value obtained is 313.0902 m and the radius of the lightning strike protection area is
247.180 m. The protection area obtained can be seen that the lightning strike protection system at
the Saumata Suites Apartment has been able to protect the building from lightning strikes. The
grounding system used to transmit this lightning current uses rod electrodes. Where the grounding
at the Saumata Suites Apartment has a resistance value of 0.65 from the calculation of the grounding
system design and from the test results obtained a value of 0.73 . From the results of calculations
and testing obtained a relative error value of 12%. This is caused by several factors such as soil
temperature and soil moisture at the time of testing.

Keywords: Protection, Lightning, Grounding

ABSTRAK

Pada penelitian analisis sistem proteksi petir ini bertujuan untuk mengetahui tingkat proteksi
penangkal petir, luas daerah yang terproteksi oleh penangkal petir, dan tahanan petanahan pada
Apartemen Saumata Suites. Pada Apartemen Saumata Suites dengan tinggi gedung 120 m ini
didapatkan nilai jumlah rata-rata sambaran petir sebesar 11,4012 sambaran pertahun. Dari hasil
nilai jumlah rata-rata sambaran petir didapatkan nilai efisiensinya sebesar 0,99 sehingga
didapatkan tingkat proteksi sambaran proteksi sambaran petir pada Apartemen Saumata Suites ini
pada tingkat proteksi I. Pada hasil perhitungan nilai jarak sambaran petir yang diperoleh sebesar
313,0902 m dan radius daerah proteksi sambaran petirnya diperoleh sebesar 247,180 m. Daerah
proteksi yang diperoleh dapat dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir pada Apartemen
Saumata Suites ini sudah mampu memlindungi gedung dari sambaran petir.Sistem pentanahan yang
dipakai untuk menyalurkan arus petir ini menggunakan elektroda batang. Dimana pentanahan pada
Apartemen Saumata Suites ini memiliki nilai tahanan sebesar 0,65 Ω dari perhitungan rancangan
sistem groundingnya dan dari hasil pengujian didapatkan nilai sebesar 0,73 Ω. Dari hasil
perhitungan dan pengujian didapatkan nilai kesalahan relatif sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti suhu tanah dan kelembaban tanah pada saat pengujian.

Kata kunci: Proteksi, Petir, Pentanahan

1. PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin sempit area tanah yang dapat digunakan,
maka pembangunan gedung di Indonesia mengalami kendala pada perluasan bangunan yang
mengakibatkan pembangunan gedung-gedung baru lebih cenderung bertingkat sebagai solusi
menghadapi permasalahan tersebut. Namun ada beberapa permasalahan mengenai keamanan
bangunan yang perlu diperhatikan. Bangunan bertingkat lebih rawan mengalami gangguan, baik
gangguan mekanik maupun gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah
sambararan petir.
Bahaya terhadap sambaran petir jika mengenai pada gedung Apartemen Saumata Suites
Tangerang perlu mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan bangunan tersebut adalah sebagai
salah satu hunian mewah dikawasan Tangerang. Bangunan yang tersambar petir akan menyebabkan
kerusakan yang berupa kerusakan termal, misalnya bagian yang tersambar petir akan terbakar atau
merusak peralatan innstalasi listrik. Sambaran petir juga bisa sangat berbahaya jika mengenai
seseorang didalam sebuah gedung karena akan menyebabkan sengatan listrik pada tubuh manusia
yang terkena sambaran petir, yang akan mempengaruhi sistem kerja jantung dan menyebabkan
jantung berhenti.. Maka dari itu penulis ingin membahas tentang sistem proteksi penangkal petir
yang aman dan efektif melindungi gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang dari sambaran
petir langsung (Sinaga & Soewono, 2017).
Sistem Proteksi Petir (SPP) yang dipasang pada gedung bertingkat bertujuan untuk
melindungi dan mengurangi efek sambaran petir. Berdasarkan standar NFC 17 102 tentang Sistem
Proteksi Petir pada gedung dibagi menjadi dua jenis yaitu SPP eksternal dan SPP internal. SPP
eksternal adalah Sistem Proteksi Petir yang dirancang untuk melindungi bangunan dari sambaran
petir dan dalam bentuk sistem penangkal petir dengan sistem pentanahan. Sedangkan SPP internal
adalah Sistem Proteksi Petir yang dirancang untuk melindungi peralatan yang di dalam gedung.
Untuk sistem instalasi dari kedua sistem tersebut berdasarkan dengan menghitung resiko kerusakan
akibat sambaran petir pada gedung. Perhitungan resiko ini digunakan sebagai standar untuk
menetukan persyaratan pemasangan Sistem Proteksi petir di gedung bertingkat. Dari kedua jenis
Sistem Proteksi Petir tersebut biasanya yang dipasang hanya Sistem Proteksi Petir eksternal saja
dan konsep Sistem Proteksi Petir internal jarang diterapkan. Hal ini terjadi karena hanya dengan
memasang Sistem Proteksi Petir eksternal saja maka kehandalan sistem proteksi penangkal petir
untuk mengamankan suatu bangunan dari sambaran petir sudah cukup baik. Pada penelitian tentang
sistem proteksi sambaran petir sendiri sebenarnya sudah banyak dibahas. Tetapi dalam penelitian
ini yang membedakan dengan penelitian lainnya adalah metode yang digunakan pada Sistem
Proteksi Petir eksternal ini yaitu metode sangkar Faraday pada gedung Apartemen Saumata Suites
Tangerang.
Proteksi penangkal petir merupakan alat untuk menjaga peralatan listrik pada bangunan
tinggi dan keselamatan manusia akibat adanya sambaran petir. Sistem proteksi penangkal petir pada
gedung-gedung tinggi adalah sistem yang harus ada pada syarat pembangunan pada suatu gedung
bertingkat. Seperti halnya, pada Apartement Saumata Suites Tangerang diperlukan rancangan
sistem proteksi penangkal petir. Selain proteksi penangkal petir yang harus diperhatikan pada
pembangunan angunan bertingkat yaitu sistem groundingnya. Tujuan sistem grounding sendiri
yaitu berfungsi untuk membuat jalur tahanan rendah ke permukaan tanah. Ketika sambaran petir
mengenai sistem proteksi maka muatan sisa akan langsung dialirkan kebumi. Pada penilitian ini
memiliki manfaat untuk merancang sistem proteksi penangkal petir yang baik pada gedung
bertingkat menggunakan metode sangkar Faraday dan sistem grounding penangkal petir yang baik
pada gedung bertingkat (Bandri, 2014).

2. METODE/PERANCANGAN PENELITIAN
2.1 Menentukan Tingkat Proteksi Pada Bangunan
2.1.1 Menentukan Indeks kebutuhan bahaya akibat sambaran petir menurut NFPA 780
Untuk menentukan sistem kebutuhan bahaya akibat sambaran petir dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :

𝑨+𝑩+𝑪+𝑫+𝑬
𝑹 = ……………………………...……………….....................………..(2.1)
𝑭
2.1.2 Menentukan kerapatan dari sambaran petir ke bumi dengan menggunakan standar
NFC 17 – 102
Untuk menentukan sistem pentanahan pada kerapatan dari sambaran petir yaitu :

𝑵𝒈 = 𝟎, 𝟎𝟒 × 𝑻𝒅𝟏,𝟐𝟕 ……………..…………………………………………..…….…(2.2)

Keterangan : Ng = Kerapatan dari sambaran petir


Td = Jumlah hari guruh per tahun

2.1.3 Menentukan lokasi area proteksi pada bangunan


Untuk menentukan nilai area proteksi pada bangunan yang masih memiliki angka sambaran
petir yaitu dengan :

𝑨𝒆 = 𝒂𝒃 + 𝟔 𝒉 (𝒂 + 𝒃) + 𝟗𝝅 (𝒉)𝟐 …………………………………………....……...(2.3)

Keterangan : Ae = Area proteksi pada gedung


a = Panjang bangunan
b = Lebar bangunan
h = Tinggi bangunan

2.1.4 Menentukan jumlah dari rata-rata frekuensi sambaran petir secara langsung
pertahunnya
Untuk menentukan nilai jumlah dari rata-rata sambaran petir secara langsung yaitu dengan :

𝑵𝒅 = 𝑵𝒈 × 𝑨𝒆 .……................………………………………………..……...……...(2.4)

Keterangan : Nd = Rata-rata frekuensi sambaran petir


Ae = Area proteksi pada Gedung

2.1.5 Menentukan Nilai Jangkauan Proteksi


Untuk menentukan nilai dari efisiensi dari proteksi sambaran petir yaitu sebagai berikut :

Nc
𝐸 ≥ 1 − Nd……………..………………...……..…………....…...…………………...(2.5)

Keterangan : Nc = Rata-rata frekuensi sambaran petir pertahun


Nd = Rata-rata frekuensi sambaran petir.

2.2 Menentukan Nilai Jangkauan Proteksi


2.2.1 Menentukan nilai jarak proteksi dengan Tingkat I pada metode bola bergulir
Untuk menentukan nilai jarak proteksi pada sistem penangkal petir ini yaitu dengan
persamaan sebagai berikut :

𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈 𝟎,𝟔𝟓 ………………...………………………………………...…......…….(2.6)

Keterangan : Rs = jarak radius proteksi sambaran petir


I = arus puncak

𝒉
𝛗 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − (𝑹𝒔)} ……………………………………................................…...….(2.7)

Keterangan : φ = sudut proteksi sambaran petir


h = tinggi bangunan
Rs = Jarak radius proteksi sambaran petir

𝐫 = √𝟐𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐 ……………….………………………......…………………..….(2.8)

Keterangan : r = radius proteksi sambaran petir


h = tinggi bangunan
Rs = Jarak radius proteksi sambaran petir

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Menentukan Besarnya Tingkat Kebutuhan Proteksi Sambaran Petir
Dalam merencanakan pemasangan sistem proteksi sambaran petir harus menentukan besar
nilai indeks perkiraan sambaran petir pada suatu gedung terlebih dahulu berdasarkan nilai indeks
National Fire Protection Association (NFPA).
a. Mentukan nilai indeks perkiraan bahaya sambaran petir berdasarkan NFPA 780
Berdasarkan hasil dari perhitungan data yang telah didapatkan untuk menentukan
kebutuhan perkiraan bahaya sambaran petir pada gedung menurut standar NFPA sebagai
berikut :
• Indeks A : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang adalah tempat tinggal dengan
tinggi bangunan lebih dari 46 meter.
• Indeks B : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang yang dimana gedung ini
kontruksinya beton bertulang.
• Indeks C : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang yang dimana gedung ini
memiliki area yang melingkupi lebih dari 929 m2.
• Indeks D : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang yang dimana gedung ini
dibangun ditanah datar.
• Indeks E : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang merupakan bangunan yang
berisi banyak orang.
• Indeks F : Gedung Apartemen Saumata Suites Tangerang memiliki nilai IKL 30,01
hari/tahun.

Tabel 3.1 Indeks NFPA


Kategori Indeks Nilai Indeks
A 8
B 3
C 5
D 1
E 6
F 6
R 3,84
Berdasarkan klasifikasi yang telah dilakukan dan mendapatkan nilai indeks R sebesar 3,84,
yang artinya menurut standar NFPA bahwa nilai perkiraan bahaya sambaran petir terebut
sangat tinggi sehingga sangat dianjurkan gedung ini untuk memasang sistem proteksi petir.
b. Menentukan Jumlah Kebutuhan Proteksi Sambaran Petir Pada Gedung Berdasarkan Standar
NFC 17 – 102
Penggunaan standar NFC 17 - 102 menyediakan cara perhitungan dengan memakai data
hari guruh, ukuran bangunan, area proteksi, frekuensi sambaran langsung setempat (Nd), dan
frekuensi sambaran tahunan (Nc) yang diperoleh pada struktur, dengan menghitung nilai
kerapatan sambaran ke tanah terlebih dahulu.
Untuk menentukan sistem pentanahan pada kerapatan dari sambaran petir yaitu :

𝑁𝑔 = 0,04 × 𝑇𝑑1,27
𝑁𝑔 = 0,04 × 1531,27
𝑁𝑔 = 23,8022 𝑠𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛/𝐾𝑚2 /𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

Kemudian untuk menentukan nilai area proteksi pada bangunan yang masih memiliki angka
sambaran petir yaitu dengan :

𝐀𝐞 = 𝐚𝐛 + 𝟔 𝐡 (𝐚 + 𝐛) + 𝟗𝛑 (𝐡)𝟐
𝐴𝑒 = (47, 325 𝑥 40,675) + 6 𝑥 120,925 (47,325 + 40.675) + 9𝜋 (120,925)2
𝐴𝑒 = 479015,2443 m2
𝐴𝑒 = 0,4790 km2

Setelah mendapatkan nilai area proteksi pada gedung kita menentukan nilai jumlah rata-
rata sambaran petir. Untuk menentukan nilai jumlah rata-rata sambaran petir secara langsung
yaitu dengan :
𝑁𝑑 = 𝑁𝑔 × 𝐴𝑒
𝑁𝑑 = 23,8022 × 0,4790
𝑆𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑁𝑑 = 11,4012
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

Dari data BMKG yang didapat nilai frekuensi tahunan (Nc) didapatkan nilai sebesar
0,1/tahun. Untuk menentukan tingkat proteksi pada suatu bangunan berdasarkan perhitungan
Nd dan Nc adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai dari Nd ≤ Nc maka tidak diperlukan pemasangan sistem proteksi sambaran petir.
2. Jika nilai dari Nd ≥ Nc maka diperlukan pemasangan sistem proteksi sambaran petir.

Dari perhitungan yang diperoleh nilai Nd adalah lebih besar dari Nc yaitu 10,3099 ≥ 0,1 .
Sehingga pada bangunan Apartement Saumata Suites ini sangat diperlukan untuk
pemasangan sistem proteksi sambaran petir.

Dari nilai Nd yang didapat kita dapat menentukan nilai efisiensi dari proteksi sambaran
petir. Untuk menghitung nilai efisiensinya yaitu sebagai berikut :
Nc
𝐸 ≥1−
Nd
0,1
𝐸 ≥1−
11,4012
𝐸 ≥ 0,9912

Tabel 3. 2 Tingkat Proteksi Petir


No. Tingkat Proteksi Effisiensi SPP
1. I 0,98
2. II 0,95
3. III 0,90
4. IV 0,80

Dari hasil perhitungan efisiensi yang didapat yaitu sebesar 0,99. Maka nilai efisiensinya
masuk dalam kategori tingkat kebutuhan proteksi level I. Dari tingkat kebutuhan proteksi level
1 yang didapat maka pada Apartemen Saumata Suites ini membutuhkan pemasangan sistem
penangkal petir yang maksimal untuk melindungi Apartemen.

3.2 Menentukan Nilai Daerah Proteksi Sambaran Petir


Setelah mendapatkan tingkat kebutuhan Proteksi Sambaran Petir kita menentukan nilai daerah
proteksi penangkal petirnya. Untuk menentukan nilai luas daerah proteksi sambaran petir terlebih
dahulu menentukan nilai besarnya arus dan jarak sambaran petir. Sebelum menentukan nilai besarnya
arus dan jarak sambaran petir dapat melihat arus puncak sambaran petir terlebih dahulu dengan
melihat tabel dibawah ini :

Tabel 3.3 Parameter Sambaran Petir

Tingkat Proteksi
Parameter Petir
I II II I-IV
Nilai arus puncak I (kA) 200 150 100
Muatan ideal Q total (C) 300 225 150
Muatan impuls Q impuls 100 75 50
Energi spesifik W/R (kJ/) 10000 5600 2500
Kecuraman rata-rata Di/dt (kJ/µS) 200 150 100

Untuk menentukan nilai besarnya arus dan jarak sambaran petir yaitu sebagai berikut :
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝐈 𝟎,𝟔𝟓
𝐑𝐬 = 𝟏𝟎 × 𝟐𝟎𝟎𝟎,𝟔𝟓
𝐑𝐬 = 𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐 𝐦

Lalu dari nilai jarak sambaran petir yang diperoleh dapat dihitung besar sudut proteksi sambaran
petirnya yaitu sebagai berikut :
𝒉
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏{𝟏 − ( )}
𝑹𝒔
𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓
𝝋 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 {𝟏 − ( )}
𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐
𝝋 = 𝟑𝟕, 𝟖𝟔°

Dari hasil perhitungan nilai Rs yang didapat yaitu sebesar 313,0902 m maka radius daerah
proteksi sambaran petir ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
𝐫 = √𝟐 𝑹𝒔 𝒙 𝒉 − 𝒉𝟐
𝐫 = √𝟐 𝒙 𝟑𝟏𝟑, 𝟎𝟗𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓 − 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟐𝟓𝟐
𝐫 = 𝟐𝟒𝟕, 𝟏𝟖𝟎 𝒎

Hasil perhitungan nilai radius daerah proteksi sambaran petir ini didapat nilai sebesar 247,180 m.

Gambar 3.1 Daerah Proteksi Sambaran Petir

Dari hasil perhitungan nilai Rs yang didapat yaitu sebesar 313,0902 m dan radius proteksi
sambaran petir yang didapat sebesar 247,180 m. Dari perhitungan yang diperoleh untuk menentukan
daerah proteksi ini yaitu dengan menggambar zona proteksinya yang dapat dilihat pada gambar 4.5.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir yang dipasang pada
Apartemen Sumata Suites ini sudah mampu melindungi secara efektif dan layak dari sambaran petir.

3.3 Menentukan Nilai Tahanan Pada Sistem Pentanahan


Sistem pentanahan merupakan bagian yang penting dalam sistem proteksi petir, yang berfungsi
untuk menyalurkan dan menyebarkan arus petir kedalam tanah. Sistem grounding penangkal petir
yang dipasang pada Apartemen Sumata Suites adalah sistem grounding Elektroda Batang. Grounding
yang dipasang yaitu meliputi panjang elektroda batang sepanjang 100 cm dan diameternya sebesar
2,54 cm. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4. Pada Apartemen Saumata sendiri memiliki jenis tanah
yaitu tanah liat. Dimana jenis tanah liat memiliki karakteristik nilai tahanan sebesar 100 Ohm.
a. Menentukan perhitungan nilai tahanan grounding (RG) ini adalah sebagai berikut :
𝝆 𝟒𝑳
𝑹= [𝐥𝐧( ) − 𝟏]
𝟐𝝅𝑳 𝑨
𝟏𝟎𝟎 Ω 𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝒄𝒎
𝑹= [𝐥𝐧( ) − 𝟏]
𝟐 𝒙 𝟑, 𝟏𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝒄𝒎 𝟐, 𝟓𝟒 𝒄𝒎
𝑹 = 𝟎, 𝟔𝟓 Ω

Hasil perhitungan dari nilai tahanan grounding (RG) yang didapat dari elektroda batang yaitu
sebesar 0,65 Ω. Dan sistem grounding pada Apartemen Saumata Suites Tangerang ini juga sudah
melakukan pengujian nilai tahanan sistem grounding dengan menggunakan alat ukur Earth Tester
dengan merek Kyoritsu. Hasil Pengujian dari sistem grounding ini dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Sistem Grounding
No. Titik 20 Ω
1. 1 (A-0) 0,79
2. 2 (B/A-0) 0,73
3. 3 (F-0/1) 0,67
RRata-Rata 0,73

Dari hasil perhitungan dan pengukuran yang didapat pada sistem grounding di Apartemen
Suamata Suites ini dapat dilihat bahwa sistem groundingnya sudah sesuai dengan standar PUIL
2000 yaitu kurang dari 5 Ohm. Perbandingan nilai tahanan yang didapat dari perhitungan dan
percobaan sistem pentanahan ini memiliki kesalahan relatif yang cukup besar. Nilai kesalahan
relatif yang didapatkan yaitu sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu
tanah dan kelembaban tanah pada saat pengujian. Karena pada saat melakukan pengujian pada
siang hari dengan kondisi tanah yang lumayan kering sehingga nilai tahanan yang didapat juga
relatif besar.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada penelitian proteksi
penangkal petir yang dilakukan di Apartemen Saumata Suites dengan tinggi gedung 120 m ini
didapatkan nilai jumlah rata-rata sambaran petir sebesar 11,4012 sambaran/tahun. Dari hasil nilai
jumlah rata-rata sambaran petir didapatkan nilai efisiensinya sebesar 0,99, sehingga tingkat
kebutuhan proteksinya yaitu pada kategori level 1. Hal ini berarti pada Apartemen Saumata Suites
Tangerang ini sangat membutuhkan proteksi sambaran petir untuk mrlindungi gedung. Dari hasil
perhitungan nilai jarak sambaran petir diperoleh nilai sebesar 313,0902 m dan radius daerah proteksi
sambaran petir didapat nilai sebesar 247,180 m. Dari nilai jarak sambaran petir dan nilai radius
sambaran petir ini dapat menggambarkan daerah proteksi sambaran petir. Dan dari daerah proteksi
yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa sistem proteksi sambaran petir pada Apartemen Saumata
Suites ini sudah mampu melindungi gedung dari sambaran petir. Pada Apartemen Saumata Suites ini
memiliki nilai tahanan sebesar 0,65 Ω didapat dari hasil perhitungan nilai tahanan sistem grounding
yang telah dirancang dan dari hasil pengujian sistem grounding didapatkan nilai sebesar 0,73 Ω. Dari
hasil pengujian dan perhitungan yang didapat dapat disimpulkan bahwa nilai tahanan grounding
penangkal petir ini sudah sesuai dengan standar PUIL 2000 yaitu sebesar 5 Ω. Tetapi nilai kesalahan
relatif yang didapatkan yaitu sebesar 12 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu
tanah dan kelembaban tanah pada saat pengujian.

4.2 Saran
Pada hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis memiliki saran bahwa sistem proteksi
penangkal petir pada Apartemen Saumata Suites ini radius proteksinya diperpanjang lagi agar dapat
melindungi seluruh gedung. Dan agar nilai tahanan groundingnya tetap stabil dilakukan pengukuran
secara berkala.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada perusahaan yang telah memberi dukungan yang
membantu pelaksanaan penelitian dan atau penulisan artikel.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Adiputra, rizky F. (n.d.). Studi Performansi Perlindungan Sambaran Petir Pada Saluran
Udara Tegangan Tinggi ( Sutt ) 150 Kv Untuk Beragam Karakteristik Sambaran. 1–8.
[2] Ariana, N., & Riana, E. (2019). Analisis Sistem Penangkal Petir Pada Bts Di Pt. Dayamitra
Telekomunikasi (Mitratel). ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online
Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,
53(9), 1689–1699. www.journal.uta45jakarta.ac.id
[3] Bandri, S. (2014). Sistem Proteksi Petir Internal Dan Ekternal. Jurnal Teknik Elektro ITP,
3(1), 6.
[4] Bartien, S. (2011). Puil. DirJen Ketenagalistrikan, 2011(Puil).
[5] Ibrahim, M. D., & Soewono, S. (2019). ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI
PETIR EKSTERNAL DENGAN EARLY STREAMER EMISSION AIR TERMINAL PADA GEDUNG
BMKG PUSAT.
[6] PERTIWI, F. T. (2017). PERENCANAAN PROTEKSI PETIR PADA GEDUNG
REVITALISASI UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG.
[7] Prima Prayeni, Parjiman, & Daryanto. (2020). EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR
PADA GEDUNG PERKULIAHAN (Studi pada Universitas Negeri Jakarta Kampus A Sektor C).
Journal of Electrical Vocational Education and Technology, 2(2), 41–46.
https://doi.org/10.21009/jevet.0022.09
[8] Rohani, R. (2017). EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI GEDUNG
REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Jurnal Edukasi Elektro, 1(2).
https://doi.org/10.21831/jee.v1i2.17423
[9] Sampeallo, A. S., Mauboy, E. R., & Moron, Y. M. (2020). PERENCANAAN SISTEM
PENYALUR PETIR ELEKTROSTATIS DENGAN METODE SANGKAR FARADAY PADA
GEDUNG KEUANGAN NEGARA KUPANG. Jurnal Media Elektro, 90–100.
https://doi.org/10.35508/jme.v0i0.3207
[10] Sinaga, I. H., & Soewono, S. (2017). EVALUASI SISTEM PROTEKSI INSTALASI
PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA BANGUNAN STT-PLN JAKARTA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SUDUT PROTEKSI.
[11] Sukmawidjaja, M., Abduh, S., & Nadia, S. (2015). ANALISIS PERANCANGAN SISTEM
PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR.
Jetri : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 12(2), 75–86.
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jetri/article/view/504
[12] Syakur, A., Teknik, J., Fakultas, E., Universitas, T., & Teori, D. (2006). Sistem Proteksi
Penangkal Petir Pada Gedung Widya Puraya. Transmisi, 8(1), 35-39–39.
https://doi.org/10.12777/transmisi.8.1.35-39

Anda mungkin juga menyukai