Anda di halaman 1dari 10

Jurnal An-Nida, Vol. 11, No.

1, Januari-Juni 2019

KEGAGALAN DALAM BERDAKWAH


(Kajian Teoritis Dalam Buku Penyebab Gagalnya Dakwah Karya
Dr. Sayyid M. Nuh)

Eka Wigianti

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang


Jl. Prof. Hamka Ngaliyan Semarang
ekawigi04@gmail.com

Abstract
This study aims to find out the causes of the failure of preaching described in the book "Penyebab
Gagalnya Dakwah" by Dr. Sayyid M. Nuh. The book contains da'wah failures caused by the
characteristics and actions taken by the dai. Some characteristics and behavior of dai that can
cause failure of da'wah are futur, israaf, uzlah atau tafarrud, ittibaa’ul-hawa, ‘adamut-Tatsabbut
aw at-tabayyun, faudhal waqti, dan al-mira wa-jadal. Without realizing it by Dai, these traits can
cause the failure of da'wah. The researcher used the content analysis method or content analyst
to analyze the contents of the data with a qualitative approach. The results of this study are to
find out what factors can cause failure to preach, especially those presented in the book ‘Penyebab
Gagalnya Dakwah’.
Keyword : failed, da’wah, book

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab kegagalan berdakwah yang dijelaskan


dalam buku ‘Penyebab Gagalnya Dakwah’ karya Dr. Sayyid M. Nuh. Buku tersebut
berisi tentang kegagalan dakwah yang disebabkan oleh sifat-sifat dan tindakan yang
dilakukan oleh dai. Beberapa sifat dan perilaku dai yang dapat menyebabkan kegagalan
dakwah adalah futur, israaf, uzlah atau tafarrud, ittibaa’ul-hawa, ‘adamut-Tatsabbut
aw at-tabayyun, faudhal waqti, dan al-mira wa-jadal. Tanpa disadari oleh dai, sifat-sifat
tersebut dapat menyebabkan gagalnya dakwah. Peneliti menggunakan metode analisis
isi atau content analisys yang menganalisa isi data dengan pendekatan kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan
kegagalan berdakwah, khususnya yang disampaikan dalam buku ‘Penyebab Gagalnya
Dakwah’.
Kata kunci : Kegagalan, Dakwah, Buku
Eka Wigianti

A. PENDAHULUAN dakwah. Bisa jadi kegagalan bersumber


Dakwah yang dipahami sebagai pada strategi dakwah, metode dakwah,
tugas umat, menyampaikan kebenaran dan pendekatan dakwah, mad’u yang tidak
memerangi kemunkaran sejatinya menjadi bisa menerima pesan dakwah, atau bahkan
tugas bagi setiap manusia. Sehingga semua justru datang dari dalam diri dai.
manusia sebenarnya memiliki porsi yang Dewasa ini kegagalan dalam
sama dalam hal menyampaikan dakwah. berdakwah biasanya dituduhkan pada
Tentu hal ini diimbangi dengan keilmuan strategi, maupun keragaman mad’u. Selain
dan pemahaman yang memadai. Dewasa strategi yang salah diterapkan oleh dai
ini dakwah telah menjadi aktivitas yang ternyata juga terdapat penyebab lain yang
banyak dilakukan di masyarakat. Banyak dapat menyebabkan kegagalan dalam
dai telah tersebar dari kota hingga ke dakwah. Penyebab tersebut justru datang
pelosok desa. Bahkan suatu peringatan atau dari dai sebagai komunikator dalam
perayaan hari yang dianggap penting dirasa dakwah. Tentu ini menjadi penting untuk
tidak lengkap jika tidak mengundang dai diperhatikan dai dalam mengemban tugas
untuk memberikan tausiah. Hal ini terlihat dalam jalan dakwah.
dari mulai acara syukuran hingga acara
Faktor yang berasal dari dalam diri
adat besar seperti sedekah bumi atau laut
dai tersebut banyak yang tidak disadari
juga turut menghadirkan dai (kiai) untuk
menjadi penyebab gagalnya dakwah.
menyampaikan materi dakwah.
Sehingga penyebab internal dari diri dai
Berbagai kajian rutin juga muncul seringkali diabaikan. Dai merasa bahwa
dikalangan masyarakat. Mulai dari remaja pesan dakwah yang selama ini dilakukan
hingga orang tua menjadikan pengajian sudah tepat dan akan mampu mengubah
atau kajian sebagai kebutuhan. Aktivitas umat. Tidak ada perasaan mempertanyakan
berdakwah kemudian menjadi hal yang sifat dan sikap diri sendiri yang mungkin
erat dengan masyarakat. Bahkan aktivitas saja dapat menjadi penyebab gagalnya
dakwah bisa terjadi setiap waktu. Namun dakwah.
apakah aktivitas dakwah tersebut telah
Tentu perjalanan menegakkan agama
berhasil? Jika sudah berhasil, indikator
Islam menjadi tugas yang tidak mudah.
apa sajakah yang menjelaskan bahwa
Banyak hambatan dan tantangan yang
dakwah telah berhasil? Jika belum, apakah
harus dilalui oleh dai dalam menyampaikan
penyebabnya? Mengapa meskipun telah
materi dakwah pada mitra dakwahnya.
dilakukan berulang kali dakwah masih
Atas dasar inilah kemudian kajian mengenai
belum berhasil dan perlu disempurnakan?
penyebab gagalnya dakwah menjadi
Dakwah memang menjadi tugas menarik untuk didiskusikan. Apalagi jika
sepanjang masa di mana selama masih ada penyebab kegagalannya berasal dari dalam
manusia, maka aktivitas dakwah masih diri dai. Hal ini juga yang menjadikan buku
terus dibutuhkan. Beberapa faktor yang ‘Penyebab Gagalnya Dakwah’ menjadi
menyebabkan kegagalan dalam dakwah menarik untuk ditelaah lebih dalam. Sebab
bisa disebabkan oleh banyak pelaku dalam buku ini menjelaskan hal yang

14 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Kegagalan Dalam Berdakwah (Kajian Teoritis Dalam Buku ...

jarang dibahas oleh penulis lainnya, yakni primer. Menurut Arikunto metode
kegagalan dakwah yang disebabkan dari dokumentasi merupakan suatu cara
dalam diri dari. mencari data yang berkaitan dengan hal-hal
yang berupa catatan, transkip, buku, surat
B. METODE PENELITIAN
kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat,
Penelitian ini merupakan penelitian legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
teks media, yakni membahas tentang isi 1996:134). Dalam penelitian kualitatif teknik
media dengan menggunakan pendekatan analisis data bertujuan untuk menjawab
kualitatif. Penelitian ini menjadikan buku rumusan masalah. Teknik analisis data
‘Penyebab Gagalnya Dakwah’ sebagai dipahami sebagai cara untuk mencari data
rujukan data. Buku tersebut ditulis oleh kemudian menata secara sistematis catatan
Dr. Sayyid M. Nuh. Penelitian kualitatif hasil dari pengumpulan data tersebut.
memberikan hasil penelitian dalam bentuk kemudian dilanjutkan dengan pemahaman
data deskriptif, berupa kata-kata, tulisan, terhadap objek penelitian. Analisis yang
maupun perilaku dari orang yang diamati. digunakan dalam penelitian ini adalah
(Tanzeh, 2009:100). analisis isi. Analisis isi merupakan
Jenis penelitian ini merupakan kajian analisis yang mendalam dan detail untuk
library research atau penelitian kepustakaan. memahami produk isi dari media. Tidak
M. Nazir menyebutkan bahwa library hanya itu, pemahaman tersebut kemudian
research adalah jenis penelitian yang mampu untuk menghubungkan dengan
diadakan untuk menelaah buku-buku, realitas sosial yang ada (Kriyantono,
literature, catatan, dan laporan pemecahan 2010:249).
masalah (Nazir, 2010:91). Sebagai bentuk Berikut merupakan langkah yang
dari penelitian kepustakaan, maka dalam peneliti lakukan sebelum mengalisa isi
hal ini sumber data yang penulis gunakan penyebab gagalnya dakwah adalah:
adalah buku yang berkaitan dengan masalah
1. Membaca dan mencermati beragam
penelitian. Sumber data primer berasal
buku dakwah, khususnya buku
dari buku ‘Penyebab Gagalnya Dakwah’.
‘Penyebab Gagalnya Dakwah’.
Sedangkan sumber data sekunder berasal
dari buku lain yang berkaitan dengan 2. Menganalisa isi penyebab kegagalan
masalah penelitian, yakni dakwah. dakwah dalam buku ‘Penyebab
Gagalnya Dakwah’.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah metode dokumentasi. 3. Mengidentifikasi isi buku tersebut
Teknik pengumpulan data merupakan kemudian menyimpulkan faktor interal
langkah strategis dalam penelitian. dai yang dapat menyebabkan kegagalan
Hal ini disebabkan karena tujuan dari berdakwah yang disampaikan oleh Dr.
teknik pengumpulan data adalah untuk Sayyid M. Nuh.
mendapatkan data (Sugiyono, 2011: 240).
Dalam penelitian ini metode dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 15
Eka Wigianti

B. HASIL DAN PEMBAHASAN berdakwah. Buku tersebut menyebutkan


Biografi Dr. Sayyid M. Nuh secara spesifik beberapa hal dalam diri dai
yang dapat menjadi penyebab kegagalan
Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam berdakwah. Berikut di bawah ini
merupakan alumnus Universitas Al-Azhar beberapa hal yang dapat menjadi penyebab
yang dikenal memiliki banyak buku dan kegagalan dalam dakwah:
karya di bidang pendidikan. Diantara
banyak karyanya ialah Taujihaat Nabawiyyah, 1. Futuur
Aafaat alath Thariq, Syafaa Ash Shudur fii Dimaknai sebagai terputus setelah
Tarikhis Sunnah wa Manahijil Muhadditsin, terus menerus, diam setelah bergerak,
Ash Shahabah wa Juhuduhum fii Khidmatil sikap malas, lamban, dan santai setelah
Hadits, Attabi’un wa Juhuduhum fii Khidmatil sebelumnya giat dan bersungguh-sungguh.
Hadits, Manhajur Rasul fii Gharsi ruhil Jihad Secara istilah futuur dipahami sebagai
fii Nufusi Ash Habihi, Syakhshiyyatul Muslim penyakit rohani (hati) yang efeknya
bainal Fardiyyah wal Jama’iyyah, Ad-Da’wah minimal adalah timbul rasa malas, santai,
Al-fardiyyah fii Dhai’il Manhaj Al-Islam, dll lamban dalam melakukan suatu amaliyah
(www.eramuslim.com). yang sebelumnya dilakukan dengan penuh
Profesi yang pernah diemban oleh Dr. semangat dan menggebu-gebu. Biasanya
Sayyid M. Nuh adalah Dosen Bidang Hadits penyakit futuur ini muncul ketika dakwah
di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, Dosen yang dilakukan telah cukup lama atau ketika
Tamu di Universitas Qatar Bidang Syari’ah, dakwah mengalami sebuah hambatan.
Tahun 19811982, Dosen Tamu di Fakultas Beberapa faktor yang menyebabkan
Syari’ah Universitas Islam Kuwait, Tahun munculnya futuur adalah sikap ekstrem
1993-1999, dan Dosen Tamu di Fakultas atau berlebihan dalam menjalankan
Adab Universitas Uni Emirat Arab, Tahun aturan agama; melampaui batas kewajaran
1982-1991. Dr. Sayyid M. Nuh meninggal dalam melakukan hal yang mubah;
setelah menderita penyakit jantung yang memisahkan diri dari berjamaah dan lebih
bertepatan dengan 30 Juli 2007. Sebelumnya mengutamakan hidup menyendiri; tidak
beliau dirawat di rumah sakit “Daarul terprogramnya aktivitas dakwah yang akan
Fu’ad” di Kuwait, untuk menjalani proses dan ingin dilakukan.
pengobatan ke Cina (www.dakwatuna. Dai sebaiknya dapat melaksanakan
com). aktivitas dakwah dan aktivitas amaliyah
harian lainnya dengan konsisten. Perlu
Analisis Penyebab Kegagalan Dakwah
adanya usaha untuk menjaga semangat agar
dalam buku ‘Penyebab Gagalnya dakwah yang dilakukan dapat berhasil. Jika
Dakwah’ dai memiliki semangat yang tetap terjaga,
Sayyid M. Nuh dalam buku maka berdakwah menjadi aktivitas yang
Penyebab Gagalnya Dakwah secara menyenangkan dan bisa terlaksana dengan
spesifik menyebutkan banyak beberapa optimal (M. Nuh, 2000: 52). Tidak jarang
hal dapat menyebabkan kegagalan dalam kondisi mad’u atau mitra dakwah yang
bervariatif menyebabkan dai mengalami

16 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Kegagalan Dalam Berdakwah (Kajian Teoritis Dalam Buku ...

penyakit futuur maupun masalah dakwah dengan sikap boros, berlebihan, santai, dan
lainnya. Sebab ditinjau dari sisi psikologis bermewah-mewahan (M. Nuh, 2000: 60).
masing-masing masyarakat memiliki Tentu sebagai seorang dai yang dipandang
karakteristik yang berbeda, sesuai dengan sebagai pengemban tugas suci memberikan
kondisi dan kontekstualitas lingkungannya. pengaruh tersendiri. Sehingga berbuat baik
Jika dai tidak mengetahui siapa mad’u yang menjadi sebuah keharusan. Menyadari
dihadapi, maka bisa jadi dakwah menjadi akan fungsinya yang berat tersebut, maka
aktivitas yang mengalami kejenuhan (Bahri penting bagi dai untuk membentengi diri
An-Nabiry, 2008: 230) dari sikap israaf. Sehingga meskipun segala
2. Israaf kebutuhan hidup telah dapat terpenuhi,
dai tidak berlebihan dalam kehidupannya.
Menurut bahasa israaf dimaknai Karena tahapan pertama berdakwah adalah
sebagai melakukan sesuatu tetapi tidak dakwah pada diri sendiri, sehingga jika dai
dalam rangka kebaikan, melampaui yang sudah melakukan dakwah di banyak
batas. Sedangkan menurut istilah israaf tempat harusnya juga telah mawas diri pada
berarti berlebihan dalam melakukan hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas
dan memilih sesuatu. Beberapa faktor dakwahnya. Salah satunya adalah sifat
penyebab munculnya penyakit hati israaf israaf. Jika dai tidak mampu membentengi
adalah keluasan rezeki setelah sebelumnya dan memberikan dakwah pada dirinya
mengalami kesulitan materi; lalai terhadap sendiri bagaimana ia akan berdakwah pada
bekal perjalanan dakwah yang harus orang lain? Tentu ini dapat menyebabkan
diemban; lalai terhadap realitas yang kegagalan dalam berdakwah sebab dai
tengah dihadapi oleh umat. Israaf dapat kehilangan kepercayaan dan simpati dari
menyebabkan kegagalan dalam berdakwah mitra dakwahnya (Bahri An-Nabiry, 2008:
karena dai menjadi lalai dengan banyak 138).
hal mengenai dakwah. Tak jarang aktivitas
dakwah justru menjadi rutinitas yang 3. ‘Uzlah atau Tafarrud
berjalan berbarengan dengan sikap israaf. Secara bahasa, ‘uzlah atau tafarrud
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk berarti penjauhan atau pengasingan diri,
menghindari sifat israaf adalah dengan menjauhkan sesuatu. Sedangkan secara
mengendalikan gejolak nafsu duniawi. istilah ‘uzlah dipahami sebagai tindakan
Sehingga tidak semua keinginan duniawi seseorang yang memilih hidup menyendiri
harus dipenuhi, meskipun seorang dai bisa daripada hidup bersama dengan orang lain.
saja memenuhi keinginannya tersebut. Secara luas sikap ‘uzlah ini dipahami sebagai
Menjadikan Rasulullah SAW sebagai seorang dai yang memilih melakukan
suri tauladan juga dapat dijadikan kiat agar aktivitas dakwah sebagai rutinitas namun
dai tidak terjerumus dalam sikap israaf. setelah menyampaikan materi dakwah,
Selain itu dai juga perlu mengingat bahwa ia tidak peduli dengan kelanjutan mitra
sejatinya jalan dakwah itu berat, penuh dakwahnya. Baginya dakwah selesai ketika
dengan kelelahan, penolakan, dan kesakitan. materi telah disampaikan. Dai dengan sikap
Sehingga jalan tersebut tidak dapat dilalui ‘uzlah tidak mementingkan sikap tolong

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 17
Eka Wigianti

menolong (ta’aawun) dan lebih memilih menguasai hatinya; kecintaan terhadap


dakwah fardiyah atau dakwah individual. sesuatu sehingga sangat mendalam dan
Beberapa faktor yang dapat menguasai perasaan. Dari penjelasan
menjerumuskan dai kepada sikap ‘uzlah tersebut memberikan pengertian menurut
adalah salah memahami anjuran ’uzlah; bahasa yakni mengikuti kata hati atau
memaknai ‘uzlah para ulama sebagai menuruti kehendak yang sangat mendalam
rujukan tekstual tanpa melihat konteks; dalam jiwa. Sedangkan menurut istilah
lalai terhadap tanggung jawab dakwah dan pengertian ittibaa’ul-hawa adalah sikap
bermasyarakat; menjadikan ujian dalam mengekor pada hal yang disukai oleh
berdakwah sebagai alasan untuk bersikap hati; kecenderungan mengikuti penilaian
’uzlah. Salah satu dampak dari sikap ‘uzlah hati tanpa mempertimbangkan logika
ini adalah menjadikan dai apatis pada atau rujukan lain sesuai syariat dan
permasalahan yang sedang dihadapi umat. mempertimbangkan akibatnya.
Sehingga hubungan antara dai dengan Beberapa hal yang dapat menyebabkan
mitra dakwah menjadi hubungan yang sikap ittibaa’ul-hawa adalah lemah dalam
tidak selaras. Dai hanya menyampaikan mengenal Allah dan urusan akhirat;
materi dakwah kemudian melepaskan diri kecintaan pada dunia dan lalai pada urusan
dari masyarakat sebagai mitra dakwah, akhirat; dakwah hanya sebagai rutinitas
sedangkan mitra dakwah tetap melakukan sekedar menyampaikan materi dakwah;
hal-hal yang menyimpang dari agama dan sempit dalam melihat perbedaan urusan
tidak peduli dengan materi dakwah yang agama. Dampak dari sikap ittibaa’ul-hawa
telah disampaikan oleh dai. Karena bisa ini salah satunya adalah menganggap
jadi apa yang disampaikan dai justru tidak bahwa dirinya lebih baik dari pada golongan
sesuai dengan permasalahan yang sedang lainnya sehingga menyalahkan dan
dihadapi oleh mitra dakwah. Sehingga menimbulkan pertikaian dalam dakwah.
sikap ‘uzlah yang salah pemaknaan perlu Akibat buruknya adalah perpecahan dalam
dihindari. Agar dai dapat memberikan beragama (M. Nuh, 2000: 210).
solusi bagi permasalahan di masyarakat. Dalam perjalanan dakwah di Indonesia,
Dengan berbaur dan hidup bermasyarakat persoalan perbedaan pemahaman tidak
dai dapat mengetahui permasalahan lagi menyangkut hal-hal kecil, namun juga
apa saja yang tengah terjadi dan solusi pada aspek besar lainnya. Diantara aspek
apa yang dapat dai berikan. Tentu perlu yang turut berhubungan dengan perbedaan
ada bentengan diri sehingga dai tidak pemahaman adalah aspek politik, sosial-
terjerumus dalam masalah di masyarakat. budaya, dan pendidikan. Sehingga dengan
4. Ittibaa’ul-hawa adanya perbedaan-perbedaan tersebut, misi
Dalam Bahasa Arab kata al-hawa dakwah seharusnya dapat diarahkan pada
mengandung beberapa arti, yakni kepentingan yang lebih luas, bukan hanya
kecenderungan pada hal yang disukai; soal kepentingan dai. Kepentingan yang
keinginan jiwa pada hal-hal yang disenangi; lebih luas misalnya pemberdayaan ekonomi
rasa cinta seseorang terhadap sesuatu yang umat, pendidikan politik, peningkatan

18 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Kegagalan Dalam Berdakwah (Kajian Teoritis Dalam Buku ...

kualitas pendidikan Islam, dan lainnya sesuatu yang salah. Sedangkan dampak
yang masih dapat terus diupayakan demi buruk dari sikap ‘adamu at-tatsabbut aw at-
kemajuan umat Islam (Basit, 2006: 188). tabayyun ini adalah munculnya kebencian;
5. ‘Adamut-Tatsabbut Aw At-Tabayyun rusaknya barisan umat muslim yang telah
terbentuk; hilangnya rasa simpati dari umat
Kata at-tatsabbut dalam Bahasa Arab (M. Nuh 2000: 286).
memiliki beberapa pengertian, diantaranya
mencari informasi yang dapat meneguhkan 6. Faudhal Waqti
pada suatu masalah; mencari hakikat dalam Secara bahasa al-faudha memiliki arti
suatu masalah. Sedangkan at-tabayyun percampuran aneka perkara, satu sama
diartikan sebagai mencari sesuatu yang lain. Menurut istilah faudhal waqti diartikan
dapat memperjelas; merenungi dengan sebagai mencampurkan berbagai perkara
perlahan, tidak tergesa-gesa dalam suatu dan memandangnya berada pada satu
yang belum jelas. Sehingga pengertian tingkat kepentingan dan keuntungan.
‘adamu at-tatsabbut aw at-tabayyun ialah Di samping tiadanya kesesuaian antara
sikap tergesa-gesa dalam menilai sesuatu berbagai kewajiban dan pemanfaatan
tanpa didahului dengan upaya mencari waktu. Dalam pandangan Islam faudhal
kebenaran informasi tersebut. Sedangkan waqti dapat berwujud dalam bentuk
pengertian dalam istilah Islam dan dakwah menyia-nyiakan waktu luang tanpa
adalah sikap terburu-buru, tidak seksama, kesibukan yang bermanfaat, menyibukkan
tidak teliti dalam memberikan penilaian diri dengan hal sekunder atau perbuatan
terhadap hal-hal yang terjadi pada kaum yang tidak menyentuh unsur kemanfaatan,
muslimin. Sehingga jika dai berdakwah menumpuk pekerjaan yang banyak dalam
dengan pemahaman yang dangkal, satu waktu (Machasin, 2015: 76).
permasalahan umat tidak terselesaikan Fenomena faudhal waqti dalam urusan
atau justru menimbulkan masalah baru di dakwah adalah dai menyampaikan materi
masyarakat. dakwah tanpa melihat keadaan sosial mitra
Faktor-faktor yang dapat dakwah yang dihadapi. Sehingga berbagai
menyebabkan sikap ‘adamu at-tatsabbut masalah dicampur adukkan dan waktu
aw at-tabayyun adalah tertipu dengan yang digunakan pun menjadi kurang
perkataan buruk; tidak mengerti metode bermanfaat atau bahkan sia-sia. Dalam
ketelitian dalam menganalisa suatu masalah hal ini dai perlu memiliki ketrampilan
di masyarakat. Beberapa fenomena ‘adamu dalam mengatur waktu penyampaian
at-tatsabbut aw at-tabayyun yang terjadi di materi dengan kesesuaian keadaan mitra
masyarakat adalah bermusuhan dengan dakwah. Sebab tidak jarang materi dakwah
non muslim atau justru dengan sesama telah sesuai, namun karena pengaturan
aktivis dakwah; tidak bersedia menerima penyampaian waktu yang tidak tepat
perbedaan atau tidak mendengarkan menyebabkan kegagalan dalam dakwah
argumentasi dari kelompok lain; melihat (M. Nuh, 2000: 186).
apa yang ia ketahui sebagai kebenaran dan Realitas tersebut kemudian
sesuatu lain yang bertentangan sebagai memunculkan istilah ‘budaya kaset’ di
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 19
Eka Wigianti

mana tausiah atau ceramah yang dilakukan pemberian nasihat; kecenderungan


oleh dai kemudian hanya bersifat komersil. menganggap bahwa dakwah adalah soal
Tentu kemudian dai perlu memiliki menang dan kalah; menyibukkan diri
manajemen yang tepat dalam mengemban dengan ilmu berdebat dan berdiskusi
tugasnya. Salah satu yang menjadi sebelum membentengi diri dengan kitab
penting untuk diperhatikan oleh dai agar dan sunnah. Tentu hal ini bukan berarti
dakwahnya tidak gagal adalah media yang diskusi yang memicu perdebatan harus
digunakan untuk berdakwah. Perlu adanya dihindari, namun cara penyampaian isi
kesesuaian antara dai dengan media yang diskusi yang harus diperhatikan (M. Nuh,
banyak diakses oleh mitra dakwah. Dengan 2000: 220). Jika ingin meneladani strategi
demikian diharapkan faudhal waqti dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah
tidak menjadi penyebab kegagalan dalam SAW di Madinah, maka pertengkaran dan
dakwah dan dapat diatasi dengan tepat perdebatan dapat dihindari. Sebab dakwah
(Basit, 2006: 51). yang dilakukan oleh Rasulullah SAW saat
7. Al-mira wa-jadal itu adalah dakwah lintas budaya.

Dalam Bahasa Arab al-mira dimaknai Upaya-upaya yang dilakukan


sebagai pertengkaran sedangkan al-jadal Rasulullah SAW ketika berdakwah
didefinisikan sebagai perdebatan. Dalam di Madinah adalah dengan mencari
istilah dakwah al-mira diartikan sebagai persamaan bukan perbedaan, baik sesama
setiap sanggahan terhadap pembicaraan muslim maupun non muslim. Rasulullah
orang lain dengan cara menampakkan SAW juga berusaha menciptakan suasana
kecacatan, baik dari ucapan, pesan yang dakwah yang menimbulkan sikap
disampaikan, cara penyampaian, maupun persaudaraan diantara manusia, meskipun
subjek yang menyampaikan. Sementara al- berbeda agama. Dengan kata lain, strategi
jadal atau perdebatan didefinisikan sebagai pendekatan dakwah yang dilakukan
tindakan yang bertujuan untuk membuat Rasulullah dapat berhasil karena Rasulullah
orang lain tidak berkutik, melemahkan, SAW menerapkan pendekatan dengan
dan menyatakan kekurangannya, dengan penuh persahabatan dan toleransi tinggi
cara mencela. Pada umumnya, al-jadal (Anas, 2015: 57).
digunakan dalam istilah ilmiah, sedangkan D. SIMPULAN
al-mira bersifat umum, mencakup masalah Berdasarkan uraian di atas peneliti
ilmiah maupun non ilmiah. Belakangan dapat menyimpulkan bahwa dalam buku
ini masalah yang sering muncul dalam ‘Penyebab Gagalnya Dakwah’ yang ditulis
masalah dakwah adalah pertengkaran dan oleh Dr. Sayyid M. Nuh ini memiliki dua jilid
perdebatan antar aktivis dakwah (M. Nuh, dengan dua puluh delapan sub bab. Setiap
2000: 216). sub bab menjelaskan dengan terperinci hal-
Beberapa faktor yang dapat hal yang dapat menyebabkan kegagalan
menyebabkan munculnya pertengkaran dalam dakwah. Buku ini secara spesifik
dan perdebatan antar aktivis dakwah mengambil angel kegagalan dari dai sebagai
adalah tidak memperhatikan etika penyampai materi dakwah. Sedangkan

20 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Kegagalan Dalam Berdakwah (Kajian Teoritis Dalam Buku ...

dalam makalah ini penulis mengambil tujuh diartikan sebagai sikap tergesa-gesa dalam
hal yang dapat menyebabkan kegagalan menilai sesuatu tanpa mempertimbangkan
dakwah. Ketujuh hal tersebut penulis banyak hal dan melakukan pengecekan
ambil menyesuaikan dengan keadaan dan kebenarannya.
perkembangan dakwah di masa sekarang. Faudhal waqti dimaknai sebagai sikap
Diantara hal yang dapat menyebabkan membuang-buang waktu dengan tidak
kegagalan dakwah adalah sikap futuur, israaf, memberikan materi dakwah yang relevan.
‘uzlah, ittibaa’ul-hawa, ‘adamut-tatsabbut aw Sehingga dalam hal ini dikhawatirkan
at-tabayyun, faudhal waqti, al-mira wa-jadal. dai justru akan menyampaikan hal yang
Futuur artinya lamban, malas, atau santai tidak sesuai dengan kebutuhan mitra
dalam berdakwah setelah sebelumnya dakwahnya. Al-mira wa-jadal bisa dikatakan
menggebu-gebu dalam menyampaikan sedang menjadi permasalahan dakwah
materi dakwah. Tentu sebagai manusia yang dialami oleh dai di masa sekarang.
biasa dai bisa saja mengalami hal tersebut Munculnya perdebatan dan pertengkaran
apalagi jika mad’u yang dihadapi yang tidak dapat diatasi antar aktivis
bermacam-macam. Israaf artinya berlebihan dakwah justru menjadi masalah besar
dalam pemenuhan kebutuhan seorang yang dapat menyebabkan kegagalan
dai. Biasanya keadaan ini diawali dengan dalam berdakwah. Untuk menghindari
keadaan dai yang berangkat dari ekonomi kemudharatan dari al-mira wa-jadal dai
menengah atau bawah kemudian setelah dapat mengambil suri tauladan Rasulullah
menjadi dai menjadi ekonomi atas. Tidak SAW yang lebih mengutamakan persamaan
jarang kemudian perilaku israaf justru dari pada perbedaan.
membuat dai mengalami kegagalan dalam
dakwahnya.
‘Uzlah dimaknai luas sebagai
sikap memilih menyendiri dan tidak
memperhatikan permasalahan mitra
dakwah. Sehingga dakwah menjadi
rutinitas biasa yang entah memberikan
perubahan atau tidak, dai tidak peduli.
Dalam hal ini dai merasa dirinya terlepas
dari persoalan mitra dakwah. Ittibaa’ul-hawa
dalam urusan dakwah yang sering dialami
oleh dai adalah pada hal senang mengekor
pada hal yang ia sukai secara hati tanpa
mempertimbangkan logika dan konteks
lainnya. Tentu hal seperti ini menjadi
bahaya dalam penyampaian dakwah
jika dai mengalami persoalan ittibaa’ul-
hawa. ‘Adamut-tatsabbut aw at-tabayyun

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 21
Eka Wigianti

DAFTAR PUSTAKA https://www.eramuslim.com/ diakses


pada Jumat, 24 Mei 2019 pukul 10.02
Anas, Ahmad. 2015. Dakwah Nabi Muhammad WIB.
SAW Terhadap Masyarakat Madinah
Melalui Pendekatan Komunikasi https://www.dakwatuna.com/ diakses
Antar Budaya. Fakultas Dakwah pada Jumat, 24 Mei 2019 pukul 09.54
dan Komunikasi UIN Walisongo WIB.
Semarang.
Arikunto, Suharsim. 1996. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri An-Nabiry, Fathul. 2008. Meniti Jalan
Dakwah Bekal Perjuangan Para Dai.
Jakarta: Amzah.
Basit, Abdul. 2006. Wacana Dakwah
Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar dan STAIN Purwokerto
Press.
Kriyantono, Rachmad. 2010. Teknik Praktis
Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.
Machasin. 2015. Psikologi Dakwah Suatu
Pengantar Studi. Semarang: Karya
Abadi Jaya.
M. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
M. Nuh, Sayyid. 2000. Penyebab Gagalnya
Dakwah Jilid 1. Jakarta: Gema Insani
Press.
M. Nuh, Sayyid. 2000. Penyebab Gagalnya
Dakwah Jilid 2. Jakarta: Gema Insani
Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode
Penelitian. Yogjakarta: Teras.

22 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 1, Januari-Juni 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054

Anda mungkin juga menyukai