Anda di halaman 1dari 10

Tugas Review Jurnal Individu

A. Identitas Jurnal
Nama Reviewer : Novistya Cahya Rahmawati
Judul Jurnal : Autism Spectrum Disorder Screening and Early Action
Peneliti : Jayne Jennings Dunlap, DNP, FNP-C
Penerbit : The Journal for Nurse Practitioners

B. Review Jurnal
a. Abstrak
Penelitian ini di latar belakangi karena peneliti melihat bahwa Autism Spectrum
Disorder (ASDs) adalah salah satu hambatan perkembangan yang penting untuk di deteksi
secara lebih dini atau awal. ASDs juga menjadi prioritas penting dari National Instiutes of
Health. Penyedia layanan kesehatan memiliki peranan penting sebagai gerbang utama
untuk mendeteksi anak yang memiliki resiko mengalami ASD. Meskipun begitu, para
penyedia layanan kesehatan ini lebih sering mengandalkan penilaian klinis untuk
memastikan status perkembangan anak daripada menggunakan alat skrining
perkembangan. Padahal sudah ada alat skiring perkembangan yang sudah teruji dan
biayanya rendah. Peneliti ingin memberikan rekomendasi alat skrining perkembangan
tersebut sesuai hasil studi literatur yang dilakukan.
b. Tujuan penelitian
Peneliti ingin memberikan rekomendasi alat skrining perkembangan tersebut sesuai
hasil studi literatur yang dilakukan.
c. Metode Penelitian
Studi literatur digunakan untuk melihat strategi deteksi ASD terkini dan praktek
skrining penyedia perawtan primer (perawat). Literatur didapatkan dari database Embase,
PubMed, Scopus, PsycINFO, dan CINAHAL (EBSCO) dengan memasukkan kata kunci
yang relevan dengan topik penelitian yang akhirnya terpilih 84 artikel.
d. Sintesis Literatur
- Skrining ASD
Sejak 2006, American Academy of Pediatrics (AAP) telah merekomendasikan
skrining perkembangan menggunakan alat skrining yang divalidasi pada kunjungan
anak usia 9, 18, dan 24 atau 30 bulan, dengan perhatian khusus pada tanda bahaya
pada bayi yang memiliki saudara kandung dengan ASDs serta konduksi skrining
khusus ASD menggunakan alat bantu valid pada kunjungan 18 dan 24 bulan.
- Diagnosis Formal ASD
Penilaian diagnostik oleh spesialis klinis berpengalaman setelah skrining positif
dan / atau PCP / perhatian orang tua untuk ASD tetap menjadi standar terkini untuk
diagnosis ASD formal. Orang tua harus dididik bahwa penilaian diagnostik oleh
spesialis klinis diperlukan karena penyakit dan gangguan lain mungkin mirip atau
muncul bersamaan dengan ASD. PCP harus memahami dan mengajarkan bahwa
meskipun pemeriksaan diagnostik diperlukan, jika diperlukan intervensi dini, hal
tersebut harus melampaui diagnosis ASD formal
e. Rekomendasi
- Rekomendasi untuk praktisi klinis
Banyak hambatan untuk skrining ASD mengurangi kesediaan PCP untuk skrining.
Hal ini dapat diatasi dengan menunjuk staf klinik untuk membantu skrining. Selain itu,
penyedia layanan kesehatan primer (PCP) harus menawarkan panduan antisipatif
kepada keluarga yang menunggu pemeriksaan diagnostik.
- Rekomendasi untuk pendidikan keperawatan
Program keperawatan sarjana dan pascasarjana harus memasukkan kebutuhan
skrining perkembangan dan khusus ASD pada interval yang ditentukan ke dalam
kurikulum mereka dan membekali siswa untuk pemanfaatan praktis. Perubahan praktik
yang lebih besar dapat dicapai jika perawat masa depan secara konsisten bermitra
dengan praktik penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi dan meningkatkan
perawatan bagi mereka yang memiliki atau akan menderita ASD.
- Rekomendasi untuk penelitian
Pertimbangan penelitian kritis harus mencakup kekuatan dan kerentanan anak
berisiko untuk atau dengan ASD dan anggota keluarga mereka. Upaya berkelanjutan
untuk meningkatkan proses skrining ASD dapat memfasilitasi deteksi dini yang cepat
dan akurasi lanjutan dari penelitian di masa mendatang. Upaya yang lebih baik untuk
mendeteksi dan mengkarakterisasi anak-anak dengan ASD harus diupayakan agar
mendapat kesempatan untuk mengembangkan dan menyesuaikan intervensi dini untuk
menangani setiap anak secara paling efektif dengan mempertimbangkan karakteristik
keluarga dan komunitas mereka.
- Rekomendasi untuk kebijakan
Kebijakan federal dan negara bagian yang mendukung skrining ASD dapat
menghasilkan penghematan biaya sosial yang signifikan. Perawatan orang-orang
dengan ASD kemungkinan besar akan berkurang dari waktu ke waktu, dan peningkatan
paralel dari produktivitas keseluruhan banyak orang (termasuk banyak individu yang
sangat cerdas) dapat diwujudkan melalui intervensi dini. Perubahan kebijakan saat ini
diperlukan untuk memastikan disparitas yang signifikan dalam akses ke perawatan
kesehatan yang sesuai untuk anak-anak dengan ASD tidak terus berlanjut.
f. Kesimpulan
Deteksi dini ASD atau hambatan perkembangan lain merupakan prasyarat
dilakukannya intervensi dini. Semakin banyak bukti yang mendukung pentingnya
intervensi dini untuk mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh hambatan
perkembangan yang dimilikinya. Deteksi dini yang efektif menggunakan alat skrining
perkembangan yang sudah teruji. Namun tidak semua tenaga kesehatan menerapkan
deteksi dini dengan alat skrining perkembangan yang diuji.
Maka dari itu, kepatuhan menggunakan alat skrining ASD dan tindakan awal
membutuhkan peran profesional perawatan kesehatan di seluruh area klinis, akademisi,
kebijakan, dan kesehatan komunitas untuk bekerja sama dalam mendukung perubahan
praktik PCP.
A. Identitas Jurnal
Nama Reviewer : Novistya Cahya Rahmawati
Judul Jurnal : Does race influence age of diagnosis for children with developmental
delay
Peneliti : Joshua R. Mann, M.D., M.P.H. , Sarah Crawford, M.S. Lesly Wilson,
Ph.D., O.T.R./L., Suzanne McDermott, Ph.D.
Penerbit : Disability and Health Journal

B. Review Jurnal
a. Abstrak
Deteksi dini dianggap sangat penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan
intervensi lebih awal pada hambatan perkembangan yang mereka miliki. Peneliti melihat
adanya perbedaan ras yang berpengaruh pada diagnosis hambatan perkembangan anak.
Peneliti ingin meilhat apakah perbedaan ras mempengaruhi usia diagnosis pada anak
dengan hambatan perkembangan.
b. Pertanyaan Penelitian
i. Pada usia berapa anak-anak yang berada dibawah naungan Medicaid Carolina Selatan
didiagnosis oleh penyedia layanan kesehatan menggunakan kode diagnostik untuk DD
(developmental delay)?
ii. Apakah ada perbedaan ras pada diagnosis pada usia pertama kali di diagmosis?
iii. Apakah ada perbedaan usia diagnosis pertama berdasarkan ras mayoritas di daerah
tersebut?
c. Metode Penelitian
i. Subjek
Subjek penelitian ini diambil dari data administratif kesehatan yang dimiliki Medicaid.
Peneliti hanya mengambil data terbatas pada anak-anak dengan diagnosis hambatan
perkembangan. Peneliti memiliki kriteria subjek yaitu sebagai berikut:
a. Lahir pada tahun 1998 dan 1999
b. Merupakan anak-anak Afrika-amerika atau kulit putih
c. Terdaftar di Medicaid setidaknya selama 9 bulan setidaknya 5 tahun selama masa
studi
Hingga terdapat 21,272 anak yang memenuhi kriteria dari 5358 anak yang didiagnosis
dengan hambatan perkembangan.
ii. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di South California
iii. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi anak dengan hambtana perkembangan
menggunakan ICD-9 (International Classification of Disease
iv. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian retrospective cohort
v. Hasil dan ringkasan
- Usia rata-rata anak Afrika-amerika saat di diagnosis pertama kali adalah 4.08 tahun
dan 4.27 tahun untuk anak kulit putih
- Rata-rata usia anak yang didiagnosis pertama kali saat mengalami hambatan
perkembangan dan retardasi mental adalah 2.6 tahun
- Rata-rata usia anak yang didiagnosis pertama kali mengalami hambatan
perkembangan dan cerebral palsy adalah 2.1 tahun
- Ras anak afrika-amerika secara signifikan diasosiasikan dengan diagnosis hambatan
prkembangan diusia yang lebih muda. Secara keseluruhan hanya terdapat variasi yang
kecil pada usia saat pertama kali di diagnosis.
d. Kesimpulan
Tidak ada perbedaan ras yang signifikan secara klinis pada usia rata-rata anak yang
pertama kali didiagnosis mengalami hambatan perkembangan.
e. Keterbatasan
Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengandalkan data dari catatan Medicaid,sehingga
peneliti tidak memiliki standar yang valid apakah semua subyek tersebut benar-benar
terdiagnosis memiliki hambatan perkembangan atau tidak dan jika mereka tidak
terdiagnosis memiliki hambatan perkembangan peneliti juga tidak bisa melacak subjek
mana yang tidak terdiagnosis tersebut.
A. Identitas Jurnal
Nama Reviewer : Novistya Cahya Rahmawati
Judul Jurnal : Growth and developmental delay risk factors among under-five children
in an inner-city slum area
Peneliti : Hartono Gunardi, Resyana P. Nugraheni, Annisa R. Yulman, Soedjatmiko,
Rini Sekartini, Bernie E. Medise, Angga Wirahmadi, Elizabeth Melina
Penerbit : Paediatrica Indonesiana

B. Review Jurnal
a. Abstrak
Penelitian ini di latar belakangi adanya keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan balita di daerah kumuh.
b. Tujuan penelitian
Peneliti ingin bertujuan untuk mendeteksi adanya keterlambatan tumbuh kembang
dan faktor risiko pada balita yang tinggal di daerah kumuh di ibukota Indonesia
c. Metode Penelitian
■ Subjek
Subjek penelitian ini adalah 211 anak dengan usia 3-60 bulan yang tinggal dikawasan
Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru. Subjek dipilih dengan menggunakan stratified
random sampling
■ Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, kawasan kumuh
dalam kota di Jakarta Pusat
■ Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah Kuisioner yang digunakan
untuk memperoleh profil sosial ekonomi, sedangkan untuk melihat status
perkembangan diperoleh data menggunakan instrumen KPSP. Dalam penelitian ini
dilakukan juga pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala untuk
mendapatkan data antropometri semua subjek.
■ Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode cross-sectional, sedangkan analisis data
menggunakan unji Chi-Square
d. Hasil
Prevalensi underweight, stunting, dan wasting masing-masing 35,1%, 28,0%, dan
20,9%, sedangkan pendidikan ibu rendah, dan pendapatan keluarga rendah masing-masing
adalah 57,9% dan 75%. Prevalensi keterlambatan perkembangan adalah 10%, sedangkan
dugaan keterlambatan perkembangan adalah 26,1%. Prevalensi meningkat sejak usia 21
bulan dan mencapai puncaknya pada usia 36 bulan. Faktor risiko yang terkait dengan
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan adalah pendidikan ibu yang rendah,
pendapatan keluarga yang rendah, berat badan per usia yang kurang, tinggi badan per usia
kurang, dan lingkar kepala mikrosefalik atau berukuran lebih kecil.
e. Kesimpulan
Pendidikan dan pendapatan yang rendah merupakan faktor signifikan yang
berpengaruh pada keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.
f. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu KPSP dievaluasi di ruang terbuka dekat
lokasi pengukuran antropometri dengan lingkungan yang sedikit bising dan mengganggu,
yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi anak-anak. Situasi ini mengakibatkan
tingginya angka putus sekolah karena subjek tidak kooperatif selama pemeriksaan.
A. Identitas Jurnal
Nama Reviewer : Novistya Cahya Rahmawati
Judul Jurnal : Early intervention for children with developmental disabilities in low and
middle-income contries- the case for action
Peneliti : Tracey Smythe, Maria Zuurmonda, Cally J. Tannb, Melissa Gladstoned
and Hannah Kupera
Penerbit : International Health

B. Review Jurnal
a. Abstrak
Penelitian sebelumnya tentang perkembangan anak cenderung fokus pada dampak
dari faktor biologis dan psikososial, perkembangan otak dan intervensi dini pada
perkembangan anak. Namun, penelitian-penelitian sebelumnya belum meneliti tentang
anak dengan disabilitas. Sehingga belum diketahui intervensi mana yang efektif dilakukan
pada kelompok dengan resiko tinggi ini.
b. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti urgensi dalam mengambil tindakan untuk
mempersempit kesenjangan dalam perawatan perkembangan anak usia dini terutama untuk
anak denan disabilitas dan gangguan perkembangan seperti epilepsi, kecacatan intelektual,
gangguan sensorik, gangguan spektrum autisme dan ADHD. Penelitian ini juga mencoba
menunjukkan berbagai intervensi hambatan perkembangan pada anak dengan disabilitas.
c. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi literatur dengan menggunakan penelitian
sebelumnya yang relevan dengan hambatan perkembangan anak dan intervensinya pada
anak dengan disabilitas pada setting negara berkembang.
d. Sintesis Literatur
a. Perkembangan anak
Masa kanak-kanak adalah masa dimana otak manusia tumbuh secara optimal
namun, masa ini juga merupakan masa yang rawan. Perkembangan anak-anak pada
masa ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis saja tetapi faktor lingkungan
juga berperan penting. Sangat jelas bahwa perkembangan yang optimal akan
berpengaruh baik bagi pencapaian, produktivitas dan kesehatan anak kedepannya,
begitu juga sebaliknya. Anak usia kurang dari lima tahun di negara berkembang
berisiko mengalami perkembangan yang buruk karena kesehatan dan gizi yang
buruk.
b. Hambatan perkembangan
Dalam penelitian ini, peneliti mendefinisikan hambatan perkembangan sebagai
kelompok dengan kondisi heterogen yang dapat berdampak pada perkembangan
fungsi anak (misalnya sensorik, kognitif, fisik), dengan berbagai efek yang sangat
luas. Dampak anak dengan disabilitas tidak hanya dirasakan anak yang mengalami
saja, tetapi dialami juga oleh keluarga dan pengasuhnya. Penelitian menunjukkan
bahwa pengasuh anak-anak dengan hambatan intelektual dan perkembangan, jika
dibandingkan dengan pengasuh anak-anak tanpa hambatan intelektual dan
perkembangan, mengalami peningkatan gejala depresi (masing-masing 31% vs
7%) dan gejala kecemasan (masing-masing 31% vs 14%).
c. Intervensi dini pada anak dengan hambatan perkembangan
Belum banyak bukti dan penelitian yang meneliti keefektifan intervensi
perkembangan anak pada anak dengan hambatan perkembangan. Identifikasi dan
intervensi dini pada anak dengan hambatan perkembangan meningkatkan
kesempatan anak untuk memaksimalkan potensi dan fungsi yang mereka miliki.
Selama ini masih terdapat gap pada ketersediaan layanan intervensi pada anak
dengan hambatan perkembangan di negara berkembang.
d. Studi kasus intervensi dini untuk anak-anak dengan gangguan perkembangan
Terdapat beberapa penelitian yang mengidentifikasi intervensi dini pada anak
dengan hambatan perkembangan, misalnya WHO mengembangkan Caregiver
Skills Training (CST) untuk pengasuh anak dengan hambatan intelektual. Selain itu
ada juga titukulane, sebuah komunitas intervensi yang bertujuan untuk mengurangi
permasalahan kesehatan mental diantara orang tua anak dengan hambata
perkembangan. Ada juga Learning through Everyday Activities with Parents
(LEAP-CP), Ubuntu dan PASS, berbagai intervensi untuk anak dengan hambatan
yang berbeda pada seting negara berkembang.
e. Rekomendasi
Jumlah anak dengan hambatan perkembangan sangat besar, dan dampak yang
ditimbulkan pada anak dan keluarga juga sangat luas. Namun, belum ada
perkembangan signifikan pada intervensi untuk anak dengan ganggun
perkembangan tertentu. Hal ini dilatar belakangi oleh banyak hal termasuk masalah
ketersediaan dan kualitas tenaga kerja yang dapat melakukan intervensi, banyak
nya riset yang tidak mengikutsertakan anak dengan hambatan perkembangan, dan
belum maksimalnya perkembangan layanankesehatan bagi anak dengan hambatan
perkembangan. Untuk itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memastikan
semua anak mencapai potensi perkembangan mereka dan juga meneliti efek
intervensi untuk anak-anak dengan hambatan perkembangan dan keluarga anak
dengan hambatan perkembangan dalam seting yang berbeda.
f. Kesimpulan
Penelitian tentang intervensi apa yang efektif dalam meningkatkan hasil untuk kelompok
anak dengan hambatan perkembangan masih sangat langka.

Anda mungkin juga menyukai