Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR ORGANISASI DI SMPN 2 SUMBERPUCUNG KABUPATEN

MALANG

LAPORAN OBSERVASI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengorganisasian Pendidikan

Yang diampu oleh Bapak Dr. Agus Timan, M.Pd

Disusun Oleh :

Reyda Audyna Ardianty NIM 210131600887

Sanjayvo Ferdiansyah NIM 210131600893

Wahdania Nur Rahma NIM 210131600840

Wulan Sari Maulidiyah NIM 210131600891

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

DEPARTEMENT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

MARET 2022
A. Struktur Organisasi
Profil Sekolah SMPN 2 Sumberpucung (SMP TGP)

SMPN 2 Sumberpucung merupakan salah satu


sejkolah menengah negeri yang terletak di Jawa
Timur sama dengan SMP pada umumnya di
Indonesia. Masa pendidikan sekolah di SMPN 2
Sumberpucung ditempuh dalam waktu 3 tahun
pelajaran, mulai dari kelas VII sampai IX. SMPN 2
Sumberpucung berada di Jalan TGP NO.9
Sumberpucung, Kabupaten Malang. Sekolah ini
dibangun oleh Tentara genie Peladjar pada tanggal
23 Juni 1979. Oleh karena itu sekolah ini lebih
dikenal masyarakat dengan sebutan SMP TGP. Saat
ini sebagai kepala sekolah adalah Bapak Davit Harijono.S.Pd.,M.Pd. Awal mulai
berdirinya SMP TGP ini dilator belakangi ketika pada akhir bulan september 1945
di Surabaya, para pemuda melakukan gerakan melucuti senjata angkatan perang
Jepang yang berakhir dengan menyerahnya 1 Brigade dan 1 Armada Jepang kepada
Pemuda Indonesia tanggal 2 Oktober 1945. Para pelajar SMP, ST, SMT, SMTT
Surabaya ikut aktif dalam gerakan tersebut dan sejak saat itu mereka membentuk
pasukan pelajar yang mereka sebut “Staf” atau kelompok. Pada tanggal 25 Oktober
1945 kelompok-kelompok pelajar tersebut oleh Sungkono dimasukkan dalam BKR
(Badan Keamanan Rakyat) dengan nama BKR Pelajar. Selama pertempuran
Surabaya berkobar yang terjadi pada tanggal 28 Oktober dan 10 Nopember 1945
para pelajar ikut aktif bertempur bersama BKR dan laskar bersenjata lainnya. Para
pelajar SMTT dan ST yang tergabung pada BKR pelajar Staff II dalam
perkembangannya kemudian menjelma menjadi TKR. Pelajar Dinas Genie
Pertahanan Surabaya dan terakhir pada tanggal 2 Pebruari 1947 menjelma menjadi
Tentara Genie Pelajar (TGP) mula-mula dipimpin oleh Sunarto dan sejak tahun
1948 dipimpin oleh Hartawan. Di tiap kota yang ada Sekolah tehniknya di Jawa
Timur dan Jawa Tengah kemudian berdiri TGP yaitu di Malang, Blitar, Pare,
Madiun, Kediri, Bojonegoro, Pati, Solo, Yogya, Magelang dan Kebumen. Sejalan
dengan terbentuknya kesatuan-kesatuan pelajar di Jawa Timur, di Jawa Tengah
juga terbentuk kesatuan pelajar yang bernama Tentara Pelajar (TP). Sejak
pelucutan senjata tentara Jepang di Kota Baru tanggal 6 Oktober 1945. Mereka
bersatu padu menggabungkan diri dalam badan perjuangan bersenjata seperti;
Laskar Rakyat, Tentara Rakyat Mataram, BKR dan sebagainya. Sejak tahun 1947
kesatuan pelajar di Jawa Tengah dibentuk menjadi kompi-kompi Tentara Pelajar
yang tergabung dalam Batalyon TP 300 pimpinan Martono. Markas besar Tentara
Pelajar di Jawa Tengah disebut Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Pusat yang
berkedudukan di Yogya di bawah pimpinan Suwarto. Keberanian mereka dalam
bertempur bukan saja dikagumi oleh rakyat tetapi juga diakui oleh tentara Belanda.
Inilah anak-anak sebagai proses awal berdirinya Kesatuan pelajar Pejuang termasuk
Tentara Genie Pelajar (TGP) yang banyak mewarisi semangat bekerja keras dan
belajar demi mempertahankan kemerdekaan. CIKAL BAKAL LAHIRNYA

1
TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah kalah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom oleh
Amerika serikat di kota Nagasaki dan Hirosima. Waktu itu anggota TGP masih
berstatus sebagai pelajar STN / SMTT di Surabaya. Tepat tanggal 1 Oktober 1945,
20 orang siswa STN / SMTT mengikuti jejak Bapak-bapak guru mereka
diantaranya Bapak Hasanudin dan Bapak Kaswadi masuk menjadi Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) Tehnik bermarkas di bekas Tentara Jepang Don Bosco
Jalan Tidar Surabaya. Selama masa perebutan kekuasaan, pasukan pelajar/ BKR
Pelajar aktif menyertai perebutan senjata, antara lain penyerbuan terhadap tangsi
Don Bosco dan tempat lain yang memungkinkan pasukan menambah jumlah
persenjataannya. Ide mendirikan TGP oleh sekelompok pelajar pejuang SMTT
sebenarnya sudah ada sejak di asrama Sumberwaras Lawang sampai di Mes jalan
Ringgit Malang.Peristiwa ini sekaligus juga dimanfaatkan untuk pendaftaran
mereka yang berminat menjadi anggota pasukan pelajar pejuang yang baru, Tentara
Genie pelajar. Pembentukan satuan baru ini diawali dengan acara pendidikan dan
latihan, baik dalam Dasar-dasar Militer sekaligus juga spesialisasi tugas Genie,
diselenggarakan selama dua minggu di Ksatrian Rampal Malang. Bersamaan
dengan itu juga dilakukan aksi “kampanye” anjuran untuk membentuk satuan TGP
dan bergabung dengan TGP Malang. pada tanggal 22 Juli jam 03.00 terdengar
ledakan yang hebat disertai jatuhnya serpihan-serpihan plafon. Dengan perasaan
mendongkol, karena peledakan tersebut dianggap belum waktunya dan
bertentangan dengan perintah Panglima, maka Komandan TGP disertai beberapa
orang meninggalkan markas menemui Panglima Divisi untuk memprotes kejadian
tersebut, sambil meminta instruksi lebih lanjut dan melaporkan hasil rapat yang
baru lalu. Siang harinya, setelah terlihat gejala dikosongkannya kota Malang, maka
diambil inisiatif untuk mengambil alih tanggunggjawab bumi hangus kota Malang.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah meminta pada Kepala-kepala Kantor
seperti, kantor Tilpon, RRI, Perusahaan listrik dan
Station Malang. Kepada mereka diminta kesediaannya menerima pengawasan dan
penghancuran mereka dan mulai mengungsikan alat penting mereka ke Ngebruk
dan Sumberpucung. Pada kesempatan itu TGP juga meminta agar kendaraan,
peralatan tilpon dan kabel listrik mereka
diserahkan pada TGP. Ada 1 bus, 1 sedan, 1 truk, 1 pick up yang diperoleh TGP
dan kemudian berhasil diselamatkan ke luar kota sewaktu tentara Belanda masuk
kota Malang. Pada tanggal 23 Juli Markas TGP dipindahkan ke Sumberpucung.
Sedangkan Pos Komando dibagi, Posko depan tetap berada di jalan Ringgit dan
Posko Utama di Bululawang. Posko depan bertugas sebagai tempat kumpul bagi
anggota TGP yang masih berada didepan dan tempat koordinasi penghancuran kota
Malang. Posko Utama bertugas sebagai tempat koordinasi aksi-aksi penghambatan
jalan Malang – Kepanjen. Setelah mendapat berita, bahwa Belanda akan
melanjutkan operasinya dari Lumajang ke Malang Selatan, maka dikirimkan 1 regu
untuk menghancurkan jembatan Gambirsari (Pasirian). Jembatan tersebut berhasil
diputuskan. Pada tanggal 26 Juli jam 04.00 pagi terdengar berita, bahwa jembatan
jembatan sebelah timur Kepanjen akan diledakan oleh Detasemen Genie Divisi VII.
Karena sebagian besar pasukan masih banyak yang berada di sebelah Timur Kali
Kepanjen lengkap dengan senjata beratnya, maka diputuskan untuk mengambil alih
2
pengawasan dan penjagaan jembatan Malang-Kepanjen dan Dampit-Kepanjen. Dan
pada hari-hari berikutnya diledakan juga studio RRI, setasion Kereta api Malang,
Penghancuran landasan pangkalan udara Bugis, Gedung KNI, Kantor Karesidenan
dan hotel Palaco. Kota Malang jatuh pada tanggal 31 Juli 31 Juli 1947. Pada masa
persetujuan Renvile Bululawang menjadi daerah demarkasi. Pada tanggal 1
Agustus setelah mendengar bahwa Belanda menuju kearah Bululawang dengan
pasukan Kavaleri, maka kekuatan utama TGP bergerak menuju Sumberpucung,
kecuali kelompok komando yang masih akan menghancurkan penimbunan amunisi
di Wajak dan jembatan Srigonggeng. Sambil mengundurkan diri pasukan utama
menghancurkan pabrik Gula Krebet, sedangkan jembatan Srigonggeng baru
dipasang dan diledakan pada malam hari, karena pasukan kavaleri Belanda menurut
informasi para pengungsi (rakyat) berada tidak jauh dari jembatan tersebut di
seberang sungai. Jembatan berhasil diledakan dengan 4 buah ranjau laut. Semua
kekuatan TGP tiba dengan selamat di Sumberpucung tanggal 2 Agustus. Pada
September 1947, dari Sumberpucung TNI melakukan gerakan “Wingate”
(menyusup jauh ke wilayah musuh) kedaerah pendudukan Belanda di ujung Jawa
Timur. Dan pada saat itulah di dirikannya SMPN 2 Sumberpucung atau lebih
dikenal masyarakat dengan nama SMP TGP.

Struktur Organisasi SMPN 2 Sumberpucung


1. Tahun Ajaran 2008-2009

2. Tahun Ajaran 2021-2022

3
B. Deskripsi Tugas Dan Fungsi Setiap Bagian Organisasi
Dari susunan organisasi Pendidikan di sekolah SMPN 2 Sumberpucung
pada tahun pelajaran 2021/2022, berikut tugas dan fungsi setiap bagian dalam
pengorganisasian Pendidikan tersebut:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan pemimpin dan manajer yang sangat menentukan
dinamika sekolah menuju pintu gerbang keberhasilan dan kemajuan dalam
segala bidang kehidupan. Kepala sekolah adalah kepemimpinan yang akan
menetapkan sejumlah tugas dan peran kepada rekan kerja untuk dicapai tujuan
dan sasaran yang disepakati dimana dimana interaksi proses belajar terjadi di
dalam kelas atau di luar kelas dan perhatikan semua komponen di sekolah
untuk mencapai tujuan dan sasaran disepakati, yang tidak lain adalah
merupakan visi dan misi sekolah. Sebagai kepala sekolah yang juga menjadi
pimpinan organisasi, terdapat beberapa hal yang diper hatikan oleh
pimpinan organisasi, yaitu (Maujud, 2018:14);
a) menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan staf yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana.
b) mengelompokkan dan membagi kerja menjadi struktur organisasi
yang teratur.
c) membentuk struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
d) menentukan metode kerja dan prosedur nya.

4
e) memilih, melatih, dan memberi informasi kepada staf

 Fungsi Kepala Sekolah


Fungsi utama kepala sekolah ada 7 yaitu :
1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik), Kepala sekolah yang
menunjukkan komitmen tinggi dan fokus pada pengembangan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentunya
akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi gurunya, dan akan
selalu berusaha memfasilitasi dan mendorong guru untuk terus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
2) Kepala Sekolah Sebagai Manajer, Tugas manajerial ini berkaitan
dengan pengelolaan sekolah. Rincian tugas kepala sekolah sebagai
manjerial ini dapat kita lihat (Kadarsih et al., 2020:199):
a) merancang segala bentuk perencanaan sekolah. salah satunya
merancang visi dan misi sekolah bersama warga sekolah
b) program pembelajaran diatur dan dikelola dengan tepat dan baik
jangka panjang maupun pendek.
c) program kesiswaan
d) prasarana dan sarana diatur atau dikelola dengan tepat dan baik
serta benar
e) semua kolega guru dan warga sekolah dibina dan diatur sesuai
aturan oleh kepala sekolah
f) pengelolaan keuangan
g) menumbuhkan dan mengembangkan hubungan yang harmonis
dengan warga masyarakat sekolah
h) membuat rancangan program kepala sekolah serta melakukan
evaluasi
i) menjadi pemimpin yang bijaksana di sekolah
j) sistem informasi sekolah diatur dan ditata

2. Komite Sekolah

5
Komite Sekolah merupakan mitra sekolah dalam meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan. Sebagai mitra sekolah, komite sekolah harus menjadi
badan yang otonom agar memiliki posisi yang sejajar dengan sekolah (Mustadi
et al., 2016:313). Di dalam UU No. 25 tahun 2000 tentang program
pembangunan nasional (Propenas) 2000-2004 dan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah disebutkan bahwa Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan
badan yang bersifat mandiri dan otonom serta menganut asas kebersamaan
dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan Dinas Pendidikan maupun
lembaga-lembaga lainnya di suatu kabupaten/kota.
Komite Sekolah atau madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sara dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Tujuan dibentuknya
Komite Sekolah sebagai organisasi masyarakat sekolah adalah(Misbah, 2009) :
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi dan inisiatif masyarakat dalam
menghasilkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan Pendidikan di satuan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi pemerintahan yang transparan,
akuntabel, dan demokratis dan pelayanan pendidikan yang bermutu pada
satuan Pendidikan

 Komite Sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:


1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
implementasi
kualitas pendidikan.
2) Bekerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/usaha/dunia
industri)
dan pemerintah tentang penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.
3) Menampung dan menganalisis aspirasi, gagasan, tuntutan, dan
berbagai kebutuhan pendidikan diajukan oleh masyarakat.

6
4) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
a) Kebijakan dan program pendidikan;
b) Rencana Anggaran Belanja Pendidikan dan Sekolah (RAPBS);
c) Kriteria kinerja satuan pendidikan;
d) Kriteria tenaga kependidikan;
e) Kriteria fasilitas pendidikan;
f) Hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan.
5) Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pendidikan untuk mendukung meningkatkan mutu dan pemerataan
pendidikan.
6) Penggalangan dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan pendidikan.
7) Mengevaluasi dan mengawasi kebijakan, program, pelaksanaan, dan
keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

3. Koordinasi Pelaksana Bidang Tata Usaha


Administrasi sekolah adalah akhir ujung tombak pelayanan pendidikan
suatu lembaga, yaitu sebagai badan administrasi sekolah yang langsung
menangani layanan di dalam sekolah internal dan eksternal yang memiliki
tugas dan fungsi untuk melayani pelaksanaan pekerjaan operatif untuk
mencapai tujuan suatu organisasi, memberikan informasi untuk pemotretan
kepemimpinan organisasi untuk membuat keputusan atau mengambil tindakan
yang tepat, dan membantu kelancaran perkembangan organisasi secara
keseluruhan(Hermawan, 2021:80).
Fungsi Kepala Tata Usaha sekolah adalah sebagai Perencana administrasi
program dan anggaran, Koordinator administrasi ketatausahaan, Pengelola
administrasi program, Penyusun laporan program dan anggaran, dan Pembina
staf. Tugas pokok Kepala Tata Usaha (KTU) berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 260 dan 261 Tahun 1996 adalah
sebagai berikut:
a) Menyusun program kerja administrasi sekolah
b) Manajemen keuangan sekolah

7
c) Manajemen personalia dan administrasi kemahasiswaan
d) Pembinaan dan pengembangan karir bagi pegawai administrasi sekolah
e) Persiapan administrasi dan perlengkapan sekolah
f) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
g) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, pengelolaan administrasi secara
berkala

Menurut The Lian Gie (2000), Staf Administrasi (TU) memiliki tiga peran
utama, yaitu:

a) mengabdi dalam pelaksanaan kerja operatif untuk mencapai tujuan


organisasi
b) memberikan informasi bagi pimpinan organisasi sebagai bahan untuk
mengambil keputusan atau mengambil tindakan yang tepat, dan
c) membantu kelancaran perkembangan organisasi secara keseluruhan.

4. Koordinator Pelaksana Bidang Kurikulum


Tugas utama dan fungsi (tupoksi) bidang kurikulum ialah Membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
a. Mengembangkan program pengajaran
b. Menyusun dan jelaskan kalender pendidikan
c. Mengatur pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
d. Menyusun jadwal evaluasi studi dan pelaksanaan ujian akhir
e. Menerapkan kriteria untuk kenaikan kelas dan persyaratan kelulusan
f. Mengatur jadwal penerimaan rapor dan STTB
g. Mengkoordinir, menyusun dan mengarahkan penyiapan perlengkapan
mengajar
h. Mengelola pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
i. Kelola pengembangan MGMP/MGBP dan koordinator mata pelajaran
j. Mengawasi administrasi akademik
k. Pengarsipan program kurikulum
l. Penyusunan laporan berkala

5. Koordinator Pelaksana Bidang Kesiswaan.

8
Tugas dan fungsi utama (tupoksi) Kesiswaan, Membantu dan bertanggung
jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
a. Mengembangkan program pengembangan siswa (OSIS), antara lain:
Pramuka, PMR, KIR, UKS, PKS, Paskibraka, Pesantren
b. Melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
kemahasiswaan/OSIS dalam rangka
c. menegakkan disiplin dan ketertiban sekolah serta pemilihan pengurus
OSIS
d. Membina manajemen OSIS dalam organisasi
e. Mengatur jadwal dan pembinaan serta secara berkala dan insidentil
f. Membina dan melaksanakan koordinasi 9 K
g. Melaksanakan seleksi calon mahasiswa berprestasi dan penerima beasiswa
h. Menyelenggarakan seleksi siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan
di luar sekolah
i. Kelola transfer siswa
j. Menyusun dan membuat panitia Penerimaan Mahasiswa Baru dan
pelaksanaan MOS
k. Mempersiapkan dan menjadwalkan kegiatan akhir tahun ajaran
l. Menyelenggarakan kuis dan acara olahraga
m. Membuat laporan kegiatan siswa secara berkala

6. Koordinator Pelaksana Bidang Humas.


Tugas dan fungsi utama (tupoksi) bidang HUMAS, Membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
a) Mengatur dan memelihara hubungan sekolah dengan dewan sekolah
b) Membina hubungan antara sekolah dan orang tua
c) Membina perkembangan antara sekolah dengan instansi pemerintah, dunia
usaha, dan lembaga sosial lainnya
d) Membuat dan menyusun program untuk semua kebutuhan sekolah
e) Koordinasi dengan seluruh staf untuk kelancaran kegiatan sekolah
f) Menciptakan hubungan yang kondusif antar warga sekolah
g) Berkoordinasi dengan seluruh staf dan bertanggung jawab untuk
mewujudkan 9 K

9
h) Mengembangkan program kegiatan bakti sosial, karyawisata, dan pameran
hasil pendidikan (celebratory education)
i) Mewakili Kepala Sekolah jika berhalangan hadir dalam rapat umum
j) Siapkan laporan secara teratur

7. Koordinator Pelaksana Bidang Sarana dan Prasarana.


Tugas dan fungsi utama (tupoksi) pada sarana prasarana, Membantu dan
bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
a) Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana
b) Mengkoordinasikan penggunaan infrastruktur
c) Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran
d) Mengelola pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur
e) Bertanggung jawab atas kelengkapan data sekolah secara keseluruhan
f) Melaksanakan pembukuan sarana dan prasarana secara berkala
g) Siapkan laporan secara teratur

C. Hubungan Kerja Antar Bagian Dalam Organisasi


Dalam struktur organisasi sekolah terdapat beberapa bagian di dalamnya.
Kepala sekolah memiliki kedudukan atau posisi paling tinggi di dalam struktur ini.
Komite sekolah juga memiliki posisi yang sejajar dengan kepala sekolah, namun
untuk pangkat yang paling tinggi yaitu kepala sekolah. Berdasarkan perbub yang
lama yaitu struktur organisasi yang lama pada tahun 2008-2009 ada garis lurus dan
ada garis yang putus-putus. Garis lurus garis komando (perintah), garis putus-putus
yaitu garis koordinasi. Kepala sekolah bisa memeritah tata usaha, koordinator
pelaksana bidang kurikulum, koordinator pelaksana bidang kesiswaan, koordinator
pelaksana bidang humas, koordinator pelaksana bidang sarana/prasarana, dan juga
hanya bisa koordinasi kepada komite sekolah. Sedangkan, tata usaha bagian
koordinasi kepada koordinator pelaksana bidang kurikulum, koordinator pelaksana
bidang kesiswaan, koordinator pelaksana bidang humas, koordinator pelaksana
bidang sarana/prasarana.
Jadi, kesimpulannya komando atau perintah berasal dari kepala sekolah,
sedangkan tata usaha mengkoordinasi para koordinator sekolah mulai dari

10
koordinator pelaksana bidang kurikulum, koordinator pelaksana bidang kesiswaan,
koordinator pelaksana bidang humas, koordinator pelaksana bidang
sarana/prasarana. Jadi, keterkaitan/hubungan kerja antar bagian dalam organisasi
yaitu memerlukan kerja sama. Karena misalkan kurikulum jalan sendiri pasti tidak
bisa tanpa adanya tata usaha, karena semua kegiatan dalam kurikulum, kesiswaan,
humas, dan sarana/prasarana itu semua di biayai sekolah, dan yang mengatur
pembiayaannya yaitu tata usaha. Untuk struktur organisasi yang baru yaitu tahun
2021/2022 itu sama saja.

D. Analisis Tentang Eksistensi Organisasi Di Tinjau Dalam Kajian Topik


Perkuliahan
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung
jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya
dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang
telah ditentukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan semestinya mempunyai
organisasi yang baik agar tujuan pcndidikan fomal ini tercapai sepenuhnya. Kita
mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sckolah adalah kepala sekolah,
guru, karyawan, dan murid. Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan
fomal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah
departemen yang bersangkutan . Di negara kita, kepala sekolah adalah jabatan
tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam
struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat paling atas.
Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa
tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah
(yang biasa dikenal sebagai pengawai tata usaha). Demikian juga terlibat apakah di
suatu sekolah dibentuk satuan tugas (unit kerja) tertentu seperti bagian UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah), bagian perpustakaan, bagian kepramukaan, dan lain-lain
sehingga keadaan ini ieniunya akan memperlancar jalannya "roda" pendidikan di
sekolah tersebut. Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala
sekolah yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter). Suasana kerja
dapat lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak
yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat

11
digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS
(Organisasi Siswa Inira Sekolah).

12

Anda mungkin juga menyukai