A3C Kelompok 5 Observasi SMPN 2 Sumberpucung
A3C Kelompok 5 Observasi SMPN 2 Sumberpucung
MALANG
LAPORAN OBSERVASI
Pengorganisasian Pendidikan
Disusun Oleh :
MARET 2022
A. Struktur Organisasi
Profil Sekolah SMPN 2 Sumberpucung (SMP TGP)
1
TENTARA GENIE PELAJAR (TGP) Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah kalah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom oleh
Amerika serikat di kota Nagasaki dan Hirosima. Waktu itu anggota TGP masih
berstatus sebagai pelajar STN / SMTT di Surabaya. Tepat tanggal 1 Oktober 1945,
20 orang siswa STN / SMTT mengikuti jejak Bapak-bapak guru mereka
diantaranya Bapak Hasanudin dan Bapak Kaswadi masuk menjadi Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) Tehnik bermarkas di bekas Tentara Jepang Don Bosco
Jalan Tidar Surabaya. Selama masa perebutan kekuasaan, pasukan pelajar/ BKR
Pelajar aktif menyertai perebutan senjata, antara lain penyerbuan terhadap tangsi
Don Bosco dan tempat lain yang memungkinkan pasukan menambah jumlah
persenjataannya. Ide mendirikan TGP oleh sekelompok pelajar pejuang SMTT
sebenarnya sudah ada sejak di asrama Sumberwaras Lawang sampai di Mes jalan
Ringgit Malang.Peristiwa ini sekaligus juga dimanfaatkan untuk pendaftaran
mereka yang berminat menjadi anggota pasukan pelajar pejuang yang baru, Tentara
Genie pelajar. Pembentukan satuan baru ini diawali dengan acara pendidikan dan
latihan, baik dalam Dasar-dasar Militer sekaligus juga spesialisasi tugas Genie,
diselenggarakan selama dua minggu di Ksatrian Rampal Malang. Bersamaan
dengan itu juga dilakukan aksi “kampanye” anjuran untuk membentuk satuan TGP
dan bergabung dengan TGP Malang. pada tanggal 22 Juli jam 03.00 terdengar
ledakan yang hebat disertai jatuhnya serpihan-serpihan plafon. Dengan perasaan
mendongkol, karena peledakan tersebut dianggap belum waktunya dan
bertentangan dengan perintah Panglima, maka Komandan TGP disertai beberapa
orang meninggalkan markas menemui Panglima Divisi untuk memprotes kejadian
tersebut, sambil meminta instruksi lebih lanjut dan melaporkan hasil rapat yang
baru lalu. Siang harinya, setelah terlihat gejala dikosongkannya kota Malang, maka
diambil inisiatif untuk mengambil alih tanggunggjawab bumi hangus kota Malang.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah meminta pada Kepala-kepala Kantor
seperti, kantor Tilpon, RRI, Perusahaan listrik dan
Station Malang. Kepada mereka diminta kesediaannya menerima pengawasan dan
penghancuran mereka dan mulai mengungsikan alat penting mereka ke Ngebruk
dan Sumberpucung. Pada kesempatan itu TGP juga meminta agar kendaraan,
peralatan tilpon dan kabel listrik mereka
diserahkan pada TGP. Ada 1 bus, 1 sedan, 1 truk, 1 pick up yang diperoleh TGP
dan kemudian berhasil diselamatkan ke luar kota sewaktu tentara Belanda masuk
kota Malang. Pada tanggal 23 Juli Markas TGP dipindahkan ke Sumberpucung.
Sedangkan Pos Komando dibagi, Posko depan tetap berada di jalan Ringgit dan
Posko Utama di Bululawang. Posko depan bertugas sebagai tempat kumpul bagi
anggota TGP yang masih berada didepan dan tempat koordinasi penghancuran kota
Malang. Posko Utama bertugas sebagai tempat koordinasi aksi-aksi penghambatan
jalan Malang – Kepanjen. Setelah mendapat berita, bahwa Belanda akan
melanjutkan operasinya dari Lumajang ke Malang Selatan, maka dikirimkan 1 regu
untuk menghancurkan jembatan Gambirsari (Pasirian). Jembatan tersebut berhasil
diputuskan. Pada tanggal 26 Juli jam 04.00 pagi terdengar berita, bahwa jembatan
jembatan sebelah timur Kepanjen akan diledakan oleh Detasemen Genie Divisi VII.
Karena sebagian besar pasukan masih banyak yang berada di sebelah Timur Kali
Kepanjen lengkap dengan senjata beratnya, maka diputuskan untuk mengambil alih
2
pengawasan dan penjagaan jembatan Malang-Kepanjen dan Dampit-Kepanjen. Dan
pada hari-hari berikutnya diledakan juga studio RRI, setasion Kereta api Malang,
Penghancuran landasan pangkalan udara Bugis, Gedung KNI, Kantor Karesidenan
dan hotel Palaco. Kota Malang jatuh pada tanggal 31 Juli 31 Juli 1947. Pada masa
persetujuan Renvile Bululawang menjadi daerah demarkasi. Pada tanggal 1
Agustus setelah mendengar bahwa Belanda menuju kearah Bululawang dengan
pasukan Kavaleri, maka kekuatan utama TGP bergerak menuju Sumberpucung,
kecuali kelompok komando yang masih akan menghancurkan penimbunan amunisi
di Wajak dan jembatan Srigonggeng. Sambil mengundurkan diri pasukan utama
menghancurkan pabrik Gula Krebet, sedangkan jembatan Srigonggeng baru
dipasang dan diledakan pada malam hari, karena pasukan kavaleri Belanda menurut
informasi para pengungsi (rakyat) berada tidak jauh dari jembatan tersebut di
seberang sungai. Jembatan berhasil diledakan dengan 4 buah ranjau laut. Semua
kekuatan TGP tiba dengan selamat di Sumberpucung tanggal 2 Agustus. Pada
September 1947, dari Sumberpucung TNI melakukan gerakan “Wingate”
(menyusup jauh ke wilayah musuh) kedaerah pendudukan Belanda di ujung Jawa
Timur. Dan pada saat itulah di dirikannya SMPN 2 Sumberpucung atau lebih
dikenal masyarakat dengan nama SMP TGP.
3
B. Deskripsi Tugas Dan Fungsi Setiap Bagian Organisasi
Dari susunan organisasi Pendidikan di sekolah SMPN 2 Sumberpucung
pada tahun pelajaran 2021/2022, berikut tugas dan fungsi setiap bagian dalam
pengorganisasian Pendidikan tersebut:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan pemimpin dan manajer yang sangat menentukan
dinamika sekolah menuju pintu gerbang keberhasilan dan kemajuan dalam
segala bidang kehidupan. Kepala sekolah adalah kepemimpinan yang akan
menetapkan sejumlah tugas dan peran kepada rekan kerja untuk dicapai tujuan
dan sasaran yang disepakati dimana dimana interaksi proses belajar terjadi di
dalam kelas atau di luar kelas dan perhatikan semua komponen di sekolah
untuk mencapai tujuan dan sasaran disepakati, yang tidak lain adalah
merupakan visi dan misi sekolah. Sebagai kepala sekolah yang juga menjadi
pimpinan organisasi, terdapat beberapa hal yang diper hatikan oleh
pimpinan organisasi, yaitu (Maujud, 2018:14);
a) menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan staf yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana.
b) mengelompokkan dan membagi kerja menjadi struktur organisasi
yang teratur.
c) membentuk struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
d) menentukan metode kerja dan prosedur nya.
4
e) memilih, melatih, dan memberi informasi kepada staf
2. Komite Sekolah
5
Komite Sekolah merupakan mitra sekolah dalam meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan. Sebagai mitra sekolah, komite sekolah harus menjadi
badan yang otonom agar memiliki posisi yang sejajar dengan sekolah (Mustadi
et al., 2016:313). Di dalam UU No. 25 tahun 2000 tentang program
pembangunan nasional (Propenas) 2000-2004 dan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah disebutkan bahwa Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan
badan yang bersifat mandiri dan otonom serta menganut asas kebersamaan
dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan Dinas Pendidikan maupun
lembaga-lembaga lainnya di suatu kabupaten/kota.
Komite Sekolah atau madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sara dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Tujuan dibentuknya
Komite Sekolah sebagai organisasi masyarakat sekolah adalah(Misbah, 2009) :
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi dan inisiatif masyarakat dalam
menghasilkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan Pendidikan di satuan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi pemerintahan yang transparan,
akuntabel, dan demokratis dan pelayanan pendidikan yang bermutu pada
satuan Pendidikan
6
4) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
a) Kebijakan dan program pendidikan;
b) Rencana Anggaran Belanja Pendidikan dan Sekolah (RAPBS);
c) Kriteria kinerja satuan pendidikan;
d) Kriteria tenaga kependidikan;
e) Kriteria fasilitas pendidikan;
f) Hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan.
5) Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pendidikan untuk mendukung meningkatkan mutu dan pemerataan
pendidikan.
6) Penggalangan dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan pendidikan.
7) Mengevaluasi dan mengawasi kebijakan, program, pelaksanaan, dan
keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
7
c) Manajemen personalia dan administrasi kemahasiswaan
d) Pembinaan dan pengembangan karir bagi pegawai administrasi sekolah
e) Persiapan administrasi dan perlengkapan sekolah
f) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
g) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, pengelolaan administrasi secara
berkala
Menurut The Lian Gie (2000), Staf Administrasi (TU) memiliki tiga peran
utama, yaitu:
8
Tugas dan fungsi utama (tupoksi) Kesiswaan, Membantu dan bertanggung
jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
a. Mengembangkan program pengembangan siswa (OSIS), antara lain:
Pramuka, PMR, KIR, UKS, PKS, Paskibraka, Pesantren
b. Melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
kemahasiswaan/OSIS dalam rangka
c. menegakkan disiplin dan ketertiban sekolah serta pemilihan pengurus
OSIS
d. Membina manajemen OSIS dalam organisasi
e. Mengatur jadwal dan pembinaan serta secara berkala dan insidentil
f. Membina dan melaksanakan koordinasi 9 K
g. Melaksanakan seleksi calon mahasiswa berprestasi dan penerima beasiswa
h. Menyelenggarakan seleksi siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan
di luar sekolah
i. Kelola transfer siswa
j. Menyusun dan membuat panitia Penerimaan Mahasiswa Baru dan
pelaksanaan MOS
k. Mempersiapkan dan menjadwalkan kegiatan akhir tahun ajaran
l. Menyelenggarakan kuis dan acara olahraga
m. Membuat laporan kegiatan siswa secara berkala
9
h) Mengembangkan program kegiatan bakti sosial, karyawisata, dan pameran
hasil pendidikan (celebratory education)
i) Mewakili Kepala Sekolah jika berhalangan hadir dalam rapat umum
j) Siapkan laporan secara teratur
10
koordinator pelaksana bidang kurikulum, koordinator pelaksana bidang kesiswaan,
koordinator pelaksana bidang humas, koordinator pelaksana bidang
sarana/prasarana. Jadi, keterkaitan/hubungan kerja antar bagian dalam organisasi
yaitu memerlukan kerja sama. Karena misalkan kurikulum jalan sendiri pasti tidak
bisa tanpa adanya tata usaha, karena semua kegiatan dalam kurikulum, kesiswaan,
humas, dan sarana/prasarana itu semua di biayai sekolah, dan yang mengatur
pembiayaannya yaitu tata usaha. Untuk struktur organisasi yang baru yaitu tahun
2021/2022 itu sama saja.
11
digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS
(Organisasi Siswa Inira Sekolah).
12