Anda di halaman 1dari 9

DASAR TEORI:

A. TEORI DETERMINIS DAN POSSIBILISME


 Teori determinisme (paham fisis determinis)
Pada mulanya ahli geografi menganut paham fisis determinisme. Paham
ini berpendapat bahwa wilayah sangatlah menentukan sifat, karakter,
dan pola hidup penduduk di wilayah tersebut. Tokohnya, antara lain
Charles Darwin, Aristoteles, Carl Rittter Friederich Ratzel, Elswort
Huntingtong, dan Alexander Von Hubolt. Teori ini bergantung pada teori
Evolusi Biologi dalam perkembangan makhluk hidup oleh Charles Darwin.
 Teori possibilisme (paham fisis posibilis)
Adapun paham ini berpendapat bahwa alam hanya menawarkan
beberapa kemungkinan terhadap manusia. Manusia sendiri syang memilih
kemungkinan tersebut. Manusia memiliki akal dan pikiran untuk
memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang ditawrkan alam.
Faktor dominan yang menentukanvkemajuan suatu wilayah adalah
kemampuan penduduk. Alam hanya menyediakan/ memberikan
kemungkinan-kemungkinan untuk diolah dan dimanfaatkan bagi
kehidupan manusia. Tokoh utamanya Paul Vidal de la Blanch.

TUGAS PRIBADI PERBAIKAN I (Tpp1)


1. Gambarkan aplikasi teori determinis dalam kehidupan sehari-hari!
2. Gambarkanlah teori possibilissme dalam kehidupan sehari hari!
3. Bagaimana peran teori klausul 1 dengan lingkungan fisik dan sosial?
4. Bagaimana peran teori klusul 2 dengan lingkungan fisik dan sosial?
5. Apa dampak positif dan negatif dari masing-masing teori di atas bagi
kelestarian lingkungan?
B. GEJALA GEOSFER
Geosfer merupakan istilah yang sering dijumpai dalam ilmu geografi, karena
geosfer merupakan objek material dari geografi. Istilah geosfer diambil dari
kata geo yang artinya bumi dan sphere yang berarti lapisan, maka dari itu
pengertian dari geosfer adalah lapisan-lapisan yang ada di bumi, baik itu di bawah
permukaan bumi, di permukaan bumi dan diatas permukaan bumi yang
berpengaruh bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain yang ada di bumi.

Fenomena geosfer adalah fenomena atau kejadian alam yang berhubungan


dengan unsur-unsur geosfer, yaitu atmosfer, litosfer, biosfer, antroposfer, serta
hidrosfer. Contoh Fenomena geosfer dalam kehidupan sehari-hari dapat dipelajari
dengan ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi sendiri adalah disiplin ilmu
yang mempelajari tentang fenomena geosfer atau gejala-gejala geosfer yang
didasarkan pada unsur-unsur geosfer. Pada kesempatan kali ini akan dibahas
mengenai contoh fenomena geosfer dalam kehidupan sehari-hari, berikut ini
adalah contoh-contoh fenomena geosfer yang diklasifikasikan menurut unsur-unsur
geosfer:

1. Fenomena pada Atmosfer

Atmosfer merupakan lapisan yang menyelimuti sebuah planet di  tata


surya termasuk bumi. Fungsi atmosfer adalah melindungi bumi dari radiasi sinar
matahari dengan lapisan atmosfer sehingga mengurangi suhu ekstrim yang terjadi
di bumi. Fenomena geosfer dalam atmosfer dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini adalah contoh fenomena geosfer yang berhubungan dengan
atmosfer:

 Adanya perubahan musim di belahan bumi yang berpengaruh bagi kehidupan


baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh dari perubahan
musim yang disebabkan oleh faktor penyebab iklim musim di Indonesia adalah
pada musim penghujan para petani memanfaatkannya dengan mulai melakukan
penanaman di sawah tadah hujan, Selain itu pada musim penghujan para
nelayan biasanya mengurungkan niat untuk berlayar karena pasang surut air
laut tidak bisa diprediksi secara pasti.
 Adanya perubahan unsur-unsur cuaca. Contohnya perbedaan jenis pakaian yang
digunakan penduduk di daerah beriklim dingin biasanya mengenakan pakaian
yang berbahan tebal, sedangkan penduduk di daerah beriklim panas cenderung
mengenakan pakaian berbahan tipis.

2. Fenomena pada Litosfer

Litosfer juga diambil dari bahasa Yunani, yaitu lithos yang mempunyai arti batu
dan sphere yang artinya lapisan. Pengertian litosfer secara harfiah dapat diartikan
sebagai lapisan yang ada di bumi yang berada paling luar atau disebut juga
dengan lapisan kulit bumi. Fenomena geosfer dalam litosfer dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah contoh fenomena geosfer yang
berhubungan dengan litosfer:

 Terjadinya gempa karena pergeseran lempeng tektonik.Contoh fenomena


geosfer dalam kehidupan sehari-hari ini dapat kita temui di Indonesia. Gempa
karena pergeseran lempeng tektonik sering terjadi di berbagai wilayah
Indonesia, seperti gempa di Karo, gempa di Jogjakarta, dan gempa di Papua.
 Terjadinya erosi di daerah miring, maka dari itu perlu dilakukan pembuatan
sengkedan (terasering) di daerah miring untuk mengurangi tingkat erosi.

3. Fenomena pada Hidrosfer

Istilah hidrosfer juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu hidros yang berarti air


dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer  secara harfiah merupakan lapisan air
yang ada di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, salju, air tanah, dan
uap air yang masih terdapat di lapisan udara. Fenomena geosfer dalam hidrosfer
dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah contoh
fenomena geosfer yang berhubungan dengan hidrosferJumlah air limpasan (air
yang mengalir di permukaan tanah) yang dipengaruhi oleh intensitas curah hujan
dan dipengaruhi penggunaan lahan oleh manusia.

 Jumlah cadangan air di dalam tanah yang dipengaruhi oleh peresapan air ke
dalam tanah dan faktor yang mempengaruhi potensi air tanah lainnya. Jenis
batuan dan penutup lahan juga bisa mempengaruhi peresapan air. Selain itu,
penggunaan air tanah oleh manusia ikut mempengaruhi ketersediaan air tanah.
 Adanya salju yang terdapat di pegunungan Jaya Wijaya, Papua, Indonesia.
Contoh fenomena geosfer dalam kehidupan sehari-hari ini merupakan contoh
yang unik yang terdapat di Indonesia, karena adanya salju di daerah Indonesia
yang mempunyai iklim tropis.

4. Fenomena pada Biosfer

Biosfer merupakan unsur geosfer yang berada di atas permukaan bumi yang


mencakup daratan, udara, dan air yang mempengaruhi kehidupan atau proses
biotik. Biosfer juga dapat diartikan sebagai seluruh makhluk hidup yang ada di
bumi baik flora maupun fauna dan interaksinya. Satu-satunya planet dalam sistem
tata surya yang diyakini mampu mendukung kehidupan adalah bumi. Fenomena
geosfer dalam biosfer dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini
adalah contoh fenomena geosfer yang berhubungan dengan biosfer:

 Adanya persebaran flora dan fauna yang ada di belahan bumi. Fenomena ini
disebabkan karena kondisi habitat yang mendukungnya, seperti adanya harimau
Jawa, onta di Arab dan burung cendrawasih di papua beserta habitatnya. Selain
itu, keberadaan fauna di belahan dunia juga dimanfaatkan oleh manusia,
sebagai contoh di Indonesia penduduk memanfaatkan sapi, kerbau dan kuda,
sedangkan di Thailand penduduknya memanfaatkan gajah untuk membantu
kegiatan sehari-hari.
 Adanya keragaman konsumsi bahan pangan yang disebabkan oleh perbedaan
flora dan fauna. Contohnya di Indonesia makanan pokoknya adalah nasi karena
Indonesia merupakan daerah penghasil padi.

5. Fenomena pada Antroposfer

Antroposfer merujuk pada manusia itu sendiri. Antroposfer merupakan lapisan


manusia yang merupakan tema sentral. Fenomena geosfer dalam antroposfer
dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah contoh
fenomena geosfer yang berhubungan dengan antroposfer:

 Adanya keragaman adat dan budaya di belahan bumi. Keragaman ini


mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri, meliputi cara berinteraksi,
ketrampilan yang berbeda dan kebutuhan yang berbeda.
 Adanya potensi sumber daya alam yang berbeda yang menyebabkan perbedaan
pada cara pemanfaatannya pula, maka dari itu pengolahan dan alat yang
digunakan akan berbeda pula karena perbedaan jenis-jenis sumber daya
alam ini.

Berikut ini adalah beberapa contohnya:

Terjadinya kelahiran (natalitas atau fertilitas)


Kelahiran atau natalitas adalah fenomena antroposfer yang berpengaruh terhadap
jumlah penduduk, sebab dengan adanya kelahiran, jumlah penduduk pun
bertamah. Istilah angka kelahiran mengacu pada frekuensi kelahiran dalam suatu
populasi. Atau dengan kata lain, angka kelahiran adalah rasio antara jumlah
kelahiran hidup pada tahun tersebut dan rata-rata jumlah penduduk pada tahun
tersebut.

Terjadinya kematian (mortalitas)


Kematian atau arti mortalitas juga termasuk fenomena antroposfer yang
menunjukkan berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah. Fenomena yang satu
ini bisa disebabkan oleh banyak hal, diantaranya yaitu usia yang sudah tua,
menderita penyakit tertentu, kecelakaan, dan lain-lain.

Istilah angka kematian mengacu pada frekuensi kematian dalam suatu populasi
per seribu penduduk setiap tahunnya. Atau bisa juga dikatakan bahwa angka
kematian adalah ukuran jumlah kematian (secara umum, atau karena sebab
tertentu) dalam populasi tertentu, diskalakan dengan ukuran populasi tersebut,
per unit waktu.

Terjadinya imigrasi (masuknya penduduk)


Imigrasi adalah sebagai perpindahan penduduk yang berupa masuknya penduduk
dari suatu negara ke negara lain. Misalnya, masuknya orang India ke Indonesia.
Orang India tersebut dinamakan imigran.

Imigrasi bisa bersifat permanen, yang berarti bahwa imigran akan tinggal menetap
untuk selamanya. Sebaliknya, imigrasi juga bisa bersifat sementara, misalnya
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, lamanya tinggal di negara tersebut
ditentukan berdasarkan kontrak selama dua tahun.

Terjadinya emigrasi (keluarnya penduduk)


Emigrasi adalah sebagai perpindahan penduduk yang berupa keluarnya penduduk
dari suatu negara ke negara lain. Misalnya, orang-orang Indonesia yang berpindah
ke New Caledonia dan Suriname. Orang yang melakukan emigrasi dinamakan
emigran.

Terjadinya remigrasi (kembalinya penduduk)


Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke negara asalnya. Misalnya, orang-
orang Ambon yang tadinya berpindah ke Belanda sebagai emigran, kemudian
kembali lagi ke Indonesia.

Secara spesifik, istilah remigrasi (remigration) atau re-imigrasi (re-immigration),


kadang-kadang disederhanakan sebagai “repatriasi”, adalah konsep politik sayap
kanan yang mengacu pada pemulangan paksa imigran non-kulit putih (yaitu, bukan
etnis Eropa), sering kali termasuk keturunan mereka, kembali ke tempat asal ras
mereka tanpa memandang status kewarganegaraan.

Terjadinya transmigrasi (migrasi intern)


Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah (pulau atau
provinsi) yang berpenduduk padat ke daerah lain (pulau atau provinsi lain) yang
penduduknya masih jarang di dalam negara sendiri.

Program transmigrasi digalakan dengan tujuan untuk mengurangi kemiskina


karena pada umumnya warga yang mengikuti transmigrasi memiliki kondisi sosial-
ekonomi yang lemah, tapi memiliki tekada dan semangat untuk meningkatkan
kesejahterannya. Selain itu, program transmigrasi juga bertujuan untuk
pemerataan dan persebaran penduduk.

Terjadinya urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dari daerah pedesaan
ke perkotaan, penurunan proporsi orang yang tinggal di daerah pedesaan, dan
cara masyarakat beradaptasi terhadap perubahan ini. Urbanisasi merupakan
proses di mana kota-kota terbentuk dan menjadi lebih besar karena lebih banyak
orang mulai tinggal dan bekerja di daerah pusat
Salah satu dampak dari peningkatan jumlah penduduk yang sangat besar di
perkotaan adalah munculnya megacity, yang merupakan kota berpenduduk lebih
dari 10 juta jiwa. Sekarang ada kota dengan lebih dari itu. Tokyo, Jepang,
misalnya, memiliki hampir 40 juta penduduk. Efek lain dari urbanisasi adalah
urban sprawl, yaitu suatu fenomena sosial yang terjadi ketika populasi kota
terpencar di wilayah geografis yang semakin luas.

Kepadatan penduduk yang tinggi


Kepadatan penduduk mengacu pada banyaknya penduduk per satuan luas. Tingkat
kepadatan penduduk dapat berguna sebagai dasar kebijakan pemerataan
penduduk dalam berbagai program jenis transmigrasi.

Istilah kepadatan penduduk kasar atau crude population density (CPD) dapat


diartikan sebagai jumlah penduduk untuk setiap km2 luas wilayah. Luas wilayah
yang dimaksud dalam hal ini mencakup luas seluruh daratan pada suatu wilayah
administrasi.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu wilayah memiliki kepadatan


yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Selain faktor pertumbuhan alami
dan pemusatan penduduk di suatu wilayah, faktor lain yang berpengaruh terhadap
tingginya kepadatan penduduk, antara lain:

1. Faktor fisiografis termasuk bentuk permukaan bumi, kondisi perairan, dan kondisi
iklim. Misalnya, kawasan dataran rendah yang dekat dengan perairan, tanah
subur, dan daerah aman, cenderung memiliki kepadatan penduduk tinggi.
2. Faktor ekonomi berpengaruh terhadap populasi penduduk suatu daerah sebab
adanya peluang dan lapangan pekerjaan yang menarik banyak orang. Misalnya,
banyak penduduk di Indonesia yang memilih untuk pindah ke kota-kota besar
untuk bekerja.
3. Faktor sosial budaya juga berpengaruh terhadap kepadatan penduudk karena
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat. Mislanya wilayah
dengan banyak fasilitas publik yang bagus akan menarik banyak penduduk untuk
tinggal. Wilayah yang relatif aman secara sosial politik akan menjadi pilihan
tempat tinggal masyarakat.

Penentuan komposisi penduduk berdasarkan usia


Komposisi penduduk merupakan pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria
tertentu. Salah satunya adalah pengelompokkan berdasarkan usia, yaitu komposisi
penduduk yang digunakan untuk untuk mengelompokkan penduduk suatu negara
atau daerah berdasarkan rentang usia tertentu.

Pengelompokan dalam arti penduduk yang didasarkan pada usia biasanya


digunakan untuk menentukan jumlah penduduk yang berusia produktif dan tidak
produktif. Komposisi yang satu ini berpengaruh terhadap struktur penduduk di
suatu wilayah.
Penentuan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah komposisi penduduk yang
digunakan untuk menentukan rasio jenis kelamin dan perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan, yang dapat dihitung dengan
rumus:

Penentuan komposisi penduduk berdasarkan rasio ketergantungan 


Komposisi penduduk berdasarkan rasio ketergantungan adalah komposisi penduduk
yang menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif terhadap
kelompok usia tidak produktif. Penduduk berusia produktif yaitu pada rentang
usia 15-64 tahun, sedangkan usia tidak produktif yaitu di bawah 15 tahun dan di
atas 64 tahun. Rumus untuk menentukan beban ketergantungan (Dependency
Ratio), yaitu:
TUGAS PRIBADI PERBAIKAN II (Tpp2)
Narasikan gejala geosfer yang kemungkinan akan terjadi pada gambar di bawah
ini:
a. hubungkan dengan pendekatan dan prinsip serta konsep geografiyang
cocok untuk mengkaji kondisi tersebut,
b. Teori apa yang dapat kamu gunakan salah satu paham atau keduanya
dalam mengkaji gambar tersebut,
c. dan berikan rekomendasi berdasarkan hasil pengamatan gambar dari
berdasarkan kajian geografi:

1. Rumah Impian?

(a)

(b)
2. Keharmonisan?

3. Gunung kebahagiaan?

Anda mungkin juga menyukai