Anda di halaman 1dari 4

PENDEKATAN HISTORIS, KOMPARATIF, FILOSOFIS

*Pendekatan Filosofis

Menurut Pendekatan Filosofis, Ilmu Pendidikan Islam dapat didefinisikan


sebagai suatu bidang studi terkait proses-proses berjalannya instuisi pendidikan
yang didasari oleh ajaran Islam yang bersumber pada kitab suci al-qu’an sebagai
sumber hukum pertama dan juga sunnah Nabi Muhammad Saw. Para ulama salaf
dan khalaf serta para tokoh-tokoh yang yang berorientasi terhadap perkembangan
islam, terutama yang menaruh mintat terhadap ilmu pendidikan islma telah
banyak menginterpretasikan dan menganalisis pada system nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-qur’an dan hadist menjadi ajaran sekaligus pedoman yang
mendasari proses pendidikan islam. Namun demikian, Operasionalisasinya dalam
bentu teknis diwujudkan dalam berbagai model yang berfariasi dan pola serta
metode yang relevan dengan taraf kemampuan berfikir konsepsional setiap
individu dari szaman ke zaman.

Adapun keesensialan dari pendekatan filosofis ini adalah terciptanya sikap


dan pandangan yang radikal (mendasar) yakni mengi’tiqati bahwa islam adalah
suatu teologi yang dikenal sebagai wahyu mengandung konsep, wawasan, serta
ide dasar yang memberikan inspirasi terhadap pemikiran umat manusia dalam
rangka menyelesaiakn problematika yanga ada dalam kehidupannya. Pendakatan
filosofis ini memandang bahwa manusia adalah makhluk social, rasional atau
“homo rational” sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannnya
didasarkan kepada sejauh mana pengembangan berfikir dapat dikembangkan.

Dalam proses belajar mengajar, pendekatan filosofis dapat diaplikasikan


ketika guru mengajar. Contohnya pada pelajaran mengenai proses terjadinya
penciptaan alam, atau pada proses penciptaan manusia, dari mana manusia
berasal, bagaimana proses kejadiannya sampai pada terciptanya bentuk manusia.
Hal ini terus berlangsung sampai batas maksimal pemikiran manusia (hingga pada
zat yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran, yaitu Allah SWT.).

Terkait hal ini, al-Qur’an yang tingkat viliditasnya tidak dapat diragukan
lagi benar-benar memberikan motivasi kepad manusia untuk selalu menggunakan
pikirannya (rasio) secara tepat guna untuk menemukan hakikatnya selalu hamba
Allah, selaku makhluk sosial dan selaku khalifah bumi. Pendekatan filosofis.

pendektan filosofis ini, dalam al-Qur’an memberikan konsep secara


konkrit dan mendalam. Terbukti dengan adanya penghargaan Allah kepada
manusia yang selalu menggunakan pemikirannya (rasio). Ungkapan pengahargaan
tersebut terulang sebanyak 780 kali salah satu di antaranya yaitu QS. al-Baqarah
[2]:269 :

‫يُْؤ تِى ا ْل ِح ْك َمةَ َمن يَشَا ُء َو َمن يُْؤ تَ ا ْل ِح ْك َمةَ فَقَ ْد ُأوتِ َى َخ ْي ًرا َكثِي ًرا َو َما يَ َّذ َّك ُر ِإالَّ ُأ ْولُو ْا االلباب‬

Allah memberikan hikmah, kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan barang .269
siapa yang telah diberi hikmah itu, maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang
banyak. Dan tiadalah yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang
.berakal. (QS. al-Baqarah [2]:269)

Ekspetasi pendekatan ini dimaksudkan agar siswa dapat menggunakan


pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya.
Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan
berpikirnya.

*Pendekatan Historis

Analisis ilmu Pendidikan Islam dari latar belakang historis, berarti


menempatkan sasaran Analisa pada fakta-fakta sejarah umat islam yang bermula
atau bersumber dari sirrah nabawiyah yakni dimana Nabi Muhammad diangkat
menjadi Rasulullah Saw.

Kalam-kalam Allah dalam kitab suci Al-qur’an yang mengandung nilai


histories, tersirat di dlamnya nilai-nilai paedagosis yang merentang kea rah
pembentukan suatu kepribadian yang beriman hanya kepada sang pencipta yakni
Allah SWT, Mentauhidkan yakni mengesakan kepercayaan manusia kepada
kekuasaan ynag maha Esa yang bersifat absolut, tak ada tandingan-Nya dalam
alam semsta.
Analisis yang berdasarkan pendekatan historis ini membatasi terhadap
ruang lingkup pendidikan pemikiran yang berhubungan dengan proses dan nilai-
nilai perkembangan. -

Al-Qur'an adalah kitab suci wahyu Allah yang hampir 2/3 isinya
menjanjikan peristiwa-peristiwa sejarah baik yang menyangkut kehidupan
bangsa, para Rasul, maupun tokoh -tokoh penting yang menciptakan sejarah.
Berbagai pandangan dari ulama dan ilmuwan islam tentang factor histories
untuk menganalisa pendidikan islam menunjukkanbahwa pada
prinsipnya pendidikan islam berproses pada 4 aspek:
a. Ideal, proses mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan cita-cita ajaran
islam dapat berlangsung dengan lancer bila berprinsip pada
konsistensi dan kesinambungan dalam suatu system kemasyarakatan yang
teratur rapi.
b. Institusional, tujuan atau cita-cita itu akan lebih mudah dicapai melalui
proses kependidikan jika ditransformasikan melalui institusi kependidikan,
Karena institusi menjadi wadah pengorganisasian dan pelaksanaan
program untuk mencapai tujuan pendidikan.
c. Struktur, dengan struktur (bentuk) kelembagaan, kependidikan yang
berjenjang (bertingkat), tujuan pendidikan islam dicapai secara
bertahap sesuai tingkat tingkat perkembangan manusia didik.
d. Materiil, tujuan akhir dan sementara pendidikan islam menentukan
corak pelajaran, yang baru dapat efektif dan efisien, jika diajarkan
dengan system dan metode yang tepat guna sesuai dengan
karakteristikdari idealitas nilai -nilai yang terkandung dalam tujuan.

*Pendekatan Komparatif

Termasuk dari salah satu pendekatan yang diperkenalkan oleh


sarjanawan-sarjanwan Barat adalah pendekatan komparatif Para pengkaji
nonmuslim, seperti telah disinggung sebelumnya telah lama menggunakan
pendekatan komparatif ini dalam kajian-kajian ke-Islaman mereka. Marshall
Hodgson, dalam karyanya The Venture of Islam, menyatakan bahwa agama Islam
tidaklah jauh berbeda dengan agama-agama monotheis besar yang berkembang di
dunia.
Hal ini merupakan contoh penggunaan pendekatan komapratif dalam
studi Islam yang menghasilkan sebuah kesimpulan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara metodologis dan faktual. Studi Islam memang harus melirik
kepada pendekatan komparatif, karena pendekatan ini akan menghasilkan sebuah
kajian yang akan menghasilkan kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan
bila menggunakan tolak ukur yang reliabel dan stabil. Pendekatan komapratif
dalam studi Islam bisa dipakai pada ketiga tataran objek kajiankajian ke-Islaman.
Pendekatan komparatif bisa dugunakan dalam mengkaji Alquran sebagai sumber.
Pendekatan ini juga bisa digunakan dalam mengkaji Islam dalam pemikiran, baik
pemikiran klasik dibandingkan dengan pemikiran modern, pemahaman di suatu
wilayah dengan wilayah lainnya, pemahaman sorang tokoh dengan tokoh lain dan
lain sebagainya.
Pendekatan ini juga bisa dipakai dalam kajian objek Islam sebagai
pengamalan, membandingkan pengamalan Islam di desa dengan di kota adalah
sebuah kajian yang menarik, mengapa masyarakat muslim di desa-desa cenderung
diakui menganut Islam dengan ketat tapi sering mempercayai takhyul dengan
pengamalan masyarakat muslim di kota yang relatif lebih percaya kepada
kalkulasi rasional. Kita memang sering mengungkapkan perbandingan mazhab
sebagai contoh kajian dengan pendekatan komparatif dalam studi Islam, ini adalah
sebuah contoh klasik yang sudah sangat mengakar dalam studi Islam.

Anda mungkin juga menyukai