Anda di halaman 1dari 1

Pahlawan merupakan salah satu aktor terpenting yang berpengaruh

pada proses perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.


Peran mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia
baik sebelum atau setelah merdeka layak mendapatkan apresiasi dari
semua elemen masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu sebagai bentuk
apresiasi tersebut pemerintah menetapkan tanggal 10 November
sebagai Hari Pahlawan.
Salah satu pahlawan yang berjasa dalam perjuangan bangsa Indonesia
pasca kemerdekaan adalah Ir. H. Djoeanda Kartawidjaja. Lahir di
Tasikmalaya, Jawa Barat, tanggal 14 Januari 1911, anak pertama dari
pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat ini mengawali
pendidikannya dengan bersekolah di Holland Indlandsch School (HIS)
yang juga merupakan tempat ayahnya Raden Kartawidjaja mengajar.
Selesai mengenyam pendidikan sekolah dasar di HIS beliau kemudian
melanjutkan ke Europesche Lagere School (ELS) dan Hoogere
Burgerschool te Bandoeng (HBS) sebelum melanjutkan kuliah di ITB
serta lulus tahun 1933.
Beliau sempat menjabat sebagai Menteri Perhubungan Indonesia pada
2 periode yaitu 2 Oktober 1946 – 4 Agustus 1949 dan 6 September
1950 – 30 Juli 1953. Pada tanggal 9 April 1957, beliau terpilih menjadi
Perdana Menteri Indonesia ke-10 menggantikan Ali Sastroamidjojo.
Selama kurang lebih 2 tahun menjabat sebagai Perdana Menteri,
Djoeanda terkenal dalam cetusannya yaitu Deklarasi Djoeanda yang
menegaskan wilayah kedaulatan maritim Indonesia untuk kemudian
diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
Dalam Deklarasi Djoeanda sendiri ada beberapa poin yang terlampir
yaitu, Indonesia mempunyai corak tersendiri sebagai negara kepulauan
serta merupakan satu kesatuan sejak dahulu kala dan juga menentang
ketentuan ordonansi 1939 yang dianggap dapat memecah belah
keutuhan NKRI.
Djoeanda meninggal dunia di Jakarta, 7 November 1963 karena
serangan jantung dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Atas
jasanya terhadap tercapainya kedaulatan NKRI, pemerintah
menetapkan beliau sebgai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Nama
beliau juga diabadikan di berbagai fasilitas umum, salah satunya adalah
Bandar Udara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, Stasiun Kereta Api
Juanda dan sebagai nama jalan salah satunya Jl. Ir. Juanda di bilangan,
Jakarta Pusat. Selain diabadikan sebagai nama di berbagai fasilitas
umum pemerintah, Djoeanda juga diabadikan dalam pecahan uang
Rp50.000,- yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai