Sultan Hamengkubowono IX
Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan
permaisuri Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 Aprl 1912
dengan nama asli Gusti Raden Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara.
2.Frans Kaisiepo
Pahlawan berikutnya adalah pahlawan yang berasal dari Irian. Namanya diabadikan
menjadi nama Bandar Udara Frans Kaisiepo
di Biak serta diabadikan di salah satu kapal yaitu KRI Frans Kaisiepo dan wajahnya
diabadikan dalam mata uang Rp.10.000,00.
Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921. Pada usia 24 tahun,
ia mengikuti kursus Pamong Praja di Jayapura yang salah satu pengajarnya adalah, Sugoro
Atmoprasodjo, yang merupakan mantan guru Taman Siswa. Sejak bertemu dengan beliau,
jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo semakin tumbuh dan kian bersemangat untuk
mempersatukan wilayah Irian ke dalam NKRI.
1.Menciptakan Partai Indonesia Merdeka yang berada di daerah Pulau Papua pada
10 Mei 1946.
2.Menjadi sebuah bagian dari delegasi pemerintah Republik Indonesia pada saat
melakukan Konferensi Malino pada bulan Juni 1946 pada Sulawesi Selatan. Frans
Kasiepo yang memiliki inisiatif dari pembentukan nama Irian yang berarti Ikut
Republik Indonesia Anti Nederlands yang pada awalnya adalah Nederlands Nieuw
Guinea.
Frans Kaisiepo wafat tanggal 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya
selama mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi
gelar Pahlawan Nasional.
3.K. H. Hasyim Asy’ari
K.H. Hasyim Asy’ari wafat tanggal 25 Juli 1947. Wafatnya beliau terjadi ketika
utusan Bung Tomo serta pemimpin Hizbullah Surabaya Kyai Gufron bertamu ke pesantren
Tebuireng. Kedatangan dua tamu tersebut berupaya memberitahu K.H. Hasyim Asy’ari
bahwa pasukan Belanda melakukan Agresi Militer 1 dan menduduki kota Malang yang
sebelumnya dikuasai pasukan Hizbullah.
Berita itu mengejutkan K.H. Hasyim Asy’ari dan membuat beliau jatuh pingsan di
atas kursinya. Dokter segera didatangkan namun sayangnya ia sudah wafat akibat
pendarahan otak. Pemerintah RI lantas menghargai jasa-jasanya dan pengabdiannya
dengan mengeluarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 294 Tahun 1964 tanggal 17
November 1964, yang menyatakan bahwa Pemerintah RI menganugerahi K.H. Hasyim
Asy’ari gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
4.Jenderal TNI Gatot Soebroto
Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10
Oktober 1907. Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang aktif di tiga zaman. Dia
pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL), masa pendudukan Jepang, dan masa
kemerdekaan beliau menumpas PKI.
1.Pada awal kemerdekaan Gatot Soebroto menjadi tentara TKR untuk memperjuangkan
kemerdekaan
2.Gatot Soebroto terlibat dalam operasi militer penumpasan gerakan PKI Medium 1948.
3.Operasi Militer penumpasan gerakan Kahar Muzakar pemimpin DII/TII Seulawesi
Selatan pasukan Komando Griliya Selawesi Selatan (KGSS) 1952.
4.Mengatasi masalah pemberontakan PRRI permerseta dan berhasil mengumpulkan
pemberontakan PRRI/permeserta yang di Sumatra dan Sulawesi.
Pada tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat serangan
jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Atas jasa-jasa dan
perjuangannya, ia dianugerahi gelar Tokoh Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Gatot Soebroto adalah tentara asli indonesia. darma baktinya kepada nusa dan bangsa ia
tunjukkan dengan prestasi yang luar biasa.
Semua pemberontakan di tanah air mulai dari pki madiun 1948, DI/TII, dan PRRI
Permesta. Selama hidupnya sosok Gatot Soebroto merupakan sosok yang dianggap gila
karena ucapannya yang terkadang kasar namun karena sikapnya tersebut ia sangat dekat
dengan para bawahannya di militer.
5.Laksamana Madya TNI Yos Sudarso
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso lahir di Salatiga, Jawa Tengah, pada 24
November 1925. Laksamana Madya TNI Yos Sudarso bertugas di angkatan laut pada dua
zaman. Ia bertugas sejak masa Pendudukan Jepang dan masa kemerdekaan.
Laksamana Madya TNI Yos Sudarso wafat dalam pertempuran di Laut Aru tanggal
15 Januari 1962. Ia meninggal ketika melaksanakan operasi rahasia untuk menyusupkan
sukarelawan ke Irian menggunakan KRI Macan Tutul.