Anda di halaman 1dari 4

SOP CODE BLUE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

18.02/01/RSP_SKP/XII/2017 00

Tanggal Terbit : Ditetapkandi Ternate


Pada Tanggal:
Direktur

SPO

dr. M. Taha Albaar, Sp.PD

Code blue adalah penanganna pasien yang jatuh pada kegawatdaruratan di


PENGERTIAN lingkungan Rumah Sakit.

TUJUAN Mengatasi kegawatdaruratan medis pasien.

KEBIJAKAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

PROSEDUR 1. Jika didapatkan seseorang atau pasien dalam


kondisi cardiac respiratory arrest maka perawat (I) atau first
responder berperan dalam tahap pertolongan, yaitu:
a. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.
b. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.
c. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau
menepuk bahu.
d. Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau petugas yang
ditemui di lokasi untuk mengaktifkan code blue.
e. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code
Tanggal Terbit : Ditetapkandi Ternate
Pada Tanggal:
Direktur

SPO

dr. M. Taha Albaar, Sp.PD

blue tiba
2. Perawat yang lain (II) atau penolong kedua, segera menghubungi
operator telepon “8600” untuk mengaktifkan code blue, dengan
prosedur sebagai berikut:
a. Perkenalkan diri.
b. Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.
c. Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest dengan
lengkap dan jelas, yaitu: nama lokasi atau ruangan.
3. Waktu respon operator menerima telepon “8600” adalah harus
secepatnya diterima, kurang dari 3 kali deringan telepon.
4. Setelah menghubungi operator, perawat II segera membawa troli
emergensi (emergency trolley) ke lokasi dan membantu perawat I
melakukan resusitasi sampai dengan tim Code Blue datang.
5. Setelah tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue,
mereka segera menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil
resusitasi kit dan menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory
arrest. Waktu respon dari aktivasi code blue sampai dengan
kedatangan tim code blue di lokasi terjadinya cardiac respiratory
arrest adalah 5 menit.
6. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code blue untuk
memastikan bahwa tim code blue sudah menuju lokasi
terjadinya cardiacrespiratory arrest
Tanggal Terbit : Ditetapkandi Ternate
Pada Tanggal:
Direktur

SPO

dr. M. Taha Albaar, Sp.PD

7. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi yang


padat manusia (public area) maka petugas keamanan (security) segera
menuju lokasi terjadinya untuk mengamankan lokasi tersebut
sehingga tim code blue dapat melaksanakan tugasnya dengan aman
dan sesuai prosedur.
8. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan diputuskannya
bahwa resusitasi dihentikan oleh ketua tim code blue.
9. Untuk pelaksanaan code blue di luar area rumah sakit, seperti area
parker, Tim code blue memberikan bantuan hidup dasar kepada
pasien kemudian segera ditransfer ke Instalasi Gawat Darurat.
10. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:
a. Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka pasien dirujuk
secepatnya ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas.
b. Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di
ruang perawatan biasa, maka keluarga pasien menandatangani
surat penolakan.
c. Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, maka lakukan
koordinasi dengan bagian bina rohani, kemudian pasien
dipindahkan ke kamar jenazah.
d. Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan DPJP.
e. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada
keluarga pasien.
Tanggal Terbit : Ditetapkandi Ternate
Pada Tanggal:
Direktur

SPO

dr. M. Taha Albaar, Sp.PD

11. Anggota Tim code blue mendokumentasikan semua kegiatan dalam


rekam medis pasien.
1. Tim code blue
UNIT TERKAIT
2. Seluruh unit instalasi

Anda mungkin juga menyukai