Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Teori dan Penyelesaian

Penulis akan menjabarkan kesenjangan antara teori yang ada dengan 3 ( tiga )

masalah yang ditemukan di Ruang Belibis serta pelaksanaan penyelesaiannya, sebagai

berikut :

1. Belum optimalnya pengelolaan linen di Ruang Belibis.

Penulis mengangkat masalah ini dengan data-data berupa data kuesioner,

observasi dan wawancara didapatka sebanyak 5 perawat (45,5 % ) dari 11

perawat mengatakan pengelolaan linen belum optimal, terlihat dari tercampur

antara linen non infeksius dan infeksius, peletakan linen kotor dilantai, tempat

peletakan linen kotor yang tidak memadai, penataan linen bersihtidak rapi dan

lemari tidak tertutup. Oleh sebab itu kami mengangkat pengelolaan linen sebagai

salah satu temuan dalam manajemen keperawatan.

Menurut Penelitian Yana ( 2016 ), salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit adalah memulai pelayanan penunjang medik, khususnya

dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Linen di Rumah Sakit dibutuhkan di

setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik

jenis, jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup panjang,

membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan

dengan bermacam-macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli

manajemen, teknisi, perawat, tukang cuci, penjahit, tukang setrika, ahli sanitasi,

serta ahli kesehatan dan keselamatan kerja.


Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai,

diperlukan perhatian khusus, serta kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi

dan efek penggunaan bahan-bahan kimia. Linen adalah bahan / kain yang

digunakan di Rumah Sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, guling,

selimut, baju petugas, baju pasien dan alat instrument steril lainnya. Jenis kain

yang banyak digunakan seperti katun jepang, drill, bahan anti air dan anti bakteri.

Pengelolaan linen ini harus dilakukan dengan hati-hati, untuk mencegah infeksi

nosokomial. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di Rumah

Sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau

setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Peran pengelolaan menajemen

linen di Rumah Sakit cukup penting. Diawali dari perencanaan, salah satu

subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian.

Alur aktivitas fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan,

pemilahan,proses pencucian, pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan,

sortir linen rusak, pelipatan,merapikan, mengepak atau mengemas, menyimpan,

dan mendistribusikan ke unit-unit yang membutuhkannya, sedangkan linen yang

rusak dikirim ke kamar jahit. Untuk melakukan aktivitas tersebut dengan lancar

dan baik, maka diperlukan alur yang terencana dengan baik.

Peran sentral lainnya adalah perencanaan, pengadaan, pengelolaan,

pemusnahan, kontrol dan pemeliharaan fasilitas kesehatan, dan lain-lain, sehingga

linendapat tersedia di unuit-unit yang membutuhkan spesifikasi pekerjaan, jumlah,

kebutuhan yang besar, frekuensi cuci yang tinggi, keterbatasan persediaan,

penggunaan yang majemuk, dan image yang ingin dicapai. Untuk itu harus ada

standarisasi linen meliputi standar produk, desain, material, ukuran, jumlah, dan

standar penggunaan.
Penyelesaian masalah yang ditawarkan kelompok mahasiswa manajemen

adalah melakukan pemilahan linen infeksi dan non infeksius yang dibedakan

dalam 2 warna kantong yaitu warna kuning dan hitam. Kantong kuning untuk

infeksius ( linen yang terpapar cairan tubuh, seperti : urin, feces, muntahan pasien)

dan kantong warna hitam untuk non infeksius. Selain itu dilakukan juga

pemberian edukasi pada pasien mandiri tentang pemilahan linen infeksi ( linen

basah) dan non infeksius.

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada minggu ke II setiap hari Senin dan

Kamis tanggal 2 dan 5 maret 2020 , dengan target yang ingin dicapai yaitu

pengelolaan linen yang baik di Ruang Belibis.

2. Belum optimalnya pengelolaan alat mandi (sikat gigi) pasien di Ruang Belibis.

Penulis mengangkat masalah ini dengan data-data berupa data kuesioner dan

wawancara didapatkan sebanyak 8 perawat (72,7% ) dari 11 perawat mengatakan

pengelolaan alat mandi pribadi pasien (sikat gigi) belum optimal, karena

penyimpanan sikat gigi pasien individu yang digabungdengan pasien lain dan

penamaan yang mudah terlepas. Oleh sebab itu kami mengangkat pengelolaan

sikat gigi pribadi pasien sebagai salah satu temuan dalam menajemen

keperawatan.

Kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara

umum, namun banyak orang yang tidak mengetahui bahwa rongga mulut berperan

penting bagi kesehatan tubuh. Rongga mulut dinilai sehat tidak hanya bila

mempunyai susunan gigi yang rapi dan teratur saja tetapi tetapi juga bebas dari

rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi oral, atau gangguan yang melibatkan gigi

dan mulut. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang berkomunikasi

secaraefektif, menikmati berbagai macam makanan, meningkatkan kualita hidup,


percauya diri dan mempunyai kehidupan sosialyang lebih baik. Kondisi

sebaiknya, rongga mulut yang tidak sehat dapat berpengaruh pada kehidupn sosial

seseorang, keterbatasan fungsi pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakitar

dan terganggunya waktu berkerja atau sekolah (Halim, 2011)

Untuk mencapai kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting.

Kebersihan gigi dan mulut perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut

merupakan penyakit yang banyak di keluhkan oleh masyarakat. Masalah gigi dan mulut

bisa terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan gigiu dan mulut, dan masalah ini

mengenai siapa saja tanta mengenal usia. Perawatan dapat di mulai dai 7

memperhatikan diet makanan, membatasi makanan yang mengandung gula dan

makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisamakanan yang tersisa dengan

menyikat gigi harus menggunakan dan cara yang tidak merusask struktur gigi

(Salmiah,2010)

Penyelesaian masalah yang di tawarkan oleh kelompok mahasiswa menejemen

kelompok 5 yaitu :

a. Mengusulkan pelabelan nama pada alat mandi pribadi diruang Belibis

b. Mengelola tempat sikat gigi perkamar

c. Melakukan simulasi pengelolaan sikat gigi sesuai kamar.

d. Melakukan sosialisasi pengelolaan sikat gigi sesua kamar

Satu tempat sikat gigi berisis 6 sekat-sekat untuk sikat gigi dan dilakukan

pelabelan nama pasien pada setiap sikat gigi dengan menggunakan alat grafir

untuk mengukir nama pasien. Tempat sikat gigi diletakkan disamping troli

perlengkapan mandi yang didalamnya berisi sabun, shampo, pasta gigi, handuk

bersih, dan pakaian bersih.


Pelaksanaan kegiatan ini pada tanggal ini tanggal .............. dengan target

yang ingin dicapai yaitu alat mandi (sikat gigi) tiap pasien dapat di kelola dengan

baik.

Belum optimalnya pengelolaan cppt (catatan perkembangan pasien terintegrasi) di

Ruang Belibis

B. Analisis

Analisis masalah

1. Kegiatan Prioritas I

2. Kegiatan prioritas II

3. Kegiatan prioritas III

Anda mungkin juga menyukai