PEMBAHASAN
Penulis akan menjabarkan kesenjangan antara teori yang ada dengan 3 ( tiga )
berikut :
antara linen non infeksius dan infeksius, peletakan linen kotor dilantai, tempat
peletakan linen kotor yang tidak memadai, penataan linen bersihtidak rapi dan
lemari tidak tertutup. Oleh sebab itu kami mengangkat pengelolaan linen sebagai
Menurut Penelitian Yana ( 2016 ), salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik
manajemen, teknisi, perawat, tukang cuci, penjahit, tukang setrika, ahli sanitasi,
dan efek penggunaan bahan-bahan kimia. Linen adalah bahan / kain yang
selimut, baju petugas, baju pasien dan alat instrument steril lainnya. Jenis kain
yang banyak digunakan seperti katun jepang, drill, bahan anti air dan anti bakteri.
Pengelolaan linen ini harus dilakukan dengan hati-hati, untuk mencegah infeksi
Sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau
linen di Rumah Sakit cukup penting. Diawali dari perencanaan, salah satu
rusak dikirim ke kamar jahit. Untuk melakukan aktivitas tersebut dengan lancar
penggunaan yang majemuk, dan image yang ingin dicapai. Untuk itu harus ada
standarisasi linen meliputi standar produk, desain, material, ukuran, jumlah, dan
standar penggunaan.
Penyelesaian masalah yang ditawarkan kelompok mahasiswa manajemen
adalah melakukan pemilahan linen infeksi dan non infeksius yang dibedakan
dalam 2 warna kantong yaitu warna kuning dan hitam. Kantong kuning untuk
infeksius ( linen yang terpapar cairan tubuh, seperti : urin, feces, muntahan pasien)
dan kantong warna hitam untuk non infeksius. Selain itu dilakukan juga
pemberian edukasi pada pasien mandiri tentang pemilahan linen infeksi ( linen
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada minggu ke II setiap hari Senin dan
Kamis tanggal 2 dan 5 maret 2020 , dengan target yang ingin dicapai yaitu
2. Belum optimalnya pengelolaan alat mandi (sikat gigi) pasien di Ruang Belibis.
Penulis mengangkat masalah ini dengan data-data berupa data kuesioner dan
pengelolaan alat mandi pribadi pasien (sikat gigi) belum optimal, karena
penyimpanan sikat gigi pasien individu yang digabungdengan pasien lain dan
penamaan yang mudah terlepas. Oleh sebab itu kami mengangkat pengelolaan
sikat gigi pribadi pasien sebagai salah satu temuan dalam menajemen
keperawatan.
umum, namun banyak orang yang tidak mengetahui bahwa rongga mulut berperan
penting bagi kesehatan tubuh. Rongga mulut dinilai sehat tidak hanya bila
mempunyai susunan gigi yang rapi dan teratur saja tetapi tetapi juga bebas dari
rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi oral, atau gangguan yang melibatkan gigi
sebaiknya, rongga mulut yang tidak sehat dapat berpengaruh pada kehidupn sosial
Untuk mencapai kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting.
Kebersihan gigi dan mulut perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut
merupakan penyakit yang banyak di keluhkan oleh masyarakat. Masalah gigi dan mulut
bisa terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan gigiu dan mulut, dan masalah ini
mengenai siapa saja tanta mengenal usia. Perawatan dapat di mulai dai 7
makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisamakanan yang tersisa dengan
menyikat gigi harus menggunakan dan cara yang tidak merusask struktur gigi
(Salmiah,2010)
kelompok 5 yaitu :
Satu tempat sikat gigi berisis 6 sekat-sekat untuk sikat gigi dan dilakukan
pelabelan nama pasien pada setiap sikat gigi dengan menggunakan alat grafir
untuk mengukir nama pasien. Tempat sikat gigi diletakkan disamping troli
perlengkapan mandi yang didalamnya berisi sabun, shampo, pasta gigi, handuk
yang ingin dicapai yaitu alat mandi (sikat gigi) tiap pasien dapat di kelola dengan
baik.
Ruang Belibis
B. Analisis
Analisis masalah
1. Kegiatan Prioritas I
2. Kegiatan prioritas II