Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUTORIAL STUDENT GUIDELINES

MANAJEMEN PENUNJANG RUMAH SAKIT


Kontributor : Sri Nurul Kur’aini S.KM., M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Amara Valentina (ARS22004)
2. Fania Oktavia (ARS22013)
3. Hasan Nur Rohman Salim (ARS22017)
4. Ilham Fajar Adhistya (ARS22018)
5. Mazidatul Fikriyah (ARS22021)
6. Rizka Nur Jannah (ARS22029)

PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2023
Tutorial 2
(Kamis, 16 November 2023)
Ketua : Ilham Fajar Adhistya
Sekretaris : Fania Oktavia
Pembaca kasus : Amara Valentina

Case 2
Unit Laundry adalah salah satu pelayanan penunjang non-medik di RS X. Unit laundry di
rumah sakit tersebut umumnya bertugas untuk mengelola linen yang digunakan di seluruh
lingkungan rumah sakit. Akibat kejadian pandemi Covid kebutuhan linen pasien rawat inap pasien
mengalami peningkatan Hal tersebut membuat unit laundry kewalahan untuk memenuhi
kebutuhan linen steril untuk pasien rawat inap. Bahkan untuk beberapa kasus emergency, seperti
kasus persalinan, pasien/keluarga pasien diminta membawa kain alas sendiri dari rumah dan
apabila setelah digunakan pasien/keluarga pasien diminta mencucinya sendiri di rumah.
Selama pandemi tersebut capaian TOI (Turn Over Interval) berada dalam kisaran kurang dari
1 hari. Hal tersebut menyebabkan terjadi penumpukan linen kotor. Sehingga untuk mengakali hal
tersebut. beberapa kali linen dilaundry di luar rumah sakit untuk mengatasi stock out linen steril.
Namun ternyata hal tersebut berakibat fatal karena setelah itu angka kejadian infeksi nosocomial
malah meningkat di rumah sakit. Komite PPI akhirnya segera mengambil tindakan untuk
mengatasi masalah tersebut dan melakukan penyelelidikan terhadap masalah tersebut.

Step 1. Klarifikasi Istilah


1. Non Medik = Pelayanan rumah sakit yang tidak berhubungan langsung dengan pasien.
2. TOI (Turn Over Interval) = Tempat tidur yang harus segera dikosongkan.
3. Stock out = Persediaan habis/kosong.
4. Infeksi Nosocomial = Infeksi yang terjadi di rumah sakit.
5. Steril = Bersih, terhindar dari bakteri.
6. Emergency = Keadaan darurat.
7. Pandemi = Penyebaran penyakit secara luas.
8. Unit = Satuan.
9. Fatal = Bahaya/mematikan.
10. Komite = Kelompok besar.
11. Kasus = Keadaan yang sebenarnya.
12. Kewalahan = Tidak sanggup.

Step 2. Menentukan Masalah


1. Bagaimana urutan proses dalam penanganan linen di rumah sakit?
2. Apakah penting penerapan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan linen bagi
pegawai unit laundry?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya infeksi nosocomical?
4. Apa yang terjadi jika terdapat penumpukan linen kotor?
5. Bagaimana cara mengatasi jika terjadi penumpukan linen kotor di rumah sakit?

Step 3. Analisis Masalah (Brainstorming)

1. Bagaimana urutan proses dalam penanganan linen di rumah sakit?


 Pertama, Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci
dan kebutuhan deterjen dan disinfektan.
 Kedua, Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah dan muntahan dengan
menggunakan mesin cuci infeksius.
 Ketiga, Mencuci dikelompokan berdasarkan tingkat kekotorannya.
2. Apakah penting penerapan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan linen bagi
pegawai unit laundry?
 Penerapan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan linen bagi pegawai unit
laundry sangat penting karena SOP membantu dalam menjaga kebersihan, keamanan,
dan kesehatan dalam pengelolaan linen. SOP pengelolaan linen membantu dalam
meningkatkan efisiensi kerja dalam penyediaan linen bersih memperhatikan aseptic
dan antiseptik dalam pelayanan linen serta membantu dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit. SOP juga membantu dalam memastikan bahwa
prosedur kerja pengelolaan linen memenuhi syarat yang ditetapkan. Dengan
menerapkan SOP pengelolaan linen, pegawai unit laundry dapat memastikan bahwa
setiap langkah dalam pengelolaan linen dilakukan dengan konsisten dan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Hal ini akan membantu dalam meningkatkan kualitas
pelayanan, menjaga kebersihan, serta meminimalkan risiko infeksi terkait dengan
pengelolaan linen.
3. Apa yang menyebabkan terjadinya infeksi nosocomical?
 Infeksi nosocomical adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit, yang disebabkan oleh
jamur dan virus melalui udara, air, atau kontak langsung dengan pasien yang ada di
rumah sakit.
4. Apa yang terjadi jika terdapat penumpukan linen kotor?
 Stok linen bersih berkurang, sehingga dapat menganggu proses pelayanan terhadap
pasien rawat inap. Tidak hanya itu, Ketika terdapat penumpukan linen kotor, beberapa
hal dapat terjadi, termasuk gangguan kesehatan bagi pekerja laundry, potensi
penularan penyakit bagi pasien, staf, dan pengguna linen lainnya, serta risiko infeksi
nosokomial. Penumpukan linen kotor juga dapat mengotori linen bersih dan
menyebabkan gangguan kesehatan dan lingkungan hidup. Selain itu, penumpukan
linen kotor juga dapat membuang banyak waktu dan menyebabkan ketidaksesuaian
antara takaran bahan pencuci dengan jumlah linen yang dicuci.
5. Bagaimana cara mengatasi jika terjadi penumpukan linen kotor di rumah sakit?
 Melakukan laundry diluar rumah sakit akan tetapi hal tersebut dapat menimbulkan
resiko tinggi, atau bisa juga dengan meminta keluarga pasien untuk membawa kain
alas sendiri.

Step 4. Menyusun Penjelasan secara Skematis


Seperti yang terlihat pada kasus di atas, unit laundry di Rumah Sakit X menghadapi
masalah dalam memenuhi peningkatan permintaan linen steril untuk pasien rawat inap. Hal
ini menyebabkan TOI kurang dari 1 hari dan menumpuk linen kotor. Untuk mengatasi
masalah ini, beberapa linen dikirim ke fasilitas eksternal, namun hal ini menyebabkan
peningkatan infeksi nosokomial. Oleh karena itu, Komite PPI Rumah Sakit segera mengambil
tindakan untuk menyelidiki dan menyelesaikan masalah tersebut.
Step 5. Menentukan learning objective (LO)
1. Pelayanan Laundry
2. Manajemen Linen di Rumah Sakit
3. Pengelolaan Linen
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada Pengelolaan Linen dan Laundry
5. Prosedur Pelayanan Linen
6. Perencanaan Kebutuhan Linen di Rumah Sakit
7. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Linen di Rumah Sakit
Step 6. Mengumpulkan Informasi dari Luar Diskusi dan Belajar Mandiri
1. Pelayanan Laundry
Menurut Rumekso (2002:23) mengatakan bahwa laundry adalah salah satu bagian didalam
housekeeping department yang bertanggung jawab atas semua cucian yang dikirm
kepadanya. Cucian- cucian yang dikirim ke laundry and dry cleaning.
2. Manajemen Linen di Rumah Sakit
Menurut Depkes RI 2004, manajemen linen rumah sakit merupakan suatu sistem
pengelolaan linen yang ada di rumah sakit.
3. Pengelolaan Linen
Menurut Permenkes No.7 tahun 2019, pengelolaan linen terbagi menjadi 2 yaitu Linen
Infeksius (semua jenis linen yang terkena cairan tubuh pasien, seperti darah, nanah, air
seni, fases dll) dan Linen non Infeksius (semua linen kotor yang tidak terkena cairan tubuh
pasien atau kotoran pasien).
Dalam pengelolaan linen terdapat beberapa tahapan :
1. Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan
2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor
3. Pencucian
4. Pemerasan
5. Pengeringan
6. Penyetrikaan
7. Pelipatan
8. Penyimpanan
9. Pendistribusian
10. Jenis kerusakan ada yang dapat diperbaiki dan ada pula yang memang harus diganti,
penggantian dapat segera dilakukan petugas laundry dengan mengirimkan formulir
permintaan linen ke pihak logistic.
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada Pengelolaan Linen dan Laundry
Menurut Permenkes RI no.7 tahun 2017, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang
selanjutnya disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya
infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan.
5. Prosedur Pelayanan Linen
1. Petugas logistik laundry menerima form setoran linen kotor dan merekap permintaan
linen bersih dari ruangan
2. Petugas ruangan menyetorkan linen kotor ke ruang pemilahan.
3. Petugas laundry melakukan pencucian dan dekontaminasi secara bersamaan di dalam
mesin cuci
4. Petugas laundry melakukan proses pengeringan di mesin pengering.
5. Petugas melakukan penyetrikaan.
6. Petugas laundry melakukan penyimpanan linen ke dalam almari dengan metode FIFO
dan mengisi kartu stok.
7. Petugas laundry menyiapkan linen bersih untuk didistribusikan ke ruangan dengan
memeperhatikan sistem FIFO dan mengisi kartu stok
6. Perencanaan Kebutuhan Linen di Rumah Sakit
549/SPO/RSI-SA/I/214 1 Januari 2014, Prosedur Adalah Standar baku untuk
merencanakan kebutuhan linen di RS agar kebutuhan linen tercukupi:
1. Sebagai acuan bagi petugas untuk pengadaan linen
2. Menyamakan jenis linen yang dipakai, Linen harus memenuhi standart pelayanan
kesehatan rumah sakit:
- Standart linen yang dibutuhkan Tidak panas, Tidak mengandunng nylon
Lembut, tidak menimbulkan iritasi, Daya serap tinggi, Warna tidak mudah
pudar.
- Standart jumlah Perbandingan 1:3 yaitu; 1 part stok dipakai, 1 part stok simpan
ruangan, 1 part stok dicuci
3. Warna, ukuran dan desain linen menyesuaikan dengan ruangan masing- masing
instansi
4. Tata laksana Bagian Laundry mengajukan linen baru sejumlah kebutuhan sesuai
standart ke Direksi dengan sepengetahuan Kepala Bagian terkait. Bila sudah ada
disposisi Unit Laundry mengadakan pemesanan linen sesuai kebutuhan dengan
menggunakan surat pelaksanaan Linen yang telah diterima selanjutnya didistribusikan
ke seluruh bagian rumah sakit Tim KPPI, Ruang Rawat Inap, Ruang Rawat Jalan,
Instansi Terkait
7. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Linen di Rumah Sakit
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan linen di rumah sakit penting dilakukan untuk
memastikan linen dikelola dengan baik dan bersih. Menurut sebuah studi tentang evaluasi
pengelolaan linen di unit laundry rumah sakit, pemantauan diperlukan untuk memastikan
bahwa protokol dipatuhi oleh staf dan bahwa pelatihan diberikan kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai