Anda di halaman 1dari 54

RUMAH SAKIT SRI PAMELA

Jln . Sudirman no 259 Tebing Tinngi


Email :

SURAT KEPUTUSAN
Nomor:000000000000000
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PONEK

Menimbang : 1. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN)
di Rumah Sakit Sri Pamela masih tinggi.
2. Bahwa program PONEK di rumah sakit merupakan upaya terobosan
yang efisien dalam rangka menurunkan AKI dan AKB menuju
sasaran MDGs.
Mengingat : 1. Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang RI No. 29 tahun 1994 tentang praktik kedokteran.
3. Peraturan Menteri kesehatan RI No.1333/Menkes/SK/XII/ 1999
tentang standar pelayanan rumah sakit.
Memutuskan
Menetapkan : 1. Nama-nama terlampir berikut untuk menjabat sebagai ketua dan
anggota tim PONEK
2. Ruang lingkup PONEK, sebagai berikut :
a. Rawat jalan : terdiri dari poliklinik kandungan dan poliklinik anak
b. IGD
c. OK( Kamar Operasi)
d. Ruang bersalin(VK)
e. ICU
f. NICU( Neonatus Intensif Care Unit)
3. Masa kerja tim ponek selama 3 tahun mulai dari 2016- 2019.
4. Pertanggungjawaban kerja dilaporkan kepada Kepala Rumah Sakit
5. Tugas tim ponek sebagaimana terlampir berikut.
6. Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan di lakukan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : TEBING TINGGI


Pada Tanggal : 00000000
Direktur Rumah Sakit SRI PAMELA T.TINGGI

Dr.Hj.Nina Zuliani. MARS

1
Lampiran I
Daftar nama keanggotaan tim PONEK

No. NAMA PROFESI JABATAN DALAM TIM


1. dr.TM Rizky Sp.OG Dokter Ketua
2. dr.A. Faisal,Sp.A Dokter Wakil
3 dr.Meri yanti Situmorang Dokter Koordinator penyelenggara PONEK
4 Nani Riris,AM.Keb Bidan Bidan koordinator
5 Anita Sinaga, AM.Keb Bidan Bidan koordinator
6 Inoy Astuti, AM.Keb Bidan Anggota
7 Devi Sumaria ,AM.Keb. Bidan Anggota
8 Lusiana Tosika, AMKeb Bidan Anggota
9 Santi Sirait,AM.Kep Perawat Anggota
10 Jeni Riana,Am.Keb Bidan Anggota
11 Septi,AM.Keb. Bidan Anggota
12 Putrika sarii, AM.Kep Perawat Anggota
13 Leni damayanti , Am.Kep Perawat Anggota
14 Nadya, AM.Keb Bidan Anggota
15 Ayu Tika Pranita, AM.Keb Bidan Anggota
16 Friska Turnip, AM.Keb Bidan Anggota
17 Ardiana, AM.Keb Bidan Anggota
18 Fitri, AM.Keb Bidan Anggota
19 Rini Mulia Sari,AM.Keb Bidan Anggota
20 Lasma D.Rajagukguk Bidan Anggota
21 Sabrina Mardiana,AM.Keb Bidan Anggota
22 Nina Anggraini.AM.Keb Bidan Anggota

2
LAMPIRAN II
STRUKTUR TIM PONEK RUMAH SAKIT TK. IV. DR.BRATANATA

KETUA
dr.TM Rizky, Sp.OG

WAKIL KETUA
SEKRETARIS
dr. A. Faisal, Sp.A
dr. Meri Yanti situmorang

PENYELENGGARA
PONEK 24 JAM
1. Lusiana AM.Keb
2. Inoy AM.Keb

PELAYANAN KESEHATAN RUMAH


RAWAT SAKITIBU
GABUNG
MATERNAL DAN NEONATUS SAYANG IBU
DAN DAN BAYI
BAYI

1. Nani Riris 1.
1. Santi AMK
Devi Sumaria AM.Keb
s 2. Ardiana AM.Keb
Am.Keb 2. Nadya AM.Keb
PELAKSANAAN
2. Anita RUJUKAN
sinaga 3. Ayu tika AMKeb
Am.Keb
1. Friska AM.Keb
2. Septi AM.Keb
INISIASI MENYUSUI DINI PERAWATAN METODE
DAN ASI EKSKLUSIF KANGGURU PADA BBLR
1.Putri Ika Sari AMK 1. Jeny AM.Keb
Lampiran
2.Leni III
Damayanti AMK 2. Fitri AM.keb
TUGAS TIM PONEK

1. Membantu pimpinan RS dalam membuat program kerja PONEK di RS SRI PAMELA


TEBING TINGGI
2. Melakukan pelayanan PONEK di masing-masing unit terkait yang telah ditentukan
3. Membuat laporan hasil kegiatan per bulan yang dianalisa per triwulan dan di evaluasi
setiap tahun.
4. Membuat laporan dokumentasi kegiatan PONEK
5. Membuat SPO, pedoman,dan standar pelayanan untuk setiap unit terkait PONEK
6. Melaksanakan pelayanan PONEK sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan oleh
Rumahsakit.
7. Melakukan pelaporan evaluasi yang dipertanggung jawabkan kepada kepala Rumahsakit

3
Lampiran IV
PROGRAM KERJA TIM PONEK

1. Melaksanakan audit maternal dan perinatal secara internal.


- Audit maternal dan perinatal dilakukan perbulan untuk menganalisa kasus
kematian maternal dan neonatal terbanyak pada bulan tersebut.
- Audit maternal dan perinatal mengangkat kasus semua kematian bayi yang lahir
secara sectio caesarea di rumah sakit.

2. Melengkapi sarana dan pra sarana penukung pelayanan PONEk dengan menambah
alat seperti : Cpap, Ncpap, Neo pap, Infant warmer, Inkubator transport, Memperluas
ruangan perawatan bayi resiko tinggi, membuat ruang khusus untuk melaksanakan
perawatan metode kangguru.

4
RUMAH SAKIT SRI PAMELA
Jln . Sudirman no 259 Tebing Tinggi
Email :

SURAT KEPUTUSAN
NOMOR :0000000000000000000
TENTANG
PENANGGUNG JAWAB PONEK

Menimbang : Bahwa untuk kepentingan rumah sakit dalam pelaksanaan pelayanan PONEK
di RS Sri Pamela Tebing Tinggi mengeluarkan surat tugas.

Mengingat : Surat keputusan kepala Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi
tentangpembentukan tim PONEK sehingga perlu ditunjuk dokter penanggung
jawab pelaksanaan pelayanan PONEK.

MEMUTUSKAN

Kepada : dr. TM Rizky Sp.OG

1. Seterimanya surat keputusan ini, disamping tugas dan tanggung jawab jabatan yang ada,
ditunjuk sebagai dokter penanggung jawab pelaksana pelayanan PONEK RS Sri Pamela
Tebing Tinggi.
2. Menjalankan tugas dan tanggung jawab selaku dokter penanggungjawab pelaksana
pelayanan PONEK sesuai dengan prosedur
3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggungjawab.
4. Tugas ini diberlakukan terhitung sejak tanggal dikeluarkannnya surat ini sampai dengan
tiga tahun kedepan.

5. Surat keputusan ini akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya, apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapanya.

Ditetapkan di : TEBING TINGGI


Pada Tanggal : 00000000
Direktur Rumah Sakit SRI PAMELA T.TINGGI

Dr.Hj.Nina Zuliani. MARS

5
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR:0000000000000000000
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PONEK 24 JAM
RS Sri Pamela Tebing Tinggi

Rumah Sakit Sri Pamela ditetapkan sebagai rumahsakit PONEK 24 jam

Tujuan : 1. Mendapat fasilitas pelayanan yang lebih lengkap


2. Memberikan pelayanan kesehatan pada ibu/bayi resiko tinggi dengan
cepat dan tepat
3. Mengurangi angka kematian ibu dan bayi
Ketentuan : 1. Ada dokter spesialis kebidanan (SpOG), spesialis anak (SpA), spesialis
anastesi (Sp.An), dokter umum yang sudah terlatih, bidan, dan perawat

6
yang sudah terlatih dan yang pernah mengikuti pelatihan khusus
seperti:pelatihan PONEK, manajemen laktasi, resusitasi neonatus,
penatalaksanaan BBLR, dan lain-lain.
2.Pelayanan maternal untuk pasien rawat jalan dilakukan di poliklinik
kebidanan ( PPK I) sedangkan untuk pasien rawat inap dilakukan
melalui IGD dan diteruskan di ruang perawatan Rambung.
3.Pelayanan neonatal untuk pasien rawat jalan dilakukan di poli KIA/
pemantauan tumbuh kembang anak sedangkan pasien rawat inap
dilakukan melalui IGD dan diteruskan di ruang perawatan neonatus
intensif care unit(NICU) BAB1Penyelenggaraan PONEK 24 jam
dilakukan di RS.Sri Pamela bekerjasama dengan unit pelayanan IGD,
OK dan ICU,NICU dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu
dan bayi resiko tinggi dengan cepat dan tepat
4. Rawat gabung ibu dan bayi sehat dilakukan diruang perawatan nifas
setiap saat terkecuali pada saat jam besuk bayi dikembalikan keruang
perawatan bayi sehat.
5. IMD( inisiasi menyusui dini) dilakukan pada setiap persalinan di ruang
bersalin(VK) dan ruang OK( terkecuali ada indikasi khusus seperti
bayi lahir dengan Asfiksia atau ibu bayi meninggal)
6. ASI eksklusif diberikan setiap saat sesegera mungkin setelah bayi lahir
7. Perawatan metode kangguru dilakukan pada bayi BBLR dengan berat
badan < 2500 gram tanpa indikasi khusus.
8. RSSIB( rumahsakit sayang ibu dan bayi) melaksanakan program 10
langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna
menuju Rumah Sakit sayang ibu dan bayi
9. Pelaksanaan Rujukan dilakukanantar rumahsakit (rujukan ke luar
rumahsakit )RS Sri Pamela juga menerima rujukan dari unit pelayanan
kesehatan lain (puskesmas,bidan praktek swasta).

Ditetapkan di : Tebing Tinggi,


Pada Tanggal : 0000000000000

dr.Nina Zuliani. MARS

BAB I

7
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti kita ketahui bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian Neonatal (AKN) di
indonesia masih tertinggi diantara Negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. AKI dari
390/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 1994), menjadi 307/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2002-2003.
Di samping index pembangunan manusia di indonesia berada pada urutan ke 107
dibandingkan dengan bangsa lain dan selama 5 pada urutan terakhir ini mengalami perbaikan
namun sangat lambat. Pada konferensi tingkat tinggi perserikatan bangsa-bangsa pada tahun
2000 disepakati bahwa terdapat 8 tujuan pembangunan Millenium (Millenium Development
Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang
terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu;
1) Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua pertiga dari AKB pada tahun
1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2) Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga perempat dari AKI pada tahun 1990 dari 307
menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu,bayi dan bayi baru lahir secara terpadu dalam pembentukan Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) di tingkat puskemas.
Rumah sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan salam pelayanan
kedaruratan dalam maternal dan neonatal,yang sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir.

Selanjutnya diharapkan pedoman penyelanggaraan ponek dirumah sakit ini dapat dijadikan
panduan bagi tim ponek rumah sakit dalam pelaksanaan program ponek di rumah sakit
kabupaten/ kota serta bagi dinas kesehatan propinsi/ kabupaten/ kota di pergunakan untuk
menurunkan AKI dan AKB di wilayah kerjanya.

B. Tujuan Pedoman
1) Tujuan umum
Menyelanggarakan pelayanan obstetrik dan neonatal yang bermutu melalui standarisasi
rumah sakit PONEK 24 jam, dalam rangka menurunkan AKI dan AKB di rumah sakit.
2) Tujuan khusus
 Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan
PONEK
 Terbentuknya tim PONEK rumah sakit
 Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar
 Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab program
pada tingkat kabupaten / kota, propinsi dan pusat dalam manajemen PONEK
C. Ruang Lingkup Pelayanan Rumah Sakit PONEK 24 Jam.
1) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
 Pelayanan kehamilan

8
Merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam standar pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2010)
Tujuan :
1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbah
kembang bayi
2. Meningkatan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu serta janin
3. Mengenali secara dini kelainan atau konplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil.
 Pelayanan persalinan
Proses pergerakan keluarnya janin, placenta, dan membrane dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembekuan dan dilatasi serviks akibat
kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan teratur.

 Pelayanan Nifas atau Puerperium


Masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti
sebelum hamil lamanya nifas itu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011)

 Asuhan Bayi Baru Lahir


Memberikan pertolongan pada BBL, normal dengan segera dengan tujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi.
 Imunisasi Stimulasi, Deteksi, Interfensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
 Imunisasi : merupakan upaya/ cara perlindungan terhadap infeksi yang paling
efektif dan lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah
jatuh sakit.
 Stimulasi : Kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
 Deteksi tubuh kembang anak adalah kegiatan/ pemeriksa untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah.
 Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak
yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai
dengan umumnya.
Program :
SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi, intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5 tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat dengan tenaga
profesional (kesehatan, pendidikan, dan social).

2) Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan resiko tinggi


o Masa Antenatal
 Perdarahan pada kehamilan muda

9
Memberikan perawatan pada ibu dengan pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
 Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
 Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Terjadinya implantasi (kehamilan) diluar kavum uteri. Kebanyakan terjadi di
tuba.
o Masa Intranatal
 Ketuban Pecah Dini (KPD)
Pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.
 Section Caesaria
Suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 1000 gram melalui
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh atau bekas section caesaria atau
histerektomi.
 Plasenta Manual
Prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan
mengeluarkannya dari cavum uteri secara manual.
 Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
Kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada bayi segera setelah lahir.
 BBLR
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
 Resustasi bayi baru lahir
Suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernafas secara
spontan.

o Masa Post Natal


 Masa Nifas
 Demam pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan
 Keluarga berencana
 Asuhan bayi baru lahir sakit

3) Pelayanan Kesehatan Neonatal


 Hiperbilirubinemia
Bayi dengan kadar bilirubin serum melebihi normal
 Asfiksia
Kegagalan nafas secara spontan dan teratus terhadap bayi segera setelah lahir.
 Kejang
Perubahan pada bayi secara tiba-tiba terhadap fungsi neurologi baik fungsi
motorik atau fungsi otonom karena kelebihan pancaran listrik pada otak.
 Sepsis Neonatal
Suatu infeksi bakteri berat yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir.
 Kangguru
Kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini terus menerus dan dikombinasi
dengan pemberian ASI ekslusif.

10
 Resusitasi Neonatus
Suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernafas secara
spontan.
 Penyakit Membrane Hyalin
Keadaan bayi yang sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah
dilakukan resusitasi dan berhasil tetapi beberapa saat kemudian mengalami
gangguan nafas.

4) Pelayanan Ginekologis
 Kista Ovarium
Merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan/ setengah cair yang
tumbuh dalam indung telur.
 Infeksi Saluran Genetalia
Merupakan infeksi di alat kelamin yang ditularkan tanpa atau melalui hubungan
seksual.
 Abses
Suatu penimbunan nanah/ pus biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
 HIV/ AIDS
Sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

5) Perawatan Khusus/ High Care Unit dan Transfusi Darah


Perawatan khusus disebut juga dengan intermediate Nard. Ditujukan untuk
memberikan pelayanan secara intensif untuk pemantauan fungsi vital secara terus
menerus dalam 24 jam. Pada perawatan ini pasien tidak memerlukan alat bantu nafas
khusus. Ruang perawatan kebidanan RS. Dr. Bratanata memiliki ruangan intermediate
yang berkapasitas dua tempat tidur yang dilengkapin alat khusus.

D. Batasan Operasional
1. Dokter spesialis anak dan dokter spesialis obstetri dan ginekologi ada di rumah sakit.
2.`Adanya tenaga kesehatan yang terlatih (dr. SpA, dr. SpOG, bidan, perawat) dalam
PONEK.

E. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3495).

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Negara Nomor 4431).

11
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4437).

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999


tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang


Sistem Kesehatan Nasional, diatur Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan
Masyarakat.

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005


tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006


tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


PENGERTIAN
Seorang perawat atau bidan profesional yang diberi tanggung jawab wewenang
dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan PONEK 24 jam Rumah Sakit Sri
Pamela Tebing Tinggi.

PERSYARATAN
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
- 1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
- 1 dokter spesialis anak
- 1 dokter di Unit Gawat Darurat
- 3 orang bidan (1 koordinator dan 2 penyelia)
- 2 orang perawat
Tim PONEK Ideal ditambah :
- 1 Dokter spesialis anesthesi/ perawat anesthesi
- 6 Bidan pelaksana
- 10 perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
- 1 petugas laboratorium
- 1 pekarya kesehatan
- 1 petugas administrasi

TANGGUNG JAWAB

12
Secara struktural kepala seksi keperawatan bertanggung jawab kepada kepala Rumah
sakit.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pembagian (penempatan) tenaga perawat/bidan profesional sesuai dengan kebutuhan
ruangan.

C. PENGATURAN JAGA
Perawat/bidan yang terlatih dalam kegiatan sehari-hari berkolaborasi dengan tenaga
medis dan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan Rumah
sakit.

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

Kelas RUANG SENAM RUANG BAYI


III HAMIL
IGD SEHAT
13
Kelas II
NURSE STATION POJOK
K.9 K.10
ASI
RUANG
BERSALIN

( VK)
Pav.I Pav. II inter RUANG ADM
RUANG
medi KANGGURU
ate RUANG RUANG
KONSELING KANGGURU

OK
RUANG
ICU PERAWATAN
RUANG ISOLASI BAYI RESIKO
TINGGI

LABORATORIUM

B. Standar Fasilitas
Dalam rangka program menjaga mutu pada penyelenggaran PONEK harus dipenuhi hal-
hal sebagai berikut :
- Ruang inap yang leluasa dan nyaman
- Ruang tindakan Gawat Darurat dengan instrument bahan yang lengkap
- Ruang pulih/observasi pasca tindakan.
a. Kriteria Umum Ruangan
1. Memiliki struktur fisik
2. Kebersihan
3. Pencahayaan
4. Ventilasi
5. Pencucian tangan
b. Kriteria Khusus Ruangan
1. Ada area cuci tangan di ruangan obstetri dan neoratus
2. Area resusitasi & stabilisasi di ruangan obstetri dan neonatus/UGD
3. Ruangan maternal terdiri dari :
- Kamar bersalin
- Unit perawatan intensif/eklamsia/sepsis
4. Ruangan neonatal terdiri dari :
- Unit perawatan intensif
- Unit perawatan khusus
- Area laktasi

14
- Area pencucian inkubator
5. Ruang Operasi
6. Ruangan Penunjang
- Ruang Bidan (Nurse station)
- Ruang MR
- Ruang staf Medis
c. Sarana Penunjang
1. Unit tranfusi darah
2. Laboratorium
3. Radiologi & USG
d. Peralatan esensial
1. Peralatan Maternal esensial
2. Peralatan Neonatal esensial

e. Obat-obatan
1. Obat-obatan maternal khusus PONEK
- Ringer Asetat - Ca glukonat 10 %
- D10% - Ampicillin
- D40% - Gentamisin
- NaCl 0,9 % - Kortison/Dexametaxon
- Adrenalin /epinefrin - Aminopillin
- Metronidazole - Transamin
- KCL - Dopamin
- RL - Dobutamin
- MgSO4 40% - Sodium bicarbonat 8,4 %
- Nifedipine
2. Obat-obatan neonatal
- D10% - NaCl 0,9% 500 ml
- D40% - Ca.Gluconat 10 ml
- KCL - Dopamin
- N5 - Dobutamin
- NaCl 0,9% 25 ml - Adrenalin/epinefrin
- Morphin - SA
- Midazolame - Phenobarbital injeksi
- Sodium bicarbonat 8,4% - MgSO4 20%
- Ampicillin - Gentamicin

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergence
Komprehensif (PONEK).Ibu dan bayi bisa memperoleh ANC dan pelayanan tumbuh kembang

15
dilingkungan Rumah sakit. Untuk Ibu dan bayi yang memerlukan perawatan lansutun atau
spesialistik akan dirawat dimana yang telah ditentukan oleh dokter umum yang telah terlatih
(PONEK) setelah mendapatkan informasi, edukasi tentang kondisi pasien pada saat pemeriksaan
di ruang UGD dan perawatan/pengobatan dialihkan kepada dokter yang bertanggung jawab
(dokter spesialis).

BAB V
LOGISTIK
Persyaratan Minimal peralatan
1. Peralatan maternal
a. Kotak resusitasi
- Ambu bag - Pipa endotraceal
- Laringoscop - Section
- Canute/slang O2 - Alat suntik
- Masker O2 - Epinefrin
- Plester - NaCl 0,9%
- Gunting - MgSO4 40%
- Inf. Set - Vena Chateter
- Sodium bicarbonat
b. Inkubator

16
c. Radian Warmer
d. Extraktor vakum
e. Forcep naegele
f. AVM
g. Pompa vakum listrik
h. Monitor denyut jantung
i. Dopler
j. Set Sectio Caesaria

2. Peralatan Neonatal
a. Inkubator …...……………………..7
b. Infant wamer : IGD I……...………2
Kamar bersalin I.
c. Pulse Oksimeter neonatus………1
d. Terapi Sinar……………………….2
e. Syring pump……………………..10
f. Tabung O2………………………..2
g. Lampu tindakan…………………..1
h. Alat resusitasi neonatus…………1
i. Cpap………………………………1
j. Inkubator transport………………1

Bila Rumah sakit PONEK akan dikembangkan menjadi nicu perlu dilengkapi dengan :
- Infus
- Ventilator
- 5 tempat tidur

17
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Standar keselamatan pasien untuk PONEK adalah standar keselamatan pasien untuk pelayanan
PONEK adalah :
1. Hak Pasien/Keluarga
Pasien atau keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi pelayanan PONEK
termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
2. Mendidik Keluarga
Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kewajiban dan tanggung jawab keluarga
akan pelayanan PONEK.
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan PONEK dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan.
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci staf untuk mencapai keselamatan pasien.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

STANDAR KESELAMATAN KERJA UNTUK PELAYANAN PONEK


Melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan kerja Rumah sakit harus
memperbaiki pelayanan, memonitoring dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan
data, menganalisis secara intensif kejadian tidak diinginkan dan melakukan perubahan
untuk peningkatan kinerja.

18
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Intervensi PONEK perlu dipertahankan dan ditingkatkan melalui pelatihan ANC &
PONEK.
Efektifitas fungsi PONEK nerupakan pencapaian pelayanan yang bermutu melalui
standarisasi Rumah sakit PONEK 24 Jam dalam rangka menurunkan AKI dan AKB di Rumah
sakit.

19
BAB IX
PENUTUP

PONEK dilaksanakan di Rumah Sakit Kabupaten/Kota dan menerima rujukan dari dan
oleh tenaga/fasilitas kesehatan tingkat desa & masyarakat atau Rumah sakit. Kegiatannya
memberikan pelayanan PONEK di Rumah sakit Kabupaten/Kota untuk aspek obstetri ditambah
dengan transfusi darah dan bedah Caesaria dan untuk neonatal diberikan perawatan neonatal
yang intensif. Rumah sakit PONEK 24 jam memiliki tenaga dan kemampuan serta sarana dan
prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pelayanan, pertolongan, kegawat
daruratan obstetri dan neonatal dasar maupun komperhensif untuk secara langsung terhadap ibu
hamil atau ibu bersalin dan ibu nifas, baik yang datang sendiri atau rujukan atau masyarakat,
bidan di desa, puskesmas, & puskesmas PONEK.

KEGIATAN PONEK DI RUMAH SAKIT SRI PAMELA TEBING TINGGI

I. PENDAHULUAN
Penurunan AKI dan AKB berkontribusi dalam meningkatkan induk pembangunan
manusia (IPM) daerah dan Negara yang salah satu indikatornya adalah derajat
kesehatan. Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen
internasional.

II. LATAR BELAKANG


Angka kematian bayi Rs.SRI PAMELA pada tahun 2015 adalah 25 per 583 kelahiran
hidup. Saat ini angka kematian bayi diperkirakan lebih dari setengahnya terjadi pada
masa perinatal yang di sebabkan oleh prematur dan asfiksia.
Menurut hasil data yang ada di Rs. SRI PAMELA tahun 2014 terdapat ibu hamil
yang memiliki faktor resiko antara lain ibu hamil yang memiliki usia kurang 20

20
tahun dan ibu bersalin yang memiliki paritas 3 atau lebih. Penyebab dari kematian
ibu maternal adalah eklamsia (hipertensi).
Diupayakan pada tahun 2015 terjadi penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi dengan menindaklanjuti kasus- kasus kematian ibu dan bayi dalam
audit klinis maternal dan neonatal yang dilaksanakan perbulan untuk mengevaluasi
penyebab kematian tersebut.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan Umum adalah menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan
ibu.
Tujuan Khusus:
 Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian ibu dan
bayi
 Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayananan
obsterik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24
jam)
 Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan Pemberian Asi Eklusif
 Meningkatjan fungsi rumah sakitsebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan
ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya
 Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam perawatan metode kangguru (PMK)
pada BBLR
 Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB
10 langkah menyusui dan peningkatkan kesehatan ibu

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan pokok
1. Melaksanakan audit maternal dan perinatal secara internal.
- Audit maternal dan perinatal dilakukan perbulan untuk menganalisa kasus
kematian maternal dan neonatal terbanyak pada bulan tersebut.
- Audit maternal dan perinatal mengangkat kasus semua kematian bayi yang lahir
secara sectio caesarea di rumah sakit.

21
.
Grafik angka kematian bayi tahun 2014

5
5
4
4 4
3
3 3 3 3
2
2 2 2 2
1
1
0
I I EI I LI
A
R
A
R ET R
IL
M U
N U U
S
ER ER ER ER
U U R P J J T B B B B
A S
N R M A U M TO EM M
A B G TE K V SE
J FE A P O O E
SE N D

DAFTAR ANGKA KEMATIAN BAYI TAHUN 2014

Jan Feb Mar Apri Mei Juni Juli Ags Sep Okt nov des
l
Premature 1 - 1 - - 1 1 - - 1 1 2
BBLR 1 - 1 - - - 1 - - 1 - -
PJB 1 - - - - - - - 1 - - -
Sepsis - 1 - - - - - - - - - 1
Hisprung - - - - - 1 - - - - - -
Asfiksia - - 1 - 1 - - 1 2 1 2 1
Enchepabol - - - - - - - - - 1 - -
e

22
Hernia - - - - - - - - - - 1 -
Ileus - - - - - - - - - - 1 -
umbilical
Labio palate - - - - 1 - - - - - - -
Broncho - - - 2 - - - - - - - -
Pneumonia
RDS - - - - 1 - - - - - - -
Kejang - - - - - - - 1 - - - -

GRAFIK NEONATUS SAKIT JANUARI- DESEMBER 2014

123
120

100

80 70
60 52 55

40 29
23
20 10 11
6 4 5
0
S R S R LR IA SIS ... ... D S G TIS BP
A L B IKS EP IR EN R U N I
L BB B F IL G R G
BB AS
S RB N ISP NIN
IPE .KO H
M
E
H K

Analisa : Jumlah kasus neonatus terbanyak pada tahun 2014 adalah bayi dengan
diagnosa Sepsis menempati urutan pertama setelah kasus asfiksia, hal ini dikarenakan tingginya
angka rujukan bayi dari rumahsakit lain yang merujuk ke RS .SRI PAMELA TEBING TINGGI
Tindak Lanjut : analisa kasus terbanyak di bahas melalui Audit klinis neonatal yang dilakukan
setiap bulan untuk menekan angka resiko sepsis pada neonatus.

23
Target : target yang akan dicapai pada tahun berikutnya diharapkan kasus bayi
dengan diagnosa sepsis dapat menurun setelah dilakukan audit klinis neonatus tersebut
GRAFIK PEMAKAIAN ALAT CPAP DAN VENTILATOR JANUARI-DESEMBER
2014

20
18
18
16
14 15
12 13 13
12
10
10 10
8 9
8 8
6
6
4 5
2
2
0 1 1
ir 0 ri0 t 0 ril0 ei0 ni0 li0 us0 er0 er r r
u a ua
r are ap m j u ju st b ob be be
n u m t m m
ja feb m ag pte ok ove ese
se n d
cpap ventilator

Analisa :Bayi dengan pemakaian alat Cpap tertinggi terdapat pada bulan
desember, hal ini dikarenakan ada penambahan alat Cpap sebanyak
2 set dan pengadaan alat Ventilator baru.
Tindak Lanjut :Dilakukan pelatihan penggunaan alat cpap baru dan pelatihan
pengoperasian alat Ventilator bagi perawat di ruang perawatan
bayi resiko tinggi.

24
JUMLAH ANGKA KEMATIAN NEONATAL TAHUN 2015
GRAFIK ANGKA KEMATIAN NEONATAL JANUARI - JULI TAHUN 2015

6
6 6
5
5
4

3
3 3
2

1
1 1
0
januari februari maret april mei juni juli

Diagnosa Jan Feb Mar April Mei Juni Juli TOTAL

RDS - - - - - 1 3 4

Gagal nafas 1 1 1 3 - - 1 7

Asfiksia berat 1 - - - 1 - - 2

Aspirasi meconium - - 1 1 - - - 2

Premature 1 - 1 2 - - - 4

Anemia 1 - - - - - - 1

Kejang 1 - - - - - - 1

HMD 1 - - - - - - 1

Sepsis - - - - - 2 1 2

TOTAL 6 1 3 6 1 3 5 25

Daftar kematian maternal April- Juli 2015

25
1. Bulan April 2015
Nama : Ny. Rosmiati
Umur : 42 tahun
Alamat : RT. 16 talang bakung
RM : 157797
Diagnosa : eklampsi
Ruangan : ICU

2. Bulan Mei 2015


Nama : Ny. Hayani
Umur : 44 tahun
Alamat : Desa Sungai kering Dusun Sungai buno Nipah panjang
Diagnose : eklampsi
Ruangan : ICU

3. Bulan Juni 2015


Nama : Ny. Warni
Umur : 37 tahun
Alamat : RT. 14 Desa Sengeti
Diagnosa :eklampsi
Ruangan : ICU

4. Bulan Juli 2015


Nama : Ny. Leni marlina
Umur : 29 tahun
Alamat : Dusun Aman damai RT.01 Papit Pemenang Barat
Diagnose : eklampsia
Ruangan : ICU

GRAFIK ANGKA KEMATIAN MATERNAL JANUARI - JULI 2015

26
1.2

1
1 1 1 1
0.8

0.6

0.4

0.2

0
0
januari 0
februari 0
maret april mei juni juli

Analisa : Kasus kematian maternal yang terjadi pada tahun 2015 terdapat 4 kasus
kematian di bulan April, Mei, Jun, Juli dengan diagnose yang sama yaitu
Eklampsia
Tindaklanjut : Dilakukan penkes ANC di poli kebidanan untuk setiap pasien dengan
kehamilan resiko tinggi.
Target : Menurunnya angka kematian pada ibu dengan kehamilan resiko tinggi.

GRAFIK NEONATUS RESIKO TINGGI

27
25

20 21 20

15
15
13
10
10
5 7 6
4 4 4
0 2 2 2 2 1
e ik ia LR i s
t
S
ur ter RD iks e ks psi jan
g
ium GE
A
u ng lus cele izis B
P
m
a ik sf B
B
In
f
se K e ko
n p r
p ha lo sch
e a . rs e a
pr T
m
e H
i
o c
e ph lato
si r e a
ri a yd nc iop
p H e b
as La

Data neonatus resiko tinggiJanuari – Juli 2015

28
No Diagnosa Januari Februari Maret April Mei Juni Juli TOTAL

29
1 RDS 2 3 2 1 2 2 3 15
2 Asfiksia 2 1 1 2 2 2 3 13
3 BBLR 2 2 - 1 2 3 - 10
4 Gagal nafas 2 1 1 3 - - 2 9
4 Prematur 3 3 4 2 3 3 3 21
5 T. Infeksi 1 - - 1 - 2 3 7
6 Kejang - - 2 2 - - 4
7 Encephalocele - - 1 - - 1 - 2
8 Ikterik 2 2 1 4 5 4 2 20
9 Labiopalatoschizis - - - 1 - 1 - 2
10 Sepsis - - - 1 2 2 1 6
11 Hirsprung - - - 1 - 1 - 2
12 Hydrocephalus - - - - - 2 - 2
13 GEA - - - - 1 2 1 4
14 Bronco pneumonia - - - - - 2 - 2
15 Meteorismus 1 - - - 1 - - 2
16 Febris - 1 - - 1 - - 2
17 Anemia - - 1 - - - - 1
18 Varicela - - 1 - - - - 1
19 Aspirasi mekonium - - 1 2 1 - - 4
20 Anuria - - 1 - - - - 1
21 Broncopneumonia - - - 1 - - - 1
22 TTN - - - 1 - - 1 2
TOTAL 15 13 14 23 20 27 19 131

DATA PEMAKAIAN ALAT CPAP DAN VENTILATOR JANUARI – JULI 2015

No. Bulan Cpap Ventilator


1 Januari 11 1
2 Februari 5 1

30
3 Maret 5 1
4 April 8 2
5 Mei 5 1
6 Juni 7 1
7 Juli 7 1

GRAFIK PEMAKAIAN ALAT CPAP DAN VENTILATOR JANUARI- JULI 2015

12

11
10

8
8
7 7
6 cpap
ventilator
5 5 5
4

2
2
1 1 1 1 1 1
0
januari februari maret april mei juni juli

Respon Time Penanganan Pasien PONEK di IGD< 10 Menit

31
120

100
100% 100% 100% 100% 100%
80

60

40

20

0
STANDAR april mei juni juli
Pencapaian
standar respon time

Analisa : Penanganan pasien PONEK di IGD telah memenuhi standar


respon time selama < 10 menit dengan target pencapaian 100 %.
Tindak Lanjut :Mempertahankan standar respon time pasien PONEK di IGD
melalui pemantauan kepala UGD
Target :Kemampuan menangani pasien PONEKdi IGD mencapai 100%

Respon Time Penanganan Pasien Ponek Di Kamar Bersalin(VK) < 30 Menit

32
100.2
100
99.8
100% 100% 100%
99.6
99.4
99.2
99
98.8 99% 99%
98.6
98.4
STANDAR April Mei Juni Juli
Pencapaian
Standar respon time

ANALISA ::penanganan di kamar bersalin pada bulan April dan Mei 2015
belum mencapai target respon time < 30 menit dikarenakan pada
saat melapor ke dokter DPJP melalui telepon tidak dapat dihubungi
atau telepon tidak diangkat.
TINDAKLANJUT : sosialisasi kepada dokter DPJP tentang Respon time pelayanan
pasien di kamar bersalin < 30 menit
TARGETPENCAPAIAN : setelah dilakukan sosialisasi target mencapai 100%.

Grafik respon time pasien sectio caesarea< 30 menit

33
100.5
100
100%
100% 100%
99.5
99
99%
98.5
98
98%
97.5
97
STANDAR April Mei Juni Juli
Pencapaian
Standar respon time

ANALISA :penanganan pasien operasi pada bulan April dan Mei 2015
belum mencapai target respon time < 30 menit, dikarenakan ada
pasien pada bulan tersebut yang mengalami kendala menunggu
tanda tangan persetujuan operasi dari suami pasien.
TINDAKLANJUT : untuk mempercepat pelayanan dibuat kebijakan mengenai
tanda tangan persetujuan operasi boleh diwakilkan oleh pihak
keluarga lain,dengan persetujuan suami dilakukan via telepon.
TARGETPENCAPAIAN : setelah di buat kebijakan tersebut target pencapaian
mengalami peningkatan pada bulan JUni dan Juli 2015 yaitu
mencapai 100% pada bulan tersebut.

Respon Time Pelayanan Kebutuhan Darah Di Laboratorium < 1 Jam

34
100.5
100
100% 100% 100%
99.5
99
99%
98.5
98
98%
97.5
97
STANDAR April Mei Juni Juli
Pencapaian
Standar respon time

ANALISA :penanganan kebutuhan darah pada bulan april Dan Juni


mengalami penurunan dikarenakan pasien pada bulan tersebut
mengalami hambatan yaitu ketidakcocokan (cross Chek) darah
TINDAKLANJUT : penambahan stok darah di Bank Darah Rumahsakit dr. Bratanata
TARGETPENCAPAIAN : target pencapaian 100%.

CLINICAL PATHWAY PEB DAN EKLAMPSI


Pemakaian MGSO4 40% di IGD

TW 1 TW 2 TW 3
(Oktober – Desember 2014) (Januari-Maret 2015) ( April-Juni 2015)

35
20%
Sebelum 30%
Sesudah Sesudah
Clinical Clinical Clinical
Pathway 50% 50%
Pathway Pathway
80% 70%

tidak memakai MGSO4 tidak memakai MGSO4 tidak memakai MGSO4


memakai MGSO4 memakai MGSO4 memakai MGSO4

Analisa
Terjadi peningkatan pemakaian MGSO4 di IGD pada setiap triwulan
Tindak lanjut
1. Sosialisasi hasil CP eklamsi di rapat obsgyn dan komite medik
2. Pendekatan persuasif kepada dokter jaga IGD dan dokter DPJP
Target
Target pencapaian diharapkan terjadi peningkatan 100%.

CLINICAL PATHWAY PEB DAN EKLAMPSI


Pemakaian anti hipertensi di IGD
TW 1 TW 2 TW 3
(Oktober – Desember 2014) (Januari-Maret 2015) ( April-Juni 2015)

36
10%
25%
Sesudah Sesudah
Sebelum 40% Clinical
Clinical Clinical
Pathway Pathway Pathway
60%
75%
90%

tidak memakai anti tidak memakai anti


hipertensi tidak memakai anti
memakai anti hipertensi hipertensi hipertensi

Analisa
Terjadi peningkatan pemakaian obat anti hipertensi di IGD pada setiap triwulan
Tindak lanjut
1. Sosialisasi hasil di rapat obgyn dan komite medik
2. Pendekatan persuasif kepada dokter jaga IGD dan dokter DPJP
Target
Target pencapaian diharapkan terjadi peningkatan 100%.

CLINICAL PATHWAY PEB DAN EKLAMPSI


Terminasi kehamilan < 12 jam

37
20% 20%
Sesudah Sesudah
Sebelum Clinical
Clinical 50% 50% Clinical
Pathway Pathway Pathway

80% 80%

lebih dari 12 jam lebih dari 12 jam lebih dari 12 jam


kurang dari 12 jam kurang dari 12 jam kurang dari 12 jam

Analisa
Terjadi peningkatan terminasi kehamilan pada pasien dengan eklampsi di setiap triwulan
Tindak lanjut
1. Sosialisasi hasil di rapat obgyn dan komite medik
2. Pendekatan persuasif kepada dokter jaga IGD dan dokter DPJP
Target
Target pencapaian diharapkan terjadi peningkatan 100%.

Foto- Foto Dokumentasi kegiatan PONEK


PELATIHAN PONEK INTERNAL

38
PELATIHAN PONEK INTERNAL

39
IGD RS dr. BRATANATA

40
PARTUS SET EMERGENCY 1 X 24 JAM DI IGD

Bed ginekologi di IGD


41
INFANT WARMER DI IGD

42
Ruang perawatan bayi resiko tinggi

43
N CPAP

VENTILATOR

INKUBATOR TRANSPORT

44
SYRINGE PUMP DAN INFUSE PUMP

PEMAKAIAN ALAT CPAP

45
PEMAKAIAN ALAT N CPAP

PEMAKAIAN ALAT VENTILATOR NEONATUS

46
47
Kamar bersalin(VK)

48
RUANG TINDAKAN KURETASE

ALAT PARTUS SET 1 X 24 JAM DI RUANG BERSALIN(VK)

SUCTION PORTABLE

49
DOPLER CTG ( CARDIO TOCO GRAPHY)

50
RESUSITASI NEONATUS DAN PEMASANGAN ETT DI IGD

51
RESUSITASI NEONATUS DAN PEMASANGAN ETT DI IGD

52
PERTOLONGAN PERSALINAN DI IGD

53
PPERTOLONGAN PERSALINAN DI IGD

54

Anda mungkin juga menyukai