Anda di halaman 1dari 51

BAB III

ANALISIS SITUASIONAL

A. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


1. Profil dan Gambaran Umum Rumah Sakit Tk.II dr.AK.Gani Palembang
Rumah Sakit Tk.II dr.AK Gani merupakan rumah sakit TNI Tk.II yang
merupakan tempat rujukan pasien-pasien dari daerah. Mempunyai tugas pook
menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi perumah sakitan kepada anggota
TNI dan keluarga serta PNS TNI dan keluarganya setiap saat sehingga bisa
memberikan pengayoman dan rasa aman. Disamping tugas pokok Rumah sakit
Tk.II dr.AK Gani juga melayani masyarakat umum sehingga diperlukan
pengelolaan yang terpadu dimana diharapkan menjadi titik kuat dan sumber dana
untuk menutupi kekurangan yang ada, sesuai Juklak Renugar Dephankam Nomor
Juklak/005/X/1990 DRJA Tanggal 25 Oktober 1990 dan Juklak Pangab Nomor
Juklak/01/III/1990.

2. Sejarah Singkat
Sebelum tahun 1950 Rumah Sakit Tk. II dr. AK Gani bernama
MILITAIRE HOSPITAL sebagai bagian dari MILITAIRE GENESKUNDIGE
DIENS (MGD) yang dipimpin oleh Letnan Kolonel dr.Nord Hoerecht dan Kapten
(Apoteker) Bouman, Rumah sakit ini dibawah Komando KNIL. Tepatnya pada
tanggal 13 Mei 1950 Rumah Sakit yang bernama MILITAIRE HOSPITAL
diserahkan oleh KNIL kepada APRI diwakili oleh Mayor dr.Ibnu Sutowo.
Pelaksanaan serah terima dilakukan secara bertahap berhubung dengan
pemindahan tentara KNIL dari daerah pedalaman ke Palembang, sementara itu
penggunaan Rumah Sakit masih secara bersama antara KNIL dan APRI.
Mengingat jasa-jasa dari dr. Ak.Gani yang waktu itu menjadi Gubernur Sumatera
Selatan, nama dr. AK.Gani dibuatkan menjadi nama Rumah Sakit berdasarkan
Surat Keputusan KASAD Nomor Skep/1210/VIII/1976 tanggal 27 Agustus 1976
dan peresmian nama Rumah Sakit diselenggarakan dalam rangka memperingati
Hari Kesehatan Angkatan Darat ke XXXI tanggal 16 Oktober 1976.

129
130

Pembangunan dan pengembangan sarana serta prasarana hingga saat ini


masih terus dilanjutkan begitu juga perbaikan pada sistem manajemen secara
bertahap dan berkesinambungan dilakukan perbaikan-perbaikan.

3. Visi, Misi,Tujuan, Motto, Falsafah dan Slogan


Sesuai dengan keputusan kakesdam II/Swj Nomor Skep 17/IV/2016 tanggal 12
April 2016 memutuskan Visi, Misi,Tujuan, Motto, Falsafah dan Slogan sebagai
berikut :
a. VISI
“Menjadi Rumah Sakit kebanggaan prajurit, PNS, dan keluarga
KODAM II / SWJ serta masyarakat umum sebagai pusat rujukan dalam
memberikan pelayanan kesehatan”
b. MISI
1) Memberikan pelayanan prima dan paripurna,
2) Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia,
3) Menyiapkan fasilitas yang representative dan memadai
c. TUJUAN
“ Tercapai derajat kesehatan yang optimal ”
1) Yakin bahwa semua penyakit ada obatnya yang masih harus
dicari/dipelajari
2) Allah hanya memperkenankan pengobatan dengan obat dan cara-
cara yang tidak diharamkan oleh Allah.
3) Yakin bahwa pelayanan kesehatan yang didasarkan karena Allah,
akan menjadi bagian dari ibadah kepada Allah.

d. MOTTO “ S6”
S6 : Simpatik , Senyum, Salam, Sentuh, Sabar, Sembuh

e. FALSAFAH
Menjunjung Tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan
kesehatan dengan tulus, ikhlas dan tanpa membedakan suku, agama dan
golongan.
131

f. SLOGAN
Tiada hari tanpa perubahan kearah yang lebih baik

4. Profil dan Gambaran Umum Ruang Teratai RS TK II dr AK Gani


Palembang

a. Visi Ruang Teratai RS TK II dr AK Gani Palembang


“Menjadi ruangan unggulan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang professional dan bermutu”

b. Misi Ruang Teratai RS TK II dr AK Gani Palembang


a) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan harmonis
b) Menjalin kemitraan dengan perawat lain baik didalam rumah sakit
maupun diluar rumah sakit
c) Memberikan pelayanan serta pemeliharaan kesehatan yang cepat,
tepat dan informative

c. Motto
“Setia melayani dengan kasih sayang dan empati”
132

d. Struktur Organisasi Ruang Teratai


Struktur Organisasi Ruangan Teratai
KA. INSTALASI WATNAP
HAPPY FIRDAUS S.Kep, M.Kes
Letkol CKM NRP.

KEPALA RUANGAN
DESY ARWITA S.Pd, S.Kep, M.Kes
PNS III/C 197012131993032004

ADMINISTRASI
Irnaini, S.Kep,Ns

KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3


Patriyah, SKM Seri Asih, S.Kep Hidayatul Husna, Am.Kep
PNS II/D PNS II/D 108602072010122002 PNS II/D 197607172008122001

Anggota Anggota Anggota


Dwi Fitri S, S.kep.Ns Intan Permatasari,Am.Kep Selly Ardianty, Am.Kep

Anggota Anggota Anggota


Een Juli, Am.Kep Ria Anggraini, S.Kep,Ns Nurul Pratiwi, Am.Kep

Anggota Anggota Anggota


Riki Saputra, Am. Kep Lia Vistania, Am.Kep Eka Ambarwati, Am.kep

Anggota Anggota
Anggota
Lili Apriani, Amd.Kep Nusa Novalina, Am.Kep
Octora Pasmalisa, Am.kep

Anggota Anggota Anggota


Endang , Amd.Kep Azhar Aulia Rahman,Amd.Kep Septi Oliviani, Am.kep

Anggota Anggota Anggota


Dwi Putri, S.Kep,Ns Windi Astuti,Amd.Kep Febrina Sally, S.Kep,Ns

Non Medis Non Medis


Non Medis
A.Ismail Kms Abdul Roni
Happy

Non Medis Non Medis Non Medis


Maimunah Rahmat hidayat
Natiara

Non Medis
Fitri Handayani
133

A. INPUT
1. MAN
a. Kuantitas tenaga perawat
1) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan didapatkan
jumlah tenaga pelaksanan diruang Teratai saat ini 23 orang. Dengan
perincian 1 orang Kepala Ruangan, 1 orang Wakil kepala ruangan, 3
orang Ketua Tim, serta 23 orang Perawat Pelaksana. Dari 18 tenaga
perawat yang ada, dalam pelaksanannya dibagi menjadi 3 tim yang
pelaksanaannya, dan di bagi menjadi 3 shift jaga yaitu :
a) Shift pagi : 07.00-14.00 WIB( 9 orang)
b) Shift sore : 14.00-21.00 WIB ( 3 orang)
c) Shift malam : 21.00-07.00 WIB ( 3 orang)
d) Libur Lepas malam : 5 orang
e) Cuti : 3 orang
Perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap adalah kepala
ruang, ketua tim, dan tenaga administrasi, sedangkan perawat lain bertugas
sesuai jadwal shift. Jumlah tempat tidur yang terdapat diruang Teratai
berjumlah 40 tempat tidur.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari dari
3 November 217 s/d 5 November 2017 perhitungan tenaga perawat
diruang Teratai dapat dilihat dari tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
Perhitungan Tenaga Perawat Menurut Douglas di ruang Teratai
Periode 3 – 5 November Tahun 2017
Tanggal 3 November 2017
TINGKAT KETERGANTUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA
KLASIFIKASI JML PASIEN PAGI SORE MALAM
Minimal 25 25 x 0,17 = 4,25 25 x 0,14 = 3,5 25 x 0,07 = 1,75
Parsial 3 3 x 0,27 = 0,81 3 x 0,15 = 0,45 3 x 0,10 = 0,3
Total 2 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,20 = 0,4
Jumlah 30 5,78 4,67 2,45
6 5 2
Observasi Mahasiswa Profesi NersTahun 2017
134

Jumlah perawat pagi yang dibutuhkan adalah 6 orang, sore 5 orang dan malam 2
orang. Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari pada tanggal
3 November 217 diruang Teratai adalah 13 orang.

Tanggal 4 November 2017


TINGKAT KETERGANTUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA
KLASIFIKASI JML PASIEN PAGI SORE MALAM
Minimal 23 23 x 0,17 = 3,91 23 x 0,14 = 3,22 23 x 0,07 = 1,61
Parsial 6 6 x 0,27 = 1,62 6 x 0,15 = 0,9 6 x 0,10 = 0,6
Total 4 4 x 0,36 = 1,44 4 x 0,36 = 1,44 4 x 0,20 = 0,8
Jumlah 33 6,97 5,56 3,01
7 6 3
Observasi Mahasiswa Profesi NersTahun 2017

Jumlah perawat pagi yang dibutuhkan adalah 7 orang, sore 6 orang dan malam 3
orang. Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari pada tanggal
4 November 217 diruang Teratai adalah 16 orang.

Tanggal 5 November 2017


TINGKAT KETERGANTUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA
KLASIFIKASI JML PASIEN PAGI SORE MALAM
Minimal 25 25 x 0,17 = 4,25 25 x 0,14 = 3,5 25 x 0,07 = 1,75
Parsial 6 6 x 0,27 = 1,62 6 x 0,15 = 0,9 6 x 0,10 = 0,6
Total 4 4 x 0,36 = 1,44 4 x 0,36 = 1,44 4 x 0,20 = 0,8
Jumlah 35 7,31 5,84 3,15
7 6 3
Observasi Mahasiswa Profesi NersTahun 2017

Jumlah perawat pagi yang dibutuhkan adalah 7 orang, sore 6 orang dan malam 3
orang. Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari pada tanggal
5 November 217 diruang Teratai adalah 16 orang.

Jumlah jam kerja efektif perawat / tahun


Jumlah hari dalam 1 tahun = 365
135

Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :


~ jumlah hari minggu = 52 hari
~ jumlah hari sabtu = 52 hari
~ jumlah libur nasional = 12 hari
~ jumlah cuti tahunan = 12 hari
Total = 128 hari
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 365 – 128 = 237 hari
Jumlah minggu efektif = 237 : 6 = 39,5 = 40 minggu
Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun =
= Jumlah hari kerja efektif/tahun x jam kerja efektif/tahun
= 40 minggu x 40 jam/minggu
= 1600 jam

Perhitungan Berdasarkan Klasifikasi Pasien


Kapasitas 40 TT, jumlah rata-rata pasien perhari 33 pasien, dengan kriteria pasien
yang dirawat adalah 24 orang dapat melakukan perawatan mandiri, 5 orang perlu
diberikan perawatan sebagian, 4 orang harus diberikan perawatan total.

Perhitungan tenaga menurut formula Gillies


Tenaga perawat = A x B x 365
(365 – C) x jumlah jam kerja/hari
Keterangan :
A = Jam perawatan / 24 jam – waktu perawatan yang dibutuhkan pasien
B = Sensus harian (BOR x jumlah TT)
C = Jumlah hari tidak efektif
365 = Jumlah hari selama setahun

a. Jam keperawatan yang dibutuhkan pasien/hari


Keperawatan langsung
Keperawatan Mandiri : 24 orang x 2 jam = 48 jam
Keperawatan Sebagian : 5 orang x 3 jam = 15 jam
Keperawatan Total : 4 orang x 6 jam = 24 jam
136

87 jam
Keperawatan tidak langsung : 33 orang x 1 jam = 33 jam
Penyuluhan kesehatan : 33 orang x 0,25 jam = 8,25 jam
Total jam keseluruhan adalah 128,25 jam
b. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan pasien/hari adalah :
128,25 jam : 33 orang/hari = 3,8 jam/orang/hari
c. Jumlah kebutuhan tenaga perawat pada ruang Teratai berdasarkan formula
Gillies adalah :
3,8 x 33 x 365 = 45771 = 27,6 = 28 perawat
(365-128) x 7 1659
d. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan disatu ruang Teratai adalah :
28 + 20% = 28 + 6 = 34 perawat
e. Jumlah kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan perhari adalah :
Rata-rata pasien/hari x Rata-rata jam perawatan/hari
Jam hari kerja efektif/hari
= 33 x 3,8 = 125,4 = 17,9 = 18 perawat
7 7
f. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pershift yaitu dengan ketentuan Eastler
( dalam Swansburg, 1990, h.71 ) :
Shift Pagi 47% = 8,4 = 8 perawat
Shift Sore 36% = 6,5 = 7 perawat
Shift Malam 17% = 3,1 = 3 perawat
g. Kombinasi tenaga menurut Abdellah & Lavinne adalah :
Tenaga professional 55% = 10 orang
Tenaga non professional 45%= 8 orang

Perhitungan tenaga menurut formula Depkes RI


Jumlah pasien yang digunakan dalam perhitungan rumus ini berdasarkan
pengkajian pada tanggal 3-5 November 2017 yang berjumlah 33 pasien.
a. minimal care

= 33 x 2
137

= 66 jam

= 66
7
= 9,4 (9 orang)

b. Partial care

= 5x3
= 15 jam

= 15
7
= 2,1 (2 orang)
c. total care

= 4x4
= 16 jam

= 16
7
= 2,3 (2 orang)
Total perawat 9 + 2 + 2 = 13 orang ( nilai A)

= 128 x 13
237
= 1664
237
138

= 7,2 (7) → nilai B

= 33 + 7 x 25
100
= 10 → nilai C

Faktor koreksi = loss day + non nursing job


= 7 + 10
= 17
Jumlah kebutuhan tenaga = (A+B+C) + Faktor koreksi
= ( 13+7+10 ) + 17
= 47 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang Teratai adalah 47 orang.
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pershift yaitu dengan ketentuan Eastler
(dalam Swansburg, 1990, h.71) :
Shift Pagi 47% = 22 perawat
Shift Sore 36% = 17 perawat
Shift Malam 17% = 8 perawat

Tabel 3.2
Analisa jumlah tenaga kerja di ruangan Teratai
Periode 3-5 November 2017
Rumus Jumlah kebutuhan Jumlah tenaga yang Keterangan
Penyediaan tenaga tenaga ada saat ini
kerja
Dougles 15 23 +8
Depkes RI 47 23 -24
Gillies 34 23 -11
Sumber : Data Ruang teratai tahun 2017

Analisis
139

Berdasarkan hasil perhitungan tenaga perawat yang telah dilakukan


dengan menggunakan formula Dougles menunjukkan bahwa jumlah perawat
dibutuhkan sebanyak 15 orang, sedangkan jumlah perawat yang ada 23 orang,
hal ini menunjukkan kelebihan jumlah tenaga pada ruang Teratai. Sedangkan
menurut formula Depkes RI menunjukkan bahwa jumlah perawat yang
dibutuhkan sebanyak 47 orang, sedangkan jumlah perawat yang ada di Ruang
Teratai berjumlah 23 orang, hal ini menunjukkan kekurangan jumlah tenaga
perawat 24 orang.
Berdasarkan hasil perhitungan tenaga perawat yang telah dilakukan
dengan menggunakan formula Gillies menunjukkan bahwa jumlah perawat
yang dibutuhkan di ruang Teratai sebanyak 34 orang. Sedangkan jumlah
perawat yang bertugas di Ruang Teratai berjumlah 23 orang, jadi dari hasil
perhitungan dan kenyataan dalam ruangan terdapat kekurangan tenaga kerja
sebanyak 11 orang.

1. Jumlah Perawat
Menurut Status
Pegawai
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data
staff karyawan di ruang Teratai dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini :

Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Jumlah Perawat
Menurut Status Kepegawaian
Periode 3-5 November 2017

No Status pegawai November 2017 %


1. Pegawai Negeri Sipil 5 21,7
2. Tenaga Kerja Sukarela 18 78,3
Jumlah 23 100
Sumber : Data Ruang teratai

Analisa
Dari data tabel 3.3 diperoleh bahwa status kepegawaian perawat
di ruang Teratai yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak
140

5 orang (21,7%), sedangkan yang berstatus sebagai Tenaga Kerja


Sukarela sebanyak 18 orang (78,3%). Dilihat dari persentasi tersebut di
ruang Teratai masih membutuhkan tenaga pegawai tetap, sehingga
perbandingan tenaga sebanding dan dapat terpenuhi dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal.

2. Jumlah Perawat Menurut Jenjang Pendidikan


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data staff
karyawan di ruang Teratai dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini

Tabel 3.4
Jumlah Perawat Menurut Jenjang Pendidikan Di Ruang Teratai
Periode 3 s/d 5 November 2017
No Jenis pendidikan November 2017 %
1. Pendidikan S2 Kesehatan 1 4,3
2. S1 + Ners 4 17,4
DIII Keperawatan (Skep Non
3. 17 74
Ners)
4. SPK 1 4,3
Jumlah 23 100
O

Obsobservasi : Mahasiswa Profesi Ners Tahun 2017

Analisa :
Dari tabel 3.4 didapatkan hasil bahwa jenjang pendidikan di ruang
Teratai yaitu perawat dengan jenjang pendidikan S2 Kesehatan yaitu 1 orang,
S1 + Ners berjumlah 4 orang DIII keperawatan dan jenjang S1 keperawatan
yaitu 17 orang dan SPK 1 orang. Dilihat dari kondisi jenjang pendidikan
pegawai diruang teratai masih banyak DIII dibandingkan dengan S1, sehingga
perlunya pegawai DIII di distribusikan untuk menempuh pendidikan yang lebih
tinggi agar pola pikir dan wawasan untuk mengembangkan ruang teratai lebih
141

maju dan tercapai tujuan yang diharapkan atau perlunya penambahan pegawai
yang mempunyai jenjang lebih tinggi (S1 + Ners)

3. Jumlah Perawat
Berdasarkan
Tingkat Usia
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data staff
karyawan di ruang teratai dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5
Distribusi Jumlah Perawat Menurut Tingkat Usia
Periode 3-5 november 2017

N
Tingkat usia November 2017 %
o
1. > 21-30 tahun 19 82.6
2. > 30-50 tahun 4 17.4
Jumlah 23 100
Data Ruang Teratai

Analisa
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik Indonesia) kategori usia produktif
adalah 25 tahun sampai 40 tahun. Usia terendah di ruang teratai adalah 21
tahun. Dan usia tertinggi di ruang teratai adalah ≤50 tahun. Dari data diatas,
sebanyak 19 orang (82,6%) adalah yang berusia > 21-30 tahun, sebanyak 4
orang (17.4%) yang berusia > 30-50 tahun, dan tidak ada perawat yang
berusia < 21 tahun. Dilihat dari hasil persentasi data diatas bisa dilihat bahwa
masih banyak pegawai yang mempunyai usia masa produktif sehingga besar
kemungkinan akan terjadi perubahan pada kinerjanya.

4. Jumlah Perawat
Berdasarkan
Masa Kerja Di
RS
142

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data staff


karyawan di ruang teratai dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini :

Tabel 3.6
distribusi jumlah perawat berdasarkan masa kerja
Periode November 2017

No Masa kerja November 2017 %


1. < 1 tahun 2 8.7
2. > 1-3 tahun 15 65.3
3. > 3-6 tahun 6 26
Jumlah 23 100
Data Ruang Teratai Tahun 2017

Analisa
Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan hasil bahwa dari 23 perawat, dengan
masa kerja yang mempunyai persentasi tinggi adalah 65.3 % yang termasuk
pada masa kerja >1-3 tahun. Dari data tersebut bisa dianalisis bahwa pada masa
kerja >3-6 tahun merupakan masa kerja yang termasuk pada kategori cukup
lama, karena pada masa kerja tersebut perawat sudah mempunyai skill atau
keterampilan yang memadai untuk mengaplikasikan kemampuannya dalam
memberikan pelayanan yang optimal.

5. Jumlah Perawat
Berdasarkan
Jabatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data staff
karyawan di ruang ruang teratai dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 3.7
Distribusi Jumlah Perawat Berdasarkan Jabatan
Periode November 2017

No Tingkat jabatan November 2017 %


1. Kepala ruangan 1 4.3
143

2. Wakil kepala ruangan 1 4,3


3. Ka. Tim 3 13,1
4. Perawat pelaksana 18 78,3
Jumlah 23 100%
Observasi Mahasiswa Profesi Ners Prima Nusantara Tahun 2017

Analisa :
Berdasarkan Tabel 3.7 didapatkan bahwa persentasi jumlah
perawat berdasarkan jabatannya adalah 100% dan masuk pada perawat
Assocsiete, dari data tersebut dapat dianalisis bahwa perlunya penambahan
perawat pelaksana namun harus mempunyai pelatihan-pelatihan yang
khusus, skill yang lebih baik dan mampu mengatur strategi-strategi dalam
menjalankan peranya sebagai perawat pelaksana.

8. Jenis Kelamin Perawat diruang Teratai


Tabel 3.8
Distribusi Jumlah Perawat Berdasarkan Jenis kelamin
Periode November 2017
NO Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-Laki 2 8.6
2 Perempuan 21 91.4
Total 23 100%

Analisa
Berdasarkan tabel 3.8 didapatkan bahwa presentasi jumlah
perawat berdasarkan jenis kelamin adalah 2 (8.6%) berjenis kelamin laki-
laki dan 21 (91.4%) berjenis kelamin perempuan, dari data diatas dapat
dianalisis bahwa berdasarkan faktor nilai-nilai budaya dan norma yang
berlaku dimasyarakat kita, dari sisi pelayanan sebagian pasien
menganggap perawat perempuan lebih luwes dan terampil. Jadi jumlah
perawat diruang Teratai sudah sesuai dimana jumlah perawat perempuan
144

lebih banyak dari pada perawat laki-laki, dikarenakan ruangan Teratai


merupakan ruang rawat inap penyakit dalam perempuan.

2. Money
a. Kajian Data
Rumah Sakit Dr. Ak Gani merupakan RS milik TNI Angkatan Darat yang
bersumber dan didapat dari :
1) Sumber dana diperoleh dari APBN
2) Sumber dana untuk operasional harian (BHP, Obat, Belanja Pegawai)
diperoleh dari pelayanan pasien
3) Pendapatan lain rumah sakit juga diperoleh dari MOU kerjasama institusi
pendidikan yang melakukan praktek
4) Pendapat lain kadang-kadang juga diperoleh dari sponsor alat kesehatan.
Kesejahteraan untuk PNS berasal dari APBD, sedangkan pegawai non
PNS berasal dari dana operasional. Gaji perawat PNS sudah sesuai standar
golongan, sedangkan gaji perawat non PNS sudah sesuai dengan kewenangan
klinis dan kebijakan Rumah Sakit. Berdasarkan data yang diketahui, adanya
tunjangan kesehatan seluruh pegawai Instalasi Rawat Jalan berasal dari
asuransi jaminan kesehatan nasional (BPJS). Seluruh pegawai mendapatkan
insentif (tunjangan tambahan penghasilan) tiap bulan yang berasal dari biaya
operasional RS, ada tunjangan setiap tahunnya seperti tunjangan hari raya.

3. Material
a. Kajian Data
Dari hasil observasi peralatan medis dan non-medis yang ada di ruang
Teratai, peralatan yang dimaksud dalam standar ini terdiri dari:
1) Alat Medis
Tabel 3.9
Data Inventaris Alat Medis dan Non medis di Ruang teratai

KONDISI
NO NAMA BARANG JUMLAH
BAIK R.RINGAN R.BERAT
1 TENSI 2 - 2 -
2 TABUNG O2 BESAR 18 18 -
TABUNG O2 KECIL 1 1
-
3 -
BAK SPUIT -
145

TROLI EMERGENSI 4 4 - -
4 STETOSCOPE 1 1
5 - -
NEBULIZER 6 6
6 EKG - -
1 1
7 AMBUBAG
1 1
- -
8 TROMOL SEDANG - -
TROMOL BESAR 3 3
9 1 - -
BOX TRANFUSI 1
10 3 - -
KOM KECIL bertutup 3
11 PINSET ANATOMI 3 - -
3
12 PINSET CIRUGIS 3 3 - -
13 SUCTION 1 1 - -
14 SPREI 1 1 - -
15 SARUNG BANTAL
139
SELIMUT LURIK 139 - -
16 139
SELIMUT COKELAT 139
17 24 24
- -
18 SELIMUT ORANGE
STIK LAKEN 40 40 - -
19 TAPLAK MEJA HIJAU 120 120 - -
20 TAPLAK MEJA PUTIH 43 43 - -
21 43 43
BAJU OPERASI 10 - -
10
22 PERLAK
23 TROLI PAKAIAN
107 107 - -
KASUR PASIEN 1 1 - -
24 42
KURSI RODA PASIEN 42 - -
25 4
TEMPAT TIDUR 4 - -
26 43
LEMARI PAKAIAN 43
27 RAK JEMURAN 45 44 1 -
28 KURSI PLASTIK 16 - -
16
29 SOFA 36 - -
36
30 - -
5 5
31 OMPRENG stanlis
MANGKOK VIP 36 36 - -
32
NAMPAN 7 7 - -
33
BANTAL PASIEN 7 7 - -
34
GORDEN 43 43 - -
35 LEMARI PERAWAT 21 21
36 LEMARI OBAT KACA - -
1 1
37 LEMARI KAYU BESAR 1 1
- -
38 LEMARI ES - -
2 2
39 AC 1 -
KIPAS ANGIN 2 1
40 12 -
TELEVISI 14 2
41
42 KOMPUTER 3 3 1 -
PRINTER 2 1 -
43 DISPENSER 1 1 -
44 LAMPU RONTGEN 1 1
45
1 1

Analisa
Berdasarkan data inventaris alat medis di ruang Teratai didapatkan (95%) alat
medis dalam kondisi baik, dan sedangkan (5%) dalam keadaan rusak. jadi di
ruang teratai alat medis sudah sesuai standar.

2. Alat Kesehatan/ BHP


Penetapan kebutuhan alat kesehatan baik dari segi jumlah, jenis dan spesifikasi
menjamin tersedianya alat keperawatan yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan dilakukan setiap hari peresepan pasien.

4. Marketing
146

a. Kajian Data
Berdasarkan wawancara yang dilakukan di Ruangan teratai didapatkan
data antara lain :
1) Promosi kesehatan
Dari hasil observasi dan wawancara di Ruang Teratai sudah memiliki
leaflet untuk Pendidikan Kesehatan ke keluarga pasien tentang
penyakit yang ada di ruangan tersebut, namun belum digunakan
dengan maksimal, karena belum terdapat leaflet tentang 10 penyakit
terkait yang ada di Ruangan
2) Daftar Tarif
Untuk pemberian informasi biaya selama rawat inap di Ruang Teratai
perawat menyampaikan ke keluarga bahwa informasi bisa didapatkan
langsung dari bagian administrasi.
3) Pendidikan dan Pelatihan
Untuk pendidikan dan pelatihan di Ruang Teratai, bekerjasama dengan
bagian Diklat yakni diadakan 1 tahun sekali, dan jika ingin mengikuti
pelatihan pribadi untuk kelengkapan STR bisa mengikuti pelatihan
diluar dengan biaya sendiri.

4) Sarana komunikasi
Di Ruang Teratai dilakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali dan ada
raport kinerja yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja semua
perawat yang bertugas di Ruang Teratai.
5) Penkes ke pasien
Pendidikan kesehatan terhadap pasien di Ruang Teratai dilakukan
setiap saat, baik ketika akan melakukan tindakan, ataupun ketika
pasien mau pulang dan kegiatan pendidikan kesehatan yang rutin
dilakukan satu kali dalam sebulan.
6) MOU
Rumah sakit Dr. Ak Gani menjalin kerjasama dengan BPJS PBI, BPJS
Non PBI, serta Umum.
5. Metode
147

a. Standar Asuhan Keperawatan


1. MPKP
a) Kajian Data
1) Kepala ruang
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas kepala
ruangan di Ruang Teratai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang Di Ruang Teratai
Periode 03-05 November 2017
n=3
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1 Membaca buku laporan √
2 Pre conperence setiap awal dinas √
3 Mengidentifikasi jumlah pasien menurut
kondisi dan tingkat ketergantungan masing- √
masing klien pada tiap tim
4 Mengobservasi keadaan ruangan √
5 Mendelegasikan klien kepada masing- √
masing ketua tim
6 Merencanakan diagnosa keperawatan √
berserta intervensinya
7 Mengikuti visite dokter √
8 Mengobservasi langsung perawat pelaksana √
dalam melakukan askep
9 Memanajemen ruangan teratai √
10 Mendiskusikan kasus yang ditemui perawat √
pelaksana dan memecahkan masalahnya
11 Operan dengan dinas berikutnya tentang √
klien dan alat
12 Post converence tiap akhir dinas √
13 Melakukan ronde keperawatan √
Jumlah
148

Presentase 92% 8%
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes Prima Nusantara Bukit Tinggi 2017

Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan
rawat inap teratai selama tiga hari dalam 3 shift kerja, didapatkan
hasil penilaian dalam pelaksanaan beberapa uraian tugas kepala
ruangan dikategorikan sudah baik, dengan persentase nilai sebesar
92%.

2) Kepala Tim
Berdasarkan Observasi pelaksanaan uraian tugas katim ruang
di ruang teratai kami sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 3.11
Pelaksanaan Uraian Kepala Tim Di Ruang Teratai
Periode 03-05 November 2017
n = 10
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Bertugas pada pagi hari 1 0
2 Bersama Perawat Pelaksana menerima 1
operan tugas jaga dari yang Perawat 0
Pelaksana tugas malam.
3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan 1 0
konfirmasi/supervise tentang kondisi
pasien segera setelah selesai operan tugas
jaga malam.
4 Bersama Perawat Pelaksana melakukan 1 0
do’a bersama sebagai awal dan akhir
tugas dilakukan setelah selesai operan
tugas jaga malam.
5 Melakukan pre conference dengan semua 1 0
Perawat Pelaksana yang ada dalam
149

grupnya setiap awal dinas pagi.


6 Membagi tugas atau pasien kepada 1 0
Perawat Pelaksana sesuai kemapuan dan
beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan 1 0
masalah atau diagnose dan perencanaan
keperawatan kepada semua pasien yang
menjadi tanggung jawab ada bukti di
rekam keperawatan.
8 Memonitor dan membimbing tugas 1 0
Perawat Pelaksana.
9 Membantu tugas Perawat Pelaksana 1 0
untuk kelancaran pelaksanaan asuhan
pasien.
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi 1 0
catatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh Perawat Pelaksana yang
ada di bawah tanggung jawabnya.
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap 1 0
pasien sesuai tujuan yang ada dalam
perencanaan asuhan keperawatan dan ada
bukti dalam rekam keperawatan.
12 Melaksanakan post conference pada 1 0
setiap akhir dinas dan menerima laporan
akhir tugas jaga dari perawat pelaksana
untuk persiapan operan tugas jaga
berikutnya.
13 Mendampingi perawat pelaksana dalam 1 0
operan tugas jaga kepada anggota tim
yang tugas jaga berikutnya.
14 Memperkenalkan perawat pelaksana 1 0
yang ada dalam satu grup atau yang akan
150

merawat selama pasien dirawat atau


kepada pasien/keluarga baru.
15 Mendelegasikan tugas kepada perawat 1 0
pelaksana pada sore malam libur.
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ 1 0
ruang bila pagi hari tidak bertugas.
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam 1 0
pertemuan dalam rutin keperawatan di
ruangan minimal sebulan sekali.
18 Melakukan bimbingan klinik 1 0
keperawatan kepada Perawat Pelaksana
minimal seminggu sekali (ronde
keperawatan/bed side teaching).
Jumlah 18
Prosentase 100% 0%
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes Prima Nusantara 2017
Analisa
Berdasarkan tabel diatas uraian pelaksanaan tugas kepala
tim di Ruang Teratai di RS Dr. AK Gani 100% melaksanakan
tugasnya dengan baik namun ketua tim melaksanakan post
conference belum maksimal karena adanya kesibukan masing-
masing. Pre dan post dilakukan pada sift pagi dan siang.

3) Perawat Asosiatif
Berdasarkan observasi dari 2 presentase Uraian Tugas Perawat
Asosiatif di Ruang Teratai
Tabel 3.12
Presentase Uraian Tugas Perawat Asosiatif
Di Ruang Teratai
Periode 03-05 November 2017
n=2
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1. Mengerjakan semua tugas yang diberikan 5 0
151

kepala ruang
2. Menerima sesuai SOP di rumah sakit 5 0
3. Melakukan pengkajian keperawatan 5 0
4. Menganalisis data pasien sesuai bio 5 0
5. Menetapkan diagnose keperawatan 5 0
berdasarkan masalah yang dirumuskan
6. Menyusun rencana keperawatan 5 0
berdasarkan data hasil pengkajian
keperawatan
7. Bekerjasama dengan tim kesehatan lain 5 0
dalam menyusun perencanaan keperawatan
8. Melakukan tindakan keperawatan 5 0
berdasarkan SOP
9. Memperkenalkan diri setiap bertemu pasien 5 0
dan mendengarkan setiap keluhan pasien
10 Memberikan penjelasan pada klien sebelum 5 0
. melakukan tindakan keperawatan
11 Mengutamakan keselamatan klien dalam 5 0
. memberikan asuhan keperawatan dan
melakukan dokumentasi keperawatan
12 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan 5 0
. berdasarkan tujuan
13 Melakukan discharge planning pada pasien 5 0
. pulang
14 Melakukan operan dengan 5 0
. penanggungjawab sift berikutnya
15 Mengikuti setiap pertemuan yang diadakan 5 0
ruangan dan bekerjasama serta membantu
sesama rekan kerja
16 Memberikan dukungan terhadap atasan 5 0
. ketika melaksanakan tugas atau pekerjaan
Jumlah 90 0
152

Presentase 100%
Sumber : Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes prima nusantara 2017

Analisa
Berdasarkan tabel diatas uraian tugas perawat asosiatif di
ruang Teratai baik dengan presentasi 100%

4) Pre Conference
Observasi dilakukan selama 3 hari Proses Pelaksanaan Pre
Conference Di Ruang Teratai RS Dr. Ak Gani dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 3.13
Presentase Proses Pelaksanaan Pre Conference
Di Ruang Teratai Periode 3 s.d 5 November 2017
N=3
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan
1 Ketua Tim menyiapkan ruangan 3 0
2 Ketua Tim menyiapkan rekam medic 3 0
dan buku laporan shift pasien dalam
tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1 Ketua Tim/PJ membuka pre 3 0
conference dengan salam dan berdoa
jika belum dilakukan.
2 Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan 3 0
dilakukannya pre conference
3 Ketua Tim/PJ memandu pelaksanaan 3 0
153

pre conference
4 Ketua Tim/PJ menjelaskan masalah 3 0
keperawatan pasien, keperawatan dan
rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
5 Ketua Tim/PJ membagi tugas kepada 3 0
anggota Tim dengan memperhatikan
keseimbangan kerja
6 Mendiskusikan cara dan strategi 3 0
pelaksanaan asuhan pasien/tindakan
7 Ketua Tim/PJ memotivasi untuk 3 0
memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang
didiskusikan
8 Ketua Tim/PJ mengklarifikasi 3 0
kesiapan anggota Tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan
kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
9 Ketua Tim/PJ memberikan 3 0
reinforcement positif pada anggota
Tim
10 Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil 3 0
pre conference
Penutup
1 Ketua Tim/PJ mengakhiri pre 3 0
conference
2 Ketua Tim/PJ mendokumentasikan 3 0
pre conference
Jumlah 42 0
Presentase 100%
Sumber : observasi mahasiswa profesi Ners STIKes prima nusantara 2017
154

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruang Teratai
didapatkan hasil penilaian ketua tim pada saat preconference
sebesar 100% hal ini menyatakan bahwa ketua tim diruangan
Teratai sudah baik dalam kegiatan pre confrence namun pre
conference dilakukan pada shift pagi dan shift siang yang
dilakukan.

5) Post Conference
Observasi selama 3 hari resentase Proses Pelaksanaan Post
Conferenc Ruang Teratai RS Dr. Ak Gani dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 3.14
Presentase Proses Pelaksanaan Post Conference Di Ruang
Teratai Periode 3 s.d 5 November 2017
N=3
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
A. Persiapan
1. Ketua Tim mmenyiapkan ruangan post 3 0
conference
2. Ketua Tim menyiapkan rekam medic 3 0
pasien dalam tanggungjawabnya
B. Pelaksanaan
1. Ketua Tim/PJ membuka post 3 0
conference
2. Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan 3 0
dilaksanakannya post conference
3. Anggota Tim menjelaskan tentang 3 0
155

hasil tindakan/ hasil asuhan


keperawatan yang telah dilakukan.
4. Mendiskusikan masalah yang telah 3 0
ditemukan dalam memberikan ASKEP
pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
5. Ketua Tim/PJ memberi reinforcement 3 0
pada Anggota Tim
6. Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil 3 0
post conference
7. Ketua Tim/PJ mengklarifikasi 3 0
informasi pasien sebelum melakukan
operan jaga shift jaga berikutnya
C. Penutup
1. Mengakhiri post conference dengan 3 0
doa
2. Mendokumentasikan post conference 3 0
Jumlah 30 0

Persentase 100% 0%
Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners STIKes Prima Nusantara 2017

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruang Teratai
didapatkan hasil penilaian post conference 100%,

2. Instrumen A
1. Standar Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan
keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang
benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun oleh
Depkes yaitu:
156

1) Standart I Pengkajian Keperawatan


Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesa, observasi
yang paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus menerus
tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan keperawatan
sehingga data keperawatan harus bermanfaat bagi semua anggota
tim. Data pengkajian meliputi pengumpulan data, pengelompokan
data, dan perumusan masalah.

2) Standart II Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang dirumuskan
berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan norma kehidupan pasien, dan komponennya
terdiri dari masalah penyebab dan gejala (PES) bersifat actual dan
potensial dan dapat ditanggulangi perawat.
3) Standart III Perencanaan Atau Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan asuhan
keperawatan dan rencana tindakan.
4) Standart IV Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
maksimal yang mencangkup aspek peningkatan, pencegahan dan
pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan keluarga.
5) Standart V Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangan pasien.
6) Standart VI Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat
selama dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan sebagai
informasi, komunikasi dan laporan. Dokumentasi dibuat setelah
tindakan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
setiap mencatat harus mencantumkan inisial atau paraf atau nama
157

perawat, menggunakan formulir yang baku, dan disimpan sesuai


peraturan yang berlaku.

a. Kajian Data
Berdasarkan Observasi yang dilakukan, penilaian Asuhan
keperawatan di Ruang Teratai kami sampaikan dalam tabel
berikut :

Tabel 3.15
Penilaian Asuhan Keperawatan Di Ruang teratai
n = 10
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengkajian
Mencatat data yang dikaji sesuai dengan
1
pedoman pengkajian 10 0
Data dikelompokan (Bio-Psiko-sosial-
2
spiritual) 10 0
Data yang dikaji sejak pasien masuk
3
sampai pulang 10 0
Masalah dirumuskan berdasarkan
4 kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi kehidupan 10 0
Diagnosa 10 0
Diagnosa keperawatan berdasarkan
1
masalah yang telah dirumuskan 10 0
Diagnosa keperawatan mencerminkan
2
PES 10 0
Merumuskan diagnosa keperawatan
3
aktual/potensial 10 0
Intervensi
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan 10 0
2 Disusun menurut urutan prioritas 10 0
158

Rumusan tujuan mengandung komponen


3 pasien perubahan perilaku, kondisi pasien
atau criteria 10 0
Rencana tindakan mengacu pada tujuan
4
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
10
5 Rencana tindakan menggambarkan
keterlibatan pasien/keluarga 0
Rencana tindakan menggambarkan
6
kerjasama, dengan tim kesehatan lain 10 0
Implemetasi
Tindakan dilaksanakan mengacu pada
1
rencana keperawatan 10 0
Perawat mengobservasi respon pasien
2
terhadap tindakan keperawatan 10 0
Revisi tindakan berdasarkan hasil
3
evaluasi 10 0
Semua tindakan yang telah dilaksanakan
4
dicatat ringkas dan jelas 10 0
Evaluasi
1 Evaluasi mengacup ada tujuan 10 0
2 Hasil evaluasi dicatat 10 0
Catatan Asuhan Keperwatan
1 Menulis pada format yang baku 10 0
Pencatatan dilakukan sesuai dengan
2
tindakan yang dilaksanakan 10 0
Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas,
3
istilah yang baku dan benar 10 0
Setiap melakukan tindakan, perawat
4 mencantumkan paraf/nama jelas, dan
tanggal dilakukannya tindakan. 10 0
5 Berkas catatan keperawatan di simpan 10 0
159

sesuai dengan ketentuan yang baku


Total 250 0
Presentase 100% 0%
Sumber: observasi mahasiswa Profesi Ners STIKes Primnus 2017

Analisa
Berdasarkan hasil penilaian evaluasi proses asuhan keperawatan
di ruang teratai sebesar 100% dilakukan. Berarti asuhan keperawatan
yang dilakukan di ruang teratai sudah dilakukan dengan baik.

2. Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Observasi yang dilakukan selama 3 hari dari 3-5 November
2017, identifikasi pasien di Ruang Teratai, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.16
Pengukuran instrumen pasien safety: Identifikasi Pasien
di ruang Teratai periode 3-5 November 2017
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Pemberian gelang identitas pasien 10 0
2 Identitas pasien di lengkapi nama lengkap , 10 0
tanggal lahir, nomer rekam medis
3 Pemberian gelang identitas sesuai jenis 10 0
kelamin
Laki laki = biru
Perempuan = pink
4 Periksa identitas sebelum memberikan obat 5 0
kepada pasien
5 Periksa identitas sebelum memberikan 5 0
transfusi darah dan produk darah lainnya
6 Periksa identitas sebelum mengambil sampel 10 0
darah pasien
Total 50 0
160

Persentasi (%) 87% 0%


Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Primnus tahun 2017

Analisa
Setelah dilakukan observasi pengukuran instrumen pasien
safety: Identifikasi pasien, dengan didapatkan persentase kurang baik.
Dengan nilai 87%

3. Alat Pelindung Diri


Hasil observasi di Ruang teratai yang dilakukan pada tanggal 3-5 November

2017 untuk pelaksanaan pengendalian dan pencegahan infeksi data yang diperoleh

adalah sebagai berikut

Tabel 3.17
Penilaian terhadap penggunaan APD di ruang Teratai pengkajian
tanggal 3-5 Februari 2017
N=3
No Variabel Ya Tidak
1 Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud 3 0
dengan Alat Pelindung Diri (APD)
2 Apakah dengan memakai APD akan berguna 3 0
pada waktu anda Bekerja
3 Apakah selama bekerja anda merasa nyaman 3 0
menggunakan APD
4 Apakah APD tersebut telah sesuai dengan 3 0
kebutuhan perlindungan diri anda
5 Apakah APD tersebut mengganggu aktivitas 3 0
anda
6 Apakah APD tersebut menimbulkan bahaya 3 0
tambahan
7 Apakah di rumah sakit terdapat peraturan 3
yang mewajibkan anda untuk menggunakan
APD
8 Jika ada, apakah peraturan itu sudah diketahui 3 0
161

oleh semua Pekerja


9 Apakah dengan peraturan tersebut 3 0
keselamatan dan kesehatan anda menjadi
lebih terjaga
10 Apakah anda perlu menggunakan APD pada 3 0
saat bekerja
Total 30 0
Presentase % 100% 0%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Primnus tahun 2017

Tabel 3.29
Penilaian terhadap cuci tangan di ruang teratai pengkajian tanggal 3-
5 november 2017
N=3

No Variabel Ya Tidak
1 Apakah tersedia tempat cuci tangan/wastafle di 3 0
ruangan
2 Apakah tersedia pencuci tangan berbasis 3 0
handdrub dan hundscrub
3 Apakah terdapat poster cara cuci tangan 3 0
4 Apakah perawat melakukan 6 langkah cuci 0 3
tangan dan 5 moment cuci tangan
5 Apakah di setiap bed pasien terpadat pencuci 3 0
tangan berbasis alcohol
Total 12 3
Presentase % 80 20
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Primnus tahun 2016

4. Proses pemberian obat


Observasi yang dilakukan selama 3 hari, penatalaksanaan
pemberian obat di ruang sangat baik. Observasi yang dilakukan
untuk mengetahui pengukuran instrumen pastient safety dalam hal
pemberian obat di Ruang Teratai, dapat sebagaimana dilihat pada
tabel sebagai berikut :

Tabel 3.18
Pengukuran Instrument Patient Safety :Pemberian Obat
162

di Ruang teratai
Tahun 2017
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Tersedianya loker pemisahan obat antar 10 0
pasien
2 Pemberian label nama pasien dan dosis 10 0
pada obat pasien
3 Pemisah obat norum (nama obat, rupa dan 10 0
ucapan mirip)
4 Penyimpan obat sesuai indikasi tempat 10 0
penyimpanan
5 Tersedia obat-obat emergency 10 0
6 6 benar dalam pemberian obat (benar obat, 10 0
dosis, waktu, cara, pasien, dokumentasi)
7 Pemberian nama obat dan drif pada botol 10 0
infuse.
Jumlah 70 0
Persentase (%) 100% 0%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners Primnus tahun 2017
Analisa
Pemberian obat dengan prinsip 6 benar serta penjelasan
oleh tenaga perawat pada pasien maupun keluarga tentang manfaat
dan efek samping dari obat yg diberikan telah dilakukan dengan
kurang baik, dengan presentasi 82 %.

5. Resiko Infeksi
Akibat
Pelayanan Pasien
Observasi yang dilakukan untuk mengetahui Pengukuran
Instrument Patient Safety Resiko infeksi di Ruang teratai dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.19
Pengukuran Instrument Pasien Safety : Resiko Infeksi
Nosokomial di Ruang teratai
Tahun 2017
n = 10
No Variabel Ya Tidak
163

1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 6 10 0


langkah dengan benar
2. Perawat mencuci tangan dengan 5 5 5
memont
3. Perawat mencuci tangan ditempat yang 10 0
sudah disediakan
4. Handsrub tersedia 10 0
5. Handuk / tissue untuk mengelap setelah 10 0
cuci tangan tersedia
6. Petugas mencuci tangan 6 langkah benar 9 1
sebelum prosedur aseptic
7. Perawat menjelaskan langkah cuci tangan 8 2
kepada keluarga
Jumlah 67 3
Persentase (%) 96% 4%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners Primnus tahun 2017

Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa
pencegahan infeksi nosokomial baik dengan persentase 96%.

6. Resiko Jatuh
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di ruangan
teratai selama 3 hari dari didapatkan hasil tentang pasien safety
dengan masalah resiko jatuh yang menunjukkan bahwa semua perawat
mengerti tentang pengkajian resiko jatuh dan pernah melakukan
identifikasi pasien resiko jatuh akan tetapi untuk mengaplikasikannya
masih ada perawat yang belum mengaplikasikannya seperti penangan
pasien dengan benar terkait resiko jatuh dan masih ada yang tidak
melakukan pemberian tanda/label resiko jatuh pada tempat tidur
pasien. Hasil observasi tentang resiko jatuh di Ruang Teratai dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
164

Tabel 3.20
Pengukuran Instrument Patient Safety Resiko Jatuh di Ruang Teratai
periode 3-5 November 2017
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat mengerti tentang pengkajian 10 0
resiko jatuh (Humpty Dumpty)
2 Perawat sudah pernah melakukan 10 0
pengidentifikasian resiko jatuh
3 Perawat antusias dalam melaksanakan 10 0
pengidentifikasian resiko jatuh
4 Perawat mau mengaplikasikan kembali 10 0
pengidentifikasian resiko jatuh
5 Perawat sudah menanggani pasien dengan 10 0
benar terkait dengan resiko jatuh
6 Perawat sudah memasang label atau tanda 0 5
resiko jatuh pada pasien
Jumlah 50 5
Persentase (%) 80% 20%
Sumber: observasi dan wawancara mahasiswa Ners primnus tahun 2017

Analisa
Setelah dilakukan analisa dari hasil observasi, didapatkan persentase
pencegahan pasien resiko jatuh sebanyak 80%, angka tersebut
menunjukan bahwa proses penatalaksanaan pasien resiko jatuh di ruang
Teratai masih belum baik. Pada item yang terkait (pengaplikasian
kembali pengidentifikasian, penjelasan tentang resiko jatuh pada
keluarga, dan penanganan pasien dengan benar ) hal ini akan
mengancam keselamatan pasien dan meningkatkan angka resiko jatuh.

3. Instrument B
a. Kepuasan Keluarga Pasien
Tabel 3.21
Kepuasan Keluarga Pasien di Ruang Teratai
Periode 3 -5 November Tahun 2017
N : 10
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Perawat bersikap sopan dan berpenampilan 8 2
165

rapi
2. Perawat menggali informasi dari keluarga 8 2

3. Perawat memberikan informasi mengenai 9 1


masalah yang dihadapi pasien
4. Perawat memberikan informasi mengenai 10 0
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
(inform consent)
5. Perawat menjelaskan perkembangan pasien 8 2

6. Perawat melakukan penyuluhan kepada 9 1


keluarga mengenai cara perawatan yang harus
dilakukan keluarga dirumah
7. Perawat menyiapkan keperluan pulang pasien 9 1
yang meliputi jadwal kegiatan harian dan sisa
obat
8. Perawat menjelaskan waktu control 10 0

9. Perawat memberikan pesanan pulang yang 8 2


mudah di mengerti
10. Perawat memberikan penjelasan rujukan yang 9 1
bisa digunakan bila ada yang perlu dikonsulkan
11. Perawat membantu keluarga untuk konsul 10 1
dokter
Jumlah 98 13

Persen 89% 12%


Sumber: observasi mahasiswa profesi tahun 2017

2. Instrumen C
A. Standar Prosedur Operasional
a. Pengambilan Darah Dari Vena
Berdasarkan observasi mahasiswa tentang pemasangan IVFD
dilihat pada tabel dibawah
Tabel 3.22
166

Pengambilan Darah Dari Vena


Periode 3 – 5 November 2017
n= 5
DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1 PERSIAPAN
a. Persiapan alat
 Sarung Tangan 7 3
 Disposible steril sesuai ukuran 7 3
 Kapas alcohol dalam tempatnya/ alcohol 8 2
swab
 Plester 9 1
 Gunting 7 3
 Bengkok 5 5
 Perlak dan alas perlak 5 5
 Torniquet 10 0
 Etiket dan format pemeriksaan 10 0
 Tempat darah sesuai kebutuhan 10 0
b. Persiapan pasien
 Berikan penjelasan kepada keluarga tujuan 6 4
dan prosedur tindakan yang dilakukan
2 PELAKSANAAN
 Perawat mencuci tangan 8 2
 Mengatur posisi tidur klien sesuai kebutuhan 7 3
 Mengucapkan basmallah 7 3
 Pasang perlak dan alas perlak dibawah vena 8 2
yang akan diambil
 Pasang sarung tangan 8 2
 Pastikan daerah vena yang akan ditusuk 10 0
 Memasang tourniquet 10 0
 Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan 10 0
kapas alcohol dengan jarum spuit mengahadp
keatas, tusukan jarum dengan kemiringan 15-
30o hingga terlihat darah diujung nidle.
 Lepas tourniquet 10 0
 Tarik pluge spuit dan ambil darah sesuai 10 0
kebutuhan
 Tarik jarum dengan cepat, bekas tusukan 10 0
ditekan dengan kapas alcohol, beri plester
 Masukan darah secara perlahan ke tabung 8 2
darah sesuai jenis pemeriksaan yang
diinginkan
 Ucapkan hamdallah 6 4
 Memuji bayi atas kerjasamanya 8 2
167

 Peralatan dibersihkan, dibereskan dsn 8 2


dikembalikan ketempat semula
 Perawat cuci tangan 10 0
 Memberikan etiket pada spuit atau botol: 9 1
nama, no medrek, ruangan, tanggal
pemeriksaan
3 EVALUASI
a. Catat respon pasien selama dan setelah 9 1
tindakan dilakukan
b. Pada pemeriksaan tertentu pengambilan darah 9 1
harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk
menghindari pembekuan darah
4 DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan 10 0
pada catatan keperawatan : waktu pelaksanaan,
identitas pasien, reaksi dan respon klien

TOTAL 84% 16%


Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes Primnus tahun 2017

Analisa
Berdasarkan tabel diatas setelah kami melakukan pengkajian selama 3 hari
bahwa Perawat yang melakukan pelayanan di ruang teratai dengan sesuai SPO
didapatakan presentasi 90% yang berarti baik, namun untuk pemakaian
handskon belum optimal dilakukan oleh perawat diruangan ketika akan
melalukan pengambilan darah Vena

B. Output
1. Kepuasaan Perawat
Tabel 3.23
Tingkat Kepuasan Perawat Kepuasan Kerja Karyawan Di
Ruang Teratai Periode tahun 2017
N : 10
Obsevasi
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Gaji Salery
168

Saya puas dengan sistem pemberian gaji di tempat 4 6


saya bekerja
Gaji yang terima sesuai dengan tingkat pendidikan 6 4
saya
2 Kondisi Kerja
Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan kerja 6 4
saya
Kondisi kerja sangat menyenangkan dan nyaman 8 2
3 Kebijakan Rumah Sakit
Saya merasa tidak puas dengan cara rumah sakit 8 2
menerapkan kebijakan yang berlaku
Sanksi yang diterapkan oleh rumah sakit tidak 9 1
merugikan karyawan
4 Hubungan Antar Pribadi

Tingkat kebersamaan diantara rekan kerja lebih 10 0


memuaskan saya
Rekan kerja saya di rumah sakit ini menyenangkan 10 0
5 Supervisi
Komunikasi dengan atasan sangat baik 10 0
Atasan membantu dalam permasalahan yang 10 0
menyangkut pekerjaan
6 Prestasi
Saya puas dengan prestasi kerja saya saat ini 5 5
Saya mendapatkan pengakuan yang selayaknya atas 8 2
prestasi kerja saya
7 Pengakuan
Saya sangat dihargai di tempat kerja 10 0
Atasan saya sangat menghargai hasil kerja saya 10 0
8 Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan job 9 1
descrption
Saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya selama 5 5
169

jam kerja
9 Tanggung Jawab
Saya merasa puas dengan tingkat tanggung jawab 9 1
dalam pekerjaan yang saya emban
Sebagai perawat saya bertanggung jawab atas 9 1
pekerjaan yang diberikan kepada saya
10 Promosi/ Pengembangan Karier
Saya puas karena mendapat pelatihan yang sesuai 8 2
untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan saya
Kenaikan posisi/ promosi/ gaji ditandai dengan adil 8 2
dengan memperhatikan masa kerja, kinerja dan
kemampuan.
Jumlah 162 38
Prosentase 81% 19%
Sumber: Observasi mahasiswa Profesi Ners STIKes Primnus 2017

Analisa
Berdasarkan pengkajian yang telah kami lakukan selama 3 hari
diruang teratai mengenai kepuasan perawat terhadap mutu pelayanan
diruangan tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 81%, yang berarti
penilalaian kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan diruang teratai
sudah baik.

2. Rentang kendali
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, rentang kendali di
Ruang teratai periode 3-5 November 2017, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.41
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A,B,C) di Ruang
teratai periode 3-5 november 2017

Tercapai Target yang


No Aspek
(%) harus di capai
1 Instrumen A 98% 100%
170

2 Instrumen B 89% 100%


3 Instrumen C 78% 100%
Total 89%
Sumber: ruang teratai tahun 2017
Analisa
Berdasarkan tabel diatas hasil penilaian mutu pelayanan yang
meliputi: instrument A dengan presentase hasil sebesar 98%, yang berarti
asuhan keperawatan yang telah dilakukan di teratai telah memenuhi
standar dan sudah dilakukan dengan sangat baik. Instrumen B hasil
presentasi 89% yang berarti timbal balik tenaga perawat, pasien dan
keluarga perawat terhadap mutu pelayanan sudah sangat baik, Sedangkan
instrumen C didapatkan hasil presentase sebesar 78%, yang berarti semua
tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat sudah termasuk baik
sesuai dengan prosedur atau SOP yang ada dirung teratai. Jadi dapat
disimpulkan bahwa mutu pelayanan yang ada di ruang teratai sudah baik
dan telah memenuhi target standar pelayanan mutu rumah sakit.

3. Efisiensi BOR, LOS, TOI


a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
1) Kajian Teori
Menurut Depkes RI (2006), BOR adalah presentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%.

Pengkajian marketing dilakukang pada tanggal 02-04 Februari


2017 kajian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
pembagian Kuesioner untuk pengumpulan data yang dibutuhkan.
2) Kajian data selama 3 bulan terakhir
171

Tidak dapat dilakukan karena tidak diapatkannya jumlah hari


perawatan di rumah sakit.

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat


1) Kajian Teori
Menurut Depkes RI (2009) ALOS adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien.Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai ALOS yang ideal
antara 6-9 hari.

2) Kajian data selama 3 bulan terkhir


Tidak dapat dilakukan karena tidak didapatkannya data.

4. Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan, masalah-masalah yang
muncul atau timbul di Ruang Teratai 3 November sampai dengan 5
November 2017, dapat dilihat pada tabel berikut :
172

C. ANALISIS SWOT
Tabel 4.2 Analisa Swot

Strenght- S Weakness-W
1. Ruang Teratai terdapat di RS dr. AK GANI tipe 1. Belum ada kesesuaian antara nama perawat dan
B pendidikan struktur organisasi yang terpampang
2. Sudah dilakukan penerapan Metode Praktik 2. Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
Keperawatan Profesional ( MPKP pemula ) belum lengkap secara optimal, SOP belum
sejak tahun 2008
sepenuhnya dilakukan sesuai prosedur, tidak
3. Tingkat pendidikan perawat yang 74% D3dan
17,4 % SI keperawatan (Ners)
ditemukan tentang ronde keperawatan, supervisi
4. Sudah ada kesesuaian antara jabatan dan tugas selama pengkajian.
dan fungsi 3. Sarana dan prasarana di ruangan kurang
5. Sarana dan prasarana sudah cukup memadai perawatan sehingga terdapat peralatan yang
6. Sumber dana tetap dan tidak tetap berasal dari rusak
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 4. SDM yang ada kurang
7. Adanya insentif bagi karyawan yang diberikan
oleh RS sesuai dengan golongan, masa kerja,
jabatan , status kepegawaian ( karyawan tetap
dan tidak tetap)
8. Visi dan misi ruangan dan rumah sakit sudah
terpampang
9. Tingkat kepuasan pasien puas ( kesesuaian
harapan dan kenyataan )
10.Terdapat kotak saran
11. Masa kerja perawat mayoritas 3-6 tahun
173

Oppurtunuty – O Strategy SO Strategy WO


1. Adanya program 1. Mempertahankan kualitas SDM dan 1. Memperbarui struktur organisasi dengan
Pendidikan lanjutan/ meningkatkan kualitas SDM perawat yang ada memanfaatkan MOU dengan pendidikan.
pelatihan/seminar untuk dengan menggunakan alokasi dana untuk (W1:O5)
perawat di RS pengembangan pendidikan formal, seminar bagi 2. Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk
2. RS Dr. AK Gani perawat diruangan dan pelatihan perawat (S 1,3,4:
menambah fasilitas dengan memanfaatkan
merupakan salah satu O1,5)
rumah sakit rujukan 2. Mempertahankan dan meningkatkan penerapan
MOU dengan pendidikan (W7,O5)
daerah. Metode Praktik Keperawatan Profesional dengan
3. Mendapatkan dukungan fungsi supervisi, role play, pelatihan MPKP
logistic dari APBD dan memanfaatkan kerja sama dengan pihak lain
APBN (MOU) dengan instiusi pendidikan. (S2,,13,O5)
4. Adanya kerjasama 3. Mempertahankan sarana dan prasarana dengan
dengan pihak laim mengoptimalkan dana dan dukuangan logistik
dengan, kontraktor, dari pemerintahan Depkes. (S5,6,O3)
BPJS, perusahaan 4. Mempertahankan dan mengoptimalkan tunjangan
swasta kesehatan dengan pihak lain melalui kerja sama
5. Adanya kerja sama (ASKES dan JAMSOSTEK (S6 : O4)
dengan institusi
pendidikan
Threats – T Strategy ST Strategy WT
1. Adanya undang – Meningkatkan kualitas SDM seperti memperbanyak Memanfaatkan dan memodifikasi ruang pojok untuk
undang perlindungan perawat yag diikut sertakan dalam pelatihan dan menyusui (W7: T2).
konsumen motivasi perawat yang tinggi untuk meningkatkan
2. Adanya rumah sakit daya saing dalam menghadapi competitor.(S1,2,3T2)
competitor yang berada
disekitar rumah sakit.
174

PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANGAN TERATAI

No Masalah A B C D E F G H I J K L Skor Urutan


Manajemen Total Prioritas

1 Ronde 4 4 4 2 2 1 3 3 3 4 4 2 36 8
Keperawatan

2 Uraian Tugas 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 43 3

3 Pengendalian 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 45 2
Infeksi

4 Pasien Safety/ 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 46 1
sasaran
keselamatan
pasien

5 Struktur 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 7
Organisasi
ruangan

6 Promosi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 9
Kesehatan

7 Kurangnya 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40 5
Peralatan Medis

8 Etika 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 40 6
komunikasi

9 Komunikasi 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 41 4
Teraupetik
dalam
keperawatan
175

Keterangan

A : Resiko Terjadi H : Waktu

B : Resiko parah I : Dana

C : Potensial untuk pelatihan J : Fasilitas Kesehatan

D : Minat Perawat K : Sumber daya

E : Mungkin diatasi perawat L : Sesuai dengan peran

F : Sesuai program

G : Tempat

Keterangan Bobot :

1 : Sangat rendah

2 : Rendah

3 : Cukup

4 : Tinggi

5 : Sangat tinggi

Prioritas Masalah

1. Pasien Safety / sasaran keselamatan pasien

2. Pengendalian Infeksi

3. Uraian Tugas
176

Planning Of Action (POA):

NO Uraian kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu PJ

Mengusulkan peningkatan Keselamatan pasien Pasien dan Sosialisasi


mutu pelayanan terus meningkat, kepuasan keluarga
menerus sehingga memberi pasien meningkat,
kesan yang baik pada pendokumentasian mutu
pasien. Menyusun pelayanan teroptimal dan
1
perencanaan keselamatan adanya
pasien sesuai standard pendokumentasian yang
akreditasi rumah sakit rapi untuk indikator
terbaru ( 6 sasaran mutu.
keselamatan pasien

Melakukan Promosi Untuk menghindari dan Perawat Sosialisasi


kebersihan tangan dan 5 mengurangi terjadinya ruang teratai
2
moment kepada perawat infeki
diruang teratai

3 Membuat uraian tugas Untuk mengetahui tugas Semua staf Sosialisasi


sesuai dengan kewenangan dan batasan tanggung ruangan
klinis jawab dalam memberikan teratai
asuhan keperawatan pada
177

pasien
178
58

Anda mungkin juga menyukai