BAB II
PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini akan disajikan tentang pengumpulan data yang meliputi
berkualitas.
social masyarakat yang diberikan dengan niat ibadah kepada Allah SWT.
8. Kepedulian.
9. Mengutamakan kepuasan.
2.2.1.1 Tenaga
Primer. Hal ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki
Ruang Shofa 3A dipimpin oleh seorang kepala ruangan dan dibantu oleh
Katim I
Katim II
Desi Candra Amd.Kep
Yani Asmiatin S.Kep.,Ns
dibantu oleh Ketua tim dan beberapa perawat pelaksana. Adapun struktur
Katim I
Katim II
Desi Candra Amd.Kep
Yani Asmiatin, S.Kep.,Ns
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
1. Denok J S Kep.Ns
1. Triana S.Kep.Ns
2. Edy Sujalmo, Amd.Kep
2. Citra, Amd.Kep
3. Isnania AmdKep
3. Ratih, Amd.Kep
4. Aninda Amd.Kep
4. Gazali, Amd.Kep
5. Lani Sri Amd. Kep
5. Siska Dimas, Amd.Kep
6. Mualifah Amd Kep
6. Eko, Amd.Kep
7. Ary Kurnia Amd.Kep
7. Andriani, Amd.Kep
8. Desi P Amd. Kep
a. Kepala Ruangan
Tugas Pokok :
Uraian Tugas :
sesuai kebutuhan
ruang rawat
ruang rawat
kepala unit di RS
ketenangan.
diitnya.
meliputi :
13
b. Perawat Primer
diperlukan
social di masyarakat
rumah sakit
komprehensif
social di masyarakat.
c. Perawat Assosiate
Tugas pokok :
a. Pemberian obat
b. Pemeriksaan laboraturium
klien
dan ketenangan.
administrasitif
keindahatan ruangan.
16
penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun
tertulis
20. Melaporkaan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat
primer
17
4. MAKP
5. Perawatan Luka
6. Komunikasi Efektif
4. Denok Jua Pratiwi S1 Keperawatan BLUD P 1. PPGD I 2023 2023
2. CI
3. Komunikasi Efektif
4. Pasient Safety
5. Desi Candra D3 Keperawatan IIIb P 1. PPGD III 2023 2023
2. PPI Dasar
3. Komunikasi efektif
4. MAKP
6. Isnania D3 Keperawatan IIIb P 1. PPGD III 2023 2023
2. PPI Dasar
3. Komunikasi efektif
4. MAKP
7. Siska Dimas GM D3 Keperawatan BLUD P 1. PPGD II 2023 2023
2. PPI Dasar
3. Komunikasi efektif
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan, sejumlah 100% perawat merasa struktur
organisasi yang sudah sesuai degan kemampuan perawat, sejumlah 100 % perawat merasa
pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur organisasi, sejumlah 100% perawat merasa
Kepala Ruangan sudah optimal melaksanakan tugas – tugasnya, Sejumlah 100% perawat
menganggap kinerja ketua tim sudah kompeten dalam tugasnya, Sejumlah 90% perawat
menganggap beban kerja sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, Sejumlah 90 %
minimal care, partial care dan total care. Dengan nilai sebagai berikut:
a. Minimal care
b. Partial care
c. Total care
2) Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
4) Kebutuhan nutrisi dan cairan di penuhi melalui terapi intravena (infus) atau
NG tube (sonde)
7) Dimandikan perawat
Kebutuhan tenaga perawat di ruang SHOFA 3 dari hasil pengkajian adalah sebagai
berikut :
a. Menurut DOUGLAS
279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan 10 orang +1 orang fungsional ( kepala ruangan) + 4
orang lepas dinas = 15 orang. Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan menurut rumus douglas di
Keterangan:
Angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun, sedangkan 279
Menurut rumus Douglas jumlah perawat yang dibutuhkan dalam shift pagi sebanyak 5
orang, shift siang sebanyak 3 orang, dan shift malam sebanyak 2 orang, sedangkan libur maupun
lepas dinas sebanyak 4 orang. Sedangkan di Ruang Shofa 3 jumlah perawat dalam shift pagi
sebanyak 5 orang yaitu terdiri dari 2 PP dan 2 PA, shift siang 3 orang terdiri dari 1 PP ,2 PA,
dan shift malam 3 orang yang terdiri dari 1 PP,1 PA. Maka dari itu, jumlah perawat shift di
Ruang Shofa 3A terdapat kelebihan dengan teori douglas pada shift malam.
25
Kesimpulan menurut teori total perawat keseluruhan yang dibutuhkan sebanyak 15 orang.
Dengan tenaga fungsional sebanyak 1 orang (karu) sehingga tenaga perawat yang dibutuhkan
adalah 10+4+1 fungsional = 15 orang. Sedangkan jumlah perawat di Ruang Shofa 3A sebanyak
17 orang perawat pelaksana dan 1 orang kepala ruangan dengan total 18 orang. Berdasarkan data
tersebut maka jumlah tenaga yang ada masih mengalami kelebihan 3 orang untuk perawat
pelaksana.
Kebutuhan Tenaga Perawat = (BOR x Jumlah TT) x rata – rata jam perawatan
Faktor Koreksi =
Jumlah hari minggu 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat yang tersedia =
365 – 82 283
= (9 + 3) x 25% = 3 (C)
Analisis Rumus Douglas diperlukan 15 orang, menurut Depkes diperlukan 113 orang tenaga
Jadi pada tanggal 30 Novembermasih terdapat kelebihan tenaga keperawatan di ruangan Shofa3.
a. Menurut DOUGLAS
279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan 12 orang +1 orang fungsional ( kepala ruangan) + 4
orang lepas dinas = 17 orang. Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan menurut rumus douglas di
Keterangan:
Angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun, sedangkan 279
Menurut rumus Douglas jumlah perawat yang dibutuhkan dalam shift pagi sebanyak 5
orang, shift siang sebanyak 4 orang, dan shift malam sebanyak 3 orang, sedangkan libur maupun
lepas dinas sebanyak 4 orang. Sedangkan di Ruang Shofa 3 jumlah perawat dalam shift pagi
sebanyak 5 orang yaitu terdiri dari 2 PP dan 2 PA, shift siang 3 orang terdiri dari 1 PP 1 PA, dan
shift malam 3 orang yang terdiri dari 1 PP 2 PA. Maka dari itu, jumlah perawat shift di Ruang
Kesimpulan menurut teori total perawat keseluruhan yang dibutuhkan sebanyak 16 orang.
Dengan tenaga fungsional sebanyak 1 orang (karu) sehingga tenaga perawat yang dibutuhkan
adalah 16+1 fungsional = 17 orang. Sedangkan jumlah perawat di Ruang Shofa 3A sebanyak 17
orang perawat pelaksana dan 1 orang kepala ruangan dengan total 18 orang. Berdasarkan data
tersebut maka jumlah tenaga yang ada masih mengalami kelebihan sebanyak 1 orang untuk
perawat pelaksana.
Kebutuhan Tenaga Perawat = (BOR x Jumlah TT) x rata – rata jam perawatan
Faktor Koreksi =
Jumlah hari minggu 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat yang tersedia =
365 – 82 283
28
ruangan Shofa3 membutuhkan 16 tenaga keperawatan dan 4 tenaga non keperawatan. Jadi
dengan kondisi yang sekarang dengan 18 tenaga masih kelebihan tenaga keperawatan.
a. Menurut DOUGLAS
279
29
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan 12 orang +1 orang fungsional ( kepala ruangan) + 4
orang lepas dinas = 17 orang. Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan menurut rumus douglas di
Keterangan:
Angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun, sedangkan 279
Menurut rumus Douglas jumlah perawat yang dibutuhkan dalam shift pagi sebanyak 5
orang, shift siang sebanyak 4 orang, dan shift malam sebanyak 3 orang, sedangkan libur maupun
lepas dinas sebanyak 4 orang. Sedangkan di Ruang Shofa 3 jumlah perawat dalam shift pagi
sebanyak 5 orang yaitu terdiri dari 2 PP dan 2 PA, shift siang 3 orang terdiri dari 1 PP 1 PA, dan
shift malam 3 orang yang terdiri dari 1 PP 2 PA. Maka dari itu, jumlah perawat shift di Ruang
Kesimpulan menurut teori total perawat keseluruhan yang dibutuhkan sebanyak 16 orang.
Dengan tenaga fungsional sebanyak 1 orang (karu) sehingga tenaga perawat yang dibutuhkan
adalah 16+1 fungsional = 17 orang. Sedangkan jumlah perawat di Ruang Shofa 3A sebanyak 17
orang perawat pelaksana dan 1 orang kepala ruangan dengan total 18 orang. Berdasarkan data
tersebut maka jumlah tenaga yang ada masih mengalami kelebihan sebanyak 1 orang untuk
perawat pelaksana.
Kebutuhan Tenaga Perawat = (BOR x Jumlah TT) x rata – rata jam perawatan
Faktor Koreksi =
30
Jumlah hari minggu 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat yang tersedia =
365 – 82 283
ruangan Shofa3 membutuhkan 16 tenaga keperawatan dan 4 tenaga non keperawatan. Jadi
dengan kondisi yang sekarang dengan 18 tenaga masih kelebihan tenaga keperawatan.
keperawatan dan non keperawatan. Kualitas tenaga keperawatan yang ada sudah cukup
memenuhi kualifikasi RSU Haji Surabaya kemampuan dalam bidang keperawatan maupun
kolaborasi dengan tenaga medis lain, pada umumnya perawat di Ruang Sofa 3A kemampuan
yang memadai, kolaborasi dengan tenaga medis lainnya terjalin dengan baik dan terkoordinasi
dengan baik.
31
Dari tabel di atas perawat yang sudah mengikuti banyak pelatihan yakni Lilik H, Edi
Sujalmo, semua petugas sudah mengikuti pelatihan PPGD, Ada beberapa yang mempunnyai
seperti stroke ataupun pelatiihan terkait kasus TB paru belum ada.Untuk mengatasi hal tersebut
ruangan dan instalasi mengadakan semacam penyegaran terkait kasus stroke. Diharapkan
Dari segi kedisiplinan perawat melaksanakan tugas dengan disiplin dan sesuai dengan
jadwal dinas per shift yang diberikan, datang tepat waktu, pelaksanaan dilaksanakan tepat waktu,
Total jumlah perawat di ruang Shofa 3A RSU Haji Surabaya terdapat 18 orang dengan
jumlah tempat tidur di ruangan sebanyak 21 tempat tidur dan jumlah perawat yang cukup
membuat kualitas pelayanan perawat terhadap pasien kategori baik karena beban kerja masih
pasienya
Tanggal 30 November 2020 jumlah perawat yang dibutuhkan 10 orang +1 orang fungsional
( kepala ruangan) + 4 orang lepas dinas = 15 orang. Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan
menurut rumus douglas di ruang Shofa 3A adalah 15 orang. Tanggal 1 dan 2 Desember 2020
jumlah perawat yang dibutuhkan 12 orang +1 orang fungsional (kepala ruangan) + 4 orang lepas
dinas = 17 orang. Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan menurut rumus douglas di ruang Shofa
3A adalah 17 orang. Sehingga terdapat kelebihan tenaga 2 orang pada tanggal 30 November, dan
Berdasar hitungan Depkes pada tanggal 30 November di butuhkan tenaga 9 orang perawat
jaga, 3 lepas jaga, 3 tenaga non keperawatan dan 1 orang kepala ruangan, jadi total tenaga 16
orang dengan tenaga keperawatan sejumlah 13 orang Pada tanggal 1 dan 2 Desember 2020
dibutuhkan tenaga sebanyak 11 perawat jaga, 4 tenaga perawat lepas jaga, 1 kepala ruangan dan
4 tenaga non keperawatan. Jadi memerlukan tenaga keperawatan 16 orang dan total tenaga 20
orang. Berdasarkan hasil observasi didapatkan kelebihan tenaga keperawatan di ruang Shofa3.
Penerapan proses profesi manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi Profesi Ners
data awal dilakukan pada tanggal 30 November – 2 Desember 2020. Adapun data-data yang
Ruang Shofa 3 yang terletak di lantai 3 dari gedung shofa yang terdiri dari empat lantai
1) Sebelah timur berhadapan dengan kantor kepala instalasi rawat inap dan poli
Shofa lantai 3 adalah ruangan perawatan kelas 2 untuk pasien laki-laki maupun
perempuan dimana terdapat Stroke Corner 2 kamar, 1 kamar terdiri dari 3 tempat tidur
Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang shofa 3, jumlah tempat tidur yang
tersedia 26.
1 A 4 Medikal laki/perempuan
2 B 4 Medikal laki/perempuan
4 D 4 Medikal laki/perempuan
5 E Kosong
7 G 3 TB laki2/ Perempuan
JUMLAH 21
3. Ruang Penunjang
2) Ruang Admin
3) Ruang ganti
4) Pantry
5) Mushola
6) Nurse station
8) Galeri
9) Spoel Hook
34
I E
I
KAMAR R.Pencam KAMAR KAMAR C R KAMAR
A puran B Anteroom D
Obat
Gambar 2.1 Denah ruangan shofa 3
Berdasarkan denah lokasi di atas ruang shofa 3 pintu masuk dan keluat di sebelah timur melalui
galeri, di arah utara berhadapan dengan ruang administrasi dan dapur, di arah selatan berhadapan
dengan kamar pasien (D), dan di arah barat berhadapan dengan gudang. Kamar G digunakan
sebagai kamar pasien dengan kasus TB Paru. Secara sarana belum memadai dikarenakan belum
adanya Hepa Filter diruangan tersebut. Sirkulasi hanya menggunakan jendela pasien yang dibuka
disisi selatan. Ruang anteroom petugas yang akan ke kamar G menggunakan ruangan di sebelah
kanan kamar G. Alur keluar masuk pasien TB juga masih jadi satu dengan pasien lain.
Peralatan
a. Fasilitas Pasien
Table2.7 Fasilitas pasien yang ada di Ruang Shofa 3 RSU Haji Surabaya Tahun 2020
35
Peralatan / Rencana
Peralatan / Peralatan /
Linen / Penambahan
No Linen yang Linen yang
Nama Barang Sarana
Sesuai Hilang /
yang
Standart Rusak
Tersedia
1 Sprey 63 76 -
3 Selimut 63 55 -
4 Sarung Bantal 63 80 -
5 Sarung O2 kecil 2 -
6 Sarung Pasien 10 10 -
7 Baju Pasien 10 10 -
8 Celana Pasien 10 10 -
9 Stik Laken 63 15 -
10 Duk Kecil - - -
11 Duk pembungkus - - -
12 Baju Operasi - - -
13 Bantal 21 35 -
Tali Pengikat
14 3 1 2
Pasien
15 Perlak 21 21 -
Dalam Tabel 2.7 Fasilitas pasien, ruang shofa 3 memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 21 dan
ruangan wajib mengganti linen sebanyak 3 kali dalam 1 minggu. Secara sarana linen sudah
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Baju dan sarung pasien tidak digunakan secara
terus menerus, dikarenakan pasien menggunakan bajunya sendiri2. Rencana penambahan secara
jumlah tidak ada, hanya pengusulan linen untuk menggantikan yang sudah waktunya diganti.
Alat Kesehatan
Tabel 2.8 Alat Kesehatan yang ada di Shofa 3 RSU Haji Surabaya bulan Maret 2020
NO
NAMA ALAT Jumlah Baik Rusak Jumlah akhir
1 EKG 1 1 - 1 36
2 Suction pump 1 1 - 1
3 Syringe pump 3 3 - 3
4 Nebulizer 1 1 - 1
5 Kasur angin 3 3 - 3
6 Oximetri 2 `1 - 1
7 Tensi berdiri 1 - 1 0
8 Tensi air raksa 2 2 1 2
9 Head lamp 1 1 - 1
10 Manometer sentral 10 10 - 10
11 Termometer axila 2 1 - 1
12 Stetoscope 3 3 1 2
13 BVM 1 1 - 2
14 Jackson rees 2 2 - 1
15 Standar infuse 26 26 - 26
16 Kursi roda 2 2 - 2
17 Tounge spatel 21 21 - 21
18 Penggerus obat 1 1 - 1
19 Tabung o2 kecil 2 2 - 2
20 Troli emergency 1 1 - 1
22 Senter 1 1 - 1
23 Dressing 1 1 - 1
24 Timbangan berdiri 1 1 - 1
25 Heacting set 2 2 - 2
29 Restrain 4 4 - 4
30 Matras dekubitus 3 2 1 2
31 APAR 2 2 - 2
Berdasarkan Tabel 2.8 Alat kesehatan di ruang shofa 3 mempunyai 1 alat oxymetri yang
kurang dari standart. Tensi berdiri hanya mempunyai 1 tetapi rusak. Thermometer axila
mempunyai 1 kurang dari standart. Stetoskop hanya memliki 2 dikarenakan rusak 1. Jackson rees
memiliki jumlah yang kurang dari standart. Matras decubitus mempunyai 2 dikarenakan rusak 1.
Tabel 2.9 Alat Tulis Kantor yang ada di Shofa 3 RSU Haji Surabaya Tahun 2020
NO
NAMA ALAT JML.YG ADA USULAN
6 BL.SRT.KONTROL - -
7 BUKU BSR 200/100/400 2/2/- 6/24/12
8 BK.EKSP/KECIL 2/2 24/24
9 BK.KUARTO 2 24
10 BULPOINT - 24
11 PENSIL 2B 3 24
12 PENGHAPUS PENSIL 2 24
13 TIP-EKS 2 12
14 PENGGARIS 40 CM 4 6
15 SPIDOL KCL 5 24
16 SP.WHITE BOARD 5 36
17 SP.PERMANENT MARK 4 36
18 KERTAS HVS 2 12
19 KERTAS BURAM/COKL 2 24
20 KARBON/RIM 1 3
23 PERFORATOR 2 6
24 SILET 1 12
25 PENGHAPUS PAPAN 2 6
26 LEM KERTAS 2 12
28 ODNER 2 12
29 ISOLASI KERTAS 1 12
30 ISOLASI BENING 1 12
31 BL.KET DIRAWAT 1 6
32 BUKU LAUNDRY 1 30
33 BL.OBSERVASI 1 12
35 BL.BON BARANG 3 50
36 BK.REG.RWT.INAP 1 1
39
Kebersihan
Tabel 2.10 alat kebersihan diruang shofa 3 RSU Haji Surabaya Tahun 2020
NO JML.YG HILANG/
NAMA ALAT USULAN
ADA RUSAK
1 RINSO 1 12
2 SABUN MANDI 1 12
3 SABUN COLEK 1 12
4 KAPUR BARUS 1 12
5 SUPER BUSA 1 12
gency di 9 SAPU - 5
10 GAYUNG 6 2 20
Ruang
11 TISSUE KOTAK - -
Shofa 3 12 TISSUE GULUNG - -
13 TISU DINDING - 120
RSU Haji
14 TMP.SABUN MANDI - 20
Surabaya 15 ALAT PENGERING - 1
21 SIKAT WC 1 3
22 SIKAT BOTOL - -
23 ABU GOSOK - -
24 SKT.KMR.MANDI - -
40
No Obat Stok
1 Asam traneksamat 250 mg inj 10
2 Aminophilin inj 10
3 Isosorbid dibistrat inj 5
4 Nicardipin inj 5
5 Phenitoin inj 7
6 Noreponephrin inj 3
7 Lidocain inj 5
8 Heparin 1
9 Ephedrin inj 10
10 Amiodaron inj 5
11 Dobutamin inj 2
12 Dopamin inj 5
13 Ephineprin inj 15
14 Furosemid 7
15 Santagesik 2
16 Dexametason 10
17 Hyoscine N-butylbronide 3
18 Isosorbide dinitrat 10 tab
19 Paracetamol tab 9
20 Diphenhydramine Hcl 4
21 Atropin sulfat 10
41
e. Daftar SPO
Model kepeawatan profesional adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai) yang
salah satunya metode modular merupakan pengembangann dari primary nursing yang
professional. Metode modular mirip dengan metode tim, karena tenaga professional dan
pasien dengan asuhan keperawatan professional. Metode ini juga mirip dengan metode
primer, Karena tiap 2-3 perawat bertanggung jawab terhadap asuhan beberapa pasien
Dari hasil wawancara mulai tanggal 30 November – 2 Desember 2020 yang telah
kami lakukan, model keperawatan yang digunakan di ruang 3A yaitu metode MAKP
Modular yaitu tim primer, penggunaan MAKP tim primer ini menyesuaikan dengan
kebijakan Rumah Sakit yang mengharuskan penggunaan MAKP tim primer diruangan.
Penggunaan MAKP sudah diresmikan dengan SPO dan SAK yang tersedia di Rumah
Sakit dan sebagian perawat diruangan sudah memahami dan telah bisa mengaplikasikan
tentang metode MAKP tersebut, namun juga ada perawat yang masih belum paham
tentang MAKP tersebut, hal ini dikarenakan adanya pelatihan MAKP secara bergantian
untuk meningkatkan pemahaman tentang MAKP tim primer tersebut, jadi perawat di
model asuhan keperawatan profesional saat ini dikembangkan oleh manajemen ruang
46
Shofa 3A adalah tim-primer untuk shift pagi, siang dan malam. RSU Haji Surabaya
memiliki visi, misi, dan motto sebagai acuhan melaksanakan kegiatan pelayanan. Tenaga
kesehatan yang ada berjumlah 17 orang dan dibagi menjadi 2 orang, yaitu ruang penyakit
medikal bedah dan ruang Stroke Corner. Pada Shofa 3A terdapat 2 tim yang
bertanggungjawab pada pasien kamar A,B,G,E sebanyak 11 pasien. Sedangkan pada tim
pasien. Jumlah tenaga yang melaksanakan MAKP masih sedikit, jumlah tenaga S1 lebih
optimal karena PJ/ katim memiliki tugas yang sama tetapi pendidikan dan pelatihan yang
diikuti berbeda. Telah dijelaskan diatas bahwasanya dari 18 perawat hanya terdapat 5
perawat saja yang telah mengikuti pelatihan MAKP sisanya belum mengikuti dan juga
hanya terdapat 4 tenaga keperawatan jenjang sarjana. Hal ini menjadi salah satu faktor
MAKP di Shofa 3A belum terlaksana secara optimal dan tidak sebanding dengan jumlah
perawat disana. Sebagaian kecil perawat yang belum mendapatkan pelatihan MAKP
sehingga peran/fungsinya kurang sesuai dengan struktur MAKP maka ruang Shofa 3A
menyediakan referensi atau pedoman standart asuhan keperawatan (SAK) dan standart
Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara ataupun pedoman dalam menerima
pasien baru masuk. Penerimaan pasien baru merupakan suatu prosedur yang dilakukan
47
oleh perawat ketika ada pasien baru datang ke sebuah ruangan rawat inap.Dalam
penerima pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan,
medis, dan tata tertib ruangan. Tujuan penerimaan pasien baru adalah menerima dan
antara perawat dengan klien; mengetahui kondisi dan keadaaan klien secara umum,
bahwa penerimaan pasien baru di ruang Shofa 3A sudah berjalan dengan lancar sesuai
dengan standart prosedur operasional (SPO) dan berkas/form penerimaan pasien baru
tersedia dengan baik. Dimana sudah disampaikan secara rutin gerakan cuci tangan dan
leaflet nya sudah ada serta penjelasan dalam penggunaan sampah infeksius dan non
infeksius. Penerimaan pasien baru yang dilakukan di ruang Shofa 3A sudah sesuai
dengan yang di DRM rekam medis serta diberikan inform consent sentralisasi obat, KIE
Cuci Tangan, penggunaan tempat sampah, tata tertib. Berdasarkan hasil pengamatan yang
kami lakukan, penerimaan pasien baru yang dilakukan di ruang Shofa 3A yaitu dari
pasien yang datang dari IGD dan Poli diantar oleh PRS (Pekarya Rumah Sakit), pasien
baru di terima di ruangan oleh karu/ perawat primer (PP), PP mendelegasikan PA untuk
memindahkan pasein ke tempat tidur dan memberikan posisi yang nyaman. Serah terima
dilakukan via telepon dengan perawat IGD dengan melihat kelengkapan data, kesesuaian
terapi, gelang identitas serta penandaan resiko jatuh,hasil konsultasi bila sudah ada
rekomendasinya, di format status present pasien yang telah diberikan di ruang Shofa 3A.
ke DPJP.
nyeri, jatuh, dekubictus dan asesmet edukasi pasien 1x24 jam harus terisi juga rencana
penerimaan pasien baru dengan mengguankan media wellcome book yng berisikan
informasi tentang kebijakan dan tata tertib rumah sakit setelah pasien tenang dan situasi
(Nurse station, kamar mandi, tempat urinal/ pispot, arah kiblat, masjid, apotik, kantin dan
(DPJP).
didapatkan pelaksanaan penerimaan pasien baru sudah optimal dan tujuan tercapai
dengan baik ruang Shofa 3A. karena sudah terdapat form penerimaan pasien baru. Dalam
rekam medis penerimaan pasien baru perawat telah memberika penjelasan tentang hak
pasien, DPJP, BPJS, PPJB semua dijelaskna secara jelas. Serta menjelaskan tentang
sarana yang ada diruangan.Ketika pasien nyeri perawat mengajarkan tehnik relaksasi dan
distraksi.Format rekam medis juga telah dilengkapi dengan tanda tangan pasien, dokter
dan apoteker.
49
Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru
PP menyiapkan:
Pelaksanaan
Terminasi
Post
Evaluasi
2. Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang
harus dilakukan sebelum pergantian dinas. Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan
juga informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum, menyampaikan hal-hal penting
yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya rencana kerja untuk dinas
berikutnya
Dari hasil wawancara mulai tanggal 30 November – 2 Desember 2020 sudah ada
timbang terima diruang Shofa 3A menggunakan SBAR sudah berjalan baik tetapi belum
optimal.
bahwa perawat diruang Shofa 3A saat ini timbang terima untuk pergantian shift telah
dilaksanakan dan belum optimalnya format timbang terima secara SBAR. Sebelum
dilakukan timbang terima dilakukan doa bersama, setelah itu perawat shift malam
menyampaikan timbang terima pada perawat shft pagi. Hal yang disampaikan adalah
jumlah pasien, identitas, diagnose medis, hari rawat, DPJP, tindakan yang sudah dilakukan
dan belum dilakukan, pesan dokter mengenai peribahan pengobatan (dosis/nama obat) dan
terapi yang di berikan pada pasien, serta pesan khusus untuk kegiatan cek laboratorium.
Saat timbang terima banyak perawat yang menggunakan sobekan kertas untuk
mencatat. Dalam hal ini dapat beresiko kesalahan, hasil operan yang telah dicatat hilang
dan tidak efektif efisien karena tidak terstruktur sesuai SPO komunikasi efektif SBAR
semua pasien tetapi validasi belum efiseien karena tidak melakukan proschek ulang
identitas pasien di setiap Bed dan kurangya komunikasi seperti memperkenalkan nama
perawat pada shift berikutnya. Selain itu, pada melakukan timbang terima ke pasien
kurang dalam menanyakan keluhan dan memberikan edukasi terhadap pasien dan keluarga
Berdasarkan teori timbang dan dipimpin oleh kepala ruangan, timbang terima
dilakukan oleh PP sift sebelumnya dengan PP sift selanjutnya. Timbang terima di ruang
Shofa 3Asudah dilakukan namun belum optimal. Shofa 3 sudah menggunakan format
SBAR tetapi belum optimal karena backgrounnya tidak semua pasien menjelaskan risiko
jatuh, penggunaan obat sebelumnya, riwayat penyakitnya. Data tersebu dijelaskan jika
bertanya kepada PJ saja.dan timbang terima yang membutuhkan waktu yang lama
dikarenakan pasiennya banyak serta belum terlaksananya pre dan post conference timbang
terima.
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU
3. Ronde Keperawatan
keperawatan klien yang dilaksanakan di nurse station untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer dan atau
konselor, kepala ruangan, perawat associated yang melibatkan seluruh anggota tim
(Nursalam, 2012).
Dari hasil wawancara data yang didapat pada tanggal 30 November – 2 Desember
2020 di Ruang Shofa 3A sudah ada standart prosedur operasional (SPO) tetapi tidak
terjadwal secara baik. Ronde Keperawatan dilakukan secara tidak formal, belum
terbentuknya tim ronde keperawatan, ada rencana akan dilakukan ronde keperawatan
yaitu bila ada pasien yang lama hari perawatanya dan masalah keperawatanya belum
teratasi. Sehingga hal itu bukan dikatakan ronde keperawatan namun study kasus.
53
optimal, karena tidak dilakuakn secara formal. Jika mengadakan ronde keperawatan
sudah terplaning, kasusnya apa, mencari bahan, refrensi, membuat PPT, mengundang dr
penangggung jawab, apoteker dan gizi. Untuk diruangan Shofa 3A sifatnya tidak formal.
Jika dr visite jika ada pasien ALOSnya lama dan tidak ada perubahan maka ditanyakan
kepada dokternya dirujuk/ KIE keluarga/ menaikkan antibitoik. Terdapat diskusi dengan
dokter penanggung jawab , apoteker dan gizi. Maka dari itu pentingnya dibentuknya tim
masalah yang terjadi dan koordinasi perawat dan tenaga medis lainnya.
PP
Tahap pra……………………….
PENETAPAN PASIEN
54
PERSIAPAN PASIEN :
o Informed consent
o Hasil pengkajian/validasi data
Apa diagnosis keperawatan
Apa data yang mendukung
Tahap Pelaksanaan PENYAJIAN MASALAH Bagaimana intervensi yang
MASLA dilakukan ?
Apa hambatan yang ditemukan ?
di nurse station………….
VALIDASI DATA
Lanjutan - diskusi
4. Supervisi Keperawatan
perawat agar merka dapat melaksanakan tugas kekgiatan yang ditetapkan secara efisien
dan efektif. Tujuan supervise adalah untuk memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas
Dari hasil wawancara data yang didapat pada tanggal 30 November – 2 Desember
2020 dan laporan perawat di ruang Shofa 3A, bahwa tersedia standart prosedur
operasional (SPO) dan sudah menerapkan adanya supervisi dan kegiatan ini mendapat
dukungan dari kepala bidang keperawatan serta kepala ruangan. Supervisi dilakukan oleh
55
kepala ruangan sebagai supervisor yang mampu melaksanakan peran sebagai kepala
ruangan dalam lingkup tanggungjawabnya, dan kegiatan supervisi ini sudah terjadwal.
Untuk setiap minggu sekali dilakukan supervisi SKP dan untuk 6 bulan sekali dilakukan
supervisi tindakan dan sudah sesuai SPO yang ditentukan dan tercapai dengan baik.
Alur Supervisi
Ka. Bid Perawatan
Kasi Perawatan
Ka. Perawatan
56
Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan
serta instrumen / alat ukur
Supervisi
Delegasi
Fair
Feed Back
Follow Up, pemecahan PA PA
masalah,
reward/reinforcement
5. Discharge planning
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah
Dari hasil wawancara data yang di dapat pada tanggal 30 November – 2 Desember
2020 dan laporan perawat di ruang Shofa 3A, format dan standart prosedur operasional
(SPO) Discharge Planning sudah tersedia dan dilakukan oleh perawat, isinya mencakup
HE mengenai cuci tangan, perawatan selama di Rumah sakit dan persiapan untuk kontrol
selanjutnya.
terdapat kesesuaian antara teori dan faktanya yaitu discharge planning sudah dilakukan
dengan sesuai tahapan dan keluarga diberikan leaflet sesuai dengan diagnose.
Pra
Karu memberitahu PP adanya pasien yang perlu diberi discharge
planning
PP menyiapkan:
Pelaksanaan
- Lembar persetujuan discharge planning
- Leaflet discharge planning
Terminasi
Evaluasi
Post
System UDD (Unit Dose Dispensing) yaitu merupakan system menyiapkan dan
pendistribusian obat serta alkes kepada pasiean rawat inap diaman obat dikemas dalam
bentuk dosis tunggal pemakaian (INNSA, 2003 dikutip dari ASHP 1989).
(SPO) semua obat injeksi dan alkes disteralisasikan di ruang sentralisai obat sendiri. Alur
sentralisasi obat di ruang Shofa 3A adalah setelah visite dokter menuliskan obat yang
dibutuhkan pasien di RPO dan CPPT, apoteker mengentri obat sesuai advis dokter dan
kurir farmasi membawa obat pesanan dari depo farmasi ke ruang Shofa 3A untuk
pasien sesuai dengan box pasien jika ada tambahan obat perawat memesan obat lewat
televon ke depo farmasi setelah itu, keluarga. PRS mengambil obat di depo farmasi
namun pada lembar pemberian dan sentralisasi obat sudah terisi TTD dari pasien,
keluarga pasien sudah terdapat lembar serah terima antar farmasi dan perawat dan etiket
telah tercantum saat pemberian obat sehingga mengurangi resiko terhadap kesalahan
dalam pemberian obat, pengelolaan obat sudah baik dengan menempatkan setiap obat di
box masing-masing pasien, selain ini menjadikan pemberian obat menjadi lebih terpantau
dan efektif.
menggunakan metode ODD (One Day Dose) yakni metode sudah dijelaskan kepada
keluarga saat penerimaan pasien baru yang dipimpin oleh PP dan disaksikan oleh
pasien.Setelah itu obat dioplos oleh apoteker. Namun di Shofa 3 tidak sesuai SPO karena
Dokter
Resep
Perawat
Farmasi
Tanda terima
Perawat
Sentralisasi Obat
komunikasi, proses keperawatan dan standar keperawatan. Efektifitas dan efisiensi sangat
pendokumentasian pada ruang Shofa 3A sudah berjalan dengan cukup baik sesuai dengan
SPO dimana sudah dilakukan pengisian format yang berisikan jawaban dari hasil visite
Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS meskipun ada yang umum maupun
dari pihak ke III. Sedangkan dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit.
Tabel 2.15 Tarif Akomodasi, Administrasi, Visite, dan Konsultasi Dokter di Ruang Shofa
3 RSU Haji Surabaya
NO TARIF KLAS II
1 Sewa kamar 139.000
2 Visite dokter spesialis 60.000
3 Visite dokter dan konsultasi visite 50.000
one day care
3. Jumlah Pasien Umum, PBI, dan Non PBI Bulan November 2020
Tabel 2.16 Jumlah Pasien Umum, PBI, dan Non PBI Ruang Rawat Inap Shofa 3 RSU
Haji Surabaya Bulan Maret 2020
78
Pendataan indikator mutu klinik kejadian pasien jatuh dan kejadian decubitus
dilakukan oleh tim Patient safety pada Juli- November 2020 diruangan Shofa 3 RSU Haji
Surabaya.
TRANSFUSI
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa adanya ketidakpatuhan identifikasi dan
kejadian salah obat sebanyak 0% selama tahun 2020. Kejadian dekubitus sebanyak 0 %.
Tabel 2.22 Lima Diagnosa Keperawatan Terbanyak di Ruang Shofa 3 RSU Haji
Surabaya
2. Kepuasan Pasien
Kepuasan pelanggan hasil yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa sama
atau melebihi harapan yang diinginkan (Yamit, 2002). Sedangkan menurut Pohan (2007)
menjelaskan bahwa kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanana kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membadingkan
sedangkan pada pelayanan perawat didaptkan hasil 66,4% pasien merasa puas, dan pada
3. Kecemasan
Tabel 2.23 Kecemasan Pasien Selama Perawatan di Ruang Rawat Inap Shofa 3
RSU Haji Surabaya Tanggal 19 April 2020
Sebagian besar pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat inap Shofa 3 sebagian
4. Kejadian Flebitis
Tabel 2.24 Kejadian phlebitis di Ruang Rawat Inap Shofa 3 RSU Haji Surabaya tahun
2020
66
∑ ∑ Pasien yang
No Tahun %
Kejadian Terpasang Alat
1. Juli- 7 252 2,7%
November
Tabel 2.25 Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap Shofa 3 RSU Haji Surabaya
Pada tahun 2020 sebagian besar yang melakukan HH adalah perawat sebanyak
Tabel 2.13 Penyakit terbanyak di ruang SHOFA 3 RSU Haji Surabaya Periode bulan
Januari sampai November 2020
No. Diagnosa Jumlah Prosentase (%)
1. Diare 355 24%
2. Diabetus Melitus 266 18%
3. CVA 236 16%
4. Dispepsia 162 11%
5. Anemia 147 10%
6. CKD 103 7%
7. Hipertensi 74 5%
8. Decompensasi Cordis 59 4%
9. Hepatitis 44 3%
10. DHF 30 2%
Jumlah 1.476 100%
Berdasar tabel diatas kasus yang paling banyak adalah diare, kasus TB paru belum
menjadi bagian dari 10 kasus terbanyak dikarenakan ruang shofa3 3 baru menerima
pasien TB mulai tanggal 24-11-2020 dengan 3 TT. BOR TT untuk pasien TB juga sering
penuh (3 pasien).
BOR yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu tahun waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat
Rumus: X 100%
Keterangan: TT = Tempat-tidur
Rumus: X1
= 72%
Tanggal 30 November2020
2 Sore 2 2 3 3 1 (kosong2) 3
(kosong 2) (kosong 2) (kosong 0) (kosong 1 ) (kosong 0)
3 Malam 2 2 3 3 1 (kosong2) 3
(kosong 2) (kosong 2) (kosong 0) (kosong 1 ) (kosong 0)
69
pelayanan apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang
Rumus: X 100%
Jumlah
Jumlah Hari
Tanggal Pasien ALOS
Perawatan
Pulang
30 November 1 3 hari 3
2020
1 Desember 2020 1 3 hari 3
2 Desember 2020 3 14 hari 4,6
Jadi dari berdasarkan tabel diatas kesimpulan ALOS pada pasien di ruangan
Shofa3 sebesar 3 dan 4,6 hari. Namun saat ini didapatkan 1 pasien yang sudah dirawat