0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas prosedur sedasi yang meliputi definisi sedasi, klasifikasi sedasi, tujuan dan kebijakan pelaksanaan sedasi, serta langkah-langkah persiapan pasien, pelaksanaan, pengakhiran dan pemulihan sedasi. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan sedasi pada pasien dilakukan dengan benar dan sesuai standar.
Dokumen ini membahas prosedur sedasi yang meliputi definisi sedasi, klasifikasi sedasi, tujuan dan kebijakan pelaksanaan sedasi, serta langkah-langkah persiapan pasien, pelaksanaan, pengakhiran dan pemulihan sedasi. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan sedasi pada pasien dilakukan dengan benar dan sesuai standar.
Dokumen ini membahas prosedur sedasi yang meliputi definisi sedasi, klasifikasi sedasi, tujuan dan kebijakan pelaksanaan sedasi, serta langkah-langkah persiapan pasien, pelaksanaan, pengakhiran dan pemulihan sedasi. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan sedasi pada pasien dilakukan dengan benar dan sesuai standar.
SADEWA 02/157/10/2016 0 1/1 Tanggal terbit: Ditetapkan: Direktur STANDAR PROSEDUR 1 Desember 2016 OPERASIONAL drg. Wiwik Lestari Prosedur sedasi didefinisikan sebagai suatu teknik pemberian obat penenang atau obat disosiatif dengan atau tanpa analgetik yang memungkinkan pasien untuk mentolerir prosedur tindakan dimana fungsi kardiorespirasi tetap terjaga, dan mampu mempertahankan oksigenasi serta control nafas secara mandiri. Klasifikasi Sedasi 1 Sedasi ringan : a. Mampu secara normal merespon stimulasi verbal. b. Fungsi kognitif dan koordinasi dapat mulai terganggu. c. Fungsi ventilasi dan kardiovaskuler tidak terganggu.
Pengertian 2 Sedasi sedang / analgesia :
a. Pasien tidur, respon terhadap perintah verbal. b. Jalan nafas paten, dan ventilasi spontan masih adekuat. c. Fungsi kardiovaskuler tidak terpengaruh. 3 Sedasi dalam : a. Pasien tidak berespon terhadap perintah verbal, namun respon terhadap stimulasi nyeri kuat atau berulang. b. Fungsi ventilasi mungkin sudah terganggu, pasien mungkin sudah membutuhkan bantuan untuk menjaga patensi jalan nafas. c. Ventilasi spontan umumnya tidak adekuat. d. Kardiovaskuler tidak terganggu.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Bagi rumah sakit agar terdapat prosedur penatalaksanaan sedasi secara benar, sesuai tatacara yang telah digariskan. Tujuan 2. Bagi pasien, agar pasien yang menjalani tindakan sedasi bisa mendapatkan penjelasan dan pelayanan secara benar dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan medis. 3. Bagi dokter pelaksana, terdapat tata cara pengelolaan sedasi. SK Direktur Nomor : 128/SK/DIR/XII/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Kebijakan Anestesi Dan Sedasi. Prosedur Dokter anestesi dapat dibantu oleh perawat anestesi melakukan : 1. Persiapan Pasien : SEDASI
RSKIA No. Dokumen No. Revisi Halaman
SADEWA 02/157/10/2016 0 1/2 Tanggal terbit: Ditetapkan: Direktur STANDAR PROSEDUR 1 Desember 2016 OPERASIONAL drg. Wiwik Lestari a. Evaluasi pra sedasi pastikan identitas pasien, perhatian khusus pada pasien anak-anak dan pasien usia lanjut. b. Dilakukan informed consent. c. Pastikan tersedia obat-obat emergency. d. Memastikan akses intravena berfungsi dengan baik. e. Memastikan kondisi fisik dan kelengkapan administrasi terakhir. f. Pastikan monitor pasien sesuai dengan kebutuhan dan berfungsi baik. g. Pastikan perlengkapan anestesi berfungsi dengan baik. h. Sediakan obat-obat premedikasi, induksi dan pemeliharaan sesuai dengan kebuhan dan kondisi pasien. i. Premedikasi sesuai kebutuhan. 2. Pelaksanaan : a. Pasien masuk ruang tindakan, tensi nadi dan saturasi didokumentasikan pada form sesuai dengan nomor rekam medik. b. Dilakukan monitoring sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien tiap lima menit c. Monitoring minimal yang harus ada adalah monitor tekanan darah, saturasi oksigen dan nadi. d. Diberikan obat-obat sedasi dan pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. e. Teknik pemberian obat pemeliharaan sedasi disesuaikan dengan kondisi pasien dan jenis tindakan 1 Pengakhiran Sedasi a. Diberikan obat analgesi dan pencegahan mual muntah sesuai kebutuhan dan kondisi pasien. b. Obat-obat pemeliharaan sedasi dihentikan setelah tindakan selesai. 2 Pemulihan Sedasi a. Selesai tindakan pasien dinilai tingkat kesadaran dan monitoring tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama. b. Selanjutnya penilaian dilakukan tiap 15 menit sampai pasien benar- benar sadar. c. Jika pasien tidak segera sadar dilakukan evaluasi kemungkinan SEDASI
RSKIA No. Dokumen No. Revisi Halaman
SADEWA 02/157/10/2016 0 1/3 Tanggal terbit: Ditetapkan: Direktur STANDAR PROSEDUR 1 Desember 2016 OPERASIONAL drg. Wiwik Lestari penyebab, jika diperkirakan karena beziodiazepine diberikan obat antidotum d. Pasien boleh dipindahkan (pindah ruangan / pulang) jika : 1) Pasien sadar penuh 2) Tanda vital normal 3) Bebas nyeri atau nyeri dapat tertangani dengan medikasi oral 4) Bebas mual atau mual dapat tertangani dengan medikasi oral e. Dilakukan serah terima pada saat pasien dipindahkan. Unit terkait Unit Kamar Bersalin, Unit Kamar Operasi