Nomor : 046/PER-DIR/RSGMM2100/I/2022
Tentang:
PEDOMAN MENJAGA KEAMANAN DAN KESELAMATAN
Menimbang :
a. bahwa keamanan dan keselamatan bagi pasien menjadi
prioritas utama dalam penyelenggaraan rumah sakit;
Mengingat :
1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :
Mencabut Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha MM2100
Nomor: 082/PER-DIR/RSGMM2100/I/2019 tentang Pedoman
Menjaga Keamanan dan Keselamatan
Kedua :
Memberlakukan Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha MM2100
Nomor: 046/PER-DIR/RSGMM2100/I/2022 tentang Pedoman
Menjaga Keamanan dan Keselamatan
Ketiga :
Pedoman Menjaga Keamanan dan Keselamatan sebagaimana
dimaksud pada diktum kedua terlampir dalam lampiran Peraturan
ini
Keempat :
Pedoman Menjaga Keamanan dan Keselamatan sebagaimana
dimaksud dalam diktum ketiga digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan di lingkungan Rumah Sakit Grha
MM2100
Kelima :
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.
Ditetapkan di : Cibitung
Pada tanggal : 8 Januari 2022
Rumah Sakit Grha MM2100
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground, peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di lingkungan
Rumah Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien,
pengunjung serta masyarakat sekitar. Keselamatan merupakan kondisi atau situasi
selamat dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan tertentu. Sedangkan keamanan
adalah suatu kondisi yang melindungi properti milik Rumah Sakit, sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit dari bahaya pengrusakan dan kehilangan atau akses serta penggunaan
oleh mereka yang tidak berwenang. keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang
yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun
non materil.
Keamanan bagi pasien adalah tanggung jawab dari rumah sakit. Keamanan
pasien adalah salah satu hal yang utama dalam mendukung proses penyembuhan
dari penyakitnya. Keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga
kesinambungan dan operasional rumah sakit karena bersifat sebagai penunjang dari
pelayanan inti yang diberikan oleh rumah sakit.
Upaya menjaga keamanan di rumah sakit merupakan sebuah upaya untuk
mengurangi resiko serta dampak kerugian material yang terjadi akibat tindakan yang
tidak aman dan selamat. Upaya memberikan kondisi aman dilakukan agar dapat
menjamin keselamatan orang yang ada di dalamnya. Tujuan dari pedoman ini adalah
memberikan arahan bagi pelaksana untuk bertindak sesuai prosedur dan standar
sehingga tercipta suasana aman di dalam rumah sakit sehingga tercipta keselamatan
bagi pasien, pengunjung, staf, ataupun tamu di rumah sakit
Pedoman ini berisi tata laksana keamanan dan keselamatan rumah sakit yang
meliputi ruang lingkup area beresiko keamanan, area terbatas, identifikasi
pengunjung, pemeriksaan barang dan patrol keamanan dan keselamatan, serta
membantu dalam mengidentifikasi risiko yang dapat menyebabkan gangguan
keamanan.
Selain itu, Rumah sakit harus memiliki panduan dalam memberikan perlindungan
bagi orang-orang yang dianggap kelompok beresiko. Perlindungan tersebut meliputi
perlindungan terhadap kekerasan terhadap lansia, penderita cacat, anak-anak dan
yang berisiko disakiti adalah yang dilakukan oleh pengunjung, staf rumah sakit dan
pasien lain.
B. DEFINISI
Pengertian-Pengertian Dalam Pedoman:
1. Keselamatan adalah memberi jaminan bahwa gedung, properti, teknologi medik
dan informasi, peralatan, serta sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko
terhadap pasien, keluarga, staf, dan pengunjung
2. Keamanan adalah melindungi property milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga,
dan pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan oleh
orang yang tidak berwenang.
3. Prosedur adalah serangkaian tindakan yang spesifik yang harus dilakukan
dengan cara yang sama setiap saat untuk memperoleh hasil yang sama juga.
4. Security adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi untuk
melakukan keamanan baik kekerasan fisik ataupun kekerasan verbal dalam
rangka penyelenggaraan keamanan swakarsa di lingkungan rumah sakit.
5. Pasien adalah setiap orang yang mendapatkan perawatan medis di lingkungan
RS Grha MM2100.
6. Lanjut usia (lansia) periode dalam kehidupan yang ditandai dengan menurunnya
kemampuan fisik dan psikologis. Menurut WHO lansia dibagi menjadi 4 golongan
yaitu :
a Middle age : usia 45-59 tahun
b Elderly : usia 60-74 tahun
c Old : usia 75-90 tahun
d Very old : usia diatas 90 tahun
7. Bayi adalah seorang anak manusia yang baru dilahirkan dengan usia antara 0
s.d 12 bulan.
8. Anak-anak adalah seseorang baik laki-laki atau perempuan yang belum dewasa
atau mengalami pubertas..
9. Pasien koma pasien yang tidak dapat dibangunkan atau memberi respon pada
rasa sakit atau cahaya atau melakukan tindakan secara suka rela.
10. Pengunjung adalah setiap orang yang datan ke RS Grha MM2100 untuk
keperluan tertentu seperti keluarga pasien, tamu manajemen, supplier atau
detailing.
11. Karyawan adalah setiap orang yang bekerja di RS Grha MM2100 baik dalam
naungan Manajemen RS Grha MM2100 maupun naungan perusahaan lain yang
ditempatkan di RS Grha MM2100 (outsourcing / tenant).
12. Senjata adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melukai, membunuh atau
menghancurkan biasanya digunakan untuk mengancam.
13. Serangan fisik adalah suatu alat yang dapat digunakan kekerasan yang
dilakukan dengan melibatkan kontak langsung yang dimaksudkan untuk
menimbulkan perasaan takut, cedera atau penderitaan fisik.
14. Kehilangan adalah suatu kejadian dimana barang seseorang tertinggal di suatu
tempat di dalam lingkungan RS Grha MM2100 dan ditemukan oleh seseorang
yang kemudian berniat memiliki barang tersebut dan akhirnya tidak
mengembalikan kepada pemilik barang.
15. Perusakan aset adalah kegiatan penghilangan atau pengurangan fungsi suatu
barang yang dilakukan oleh seseorang terhadap aset milik rumah sakit,
karyawan, pengunjung maupun pasien yang terjadi di lingkungan RS Grha
MM2100
16. Sabotase adalah tindakan perusakan yang dilakukan dengan terencana
terhadap sebuah alat atau instalasi secara sembunyi-sembunyi.
17. Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau penganiayaan
secara langsung merusak integritas fisik korban, ini mencakup antara lain
memukul, menendang, menampar, mendorong, menggigit, mencubit, pelecehan
seksual, dan lain-lain yang dilakukan baik oleh pasien, staf maupun oleh
pengunjung.
18. Kekerasan psikologis tindakan penindasan yang menimbulkan trauma
psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, atau stres. selain itu juga
menimbulkan kegalauan/gusar. Termasuk ancaman melalui verbal terhadap
individu atau kelompok yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mental,
spiritual, moral atau sosial yang dilakukan secara verbal seperti kata-kata yang
sinis, mencaci maki, berkata kasar atau tidak pantas dan membentak dimana
berujung pada ancaman dan intimidasi.
19. Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan,
pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan
untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain.
20. Perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik adalah suatu upaya rumah sakit
untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik yang dilakukan oleh pengunjung,
pasien lain atau staf rumah sakit.
21. Cacat fisik adalah gangguan dan keterbatasan pada fungsi tubuh atau
strukturnya yang memberikan hambatan untuk melakukan suatu tindakan fisik
secara layak.
22. Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi kejiwaan yang menimbulkan
penderitaan pada indifidu dan memberikan hambatan untuk dalam
melaksanakan peran sosial..
23. Korban tindak pidana orang yang menjadi korban tindakan orang lain yang
dilarang oleh hukum seperti kekerasan fisik atau perampokan.
24. Tersangka tindak pidana adalah orang yang sedang menjalani proses hukum.
25. Narapidana adalah orang yang sedang menjalakan sansi hukum pidana di
lembaga pemasyakatan.
26. CODE GREY adalah kode khusus yang dilakukan untuk menandakan telah
terjadi gangguan keamanan personal di lingkungan RS Grha.
27. CODE BLACK adalah kode khusus di lingkungan RS Grha MM2100 untuk
menandakan ancaman bom.
28. CODE PINK adalah kode pagging khusus yang dilakukan untuk
menginformasikan kepada penghuni gedung bahwa telah terjadi penculikan bayi
/ anak di lingkungan RS Grha MM2100 oleh operator nomor darurat.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. AREA BERESIKO
Area beresiko merupakan sebuah area yang memiliki potensi terjadinya kejadian
yang menimbulkan kerugian fisik dan material dalam operasionalnya baik terhadap
pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan. Area tersebut memerlukan tindakan
khusus dalam menjaga keamanannya. Area yang termasuk dalam golongan beresiko
meliputi :
1. Ruang rawat inap
2. Ruang endoskopi
3. Ruang Rehabilitasi medik
4. Ruang Intensive Care
5. Ruang Bersalin (VK).
6. Ruang HD
7. Poliklinik spesialis.
8. IGD
9. Radiologi
10. Ruang MCU
11. Apotek.
12. Ruang Lobby
13. Ruang administrasi
TIM 1 13 13 13 13 13 13 13
TIM 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2
TIM 3 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF
JUMLAH TOTAL 15 15 15 15 15 14 14
Keterangan :
Shift 1 : 07.00 s.d 19.00 WIB
kShift 2 : 19.00 s.d 07.00 WIB
REGULER : 10.00 s.d 22.00 WIB
3. Pengaturan Lokasi Plotting dan Jumlah Personil Satuan Pengamanan Per
Lokasi.
PLOTTING SHIFT PAGI NON SHIFT SHIFT MALAM OFF
Danru 1 1 1
Lt. SB - - -
Pos 1 (Pintu masuk
parkir) 1 1 1
Lobby Utama 1 1 1
IGD 1 1 1
Patroli 1 1 1
Lt. 2 1 - -
Lt. 3 - - -
Lt. 5 1 - -
Lt. 7 1 1 1
Reliver 1 1
Chief 1
TOTAL 9 1 6 6
TOTAL MANPOWER 22
Keterangan :
: 07.00 s.d 19.00
Shift 1 WIB
: 19.00 s.d 07.00
Shift 2 WIB
1. Area Eksternal
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Depan Lobby Utama 2 Mengarah pengunjung/karyawan;
Mengarah Pintu masuk/keluar
kendaraan
2 Pintu masuk IGD 1 Mengarah ke tempat drop off pasien
3 Depan BPJS 1 Mengarah ke area parkir drop off
pasien
4 Parkir basemen 5 Mengarah ke area parkir mobil
5 Loading dock gas 1 Mengarah ke area drop off gas
6 Loading dock farmasi 1 Mengarah ke area pintu farmasi
7 Loading dock kitchen 1 Mengarah drop off material/barang
8 Pintu masuk karyawan 1 Mengarah ke pintu keluar/masuk
karyawan dan pintu masuk logistik
9 Outdoor AC GF 1 Mengarah kearah pintu keluar
kendaraan
TOTAL 15
2. Area Internal
a Lantai Basemen
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Pintu Lift Bed
2 Lift Pasanger 1 Pintu Lift Pasanger
3 Ruang Kontrol 1 Pintu masuk ruang kontrol
4 Logistik umum 1 Pintu masuk R. Logistik Umum.
5 Farmasi 4 Didalam penyimpanan obat
TOTAL 9
b Lantai 1
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Pintu Lift Bed
2 Lift Pasanger 1 Pintu Lift Pasanger
3 Medical check-up 2 Mengarah ke koridor MCU
4 Koridor Depan 1 Koridor/Lorong
5 Koridor dalam radiologi 3 Mengarah ke pintu CT-Scan & MRI;
Mengarah ke admin & waiting
6 Koridor 1 Mengarah ke tangga menuju lt.2
7 Administrasi Ranap 1 Mengarah ke Adm
8 Apotik 1 Mengarah ke pintu masuk dan barang
c Lantai 2
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Mengarah ke pintu lift bed
2 Server 1 Mengarah ke mesin/server
3 Lift Pasanger 1 Mengarah ke pintu lift pasanger
4 Admin Obgyn 1 Mengarah ke admin/ nurse station
5 Poli Anak 2 Mengarah ke tempat main anak.
6 Koridor poli 2 Mengarah ke ruang tunggu poli
7 Poli Gigi 1 Mengarah ke ruang tunggu poli gigi.
8 Cafe 2 Mengarah ke tengah koridor.
9 Depan Tangga Darurat 1 Mengarah ke koridor poli.
10 Pendaftaran dan Kasir 1 Mengarah ke arah pendaftaran.
TOTAL 14
d Lantai 3
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Mengarah ke pintu lift bed
2 Ruang RO 1 Mengarah ke pintu masuk/keluar ruang
RO
3 Hemodialisa 1 Mengarah ke nurse station ruang
hemodialisa
4 Koridor lt.3 2 Lorong koridor lt.3
5 Koridor OK 2 Lorong Koridor OK
TOTAL 8
e Lantai 5
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Mengarah ke lift bed dan pintu masuk
2 Lift Pasanger 1 Mengarah ke lift pasanger.
3 Adm Lab 1 Mengarah ke adm. lab
4 Management Office 2 Didalam Management Office.
5 Koridor Endoskopi 1 Koridor Endoskopi
6 Kantin 1 Mengarah ke ruang makan/ kantin
karyawan
7 Koridor multifunction 1 Koridor multifunction.
8 Laboratorium 1 Mengarah kearah pintu masuk/keluar
lab dan ruang tengah
9 Multifunction 3 Mengarah ke tengah ruangan.
TOTAL 13
f Lantai 6
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
4 Multipurpose 1 Mengarah ke lift Pasanger
TOTAL 7
g Lantai 7
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
4 Multipurpose 1 Mengarah ke lift Pasanger
TOTAL 7
h Lantai 8
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
4 Multipurpose 1 Mengarah ke lift Pasanger
5 Ruang Baby Show 1 Mengarah ke Baby show bed
TOTAL 8
i Lantai 9
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
6 Multipurpose 1 Mengarah ke lift pasanger.
TOTAL 7
E. PEMERIKSAAN BARANG
Pemeriksaan barang dilakukan untuk memastikan tidak ada barang berbahaya
yang dibawa masuk ke dalam rumah sakit atau ada asset rumah saki yang dibawa
keluar. Pemeriksaan barang meliputi :
1. Barang Milik Karyawan yang akan pulang, dilakukan di lantai masing-masing dan
di lantai basement.
2. Barang Dari Supplier diperiksa saat barang masuk dan keluar.
3. Barang Milik Penyewa Lahan / Rekanan.
4. Barang milik pasien atau keluarga (pada kondisi tertentu)
Dalam sebuah fasilitas publik ancaman bom dapat terjadi kapan saja. Oleh karena
itu di perlukan kesigapan dan kesiapan semua pihak dalam menghadapinya. Tidak
saja orang yang di tunjuk menjadi penanggung jawab bencana, namun seluruh
penghuni gedung wajib mengetahui prosedur bila ancaman tersebut terjadi, dengan
mengaktifkan code black. Pengaturan aktifasi code black dan penanganan ancaman
bom akan diatur selanjutnya.
BAB IV
PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN YANG BERISIKO
Dalam kegiatan operasionalnya sebuah rumah sakit harus mengutaman keamanan bagi
pasien. Salah satu bentuk gangguan yang bisa saja dialami oleh pasien adalah penculikan
bayi atau anak. Oleh karena itu rumah sakit memiliki penanganan khusus terkait penculikan
bayi dengan mengaktifasi Code Pink. Tata cara pelaksanaan code pink diatur kemudian.
Dalam sebuah rumah sakit gangguan keamanan personal dapat terjadi kapan
saja. Gangguan keamanan dapat terjadi akibat ketidak puasan orang terhadap layanan
rumah sakit atau tindak kejahatan lainnya. Oleh karena itu di perlukan kesigapan dan
kesiapan semua pihak dalam menghadapinya. Tidak saja untuk Petugas Keamanan
namun seluruh staf rumah sakit harus bisa menghadapi kondisi tersebut. Seluruh penghuni
gedung wajib mengetahui prosedur bila ancaman personal terjadi. Pada bab ini akan
diuraikan peran dan fungsi semua pihak dalam menghadapi ancaman personal.
Gangguan keamanan personal dapat terjadi dengan kekerasan secara verbal,
tindakan yang mencurigakan, ancaman senjata atau serangan fisik. Dalam menghadapi
ancaman yang terjadi diperlukan ketenangan dalam menghadapinya. Dalam menghadapi
ancaman personal langkah-langkah yang harus dilalukan adalah :
1. Tetap tenang tidak panik dan menjadi terpancing emosi.
2. Jika melihat tindakan yang mencurigakan jika tidak memungkinkan melakukan
peneguran sendiri segeralah hubungi petugas keamanan terdekat.
3. Apabila ancaman personal dilakukan dengan ancaman verbal seperti ancaman
kekerasan, hinaan dengan kata-kata kasar / kotor, rasialis dan berbau fitnahan
lakukan pembicaraan sebanyak mungkin kepada pelaku untuk meredakan emosi
atau megalihkan perhatiannya.
4. Apabila pelaku menggunakan senjata atau mulai melakukan serangan fisik, untuk
sementara ikuti permintaan pelaku dan tetaplah tenang atau berusaha untuk
sebisa mungkin menghindar.
5. Hindari berbicara ditempat yang sepi dan tidak terlihat kamera CCTV
6. Identifikasi pelaku kekerasan dari ciri-ciri fisiknya
7. Melaporkan kepada Petugas Keamanan terdekat.
8. Buatlah kronologi singkat tentang kejadian gangguan keamanan personal untuk
berkoordinasi dengan pihak Kepolisian bila diperlukan.
9. Apabila gangguan keamanan personal terjadi pada orang lain, jika memungkinkan
bantulah korban atau segera laporkan kepada petugas keamanan terdekat.
Ancaman Bom adalah berita atau informasi dengan tujuan untuk membuat
suasana menjadi panik atau menimbulkan kegelisahan biasanya terjadi dengan
menggunakan media telepon atau media komunikasi lain misalnya surat atau email
Tipe ancaman bom adalah :
1. Ancaman lewat telepon
2. Ancaman lewat surat
3. Ancaman lewat email
4. Ancaman lewat paket.
Langkah –langkah yang dilakukan ketika terjadi kebakaran :
Penanganan Awal Ancaman Bom
1. Ancaman Bom Lewat Telepon
a Jika ancaman bom menggunakan telepon seharusnya si penerima
telepon dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari si
pengancam karena dengan begitu informasi yang didapat akan
mempermudah pihak kepolisian
b Penerima telepon tidak boleh panik, dan harus mendengarkan latar dari
si pengancam misalnya bunyi kereta, pesawat, musik, dsb, nada
suaranya bagaimana?
c Cobalah mengingat-ingat kata-kata dan pesan-pesan yang tepat,
Usahakan pembicaraan si penelepon dapat dicatat begitu penelepon
sedang berbicara. Jika ancaman ini diterima oleh operator, maka
usahakan ancaman ini direkam
d Jangan tutup telepon sampai pengancam selesai berbicara
e Hubungi security atau ketua penanggulangan bencana bahwa :
1) Ada ancaman bom
2) Tempat/ruangan yang menerima ancaman
3) Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom
2. Ancaman lewat surat
Jika ancaman lewat surat atau form lainnya maka sipenerima email jangan
panik dan langsung menghubungi ketua penanggulangan bencana/dokter
UGD kemudian dokter UGD menghubungi ketua Tim Penangan Bencana dan
kepolisian terdekat
3. Ancaman lewat email
Ancaman lewat email biasa sangat menggangu dalam berkomunikasi dan
tidak pribadi karena alamat email dalam dilihat langsung siapa pengirimnya,
dan nama pengirimnya adalah nama samaran, sipenerima email jangan panik
dan langsung menghubungi ketua penanggulangan bencana/dokter UGD
kemudian dokter UGD menghubungi ketua Penanganan Bencana dan
kepolisian terdekat
4. Ancaman lewat paket
Ancaman bom dapat di sampaikan menggunakan berbagai macam media alat
komunikasi seperti pesan singkat (SMS), surat kaleng dan yang paling sering
ditemui adalah ancaman yang disampaikan melalui telepon. Namun dapat
juga terjadi ancaman bom tidak disampaikan terlebih dahulu namun pelalu
terror langsung meletakkan bom pada tempat tertentu dan kemudian meledak
tanpa disadari.
Dalam menghadapi ancaman seperti ini perlu ketenangan dalam
menghadapinya untuk menghindari jumlah korban dan kerugian material yang
besar. Apabila ada karyawan yang menemukan atau mendapat laporan dari
pasien / pengunjung mengenai ditemukannya benda mencurigakan yang
diduga adalah bom, mala langkah penanggulangannya adalah sebagai
berikut :
a. Karyawan Yang Menemukan Benda Mencurigakan.
1) Tetap tenang tidak panik dan jangan menimbulkan kepanikan di
lingkungan kerja.
2) Jangan menyentuh benda tersebut.
3) Tidak menyebarkan informasi kepada siapapun.
4) Cari dan laporkan kepada Petugas Keamanan terdekat.
5) Tetap tenang dan kembali bekerja.
b. Petugas Keamanan.
1) Setelah mendapat laporan dari penerima ancaman bom segeralah
melapor kepada atasan langsung (Danru, Chief / wakilnya).
2) Berkoordinasi dengan Tim Tanggap Darurat Bencana dan
Manajemen untuk melapor kepada Tim Gegana Polda.
3) Melakukan koordinasi untuk membuat barikade agar benda
mencurigakan tersebut dapat dilokalisir dan tidak dilalui orang.
4) Tidak menyentuh atau memindahkan benda tersebut dan
amankan area perimeter hingga Tim Gegana Polda tiba dilokasi.
Apabila mendapatkan instruksi evakuasi penghuni, maka ikuti
prosedur tata cara evakuasi gedung (CODE PURPLE).
Setiap tindakan perlu didokumentasikan, dalam setiap upaya dan tindakan preventif
dan reaktif. Dokumentasi terkait pengamanan rumah sakit meliputi :
1. Pencatatan data pengunjung dan kejadian dalam buku mutasi.
2. Formulir laporan.
3. Berita acara kejadian.
4. Hasil investigasi laporan.
5. Data rekaman CCTV.
Dokumentasi terkait penanganan kekerasan meliputi :
1. Pencatatan data setiap pasien, pengunjung atau karyawan yang melaporkan
atau mengalami kekerasan fisik.
2. Catatan kronologis kejadian.
3. Foto / rekaman CCTV.
4. Hasil investigasi laporan kekerasan fisik.
5. Serta catatan atau bukti lain yang diperlukan.
6. Mengisi formulir kejadian kekerasan
7. Membuat kotak budaya rasa aman
BAB IX
PENUTUP
Dengan disusunnya pedoman keamanan ini diharapkan dapat menjadi suatu paduan
bagi pelaksana dilapangan. Paduan ini akan dilengkapi dengan Standart Prosedur
Operasional (SPO) untuk mempermudah serta memastikan pelaksanaannya berjalan
lancar. Segala prosedur yang telah ditetapkan dalam pedoman ini akan senantiasa di
evaluasi efektifitasnya agar segala kekurangan dan kelemahannya dapat segera diperbaiki
dan tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
Ditetapkan di : Cibitung
Pada tanggal : 8 Januari 2022
Rumah Sakit Grha MM2100