Anda di halaman 1dari 25

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA MM2100

Nomor : 046/PER-DIR/RSGMM2100/I/2022

Tentang:
PEDOMAN MENJAGA KEAMANAN DAN KESELAMATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA MM2100,

Menimbang :
a. bahwa keamanan dan keselamatan bagi pasien menjadi
prioritas utama dalam penyelenggaraan rumah sakit;

b. bahwa pelayanan dan operasional rumah sakit tidak boleh


mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan baik bagi
pasien, pengunjung, maupun karyawan rumah sakit;

c. bahwa berdasarkan evaluasi adanya revisi terhadap


Pedoman Menjaga Keamanan dan Keselamatan;

d. bahwa guna menciptakan lingkungan kerja yang aman, maka


dipandang perlu menyusun Pedoman Menjaga Keamanan
dan Keselamatan yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Grha MM2100;

Mengingat :
1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;

4. Undang-Undang tentang Keselamatan Kerja Nomor 1 tahun


1970;

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 tahun 2016


tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit;
6. Keputusan Direktur PT. Sinar Medika Sejahtera No. 079/SK-
DIR.SMS/LGL/II/2018 tanggal 23 Februari 2018 Tentang
Pengangkatan Direktur RS. Grha MM2100;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama :
Mencabut Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha MM2100
Nomor: 082/PER-DIR/RSGMM2100/I/2019 tentang Pedoman
Menjaga Keamanan dan Keselamatan

Kedua :
Memberlakukan Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha MM2100
Nomor: 046/PER-DIR/RSGMM2100/I/2022 tentang Pedoman
Menjaga Keamanan dan Keselamatan

Ketiga :
Pedoman Menjaga Keamanan dan Keselamatan sebagaimana
dimaksud pada diktum kedua terlampir dalam lampiran Peraturan
ini

Keempat :
Pedoman Menjaga Keamanan dan Keselamatan sebagaimana
dimaksud dalam diktum ketiga digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan di lingkungan Rumah Sakit Grha
MM2100

Kelima :
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya bila terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.

Ditetapkan di : Cibitung
Pada tanggal : 8 Januari 2022
Rumah Sakit Grha MM2100

drg. Kuntari Retno, MARS


Direktur
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha
MM2100
Nomor : 046/PER-DIR/RSGMM2100/I/2022
Tanggal : 8 Januari 2022
Tentang : Pedoman Menjaga Keamanan dan
Keselamatan

PEDOMAN MENJAGA KEAMANAN DAN KESELAMATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground, peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di lingkungan
Rumah Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien,
pengunjung serta masyarakat sekitar. Keselamatan merupakan kondisi atau situasi
selamat dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan tertentu. Sedangkan keamanan
adalah suatu kondisi yang melindungi properti milik Rumah Sakit, sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit dari bahaya pengrusakan dan kehilangan atau akses serta penggunaan
oleh mereka yang tidak berwenang. keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang
yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun
non materil.
Keamanan bagi pasien adalah tanggung jawab dari rumah sakit. Keamanan
pasien adalah salah satu hal yang utama dalam mendukung proses penyembuhan
dari penyakitnya. Keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga
kesinambungan dan operasional rumah sakit karena bersifat sebagai penunjang dari
pelayanan inti yang diberikan oleh rumah sakit.
Upaya menjaga keamanan di rumah sakit merupakan sebuah upaya untuk
mengurangi resiko serta dampak kerugian material yang terjadi akibat tindakan yang
tidak aman dan selamat. Upaya memberikan kondisi aman dilakukan agar dapat
menjamin keselamatan orang yang ada di dalamnya. Tujuan dari pedoman ini adalah
memberikan arahan bagi pelaksana untuk bertindak sesuai prosedur dan standar
sehingga tercipta suasana aman di dalam rumah sakit sehingga tercipta keselamatan
bagi pasien, pengunjung, staf, ataupun tamu di rumah sakit
Pedoman ini berisi tata laksana keamanan dan keselamatan rumah sakit yang
meliputi ruang lingkup area beresiko keamanan, area terbatas, identifikasi
pengunjung, pemeriksaan barang dan patrol keamanan dan keselamatan, serta
membantu dalam mengidentifikasi risiko yang dapat menyebabkan gangguan
keamanan.
Selain itu, Rumah sakit harus memiliki panduan dalam memberikan perlindungan
bagi orang-orang yang dianggap kelompok beresiko. Perlindungan tersebut meliputi
perlindungan terhadap kekerasan terhadap lansia, penderita cacat, anak-anak dan
yang berisiko disakiti adalah yang dilakukan oleh pengunjung, staf rumah sakit dan
pasien lain.
B. DEFINISI
Pengertian-Pengertian Dalam Pedoman:
1. Keselamatan adalah memberi jaminan bahwa gedung, properti, teknologi medik
dan informasi, peralatan, serta sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko
terhadap pasien, keluarga, staf, dan pengunjung
2. Keamanan adalah melindungi property milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga,
dan pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan oleh
orang yang tidak berwenang.
3. Prosedur adalah serangkaian tindakan yang spesifik yang harus dilakukan
dengan cara yang sama setiap saat untuk memperoleh hasil yang sama juga.
4. Security adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi untuk
melakukan keamanan baik kekerasan fisik ataupun kekerasan verbal dalam
rangka penyelenggaraan keamanan swakarsa di lingkungan rumah sakit.
5. Pasien adalah setiap orang yang mendapatkan perawatan medis di lingkungan
RS Grha MM2100.
6. Lanjut usia (lansia) periode dalam kehidupan yang ditandai dengan menurunnya
kemampuan fisik dan psikologis. Menurut WHO lansia dibagi menjadi 4 golongan
yaitu :
a Middle age : usia 45-59 tahun
b Elderly : usia 60-74 tahun
c Old : usia 75-90 tahun
d Very old : usia diatas 90 tahun
7. Bayi adalah seorang anak manusia yang baru dilahirkan dengan usia antara 0
s.d 12 bulan.
8. Anak-anak adalah seseorang baik laki-laki atau perempuan yang belum dewasa
atau mengalami pubertas..
9. Pasien koma pasien yang tidak dapat dibangunkan atau memberi respon pada
rasa sakit atau cahaya atau melakukan tindakan secara suka rela.
10. Pengunjung adalah setiap orang yang datan ke RS Grha MM2100 untuk
keperluan tertentu seperti keluarga pasien, tamu manajemen, supplier atau
detailing.
11. Karyawan adalah setiap orang yang bekerja di RS Grha MM2100 baik dalam
naungan Manajemen RS Grha MM2100 maupun naungan perusahaan lain yang
ditempatkan di RS Grha MM2100 (outsourcing / tenant).
12. Senjata adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melukai, membunuh atau
menghancurkan biasanya digunakan untuk mengancam.
13. Serangan fisik adalah suatu alat yang dapat digunakan kekerasan yang
dilakukan dengan melibatkan kontak langsung yang dimaksudkan untuk
menimbulkan perasaan takut, cedera atau penderitaan fisik.
14. Kehilangan adalah suatu kejadian dimana barang seseorang tertinggal di suatu
tempat di dalam lingkungan RS Grha MM2100 dan ditemukan oleh seseorang
yang kemudian berniat memiliki barang tersebut dan akhirnya tidak
mengembalikan kepada pemilik barang.
15. Perusakan aset adalah kegiatan penghilangan atau pengurangan fungsi suatu
barang yang dilakukan oleh seseorang terhadap aset milik rumah sakit,
karyawan, pengunjung maupun pasien yang terjadi di lingkungan RS Grha
MM2100
16. Sabotase adalah tindakan perusakan yang dilakukan dengan terencana
terhadap sebuah alat atau instalasi secara sembunyi-sembunyi.
17. Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau penganiayaan
secara langsung merusak integritas fisik korban, ini mencakup antara lain
memukul, menendang, menampar, mendorong, menggigit, mencubit, pelecehan
seksual, dan lain-lain yang dilakukan baik oleh pasien, staf maupun oleh
pengunjung.
18. Kekerasan psikologis tindakan penindasan yang menimbulkan trauma
psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, atau stres. selain itu juga
menimbulkan kegalauan/gusar. Termasuk ancaman melalui verbal terhadap
individu atau kelompok yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mental,
spiritual, moral atau sosial yang dilakukan secara verbal seperti kata-kata yang
sinis, mencaci maki, berkata kasar atau tidak pantas dan membentak dimana
berujung pada ancaman dan intimidasi.
19. Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan,
pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan
untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain.
20. Perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik adalah suatu upaya rumah sakit
untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik yang dilakukan oleh pengunjung,
pasien lain atau staf rumah sakit.
21. Cacat fisik adalah gangguan dan keterbatasan pada fungsi tubuh atau
strukturnya yang memberikan hambatan untuk melakukan suatu tindakan fisik
secara layak.
22. Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi kejiwaan yang menimbulkan
penderitaan pada indifidu dan memberikan hambatan untuk dalam
melaksanakan peran sosial..
23. Korban tindak pidana orang yang menjadi korban tindakan orang lain yang
dilarang oleh hukum seperti kekerasan fisik atau perampokan.
24. Tersangka tindak pidana adalah orang yang sedang menjalani proses hukum.
25. Narapidana adalah orang yang sedang menjalakan sansi hukum pidana di
lembaga pemasyakatan.
26. CODE GREY adalah kode khusus yang dilakukan untuk menandakan telah
terjadi gangguan keamanan personal di lingkungan RS Grha.
27. CODE BLACK adalah kode khusus di lingkungan RS Grha MM2100 untuk
menandakan ancaman bom.
28. CODE PINK adalah kode pagging khusus yang dilakukan untuk
menginformasikan kepada penghuni gedung bahwa telah terjadi penculikan bayi
/ anak di lingkungan RS Grha MM2100 oleh operator nomor darurat.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP KEAMANAN DAN KESELAMATAN


1. Pengendalian Area beresiko dan area terbatas.
2. Perlindungan terhadap pasien yang berisiko
3. Penanganan insiden kekerasan personel (Code Grey)
4. Penanganan kasus penculikan bayi (Code Pink)
5. Penanganan ancaman bom (Code Black)
BAB III
PENGENDALIAN AREA BERESIKO DAN AREA TERBATAS

A. AREA BERESIKO
Area beresiko merupakan sebuah area yang memiliki potensi terjadinya kejadian
yang menimbulkan kerugian fisik dan material dalam operasionalnya baik terhadap
pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan. Area tersebut memerlukan tindakan
khusus dalam menjaga keamanannya. Area yang termasuk dalam golongan beresiko
meliputi :
1. Ruang rawat inap
2. Ruang endoskopi
3. Ruang Rehabilitasi medik
4. Ruang Intensive Care
5. Ruang Bersalin (VK).
6. Ruang HD
7. Poliklinik spesialis.
8. IGD
9. Radiologi
10. Ruang MCU
11. Apotek.
12. Ruang Lobby
13. Ruang administrasi

B. AREA TERBATAS (RESTRICTED AREA).


Area terbatas (restricted area) adalah ruang khusus yang hanya dapat
dimasuki oleh petugas rumah sakit yang berwenang. Area tersebut memerlukan
tindakan khusus dalam penjagaannya karena apabila tidak terjaga akan beresiko
mengganggu operasionalnya. Area terbatas meliputi :
NO LOKASI AREA TERBATAS
1 Lantai 6,7,8, dan Ruang R. Panel listrik.
9 Ruang Bayi
Nurse station
2 Lantai 5 Kantor manajemen,
Ruang panel
Ruang gudang perlengkapan umum
Kantin karyawan
Laboratorium
3 Lantai 3 Ruang OK,
Ruang CSSD
Depo obat lantai 3
Ruang RO
4 Lantai 2 Ruang server
Ruang medical record
5 Lantai 1 Ruang farmasi
Ruang admin rawat inap
6 Basemen Ruang AGRS/Dapur,
Ruang Gas Medis,
Ruang Linen
Gudang farmasi,
Gudang Logistik Umum,
Ruang UPS,
Ruang Pompa,
Kantor unit Pemeliharaan.
Ruang trafo, genset,
WTP
Ruang loker karyawan
Kantor security
TPS
7 Tempat Khusus Tangga Darurat
per ruangan Ruang Panel

Tata cara pengendalian area berisiko dan area terbatas:


1. Inspeksi Keamanan.
Inspeksi keamanan dilakukan untuk memastikan area beresiko dan area terbatas
dalam kondisi aman. Patroli dilakukan dalam 1 hari minimal sebanyak 5 kali yang dapat
dikontrol dengan menggukan alat security guard control yang telah ditempatkan
diseluruh titik strategis area beresiko dan area terbatas. Inspeksi akan dilakukan
secara rutin, baik oleh staf keamanan atau petugas keamanan untuk melakukan
pencegahan dan pengendalian pada :
a Kondisi yang tidak standar.

b Tindakan yang tidak standar.


c Penggunaan akses oleh orang yang tidak berwenang.
d Inspeksi system proteksi kebakaran aktif dan pasif.
e Assesmen kamera CCTV untuk memastikan kamera CCTV masih berfungsi dan
menyorot kearah yang benar untuk digunakan pada saat melakukan investigasi
laporan kejadian.

2. Pengaturan Jadwal dan Jumlah Personil Satuan Pengamanan Per Shift.


JUMLAH PERSONIL
PLOTTING
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU
CHIEF 1 1 1 1 1 OFF OFF
DANRU 1 1 1 1 1 1 1

TIM 1 13 13 13 13 13 13 13
TIM 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2 SHIFT 2
TIM 3 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF

JUMLAH TOTAL 15 15 15 15 15 14 14

Keterangan :
Shift 1 : 07.00 s.d 19.00 WIB
kShift 2 : 19.00 s.d 07.00 WIB
REGULER : 10.00 s.d 22.00 WIB
3. Pengaturan Lokasi Plotting dan Jumlah Personil Satuan Pengamanan Per
Lokasi.
PLOTTING SHIFT PAGI NON SHIFT SHIFT MALAM OFF

Danru 1 1 1
Lt. SB - - -
Pos 1 (Pintu masuk
parkir) 1 1 1
Lobby Utama 1 1 1
IGD 1 1 1
Patroli 1 1 1
Lt. 2 1 - -
Lt. 3 - - -
Lt. 5 1 - -
Lt. 7 1 1 1
Reliver 1 1
Chief 1
TOTAL 9 1 6 6
TOTAL MANPOWER 22

Keterangan :
: 07.00 s.d 19.00
Shift 1 WIB
: 19.00 s.d 07.00
Shift 2 WIB

C. DAFTAR PENEMPATAN KAMERA CCTV


Melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar operasi
serta daerah yang berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia, dan kelompok
pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda minta
bantuan bila terjadi bahaya perlu dilakukan. Monitoring kamera CCTV dilakukan
dengan memasang kamera sistem CCTV yang dapat dipantau di ruang sekuriti.
Lokasi pemasangan kamera CCTV dapat dibagi menjadi:

1. Area Eksternal
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Depan Lobby Utama 2 Mengarah pengunjung/karyawan;
Mengarah Pintu masuk/keluar
kendaraan
2 Pintu masuk IGD 1 Mengarah ke tempat drop off pasien
3 Depan BPJS 1 Mengarah ke area parkir drop off
pasien
4 Parkir basemen 5 Mengarah ke area parkir mobil
5 Loading dock gas 1 Mengarah ke area drop off gas
6 Loading dock farmasi 1 Mengarah ke area pintu farmasi
7 Loading dock kitchen 1 Mengarah drop off material/barang
8 Pintu masuk karyawan 1 Mengarah ke pintu keluar/masuk
karyawan dan pintu masuk logistik
9 Outdoor AC GF 1 Mengarah kearah pintu keluar
kendaraan
TOTAL 15

2. Area Internal
a Lantai Basemen
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Pintu Lift Bed
2 Lift Pasanger 1 Pintu Lift Pasanger
3 Ruang Kontrol 1 Pintu masuk ruang kontrol
4 Logistik umum 1 Pintu masuk R. Logistik Umum.
5 Farmasi 4 Didalam penyimpanan obat
TOTAL 9

b Lantai 1
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Pintu Lift Bed
2 Lift Pasanger 1 Pintu Lift Pasanger
3 Medical check-up 2 Mengarah ke koridor MCU
4 Koridor Depan 1 Koridor/Lorong
5 Koridor dalam radiologi 3 Mengarah ke pintu CT-Scan & MRI;
Mengarah ke admin & waiting
6 Koridor 1 Mengarah ke tangga menuju lt.2
7 Administrasi Ranap 1 Mengarah ke Adm
8 Apotik 1 Mengarah ke pintu masuk dan barang

9 Belakang Pendaftaran 1 Mengarah ke pintu masuk


10 Lobby utama 2 Mengarah ke arah administrasi dan
pintu masuk
11 Admin Farmasi 1 Mengarah ke admin/petugas/kasir
12 Ruang Farmasi 3 Mengarah ke rak obat dan petugas
13 Waiting IGD 2 Mengarah ke admin dan pengunjung
TOTAL 21

c Lantai 2
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Mengarah ke pintu lift bed
2 Server 1 Mengarah ke mesin/server
3 Lift Pasanger 1 Mengarah ke pintu lift pasanger
4 Admin Obgyn 1 Mengarah ke admin/ nurse station
5 Poli Anak 2 Mengarah ke tempat main anak.
6 Koridor poli 2 Mengarah ke ruang tunggu poli
7 Poli Gigi 1 Mengarah ke ruang tunggu poli gigi.
8 Cafe 2 Mengarah ke tengah koridor.
9 Depan Tangga Darurat 1 Mengarah ke koridor poli.
10 Pendaftaran dan Kasir 1 Mengarah ke arah pendaftaran.
TOTAL 14

d Lantai 3
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Mengarah ke pintu lift bed
2 Ruang RO 1 Mengarah ke pintu masuk/keluar ruang
RO
3 Hemodialisa 1 Mengarah ke nurse station ruang
hemodialisa
4 Koridor lt.3 2 Lorong koridor lt.3
5 Koridor OK 2 Lorong Koridor OK
TOTAL 8

e Lantai 5
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 2 Mengarah ke lift bed dan pintu masuk
2 Lift Pasanger 1 Mengarah ke lift pasanger.
3 Adm Lab 1 Mengarah ke adm. lab
4 Management Office 2 Didalam Management Office.
5 Koridor Endoskopi 1 Koridor Endoskopi
6 Kantin 1 Mengarah ke ruang makan/ kantin
karyawan
7 Koridor multifunction 1 Koridor multifunction.
8 Laboratorium 1 Mengarah kearah pintu masuk/keluar
lab dan ruang tengah
9 Multifunction 3 Mengarah ke tengah ruangan.
TOTAL 13

f Lantai 6
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
4 Multipurpose 1 Mengarah ke lift Pasanger
TOTAL 7

g Lantai 7
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
4 Multipurpose 1 Mengarah ke lift Pasanger
TOTAL 7

h Lantai 8
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
4 Multipurpose 1 Mengarah ke lift Pasanger
5 Ruang Baby Show 1 Mengarah ke Baby show bed
TOTAL 8

i Lantai 9
NO AREA JUMLAH KETERANGAN
1 Lift Bed 1 Mengarah ke pintu masuk ranap dan
pintu lift.
2 Nurse Station 1 Mengarah ke NS
3 Koridor 4 Mengarah ke koridor R. Rawat Inap
6 Multipurpose 1 Mengarah ke lift pasanger.
TOTAL 7

D. IDENTIFIKASI PENGUNJUNG RS GRHA MM2100


Rumah sakit merupakan area publik yang dapat dikunjungi oleh siapapun. Orang
yang datang ke rumah sakit memiliki beragam tujuan seperti mendapatkan pelayanan
kesehatan, mengunjungi kerabatnya yang sedang mendapat pelayanan kesehatan
atau dalam rangka kegiatan bisnis. Namun tidak jarang juga orang datang ke rumah
sakit untuk melakukan hal-hal yang negatif. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi
pengunjung untuk dapat mengurangi resiko kerugian material yang dialami oleh
rumah sakit akibat dari hal negatif yang terjadi. Identifikasi pengunjung rumah sakit
meliputi 3 jenis unsur yaitu, pengunjung pasien, kurir / delivery order dan tamu untuk
manajemen seperti peserta psikotest penerimaan karyawan baru atau rekanan bisnis
rumah sakit.
1 Pengunjung Pasien.
a Waktu berkunjung pasien rawat umum adalah pagi, pukul 11.00 – 13.00 WIB
dan sore pukul 18.00 – 20.00 WIB. Sedangkan untuk rawat intensif adalah
pagi pukul 11.00 – 12.00 WIB dan sore pukul 18.00 – 19.00 WIB.
b Selain pada jam kunjungan pasien yang telah ditentukan, pengunjung tidak
dibolehkan masuk kecuali dalam keadaan khusus yang mendapatkan izin dari
kepala ruang.
c Setiap pengunjung wajib dilakukan identifikasi sebelum masuk keruang
perawatan
d Untuk pengunjung kelas kamar utama, VIP, SVIP dan Presidential Suite, tidak
diberlakukan jam kunjung pasien. Namun untuk pengunjung yang berkunjung
diluar jam berkunjung wajib dilakukan pendataan identitas diri dan
dikonfirmasi kepada pasiennya apakan mau menenrima kunjungan tersebut.
e Apabila pada buku mutasi keamanan, pasien yang akan dikunjungi tidak
ada/tidak jelas, maka pengunjung tidak dapat dizinkan masuk.
f Setiap pengunjung yang masuk ke kamar perawatan tidak dizinkan apabila
membawa anak berusia 12 tahun kebawah, tas/wadah berukuran besar,
peralatan tidur, senjata tajam/api (kecuali Polisi atau TNI), dan bahan
berbahaya lainnya.
2 Penunggu Pasien
a Bagi pasien dalam kondisi khusus dapat ditunggu oleh keluarganya dengan
jumlah maksimal 1 orang penunggu setiap pasien kecuali untuk pasien ruang
perawatan intensif.
b Untuk kelas kamar utama, VIP, SVIP dan Presidential Suite, tidak
diberlakukan pembatasan jumlah penunggu pasien.
c Setiap penunggu pasien wajib dilakukan pendataan dengan menukar
identitas diri dengan kartu penunggu pasien yang wajib dipakai selama
berada dilingkungan RS Grha MM2100.
d Penunggu pasien yang berada diluar ruang perawatan juga akan didata oleh
petugas keamanan.
e Pendataan meliputi identitas diri sesuai KTP / SIM.
3 Kurir
a Melakukan pemilahan jenis kurir sebagai berikut .
b Bagi petugas pos/kurir yang mengantar surat, dokumen dan karangan bunga
diarahkan untuk menuju tempat penerimaan dokumen/barang di customer
service (lobby utama).
c Bagi petugas pesan antar makanan diarahkan untuk tidak menuju langsung
kepada pemesan dan menunggu pemesan mengambil pesanannya di
basement.
d Bagi supplier rumah sakit diarahkan kepada user (unit terkait) untuk
memastikan tujuan barang kiriman sesuai dengan pemesanan.
e Memberikan identitas tamu (visitor card) kepada setiap petugas kurir yang
masuk ke dalam gedung RS Grha MM2100 setelah melakukan identifikasi
dengan berupa KTP/SIM, No. telepon dan keperluannya.
4 Tamu
a Seluruh tamu diminta untuk masuk melalui basemen untuk dilakukan
pendataan.
b Bagi tamu Direksi/Manajemen RS Grha MM2100 akan diarahkan kepada
bagian sekretariat.
c Tamu wajib mengenakan identitas tamu (visitor card) selama berada di dalam
gedung RS Grha MM2100 setelah melakukan identifikasi dengan berupa
KTP/SIM, No. telepon dan keperluannya.

E. PEMERIKSAAN BARANG
Pemeriksaan barang dilakukan untuk memastikan tidak ada barang berbahaya
yang dibawa masuk ke dalam rumah sakit atau ada asset rumah saki yang dibawa
keluar. Pemeriksaan barang meliputi :
1. Barang Milik Karyawan yang akan pulang, dilakukan di lantai masing-masing dan
di lantai basement.
2. Barang Dari Supplier diperiksa saat barang masuk dan keluar.
3. Barang Milik Penyewa Lahan / Rekanan.
4. Barang milik pasien atau keluarga (pada kondisi tertentu)
Dalam sebuah fasilitas publik ancaman bom dapat terjadi kapan saja. Oleh karena
itu di perlukan kesigapan dan kesiapan semua pihak dalam menghadapinya. Tidak
saja orang yang di tunjuk menjadi penanggung jawab bencana, namun seluruh
penghuni gedung wajib mengetahui prosedur bila ancaman tersebut terjadi, dengan
mengaktifkan code black. Pengaturan aktifasi code black dan penanganan ancaman
bom akan diatur selanjutnya.
BAB IV
PERLINDUNGAN TERHADAP PASIEN YANG BERISIKO

1. Identifikasi Kelompok Pasien / Orang Beresiko mendapatkan kekerasan


fisik/non-fisik di lingkungan RS.
Dalam melaksanakan pengamanan terhadap pasien / karyawan beresiko di
lingkungan RS Grha MM2100, maka akan dilakukan identifikasi terhadap pasien
dan orang-orang yang dianggap memiliki resiko. Pasien dan orang yang perlu
diperhatikan secara khusus adalah sebagai berikut :
a Pasien dengan cacat fisik dan cacat mental.
b Pasien usia lanjut.
c Pasien bayi dan anak-anak.
d Korban kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT).
e Pasien, korban dan tersangka tindak pidana atau narapidana.

Dalam kegiatan operasionalnya sebuah rumah sakit harus mengutaman keamanan bagi
pasien. Salah satu bentuk gangguan yang bisa saja dialami oleh pasien adalah penculikan
bayi atau anak. Oleh karena itu rumah sakit memiliki penanganan khusus terkait penculikan
bayi dengan mengaktifasi Code Pink. Tata cara pelaksanaan code pink diatur kemudian.

2. Perlindungan Kelompok Pasien Beresiko Sesuai Lokasi.


a Area Rawat Jalan
1) Perlindungan dilakukan dengan cara pendampingan oleh petugas
penerimaan pasien atau perawat akan mengantarkan sampai ke tempat
periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan.
2) Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien saat
dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
3) Petugas Keamanan bertanggung jawab menjaga kamanan dan ketertiban
area poli umum dengan melakukan pemantauan aktivitas pasien dan
keluarga pasien, detailler serta proses pendaftaran pasien masuk ke poli
umum.
4) Petugas penerima pasien yang melakukan proses penerimaan pasien
penderita cacat di poli rawat jalan maupun membantu serta menolong
sesuai dengan kondisi yang disandang sampai proses selesai dilakukan.
b Area rawat Inap.
1) Perlindungan di penempatan pasien kamar rawat inap sedekat mungkin
dengan nurse station dan bila diperlukan dapat meminta kepada pihak
security atau keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak
yang ditunjuk dan dipercaya.
2) Perawat memastikan dan memasang pengaman tepat tidur serta bel
pasien dijangkau oleh pasien dan memastikan pasien dapat
menggunakan bel tersebut.
3) Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat
digunakan.
4) Ruang perinatologi dan ruang bayi harus dijaga minimal satu orang
perawat atau bidan, ruangan tidak boleh ditinggalkan tanpa ada perawat
atau bidan yang menjaga.
5) Perawat / bidan hanya memberikan bayi dari ruang perinatologi / kamar
bayi kepada ibu kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain.
6) Petugas Keamanan melakukan prosedur access door kecuali pada waktu
jam berkunjung pasien dan menertibkan sesuai dengan jam berkunjung
yang telah ditetapkan. Apabila ada yang berkunjung diluar waktunya wajib
berkoordinasi dengan Ka. Ruang Perawatan.
7) Khusus bagi tamu pasien VIP dan super VIP tidak dibatasi dengan waktu
kunjungan, namun petugas keamanan wajib mencatat identitas setiap
tamu yang datang serta mengkonfirmasi kepada pasien dan keluarganya.
3. Diluar area rumah sakit.
1) Perlindungan di area parkir kendaraaan lingkungan rumah sakit petugas
keamanan selalu bertanggung jawab menjaga kamanan dan ketertiban
area parker kendaraan umum dengan melakukan pemantauan aktivitas
kendaraan dan pengunjung rumah sakit.
2) Petugas Keamanan melakukan penanggulangan awal bila terjadi keadaan
darurat bencana.
3) Petugas Keamanan melakukan patroli dilingkungan area parker
kendaraan rumah sakit.
BAB V
PENANGANAN INSIDEN KEKERASAN PERSONEL (CODE GREY)

Dalam sebuah rumah sakit gangguan keamanan personal dapat terjadi kapan
saja. Gangguan keamanan dapat terjadi akibat ketidak puasan orang terhadap layanan
rumah sakit atau tindak kejahatan lainnya. Oleh karena itu di perlukan kesigapan dan
kesiapan semua pihak dalam menghadapinya. Tidak saja untuk Petugas Keamanan
namun seluruh staf rumah sakit harus bisa menghadapi kondisi tersebut. Seluruh penghuni
gedung wajib mengetahui prosedur bila ancaman personal terjadi. Pada bab ini akan
diuraikan peran dan fungsi semua pihak dalam menghadapi ancaman personal.
Gangguan keamanan personal dapat terjadi dengan kekerasan secara verbal,
tindakan yang mencurigakan, ancaman senjata atau serangan fisik. Dalam menghadapi
ancaman yang terjadi diperlukan ketenangan dalam menghadapinya. Dalam menghadapi
ancaman personal langkah-langkah yang harus dilalukan adalah :
1. Tetap tenang tidak panik dan menjadi terpancing emosi.
2. Jika melihat tindakan yang mencurigakan jika tidak memungkinkan melakukan
peneguran sendiri segeralah hubungi petugas keamanan terdekat.
3. Apabila ancaman personal dilakukan dengan ancaman verbal seperti ancaman
kekerasan, hinaan dengan kata-kata kasar / kotor, rasialis dan berbau fitnahan
lakukan pembicaraan sebanyak mungkin kepada pelaku untuk meredakan emosi
atau megalihkan perhatiannya.
4. Apabila pelaku menggunakan senjata atau mulai melakukan serangan fisik, untuk
sementara ikuti permintaan pelaku dan tetaplah tenang atau berusaha untuk
sebisa mungkin menghindar.
5. Hindari berbicara ditempat yang sepi dan tidak terlihat kamera CCTV
6. Identifikasi pelaku kekerasan dari ciri-ciri fisiknya
7. Melaporkan kepada Petugas Keamanan terdekat.
8. Buatlah kronologi singkat tentang kejadian gangguan keamanan personal untuk
berkoordinasi dengan pihak Kepolisian bila diperlukan.
9. Apabila gangguan keamanan personal terjadi pada orang lain, jika memungkinkan
bantulah korban atau segera laporkan kepada petugas keamanan terdekat.

Penanganan Pelaku Gangguan Keamanan.


a. Setelah mendapat laporan dari penerima Kepala Satuan Pengamanan / yang
mewakili bersama dengan Ka. Bagian Keamanan / duty officer (pada hari dan jam
libur) segera menuju lokasi kejadian gangguan keamanan.
b. Membantu petugas dilapangan untuk mengamankan pelaku dan memberi
pertolongan kepada korban.
c. Jika terlalu beresiko untuk melakukan penyelamatan (misalnya pelaku
menggunkan senjata) segera hubungi pihak berwajib di Polsek
d. Pelaku gangguan keamanan dapat di amankan di Posko Petugas Keamanan atau
ditempat lain yang diizinkan.
e. Berkoordinasi dengan Unit Reskrim Kepolisian Sektor setelah mendapat izin dari
Direktur Operasional.
f. Membuat laporan evaluasi terkait kejadian gangguan keamanan
BAB VI
PENANGANAN PENCULIKAN BAYI (CODE PINK)

A. BAYI HILANG DI RUANG BAYI


Ruang bayi telah memiliki pengamanan khusus selain menggunakan pintu akses
yang hanya bisa diakses oleh perawat khusus ruang bayi, para perawat ruang bayi
juga telah menggunakan identitas khusus. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan meskipun ruang bayi telah memiliki pengamanan
khusus. Dalam hal ini apabila perawat ruang bayi menyadari ada bayi yang hilang di
ruang bayi maka respon yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perawat Ruang Bayi Yang Pertama Menyadari Hilangnya Bayi :

a Tetap tenang dan jangan panik.


b Konfirmasi keberadaan bayi yang dianggap hilang dengan atasan atau rekan
kerja Indikator bayi dipastikan hilang apabila telah diidentifikasi sebagai berikut:
1) Bayi tidak ada di tempatnya.
2) Bayi tidak bersama orang tuanya.
3) Seluruh perawat kamar bayi tidak ada yang mengetahui keberadaan bayi
tersebut.
c Apabila sudah yakin bahwa bayi tersebut tidak ada, maka segera kepada
petugas keamanan terdekat dan hubungi operator nomor darurat untuk
mengaktifkan CODE PINK.
Cara menghubungi nomor darurat untuk melaporkan kejadian penculikan bayi
adalah dengan menghubungi ekstension 1111 dan melapor dengan cara sbb :
1) Sebutkan nama
2) Sebutkan bagian (unit kerja)
3) Sampaikan bahwa telah terjadi penculikan bayi dari kamar bayi dan minta
untuk aktifkan CODE PINK. Contoh :
tolong.. tolong..!! ada penculikan bayi dari kamar bayi, tolong segera
aktifkan CODE PINK !!..
d Buatlah kronologis singkat dari saat bayi masih ada hingga bayi tersebut
dinyatakan hilang.

2. Operator Nomor Darurat


Pada saat disadari ada bayi yang hilang di ruang bayi maka perawat kamar
bayi akan langsung menghubungi nomor darurat di ekstension 1111 untuk
melaporkan kejadian dan segera disebarluaskan melalui pagging system dengan
peringatan CODE PINK. Langkah yang harus dilakukan oleh operator nomor
darurat adalah :
a Mengangkat telepon yang masuk ke nomor darurat dan menyapa dengan
sambutan “Nomor darurat selamat…(pagi / siang / sore).
b Setelah penelpon menyampaikan laporan, maka operator nomor darurat
wajib mengulangi kembali (repeat back) laporan tersebut dan mencatat
pada buku kegiatan.
c Kemudian sampaikan CODE PINK melalui pagging system dengan cara
sebagai berikut :
CODE PINK.. CODE PINK..
CODE PINK dilantai lantai 7 ruang bayi.
d Pengumuman CODE PINK diulang sebanyak 2x.
e Setelah mengumumkan CODE PINK melalui pagging system maka operator
nomor darurat menunggu informasi kembali dari Unit Keamanan untuk untuk
melakukan pengumuman lanjutan.
3. Seluruh Karyawan
Dalam kondisi ini penting untuk merespon setiap informasi dengan
kewaspadaan yang tinggi. Setiap karyawan tidak boleh panik agar tidak
menimbulkan kepanikan pada pasien, keluarga dan pengunjung RS Grha
MM2100. Oleh karena itu setiap karyawan harus tetap tenang serta menjaga
kondisi pelayanan agar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Karyawan yang
berada diluar lokasi titik api akan mendengar pengumuman CODE PINK melalui
pagging system dan harus menjalankan langkah-langkah sebagai berikut :
a Tetap tenang dan tidak panik.
b Lakukan aktifitas seperti biasa serta tidak meninggalkan area kerja.
c Berusaha sedapat mungkin untuk menenangkan apabila ada pasien,
keluarga pasien atau pengunjung yang panik.

B. PENCULIKAN ANAK / BAYI DI LINGKUNGAN RS GRHA MM2100


Sebagai area publik RS Grha MM2100 menjadi tempat yang terbuka bagi siapa
saja. Walaupun sudah dilakukan upaya identifikasi pengunjung namun, sulit
mendeteksi siapa saja yang masuk sebagai pengunjung dan mengetahui orang yang
berniat jahat. Oleh karena itu sangat mungkin terjadi tindak kejahatan penculikan di
dalam RS Grha MM2100. Apabila terjadi penculikan anak atau bayi maka respon yang
harus dilakukan adalah :

1. Tetap tenang dan jangan panik.


2. Konfirmasi keberadaan bayi atau anak yang dianggap hilang dengan atasan atau
rekan kerja. Indikator seorang anak dipastikan hilang apabila telah diidentifikasi
sebagai berikut :
a. Orang tua anak tidak mengetahui keberadaan anak tersebut.
b. Ada saksi yang melihat anak tersebut pergi bersama orang lain yang tidak
dikenal.
3. Apabila sudah yakin bahwa bayi atau anak tersebut tidak ada, maka segera
informasikan kepada petugas keamanan terdekat dan hubungi operator nomor
darurat untuk mengaktifkan CODE PINK.
Cara menghubungi nomor darurat untuk melaporkan kejadian penculikan bayi
adalah dengan menghubungi ekstension 1111 dan melapor dengan cara sbb :
a Sebutkan nama
b Sebutkan bagian (unit kerja)
c Sampaikan bahwa telah terjadi penculikan bayi dari kamar bayi dan minta
untuk aktifkan CODE PINK. Contoh :
“tolong.. tolong..!! ada penculikan bayi dari kamar bayi, tolong segera aktifkan
CODE PINK !!..
4. Foto anak tersebut dapat diminta untuk memudahkan dilakukannya penyisiran di
pintu keluar.
5. Buatlah kronologis singkat terkait kejadian tersebut.

C. PEMERIKSAAN AKSES KELUAR


Setelah CODE PINK diumumkan melalui pagging system oleh operator nomor
darurat, maka tindakan selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan pada akses
keluar. Dalam hal ini respon pemeriksaan akses keluar dimaksudkan untuk
memastikan pelaku dan korban penculikan tidak sampai keluar rumah sakit. Dengan
dilakukan pemeriksaan, Petugas Keamanan akan melakukan penyisiran di seluruh
area RS Grha MM2100. Tata laksana pemeriksaan akses keluar dalam CODE PINK
adalah sebagai berikut :
1. Setelah mendengar pengumuman CODE PINK maka Ka. Unit Keamanan/Ka.
Satuan Keamanan langsung berkoordinasi dengan Kordinator parkir untuk
menutup pintu keluar kendaraan.
2. Setiap kendaraan diizinkan keluar dari RS Grha MM2100 setelah dilakukan
pemeriksaan menyeluruh yang meliputi :
a. Seluruh kendaraan baik bagian dalam maupun luar.
b. Identitas penumpang, (KTP / SIM).
3. Dalam menghadapi keluhan pengunjung maka akan dilakukan koordinasi
dengan Bagian Humas.
4. Pemeriksaan di akses keluar akan dilakukan sampai dengan Unit Reserse
Kriminal Polsek Kebon Jeruk datang untuk mengambil tindakan selanjutnya.
5. Selama masa penutupan akses tim yang dipimpin oleh Ka. Unit Keamanan/Ka.
Satuan Keamanan akan melakukan penyisiran diseluruh area rumah sakit.
6. Area penyisiran meliputi :
a Area halaman yaitu seluruh area parkir kendaraan dan gedung genset.
b Area dalam gedung yaitu meliputi seluruh ruangan tanpa terkecuali
termasuk ruang perawatan pasien.
7. Selama penyisiran Patugas Keamanan akan ditempatkan di ujung pintu tangga
darurat 1, 2 dan 3 (halaman).
8. Pengunjung didalam gedung dapat melakukan aktifitas seperti biasa.
BAB VII
PENANGANAN ANCAMAN BOM (CODE BLACK)

Ancaman Bom adalah berita atau informasi dengan tujuan untuk membuat
suasana menjadi panik atau menimbulkan kegelisahan biasanya terjadi dengan
menggunakan media telepon atau media komunikasi lain misalnya surat atau email
Tipe ancaman bom adalah :
1. Ancaman lewat telepon
2. Ancaman lewat surat
3. Ancaman lewat email
4. Ancaman lewat paket.
Langkah –langkah yang dilakukan ketika terjadi kebakaran :
Penanganan Awal Ancaman Bom
1. Ancaman Bom Lewat Telepon
a Jika ancaman bom menggunakan telepon seharusnya si penerima
telepon dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari si
pengancam karena dengan begitu informasi yang didapat akan
mempermudah pihak kepolisian
b Penerima telepon tidak boleh panik, dan harus mendengarkan latar dari
si pengancam misalnya bunyi kereta, pesawat, musik, dsb, nada
suaranya bagaimana?
c Cobalah mengingat-ingat kata-kata dan pesan-pesan yang tepat,
Usahakan pembicaraan si penelepon dapat dicatat begitu penelepon
sedang berbicara. Jika ancaman ini diterima oleh operator, maka
usahakan ancaman ini direkam
d Jangan tutup telepon sampai pengancam selesai berbicara
e Hubungi security atau ketua penanggulangan bencana bahwa :
1) Ada ancaman bom
2) Tempat/ruangan yang menerima ancaman
3) Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom
2. Ancaman lewat surat
Jika ancaman lewat surat atau form lainnya maka sipenerima email jangan
panik dan langsung menghubungi ketua penanggulangan bencana/dokter
UGD kemudian dokter UGD menghubungi ketua Tim Penangan Bencana dan
kepolisian terdekat
3. Ancaman lewat email
Ancaman lewat email biasa sangat menggangu dalam berkomunikasi dan
tidak pribadi karena alamat email dalam dilihat langsung siapa pengirimnya,
dan nama pengirimnya adalah nama samaran, sipenerima email jangan panik
dan langsung menghubungi ketua penanggulangan bencana/dokter UGD
kemudian dokter UGD menghubungi ketua Penanganan Bencana dan
kepolisian terdekat
4. Ancaman lewat paket
Ancaman bom dapat di sampaikan menggunakan berbagai macam media alat
komunikasi seperti pesan singkat (SMS), surat kaleng dan yang paling sering
ditemui adalah ancaman yang disampaikan melalui telepon. Namun dapat
juga terjadi ancaman bom tidak disampaikan terlebih dahulu namun pelalu
terror langsung meletakkan bom pada tempat tertentu dan kemudian meledak
tanpa disadari.
Dalam menghadapi ancaman seperti ini perlu ketenangan dalam
menghadapinya untuk menghindari jumlah korban dan kerugian material yang
besar. Apabila ada karyawan yang menemukan atau mendapat laporan dari
pasien / pengunjung mengenai ditemukannya benda mencurigakan yang
diduga adalah bom, mala langkah penanggulangannya adalah sebagai
berikut :
a. Karyawan Yang Menemukan Benda Mencurigakan.
1) Tetap tenang tidak panik dan jangan menimbulkan kepanikan di
lingkungan kerja.
2) Jangan menyentuh benda tersebut.
3) Tidak menyebarkan informasi kepada siapapun.
4) Cari dan laporkan kepada Petugas Keamanan terdekat.
5) Tetap tenang dan kembali bekerja.

b. Petugas Keamanan.
1) Setelah mendapat laporan dari penerima ancaman bom segeralah
melapor kepada atasan langsung (Danru, Chief / wakilnya).
2) Berkoordinasi dengan Tim Tanggap Darurat Bencana dan
Manajemen untuk melapor kepada Tim Gegana Polda.
3) Melakukan koordinasi untuk membuat barikade agar benda
mencurigakan tersebut dapat dilokalisir dan tidak dilalui orang.
4) Tidak menyentuh atau memindahkan benda tersebut dan
amankan area perimeter hingga Tim Gegana Polda tiba dilokasi.
Apabila mendapatkan instruksi evakuasi penghuni, maka ikuti
prosedur tata cara evakuasi gedung (CODE PURPLE).

5. Ancaman lewat pelaku terror


Dalam ancaman bom melalui pelaku terror (bom bunuh diri), maka yang
harus dilakukan adalah serangkaian tindakan preventif oleh petugas
keamanan tindakan pengamanan prventif yang dilakukan adalah :
a. Melaksanakan prosedur akses control teruma di area pintu keluar masuk
pengunjung, pasien dan karyawan.
b. Gunakan cermin periksa untuk memeriksa bagian bawah kendaraan.
c. Gunakan metal detector untuk memeriksa barang bawaan.
d. Identifikasi cirri-ciri pelaku terror bom bunuh diri, cirri-ciri umum
pelakunya antara lain :
1) Memakai jaket/rompi padahal cuaca sedang panas.
2) Membaw tas ransel, koper atau tas pinggang.
3) Proporsi tubuh tidak normal, badan terlihat gembung tetapi kepala
kecil.
4) Berkeringat, mulut komat-kamit seperti berbicara sendiri dan
pandangan focus pada titik tertentu.
Selalu memberikan pengertian apabila ada complain mengenai prosedur ini.
Kordinasikan dengan atasan apabila menemukan hal mencurigakan.

1. Penanganan Lanjut Ancaman Bom


Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh Koordinator Penanggulangan
Bencana bila menerima laporan adanya ancaman bom:
a. Melapor kepada Direktur RS. Grha MM 2100
b. Memberi tahu kepolisian terdekat dan meminta bantuan pencarian dan
penjinakkan bom.
c. Memberi tahu koordinator pengamanan fasilitas
d. Tidak melakukan komunikasi melalui Radio HT selama proses pencarian.
e. Bila lokasi spesifik diberikan oleh si pengancam:
1) Respon secepatnya ke lokasi yang dimaksud
2) Beri tahu supervisor/ coordinator/ penanggung jawab ruangan
tersebut
3) Tidak usah menunggu pihak kepolisian, mulai usaha pencarian
dengan bantuan Koordinator pengamanan fasilitas dan supervisor/
coordinator/ penanggung jawab ruangan yang bersangkutan.
4) Jangan beritahu pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit yang
tidak berkepentingan untuk mencegah timbulnya kepanikan.
5) Jangan dulu melakukan evakuasi.
f. Bila si pengancam tidak memberikan informasi spesifik tentang lokasi bom
maka pencarian akan dilakukan di semua area, publik/ non publik.
g. Beritahu supervisor/ koordinator/ penanggung jawab setiap ruangan
sebelum memulai usaha pencarian.
h. Bila menemukan benda yang mencurigakan:
1) Isolasi area tersebut
2) evakuasi karyawan, pasien dan pengunjung sesuai dengan prosedur
evakuasi yang berlaku dengan mengaktifasi Code Purple. Pengaturan
aktifasi code purple akan diatur dalam pedoman yang terpisah
3) Tutup semua pintu
4) Hubungi pihak kepolisian agar member tahu Tim Penjinak Bom.
5) Tidak memperbolehkan seorang pun masuk ke ruangan tersebut
sampai dinyatakan aman oleh pihak kepolisian

2. Penanganan Setelah Terjadi Ledakan Bom


Apabila ledakan bom telah terjadi, mala langkan penanganannya adalah
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a Segera tutup area ledakan dengan membuat barikade.
b Tetapkan status quo jangan sampai ada pihak yang menyentuh atau
memindahkan barang disekitar lokasi.
c Hubungi Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
d Bila terjadi kebakaran lakukan prosedur tanggap darurat bencana
kebakaran CODE RED.
e Segera berikan pertolongan pertama pada korban ledakan.
f Kordinasikan dengan Tim Tanggap Darurat Bencana untuk mengaktifkan
CODE YELLOW apabila jumlah korban banyak dan melakukan prosdur
evakuasi gedung jika diperlukan dengan prosedur CODE PURPLE.
Dalam kondisi ini setiap anggota Petugas Keamanan maupun karyawan tidak
diperkenankan berbicara atau memberikan keterangan kepada siapapun.
BAB VIII
DOKUMENTASI

Setiap tindakan perlu didokumentasikan, dalam setiap upaya dan tindakan preventif
dan reaktif. Dokumentasi terkait pengamanan rumah sakit meliputi :
1. Pencatatan data pengunjung dan kejadian dalam buku mutasi.
2. Formulir laporan.
3. Berita acara kejadian.
4. Hasil investigasi laporan.
5. Data rekaman CCTV.
Dokumentasi terkait penanganan kekerasan meliputi :
1. Pencatatan data setiap pasien, pengunjung atau karyawan yang melaporkan
atau mengalami kekerasan fisik.
2. Catatan kronologis kejadian.
3. Foto / rekaman CCTV.
4. Hasil investigasi laporan kekerasan fisik.
5. Serta catatan atau bukti lain yang diperlukan.
6. Mengisi formulir kejadian kekerasan
7. Membuat kotak budaya rasa aman
BAB IX

PENUTUP

Dengan disusunnya pedoman keamanan ini diharapkan dapat menjadi suatu paduan
bagi pelaksana dilapangan. Paduan ini akan dilengkapi dengan Standart Prosedur
Operasional (SPO) untuk mempermudah serta memastikan pelaksanaannya berjalan
lancar. Segala prosedur yang telah ditetapkan dalam pedoman ini akan senantiasa di
evaluasi efektifitasnya agar segala kekurangan dan kelemahannya dapat segera diperbaiki
dan tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Ditetapkan di : Cibitung
Pada tanggal : 8 Januari 2022
Rumah Sakit Grha MM2100

drg. Kuntari Retno, MARS


Direktur

Anda mungkin juga menyukai