Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Terbitnya peraturan menteri kesehatan RI Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011


tentang registrasi tenaga kesehatan menjadi tonggak awal kementerian kesehatan sebagai
regulator kesehatan di Indonesia untuk mulai melakukan pembenahan pelayanan tenaga
kesehatan Indonesia melalui sistem jaminan mutu berbasis kompetensi bagi masyarakat luas.

Rumah sakit menjadi lini terdepan dalam pelayanan kesehatan salah satunya dalam
penanganan kegawatdaruratan. Kejadian kegawatdaruratan semakin meningkat sesuai
dengan angka kecelakaan dan kejadian serangan jantung yang semakin terus meningkat di
Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap karyawan dalam


penangganan pasien yang mengalami penurunan kesadaran, henti jantung dan henti napas.
Waktu untuk terjadinya kolaps pasien (penurunan kesadaran, henti jantung-henti napas)
pada saat mengalami serangan jantung adalah sangat singkat. Oleh sebab itu pengetahuan
dan kemampuan karyawan dalam penanganan kegawatan jantung serta resusitasi jantung
paru (RJP) sangat penting. Dengan demikian semua karyawan yang bekerja di RS Mitra
Keluarga dapat memberikan pertolongan segera kepada pasien tersebut dan pasien memiliki
harapan hidup yang lebih baik.

1.2 Pengertian

Bantuan Hidup Dasar adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada korban pertama berupa
pijatan jantung luar dan nafas bantuan pada pasien henti jantung dna henti nafas tanpa
menggunakan alat alat kesehatan.

1.3 Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat:

a. Melakukan pemeriksaan cepat pada pasien yang mengalami

penurunan kesadaran, henti jantung dan henti napas.

1
b. Mengetahui ciri-ciri atau tanda-tanda pasien yang mengalami serangan jantung.

c. Memberikan penanganan pertama pada serangan jantung

d. Memberikan bantuan pertolongan resusitasi jantung paru.

1.4 Ruang Lingkup

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar wajib diikuti oleh seluruh karyawan , Karyawan Subcon,
pekerja non karyawan yang bekerja di Mitra Kemayoran.

A. Materi

a. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar yang diberikan kepada karyawan adalah sebagai
berikut:

1. Pengenalan Anatomi jantung dan Paru

2. Pengenalan alat-alat manajemen jalan napas

3. Pengenalan gambaran EKG yang mengancam jiwa (Untuk medis dan perawat)

4. Praktek Resusitasi Jantung Paru (RJP)

b. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar yang diberikan kepada karyawan subcon adalah
sebagai berikut:

1. Pengenalan alat-alat manajemen jalan napas

2. Praktek Resusitasi Jantung Paru (RJP)

B. Jam pelatihan

1. Karyawan : 8 Jam

2. Karyawan subcon : 2 Jam

2
BAB II

TATA LAKSANA

2.1 Pelaksanaan pelatihan BHD rutin sesuai dengan agenda rutin kegiatan :

1. Bagian Diklat membuat jadwal kegiatan pelatihan bulanan

2. Peserta pelatihan Bantuan Hidup Dasar mendaftarkan diri melalui kepala ruang ke bagian
Diklat untuk mengikuti pelatihan

3. Bagian Diklat melakukan rekapitulasi terhadap peserta yang akan mengikuti pelatihan

4. Bagian Diklat Menghubungi pengajar yang akan mengisi kegiatan pelatihan .

5. Bagian Diklat memastikan ruangan tempat pelatihan

6. Bagian Diklat menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan pelatihan

7. Bagian Diklat menghubungi pengajar sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

8. Bagian Diklat memberikan panduan kepada pengajar tentang pelatihan

9. Pengajar melakukan uji tulis pre-test

10. Pengajar memberikan materi dan praktek BHD

11. Pengajar melakukan uji praktek

12. Pengajar melakukan uji tulis post test

13. Bagian Diklat memelatihan BHDbuat laporan kegiatan

14. Diklat mengeluarkan sertifikat bagi para peserta yang lulus

2.2 Refresh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

Pelatihan ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan :

1. Briefing di masing masing unit kerja oleh Koordinator bersama bagian Diklat

2. Kegiatan pembelajaran oleh bagian Diklat

3. Simulasi code blue oleh tim

3
4. Audit internal oleh tim audit mutu

5. Kegiatan lain berupa lomba, pit stop, dll

4
BAB III

DOKUMENTASI

Karyawan yang mengikuti pelatihan melakukan absensi kehadiran

Karyawan harus mengikuti pre dan post test uji tulis

Karyawan harus mengikuti uji praktek

Karyawan yang telah lulus uji tulis dan praktek akan mendapatkan sertifikat dengan kriteria
kelulusan , nilai uji tulis >70, dan nilai uji praktek > 90 %

5
BAB IV
PENUTUP

Setelah mengikuti pelatihan ini , karyawan diharapkan dapat memiliki pemahaman tentang
bantuan hidup dasar dan melakukam praktek Bantuan Hidup Dasar, Bagian Diklat akan
melakukan evaluasi pada karyawan yang telah mengikuti pelatihan.Retraining pelatihan
Bantuan Hidup dasar dilakukan setelah 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai