LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN STROKE HEMORAGIK
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. TINJ
TINJAU
AUAN
AN KASU
KASUS
S
1. Pen
eng
gertian
Stroke hemoragik adalah jenis stroke yang penyebabnya adalah pecahnya
pembuluh darah diotak atau bocornya pembuluh darah otak. Terjadi karena
tekanan darah otak yang mendadak, meningkat dan menekan pembuluh darah,
sehingga pembuluh darah tersumbat, tidak dapat menahan tekanan tersebut
(Waluyo & Putra, 2013).
Stroke
Stroke hemora
hemoragik
gik adalah
adalah salah
salah sat
satu
u jenis
jenis str
stroke
oke yang
yang diseba
disebabkan
bkan
karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir
secaraa semestinya
secar semestinya yang menyebabkan
menyebabkan otak mengalami
mengalami hipoksia dan berakhir
berakhir
dengan kelumpuhan.
2. Etiologi
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi:
a. Aneuris
Aneurisma
ma Berry,
Berry, biasan
biasanya
ya defek
defek kongeni
kongenital
tal..
b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah
menger
mengerasn
asnya
ya pembul
pembuluh
uh darah
darah serta
serta berkur
berkurang
angnya
nya kelent
kelentura
uran
n atau
atau
elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding arteri menjadi lemah dan
terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan
c. Aneuris
Aneurisma
ma myocot
myocotik
ik dari
dari vaskul
vaskuliti
itiss nekrose
nekrose dan
dan emboli
emboli septi
septis.
s.
d. Malf
Malfor
orma
masi
si ar
arte
teri
riove
oveno
nous
us,, adala
adalah
h pe
pemb
mbul
uluh
uh da
dara
rah
h yang
yang memp
mempuny
unyai
ai
bentuk abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah
arteri
arteri,, sehing
sehingga
ga darah
darah arteri
arteri langsu
langsung
ng masuk
masuk vena,
vena, menyeb
menyebabka
abkan
n
mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
e. Rupt
Ruptur
ur ar
artter
eriiol ser
ereb
ebrral
al,, aki
akibat
bat hi
hipe
perrtens
ensi yang
yang meni
menim
mbul
bulkan
kan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah :
a. Hipertensi
b. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
c. Kole
Kolest
ster
erol
ol tin
tingg
ggi,
i, obe
obesi
sita
tass
d. Peningka
Peningkatan
tan hema
hematok
tokrit
rit (resik
(resiko
o infark
infark sere
serebra
bral)
l)
e. Diabet
Diabetes
es Melitus
Melitus (berka
(berkaita
itan
n dengan aterog
aterogene
enesis
sis teraks
teraksele
eleras
rasi)
i)
f. Kont
Kontras
rasepas
epasii oral (khus
(khususn
usnya
ya dengan
dengan disert
disertai
ai hipert
hipertens
ensi,
i, merokok
merokok,, dan
kadar estrogen tinggi)
g. Penyala
Penyalahgu
hgunaan
naan obat (kokai
(kokain),
n), rokok
rokok dan
dan alco
alcohol
hol
3. Pat
Patofi
ofisiol
iologi
ogi
a. Stroke Perdarahan
Perdarahan Intrasere
Intraserebral
bral
Pecahnya pembuluh darah
pembuluh darah otak mengakibatkan darah masuk ke
dalam
dalam jaring
jaringan
an otak,
otak, membent
membentuk
uk massa
massa atau
atau hemato
hematom
m yang meneka
menekan
n
jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan
Tr
Tran
ansi
sien
entt Is
Iske
kemi
micc Atta
Attack
ck (TIA
(TIA)) ya
yang
ng te
terj
rjad
adii de
deng
ngan
an ce
cepa
patt da
dapa
patt
mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan
Intras
Intrasere
erebra
brall sering
sering dijumpai
dijumpai di daerah
daerah pituitary glad, thalamus, sub
ka
kart
rtik
ikal
al,l
,lob
obus
us pa
pari
riet
etal
al,, nu
nucl
cleu
euss ka
kaud
udat
atus
us,, po
pons
ns,, dan cerebellum.
cerebellum.
Hipertensi
Hipertensi kronis mengakibatka
mengakibatkan
n perubahan
perubahan struktur
struktur dinding
dinding pembul
pembuluh
uh
darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid (Perdana, 2017).
b. Stroke Subaraknoid
Pe
Peca
cahny
hnyaa pe
pemb
mbul
uluh
uh darah
darah ka
kare
rena
na aneur
aneuris
isma
ma at
atau
au AVM
AVM
( Arteriovenous
Arteriovenous Malformati).
Malformati). Aneu
Aneuri
rism
smaa pa
pali
ling
ng se
seri
ring
ng di dapat
dapat pa
pada
da
percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willis sedangkan AVM
( Arteriovenous
Arteriovenous Malformatio)
Malformatio) da
dapa
patt di
diju
jump
mpai
ai pa
pada
da ja
jari
ring
ngan
an ot
otak
ak di
permukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun di dalam ventrikel otak
dan ruang subarachnoid (Perdana, 2017).
Aneurisma merupakan lesi yang didapatkan karena berkaitan
de
denga
ngan
n te
teka
kana
nan
n he
hemo
modi
dinam
namik
ik pa
pada
da di
dindi
nding
ng ar
arte
teri
ri perca
percaban
banga
gan
n da
dan
n
perlekukan. Prekursor awal aneurisma adalah adanya kantong kecil
melalui arteri media yang rusak. Kerusakan ini meluas akibat tekanan
hidrostatik dari aliran darah pulsatif dan turbulensi darah, yang paling
besar berada di bifurcatio atrei. Suatu anuerisma matur memiliki sedikit
lapisa
lapisan
n media,
media, digant
digantii dengan
dengan jar
jaring
ingan
an ikat,
ikat, dan mempuny
mempunyai
ai lamina
lamina
elastika yang terbatas atau tidak ada sehingga mudah terjadi ruptur. Saat
aneurisma
aneurisma ruptur, terjadi
terjadi ekstravasas
ekstravasasii darah dengan tekanan
tekanan arteri
arteri masuk
ke ruan
ruang
g su
suba
bara
rachn
chnoi
oid
d da
dan
n denga
dengan
n ce
cepa
patt meny
menyeb
ebar
ar mela
melalu
luii caira
cairan
n
meruju
ujuk pada ga
gan
ngguan dalam pemb
embua
uattan dan
pemahaman bahasa, dan disatria yang merujuk kepada
gangguan dalam kontrol otot-otot perangkat bicara (bibir,
lidah,
lidah, palatu
palatum,
m, faring
faring)) penguca
pengucapan
pan kata-ka
kata-kata
ta menjad
menjadii
se
seng
ngau,
au, cadel
cadel,, at
atau
au ti
tidak
dak je
jela
las.
s. Gang
Ganggua
guan
n in
inii se
seri
ring
ng
disebabkan lesi di hemisfer serebrum dominan biasanya
kiri (Bickley 2016).
c) Disfon
Disfonia
ia atau
atau peruba
perubahan
han kualit
kualitas
as bicara
bicara(Th
(Thoma
omass dan
Monaghan 2014).
d) Ataksi
Ataksia:
a: berjal
berjalan
an tidak
tidak mantap
mantap,, tegak.
tegak. Tidak
Tidak mampu
mampu
menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas.
e) Disartria: kesulitan dalam bentuk kata.
f) Disfagia: kesulitan dalam menelan.
2) Defisit verbal
a) Afasia
Afasia ekspre
ekspresif
sif:: tidak
tidak mampu
mampu membent
membentuk
uk kat
kataa yang
dapat dipahami,
dipahami, mungki
mungkin
n mapu
mapu bicara
bicara dalam
dalam respon
responss
kata tunggal.
b) Afasia resptif: tidak mampu memahami kata yang
dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.
c) Afas
Afasiia glob
global
al:: kom
kombi
bina
nasi
si bai
baik af
afas
asiia res
esep
epttif dan
dan
ekspresif.
d) Defi
Defisi
sitt kogn
kognit
itiif: Pend
Pender
erit
itaa str
trok
okee ak
akan
an kehi
kehillan
anga
gan
n
memori jangka pendek dan panjang, penurunan lapang
perhatian, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi,
alasan abstrak buruk, dan perubahan penilaian.
e) Defisit emosional:
emosional: Penderita akan mengalami kehilangan
control diri, labilitas emosional, penurunan toleransi pda
situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik diri,
rasa takut, bermusuhan dan marah, serta perasaan isolasi.
(Ariani, 2013)
5. Pemeri
Pemeriksa
ksaan
an Penunj
Penunjang/
ang/Dia
Diagnos
gnosti
tik
k
a. Angiogr
Angiografi
afi serebr
serebral.
al. Membant
Membantu
u menent
menentuka
ukan
n penyeba
penyebab
b str
stroke
oke secara
secara
sp
spes
esif
ifik
ik mi
misa
saln
lnya
ya pe
pert
rtah
ahan
anan
an at
atau
au su
sumb
mbat
atan
an ar
arte
teri
ri (Mun
(Munir
ir,, 20
2015)
15),,
meperlihatkan secara tepat letak oklusi atau ruptur (Ariani, 2013).
b. Sk
Skan
an tomo
tomogr
graf
afii ko
komp
mput
uter
er (Co
Comp
mput
uter
er To
Tomog
mogra
raph
phyy sc
scan
an-C
-CT
T sc
scan
an).
).
Meng
Menget
etah
ahui
ui ad
adan
anya
ya te
tekan
kanan
an norma
normall dan adany
adanyaa tr
trom
ombo
bosi
sis,
s, embo
emboli
li
serebral, dan tekanan intrakranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang
mengandung
mengandung darah menunjukkan
menunjukkan adanya perdarahan subarakhnoid
subarakhnoid dan
perdarahan intrakranial. Kadar protein total meningkat, beberapa kasus
trombosis disertai proses inflamasi (Batticaca, 2008).CT secara sensitif
mendeteksi perdarahan subarachnoid akut, tetapi semakin lama interval
antara kejadian akut dengan CT-scan, semakin mungkin temuan CT-scan
negative. Jika SAH masih masih dicurigai pada CT-scan normal, pungsi
lumbal harus dilakukan (Baehr, M dan Frotscher, M. 2016).
c. Ul
Ultr
tras
ason
onogr
ograf
afii do
doppl
ppler
er (U
(USG
SG do
dopp
pple
ler)
r).. Meng
Mengid
iden
enti
tifi
fikas
kasii pe
penya
nyaki
kitt
arteriovena
arteriovena (masalah sistem
sistem arteri
arteri karotis/al
karotis/aliran
iran darah atau timbulnya
timbulnya
plak) dan
d an arterioklerosis (Munir, 2015). Pemeriksaan sinar x kepala dapat
menunjukkan perubahan pada glandula pineal pada sisi yang berlawanan
dari massa yang meluas, klasifikasi karotis internal yang dapat dilihat pada
trombo
trombosis
sis serebr
serebral,
al, klasi
klasifik
fikasi
asi parsia
parsiall pada dindin
dinding
g aneuri
aneurisme
sme pada
perdarahan subaraknoid
subaraknoid (Ariani, 2013).
d. Elektr
Elektroens
oensefal
efalogr
ogram
am ( Electroencephalogram-EE
Electroencephalogram-EEG).
G). Mengid
Mengident
entifi
ifikas
kasii
masala
masalah
h pada
pada gelomb
gelombang
ang otak
otak dan memper
memperli
lihatk
hatkan
an daerah
daerah lesi
lesi yang
spesifik.
e. Sinar
Sinar tengko
tengkorak
rak.. Menggam
Menggambar
barkan
kan peruba
perubahan
han kelenj
kelenjar
ar lempen
lempeng
g pienal
pienal
daerah yang berlawanan dan
d an massa yang meluas, klasifikasi karotis interna
terdapat
terdapat pada trombosis
trombosis serebral;
serebral; kalsifikas
kalsifikasii parsial
parsial dinding
dinding aneurisma
aneurisma
pada perdarahan subarakhnoid.
f. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeri
Pemeriksa
ksaan
an gula
gula darah:
darah: gula
gula darah bisa
bisa mening
meningkat
kat karena
karena keadaan
keadaan
hiperglikemia(Munir, 2015).
2) Fakto
Faktorr risi
risiko
ko st
stro
roke
ke he
hemo
mora
ragi
gik
k yang
yang dapat
dapat di
dimo
modi
difi
fikas
kasi,
i, se
sebag
bagia
ian
n
besar pasien memiliki hipertensi (82,30%), kadar gula darah
meni
mening
ngka
katt (63,
(63,54
54%)
%),, LDL
LDL meni
mening
ngka
katt (6
(65,
5,63
63%)
%),, tr
trig
igls
lser
erid
idaa
meningkat
meningkat (64,58%),
(64,58%), dan cholesterol
cholesterol total meningkat
meningkat (69,79%),
(69,79%),
pasien dengan kadar HDL normal lebih banyak (48,96) (Dinata dkk.,
2013).
6. Penat
Penatal
alak
aksa
sana
naan
an Medi
Mediss
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1) Menurunkan
Menurunkan kerusakan
kerusakan iskemik
iskemik cerebral
cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak,
sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan,
tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area
iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat
dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan frekuensi) serta
tekanan darah.
2) Mengendalik
Mengendalikan
an hipertensi
hipertensi dan menurunkan
menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan, pemberian dexamethason.
3) Pe
Peng
ngoba
obata
tan
n
1. Anti
Anti koagula
koagulan:
n: Hepari
Heparin
n untuk
untuk menurun
menurunkan
kan keced
kecederu
erungan
ngan perda
perdarah
rahan
an
pada fase akut.
2. Ob
Obat
at anti tro
tromb
mbot
otik
ik:: Pe
Pemb
mber
eria
ian
n in
inii di
dihar
harap
apkan
kan mencega
mencegah
h pe
peri
rist
stiw
iwaa
trombolitik/emobolik.
3. Diuret
Diuretika
ika : untuk
untuk menuru
menurunkan
nkan edema
edema serebr
serebral
al
4) Penatalaksa
Penatalaksanaan
naan Pembedahan
Pembedahan
Enda
Endart
rter
erekt
ektom
omii ka
karo
roti
tiss dila
dilakuk
kukan
an untuk
untuk meme
memeper
perbai
baiki
ki pe
pere
reda
dara
ran
n
darahotak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita
beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit
kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum
se
sehi
hing
ngga
ga sa
salu
lura
ran
n perna
pernafa
fasa
san
n da
dan
n ko
kont
ntro
roll ve
vent
ntil
ilas
asii ya
yang
ng baik
baik da
dapa
patt
dipertahankan.
2) Sirkulasi
Data Subyektif
a) Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia,
gagal jantung, endokarditis
end okarditis bacterial), polisitemia
Data Objektif
a) Hipertensi arterial
b) Disritmia, perubahan EKG
c) Pulsasi kemungkinan bervariasi
d) Denyut karotis femoral dan arteri iliaka atau aorta abdomina
3) Integritas Ego
Data Subjektif
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data Objektif
a) Emos
Emosii ya
yang
ng la
labi
bill dan mara
marah
h ya
yang
ng ti
tida
dak
k te
tepat
pat,, ke
kese
sedi
dihan
han,,
kegembiraan
b) Kesulitan berekspresi diri
4) Eliminasi
Data Subjektif
a) Inkontinensia, anuria
b) Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya
suarausus (ileus paralitik)
5) Makan dan Minuma
Data Subjektif
a) Nafsu makan hilang
b) Nausea vomitus menandakan adanya PTIK
6) Sensori Neural
Data Subjektif
a) Pusing/syncope (sebelum CVA sementara selama TIA
b) Nyeri kepala, pada perdarahan intra serebral atau perdarahan
sub arachnoid
c) Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
d) Penglihatan berkurang
e) Se
Sent
ntuh
uhan
an,, ke
kehi
hila
lang
ngan
an se
sens
nsor
or pa
pada
da si
sisi
si kola
kolate
tera
rall pa
pada
da
ekstremitas dan pada muka ipsi lateral (sisi yang sama)
f) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data Objektif
a) Status Mental
Koma
Koma bias
biasany
anyaa mena
menanda
ndaii st
stad
adiu
ium
m pe
perd
rdar
arah
ahan,
an, ga
gangg
nggua
uan
n
tingkah
tingkah laku (seperti letargi,
letargi, apatis,
apatis, menyerang)
menyerang) dan gangguan
fungsi kognitif
b) Ekstremitas
Kelemahan/p
Kelemahan/parali
araliysis
ysis (kontralat
(kontralateral
eral pada semua jenis stroke
stroke
ge
gengg
nggam
aman
an ta
tang
ngan
an tida
tidak
k se
seim
imban
bang,
g, berkur
berkuran
angny
gnyaa re
refl
fleks
eks
tendon dalam (kontra lateral)
c) Wajah
Paralisis/parese (ipsi lateral)
d) Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa kemungkinan
ekspresif/kesulitan berkata-kata, reseptif/ kesulitan berkata-kata
komprehensif, global /kombinasi dari keduanya
e) Kehilangan kemampuan mengenal
mengenal atau melihat, pendengaran,
stimuli taktil
f) Apraksia
Kehilangan kemampuan menggunakan motorik
g) Reaksi dan ukuran pupil tidak sama dilatasi dan tak bereaksi
padasisi ipsi lateral
7) Nyeri atau Kenyamanan
Data Subjektif
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Objektif
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot/fasial
8) Respirasia
Data Subjektif
Merokok (faktor risiko)
Tanda:
a) Kelemahan menelan/batuk/melindungi jalan napas
d) Gangg
Ganggua
uan
n be
bere
resp
spon
on te
terh
rhad
adap
ap panas
panas dan di
ding
ngin
in/g
/gan
anggu
gguan
an
regulasi suhu tubuh
e) Ganggua
Gangguan
n dalam
dalam memutu
memutuska
skan,
n, perhat
perhatian
ian sediki
sedikitt ter
terhad
hadap
ap
keamanan, berkurang kesadaran diri
10) Interaksi Sosial
Data Obyektif
Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
11) Pengajaran/Pembelajaran
Data Subjektif
a) Riwayat hipertensi keluarga, stroke
b) Penggunaan kontrasepsi oral
Penilaian Nilai
Respon Mata (Eyes: S):
1. Spontan 4
2. Dengan bicara (panggilan) 3
3. Dengan
Dengan rangsa
rangsang
ng nyeri
nyeri (tekan
(tekan pada saraf
saraf supraor
supraorbit
bita/
a/ 2
kuku jari)
4. Tidak ada reaksi 1
Respon Verbal (V)
1. Orient
Orientasi
asi (dapat
(dapat menj
menjawa
awab
b dengan
dengan kalimat
kalimat yang
yang baik 5
dan tahu dimana ia berada, waktu, hari
2. Kacau
Kacau (dapat
(dapat menjaw
menjawab
ab namun
namun disori
disorient
entasi
asi waktu
waktu dan
dan 4
tempat)
3. Tidak
Tidak tepat
tepat (dapat
(dapat menguca
mengucapkan
pkan kata-k
kata-kata
ata namun
namun tidak
tidak 3
berupa kalimat dan tidak tepat)
4. Menger
Mengerang
ang (tidak
(tidak menguca
mengucapkan
pkan kata-k
kata-kata
ata,, hanya suara
suara 2
mengerang)
5. Tidak ada respon 1
Respon Motorik (M)
1. Menurut perintah 6
2. Meng
Menget
etah
ahui
ui loka
lokasi
si ny
nyer
erii (a
(apa
pabi
bila
la ad
adaa re
resp
spon
on ya
yang
ng 5
bermaksud untuk menampis nyeri)
3. Menghin
hindar 4
4. Fleksi (respon fleksi saat diberikan nyeri) 3
5. Ekstensi (respon ekstensi saat diberikan nyeri) 2
6. Tida
Tidak
k ad
adaa re
resp
spon
on 1
KETERANGAN:
a) Kekuatan ot
otot
Tingkat Kekuatan Otot
0 Paralisis total atau tida
dakk ditemuka
kan
n ada
dan
nya kont
ntrraks
aksi pada otot
1 Kontraksi ototot ya
yang te
terjadi ha
hanya be
berupa pe
perubahan da dari tto
onus
otot
otot ya
yang
ng da
dapa
patt dike
diketa
tahu
huii de
denga
ngan
n pa
palp
lpas
asii da
dan
n ti
tida
dak
k da
dapa
patt
menggerakkan sendi
2 Otot hanya mampu menggerakkan persendian tetapi
kekuatannya tidak dapat melawan pengaruh gravitasi
3 Selain d ap
apat m en
enggerakkan s en
endi, o to
tot ju
j uga d ap
apat m el
elawan
pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang
diberikan oleh pemeriksa
4 Kekuatan ot
otot se
seperti pa
pada ttiingkat 3 disertai de
dengan k
keemampuan
otot terhadap tahanan yang ringan
5 Kekuatan otot normal
2. Diagnosa
Menurut SDKI (2016) masalah yang mungkin muncul yaitu:
a. Masalah Aktual
1) Gang
Ganggu
guan
an mobi
obilita
tass fis
isik
ik ber
berhubu
hubung
ngan
an deng
dengan
an gang
ganggu
guan
an
neuromuskular
2) Gangguan menelan berhubungan dengan stroke
3) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan hipoksia serebral
4) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan stroke
5) Defisit perawatan
perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuscular
6) Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan stroke
3. Intervensi
Tujuan Intervensi
No Diagnosa Rasional
(NOC) (NIC)
mobilitas
mobilitas fisik
fisik 1. Jo
Join
intt Move
Movem
ment:
ent: Exercise Therapy : Joint
dengan 2. Mobi
Mobili
lity
ty Le
Leve
vell 1. Ub
Ubah
ah po
posi
sisi
si kl
klie
ien
n 1. Menu
Menurrunka
unkan
n res
esiiko
gangguan 3. Se
Self
lf Car
aree : ADL
ADLs tiap 2 jam terjadinnya
terjadinnya iskemia
iskemia
neuromuskular 4. Transfer jaringan akibat
performance sirkulasi darah yang
Setelah dilakukan jelek pada daerah
tinda
tindaka
kan
n keper
keperaw
awat
atan
an yang tertekan.
selama 2 x 24 jam 2. Ajarkan klien untuk 2. Gerakan aktif
ak
akti
tivi
vita
tass klie
klien
n tida
tidak
k mela
melakuk
kukan
an la
lati
tihan
han memberikan
memberikan massa,
massa,
terganggu dengan gerak aktif pada tonus
tonus dan kekuata
kekuatan
n
kriteria hasil: ekstrimitas yang otot serta
1. Akti
Aktifi
fita
tass fisi
fisik
k klie
klien
n tidak sakit. memperbaiki
memperbaiki fungsi
meningkat jantung dan
2. Meng
Menger
erti
ti tuju
tujuan
an dari
dari pernapasan.
peningkatan 3. Lakukan gerak pasif 3. Ot
Otot
ot vol
volunt
unter akan
akan
mobilitas pada ekstrimitas kehi
kehila
lang
ngan
an tonus
onus
3. Memv
Memver
erbal
balis
isas
asik
ikan
an yang sakit da
dan
n keku
kuaatanny
nyaa
perasaan dalam bila tidak dilatih
meningkatkan untuk digerakkan.
kekuatan dan 4. Ko
Kola
labo
bora
rasi
si denga
dengan
n 4. Memb
Memban
antu
tu mobi
mobili
lisa
saii
kemampuan ahli fisioterapi untuk klien.
perpindahan latihan fisik klien.
4. Memp
Memper
erag
agak
akan
an 5. Lindungi pasien dari 5. Agar tidak adanya
penggunaan alat trauma selama ci
cide
dera
ra ya
yang
ng te
terj
rjadi
adi
bantu untuk latihan pada pasien selama
mobilisasi (walker) latihan
6. Agar
Agar kelua
keluarg
rgaa da
dapa
patt
6. Ajarkan
menget
etaahui cara
pasien/keluarga
melakukan rom dan
pasien cara
pasien dapat mandiri
melakuk
ukaan ROM
melakukannya
aktif/pasif
7. Agar
Agar pa
pasi
sien
en te
terl
rlat
atih
ih
7. Anjurka
kan
n pasien
untuk duduk
untuk duduk di atas
tempat tidur, di sisi
tempat tidur, atau di
atas kursi
8. Agar pasien dapat
8. Bantu pasien
melakukan
melakukan ambulasi
perpindahan
9. Meni
Mening
ngka
kattkan
kan ra
rassa
9. Berikan pujian
percaya diri klien
terhadap
perkembangan
kemampuan latihan
2. Defisit NOC : NIC :
perawatan diri Self care : Activity of Self Care assi
ssista
stane
berhubungan Daily Living (ADLs) ADLs
dengan Setelahdilakukantindak 1. Mon
Monito
itorr kemampuan 1. Meni
kemampuan Mening
ngka
katk
tkan
an
gangguan an klien untukperawat
untukperawatan
an ke
kema
mamp
mpua
uan
n kl
klie
ien
n
neuromuskular kepe
keperaw
rawata
atanse
nselam
lama2
a2 x diri yang mandiri. dalam
24 jam kemandiriannya
defisitperawatandiritera 2. Mo
Moninito
torr ke
kebu
butu
tuha
hann 2. Memu
Memudadahk
hkan
an kl
kliien
tasi dengankriteria klien untuk alat – alat dalam merawat diri
Self-care. 4. Meni
Mening
ngka
katk
tkan
an
4. Do
Doro
rong
ng kl
klie
ien
n untuk
untuk ke
kep
perca
cay
yaan di
dirri
melakukanaktivitas klien
sehari-hari yang
normal
sesuaikemampuan
yang dimiliki. 5. Meng
Mengaj
ajar
arka
kan
n kl
klie
ien
n
5. Do
Doro
rong
ng kl
klie
ien
n untuk
untuk dal
dalam mel
melakuk
akukan
an
melakukan perawatan diri dan
se
seca
cara
rama
mand
ndir
iri,
i, ta
tapi
pi mellat
me atiih akt
aktivi
vittas
beri bantuan ketika klien
klie
klien
n tid
idak
ak mam
mampu
melakukannya. 6. Mela
Melati
tih
h kema
kemamp
mpuan
uan
6. Berikan aktivitas rutin klien dalam
sehar
eharii - har
haris
ises
esua
uaii beraktivitas
kemampuan.
7. Mencegah risiko
7. Pe
Pert
rtim
imba
bang
ngkan
kan us
usia
ia
yang tidak
klien
klien jikame
jikamendor
ndorong
ong
diinginkan
pelaksanaan
aktivitassehari-hari.
8. Membantu dalam
8. Ba
Bant
ntu
u kl
klie
ien
n dal
dalam
memenuhi
memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan
kebutuhan
perawatan diri ADLs
perawatan diri
9. Meli
Meliba
batk
tkan
an kelua
keluarg
rgaa
9. Liba
Libattkan
kan kelu
keluar
arga
ga
dalam pemenuha
han
n dapat membantu
rencana pemenuhan rencana
ya
yan
ng tepat un
unttuk
klien
3 Gangguan Anxiety self control Communication Communication
komunikasi Coping Enhancement : Speech Enhancement : Speech
verbal Sensory function: Deficit Deficit
berhubungan hearing & vision 1. Beri
Berika
kan
n metode
metode 1. Memenuhi
dengan stroke Fear sef control alternatif komunikasi, kebutuhan
Se
Settelah melakuk
ukaan misal dengan bahasa komuni
komunika
kasi
si se
sesu
suai
ai
tinda
tindaka
kan
n keper
keperaw
awat
atan
an isyarat. dengan kemampuan
kemampuan
selam 3x24 jam, proses klien.
komunikasi klien dapat 2. Antisi
Antisipas
pasii setiap
setiap 2. Mencegah rasa
berfungsi secara kebutuhan klien saat putus asa dan
optimal dengan kriteria berkomunikasi. ketergantungan pada
hasil: orang lain.
1. Terciptanya suatu 3. Bicara
Bicaralah
lah dengan
dengan 3. Meng
Mengur
uran
angi
gi
komunikasi
komunikasi dimana
dimana klien secara pelan dan kecemasan dan
kebutuhan klien gunakan pertanyaan ke
kebi
bing
ngun
unga
gan
n pa
pada
da
dapat dipenuhi. yang jawabannya saat komunikasi.
2. Klien mampu “ya” atau “tidak”.
merespon setiap 4. Anjurk
Anjurkan
an kepada
kepada 4. Meng
Mengur
uran
angi
gi iso
sollas
asii
berkomunikasi keluarga untuk tetap sosial dan
secara verbal berkomunikasi meningkatkan
maupun isyarat. dengan klien. kom
komuni
unikasi
kasi yang
yang
efektif.
5. Hargai
Hargai kemamp
kemampuan
uan 5. Memb
Member
erii seman
emanga
gatt
klien dalam pada klien agar lebih
berkomunikasi. se
seri
ring
ng mela
melaku
kuka
kan
n
komunikasi.
6. Kolabor
Kolaborasi
asi dengan
dengan 6. Mela
Melati
tih
h klien
klien belaj
belajar
ar
fisioterapis untuk bicara secara
latihan wicara. mandirii dengan baik
mandir
dan benar.
4. Gangguan Aspiration Aspiration Aspiration
menelan Precautions Precautions Precautions
dengan stroke as
asuh
uhan
an kepe
keperrawat
awatan
an te
temp
mpat
at ti
tidu
durr pa
pasi
sien
en resiko aspirasi
selama 3 x 24 jam, 900 selama makan dan
diha
dihara
rapk
pkan
an gangg
gangguan
uan 30 menit selama
menelan pa
pad
da klien makan
dapa
dapatt hil
hilan
ang
g deng
dengan
an 2. Atur pasien dalam 2. Unt
Untuk menu
menuru
runk
nkan
an
kriteria hasil: posisi miring saat resiko aspirasi
1. Dapat berbaring
mempertahankan 3. Pantau asupan dan 3. Dengan
makanan dalam ha
halu
luar
aran
an pas
pasie
ien
n da
dan
n mengevaluasi
mulut timba
timbang
ng berat
berat badan
badan asupan makanan
2. Kemamp
Kemampuan
uan menela
menelan
n set
etiiap hari
hari hi
hing
ngga
ga perhari
adekuat stabil memungkinkan
3. Pengi
Pengiri
rima
man
n bolus
bolus ke se
semu
muaa modi
modifi
fika
kasi
si
hipo
hipofa
fari
ring
ng se
sela
lara
rass yang diperlukan
dengan refleks dapat dilakukan
menelan dengan cepat
4. Kemampu
puaan untuk
mengosongkan 4. Unt
Untuk menen
enenttukan
ukan
4. Konsultasi de
den
ngan
rongga mulut kebutuhan nutrisi
ahli gizi untuk
5. Mamp
Mampu
u meng
mengon
onttrol
rol
memod
emodif
ifiikasi
kasi di
diet
et
mual & muntah
pasien dan lakukan
6. Ti
Tidak
dak ada
ada ke
keru
rusa
sakan
kan
penghitungan kalori
otot tenggorong atau
sesui keperluan
otot wajah, menelan,
5. Berikan perawatan 5. Untu
Untuk
k meni
mening
ngka
katka
tkan
n
menggerakkan
menggerakkan lidah,
lidah,
mulut 3 x sehari nafsu makan pasien
atau refleks muntah
6. Suasa
Suasana
na yang
yang te
tena
nang
ng
mena
narrik anjurkan makanan
4. Impl
mplemen
ementtas
asii
Implementa
Implementasi
si merupakan
merupakan tahap pelaksanaan yang dimulai
dimulai setelah
setelah
renca
rencana
na tinda
tindaka
kan
n disu
disusu
sun
n dan ditu
dituju
juka
kan
n pa
pada
da nursi
nursing
ng tr
trea
eatm
tment
ent untuk
untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
5. Evaluasi
ke
kele
leng
ngka
kapa
pann
nnya
ya.. Tuju
Tujuan
an da
dan
n in
inte
terv
rven
ensi
si di
diev
eval
alua
uasi
si ad
adal
alah
ah untu
untuk
k
menent
menentuka
ukan
n apakah
apakah tujuan
tujuan terseb
tersebut
ut dicapai
dicapai secara
secara efekti
efektiff (Nursa
(Nursalam
lam,,
2010).
DAFTAR PUSTAKA
Ju
Juwo
wono
no,, T, 2014.
2014. Pemeriksaan Klinik Neurologi dalam Praktik. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Munir, B. 2015. NEUROLOGI
2015. NEUROLOGI DASAR. 1 ed. Jakarta: CV Sagung Seto.
Pe
Perd
rdan
ana,
a, W. H. 2017
2017.. Asuh
Asuhanan Kepe
Kepera
rawa
wata
tann Ny.
Ny. S Di Ruan
Ruangg Te
Tera
rata
taii RSUD
RSUD
Banyumas.Skripsi.
Banyumas.Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Thomas
Thomas,, J., dan T. Monagh
Monaghan.
an. 2014. Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik Dan
Keterampilan Praktis.
Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
definisi dan indikator diagnostik . Jakarta Selatan : DPP PPNI
Waluyo,
Waluyo, S. & Putra, B. M., 2013. Cek Kesehatan Anda (Khusus Untuk Pria Usia 50
Tahun).. Jakarta: PT. Flex Media K.
Tahun)
Pathway
Hipertensi
(tekanan darah meningkat secara signifikan
Perubahan perfusi Hemisfer kiri Hemisfer kanan Perdarahan pada batang otak
Hemiplagi Nervus 1 Nervus 8 Nervus
Nervus 2 Nervus Nervus 7 Nervus 5 Nervus 12
Defisit
Disfagia Afasia Kelainan Mudah Hemiplagi kiri 9,10,11
perseptual 346
Daya
visual frustasi kanan Daya Menutup Reflek
pengliha
Kerusakan Gangguan penciuman tan Penuruna kelopak Pendengaran dan mengunyah
komunika Gangguan Kelainan menurun keseimbangan
menelan Kelemahan fisik menurun n lapang mata, menurun
konsep diri : visual kiri Kemampuan
si verbal Resiko pandang fungsi tubuh menurun
Harga diri menelan
Defisit Gangguan jatuh pengecap Tersedak
rendah Reflek menurun
perawata mobilitas 2/3 lidah
cahaya
n diri fisik Obstruksi
menurun,
perubahan