Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

Baitul Mal Nagan Raya beralamat Desa Lueng Baro, Kecamatan Suka

Makmue, Kabupaten Nagan Raya, Jl. Poros Utama Komplek Perkantoran Suka

Makmue.

1. Sejarah Baitul Mal KabupatenNagan Raya.

Keberadaan Baitul Mal pada mulanya ditandai dengan dibentuknya Badan

Penertiban Harta Agama (BPHA) pada tahun 1973 melalui Keputusan

Gubernur No. 05 Tahun 1973. Kemudian pada tahun 1975, BPHA diganti

dengan Badan Harta Agama (BHA). Kemudian pada tahun 1993, BHA diganti

dengan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) melalui Keputusan

Gubernur Prov. NAD No. 18 Tahun 2003. Kemudian BAZIS, kembali diganti

dengan Baitul Mal sehubungan dengan lahirnya Undang-Undang No. 11 Tahun

2006 tentang Pemerintahan Aceh yang merupakan tindak lanjut perjanjian Mou

Helsinki. 95

Kehadiran Baitul Mal itu sendiri, tidak hanya terdapat di dalamUndang-

Undang No. 11 Tahun 2006 saja, melainkan juga terdapat dalam Undang-

Undang No. 48 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pengganti Undang-

Undang No. 2 Tahun 2007 tentang Penanganan Masalah Hukum dan Pasca

Tsunami di Aceh dan Nias menjadi Undang-Undang.

95
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.

41
42

Sebagaimana kita ketahui, pasca terjadinya musibah gempa bumi dan

gelombang tsunami yang melanda Aceh beberapa tahun yang lalu, banyak

meninggalkan beberapa permasalahan hukum, diantaranya masalah perwalian

dan pengelolaan harta yang tidak memiliki ahli waris atau tidak diketahui lagi

pemiliknya. Dalam Undang-Undang tersebut, tepatnya dalamp asal 1 angka 6

disebutkan bahwa Baitul Mal adalah lembaga Agama Islam di Provinsi NAD

yang berwenang menjaga, memelihara, mengembangkan, mengelola harta

agama dengan tujuan untuk kemashalahatan umat serta menjadi wali pengawas

berdasarkan syariat Islam. Dengan lahirnya Undang-undang tersebut, berarti

tugas Baitul Mal menjadi bertambah, tidak hanya mengelola zakat, harta wakaf

dan harta agama lainnya, melainkan juga melaksanakan tugas sebagai wali

pengawas96.

Untuk melaksanakan Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang

Pemerintahan Aceh dan Undang-Undang No. 48 Tahun 2007 sebagaimana

telah diuraikan di atas memerlukan peraturan turunan (derevatif) dalam bentuk

Qanun, yaitu Qanun No. 10 Tahun 2007 tentang Baitul Mal.

Pelaksanaan Qanun tersebut diatur kembali dalam Peraturan Gubernur

(PERGUB) No. 92 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Baitul Mal Aceh dan PERGUB No. 60 Tahun 2008 tentang Mekanisme

Pengelolaan Zakat.

Untuk mendukung lembaga Baitul Mal, pemerintah pusat

menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) No. 18

96
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
43

Tahun 2008 tentang Stuktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Keistimewaan

Aceh, dimana Baitul Mal Aceh termasuk dalam satu-satu dari empat Lembaga

Keistimewaan Aceh, yaitu Baitul Mal Aceh, MPU, MAA dan MPD.

PERMENDAGRI tersebut membentuk sekretariat yang bertugas untuk

memfasilitasi kegiatan lembaga keistimewaan Aceh yang bersumber dari dana

APBD. Pelaksanaan PERMENDAGRI tersebut diatur dalam Peraturan

Gubernur Aceh No. 33 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Lembaga Keistimewaan Aceh. Untuk Kabupaten/Kota, pemerintah

pusat juga menetapkan PERMENDAGRI No. 37 Tahun 2009 tentang

Pendoman dan Tata Kerja Lembaga Keistimewaan Aceh untuk

Kabupaten/Kota. Namun untuk Kabupaten/Kota sejauh ini ada yang sudah

memiliki peraturan turanannya ada yang belum, sehingga bagi yang belum

memiliki aturan turunan tidak bisa melaksanakan PERMENDAGRI tersebut97.

Kemudian untuk menjaga Baitul Mal dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya sesuai dengan syariat Islam. Gubernur Aceh mengangkat

Dewan Syariah, yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur No.

451.6/107/2004 tentang Pengangkatan/Penetapan Dewan Syariah Baitul Mal

Prov. NAD. Kemudian nama dari Dewan Syariah ini berganti menjadi Tim

Pembina Baitul Mal yang merupakan perpanjangan tangan dari MPU Aceh,

yang tertuang dalam Surat Keputusan Ketua MPU Aceh, No.

451.12/15/SK/2009 tentang Pengangkatan/Penetapan Tim Pembina Baitul Mal

Aceh.

97
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
44

Disamping bertugas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan Baitul Mal

Aceh, Dewan Syariah, juga memberikan penafsiran, arahan dan menjawab hal-

hal berkaitan dengan syariah, dengan demikian diharapkan pengelolaan zakat,

harta wakaf dan harta agama lainnya sesuai dengan ketentuan syariat.98

Untuk Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya secara Filosofi dan Latar

belakang awal terbentuknya badan ini di dasari dengan keluarnya Keputusan

Bupati Nagan RayaNomor : 74 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Badan Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya dalam Qanun

Kabupaten Nagan Raya Nomor : 7 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Sekretariat Lembaga Keistimewaan Kabupaten Nagan Raya,

Dengan demikian secara Legal dan Formal Baitul Mal Nagan Raya dapat

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai subuah Badan yang mengelola Zakat,

Infaq dan Shadaqah (ZIS).

Selanjutnya untuk memperkuat Baitul Mal Nagan raya dalam

melaksanakan Tugas dan Kewenanganya. Bupati Nagan Raya mengangkat

Dewan Pengawas, yang tertuang dalam Keputusan Bupati Nagan Raya Nomor

: 451 / 115 / SK / 2013 Tentang Pengangkatan Dewan Pengawas Baitul Mal

Kabupaten Nagan Raya yang bertugas mengawasi seluruh aktifitas yang

berkaitan dengan Operasional Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya sehingga

diharapkan pengelolaan zakat, harta wakaf serta harta agama lainnya sesuai

dengan ketentuan syariat.99

98
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
99
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
45

2. Visi dan misi.

Setiap intansi tentunya memiliki visi dan misi yang dituju, berikut adalah

visi dan misi Baitul Mal Nagan Raya.100

a. Visi.

“Menjadikan Baitul Mal Nagan Raya sebagai Lembaga Amil yang

Amanah, Jujur dan Profisional.”

b. Misi.

1) Melakukan pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah ( ZIS )

menurutketentuan Syariah.

2) Mendistribusikan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah ( ZIS ) yang telah

terkumpul kepada yang berhak menurut ketentuan Syariat setiap

Tahunnya.

3) Mewajibkan pelayanan yang optimal kepada muzakki dan mustahiq.

4) Mewujutkan upaya kesadaranberzakat bagi wajib zakat sebagai suatu

kewajiban.

5) MensosialisasikanBaitul Mal sebagai satu – satunya Lembaga yang

mengelola zakat, Infaq dan Shadaqah di kabupaten Nagan Raya.

6) Mendayagunakan zakat, Infaq dan Shadaqah secara produktif untuk

kemaslahatan pemberdayaan ekonomi umat.

7) Melakukan upaya pengembangan wajib zakat dan peningkatan kwalitas

pengelolaan zakat, Infaq dan Shadaqah.

100
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
46

8) Ikut bersama – sama dengan Pemerintah Daerah dalam mewujutkan

masyarakat yang madani dan mandiri.

3. Program Kerja Dan Program Pendayagunaan Zakat Baitul Mal

KabupatenNagan Raya.101

a. Program Simpan Pinjam (Modal Usaha) selama 3 Tahun Terhitung Tahun

2007 s/d 2009.

b. Program Peternaka nKerbau selama 1 Tahun 2008.

c. Program Pembangunan TPA selama 1 Tahun 2008.

d. Program Pembangunan Kantor Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya sebanyak

1 (Satu) unit.

e. Program Pembangunan Rumah Fakir Miskin sebanyak 297 Unit 297 Orang

Mustakhikselama 9 TahunterhitungTahun 2009 s/d 2017.

f. Program Bantuan langsung Fakir / Miskin Cacat, Uzhur, Lansia dll

sebanyak 15.227 Orang 15.227 Mustakhik selama 9 Tahun terhitung Tahun

2007 s/d 2017.

g. Program bantuan Beasiswa Tingkat TK, RA, PAUD, SD, MI, MTs, SMP,

SMA, MA, SMK, Pesantren dalam Kabupaten, Pesantren Luar Kabupaten,

Perguruan Tinggi Dalam Kabupaten, Perguruan Tinggi Propinsi, Perguruan

Tinggi Nasional, Perguruan Tinggi Luar Negeri Sebanyak 14. 370 Orang

14. 370 Mustakhik selama 9 Tahun Terhitung Tahun 2008 s/d 2017.

101
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
47

h. Program Bantuan Langsung Muallaf -+ 360 Orang, Tgk. Pembina Muallaf -

+ 80 Kali dan Bantuan Langsung Anak Muallaf -+ 80 Orang Muallaf Tiap

Tahunnya selama 9 TahunTerhitung Tahun 2007 s/d 2017.

i. Bantuan Konsuntif Hafizd Al – Qur’an yang belajar di Luar kabupaten

Nagan Raya.

j. BantuanTeungku TPA / TPQ yang ada dalam Kabupaten Nagan Raya.

k. Bantuan untuk Kelompok Majelis Taklim yang Ada dalam Kabupaten

Nagan Raya.

l. Bantuan Santri Pesantren Salafiah yang belajar di Luar Kabupaten Nagan

Raya.

m. Dan Program – Program lainnya sesuai dengan Juknis Penyaluran pada Tiap

Tahunnya.

4. Kewenangan Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya.

Dalam Peraturan Bupati Nagan Raya Nomor : 17 Tahun 2008 Bab. II Pasal

2 disebutkan bahwa Badan Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya mempunyai

wewenang mengumpulkan, mengelola dan menyetorkan :102

a. Zakat Penghasilan dari PNS / Pejabat / Karyawan yang beragama Islam

pada lingkup Pemerintah Kabupaten Nagan Raya melalui APBK.

b. Zakat Penghasilan dari PNS / Pejabat / Karyawan yang beragama Islam

pada Dinas Lembaga tertulis Daerah dan Lingkungan Pemerintah Pusat atau

Lembaga lainnya tingkat Kabupaten Nagan Raya yang pembayarannya

melaui APBN atau Sumber Dana lainnya.

102
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
48

c. Zakat Mal pada tingkat Kabupaten meliputi BUMN / BUMD Kabupaten

dan Perusahaan Swasta besar lainnya.

d. Infaq, Shadaqah dan Harta agama serta harta wakaf yang berada di Lingkup

Kabupaten Nagan Raya.

5. Sistem Penyaluran Zakat.

Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah yang telah di cairkan melaluia Proses

Penarikan Dana Melalui DPKD Kabupaten Nagan Raya kemudian di setor Ke

rekening Baitul Mal kabupaten Nagan Raya kemudian dilalukan penarikan

sesuai dengan keperluan yang akan disalurkan kepada Mustahiq.103

6. Syarat Yang Harus Dilengkapi Muzakki.

Syarat yang harus dilengkapi oleh Muzakki adalah Daftar gaji dan Slip

Bukti Setoran yang dikeluarkan oleh Bank tempat penyetoran Zakat dan Syarat

yang harus dilengkapi Mustahiq adalah Bukti Tanda Penduduk, Surat

Keterangan Penerima Zakat yang dikeluarkan oleh KeuchikGampong dan

Pendamping oleh kepala Baitul Mal Gampong saat Menerima Zakat.104

7. SistemPengawasan.

Pengawasansangatperlu di Baitul Mal kabupatenNagan Raya,

BaikdalamPenyaluran Zakat maupunPengumpulan dan di Baitul Mal juga

memilikiKepalaBidangPengawasan. Dan pada saatperumusan Program Zakat,

dilakukanMusyawarahbersamabersamaUnsur Baitul Mal, Muspida, Muspika,

MPU, Pesantren dan Unsurterkaitlainnya.105

103
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
104
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
105
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
49

8. FaktorPendukung Dan Penghambat.106

a. Faktor pendukung adalah tersedianya Anggaran APBK pada tiap tahunnya

dan dukungan penuh dari sesmua unsur tentang Program-program yang ada

di Baitul Mal.

b. Faktor Penghambat adalah masih lemahnya payung hukum tentang

Pengumpulan dan Pendayagunaan Dana Zakat Keberadaan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang kurang berkopetensi dalam mengelola Baitul Mal,

Keterbatasan alokasi Dana untuk promosi dan sosialisasi yang dimiliki

Baitul Mal, Belum adanya Peraturan Daerah yang kuat dan mengikat

muzakki untuk membayar Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) melalui Baitul

Mal, Kurangnya kepercayaan masyakat terhadap Baitul Mal. Masih melekat

budaya Muzakki yang membayar Zakat secara langsung kepada Mustakhik.

9. Langkah – Langkah Yang Ditempuh.

Melaui Peraturan – peraturan Pemerintah, Sosialisasi – sosialisasi, Media –

media, Ceramah – ceramah dll.107

10. Bidang – Bidang Pada Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya.

Untuk kelancaran pelaksanaan Kegiatan pada Baitul mal Kabupaten Nagan

Raya sebagaimana tersebut dalam Qanun Aceh nomor : 10 Tahun 2010 Pasal.

5 Tentang Susunan Organisasi Baitul Mal Kabupaten Kota dan Keputusan

Bupati Nagan Raya Nomor : 451 / 115 / kep / 2014 Tentang Penetapan Kepada

106
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
107
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
50

Bidang dan Sub. Bidang Badan Pelaksana Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya

yang tugasnya sebagai berikut :108

a. Kepala Bidang Pengawasan dan Sub. Bidang

mempunyai Tugas melakukan monitoring dan Evaluasi dan

Pengendalian dan Verifikasi terhadap pendataan Muzakki, Mustahiq dan

pengelolaan zakat, wakaf dan harta agama.

b. Kepala Bidang Pengumpulan dan Sub. Bidang

Mempunyai tugas mengumpulkan, pendataan Muzakki, penetapan

jumlah zakat yang harus dipungut serta penyelenggaraan administrasi

pembukuan dan pelaporan.

c. Kepala Bidang Pendistribusian dan pendayagunaan dan Sub. Bidang

mempunyai tugas melakukan kelancaran dan pendayagunaan zakat

sesuai dengan Asnaf yang telah ditetapkan ketentuan syariat dan

pelaporan.

d. Keapala Bidang Sosialisasi, pengembangan dan Sub. Bidang

Mempunyai tugas melakukan Sosialisasi, Penyuluhan dalam rangka

menjaga memelihara harta agama dan memasyarakatkan kewajiban

membayar zakat serta menjalin kerjasama antara ulama Muzakki dan

Mustahiq untuk pengembangan zakat harta agama.

108
Sumber: Dokumentasi Baitul Mal Nagan Raya, Pada Tanggal 14 Juli 2020.
51

e. Kepala bidang Perwalian dan Sub. Bidang

mempunyai tugas mefalitasi bantuan dan advokasi bantuan hukum,

pembuatan sertifikat terhadap harta tetap dan menjadi wali sesuai dengan

perundang – undangan dan syariat islam.

B. Pandangan Islam Terhadap Baitul Mal.

Baitul Mal berasal dari bahasa Arab Bait yang berarti rumah, dan Al-Mal yang

berarti harta. Secara etimologis Baitul Mal berarti rumah untuk mengumpulkan

atau menyimpan harta 109 . Sementara makna secarat terminologis sebagaimana

uraian Abdul Qadim Zallum bahwa Baitul Mal adalah suatu lembaga yang

mempunyai tugas khusus menangani harta, baik berupa pendapatan maupun

pengeluaran Negara110.

Sedangkan Abdul Aziz Dahlan menyebutkan bahwa Baitul Mal adalah

lembaga yang mengelola setiap harta agama baik berupa tanah, bangunan, barang

tambang, uang, komoditas perdagangan, maupun harta benda lainnya yang kaum

muslimin berhak memilikinya sesuai hukum syara’ dianggap sebagai pemasukan

bagi Baitul Mal111.

Berkaitan dari pemahaman di atas, seiring pula dengan perubahan zaman

dalam sistem ekonomi yang maju, ditambah lagi dengan semakin berkurangnya

kajian-kajian mengenai peran Baitul Mal yang mampu mejawab kebutuhan zaman

109
Ridwan Muhammad,. “Sistem dan prosedur mendirikan BMT”, dalam Panduan
Kongres Nasional Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal Wat Tamwil, (Jakarta:
PINBUK, 2-5 Desember 2005), H. 1.
110
Abdul Qadirzallum, Amwal Fi Daulah Al-Khilafah, Cetakan I, (Beirut: Darul ‘Ilmi Lil
Malayin,1983), H. 62.
111
Abdul Aziz Dahlan. Et.Al, Ensiklopedi Hukum Islam, Cetakan II, (Jakarta: PT Ichtiar
Baru Vanhoeve,1999), H.35.
52

modern, maka munculah lembaga-lembaga keuangan baru yang digagas oleh

dunia Barat seperti perbankan, asuransi, dan pergadaian yang mengedepankan

sistem bunga, sehingga umat Islam larut bersama sistem baru yang dikemas secara

moderen dan melupakan konsep Baitul Mal yang merupakan khazanah kekayaan

budaya umat Islam itu sendiri112.

Eksistensi Batul Mal sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat muslim.

Menurut pandangan Islam, Baitul Mal memberimanfaat dan asas maslahat yang

sangat besar bagi masyarakat. Dengan adanya Baitul Mal, Negara memiliki

otoritas penuh untuk mengutip zakat dari masyarakat muslim. Berkaitan dengan

itu, Provinsi Aceh telah diberikan wewenang sesuai Undang-undang No. 11/2006

tentang Pemerintahan Aceh, di dalamnya telah diatur tentang cara-cara

pengelolaan zakat. Misalnya pasal 180 (1) huruf d Zakat merupakan Penghasilan

Asli Aceh (PAA) dan Penghasilan Asli Kabupaten atau Kota (PAK), dalam pasal

192 disebutkan tentang pembentukan Baitul Mal yang dilakukan dengan Qanun

Aceh yang berfungsi sebagai lembaga pengelola zakat, harta wakaf dan harta

agama lainnya. Selanjutnya dikuatkan dengan Qanun Aceh No.10/2007 yang

menetapkan bahwa Baitul Mal merupakan lembaga Non Struktural yang berperan

sebagai pengelola harta agama, maka berdasarkan Keputusan Gubernur No.

18/2003 dibentuklah Organisasi dan Tata kerja Badan Baitul Mal Provinsi Aceh

yang mulai beroperasi bulan Januari tahun 2004. Institusi Baitul Mal memang

telah berjalan dengan baik meskipun belum maksimal, karenanya Rusdi,

mengatakan bahwa untuk mencapai optimalisasi Baitul Mal dalam pungutan

112
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Islam Historis: Dinamika Studi Islam Di
Indonesia, (Yogyakarta: Galang Press, 2002), h. 74.
53

zakat, perlu adanya penyelesaian terhadap berbagai kendala struktural, teknologi

dan psikologis supaya dapat terwujudnya tujuan yang diharapkan113.

Dalam pengolahan Baitul Mal terdapat kendala dan diantara kendala tersebut

menurut Marzi adalah menjadikan zakat sebagai sumber pendapatan di Aceh,

prestasi lembaga pengelola zakat yang rendah, pemahaman masyarakat yang

sempit tentang zakat, dan pelaksanaan Undang-undang zakat yang lemah114.

Selanjutnya, Mujaini menyebutkan kadar keberhasilan atau tidaknya dalam

pengumpulan zakat pendapatan akan sangat dipengaruhi oleh tiga persoalan

utama, yaitu:

1. Pengetahuan dan keyakinan terhadap konsep zakat al Mal al Mustafaz (harta

yang didapatkan).

2. Fatwa atau peraturan zakat

3. Pemerintah, Baitul Mal, atau institusi zakat. Khusus bagi institusi zakat

secara umum paling tidak ada dua permasalahan yang sampai saat ini masih

dihadapi, yaitu krisis kepercayaan dan profesionalisme115.

Fenomena yang terjadi bahwa ternyata hasil pungutan zakat oleh Baitul Mal di

Provinsi Aceh masih sangat rendah berbanding potensi zakat yang diperkirakan.

Masyarakat cenderung melakukan pembayaran zakat secara langsung kepada para

Mustahik sebagaimana kebiasaan yang telah mereka lakukan pada masa sebelum

113
Rusjdi Ali Muhammad, “Revitalisasi Syariat Islam di Aceh ; Solusi dan Implementasi
(Menuju Pelaksanaan Hukum Islam di Nanggro Aceh Darussalam)”, Makalah, Seminar Penerapan
Hukum Syariat di Aceh, 12 Febuari 2003, (Jakarta: Logos-IAIN Ar-Raniry, 2003), h. 7.
114
Marzi, A, “Zakat dan Pajak Daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam: Suatu analisis terhadap Pengelolaan Zakat dan Pajak di Kota Banda
Aceh”, Tesis, tidak diterbitkan, (Medan: Program Pasca sarjana, Studi Ilmu Hukum Universitas
Sumatera Utara, 2004), h. 191.
115
Nirwan, N, “Institusi Zakat dan Implementasinya di Indonesia”. Disertasi, tidak
dipublikasi,(Malaysia: Fakulti Pengajian Islam University Kebangsaan Malaysia, 1999), h. 205.
54

adanya peraturan atau Qanun yang mewajibkan masyarakat untuk

membayar zakat melalui Baitul Mal.

C. Peran Baitul Mal Nagan Raya Dalam Menyalurkan Zakat Untuk Kaum

Duafa

Baitul Mal merupakan salah satu lembaga kas Kabupaten yang berfungsi

sebagai penghimpun sekaligus berfungsi sebagai penyalur bantuan bagi

masyarakat yang membutuhkan. Baitul Mal memberikan banyak manfaat terhadap

masyarakat, sehingga kebutuhan yang diperlukan bagi masyarakat fakir maupun

miskin sebagian kecil tercukupi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di lapangan dengan

Bapak Budiman Buroeng (Kepala Seketaris Baitu Mal Nagan Raya) tentang Peran

Baitul Mal Nagan Raya dalam menyalurkan Zakat terhadap Kaum Duafa, ada dua

bagian yaitu sebagai zakat konsumtif dan zakat produktif, Namun di Baitul Mal

Nagan Raya hanya menyalurkan zakat tersebut dengan penyaluran dalam bentuk

zakat komsumtif karena masyarakat belum berfikir produktif disebabkan

kurangnya pemberdayaan/ bimbingan dari pihak yang memiliki potensi untuk

membudayakan/ membimbing masyarakat agar dapat berfikir produktif.

Minoritas masyarakat di Nagan Raya tidak mau berfikir bahwasannya bantuan

tersebut dapat dikembangkan menjadi satu ladang usaha sendiri, misalnya

masyarakat mendapatkan bantuan bibit kacang mereka bisa mengelola dengan

menanam bibit tersebut agar berkembang. Dengan demikian masyarakat

mendapatkan keuntungan dari modal yang diberikan (bantuan) oleh sebab itu
55

baitul mal tidak menerapkan bantuan zakat produktif, karena disebabkan

masyarakat yang minoritasnya tidak mau berfikir produktif (perkembangan).116

“Peran Baitul Mal dalam menyalurkan zakat kepada Kaum Duafa, dari pihak

Baitul Mal menginput data para kaum fakir miskin melalui kepala desa atau

keuchik dikarenakan tanggung jawab kepala desa yang lebih mengetahui data

dari masyarakat setempat dalam kondisi masyarakat berhak mendapatkan zakat

(bantuan) tersebut. Bantuan Zakat yang diberikan Baitul Mal kepada masyarakat

dibagi kedalam dua bagian; Bagian pertama ialah uang tunai, bantuan dalam

bentuk uang tunai yang diberikan pihak Baitul Mal dengan menyerahkan

bantuan/uang kepada kepala desa atau keuchik sesuai dengan data yang telah

kepala desa anjurkan kepada pihak Baitul Mal. Kemudian, pembagian

bantuan/uang tunai dilakukan secara berbeda antara masyarakat fakir dan miskin,

untuk masyarakat fakir bantuan yang di berikan sebanyak Rp 500.000 setiap KK

(Kartu Keluarga), sedangkan untuk masyarakat miskin bantuan diberikan

sebanyak Rp 400.000 setiap KK (Kartu Keluarga). Bagian kedua ialah bantuan

rumah, bantuan rumah yang diberikan dari pihak Baitul Mal dilakukan observasi

langsung ke lapangan untuk melakukan survei rumah layak huni bagi

masyarakat setempat. Bantuan rumah yang disediakan Baitul Mal pertahun

sebanyak 40 unit per kabupaten. Bantuan zakat yang disediakan Baitul Mal

diberikan kepada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah

116
Hasil Wawancara dengan Bapak Budiman Buroeng Kepala Sekretaris Baitulmal Nagan
Raya pada tanggal 14 Juli 2020.
56

seperti bantuan dari kartu PKH, Indonesia pintar, dll. Namun, sebaliknya bantuan

tersebut tidak diberikan kepada masyarakat yang memperoleh bantuan lain”.117

Baitul Mal merupakan salah satu institusi yang menangani harta yang diterima

secara negara yang mengalokasikan terhadap kaum muslim yang berhak untuk

menerimanya, dalam arti lain Baitul Mal menjadi tempat penampungan dan

pengeluaran harta, sekaligus sebagai tempat pendapatan Negara. Baitul Mal

mejadi tempat penyimpanan harta yang masuk dan pengelolaan harta yang keluar.

Dalam Baitul Mal terdapat beberapa instrumen yang dapat dilakukan dalam

melakukan pembiayaan secara publik yang menjadi peran Baitul Mal seperti

Zakat, Asset dan Perusahaan Negara, Kharaj, Jizyah, dan Wakaf.118

Kemudian, dalam hukum materiil ekonomi dan keuangan Syari’ah masih

belum diatur dalam peraturan perundang-undangan, kecuali tentang Perbankan

Syari’ah melalui UU No. 21 tahun 2008, dan hal tersebut telah dimasukkan dalam

bentuk fatwa- fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-

MUI). Dalam waktu relatif singkat DSN-MUI telah mengeluarkan 54 fatwa dalam

rentang tahun 1999-2006 yang berhubungan dengan berbagai masalah pada

keuangan syari’ah.119

Berikut ini adalah hasil wawancaran penulis dengan masyarakat yang

mendapatkan bantuan.

117
Hasil Wawancara dengan Bapak Budiman Buroeng Kepala Sekretaris Baitulmal Nagan
Raya pada tanggal 14 Juli 2020.
118
Ahmad Munir Hamid, “Peran Baitu Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik”,
(Universitas Islam Darl Ulum Lamongan, Vol. 1 No. 01, Januari 2018), h. 1.
119
Syafi’atul Mir’ah Mashum, Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Baitul Mal WaTamwil
(BMT) Yang Dilikuidasi, (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang), Al-Maza
Hib,Volume 5, Nomer 1, Juni 2017, h. 153.
57

1. Hasil wawancara dengan masyarakat yang mendapatkanbantuan zakat dari

Baitul Mal dengan bantuan berbentuk Rumah Duafa.

Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan masyarakat pada tanggal

19/07/2020, menurut Ibu Yusna Wati yang bertempat tinggal di Desa Blang

Panyang dan Ibu Neri Safrijal yang bertempat tinggal di Desa Cot Teungku

Dek beliau mengatakan bahwa peran Baitul Mal dalam memberi bantuan

zakat berbentuk rumah Duafa sangatlah tepat. Karena dengan adanya

bantuan tersebut masyarakat Kaum Dhuafa (Fakir Miskin) sangat terbantu

dengan adanya bantuan tersebut.120

Sedangka nmenurut Ibu Ainal Safriana, yang bertempat tinggal di Desa

Uteun Pulo beliau mengatakan bahwa peran Baitul Mal sangat terbantu

karena bagi mereka untuk membangun rumah sangatlah tidak

memungkinkan dikarenakan perkerjaan yang tidak tetap sehingga

berdampak pada penghasilan yang kurang/ seadanya yang mencukupi

kebutuhan sehari-hari.121

2. Hasil wawancara dengan masyarakat yang mendapatkan bantuan zakat dari

Baitul Mal dengan bantuan berbentuk uang tunai.

a. Bantuan zakat untuk kaum fakir.

Dalam wawancara penulis lakukan pada tanggal 20/07/2020 menurut

ibu Syamani yang bertempat tinggal di desa Sapeng beliau mengatakan

bahwa peran Baitul Mal dalam menyalurkan bantuan dalam berbentuk

uang tunai kurang maksimal Karena uang yang diberikan dari pihak

120
Wawancara dengan Yusna Wati dan Neri Safrijal, Pada Tanggal 19 Juli 2020.
121
Wawancara dengan Ainal Safriana, Pada Tanggal 19 Juli 2020.
58

Baitul Mal hanya dapat bertahan beberapa hari saja dan banyak dari

masyarakat yang mungkin tidak berhak menerima bantuan tersebut

namun dia menerimanya, dan yang berhak menerima bantuan tersebut

namun tidak menerimanya.122

Menurut ibu Rita Herlinda yang bertempat tinggal di desa Sapeng

pada tanggal 20/07/2020 beliau mengatakan bahwa peran Baitul Mal

dalam menyalurkan bantuan zakat dalam berbentuk uang tunai, belum

maksimal karena bantuan yang diberikan hanyalah sedikit dan dapat

bertahan hanya beberapa hari saja dan beliau berharap semoga bantuan

tesebut dapat ditingkatkan lagi agar masyarakat yang fakir bisa lebih

terbantu.123

Menurut Ibu Fri Yusni yang bertempat tinggal di desa Sapeng pada

tanggal 20/07/2020 beliau mengatakan bahwa perang Baitul Mal dalam

menyalurkan zakat dalam berbentuk uang tunai sedikit membantu kaena

bagi mereka bantuan tersebut sangatlah bermanfaat, apalagi bagi orang

yang tidak bisa berkerja dengan begitu mereka dapat mempergunakan

bantuan tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, meski hanya dalam jangka

waktu sementara.124

b. Bantuan zakat untuk kaum miskin.

Dalam wawancara penulis melakukan pada tanggal 21/07/2020

menurut bapak Burhanuddin yang bertempat tinngal di desa Sapeng

beliau mengatakan bahwa peran Baitul Mal dalam menyalurkan zakat


122
Wawancara dengan Syamani, Pada Tanggal 20 juli 2020.
123
Wawancara dengan Rita Herlinda, Pada Tanggal 20 Juli 2020.
124
Wawancara dengan Fri Yusni, Pada Tanggal, 20 Juli 2020.
59

untuk kaum miskin cukup membantu karena dengan adanya bantuan

tersebut dapatlah terbantu keuangan kami disaat kurangnya pendapatan

kami.125

Menurut Ibu Ratna peran Baitul Mal dalam menyalurkan zakat untuk

kaum miskin cukup terbantu karena dengan adanya bantuan tersebut

dapat menutupi kekurangan pendapatan kami, meski hanya dalam

beberapa hari mungkin bisa dalam satu bulan.126

Menurut Ibu Masyitah dan Ibu Ema Marlinda perang Baitul Mal

Nagan Raya dalam menyalukan zakat untuk kaum miskin dalam bentuk

uang tunai sudah maksimal karena dengan adanya bantuan tersebut

masyarakat yang kurang mampu dapat terbantu namun semoga bantuan

tersebut dapat ditingkatkan lagi.127

D. Analisis Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan terdahulu dapat dianalisis

bahwa Baitul Mal adalah tempat pengumpulan atau pengelolaan harta agama

yang mana harta tersebut dapat digunaan oleh kaum muslimin untuk membayar

zakat, infak dan sadaqah.

Eksistensi Batul Mal sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat muslim.

Menurut pandangan Islam, Baitul Mal memberi manfaat dan asas maslahat yang

125
Wawancara dengan Burhanuddin, Pada Tanggal, 21 Juli 2020.
126
Wawancara dengan Ratna, Pada Tanggal, 21 Juli 2020.
127
Wawancara dengan Masyitah dan Ema Marlinda, Pada Tanggal 21 Juli 2020.
60

sangat besar bagi masyarakat. Dengan adanya Baitul Mal, Negara memiliki

otoritas penuh untuk mengutip zakat dari masyarakat muslim.

Apabila Baitul Mal ingin mengoptimalkan peran pengelolaan zakat

(pemungutan, pendistribusian, dan pemanfaatan), maka perlu diperhatikan

beberapa langkah strategis dan penting diantaranya: Penerapan qanun yang tegas

dan jelas termasuk didalamnya sanksi hukum bagi yang lalai menunaikan

kewajiban zakat, Meningkatkan pelaksanaan pendidikan masyarakat mengenai

manfaat zakat, Pendekatan ini bertujuan bagi memberikan informasi tentang

kelebihan-kelebihan apabila zakat yang mereka salurkan dikelola oleh Baitul mal.

Dengan demikian akan mengakibatkan mereka bersedia untuk membayar zakat

melalui Baitul Mal.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti melihat dan menilai bahwa Baitul Mal

Nagan Raya Sangat baik dalam menyalurkan zakat kepada Kaum Duafa (fakir/

miskin). Mereka menyalurkan zakat tepat sasaran dan secara langsung sangat

membantu kehidupan dan ekonomi masyarakat.

Baitul Mal Nagan Raya dalam menyalurkan zakat untuk Kaum Duafa, sangat

membatu karena pihak Baitul Mal telah diberi hak penuh untuk mengelola zakat.

Baitul Mal menyalukan kepada orang yang berhak menerimanya. Baitul Mal

menyalurnya dalam bentuk bebeapa asnaf yaitu fakir, miskin, amil, mualaf,

fisabillah, dan ibnu sabir. Dan tujuan dari Baitul Mal adalah membantu

masyarakat Kaum Dhuafa (fakir miskin), maka semakin banyak dana yang masuk

keBaitul Mal maka akan semakin banyak pula Kaum Duafa yang dapat terbantu.
61

Dengan demikian bila program yang dijalankan oleh Baitul Mal dapat terus

berkembang dan berkelanjutan maka kemiskinan diNagan Raya dapat teratasi.

Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya memiliki program unggulan yaitu program

pembangunan rumah bantuan untuk masyarakat Fakir/miskin. Sejak awal

terbentuk hingga saat ini Baitul Mal Kabupaten Nagan Raya telah berhasil

membangun rumah sebanyak 485 unit yang di berikan kepada masyarakat miskin

di sepuluh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Nagan Raya. Pembangunan

rumah untuk masyarakat fakir/miskin yang dilakukan oleh Baitul Mal Kabupaten

Nagan Raya bila terus berkelanjutan tentunya akan sangat membantu pemerintah

daerah dalam upaya pengentasan kemiskinan yang ada di Kabupaten Nagan Raya.

Anda mungkin juga menyukai