Anda di halaman 1dari 8

MENGULIK BUDAYA GEREN DI TENGAH PANDEMI

fahmialfareza9699@gmail.com

UIN Sayyid Ali Rahmatullah

ABSTRAK

Tradisi geren adalah tradisi mengunjungi makam leluhur atau saudara dengan tujuan
mendoakan arwah mereka agar diampni dosanya dan diterima di sisi-Nya. Tradisi ini sudah
menjadi tradisi turun temurun sejak zaman dahulu. Namun pandemi memberi dampak yang
cukup besar, termasuk di bidang sosial dan budaya. Tujuan dari artikel ini adalah mengetahui
dampak pandemi terhadap pelasanaan tradisi geren ini. Metode yang digunakan adalah
analisis kualitatif dengan menganalisis dampak yang diakibatkan pandemi terhadap tradisi
ini. Pandemi memberi dampak yang cukup besar sehingga tradisi ini mengalami perubahan
jika dibandingkan sebelumnya. Padahal tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan
memiliki dampak yang cukup besar di kalangan masyarakat. Penelitian ini memiliki
kontribusi dalam mempelajar dampak yang diakibatkan pandemi terhadap bidang sosial
budaya

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ziarah kubur menjadi tradisi yang cukup sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Tradisi ini sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di kalangan masyarakat Jawa.
Begitu ada anggota keluarga yang meninggal, anggota keluarga yang lain akan rutin
mengunjungi makam dari saudara yang meninggal tersebut dan mendoakan arwah mereak
supaya tenang di alam sana. Tradisi ziarah kubur di Jawa biasa disebut nyekar. Ada juga yang
menyebutnya geren, seperti yang kerap disebutkan di desa Tunggulsari, Kedungwaru,
Tulungagung. Menurut Koentjaraningrat, tradisi ziarah kubur / geren tersebut merupakan
aktivitas yang cukup penting bagi masyarakat Jawa. Tradisi tersebut adalah tradisi yang
cukup kerap dilakukan, terutama ketika menjelang bulan suci Ramadhan maupun menjelang
hari raya Idul Fitri. Orang orang yang melakukan tradisi geren percaya bahwa ketika
mengirim doa kepada arwah leluhur di kuburan, selain mendapat pahala atas doa yang
dipanjatkan, mereka berharap arwah para leluhur dan nenek moyang mereka akan tenang di
alam sana dan mendapat tempat yang layak.

Penelitian yang bertopik tentang ziarah kubur ini pernah dibahas dan ditulis oleh
bapak Abdul Aziz dari IAIN Tulungagung. Beliau membahas mengenai ziarah kubur dan
nilai-nilai pendidikan yang ada di dalamnya (Aziz, 2018). Di dalam penelitiannya beliau
membahas sisi pendidikan dari ziarah kubur terhadap anak muda zaman sekarang. Pada
penelitiannya beliau juga membahas nilai dakwah dari ziarah kubur tersebut. Selain itu ada
juga yang pernah membahas penelitian dengan topik ziarah kubur yaitu bapak Muchammad
Toha dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Belaiu membahas tentang pandangan pemuka
agama mengenai tradisi ziarah kubur di Gresik, Jawa Timur (Toha, 2016). Selain itu beliau
juga membahas tentang tradisi yang serupa yang ada pada agama lain di Jawa Timur.
Misalnya agama Jawa Kuno melakukan tradizi ziarah untuk menyembah dan menghormati
roh leluhur. Datangnya agama Hindu tidak dapat mengubah kepercayaan tersebut sehingga
pembangunan candi Hindu di Jawa tidak bertujuan untuk menyembah dan menghormati
dewa, melainkan digunakan untuk pemujaan terhadap roh leluhur. Datangnya agama Islam
tidak menghilangkan tradisi tersebut. Para penyebar agama Islam hanya mengubah tradisi
tersebut dengan menyelipkan ajaran-ajaran Islam di dalamnya.

Artikel ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang telah disebutkan di dalamnya.
Artikel ini membahas kaitan tradisi ziarah kubur dengan fenomena yang terjadi di tahun ini,
yaitu pandemi Covid-19. Artikel ini membahas perbedaan dari tradisi ziarah kubur ketika
sebelum pandemi dengan setelah pandemi. Pembahasan yang dibahas di artikel ini juga lebih
berfokus pada penelitian mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap pelaksanaan tradizi
ziarah kubur ketika menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Selain itu artikel ini
juga membahas eksistensi ziarah kubur di tengah kondisi pandemi depertisekarang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat disimpulkan rumusan masalah seperti berikut :

1. Apa itu tradisi ziarah kubur dan maknanya bagi kehidupan masyarakat?
2. Bagaimana dampak yang dirasakan dari pelaksanaan ziarah kubur ketika
pandemi?
3. Bagaimana menyiasati pelaksanaan tradisi ziarah kubur di tengah pandemi?
Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui makna dari ziarah kubur terhadap kehidupan masyarakat


2. Mengetahui dampak yang dirasakan dari pelaksanaan ziarah kubur di tengah
pandemi
3. Mengetahui cara menyiasati pelaksanaan ziarah kubur di tengah pandemi

Manfaat Penelitian

‘ Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut

1. Memberi informasi mengenai tradisi ziarah kubur dan maknanya terhadap


kehidupan masyarakat
2. Menyampaikan informasi mengenai dampak yang dirasakan dari pelaksanaan
ziarah kubur di tengah pandemi serta cara menyiasati pelaksanaannya di tengah
kondisi pandemi seperti sekarang

B. KAJIAN TEORI

Ziarah Kubur / Geren

Ziarah kubur atau geren adalah kunjungan ke tempat pemakaman umum / pribadi
yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan mendoakan keluarga, leluhur dan
atau sanak famili yang telah meninggal dunia supaya diterima amal ibadahnya dan diberi
tempat atau kedudukan yang layak di sisi Allah SWT.

Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 merupakan pandemi atau wabah yang melanda dunia untuk saat
ini. Pandemi berawal pada tahun 2019 di China, lalu mulai menyebar ke seluruh dunia.
Pandemi ini berdampak pada berbagai sisi kehidupan manusia sekarang, seperti ekonomi,
pendidikan hingga sosial budaya, seperti budaya ziarah kubur / geren ini.

Penelitian ini menggunakan 2 teori yaitu Anxiety / Uncertainty Management (AUM)


Theory (Teori Manajemen Kecemasan) dan Intercultural Adaptation Theory (Teori Adaptasi
Antarbudaya). Alasan penggunaan AUM Theory adalah pandemi Covid-19 ini menimbulkan
kecemasan di dalam diri masyarakat. Kecemasan itulah yang membuat budaya ziarah kubur/
geren di saat pandemi Covid-19 ini menjadi berbeda jika dibandingkan dengan sebelum
pandemi.

Teori tersebut juga berkaitan dengan teori lainnya yaitu Intercultural Adaptation
Theory (Teori Adaptasi Antarbudaya). Pandemi Covid-19 telah berdampak di berbagai sektor
dan lini kehidupan,m termasuk sosial budaya. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat
harus mulai menyesuaikan budaya yang ada, termasuk budaya ziarah kubur / geren. Budaya-
budaya yang ada harus disesuaikan dengan kondisi pandemi sekarang.

Berbagai jurnal penelitian sebelumnya yang membahas tradisi ziarah kubur / geren di
tengah pandemi juga membahas bagaimana perubahan yang terjadi terhadap budaya tersebut
semenjak pandemi ini ada. Jurnal-jurnal membahas bagaimana penyesuaian yang dilakukan
masyarakat ketika melakukan ziarah kubur di tengah pandemi Covid-19 ini

C. METODE PENELITIAN

Data data yang digunakan untuk penelitian ini memiliki beberapa sumber, seperti
beberapa buku, antara lain “Memaknai Ziarah” dan “Budaya Ziarah : Makam Wali dan
Tokoh Sakti di Tanah Jawa” yang ditulis oleh Pusat Data dan Analisa Tempo, “Penguatan
Identitas Budaya Lokal Jawa Timur” yang ditulis oleh Warsiman, serta data sekunder yaitu
jurnal penelitian seperti jurnal yang berjudul “Kontestasi Padangan Elite Agama di Gresik
Tentang Nyekar di Desa Surowiti Kecamatan Panceng” yang ditulis oleh Muchammad Toha,
“Tradisi Ziarah : Antara Spiritualitas, Dakwah dan Pariwisata” yang ditulis oleh A. Khoirul
Anam, dan beberapa jurnal lainnya. Ada juga data berupa hasil wawancara dengan Mbah
Toiman selaku juru kunci pemakaman Desa Tunggulsari.

Cara mendapatkan data-data tersebut dengan menganalisis buku dan jurnal yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Buku dan jurnal tersebut memberikan gambaran
bagaimana arah penelitian serta memberikan garis besar mengenai penelitian ini. Selain itu
data untuk penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap Mbah Toiman
selaku juru kunci pemakaman Desa Tunggulsari. Wawancara tersebut dilakukan untuk
memperoleh data yang faktual di lapangan. Peneliti juga melqakukan pengamatan di
lapangan untuk memperoleh data tambahan mengenai penelitian ini.

Analisis data dilakukan dengan mengikuti model analisis yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, seperti yang dilakukan A.
Khoirul Anam dalam jurnalnya. Selain menggunakan data dan fakta yang ada di lapangan,
analisi data juga dilakukan dengan pendekatan budaya dan masyarakat. Bagaimana budaya
tersebut memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat, baik dari segi sosial maupun
ekonomi. Selain itu analisis data juga menggunakan teori yang telah disebutkan di atas seperti
Anxiety / Uncertainty Management (AUM) Theory (Teori Manajemen Kecemasan) dan
Intercultural Adaptation Theory (Teori Adaptasi Antarbudaya). Teori-teori tersebut memiliki
keterkaitan dengan bahasan utama dalam penelitian ini, yakni bagaimana pandemi
memberikan dampak terhadap pelaksanaan budaya ziarah kubur.

D. PAPARAN HASIL

Tradisi Geren

Tradisi geren atau ziarah kubur merupakan tradisi turun temurun dari zaman
masyarakat terdahulu. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada acara-acara tertentu. Biasanya
masyarakat pada zaman dahulu melaksanakan tradisi ini untuk menghormati arwah para
leluhur. Masyarakat pada zaman dahulu menyerahkan berbagai sesajen seperti ayam
kampung, kembang 7 rupa dan berbagai sesajen lainnya.

Namun pada zaman Wali Songo, para wali melakukan perubahan tanpa
menghilangkan esensi dari ziarah kubur. Pada awalnya masyarakat zaman dahulu melakukan
do’a dan mengharap pada arwah para leluhur agar mengabulkan permohonan mereka. Para
wali akhirnya melakukan perubahan dengan merubah do’a ziarahg menjadi berharap pada
Allah SWT agar memberi ampunan pada ahli kubur dan memberi tempat yang terbaik di sisi-
Nya. Perubahan itu membuat tradisi ini berubah menjadi lebih Islami tanpa menghilangkan
esensi geren.

Pandemi

Pandemi memang memberi dampak pada segala lini, termasuk tradisi geren. Berbagai
perubahan yang terjadi membuat tradisi ini berbeda dengan yang sebelumnya. Biasanya
masyarakat berbondong-bondong melaksanakan tradisi ini, terutama pada sebelum
Ramadhan dan Idul Fitri. Sekarang, akibat adanya pandemi membuat tradisi ini dibatasi
kehadirannya agar tidak terjadi penularan virus Corona.

Namun hal itu tidak mengurangi semangat masyarakat untuk melaksanakan tradisi
tersebut. Masyarakat masih bersemangat untuk melaksanakan tradisi geren, namun masih taat
untuk melaksanakan protokol kesehatan. Masyarakat tetap berusaha menjaga tradisi tersebut
dan mewariskannya kepada generasi muda sekarang.

Memang perkembangan teknologi membuat generasi muda sekarang kerap


melupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Mereka cenderung tidak peduli dan
lebih senang melakukan aktivitas seperti bermain game online, nongkrong di cafe dan
berbagai aktivitas anak muda lainnya. Apalagi semenjak pandemi, dengan kewajiban untuk
melakukan aktivitas dari rumah membuat mereka semakin malas dan lebih suka melakukan
hal-hal yang mereka senangi

E. DISKUSI

Peneliti telah melakukan wawancara dengan Mbah Toiman selaku penjaga


pemakaman desa Tunggulsari terkait dngan penelitian ini. Beliau menceritakan bahwa
pandemi membuat pengunjung makam menurun dibandingkan dengan sebelum pandemi.
“Tambah sepi mas, opo maneh ket pandemi iki soyo medhuk (Tambah sepi mas, apalagi
semenjak ada pandemi, (pengunjung) semakin menurun)”. Beliau juga menambahkan bahwa
para pemuda juga menjadi semakin malas untuk datang ke makam dan mendoakan
leluhurnya. Menurut beliau itu terjadi karena para pemuda generasi sekarang lebih suak
bermain smartphone. “Cah enom jaman saiki seneng dolanan handphone ketimbang geren.
Pancen sek onok beberapa seng sek gelem, tapi ga seakeh jaman e mbah disek (Anak muda
jaman sekarang lebih suka bermain handphone daripada ziarah Memang masih ada beberapa
yang masih mau (melakukan ziarah), namun tidak sebanyak zaman Mbah dahulu)”. Hal
tersebut mencerminkan menurunnya minat pemuda zaman sekarang untuk menjaga tradisi
yang sudah ada. “Mbah pengen cah enom tetep eling tradisi mbah-mbah e ndisek ben tetep
kejogo tradisine (Mbah ingin anak muda zaman sekarang tetap ingat tradisi leluhurnya agar
tradisinya tetap terjaga)”.

Belaiu juga menambahkan bahwa dengan adanya pandemi ini membuat bantuan yang
biasanya diterima sebagai penjaga makam. “Lek sadurunge oleh bantuan teko deso, mas.
Tapi saiki medhuk. Dadi mbah golek penggawean liyane gawe madhang ( Kalau sebelumnya
dapat bantuan dari desa, mas. Namun sekarang (bantuannya) menurun. Jadi mbah harus
mencari pekerjaan yang lain (agar bisa) makan)”. Harapan beliau agar profesi beliau tetap
mendapat perhatian dari pemerintah supaya tetap dapat menjaga tradisi yang ada.
F. KESIMPULAN

Temuan penting dari artikel ini adalah bagaimana tradisi geren mengalami perubahan
semenjak adanya pandemi. Pandemi memang memberi dampak yang cukup besar di segala
bidang, termasuk di sosial dan budaya. Artikel ini juga membahas bagaimana berkurangnya
minat pemuda zaman sekarang terhadap tradisi geren melalui wawancara dengan Mbah
Toiman

Namun menurunnya minat pemuda zaman sekarang terhadap tradisi geren kurang
dibahas dengan cukup detail di artikel ini. Itulah yang menjadi kekurangan dari penulisan
artikel ini. Untuk itulah perlu tindak lanjut dari artikel ini dengan membahas bagaimana
menurunnya minat pemuda zaman sekarang terhadap tradisi yang ada di daerahnya

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Joko. (2017). Mengenal Budaya Nasional : Trah Raja-raja Mataram di


Tanah Jawa. Deepublish

Pusat Data dan Analisa Tempo. (2020). Budaya Ziarah Makam Wali dan Tokoh Sakti
di Jawa. TEMPO Publishing

Pusat Data dan Analisa Tempo. (2020). Memaknai Ziarah. TEMPO Publishing

Susetya, Wawan. (2016). Pemimpin Masa Kini dan Budaya Jawa. Elex Media
Komputindo

Warsiman. (2015). Penguatan Identitas Budaya Lokal Jawa Timur. UB Press

Anam, A. Khoirul. (2015). Tradisi Ziarah : Antara Spiritualitas, Dakwah dan


Pariwisata. Jurnal Bimas Islam. Vol. 8 No. II.

Aziz, Abdul. (2018). Ziarah Kubur, Nilai Didaktis dan Rekonstruksi Teori Pedidikan
Humanistik. Episteme. Vol. 13 No. 1

Ismawati. (2012). Ziarah Kubur Dalam Perspektif Budaya dan Agama. Jurnal At-
Taqaddum. Vol. 4 No. 1

Mujib, M. Misbahul. (2016). Tradisi Ziarah Dalam Masyarakat Jawa : Kontestasi


Kesalehan, Identitas Keagamaan dan Komersial. Jurnal Kebudayaan Islam. Vol. 14 No. 5.
Toha, Nuchammad. (2016). Kontestasi Pandangan Elite Agama di Gresik Tentang
Nyekar di Desa Surowiti Kecamatan Panceng. Teosofi : Jurnal Tasawuf dan Pemikiran
Islam. Vol. 6 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai