Anda di halaman 1dari 3

A.

TEKNIK REHABILITASI
1. Pengertian

Rehabilitasi medik adalah terapi yang dilakukan guna mengembalikan fungsi


tubuh yang mengalami masalah, misalnya saraf terjepit, cedera, patah tulang, dan
kelumpuhan akibat stroke. Rehabilitasi medik juga biasanya diperlukan setelah
pasien menjalani operasi tertentu.

Ketika mengalami kondisi, seperti patah tulang, lumpuh, atau gangguan saraf,
seseorang bisa mengalami gangguan pergerakan tubuh atau bahkan kecacatan. Hal
ini tentu bisa mengganggu kualitas hidup dan menyebabkan kesulitan dalam
menjalani aktivitas atau pekerjaan sehari-hari.
Untuk mendukung proses pemulihan dan melatih kemampuan tubuh pasien agar
bisa kembali bergerak dan beraktivitas seperti sedia kala, dokter umumnya akan
menyarankan mereka untuk menjalani program rehabilitasi medik. Salah satu
contoh program rehabilitasi medik adalah fisioterapi.

2. Beragam Kondisi yang Memerlukan Rehabilitasi


Berikut adalah beberapa kondisi atau gangguan medis yang memerlukan rehabilitasi
medik:
 Rehabilitasi pada penderita jantung
merupakan program rehabilitasi medik yang dirancang untuk mendukung
pemulihan dan perbaikan kondisi jantung dan pembuluh darah.Rehabilitasi ini
ditujukan bagi pasien penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung atau
gagal jantung, serta pasien yang menjalani tindakan medis pada jantung,
misalnya angioplasti atau operasi jantung. Sebelum menjalani rehabilitasi
medik, pasien akan menjalani pemeriksaan dari dokter terlebih dahulu untuk
menilai fungsi jantungnya.
 Rehabiltasi pada penderita stroke
merupakan salah satu langkah penanganan yang penting dilakukan pada
pasien stroke. Melalui rehabilitasi medik, kemampuan serta kekuatan gerak
tubuh mereka diharapkan bisa kembali pulih. Setelah itu, pasien juga akan
dilatih untuk bisa kembali beraktivitas dengan lebih mandiri.
 Rehabilitasi pada penderita hernia nucleus pulposus
merupakan penyakit di mana bantalan saraf tulang belakang keluar dari ruas
tulang belakang sehingga menjepit saraf di dalamnya. Kondisi ini biasanya
disebut dengan istilah saraf kejepit. HNP bisa menyebabkan nyeri berat pada
punggung atau leher, kelemahan anggota gerak tubuh, hingga kelumpuhan.
Untuk menangani kondisi ini, dokter bisa memberikan obat-obatan,
melakukan fisioterapi, atau operasi.
 Rehabilitasi pada penderita penyakit paru obstruktif kronik
merupakan salah satu penyakit kronis pada paru-paru yang bisa membuat
penderitanya kesulitan untuk bernapas. Penyakit ini juga bisa menyebabkan
kadar oksigen pada tubuh pasien berkurang. Rehabilitasi medik pada
penyakit ini penting agar pasien bisa bernapas dan beraktivitas dengan lebih
lancar, serta mencegah kekambuhan dan meringankan gejala yang dialami.
 Rehabilitasi pada pasien yang menjalani amputasi
Pasien yang telah menjalani amputasi tentu akan merasa stres atau bahkan
depresi karena tubuhnya tidak lagi bisa bergerak atau beraktivitas seperti
dulu. Untuk mendukung pemulihan dan melatih kemampuan mereka, dokter
umumnya akan melakukan program rehabilitasi medik.
3. Pada anak-anak, rehabilitasi medik biasanya diperlukan untuk kondisi:
 Kelainan genetik atau cacat lahir
 Keterbelakangan mental
 Penyakit otot dan saraf
 Gangguan perkembangan atau kelainan sensorik
 Autisme dan kondisi sejenisnya
 Terlambat bicara dan gangguan sejenisnya
4. Berikut jenis terapi yang paling umum dalam proses rehabilitasi:
 Terapi fisik/fisioterapi
Terapi fisik atau fisioterapi ditujukan bagi pasien yang bermasalah dengan
nyeri, kesulitan bergerak, serta belum bisa menjalani kegiatan dengan
normal. Terapi ini biasanya dilakukan pada pasien stroke, operasi, ibu
bersalin, dan pasien yang memakai alat bantu gerak.
 Terapi okupasi
Ada penyakit dan kondisi tertentu yang membuat pasien tidak bisa
melakukan kegiatan sederhana seperti makan, memakai baju, atau
menyikat gigi. Terapi okupasi bertujuan untuk membantu pasien yang
butuh dampingan dalam menjalani kegiatan tersebut.
 Terapi wicara
Terapi wicara pada rehabilitasi medik dapat menangani berbagai masalah
terkait mulut dan bahasa, termasuk kelancaran bicara, bernapas, dan
menelan. Masalah ini kerap ditemukan pada anak dengan bibir sumbing,
cerebral palsy, dan Down syndrome.
 Terapi lainnya
Selain terapi fisik, okupasi, dan wicara, berikut jenis terapi lain yang
termasuk dalam rehabilitasi medic
- Terapi kognitif untuk mengatasi gangguan ingatan, pemusatan
perhatian, serta aspek sejenisnya yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir.
- Terapi farmakorehabilitasi dengan memberikan obat-obatan guna
memulihkan fungsi fisik atau psikis.
- Terapi rekreasional untuk meningkatkan kesehatan sosial dan
emosional melalui seni, permainan, latihan relaksasi, dan terapi
dengan hewan.
- Terapi vokasional untuk membangun kemampuan yang dibutuhkan
pasien ketika bersekolah atau bekerja
- Terapi seni atau musik untuk membantu pasien mengungkapkan
emosi, meningkatkan kemampuan belajar, dan bersosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai