Program Pkbrs
Program Pkbrs
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RSUD Bali Mandara, maka ditetapkan Program Kerja
Pelayanan Keluarga Berencana untuk dijadikan acuan kerja yang selanjutnya dipantau,
dilaporkan, dan dibuatkan upaya perbaikan untuk peningkatan mutu secara berkelanjutan.
dr. Ni Luh Wayan Sri Karyawati, DESS dr. Putu Trisna Handayani,Sp.OG
NIP. 19660521 199803 2 003 NIP. 19730613 2009022002
Ditetapkan oleh
Plt. Direktur RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, jumlah penduduk
dari tahun 2007. Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,28% yang
diperkirakan jumlah kelahiran di Indonesia sebesar 5 Juta jiwa per tahun dan perkiraan
angka keguguran sebesar 3,5 juta per tahun. Sedangkan perkiraan persalinan yang
terjadi di Rumah Sakit 20%, Bidan praktek swasta 30% dan Puskesmas/Bidan
Pedesaan 50%. Mengingat besarnya jumlah kelahiran per tahun maka diperlukan
kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan pencapaian peserta KB
Baru (PB) yang menjadi sasaran program KB. Berdasarkan hasil pemantauan BKKBN
Keguguran di 22 Rumah Sakit (14 Provinsi) tahun 2008-2009, rata-rata yang ber-KB
setelah bersalin dan keguguran hanya 5-10%. Dengan kondisi tersebut, salah satu hal
Berencana di Rumah Sakit (PKBRS). Dimana Rumah Sakit merupakan salah satu
tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peran besar untuk mengurangi
Angka Kematian Ibu (AKI), terlebih lagi setelah bersalin ibu langsung menggunakan
kontrasepsi pasca persalinan dengan tujuan akhir menurunkan AKI. Hal ini dilakukan
karena saat ini makin melemahnya pelayanan KB di Rumah Sakit milik pemerintah
dan swasta, yang berimbas pada makin banyaknya keluarga pasca melahirkan yang
Disamping itu perlu dilakukan pula upaya terpadu untuk meningkatkan cakupan
Keluarga Berencana Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran oleh para pengambil
kebijakan, pengelola dan pelaksana program baik di tingkat Provinsi maupun tingkat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pasca salin maupun pasca keguguran terutama bagi ibu yang belum memakai
A. Letak Geografis
UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali berlokasi di Jalan Bypass
Ngurah Rai Nomor 548 Denpasar, tepatnya di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar
Selat, dengan batas-batas sebagai berikut :
Dengan koordinat : 08°42’01” LS, 115°16’27” BT, merupakan lokasi yang strategis
karena merupakan jalur dari dan menuju Bandara Ngurah Rai yang menghubungkan kota-
kota dari arah timur yaitu Gianyar, Klungkung, Bangli dan Karangasem ke arah Nusa
Dua.UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali memiliki luas lahan secara keseluruhan
adalah 2,95 ha, dengan luas gedung dan halaman adalah sebagai berikut:
LUAS BANGUNAN :
Perencanaan pembangunan UPTD Rumah Sakit Bali Mandara sudah dimulai pada tahun
2012 di era kepemimpinan Gubernur Bali Bapak Made Mangku Pastika dan pada akhir tahun
2016 bangunan fisik Rumah Sakit dibangun diatas lahan seluas 2.95 ha. Bangunan berdiri
berdasarkan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Badan PPTSP Penanaman Modal
Pemerintah Kota Denpasar dengan Nomor : 02/1103/DS/BPPTSP & PM/2013, tanggal 22 Juli
2013 dengan anggaran sepenuhnya berasal dari APBD Provinsi Bali. UPTD. RSUD Bali
Mandara Provinsi Bali merupakan bagian UPT. Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor : 115 Tahun 2016, tanggal 28 Desember 2016
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja yang pada saat itu Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Bali adalah Bapak dr. Ketut Suarjaya, MPPM dengan dr. Gede Bagus
Darmayasa, M. Repro sebagai Plt Direktur.
Diawal pembangunannya UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali bertujuan untuk
mempercepat ketersediaan sumber daya manusia, sarana prasarana, dan alat kesehatan
serta kelengkapan Norma Standar Prosedur Kebijakan (NSPK) terkait pelayanan Rumah Sakit
sehingga rumah sakit dapat segera beroperasi. UPTD. RSUD Bali Mandara memperoleh Ijin
Operasional Rumah Sakit Umum Kelas B berdasarkan Keputusan Gubernur Bali No
440/8592/IV-A/DisPMPT/2017 tanggal 28 September 2017 tentang Izin Operasional RSU
kelas B RSUD Bali Mandara Pemerintah Provinsi Bali dan telah teregistrasi di Kemenkes RI
pada tanggal 12 Oktober 2017 dengan kode RS : 5171220. Sejak izin operasional diterbitkan
maka diputuskan pada tanggal 28 Oktober 2017 UPTD. RSUD Bali Mandara pertama kali
memberikan pelayanan kepada pasien, pada hari tersebut bertepatan dengan hari sumpah
pemuda, oleh karena itu untuk mengenangnya ditetapkan hari jadi UPTD. RSUD Bali Mandara
adalah pada setiap tanggal 28 Oktober. UPTD. RSUD Bali Mandara mulai menjalin kerjasama
dengan berbagai pihak salah satunya dengan BPJS, dan mulai melayani pasien JKN per
tanggal 1 November 2017. Dalam pengelolaan keuangannya UPTD. RSUD Bali Mandara
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak 1 Januari 2018 berdasarkan Keputusan
Gubernur Bali No. 1850/04-D/HK/2017 pada tanggal 9 November 2017 tentang Penerapan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pada Unit Pelaksana Teknis
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali.
Pada tanggal 3 Juli 2018 Gubernur Bali melantik dr. Gede Bagus Darmayasa, M.Repro
sebagai direktur definitif UPTD. RSUD Bali Mandara dengan Surat Keputusan Gubernur Bali
No. 1800/04-B/HK/2018 Tentang Pengangkatan Direktur Pada UPT. Rumah Sakit Bali
Mandara Provinsi Bali pada Tanggal 21 Juli 2018. Di tahun 2018 berdasarkan Peraturan
Gubernur Bali Nomor : 50 Tahun 2018 tertanggal 28 Juni 2018 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Daerah Rumah Sakit Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Dibawah kepemimpinan dr. Ketut Suarjaya,MPPM, seluruh lapisan tenaga di RSBM bekerja
sama dan bekerja keras untuk mencapai langkah penting yaitu untuk menjadi rumah sakit
yang terakreditasi nasional, dan hasil dari kerja keras tersebut pada pada tanggal 7 Mei 2019
RSBM dinyatakan lulus dalam akreditasi SNARS Edisi 1 KARS pertama kalinya dengan
pencapaian yaitu Terakerditasi Paripurna. Diharapkan kedepannya RSBM dapat selalu
berbenah diri dan memberikan pelayanan terbaik untuk mencapai visi dan misi rumah sakit
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bali.
VISI
“Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas Dengan Mengedepankan Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian Menuju Rumah Sakit Berkelas Dunia Tahun 2025”
MISI
MOTTO
Bekerja berdasarkan CAKRA , dimana masing-masing huruf dalam kata CAKRA, memiliki
makna dan arti sebagai berikut :
C = Cepat, merupakan keakuratan waktu dan standar pelayanan yang telah ditetapkan
A = Aman, memberikan rasa aman terhadap pasien, sesama dan lingkungan.
R = Ramah, adalah sifat santun harus diberikan dalam setiap pelaksanaan pelayanan.
A = Akuntabel, adalah merupakan pertanggung-jawaban secara terukur dalam pelaksanaan
tugas-tugas yang terukur secara kuantitas maupun kualitas dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
C. Struktur Organisasi
sebagai berikut:
a. Tugas Pokok
Wewenang :
dengan baik
Tanggung Jawab :
c. Uraian Tugas
Memberikan dan mengarahkan tugas pada petugas atau anggota tim agar
serta mendokumentasikannya.
2. Sekretaris PKBRS
Tugas Pokok :
peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan peraturan
Perundang –Undangan
c. Mendistribusikan tugas sumber daya dan tanggung jawab kepada bidan pelaksana
d. Menkoordinir bidan pelaksana serta para bawahan lainnya untuk menjalin kerja
PKBRS
e. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhins bidan pelaksana dan para bawahan
lainnya dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan renacana yang diharapkan
3. Pelaksana PKBRS
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KB sesuai dengan aturan
Uraian Tugas:
kepada pasien
c. Memberikan pelayanan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Ketua Tim
atasan
BAB III
SUMBER DAYA RUMAH SAKIT
1
BAB IV
d. Capaian KB PP Dan PK
2
Berdasarkan Pencatatan dan Pelaporan KB RSUD Bali Mandara, bahwa
trend persalinan pada tahun 2020 dan 2021 fluktuatif. Pada tahun 2020 dan
2021 terjadi peningkatan dan menurun pada tahun 2022, karena masih data
JUMLAH PERSALINAN
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah persalinan pada tiga tahun
terakhir trendnya fluktuatif. Pada tahun 2021 terjadi peningkatan sekitar 103 % dari
jumlah persalinan tahun 2020. Namun jumlah persalinan yang meningkat ini tidak
3
Pencapaian KB PP Dan PK
150
104 98
100 76
48
50 32 22
6 0 0 0 0 0 0 0
0
IUD MOW MOP KONDOM IMPLAT SUNTIKAN PIL Total
penggunaan kontrasepsi KB sudah baik. Hal ini terlihat dari total jumlah
persalinan sebanyak 318, sebanyak 42 orang yang memilih untuk ber- KB.
Adapun metode yang paling banyak diminati adalah KB Suntikan baik pada
4
DATA PELAYANAN PASCA PERSALINAN TAHUN 2020
87
90
80 73
70
60
50
40 35
30 22
20
8
10 5 5 4 5
0 0 0 0 0 0 0
0
IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIKAN PIL TOTAL
terbanyak diminati oleh ibu pasca salin dan yang paling rendah digunakan
adalah PIL. Bila dilihat dari data tahun 2011, nampak bahwa terjadi peningkatan
KB.
5
DATA LAYANAN PASCA PERSALINAN DAN PASCA
KEGUGURAN TAHUN 2021
140
120
108 124
100
80
60 81
40 23 43
15
20 0 0 0 0
0 0 0 16
0 0 0
D
IU
OW OP M T
M M
NDO LAN A N
PI
L L
KO IM
P
NTIK TA
O
SU T
KB BARU/PP/ PK KB ULANG
Dari grafik di atas terlihat bahwa KB Pasca Salin tetap di dominasi oleh alat
kontrasepsi Kondom. Tetapi tidak sedikit juga yang mau menggunakan MOW.
6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
konseling yang berkualitas terhadap semua ibu pasca salin maupun pasca
B. Saran
KB.
2. Agar dilakukan pencatatan dan pelaporan secara berjenjang baik dari tingkat