Kisah Para Rasul 4:32-37 (TB) Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu,
mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari
kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan
mereka bersama.
Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan
Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua
orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil
penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu
dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak
penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa
uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
II. RENUNGAN
Di dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran umum yang sangat indah mengenai
semangat dan keadaan jemaat mula-mula yang masih sangat bersahaja ini. Inilah
conspectussæculi – suatu gambaran suatu masa kanak-kanak tanpa dosa.
2. Para pelayan Tuhan itu pun melanjutkan pekerjaan mereka dengan penuh
semangat dan keberhasilan (ay.Kis 4:33), Dan dengan kuasa yang besar
rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus.
Pengajaran yang mereka beritakan adalah tentang kebangkitan Kristus, yang
merupakan suatu kenyataan yang tidak saja berperan untuk meneguhkan
kebenaran agama suci Kristus, tetapi karena dijelaskan dan digambarkan
dengan kesimpulan yang tepat, juga meringkaskan semua kewajiban, hak
istimewa, dan penghiburan orang-orang Kristen. Kebangkitan Kristus, apabila
dipahami dan dimanfaatkan dengan tepat, akan membawa kita masuk ke
dalam rahasia-rahasia agung agama ini. Yang dimaksudkan dengan kuasa
besar yang digunakan para rasul untuk membuktikan kebenaran kebangkitan
itu adalah
a. Tenaga, semangat, dan keberanian luar biasa yang mereka miliki untuk
memberitakan dan mengakui pengajaran ini di depan umum. Mereka tidak
melakukannya dengan lemah lembut dan malu-malu, tetapi dengan
semangat dan tekad kuat, seperti mereka yang sangat puas dengan
kebenarannya, serta sangat ingin agar orang lain juga mengalaminya.
3. Keindahan Tuhan Allah kita bersinar ke atas mereka dan seluruh tindakan
mereka, Mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
Bukan hanya para rasul, melainkan semua orang percaya, charismegalē –
kasih karunia yang mengandung sesuatu yang agung di dalamnya (yang
hebat dan sangat luar biasa) ada atas mereka semua.
a. Kristus mencurahkan anugerah bagi mereka semua dengan berlimpah-
limpah, yang melayakkan mereka melakukan berbagai pelayanan yang
besar, dengan cara memberi mereka kuasa besar. Anugerah itu datang
bagi mereka dari tempat tinggi, dari atas.
b. Ada buah-buah yang menjadi bukti dari anugerah itu dalam semua yang
mereka katakan dan lakukan, hingga mendatangkan kehormatan bagi
mereka dan melayakkan mereka mendapat perkenanan Allah. Dengan
begitu dalam pandangan-Nya, mereka itu sangat berharga.
4. Mereka sangat bermurah hati kepada orang miskin, dan mati terhadap dunia
ini. Ini juga merupakan salah satu bukti luar biasa dari pekerjaan kasih
karunia Allah di dalam diri mereka, seperti bukti-bukti lainnya, sehingga
mendatangkan rasa hormat orang banyak kepada mereka.
c. Banyak dari antara mereka yang menjual tanah atau mengumpulkan dana
untuk perbuatan amal, Semua orang yang mempunyai tanah atau rumah,
menjual kepunyaannya itu (ay.Kis 4:34). Menurut perhitungan Dr.
Lightfoot, tahun terjadinya peristiwa ini adalah dalam tahun Yobel bangsa
Yahudi, yakni tahun kelima puluh (tahun kedua puluh delapan sejak
mereka menetap di Kanaan seribu empat ratus tahun sebelumnya). Jadi,
karena apa yang terjual tahun itu dan tidak dapat terulang sampai tahun
Yobel berikutnya, maka harga tanah pun meningkat. Karena itu penjualan
tanah-tanah tadi menghasilkan lebih banyak uang lagi. Sekarang,
1.) Diceritakan di sini tentang apa yang mereka lakukan dengan uang
hasil penjualan itu. Mereka meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Mereka meninggalkan uang itu untuk dipergunakan dengan sepatutnya
menurut penilaian para rasul itu. Mungkin rasul-rasul itu juga menerima
sebagian dari situ untuk penghidupan sehari-hari mereka, sebab jika
tidak, dari mana lagi mereka memperolehnya? Amatilah, para rasul
membiarkan uang itu diletakkan di depan kaki mereka sebagai tanda
betapa mereka menolak kekayaan dunia dengan rasa jijik yang kudus.
Bagi mereka, lebih baik uang itu diletakkan di kaki mereka daripada di
tangan atau pangkuan mereka. Dengan meletakkannya di depan kaki,
uang itu tidak ditimbun, tetapi dibagi-bagikan, oleh orang-orang yang
tepat, kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Orang harus
sangat hati-hati dalam membagi-bagikan amal,
b.) Supaya uang itu diberikan kepada setiap orang, untuk siapa
pemberian itu dimaksudkan, sesuai dengan keperluannya, tanpa
sikap memihak atau memberikan perhatian khusus kepada orang-
orang tertentu. Hal ini merupakan aturan dalam membagi-bagikan
amal dan juga dalam menjalankan keadilan, utparium par sit ratio –
supaya mereka yang berkekurangan dan layak menerimanya,
mendapatkan bantuan, dan supaya pemberian amal itu disesuaikan
dengan keperluannya, seperti yang tertulis tadi.
32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa,
dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya
adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka
bersama. 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian
tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih
karunia yang melimpah-limpah. 34 Sebab tidak ada seorangpun yang
berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai
tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualannya itu
mereka bawa 35 dan mereka letakkan di bawah kaki rasul-rasul; lalu dibagi-
bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Kis 4:32 "orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa" Semangat
persatuan di antara orang percaya (lih. Kis 1:14) mencerminkan kesatuan
Allah Tritunggal (lih. Ef 4:4-6). Kata-kata ini digunakan dalam Mr 12:30 untuk
mencerminkan perintah pertama dalam Ul 6:4-5.
Kis 4:34 Gereja bertanggung jawab satu sama lain. Mereka yang empunya,
bebas memberi bagi yang membutuhkan (lih. ayat Kis 4:35). Ini bukan
komunisme, tetapi kasih dalam perbuatan.
Kis 4:35 "mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul" Ini adalah idiom budaya
tentang memberi sesuatu kepada yang lain. Mereka meletakkan barang-
barang dan uang mereka di kaki Rasul karena mereka telah meletakkan
hidup mereka pada kaki Yesus.
Kisah Para Rasul 2:44 (TB) Dan semua orang yang telah menjadi percaya
tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
Sebuah ringkasan yang serupa dengan yang tercantum dalam Kis 2:42-47.
Pokok utama di sini ialah: semua harta benda menjadi milik bersama.
Demikian disiapkan dua contoh yang hendak diceritakan, yakni Barnabas dan
Ananias dan Safira, Lukas suka menekankan bahwa orang sungguh-sungguh
meninggalkan harta miliknya. Ini ciri khas agama Lukas, bdk Luk 12:33+.
Lukas 12:33 (TB) Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah
bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang
tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan
ngengat.
Barnabas sang teladan. Gereja terus bersatu dalam iman, kasih dan
kesaksian yang luar biasa, sehingga dunia sekeliling dapat merasakannya.
Barnabas adalah contoh seorang tokoh yang patut diteladani. Nilai-nilai yang
sudah ditunjukkan oleh si anak penghiburan ini haruslah menjadi prinsip bagi
gereja sekarang di dalam sikap mereka terhadap harta dan umat.
Apa ciri khas jemaat pertama selain giat memberitakan Injil? Memiliki
persekutuan yang intim dan indah. Itu-lah yang diperlihatkan dalam perikop
yang kita renungkan hari ini. Jemaat yang telah diselamatkan oleh Kristus
menunjukkan sifat Kristus mulai terbentuk dalam hidup bergereja.
Saling melayani dan saling memberi adalah wujud yang terlihat dalam gereja
perdana. Pertama-tama, mereka dikatakan sehati dan sejiwa bukan dalam
bentuk abstrak, tetapi konkret. Sedemikian konkret sehingga setiap orang
berkata bahwa kepunyaan sendiri adalah milik bersama (ayat 32). Dasarnya
adalah oleh kuasa kebangkitan Kristus, mereka telah menerima kasih karunia
yang berlimpah-limpah. Kedua, bukan hanya dalam tataran kata-kata,
melainkan dalam tindakan nyata setiap anggota jemaat menyatakan kasih
dengan harta mereka. Mereka yang diberkati membagikan hartanya kepada
yang berkekurangan sehingga semua diberkati. Ketiga, jemaat Tuhan
melayani dan memberi bukan dengan sembarangan atau semau sendiri.
Mereka memercayakan hal itu kepada para rasul yang menjadi pemimpin
gereja saat itu. Ini menunjukkan kedewasaan dalam memberi, bukan sekadar
unjuk diri sebagai seorang yang murah hati.
Kini kita menyebut pelayanan kasih seperti itu dengan pelayanan diakonia.
Pelayanan ini memerhatikan kebutuhan jasmani dengan kesadaran bahwa
Tuhan menyelamatkan manusia secara utuh. Pelayanan ini dibutuhkan dalam
kon-teks bergereja di Indonesia, terutama dalam masa krisis berkepanjangan
yang melanda negara kita dan dialami oleh banyak orang. Oleh karena itu,
kita tidak boleh mengabaikan pelayanan kasih ini atas nama pelayanan
rohani atau penga-baran Injil. Sebab semua pelayanan harus mendapatkan
tem-pat secara proporsional dalam pelayanan gereja dan terutama harus
terintegrasi dengan visi dan misi gereja. Sebagai jemaat, sudahkah Anda
terlibat dalam pelayanan kasih ini? Sebagai majelis atau pelayan Tuhan,
sudahkah Anda menjadikan pelayanan diakonia sebagai program yang
teratur?
Rasul-rasul dan jemaat mula-mula ketika mendengar kabar bahwa Petrus dan
Yohanes mengalami intimidasi, bersehati mendukung mereka dalam doa
kepada Allah yang berkuasa, Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya
(23-24). Mereka menyadari bahwa hanya Allah satu-satunya sumber
pertolongan mereka. Mereka berdoa berlandaskan firman Tuhan (Mzm. 2:1-2)
dan menyadari bahwa apa yang Yesus sendiri alami akan mereka alami juga,
karena seorang murid tidak akan lebih daripada gurunya (Luk. 6:40). Mereka
tidak berdoa agar situasi berubah, kesaksian mereka lancar, atau ancaman
musuh-musuh lenyap, tetapi agar Allah melaksanakan kehendak-Nya di
dalam dan melalui mereka (28). Untuk itu mereka meminta Tuhan
memberikan keberanian untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk
memberitakan Injil. Mereka juga meminta kuasa Roh Kudus untuk melakukan
tanda dan mukjizat di dalam nama Yesus. Maka Tuhan pun menjawab doa
mereka yang tulus dan penuh kesehatian (31, 33).
Hidup yang berdasarkan iman adalah hidup yang benar. Hidup yang
berdasarkan iman harus nyata di dalam ibadah kepada Tuhan. Dan hidup
yang berdasarkan iman adalah hidup yang diwujudnyatakan dalam kasih
kepada sesama, bukan hanya waktu Paskah dan Natal, tetapi sehari-hari pun
kita perlu terlibat menolong sesama.
H. REFERENSI TAMBAHAN
32. Ayat 32-37 berisi suatu ringkasan yang lain tentang sifat persekutuan
Kristen yang mula-mula itu yang serupa dengan yang terdapat di dalam 2:42-
47. Salah satu ciri khas yang menonjol dari gereja yang dipenuhi Roh ini ialah
kesatuan, suatu rasa bersatu yang termanifestasikan dalam saling membagi
kekayaan materi.
35. Para rasul mengawasi pelayanan kasih ini, yang dilaksanakan Bukan
berdasarkan Azas Kesetaraan, tetapi pada Azas Kebutuhan Pribadi.