Anda di halaman 1dari 81

MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR

MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

BAB I
PENGENALAN AWAL

A. Pengertian GIS (Geographic Information System) / SIG (Sistem Informasi


Geografis)
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan
disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989).
Secara umum pengertian SIG sebagai berikut:
” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis
dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis ”.
1. Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data
lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan
berikut ini :
1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat
geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi
datum dan proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis
vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
2. Format Data Spasial
1. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan
garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik
yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-1
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

2. Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari
sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.
Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
3. Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas
maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan
proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka
peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan
penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada peta.
4. Proyeksi Peta
Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk
menggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu
dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat
didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang
datar.
5. Proyeksi Peta
Proyeksi Bidang Datar :

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Proyeksi Bidang Kerucut

Proyeksi Bidang Silinder

6. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)


Proyeksi UTM dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi
ini menjadi standar untuk pemetaan topografi. Proyeksi UTM memiliki beberapa
sifat diantaranya adalah :
1. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola bumi
pada dua buah meridian, yang disebut dengan meridian standar. Meridian pada
pusat zone disebut sebagai meridian tengah.
2. Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga
bola bumi dibagi menjadi 60 zone.
3. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.
4. Perbesaran pada meridian standar adalah 1.
5. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.
6. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-3
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Sumber : Modul Pelatihan Arc GIS dasar, Penyusun : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007

B. ArcGIS Dekstop

Ketika menggunakan ArcGIS, anda akan menemukan 5 aplikasi utama dalam ArcGIS
yaitu:
1. ArcCatalog
2. ArcMap
3. ArcToolbox
4. Arc Scene
5. Arc Globe
Berikut merupakan penjelasan 3 dari 5 aplikasi tersebut.
1. ArcCatalog
Aplikasi ArcCatalog digunakan untuk mengatur penanganan data spasial dan
membangun database serta melakukan perekaman dan menampilkan metadata

2. ArcMap
ArcMap digunakan untuk melakukan seluruh kegiatan pemetaan dan tugas mengedit
serta melakukan analisis terhadap peta dasar

BAB I PENGENALAN AWAL


I-4
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. ArcToolbox
ArcCatalog digunakan untuk membantu melakukan pengeditan dalam ArcMap
terhadap data dasar.

C. Pengenalan ArcCatalog
Pada saat anda memulai awal ArcCatalog, biasanya data yang terdapat pada drive tertentu
tidak Nampak pada display ArcCatalog. Dalam memulai ArcCatalog dapat mengikuti
langkah-langkah berikut:
1. Buka ArcCatalog lalu klik icon Connect to Folder

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

2. Pilih Drive yang datanya ingin dimunculkan, misalnya drive D. Kemudian klik OK

3. Drive D akan muncul, selanjutnya klik Drive D untuk melihat data-data yang ingin
ditampilkan. Anda juga dapat langsung meng-connect folder yang diinginkan. Jika
data yang anda buka bersifat geografis, maka terlihat penampilan data tersebut pada
option Content, Preview, dan Metadata.

D. Pengenalan ArcMap Document (.mxd)


ArcMap Document dikenal dengan Project, yaitu suatu unit organisasi tertinggi dalam
ArcGIS. Project merupakan suatu file kerja yang dapat digunakan untuk menyimpan,
mengelompokkan, dan mengorganisasikan semua komponen-komponen program seperti

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-6
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

view, theme, table, chart, layout, dan script dalam suatu kesatuan utuh. Sebuah project
merupakan kumpulan windows dan document yang dapat diaktifkan dan ditampilkan selama
bekerja dengan ArcGIS. Format file project tersebut adalah “.mxd”. Sebuah project berisi
informasi pengguna untuk projectnya (ukuran, symbol, warna, dan sebagainya). Pilihan-
pilihan pengguna yang disimpan dalam project ini hanya mengatur bagaimana cara basis data
ditampilkan dan tidak mempengaruhi data itu sendiri. Semua dokumen yang terdapat
didalam project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses melalui project window.
a) Bagian-bagian Arc Map
Arc Map memiliki beberapa menu bagian untuk dioperasikan, sepert pada aplikasi
lainnya, Arc Map memiliki Toolbar, Menubar, dan lain sebagainya. Berikut adalah
penjelasan menu-menu di Arc Map

Pada permulaan jendela Arc Map akan tampil seperti diatas ini.
Menubar

Tampilan menubar pada Arc Map. Memiliki fungsi masing-masing. Diantaranya


adalah file untuk melakukan simpan data, export data dan lain sebagainya. Customize
untuk mengaur tampilan tool yang akan digunakan. Geoprocessing untuk melakukan
analisa spasial terhadap data spasial yang digunakan.
Toolbar

Toolbar adalah kumpulan simbol atau tombol dari aplikasi untuk menjalankan
perintah tertentu. Toolbar pada Arc Map dapat di set apa saja yang akan ditampilkan
yakni dengan klik Customize – Toolbar
Table Of Content

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-7
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Table of Contents adalah menu yang memuat content atau layer atau data spasial yang
kita input dalam arc Map. Fungsi layer adalah untuk mengatur tampilan data yang
diinginkan, kita bisa meng aktifkan dan menonaktifkan layer sesuai dengan
kebutuhan ataupun merubah posisi layer terhadap layer yang lain.
b) Setting Awal Koordinat
Setting awal koordinat yang akan digunakan perlu untuk dilakukan karena dalam
layout GIS seperti dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa proyeksi bumi
kedalam bidang datar. Sehingga sebelum memulai melakukan pemetaan kita harus
melakukan setting koordinat pada layer kerja Arc Map koordinat lokasi yang akan
dipetakan. Dalam modul ini menggunakan setting koordinat UTM 49 S karena berada
di daerah jawa timur. Cara nya adalah sebagai berikut.
1. Klik kanan layer pada table of content dan pilih properties

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-8
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

2. Tampilan jendela akan seperti dibawah ini. kemudian pilih menu coordinate
system – Projected Coordinate System – UTM – WGS 1984 – Southern
Hemisphere – WGS 1984 UTM Zone 49 S

Sehingga dengan demikian layer kerja Arc Map akan sesuai dengan lokasi yang
akan dipetakan yakni berada pada proyeksi 49 S.
c) Membuka dan membuat Data
Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya mengenai data spasial. Data spasial terbagi
menjadi dua yakni data raster dan data vector. Untuk membuka data raster dan data

vector klik icon pada toolbar di bagian atas jendela Arc Map. Selanjutnya akan
muncul jendela seperti dibawah ini.

Data raster dengan format data .tif dan data vektor dengan format .shp kemudian
select data yang ingin diinput.
Untuk membuat data, untuk tingkat dasar akan diajarkan untuk membuat data vector
dengan format .shp (shapefile) data shapefile memiliki beberapa jenis diantaranya
adalah sebagai berikut.

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-9
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

1. Pada folder yang diinginkan dalam ArcCatalog, kemudian klik kanan > New >
Shapefile

2. Berilah nama file sesuai dengan tema yang akan dibuat pada feature type, pilihlah
kategori.

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-10
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Feature type yang sering dipakai adalah Point, Polyline, dan Polygon. Point
digunakan untuk membuat titik, Polyline untuk membuat garis, dan Polygon untuk
membuat area.
3. Setelah itu klik Edit
4. Kemudian akan muncul seperti dibawah ini

Kemudian pilih Projected Coordinate System > UTM > Southern Hemisphere >
WGS 1984 UTM Zone 49S. Kemudian klik OK
5. Setelah itu kolom description akan terisi wilayah yang ingin dibuat. Kemudian klik
OK.
6. Shapefile anda akan muncul di wilayah sebelah kiri dibawah tulisan layer.

PERLU DIPERHATIKAN:
1. Zone 49S adalah zona yang dikususkan wilayah Jawa Timur. Jika ingin membuat
shapefile diluar Jawa Timur, harus memilih zone lain diluar Zone 49S.
2. Jika membuat banyak shapefile untuk satu project, shapefile lebih baik dikelompokkan
dalam satu folder.

E. Pembuatan Shapefile Koordinat Longitude-Latitude


1. Ikuti langkah 1,2 dan 3 seperti langkah sebelumnya.
2. Pada jendela Coordinate System, pilih Geographic Coordinate system > World
> WGS 184.prj > Add
3. Setelah itu, klik OK

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-11
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

F. Transformasi Shapefile dari Koordinat dari UTM ke Longitude-Latitude


Transformasi data shapefile dari system koordinat UTM ke Longitude-Latitude.
1. Buka ArcMap, kemudian Add Data shapefile yang ingin di transformasi
2. Setelah itu, klik icon ArcToolbox > Data Management Tools > Projections and
Transformation > Feature > Project

3. Setelah masuk jendela project, selanjutnya masukkan file yang akan di transformasi,
kemudian buat nama file kemudian Save.

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-12
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Kemudian klik icon (disebelah Output Coordinate System)


5. Kemudian pilih Geographic Coordinate System > World > WGS 1984 > OK

6. Setelah OK, maka akan masuk kembali ke jendela project, lalu OK


7. Tunggu hingga proses selesai.
8. Setelah transformasi selesai, selanjutnya close jendela project.
9. Untuk mengecek data shapefile yang sudah ditransformasikan, Add Data, klik nama
file yang baru ditransformasi.

G. Transformasi Shapefile dari Koordinat Longitude-Latitude ke UTM


1. Lakukan langkah 1-4 sesuai langkah sebelumnya, namun masukkan file yang
berkoordinat longitude and latitude.
2. Pada jendela Browse for Coordinate System, pilih Projected Coordinate System
> UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 Zone 49S > Add

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-13
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. Setelah munculinformasi diatas, klik OK


4. Kemudian anda kembali ke jendela project, klik OK
5. Tunggu hingga proses selesai.
6. Setelah transformasi selesai, selanjutnya close jendela project.
7. Untuk mengecek data shapefile yang sudah ditransformasikan, Add Data, klik nama
file yang baru ditransformasi.

BAB I PENGENALAN AWAL


@mapperindo Sharing Komunal I-14
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

PENGAMBILAN CITRA

A. Pengambilan Citra Satelit


1. Buka program Google Earth dan tunggu hingga proses selesai

2. Klik Tools kemudian pilih Option

3. Ganti pilihan pada “Show Lat/Long” dengan “Decimals” dan pilihan “Unit of
Measurement” dengan Meters, Kilometers. Kemudian Klik OK

4. Lalu Ketik nama daerah yang akan diambil gambar citra satelitnya di kolom Search

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-1
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

kemudian enter

5. Klik 2X pada wilayah yang diinginkan dibawah “Did you mean” (Ketika muncul),
kemudian cari wilayah yamg diinginkan.

6. Klik Add Placemark yang ada pada toolbars

7. Akan muncul tab yang dapat mengatur nama dari placemark. Abaikan terlebih
dahulu. Lalu klik dan drag tanda pin yang berwarna kuning pada lokasi yang
dijadikan acuan untuk menentukan koordinat, lokasi pin dapat dicontoh pada gambar
dibawah ini.

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

8. Untuk memudahkan proses georeferencing pada Arc GIS nanti, ganti nama
menggunakan koordinat pada tabel add place mark
9. Catat angka koordinat yang tertera pada kotak dialog menggunakan Ms.Excel

10. Ulangi langkah 7 – 10 sampai minimal mencapai 4 titik yang dijadikan acuan
11. Hilangkan centang pada Primary database untuk menghilangkan gambar yang ada
di dalam citra.
12. Klik File lalu Save Image pada menu bar. Atur Resolusi gambar dan pada Maps
Options, hilangkan legenda, kompas, dan lainnya.

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-3
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

13. Beri nama file lalu klik Save

B. Rektifikasi Citra
1. Buka program Microsoft Office Excel lalu buat table koordinat acuan yang sudah
dicatat seperti gambar dibawah ini, kemudian Save. Usahakan agar lokasi file sama
dengan file peta yang akan dibuat.

2. Buka ArcMap lalu add citra satelit yang akan di rektifikasi/dikoreksi

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-4
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. Setelah di add akan muncul box pilihan berupa Create Pyramid for…….
Selanjutnya klik Yes
4. Setelah selesai, maka akan muncul penjelasan seperti berikut, abaikan, kemudian klik
OK. Hal ini terjadi karena citra yang dimunculkan tidak diketahui koordinat
sistemnya.

5. Maka citra satelit akan muncul pada layar kerja ArcMap seperti berikut.

6. Add data excel yang sudah dibuat, klik nama filenya, kemudian Add

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

7. Klik pada sheet dimana anda menyimpan koordinat tersebut, kemudian Add

8. Klik kanan pada layar koordinat yang baru saja dimasukkan dan pilih Display XY
Data

9. Setelah itu muncul tab seperti dibawah ini. Pastikan X field dan Y field telah benar
posisinya pada X dan Y

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-6
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

10. Untuk memberikan koordinat klik edit pada bagian Coordinate system of Input
coordinates.

11. Koordinat menggunakan system UTM. Cara nya adalah klik edit – pilih projected
coordinate system – UTM – WGS 1984 – Southern Hemisphire – WGS 1984 UTM
Zone 49 S

12. Lalu layer titik koordinat tadi akan sama persis seperti titik koordinat yang
diinginkan sebagai acuan

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-7
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

13. Lalu klik kanan pada layar citra satelit dan pilih Zoom to Layer

14. Klik Add Control Points pada toolbar Georeferencing

15. Klik kanan pada salah satu titik di citra satelit yang terlebih dahulu ingin diperbaiki.
Zoom pada titik tersebut agar lebih akurat seperti pada gambar dibawah ini. kemudian
klik kiri dan isikan angka yang ada pada gambar ke kolom Enter Coordinates. Y = -
7.962997 X = 112.618917. setelah itu tekan Ok :

16. Setelah tekan Ok gambar akan hilang dikarenakan lari ke koordinat yang telah kita
isi kan. Untuk melihat posisi citra yang telah dimasukkan koordinatnya klik kanan
pada tabel of content dan zoom to layer.

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-8
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

17. Ulangi langkah diatas pada sisa titik yang belum diperbaiki koordinatnya hingga
semua titik pada citra satelit sudah menempati koordinat aslinya

18. Setelah itu klik di Georeferencing. Pilih Rectify. Ganti formatnya menjadi TIFF
ataupun format gambar yang diinginkan, klik OK
19. Dengan demikian maka akan terbentuk suatu file baru dengan gambar yang sama
namun sudah teregistrasi dalam koordinat

BAB II PENGAMBILAN CITRA


@mapperindo Sharing Komunal I-9
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

DIGITASI

A. Pengenalan On-Screen Digitations dan Konversi Data Shapefile (Tipe Line)


Pembahasan berikut akan membahas tentang On-Screen Digitations dengan data tipe
line. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap.
1. Buka ArcMap, add data gambar citra hasil rektifikasi dan add data shapefile yang
sudah dibuat.
2. Aktifkan toolbar Editing dengan mengklik menubar Customize, dan pilih Editor.
(Jika toolbars belum aktif)

3. Akan tampil toolbar editor sebagai berikut

4. Klik Editor kemudian pilih Start Editing

BAB III DIGITASI


@mapperindo Sharing Komunal III-1
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

5. Kemudian pilih shapefile yang akan dilakukan pada kolom Create Features

6. Anda dapat menggunakan tools yang ada pada Editor Bar dalam membantu
pengeditan.
7. Memilai digitasi, klik kiri lalu digit garis

8. Untuk menuntaskan digitasi, double klik atau tekan F2. Akan tampak garis biru
ketika feature line telah selesai dibuat.

9. Selesai digitasi, anda dapat mengklik Editor, kemudian pilih Save Edit, lalu anda
dapat memilih Stop Editing. Perlu diperhatikan jika anda memilih Stop Editing tanpa
melakukan Save Edit, maka data hasil digitasi anda akan hilang.

BAB III DIGITASI


@mapperindo Sharing Komunal III-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

B. Pengenalan On-Screen Digitations dan Konversi Data Shapefile (Tipe Point)


1. Untuk pengeditan data tipe point, anda dapat membuat data shapefile tipe point
terlebih dahulu. (terdapat pada BAB I)
2. Buka ArcMap, add data gambar citra hasil rektifikasi dan add data shapefile yang
sudah dibuat. (sama seperti sebelumnya)
3. Klik Editor kemudian pilih Start Editing (sama seperti sebelumnya)
4. Kemudian pilih shapefile yang akan dilakukan pada kolom Create Features

5. Lakukan digitasi point dengan cara klik kiri pada lokasi yang diinginkan (seperti
prasarana penting, persil bangunan, pusat kegiatan, dll)

6. Selesai digitasi, anda dapat mengklik Editor, kemudian pilih Save Edit, lalu anda
dapat memilih Stop Editing.

C. Pengenalan On-Screen Digitations dan Konversi Data Shapefile (Tipe Polygon)


1. Untuk pengeditan data tipe polygon, anda dapat membuat data shapefile tipe polygon
terlebih dahulu. (terdapat pada BAB I)
2. Buka ArcMap, add data gambar citra hasil rektifikasi dan add data shapefile yang
sudah dibuat. (sama seperti sebelumnya)
3. Klik Editor kemudian pilih Start Editing (sama seperti sebelumnya)

BAB III DIGITASI


@mapperindo Sharing Komunal III-3
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Kemudian pilih shapefile yang akan dilakukan pada kolom Create Features

5. Lakukan digitasi dengan memperhatikan kebutuhan yang diinginkan. Fitur digitasi


tipe polygon terdapat pada Construction Tools dalam kolom Create Features

6. Selesai digitasi, anda dapat mengklik Editor, kemudian pilih Save Edit, lalu anda
dapat memilih Stop Editing.

D. Mengukur Shapefile (Panjang, Area, dan Feature)


1. Buka ArcMap
2. Add Data shapefile yang akan diukur
3. Klik icon Measure pada toolbars

4. Setelah muncul measure windows, klik ikon Measure Line untuk mengukur panjang
garis.

BAB III DIGITASI


@mapperindo Sharing Komunal III-4
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

5. Klik pada titik awal yang ingin diukur panjangnya lalu klik pada titik kedua pada sisi
yang ingin diukur panjangnya, kemudian titik selanjutnya.
6. Double klik pada titik terakhir untuk mengetahui panjang total yang ingin diukur.
7. Segment menunjukkan panjang garis dari titik yang terakhir dipilih dengan titik
sebelumnya, sedangkan length menunjukkan total panjang yang diukur dari titik awal
ke akhir.

8. Kemudian pada measure windows klik ikon Measure an Are untuk mengukur luas.

9. Klik titik-titik vertex (sudut) area yang ingin diukur hingga semua sudut terpilih.
10. Segment menunjukkan panjang garis titik terakhir dengan titik sebelumnya.
Perimeter menunjukkan panjang total garis dari sisi area yang ingin dihitung. Are
menunjukkan luas area yang ingin dihitung.

BAB III DIGITASI


@mapperindo Sharing Komunal III-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

11. Kembali ke measure windows, klik ikon Measure a Feature untuk mengukur salah
satu attribute dari shapefile.

12. Klik pada feature yang ingin diukur


13. Perimeter menunjukkan panjang sisi dari feature. Area menunjukkan luas dari feature
yang dipilih.

14. Untuk mengganti satuan dari ukuran panjang, klik ikon Choose Unit, lalu pilih
Distance kemudian pilih satuan yang diinginkan.

15. Untuk mengganti satuan ukuran area, klik icon Choose Unit, lalu pilih Area
kemudian pilih satuan yang diinginkan.

BAB III DIGITASI


@mapperindo Sharing Komunal III-6
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

E. Konversi Data Vektor ke Raster (Export)


1. Centang layer yang akan diexport pada Table of Content

2. Klik File pada menubar, pilih Export Map

3. Akan muncul dialog box, pilih direktori untuk menyimpan hasil export, kemudian isi
file name. Pilih jenis raster yang diinginkan pada kolom Save as Type, kemudian
klik Save.

Perlu diperhatikan, untuk konversi data raster ke vector hanya dilakukan dengan cara
pendigitan.
BAB III DIGITASI
@mapperindo Sharing Komunal III-7
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

EDITING

A. Proses Pendigitan Lanjutan


Intersection Tool (Membuat bentuk dari potongan antar garis)
1. Buka ArcMap, Add Data kemudian Start Editing
2. Pilih shapefile yang akan diedit pada kolom Create Feature
3. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar, kemudian
pilih Intersection

4. Klik pada salah satu sisi dari atribut shapefile yang ingin dijadikan acuan sebagai sisi
yang berpotongan.

5. Klik pada sisi kedua dari atribut shapefile yang dijadikan acuan potongan.

BAB IV EDITING
@mapperindo Sharing Komunal IV-1
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

6. Titik potongan dari kedua sisi akan terpilih.

Arc Segment Tool (Membuat lengkungan dengan titik awal sebagai acuan)
1. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar kemudian
klik Arc Segment

2. Klik pada titik awal dimana akan dibuat shapefile dengan bentuk melingkar

3. Klik pada titik kedua lingkaran lalu double klik atau F2 untuk mengakhiri (TIPS:
tekan R saat membuat lingkaran untuk memasukan ukuran radius yang diinginkan)

BAB IV EDITING
@mapperindo Sharing Komunal IV-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Midpoint Tool (Mencari titik tengah dari kedua titik untuk membuat bentuk
tertentu)
1. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar kemudian
klik Midpoint

2. Klik pada titik awal yang ingin dicari titik tengah garisnya. Kemudian double klik
pada titik kedua.

3. Titik akan terbentuk di tengah antara titik pertama dan kedua.

End Point Arc Segment Tool (Membuat garis lengkung dengan dua titik sebagai
acuan)
1. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar kemudian

BAB IV EDITING
IV-3
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

klik End Point Arc Segment (secara default End Point Arc Segment Tool ada di
barisan Editor Bar)

BAB IV EDITING
IV-4
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

2. Klik pada titik awal garis lengkung kemudian pada titik kedua.

3. Tarik kursor kea rah yang diinginkan untuk membentuk garis lengkung. Double klik
atau F2 untuk menyelesaikannya.

Tangen Curve Segment Tool (Membuat lingkaran dengan titik akhir dari bentuk
yang sudah dibangun sebagai acuan)
1. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar kemudian
klik Tangen Curve Segment

2. Klik pada titik awal curve yang akan dibuat, klik titik kedua dimana curve akan
bersinggungan dengan feature acuan, kemudian tarik pointer sehingga curve
bersinggungan.

BAB IV EDITING
@mapperindo Sharing Komunal IV-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. Double klik untuk mengakhiri.

Distance-Distance Tools (Membuat bentuk melalui titik-titik perpotongan dua


lingkaran)
1. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar kemudian
klik Distance-Distance

2. Buat lingkaran-lingkaran yang berpotongan

3. Pilih salah satu titik potong yang diinginkan


4. Titik tersebut akan terpilih dan siap untuk penentuan titik yang selanjutnya.

BAB IV EDITING
IV-6
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Direction-Distance Tools (Membuat titik dari perpotongan antar garis bantu


dengan salah satu titik dari lingkaran)
1. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar kemudian
klik Direction-Distance

2. Klik salah satu titik yang akan dijadikan garis bantu kemudian atur sudutnya

3. Klik pada layar untuk menjadikannya sebagai titik tengah dari lingkaran lalu tarik
pointer hingga lingkaran memotong garis bantu lalu klik lagi.

BAB IV EDITING
IV-7
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Klik pada salah satu titik potong pada lingkaran yang diinginkan
5. Titik akan terpilih dan siap untuk penentuan titik yang selanjutnya.

Trace Tool (Membuat feature dengan mengikuti garis dari feature yang sudah ada)
1. Buka pilihan tools editor dengan cara klik tanda panah pada Editor Bar kemudian
klik Trace

2. Klik pada vertex feature yang sudah dibuat, kemudian geser kearah yang diinginkan
(tidak usah di-drag)

3. Double klik atau tekan F2 untuk mengakhiri pembuatan feature.

BAB IV EDITING
IV-8
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

B. Mencari Informasi Atribut Data dari Salah Satu Shapefile yang Sudah Dibuat
1. Klik ikon Identity pada toolbars

2. Klik pada feature yang ingin diketahui informasinya


3. Informasi attribute table akan diketahui

C. Membuat Bookmarks
Bookmarks digunakan untuk menampilkan kembali data frame yang telah disimpan
sebelumnya. Cara untuk membuat bookmark adalah sebagai berikut.
1. Klik Bookmarks pada menubar, kemudian klik Create Bookmark

BAB IV EDITING
IV-9
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

2. Beri nama pada bookmark yang ingin dibuat kemudian klik OK

3. Ubah tampilan pada Data Frame (dengan Zoom in atau Zoom Out) sehingga tampilan
jauh berbeda

4. Klik Bookmarks pada menubar kemudian klik nama bookmark yang sudah dibuat.

5. Tanpilan data frame akan kembali.

BAB IV EDITING
@mapperindo Sharing Komunal IV-10
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

BAB V
DATA FEATURE

A. Union
1. Buat shapefile baru untuk latihan pada folder yang anda inginkan
2. Selanjutnya coba anda lakukan pendigitan dua polygon yang saling berhimpitan,
seperti contoh berikut. (sebelumnya klik Start Editing dahulu)

3. Lalu klik ikon panah disamping editor, kemudian klik kedua polygon sambil
menekan toompol shift pada keyboard. Maka akan tampak kedua polygon terpilih.

BAB V DATA FEATURE


V-1
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Kemudian klik pada Editor, klik Union kemudian klik OK pada dialog box

5. Hasil Union berupa feature baru hasi penggabungan feature yang dipilih sebelumnya.
Drag feature untuk melihat hasilnya. Perlu diperhatikan bahwa union berpengaruh
pada Attribute Table karena jumlah dan isi atribut dari shapefile akan ikut berubah)

B. Clipping
1. Pada ArcMap, anda digit dua polygon yang saling berhimpitan (sebelumnya klik
Start Editing dahulu)

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

2. Lalu klik salah satu polygon yang akan digunakan untuk mengklip, kemudian pada
toolbar editor, klik Clip

3. Pada dialog box isi Buffer Distance kemudian klik OK

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-3
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Maka akan terlihat hasil sebagai berikut, drag feature untuk melihat hasilnya lebih
jelas.

C. Pengenalan Buffer dan Marging


Buffering
1. Buat shapefile baru berbentuk polyline untuk latihan, kemudian lakukan digitasi
(sebelumnya klik Start Editing dahulu), kemudian setelah selesai, select feature
tersebut.

2. Klik Buffer pada toolbar Editor

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-4
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. Pada dialog box pilih shapefile yang akan dibuffer dikolom Template, kemudian
isikan jarak buffer pada kolom Distance kemudian klik OK.

4. Akan tampil hasilnya sebagai berikut. Untuk mengetahi dengan jelas hasil buffering
dapat dilakukan zooming pada objek atribut.

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Merging
1. Masih pada layer yang sama, digitlah beberapa atribut (sebelumnya klik Start
Editing dahulu).

2. Selanjutnya select dua atau lebih atribut yang akan dimerge, lalu pada toolbar editor
pilih Merge

3. Pada dialog box, pilih salah satu atribut yang akan dimerge, klik OK

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-6
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Dapat dilihat hasil merging, atributyang dimerge kini telah jadi satu atribut dan
feature sebelumnya terhapus. Perlu diperhatikan bahwa merging berpengaruh pada
Attribute Table karena jumlah dan isi atribut dari shapefile akan ikut berubah)

D. Memperbaiki/Mengedit Salah Satu Sisi Pada Bentuk Atribut Data yang Salah
1. Double klik pada atribut yang salah untuk memulai mengedit, akan muncul Edit
Vertices Tools (secara default)

2. Klik ikon Modify Sketch Vertice untuk mengubah vertex

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-7
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. Klik ikon Add Vertex kemudian klik pada atribut untuk menambah vertex

4. Klik ikon Delete Vertex kemudian klik vertex pada atribut untuk menghapus vertex.

5. Setelah selesai mengedit feature tekan tombol F2

E. Snapping
1. Klik Editor pada editor toolbar lalu pilih Snapping

2. Muncul snapping toolbar, secara default yaitu Point Snapping, End Snapping,
Vertex Snapping, dan Edge Snapping sudah aktif.

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-8
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. Untuk pilihan lebih lanjut klik Snapping kemudian klik Intersection Snapping
untuk mengaktifkan snapping terhadap dua garis atribut yang berpotongan, klik
Midpoint Snapping untuk mengaktifkan snapping terhadap titik tengah dari suatu
garis atribut. Klik Tangent Snapping untuk mengaktifkan snapping yang
bersinggungan dengan curve atau polygon.

BAB V DATA FEATURE


@mapperindo Sharing Komunal V-9
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

BAB VI
OPERASI DASAR TABEL

A. Penambahan Field Baru


1. Buka ArcMap, dan Add Data shapefile yang akan diedit, klik kanan pada layer yang
ingin diedit kemudian pilih Open Attribute Data

2. Dalam jendela attribute, klik Option, lalu Add Field

3. Dalam jendela Add Field, tulis pada kolom name dengan nama yang diinginkan dan
pilih type yang diinginkan. Kemudian pada kolom Field Properties, anda dapat
menentukan jumlah kata yang diinginkan

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-1
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Sedikit penjelasan terkait tipe-tipe pada menu Add Field adalah sebagai berikut.
a. Short Integer adalah seluruh angka, termasuk positif dan negatif yang biasanya
digunakan sebagai coding. Misalnya coding untuk land use.
b. Long Integer adalah seluruh angka termasuk positif dan negatif yang biasanya
digunakan untuk menunjukkan nilai banyak (kuantitas) dari suatu tema, misalnya
populasi penduduk.
c. Float adalah angka dengan nilai pecahan decimal yang memiliki range yang
spesifik. Dengan data type float ini Anda bisa ‘menolak’ sebuah nilai jika nilai
tersebut diluar dari Precision dan scale yang sudah ditentukan sebelumnya.
Contoh : Anda menentukan precision 4 (lebar field hanya menerima max 4 angka
termasuk nilai decimal tanpa memperhitungkan pemecah angka tersebut yaitu
titik sebagai bentuk decimal) dan scale 2 (max 2 angka setelah pemecah angka
tersebut yaitu titik sebagai bentuk decimal), maka field tersebut bisa menerima
nilai 12.35 tetapi tidak menerima 1.235 dan 123.5. Lihat gambar di bawah untuk
ilustrasi Precision dan Scale.
d. Double adalah angka dengan nilai pecahan decimal yang memili range yang
spesifik dengan precision hingga 19 angka dan akurasi hingga 15 angka decimal,
berbeda dengan data type float yang 8 angka saja serta akurasi 6 angka decimal.
Data Type Double biasanya digunakan menyimpan angka decimal yang lebih
detail misalnya nilai suatu koordinat.
e. Date digunakan untuk menyimpan waktu dalam hal ini tanggal (mm-dd-yyyy)
f. Text adalah seluruh karakter termasuk alphanumeric. Maximum 255 karakter.
Text adalah yang biasa digunakan dalam menghitung ataupun memberikan
keterangan berupa angka maupun kata.
4. Setelah anda meng-klik tool OK, maka pada penampilan attribute data akan terdapat
tambahan field sesuai dengan naman yang diinginkan.

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

B. Pengenalan Query
Berikut akan dibahas bagaimana cara melakuka query. Kegiatan dilakukan pada attribute
data dengan interkoneksi pada ArcMap. Query ini dapat dilakukan pada semua jenis feature
data berupa titik (Point), Garis (Line), maupun area (Polygon). Pembahasan berikut diambil
contoh untuk kasus data tipe Polygon.
1. Buka ArcMap
2. Add Data Shapefile yang akan diedit, kemudian pada layer shapefile tersebut klik
kanan dan klik Open Attribute Table.

3. Kemudian pada toolbar Option, klik Select by Attribute

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-3
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Setelah masuk jendela select by attribute, pilih layer yang akan di query pada kolom
Fields (Contoh KECAMATAN), kemudian klik kiri sebanyak 2X. Setelah itu klik
ikon “=“ lalu klik toolbar Get Unique Value untuk melihat item yang ada pada layar
KECAMATAN.

5. Pada kolom Unique Value akan muncul item-item yang ada pada layer. Selanjutnya
klik salah satu (contoh: KEC. SUKUN) klik kiri pada KEC. SUKUN sebanyak 2X,
hingga penampilan Select by Attribute menjadi seperti berikut, kemudian klik Apply

6. Penampilan Attribute akan menjadi sebagai berikut.

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-4
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

7. Bila anda minimize attribute data, maka penampilan ArcMap akan berubah sebagai
berikut. Feature terpilih akan memiliki garis tebal.

C. Membuat Label
1. Klik kanan pada layer shapefile yang akan diberi label, kemudian pilih Open
Attribute Table

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

2. Pastikan nama dari tiap attribute shapefile dari kolom yang akan digunakan sudah
tepat, kemudian close kembali layer attribute table

3. Klik kanan pada layer shapefile yang akan diberi label kemudian pilih Properties

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-6
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Pindahkan tab ke Layers

5. Ubah Label Field menjadi kolom dari attribute table yang akan dijadikan label. Lalu
ubah format tulisan sesuai keinginan anda. Kemudian Klik OK

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-7
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

6. Klik kanan pada layer shapefile yang akan diberi label kemudian klik Label Feature

7. Shapefile yang dipilih akan terdapat label pada layar

BAB VI OPERASI DASAR TABEL


@mapperindo Sharing Komunal VI-8
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

BAB VII
SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE

A. Operasi Dasar Perubahan Tampilan Symbol


Perubahan Tampilan Shapefile Polygon
1. Buka ArcMap, kemudian klik kanan pada layer yang akan diedit. Setelah itu klik
Properties.

2. Masuk jendela layer Properties, pilih kolom General, lalu ubah nama sesuai dengan
keinginan, kemudian klik OK

Perubahan Simbol
1. Tetap pada jendela layer Properties, kemudian klik di kolom Symbology

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


@mapperindo Sharing Komunal VII-1
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

a. Bila features bersifat data single dan ingin merubah penampilan yang ada, klik
icon persegi di kolom symbol, maka akan muncul sebagai berikut.

Kemudian anda dapat merubah penampilan dengan memilih symbol, warna, dan
ukuran symbol
b. Jika features bersifat data yang banyak, maka klik Categories dan pilih Uniques
Values

c. Lalu pada value field anda pilih jenis data yang ingin dibedakan, lalu klik Add
All Values

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


@mapperindo Sharing Komunal VII-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Kemudian anda dapat merubah penampilan dengan memilih symbol, warna, dan
ukuran symbol
2. Setelah ditentukan warna yang sesuai dengan keinginan, lalu klik OK

Perubahan Tampilan Shapefile Line Dan Point


1. Tampilan awal batas wilayah dengan shapefile line adalah sebagai berikut.

2. Untuk merubah tampilan agar sesuai dengan yang diinginkan atau aturan penyajian
peta caranya adalah klik simbol pada layer shapefile tersebut dalam table of content.

3. sehingga akan muncul jendela seperti berikut.

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


VII-3
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. lalu pilih simbol garis yang diinginkan. Untuk mengedit klik edit simbol dan
sesuaikan dengan yang diinginkan.

B. Menampilkan Database dengan File Berextensi Shapefile (.shp)


1. Add Shapefile yang diinginkan dengan klik Add Data, Kemudian pilih shp yang
diinginkan dari folder yang sudah di connect sebelumnya. Kemudian klik Add

2. Pada tampilan awal, semua warna shapefile akan sama.

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


@mapperindo Sharing Komunal VII-4
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

3. Jika anda ingin menampilkan kajian studi diatas menjadi apa yang diinginkan, maka
anda dapat meng-klik kanan shapefile yang ada lalu klik Properties.

4. Pada jendela layer pilih symbology

5. Pada kolom show, pilih Categories dengan pilihan item Unique Values

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


@mapperindo Sharing Komunal VII-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

6. Pada kolom Value Field, anda dapat memilih value mana yang ingin anda tampilkan.

7. Klik Add Value untuk menambahkan beberapa value yang ingin ditampilkan, atau
klik Add All Value untuk menampilkan semua value yang ada. Anda dapat memilih
urutan warna yang diinginkan dengan mengklik Color Ramp. Jika telah selesai klik
OK

8. Maka tampilan layer akan berubah sesuai yang diinginkan

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


@mapperindo Sharing Komunal VII-6
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

C. Pengukuran Dasar Data Shapefile


1. Klik kanan pada shapefile yang ingin dilihat ukurannya kemudian klik Open
Attribute Table
2. Klik kanan pada salah satu field kemudian klik Calculate Geometry

3. Atur ukuran yang diinginkan, lalu klik OK

4. Kemudian ukuran tiap atribut akan terlihat

D. Konversi Data Vektor Bukan Bentuk Shapefile (.dxf ; .dwg ; .mif) ke Data Vektor
Berbentuk Shapefile (.shp)
1. Buka ArcCatalog kemudian carilah data vector yang bersifat (.dxf ; .dwg ; .mif) yang
ingin di konversi
2. Drag file dengan klik kiri lalu Tarik ke ArcMap, pada kolom Table of Content di
bawah layer
3. Setelah di drag akan muncul seperti berikut.

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


@mapperindo Sharing Komunal VII-7
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Di kolom Table of Content akan menampilkan data dengan tipe point, polyline, atau
polygon. Selanjutnya anda meng-klik salah satu tipe data tersebut.
5. Klik kiri pada mouse, data tipe polyline lalu klik kanan, pilih Data, lalu Export Data

6. Saat masuk jendela Export Data pada kolom Export, pilih All Feature, pilih Use the
Same Coordinate System as : This Layer’s Source Data

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


@mapperindo Sharing Komunal VII-8
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

7. Lalu simpan keluaran file pada folder yang diinginkan. Kemudian Save

8. Tunggu hingga proses selesai


9. Saat terdapat box pertanyaan yang menunjukkan ingin menambah data sebagai layer
yang sudah di add atau tidak, klik Yes.

10. Untuk melihat hasil konversi, dianjurkan anda mematikan layer lain agar tidak
tumpang tindih.

11. Selanjutnya anda dapat melanjutkan yang lainnya dengan mengkonversi tipe point
dan polygon.

BAB VII SETTING NAMA, LAYER SIMBOL DAN SHAPEFILE


VII-9
@mapperindo Sharing Komunal
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

BAB VIII
LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA

A. Layout Peta
1. Add data shapefile yang dibutuhkan, lalu pada menu bar klik View > Layout View
atau klik pada icon bagian bawah. Layout view adalah jendela untuk mengedit layout
peta sesuai dengan pedoman pennnyajian peta yang diikuti.

Layout View

2. Setelah pindah ke Layout View, maka tampilan akan berubah sebagai berikut.

B. Komponen Peta
Grid Peta
Grid peta adalah bentuk proyeksi peta dengan garis koordinat bujur dan lintang. Grid peta
biasanya digunakan dalam penyajian peta untuk mengetahui proyeksi peta yang
digunakan dan letak koordinat peta. Untuk membuat grid peta dapat dilakukan cara
sebagai berikut.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-1
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

1. Jika ingin menampilkan unsur Grid Koordinat Bumi, pada menubar klik kanan pada
Layer disebelah kiri kemudian pilih Properties / Data Frame Properties

2. Dalam menu Data Frame Properties, pilih kolom Grids

3. Lalu klik New Grid, kemudian anda dapat memilih grid yang diinginkan dalam
jendela Grid and Graticules.
a. Graticules, digunakan pada system koordinat lintang dan bujur

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-2
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

b. Measured Grid, digunakan pada system koordinat UTM

c. Reference Grid, digunakan pada system koordinat berupa index.

d. Jika data yang digunakan berupa koordinat UTM maka digunakan pilihan kedua.
Pada saat masuk ke jendela Create a Measured Grid, anda memiliki pilihan
pada Appearance.
1) Labels Only = hanya menampilkan label koordinat saja
2) Tick Marks and Labels = Menampilkan tanda ( + ) pada penampilan objek
dan label koordinat.
3) Grids and Labels = Menampilkan grid pada objek dan label koordinat
Pada kolom Style, anda dapat memilih jenis garis yang diinginkan. Properties
digunakan untuk melihat keterangan system koordinat, Interval digunakan
untuk menentukan jarak grid dari satu grid dengan grid lain secara horizontal
maupun vertical.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-3
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

e. Pada jendela Axes and Labels, anda dapat memodifikasi jenis garis, ketebalan
garis, serta jenis huruf pada tabel.

f. Masuk kembali ke jendela Create a Measured Grid, lalu klik Finish > OK, maka
hasilnya akan keluar.

g. Setelah selesai, maka peta akan keluar beserta gridnya.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-4
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Legenda
Legenda peta adalah sebagai penunjuk arti simbol-simbol, warna, bentuk yang
digunakan dalam peta. Cara untuk memunculkan legenda peta adalah sebagai berikut.
1. Klik insert – Legend

2. Kemudian akan muncul jendela seperti dibawah ini. dan klik Next.

Input Legend

3. Jendela berikutnya akan tampak seperti dibawah ini. jendela ini untuk mengatur
format tampilan legenda yang diinginkan, seperti Font, warna, font size, dll.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-5
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Klik next terus hingga legenda yang diinginkan keluar. Tampilan legenda seperti
dibawah ini.

5. Tampilan legenda masih bisa diedit untuk menghilangkan fitur yang tidak sesuai
yang masih termuat. Seperti <all other value> dan tulisan lain nya. Cara mengedit
legenda dengan cara klik kanan pada legenda dan pilih convert to graphic.

6. Setelah itu klik kanan lagi dan ungroub. Dan edit sesuai dengan yang diinginkan.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-6
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Mata Angin
1. Salah satu komponen pada penyajian peta adalah mata angin. Untuk
memunculkan mata angin klik Insert – North Arrow.

2. Tampilan pilihan mata angin akan seperti dibawah ini. dan pilih mata angin
sesuai dengan yang ingin digunakan.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-7
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Skala Batang dan Skala Angka


Skala dibagi menjadi dua yakni skala batang dan skala angka. Skala batang adalah
skala peta dengan tampilan garis batang yang menunjukkan perbandingan jarak
antara kondisi nyata dengan. Cara membuat skala batang adalah sebagai berikut.
1. Klik Insert – scale bar

2. Tampilan pilihan scale bar atau skala batang akan muncul sebagai berikut.

Selain skala batang juga terdapat skala angka. Skala angka adalah skala
dengan tampilan angka untuk menunjukkan perbandingan skala kondisi real
permukaan bumi dengan yang digunakan dalam peta. Contoh skala angka
seperti 1:5000, 1:250.000 dan lain sebagainya. Untuk memunculkan skala
angka adalah sebagai berikut.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-8
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

1. Klik Insert – Scale Text.

2. Selanjutnya tampilan skala angka akan muncul seperti dibawah ini.

Index Peta
Index peta adalah input peta yang menunjukkan orientasi peta yang terdapat pada
layer utama terhadap administrasi diatasnya. Berikut adalah contoh index peta.

Index Peta

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-9
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Untuk membuat index peta adalah sebagai berikut.


1. Klik insert – Data Frame.

2. Setelah itu akan keluar new layer data frame yang dapat anda isikan data
spasial sebagai index peta terhadap peta pada layer utama.

3. Untuk mengaktifkan salah satu layer dapat di klik kanan pada layer lalu klik
activate.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-10
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

C. Mengatur Tampilan Layout Peta


Berikut adalah beberapa contoh tampilan peta yang biasa digunakan pada proyek
penataan ruang dan studio. Ada beberapa pedoman untuk aturan penyajian layout peta. Salah
satunya adalah pedoman modul standar teknis penyajian peta RDTR. Contoh dibawah ini
adalah penyajian layout peta berdasarkan pedoman modul standar teknis penyajian peta
RDTR.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-11
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

Untuk membuat tampilan layout peta seperti contoh diatas dapat diperhatikan cara
sebagai berikut.
1. Untuk membuat bingkai dapat menggunakan tool drawing. Tool drawing adalah
tool untuk membuat shape atau bentuk dalam penyajian peta. Pilih rectangle untuk
membuat bingkai persegi peta.
`
2. Bentuk rectangel diantaranya sebagai berikut. Pilih sesuai dengan yang diinginkan.

3. Gunakan tool Measure sebagai alat bantuk untuk membuat layout peta agar lebih
rapi. Berikut adalah fungsi tool measure.

Garis Measure untuk mengukur sesuai


dengan kertas dan alat bantu pembuatan
layout peta.

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-12
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TINGKAT DASAR
MAPPERINDO X SHARING KOMUNAL 2020

4. Susun rectangle sesuai dengan pedoman layout yang digunakan seperti dibawah ini.

PERLU DIPERHATIKAN:
Layout tidak harus berbetuk landscape. Layout disesuaikan sesuai kebutuhan peta,
dapat berbentuk landscape, maupun portrait

BAB VIII LAYOUT DAN PENYAJIAN PETA


@mapperindo Sharing Komunal VIII-13

Anda mungkin juga menyukai