Anda di halaman 1dari 89

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat yang
telah di berikanNya, sehingga kami dapar merampungkan penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Barru Tahun Anggaran 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk formal
pertanggungjawaban instansi Pemerintah dalam mencapai Visi, Misi
Saran dan kritikan yang konstruktif baik dalam bentuk lisan maupun tulisan yang
berkaitan dengan LAKIP ini sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan LAKIP Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak ini.
Ucapa terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan LAKIP Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru, sehingga selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan semoga LAKIP ini dapat memberikan manfaat
kepada pihak terkait, khususnya bagi staf Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Barru.

Barru, Februari 2020

KEPALA DINAS PMDPPKBP3A


KABUPATEN BARRU,

JAMALUDDIN, S. Sos, MH
Pangkat : PembinaTk.I IV/b
NIP : 19710401 199203 1 010

i
IKHTISAR EKSEKUTIF
(Executive Summary)

LAKIP DPMDPPKBPPPA ini memberikan gambaran tentang kinerja


DPMDPPKBPPPA pada tahun 2019. LAKIP tidak hanya sekedar alat akuntabilitas, tetapi juga
sebagai saran yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja diwaktu
yang akan dating. Dengan langkah ini DPMDPPKBPPPA senantiasa dapat melakukan perbaikan
dalam mewujudkan praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik. LAKIP ini mengungkapkan keberhasilan dan atau kegagalan
pelaksanaan program kegiatan serta hambatan-hambatan / kendala yang dijumpai dalam
pelaksanaan kegiatan. Selain itu LAKIP ini juga mengungkapkan startegi pemecahan masalah
yang akan dilaksanakan dimasa mendatang, agar sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai
sesuai yang direncanakan.
Pada tahun 2019 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menganggarkan belanja
langsung sebesar Rp. 5.192.822.841,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.362.595.910,- atau
sebesar 84,01 %. Belanja tidak langsung sebesar 2.032.043.208,- realisasinya sebesar Rp
1.898.331.450,- atau sebesar 93,42 %. Belanja Tidak Langsung digunakan untuk belanja pegawai
yaitu belanja gaji dan tunjangan, sedangkan Belanja Langsung tersebut digunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh DPMDPPKBPPPA. Program dan Kegiatan
yang dilaksanakan DPMDPPKBPPPA terdiri dari 18 program dan 59 kegiatan.
Dari hasil pengukuran kinerja, secara umum kinerja DPMDPPKBPPPA Kabupaten
Barru dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini dibuktikan bahwa rata-rata capaian dari 3 indikator
kinerja utama adalah sebagai berikut:
Realisasi Tingkat
Target Tingkat
capaian Target Realisasi capaian
Renstra capaian Realisasi
Indikator kinerja kinerja capaian kinerja
No. Sasaran tahun kinerja Predikat kinerja
Kinerja Utama tahun tahun kinerja Renstra
2016- tahun s/d 2019
2017 s/d 2019 2019 s/d
2021 2019
2018 2019
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Meningkatny Persentase desa/ 100% 100% 100% 100% 100% sangat 100% 100%
a Kualitas kel yang berhasil
penyelenggar difasilitasi
aan dalam
pemerintah penyelenggaraa
Desa/kel n pemerintahan
Desa/Kel

ii
Realisasi Tingkat
Target Tingkat
capaian Target Realisasi capaian
Renstra capaian Realisasi
Indikator kinerja kinerja capaian kinerja
No. Sasaran tahun kinerja Predikat kinerja
Kinerja Utama tahun tahun kinerja Renstra
2016- tahun s/d 2019
2017 s/d 2019 2019 s/d
2021 2019
2018 2019
Rata-rata capaian kinerja 100% 100%
2 Meningkatny Persentase 85% 60% 80% 75% 94% berhasil 75% 88%
a BUMDesa/Lem
Keberdayaan baga Ekonomi
Masyarakat Masyarakat
Desa yang
berkembang
Cakupan 100% 100% 100% 90% 90% sangat 90% 90%
Lembaga berhasil
Kemasyarakat
yang
diberdayakan
Rata-rata capaian kinerja 92% 89%
3 Meningkatny Proporsi 100% 90% 100% 90% 90% berhasil 90% 90%
a Fokus Kontribusi
Prioritas Penanggulangan
Penanggulang Kemiskinan
an yang tepat
Kemiskinan Sasaran
Rata-rata capaian kinerja 90% 90%
4 Meningkatny Rasio Akseptor 74,9 70 71,5 69,29 97% sangat 69,29 93%
a Kualitas KB berhasil
Layanan KB
Rata-rata capaian kinerja 97% 93%
5 Meningkatny Rasio KDRT 0,005 0,012 0,011 0,33 100% sangat 0,33 100%
a kualitas berhasil
hidup dan
perlindungan
terhadap
perempuan
dan anak
Persentase 100% 80% 100% 85% 85% sangat 85% 85%
Perangkat berhasil
daerah yang
berperan aktif
dalam PUG
Jumlah Layanan 1 0 1 1 100% sangat 100% 100%
Terpadu berhasil
penanganan
perlindungan
Perempuan dan
anak yang
terbentuk

Rata-rata capaian kinerja 95% 95%

iii
Realisasi Tingkat
Target Tingkat
capaian Target Realisasi capaian
Renstra capaian Realisasi
Indikator kinerja kinerja capaian kinerja
No. Sasaran tahun kinerja Predikat kinerja
Kinerja Utama tahun tahun kinerja Renstra
2016- tahun s/d 2019
2017 s/d 2019 2019 s/d
2021 2019
2018 2019
6 Meningkatny Presentase 100% 95% 100% 95% 95% sangat 95% 95%
a ketersediaan Ketersediaan berhasil
unsur unsur dukungan ADM
yang Perkantoran,
mendukung sarana
operasional prasarana,
pelaksanaan peningkatan
tupoksi disiplin,
aparatur dan
peningkatankap
asitas SDM
aparatur secara
tepat waktu

Dari pengukuran kinerja yang dilakukan, kinerja pelaksanaan kegitan pada


DPMDPPKBPPPA secara umum sudah mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
namun demikian, capaian kinerja tersebut tidak berarti bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut sudah
sempurna dilakukan. Peningkatan kinerja di DPMDPPKBPPPA tetap harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas perencanaan.
Akhirnya harapan kami dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini,
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dan analisis dalam peningkatan
akuntabilitas dan perbaikan kinerja pemerintah daerah.

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Ringkasan Eksekutif ................................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 6
A. Latar Belakang ............................................................................ 6
B Dasar Hukum ................................................................................ 7
C Struktur Organisasi ....................................................................... 9
D. Sumber Daya (RESOURCE) DPMDPPKBPPPA ....................... 14
E. Sistematika Laporan ..................................................................... 20
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ....................................... 22
B. Program Kegiatan ......................................................................... 28
D. Penetapan Indikator Kinerja Utama ............................................. 32
E. Perjanjian Kinerja Tahun 2019..................................................... 33
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi ......................................................... 40
B. Evaluasi dan Analisis Kinerja ..................................................... 43
C. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Atau
Peningkatan/Penurunan Kinerja Serta Alternative Solusi Yang
Telah Dilakukan................................. ................................... 75

D. Realisasi Anggaran ....................................................................... 82

v
Bab. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu
sistem akuntabilitas yang memadai LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja
dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka
LAKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat setiap pemerintahan untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita–cita berbangsa dan bernegara.
Dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel sebagaimana
diamanatkan dalam Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 dan Undang–undang No. 28 Tahun 2000
tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, maka telah dikembangkan dan
diterapkan suatu sistem pertanggungjawaban penyelenggaraan negara melalui Peraturan Presiden
Republik Indonesia No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Asas akuntabilitas sebagaimana yang terkandung di dalam Perpres tersebut menyebutkan


bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir penyelenggaraan negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan perundang –undangan yang berlaku. Kewajiban setiap instansi pemerintah
termasuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selain menyusun RENSTRA untuk
masa lima tahun, diwajibkan menyusun Rencana Kinerja Tahunan yang dilengkapi dengan
indikator kinerja dan target kinerja sebagai alat ukur keberhasilan pencapaian sasaran dan
kegiatan. Rencana Kinerja Tahunan tersebut berfungsi sebagai perencanaan operasional yang
menjadi dasar pengajuan anggaran berbasis kinerja.

Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan prioritas

vi
pembangunan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru telah menetapkan
Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana amanat Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei
2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama. IKU merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan
yang ditetapkan.

Mengacu pada hal tersebut bagi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Barru, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Anggaran 2019
merupakan bagian dari pertanggungjawaban yang dinilai berdasarkan tolok ukur Rencana Kinerja
Tahunan yang mencakup Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Urusan Pengendalian
Penduduk dan KB, dan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

B. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru tahun 2019 yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomr 47 ; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286 );
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355 );

vii
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 );
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437 ); sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang
– Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844 );
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578 );
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman penyusunan dan penerapan
standar pelayanan minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
150; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585 );
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25;
Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4614 );
11. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah;
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 tahun 2014 Tentang Petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Barru (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun
2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 37);
15. Peraturan Bupati Barru nomor 46 tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan,
Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa,

viii
Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kabupaten Barru

C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan peraturan Bupati Barru nomor 46 tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi, Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru, mempunyai tugas membantu
Bupati dalam memimpin dan melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan pedoman yang ada
untuk kelancaran tugas.
Untuk menyelenggarakan Tugas Pokok tersebut di atas, Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak mempunyai fungsi :
1. Merumuskan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak ;

2. Merumuskan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan


kesekretariatan yang menunjang tugas organisasi;

3. Melaksanakan administrasi Dinas; dan

4. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
sesuai Peraturan Daerah kabupaten Barru Nomor : 07 Tahun 2016 terdiri atas :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat :
1. Sub bagian Program;
2. Sub bagian Keuangan;
3. Sub bagian Umum dan Sumber Daya Manusia;
c. Bidang Pemerintahan Desa :

ix
1. Seksi Administrasi dan Evaluasi Perkembangan Desa;
2. Seksi Kelembagan Pemerintahan Desa dan Pengembangan SDM Aparat Desa; dan
3. Seksi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Kerjasama Desa.
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat :
1. Seksi Pengembangan Usaha Ekonomi Desa dan Pendayagunaan Sumber Daya
Alam dan Teknologi Perdesaan;
2. Seksi Pengembangan Partisipasi dan Ketahanan Masyarakat; dan
3. Seksi Kelembagaan dan Sosial Budaya Masyarakat.
e. Bidang Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera :
1. Seksi Advokasi, Penggerakan dan Informasi;
2. Seksi Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan KB; dan
3. Seksi Ketahanan Keluarga
f. Bidang Pemberdayaan Perempuan :
1. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak;
2. Seksi Kesetaraan Gender ; dan
3. Seksi Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perempuan
g. Unit pelaksana teknis dinas.
h. Kelompok jabatan fungsional.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak memiliki
struktur organisasi sesuai Peraturan Daerah kabupaten Barru Nomor : 07 Tahun 2016
sebagaimana diagram dibawah ini :

x
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN BARRU

KEPALA DINAS

BA

BADPENASEHAT
KELOMPOK JABATAN SEKRETARIS
FUNGSIONAL

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN UMUM


PROGRAM KEUANGAN DAN SUMBER
DAYA MANUSIA

BIDANG BIDANG BIDANG KELUARGA BIDANG


PEMERINTAHAN PEMBERDAYAAN BERENCANA/KELU PEMBERDAYAAN
DESA ARGA SEJAHTERA PEREMPUAN
MASYARAKAT

SEKSI ADMINISTRASI SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI ADVOKASI,


SEKSI PERLINDUNGAN
USAHA EKONOMI DESA PENGGERAKAN DAN
DAN EVALUASI PEREMPUAN DAN ANAK
DAN PENDAYAGUNAAN INFORMASI
PERKEMBANGAN DESA SUMBER DAYA ALAM
DAN TEKNOLOGI
PERDESAAN

SEKSI KELEMBAGAN SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI KESEHATAN SEKSI KESETARAAN


PEMERINTAHAN DESA PARTISIPASI DAN REPRODUKSI DAN GENDER
DAN PENGEMBANGAN KETAHANAN PELAYANAN KB
SDM APARAT DESA MASYARAKAT

SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI KELEMBAGAAN SEKSI KETAHANAN SEKSI PENGUATAN DAN


DAN PENGEMBANGAN DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA PENGEMBANGAN
KAWASAN PERDESAAN MASYARAKAT KELEMBAGAAN
DAN KERJASAMA DESA PEREMPUAN

Adapun tugas pokok dan fungsi pada masing-masing Bidang pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak sebagai berikut :
1. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan
dalam rangka penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan subbagian perencanaan
dan kepegawaian, umum dan keuangan serta memberikan pelayanan administrasi

xi
dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkungan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berdasarkan pedoman yang ada
untuk kelancaran tugas.
Sekretaris dalam melaksanakan tugas sebagaimana maksud di atas
menyelenggarakan fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Program;
b. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Keuangan;

c. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring


dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang umum dan Sumber Daya Manusia;
2. Bidang Pemerintahan Desa
Bidang Pemerintahan Desa mempunyai tugas memimpin dan
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan
melaksanakan program dan kegiatan di bidang Pemerintahan Desa berdasarkan
pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.
Bidang Pemerintahan Desa mempunyai fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Administrasi dan Evaluasi
Perkembangan Desa;

b. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring


dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Kelembagan Pemerintahan Desa dan
Pengembangan SDM Aparat Desa;

c. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring


dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Perdesaan dan Kerjasama Desa;

d. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.


3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

xii
mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan
teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran
tugas
Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi :
a. Perumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Desa dan
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Perdesaan;

b. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring


dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Pengembangan Partisipasi dan
Ketahanan Masyarakat;

c. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring


dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Kelembagaan dan Sosial Budaya
Masyarakat;

d. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.


4. Bidang Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera
mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan
teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang
Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera berdasarkan pedoman yang berlaku untuk
kelancaran tugas
Kepala Bidang Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera mempunyai fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Advokasi, Penggerakan dan
Informasi;
b. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan
KB;
c. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Ketahanan Keluarga; dan
d. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

xiii
5. Bidang Pemberdayaan Perempuan
mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis,
memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, membina,
mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang Pemberdayaan
Perempuan berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.
Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;

b. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan


evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Kesetaraan Gender;

c. Merumuskan kebijakan teknis, pemberian dukungan, pembinaan, monitoring dan


evaluasi pelaksanaan tugas di bidang Penguatan dan Pengembangan Perempuan;
dan

d. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

D. SUMBER DAYA (RESOURCE) DPMDPPKBPPPA

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan


Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak sebagai salah satu
organisasi publik lingkup Pemerintah Kabupaten Barru, dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya membutuhkan sumber daya yang dapat menggerakkan roda organisasi.
Sumber daya (resources) yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD
diidentifikasi sbb ;

1. Sumber Daya Manusia (Pegawai)

2. Sumber Daya Anggaran

3. Sumberdaya pendukung lainnya

1. Sumber Daya Manusia (Pegawai)

Secara umum fungsi SDM aparatur menjadi lebih kompleks tidak sekedar fungsi
pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian saja, akan tetapi lebih berorientasi pada
fungsi pemberdayaan (empowering), kesempatan (enabling), keterbukaan (democratic),

xiv
dan kemitraan (partnership) dalam pengambilan keputusan, pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan dalam upaya pelayanan publik.

Berdasarkan data bagian kepegawaian per 31 Desember 2019, Jumlah SDM


Aparatur Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten
Barru sebanyak 89 orang yang terdiri atas seorang pimpinan, seorang Sekretaris, 4
orang Kepala Bidang, 12 orang Kepala seksi/ Kepala sub Bagian , 15 orang staf, non
PNS/ Honorer 5 orang, Penyuluh Non PNS 29 orang. Adapun jumlah pegawai
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2019

Kategori
Tingkat
No
Pendidikan Non PNS
PNS Non PNS
Penyuluhan
1 SMP Sederajat - 1 1
2 SMA Sederajat 2 3 16
3 D3 - - 1
4 S1 27 1 11
5 S2 6 - -
6 S3 - - -
JUMLAH 35 5 29
Sumber : Bagian Kepegawaian dan SDM Desember 2019

Secara lebih jelas menyangkut pendidikan dari komposisi masing-masing terurai


dalam grafik dibawah ini:

xv
Grafik Komposisi Pegawai Tahun 2019
Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasar atas gambar grafik atas, terlihat bahwa jumlah tingkat pendidikan paling
besar adalah golongan berpendidikan S1, ini menandakan bahwa ketersediaan sumber
daya manusia yang dimiliki Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian
Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kabupaten barru dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat dikategorikan sudah
cukup tinggi namun masih membutuhkan perhatian khususnya dalam bidang kerjasama,
kedisiplinan dan target kinerja setiap pegawai sehingga dapat memberikan peningkatan
kinerja dalam rangka peningkatan dalam pelayanan bagi masyarakat.

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan


Untuk mengetahui secara detail jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada
tabel 2.2 sebagai berikut :

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Tahun 2019

L Jumlah
No Golongan P

1 Golongan II 5 6 11

2 Golongan III 6 12 18

3 Golongan IV 6 0 6
Sumber : Bagian Kepegawaian dan SDM Desember 2019

xvi
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, maka umlah pegawai berdasarkan golongan pada
Dinas Pemberdayaan masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2019 lebih banyak pada
Golongan III, yaitu 25 pegawai. Sementara Golongan IV berjumlah 19 pegawai dan
Golongan II berjumlah 11 pegawai.

2. Sumber Daya Anggaran

Faktor lain yang sangat menentukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
adalah sumber daya anggaran. Sumber Daya Anggaran digunakan sesuai rencana dan
prioritas program yang digunakan selama Anggaran dan Realisasi Pendanaan 2017-2019
adalah sebagai berikut ;

Realisasi Alokasi APBD pada SKPD DPMDPPKBPPPA


Kabupaten Barru Selang Tahun 2018-2019

ALOKASI ANGGARAN
URAIAN 2018 2019
PENDAPATAN/BELANJA 8.408.366.178 2.032.043.208
BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.140.243.912 2.032.043.208
BELANJA LANGSUNG 6.268.122.266 5.192.822.841
Belanja Pegawai 699.530.000 775.920.000
Belanja Barang dan Jasa 4.944.792.266 3.871.881.841
Belanja Modal 676.755.700 545.021.000

Sebagaimana tampilan tabel 1.3 alokasi penganggaran APBD menunjukkan


Peningkatan pembelanjaan yakni dan proporsi antara belanja langsung dan tidak langsung,
dengan 3 urusan yang di tangani Hal ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan
anggaran belanja SKPD dapat meningkatkan pelayanan publik yang pro poor.

3. Sumber Daya Pendukung Lainnya.


Sumber daya pendukung lainnya selain SDM hal yang cukup menentukan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi antara lain berupa ; Gedung kantor yang memadai,
Ruang kerja yang representatif, Meja Kerja dan Kursi Kerja,Lemari Arsip,Kendaraan
Dinas, Komputer, Printer, Mesin Ketik, dll. kondisinya sarana dan prasarana sampai
dengan pada tahun 2019 dapat di dilihat pada tabel dibawah:

xvii
Sarana dan Prasarana
Dinas PMDPPKBP3A Kab. Barru

Kondisi
No Sarana dan Prasarana Jumlah
Baik Rusak
1. Tanah Ada - 6
2. Bangunan Gedung ✓ - 5
3. Kendaraan Roda 4 ✓ - 5
4. Kendaraan Roda Dua ✓ - 13

5. Filling Kabinet Besi/Metal ✓ - 3

6. Lemari Kayu 2 Pintu ✓ - 1

7. Lemari Perpustakaan ✓ - 1

8. Lemari Arsip ✓ - 5

9. Lemari Kaca ✓ - 1

10. Meja Biro ✓ - 3

11. Meja ½ Biro ✓ - 26

12. Meja Rapat ✓ - 47

13. Meja Kerja/Tulis ✓ - 4

14. Kursi Plastik ✓ - 19

15. Kursi Tamu ✓ - 2

16. Kursi Rapat ✓ - 74

17. Kursi Putar ✓ - 1

18. Kursi Meja Esalon ✓ - 12

19. Kursi Biasa ✓ - 1

20. Station Power dan Antena ✓ - 1

21. Lap Top ✓ - 2

22. PC Unit ✓ - 6

23. Note Book ✓ - 2

24. Printer ✓ - 1

25. Printer (EPSON) ✓ - 1

xviii
Kondisi
No Sarana dan Prasarana Jumlah
Baik Rusak
26. Printer HP ✓ - 1

27. LCD Proyektor ✓ - 1

28. Layar LCD ✓ - 1

29. AC Unit ✓ - 1

30. Kipas Angin ✓ - 8

31. Kompor Gas ✓ - 2

32. Kamera Digital ✓ - 2

33. Mesin Ketik Standar ✓ - 2

34. Sound System ✓ - 1

35. Gorden ✓ - 180

36. Warless ✓ - 1

37. Blender ✓ - 1

38. Faximile ✓ - 1

39. Mesin Potong Rumput (Fujifa) ✓ - 1

40. Dispenser (Crystal) ✓ - 1

41. Kamera (CANON A480) ✓ - 1

42. Tabung Gas ✓ - 1

43. Rak Buku ✓ - 1

44. Handy Camp ✓ - 1

45. Printer Epson T 13 + Infus ✓ - 1

46. Hardisk External ✓ - 1

xix
e. SISTEMATIKA LAPORAN
Berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja Dan tata cara reviu atas laporan kinerja,
muatan dokumen LAKIP tergambar dalam sistematika laporan, yang tersusun sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued)yang
sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran
kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika
ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja).
B. Realisasi Anggaran

xx
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
Lampiran:
1) Perjanjian Kinerja

2) Lain-lain yang dianggap perlu

xxi
Bab. II PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk


Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru
Tahun 2016-2021 memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai tugas dan fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan
Desa, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kabupaten Barru dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Barru
Tahun 2016-2021.
Visi Pemerintah Kabupaten Barru yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021 adalah “Terwujudnya Kabupaten Barru
Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”.Visi
tersebut menjadi visi bagi seluruh SKPD dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Barru dalam
tahun 2016-2021. Adapun penjelasan makna visi adalah sebagai berikut :
• Lebih maju mengandung arti ; Peningkatan berbagai indikator pembangunan akan lebih
baik seperti : pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan manusia (IPM), pendapatan
perkapita, angka harapan hidup, kehidupan beragama dan berbagai indikator sosial,
ekonomi dan politik lainnya.
• Sejahtera mengandung arti: Pembangunan Kabupaten Barru dilakukan untuk
memberikan kemakmuran serta meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Barru.
• Taat azas mengandung arti : Pembangunan Kabupaten Barru yang dilakukan mengacu
pada ketentuan agama, hukum dan norma budaya/adat istiadat serta kearifan lokal.
• Bermartabat mengandung arti : Bahwa pembangunan di Kabupaten Barru dilakukan
dengan berlandaskan pada semangat menuju daya saing dan kemandirian daerah dengan
mengutamakan harkat kemanusiaan dan harga diri.
• Bernafaskan keagamaan mengandung arti : Seluruh aktivitas dilaksanakan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat didasarkan pada nilai-nilai keagamaan, baik proses
maupun hasil kegiatan.

xxii
Misi Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021 adalah :
1. Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme SDM.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pembangunan untuk kesejahteraan
masyarakat.
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif.
4. Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional
dan internasional.
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Berdasarkan misi Pemerintah Kabupaten Barru tahun 2016-2021 tersebut, tugas pokok
dan fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru
sangat terkait dengan misi “ Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance)”.
Berdasarkan visi dan misi, Kabupaten Barru Tahun 2016-2021 maka Tujuan dan
Sasaran yang akan dicapai oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian
Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
(DPMDPPKBP3A) adalah
1. Meningkatnya Kualitas penyelenggaraan pemerintah Desa/kel
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari tujuan diatas adalah sebagai berikut :
1. Persentase desa/ kel yang difasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Desa/Kel
2. Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Desa
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari tujuan diatas adalah sebagai berikut :
1. Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat yang berkembang
2. Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan

3. Meningkatnya Fokus Prioritas Penanggulangan Kemiskinan


Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari tujuan diatas adalah sebagai berikut :
1. Proporsi Kontribusi Penanggulangan Kemiskinan yang tepat Sasaran
4. Meningkatnya Kualitas Layanan KB
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari tujuan di atas adalah sebagai berikut:
1. Rasio Akseptor KB
5. Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak

xxiii
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari tujuan di atas adalah sebagai berikut:
1. Rasio KDRT
2. Persentase Perangkat daerah yang berperan aktif dalam PUG
3. Jumlah Layanan Terpadu penanganan perlindungan Perempuan dan anak yang
terbentuk
6. Meningkatnya ketersediaan unsur unsur yang mendukung operasional
pelaksanaan tupoksi
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari tujuan di atas adalah sebagai berikut:
1. Presentase Ketersediaan dukungan ADM Perkantoran, sarana prasarana,
peningkatan disiplin, aparatur dan peningkatankapasitas SDM aparatur secara
tepat waktu
Uraian tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru pada periode
Tahun 2016-2021. secara rinci diuraikan pada tabel berikut :

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan


Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
(DPMDPPKBP3A) Kab. Barru

Target Volume
INDIKATOR
KONDIS
NO TUJUAN SASARAN TUJUAN /
I 2016 2017 2018 2019 2020 2021
SASARAN
AWAL
1 Meningkatkan Persentase desa 1,82 3,64 27,27 30,91 34,5 38,1 41,82
Kemandirian Desa berstatus 5 8
dalam pelaksanaan swasembada
pemerintahan dan
pembangunan
Meningkatnya Persentase desa 100% 100% 100% 100% 100 100 100%
Kualitas yang mencapai % %
Pendampinga tertib adimistrasi
n
penyelenggara
an pemerintah
Desa
Meningkatnya Persentase 60% 65% 70% 75% 80% 85% 85%
keberdayaan BUMDesa/Lembag
masyarakat a Ekonomi
Desa Masyarakat yang
berkembang
Cakupan Lembaga 100% 100% 100% 100% 100 100 100%
Kemasyarakat yang % %

xxiv
Target Volume
INDIKATOR
KONDIS
NO TUJUAN SASARAN TUJUAN /
I 2016 2017 2018 2019 2020 2021
SASARAN
AWAL
diberdayakan
Meningkatkan Tingkat Capaian 100% 100% 100% 100% 100 100 100%
Efektifitas Rasio Efektifitas % %
Penanggulangan Penanggulangan
Kemiskinan Kemiskinan
Meningkatnya Proporsi Kontribusi 100% 100% 100% 100% 100 100 100%
Fokus Penanggulangan % %
Prioritas Kemiskinan yang
Penanggulang tepat Sasaran
an
Kemiskinan
2 Mengendalikan Total Fertility Rate 2,6 2,6 2,6 2,6 2,58 2,56 2,54
Pertumbuhan (TFR)
Penduduk

Meningkatnya Rasio Akseptor KB 71,55 71,41 69 70 71,5 73,5 74,9


Kualitas
Layanan KB
3 Meningkatkan Persentase
Keberdayaan partisipasi
28,0 29,3
Perempuan dan perempuan di 16,63 14,37 14 26,83 30,58
8 3
Keterlindungan lembaga pemerintah
Anak
Meningkatnya
kualitas hidup
dan
0,01 0,00
perlindungan Rasio KDRT 0,042 0,024 0, 017 0,014 0,005
1 9
terhadap
perempuan
dan anak
Persentase 100% 100% 100% 100% 100 100 100%
Perangkat daerah % %
yang berperan aktif
dalam PUG

Jumlah Layanan 0 0 0 0 1 1 1
Terpadu
penanganan
perlindungan
Perempuan dan
anak yang terbentuk
4 Memenuhi Presentase
Dukungan Keterpenuhan
Operaional dukungan
pelaksanaan tugas operasional 100 100
100% 100% 100% 100% 100%
dan fungsi penyelenggaraan % %
Pemerintahan serta tugas dan fungsi
Pelaporan kinerja
dan keuangannya
Meningkatnya Presentase
ketersediaan Ketersediaan
unsur unsur dukungan ADM
yang Perkantoran, sarana
mendukung prasarana,
100 100
operasional peningkatan 100% 100% 100% 100% 100%
% %
pelaksanaan disiplin, aparatur
tupoksi dan
peningkatankapasita
s SDM aparatur
secara tepat waktu

xxv
4.1. Strategi dan Kebijakan

1. Strategi

Strategi ialah suatu cara untuk mencapai tujuan dan sasaran


organisasi yang telah ditetapkan melalui pola interaksi yang efektif dengan
lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengaitkan keunggulan strategi organisasi dengan tantangan
lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan strategi yang tepat oleh
organisasi.
Adapun strategi pencapaian sasaran Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi desa yang baik
melalui pengembangan kapasitas sumberdaya manusia
2. Meningkatkan pengelolaan keuangan desa melalui peningkatan
kapasitas aparatur desa
3. Meningkatnya Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan melalui Pelatihan,
sosialisasi, Pembinaan dll.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB melalui
optimalisasi fasilitasi pelayanan KB.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepesertaan KB melalui
sosialisasi dan pendampingan kepada peserta KB aktif.
6. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui
sosialisasi dan pendampingan kepada keluarga.
7. Menyusun, mereview, mengharmonisasikan, dan mengkoordinasikan,
berbagai regulasi dan kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender
di daerah.
8. Meningkatkan kualitas hidup perempuan pada kelompok masyarakat
melalui pemberian pelatihan keterampilan dan bantuan alat.

xxvi
9. Memberikan akses di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, social
budaya, hukum, politik, dan teknologi bagi perempuan melalui
pemberdayaan perempuan di segala bidang.
10. Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui
penanganan bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
11. Memulihkan perempuan dan anak korban tindak kekerasan dengan
reintegrasi sosial.
12. Mewujudkan pengarusutamaan hak-hak anak melalui peningkatan
advokasi dan sosialisasi kepada stakeholder dan masyarakat tentang
pemenuhan hak anak.

2. Kebijakan
Kebijakan merupakan pilihan terbaik untuk merealisasikan strategi
yang ditetapkan untuk pencapain tujuan dan sasaran organisasi.
Selanjutnya kebijakan dimaksud diterjemahkan lebih lanjut dalam bentuk
operasional berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun.
Adapun kebijakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa,
Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru sebagai berikut :
1. Peningkatan kapasitas aparatur desa.
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
4. Mendorong tumbuhnya kelompok dan pembinaan kelembagaan
masyarakat Desa.
5. Peningkatan komitmen dan kepedulian stakeholder dalam pemenuhan
akses dan pelayanan untuk menunjang program KB.
6. Peningkatan koordinasi dalam rangka percepatan implementasi
kebijakan terkait perlindungan khusus kepada anak dan pencegahan
kekerasan terhadap perempuan.

27
7. Penguatan dan peningkatan peran lembaga penyedia layanan
perlindungan khusus anak dan kekerasan terhadap perempuan dalam
penanganan kasus.

B. PROGRAM DAN KEGIATAN


Berdasarkan tujuan, strategi dan kebijakan tersebut diatas, maka
program dan kegiatan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Barru untuk tahun 2019 antara lain :
1. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan adimistrasi desa
1. Pembinaan dan Penguatan Penyelenggaraan Alokasi Dana Desa
2. Pembinaan dan Penguatan Penyelenggaraan Dana Desa
3. Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa Dalam Bidang Pengelolaan Keuangan
Desa
4. Fasilitasi kerjasama desa
5. Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam bidang Pembangunan Kawasan
Pedesaan
2. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
1. Penyusunan, pendayagunaan dan pembinaan Profil Desa dan Kelurahan
2. Evaluasi Perkembangan Desa/Kelurahan
3. Pemilihan Kades
4. Penyusunan kerangka Regulasi Pemerintah Desa dan LKD/LKK
5. Pembentukan BPD
3. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
1. Pelatihan Keterampilan Usaha Industri Kerajinan
2. faslitasi dan bimbingan teknis pengelolaan pasar desa
3. Pelatihan Keterampilan Manajemen BUMDES
4. Program Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi Teknologi dan Teknologi
Baru
1. Pengembangan dan Rekayasa TTG dan Teknologi Baru Pedesaan
2. Pelaksanaan Gelar TTG Nasional, Pekan Inovasi Desa, dan Pameran Potensi
Desa

28
5. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
1. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi masyarakat Pedesaan
2. Pembinaan, Pelatihan dan Pelaksanaan HKG dan Rakerda PKK
3. Pembinaan dan Pemberdayaan Perempuan dan Kelompok Dasawisma
6. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun Desa
1. Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa/Kelurahan
2. Pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat
7. Program Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat
1. Percepatan implementasi kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Terpadu
(PIK-PAKET)
8. Program Keluarga Berencana
1. Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi keluarga miskin
2. Promosi Pelayanan Khiba
3. Pembinaan Keluarga Berencana
4. Pengadaan Insentif Operasional PPKBD dan Sub PPKBD dan PKB Gaya
Baru
5. Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi (DAK)
6. Pelayanan KB Medis Operasi Pria
7. Pembentukan Kampung KB
8. Jambore Institusi Masyarakat
9. Rapat Kerja Daerah Program Kependudukan dan KB Nasional Tk.
Kabupaten Barru
10. Fasilitasi Bhaksos
9. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga
1. Penyediaan Alat Kontrasepsi bagi keluarga miskin
10. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Advokasi dan KIE tentang Kesehatan reproduksi Remaja (KRR) dan Luar
Sekolah
2. Sosialisasi Pembentukan PIK KR Luar Sekolah
11. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR
1. Fasilitasi Kelompok masyarakat peduli KB
12. Program Pembinaan Pusat Informasi Dan Konseling Remaja

29
1. Pembinaan Pusat informasi danKonseling Remaja dalam / Luar sekolah
13. Program Penyuluhan Narkoba Pms Dan Hiv/Aids
1. Penyuluhan Narkoba PMS dan HIV/AIDS
14. Program Pembinaan Keluarga Sejahtera Dan Pemberdayaan Keluarga
1. Lomba Ketahanan dan Pemberdayaan Kelua rga BKB BKR dan BKL
2. Pelatihan tenaga Pendamping kelompok bina keluarga dikecamatan
3. Fasilitasi pembentukan dan pengembangan BKB HI
4. Lomba penulisan pidato dll tentang kependudukan
5. Pembinaan Kader BKB BKR BKL
15. Program Peningkatan Ketersediaan Data Dan Informasi Program KB
1. Sosialisasi Pendataan Keluarga
2. Pelaksanaan Pen dataan Keluarga (cetak formulir; insentif pendata;
monitoring)
3. Penyajian Data dan Informasi Pendataan Keluarga
4. Rakerda Koalisi Kependudukan
5. Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk
16. Program Pembinaan PPKS
1. Sosialisasi PPKS
2. Pembinaan PPKS
3. Pengadaan Insentif Operasional Pengelola PPKS (Pusat Pelayanan
Keluarga Sejahtera)
17. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
1. Advokasi dan Fasilitasi PUG bagi Penentu Kebijakan
2. Penguatan Kelembagaan Pengarusu tamaan Gender dan Anak
3. Workshop Analisis Data Gender
4. Penyusunan Profil Gender dan Anak
18. Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
1. Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
2. Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera
(P2WKSS)
3. Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perempuan dalam pengambilan

30
keputusan
4. Sosialisasi Pendidikan Politik bagi Perempuan
5. Pelatihan Kepribadian dan Publik Speaking
19. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
1. Sosialisasi dan Advokasi kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja
2. Sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan KDRT
3. Penyusunan Propil perlindungan perempuan dan Anak
4. Pembinaan organisasi perempuan
20. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Anak
1. Pengembangan kelembagaan Anak
21. Program Peningkatan Keserasian Kebijakan dan Perlindungan Anak
1. Fasilitasi pengembangan terpadu Pemberdayaan Perempuan dan anak
(P2TP2A)
2. Penyebar luasan Informasi tentang Peranan dan Perlindungan terhadap
Gender dan Anak
3. Peningkatan kapasitas dan jari ngan kelembagaan pemberdayaan
Perempuan dan anak
22. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2. Penyediaan Jasa Komunikasi,Sumber daya Air dan Telpon
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas
Operasional
4. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
5. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
9. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
10. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Kedalam Daerah
23. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

31
3. Pengadaan Mebeulair
4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubileir
24. Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
1. Pendidikan dan Pelatihan Formal
2. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
3. Bimbingan Tehnis Inplementasi Peraturan Perundang-Undangan
25. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja
dan Keuangan
1. Penyusunan laporan, Capaian kinerja dan ihtisar Realisasi Kinerja SKPD
2. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
5. Penyusun RKA dan DPA

C. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA


Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Barru juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang,
sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi.
Penetapan IKU telah mengacu pada Renstra Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak serta RPJMD Kabupaten Barru tahun 2016-2021. Indikator
Kinerja Utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada
dalam Renstra Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Barru tahun 2016-2021 sebagai berikut :

32
INDIKATOR KINERJA UTAMA
DINAS PMD,PPKB&PPPA 2019

PENANGGUNG SUMBER
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET JAWAB DATA

1 Meningkatnya Persentase desa yang 100% Bidang Pemerintahan Laporan


Kualitas mencapai tertib adimistrasi Desa Pelaksanaan
Pendampingan Kegiatan
penyelenggaraan
pemerintah Desa
2 Meningkatnya Persentase 80% Bidang Pemberdayaan Laporan
keberdayaan BUMDesa/Lembaga masyarakat Pelaksanaan
masyarakat Desa Ekonomi Masyarakat yang Kegiatan
berkembang
Cakupan Lembaga 100% Bidang Pemberdayaan Laporan
Kemasyarakat yang masyarakat Pelaksanaan
diberdayakan Kegiatan
3 Meningkatnya Fokus Proporsi Kontribusi 100% Bidang Pemberdayaan Laporan
Prioritas Penanggulangan masyarakat Pelaksanaan
Penanggulangan Kemiskinan yang tepat Kegiatan
Kemiskinan Sasaran
4 Meningkatnya Rasio Akseptor KB 71,5 Bidang Keluarga Laporan
Kualitas Layanan KB Berencana/Keluarga Pelaksanaan
Sejahtera Kegiatan
5 Meningkatnya Rasio KDRT 0,011 Bidang Pemberdayaan Laporan
kualitas hidup dan Perempuan dan Pelaksanaan
perlindungan terhadap Perlindungan anak Kegiatan
perempuan dan anak
Persentase Perangkat daerah 100% Bidang Pemberdayaan Laporan
yang berperan aktif dalam Perempuan dan Pelaksanaan
PUG Perlindungan anak Kegiatan
Jumlah Layanan Terpadu 1 Bidang Pemberdayaan Laporan
penanganan perlindungan Perempuan dan Pelaksanaan
Perempuan dan anak yang Perlindungan anak Kegiatan
terbentuk
6 Meningkatnya Presentase Ketersediaan 100% Bagian Sekretariat Laporan
ketersediaan unsur dukungan ADM Pelaksanaan
unsur yang Perkantoran, sarana Kegiatan
mendukung prasarana, peningkatan
operasional disiplin, aparatur dan
pelaksanaan tupoksi peningkatankapasitas SDM
aparatur secara tepat waktu

D. Perjanjian Kinerja Tahun 2019


Perjanjian kinerja sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53
Tahun 2014 adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

33
Perjanjian Kinerja DPMDPPKBPPPA tahun 2019 disusun dengan
berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2019 memuat perjanjian antara Kepala
Dinas selaku pihak yang akan mencapai target-target kinerja dengan Bupati sebagai
atasan yang dibuat pada awal tahun. Adapun perjanjian kinerja Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru Tahun 2019
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

Anggaran
Indikator
No. Sasaran Target Program Kegiatan Anggaran (Rp) Perubahan
Kinerja
(Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Meningkatnya Persentase 100% Program Pembinaan dan 51.324.500,- 51.324.500,-
Kualitas desa/ kel yang pembinaan dan Penguatan
penyelenggara difasilitasi fasilitasi Penyelenggaraan
an pemerintah dalam pengelolaan ADD
Desa/kel penyelenggara adimistrasi desa
an
pemerintahan
Desa/Kel
Pembinaan dan 78.687.000,- 78.687.000,-
Penguatan
Penyelenggaraan
Dana Desa
Pelatihan 10.953.000,- 10.953.000,-
Aparatur
Pemerintah Desa
Dalam Bidang
Pengelolaan
Keuangan Desa
Fasilitasi 21.733.300,- 21.733.300,-
kerjasama desa
Pelatihan 17.906.800,- 17.906.800,-
Aparatur
Pemerintah Desa
dalam bidang
Pembangunan
Kawasan
Pedesaan
Program Penyusunan 18.422.000,- 18.422.000,-
Peningkatan Kerangka
Kapasitas Regulasi
Aparatur LKD/LKK
Pemerintah
Desa

34
Anggaran
Indikator
No. Sasaran Target Program Kegiatan Anggaran (Rp) Perubahan
Kinerja
(Rp.)
Penyusunan, 23.023.500- 23.023.500-
pendayagunaan
dan pembinaan
Profil Desa dan
Kelurahan
Evaluasi 91.954.941,- 91.954.941,-
Perkembangan
Desa/Kelurahan
Program Pelaksanaan
Peningkatan Musyawarah
Partisipasi Pembangunan
Masyarakat Desa/Kelurahan
dalam
membangun
Desa
Pelaksanaan
Bulan Bakti
Gotong Royong
Masyarakat
2 Meningkatnya Persentase 80 % Program Pelatihan 42.055.500,- 42.055.500,-
Keberdayaan BUMDesa/Le Pengembangan Keterampilan
Masyarakat mbaga Lembaga Manajemen
Desa Ekonomi Ekonomi BUMDES
Masyarakat Pedesaan
yang
berkembang
Pelatihan 27.092.000,- 27.092.000,-
Keterampilan
Usaha Industri
Kerajinan
Fasilitasi dan 8625500,- 8625500,-
Bimbingan Teknis
Pengelolaan Pasar
Desa
Program Pengembangan 28.768.000,- 28.768.000,-
Penguasaan dan dan Rekayasa
Pengembangan TTG dan
Aplikasi Teknologi Baru
Teknologi dan Pedesaan
Teknologi Baru
Pelaksanaan Gelar 39.166.000,- 54.524.000,-
TTG Nasional,
Pekan Inovasi
Desa, dan
Pameran Potensi
Desa
Cakupan 100% Program Pemberdayaan 54.824.000,- 54.824.000,-
Lembaga Peningkatan Lembaga dan
Kemasyarakat Keberdayaan Organisasi
yang Masyarakat masyarakat
diberdayakan Pedesaan Pedesaan
Pembinaan, 208.796.200,- 258.614.700,-
Pelatihan dan
Pelaksanaan HKG

35
Anggaran
Indikator
No. Sasaran Target Program Kegiatan Anggaran (Rp) Perubahan
Kinerja
(Rp.)
dan Rakerda PKK
Pembinaan dan 95.431.900,- 190.769.500,-
Pemberdayaan
Perempuan dan
Kelompok
Dasawisma
3 Meningkatnya Proporsi 100% Program Percepatan 243.366.000,- 302.586.500,-
Fokus Kontribusi Penanggulangan implementasi
Prioritas Penanggulanga kemiskinan kegiatan
Penanggulang n Kemiskinan berbasis Penanggulangan
an yang tepat pemberdayaan Kemiskinan
Kemiskinan Sasaran masyarakat Terpadu (PIK-
PAKET)
4 Meningkatnya Rasio Akseptor 71,50 Program Promosi 28.821.500,- 28.821.500,-
Kualitas KB Keluarga Pelayanan Khiba
Layanan KB Berencana
Pembinaan 148.396.000 148.396.000
Keluarga
Berencana
Pengadaan 655.926.000 655.920.000
Insentif
Operasional
PPKBD dan Sub
PPKBD dan PKB
Gaya Baru
Penyediaan 2.269.451.000 2.269.451.000
Pelayanan KB
dan Alat
Kontrasepsi
(DAK)
Fasilitasi Bhaksos 96.810.800 96.810.800

Penyediaan - 5.300.000
Pelayanan KB
dan Alat
Kontrasepsi
(Lanjutan)
Program Pelatihan tenaga 25.009.500 25.009.500
Pembinaan Pendamping
Keluarga Sejah kelompok bina
tera Dan keluarga
Pemberdayaan dikecamatan
Keluarga
5 Meningkatnya Rasio KDRT 0,011 Program Sosialisasi dan 12.651.600 12.651.600
kualitas hidup Penguatan Advokasi
dan Kelembagaan kebijakan
perlindungan Pengarusutamaa Perlindungan
terhadap n Gender Tenaga Kerja
perempuan
dan anak
Sosialisasi sistem 11.111.000 11.111.000
pencatatan dan
pelaporan KDRT
Workshop 8.539.900 20.099.900

36
Anggaran
Indikator
No. Sasaran Target Program Kegiatan Anggaran (Rp) Perubahan
Kinerja
(Rp.)
Analisis Data
Gender
Persentase 100% Program Pembinaan 85.693.400 85.693.400
Perangkat Peningkatan organisasi
daerah yang Peranserta dan perempuan
berperan aktif Kesetaraan
dalam PUG Gender dalam
Pemb.
Pendidikan dan 26.049.000 26.049.000
Pelatihan
Peningkatan
Peran Serta dan
Kesetaraan
Gender
Peningkatan 47.152.000 33.842.000
Peranan Wanita
menuju Keluarga
Sehat Sejahtera
(P2WKSS)
Jumlah 1 Program Peni Fasilitasi 38.563.000 38.563.000
Layanan ngkatan Kese pengembangan
Terpadu rasian terpadu
penanganan Kebijakan dan Pemberdayaan
perlindungan Perlindungan Perempuan dan
Perempuan dan Anak anak (P2TP2A)
anak yang
terbentuk
Program Pengembangan 77.214.000 94.883.600
Peningkatan kelembagaan
Kualitas Hidup Anak
dan
Perlindungan
An
6 Meningkatnya Presentase 100% Program Penyediaan Jasa 63.608.800 63.608.800
ketersediaan Ketersediaan Pelayanan Surat Menyurat
unsur unsur dukungan Administrasi
yang ADM Perkantoran
mendukung Perkantoran,
operasional sarana
pelaksanaan prasarana,
tupoksi peningkatan
disiplin,
aparatur dan
peningkatanka
pasitas SDM
aparatur secara
tepat waktu
Penyediaan Jasa 22.200.000 22.200.000
Komunikasi,Sum
ber daya Air dan
Telpon
Penyediaan Jasa 12.650.000 12.650.000
Pemeliharaan dan
Perizinan
Kendaraan Dinas

37
Anggaran
Indikator
No. Sasaran Target Program Kegiatan Anggaran (Rp) Perubahan
Kinerja
(Rp.)
Operasional
Penyediaan Jasa 9.600.000 9.600.000
Kebersihan
Kantor
Penyediaan Jasa 1.450.000 1.450.000
Perbaikan
Peralatan Kerja
Penyediaan 3.000.000 3.000.000
Komponen
Instalasi
Listrik/Peneranga
n Bangunan
Kantor
Penyediaan 485.000 485.000
Peralatan Rumah
Tangga
Rapat-Rapat 105.154.000 105.154.000
Koordinasi dan
Konsultasi Keluar
Daerah
Rapat-Rapat 15.817.000 15.817.000
Koordinasi dan
Konsultasi
Kedalam Daerah
Program Pengadaan 7.020.000 7.020.000
Peningkatan Perlengkapan
Sarana dan Gedung Kantor
Prasarana
Aparatur Negara
Pengadaan 21.000.000 21.000.000
Peralatan Gedung
Kantor
Pengadaan 12.500.000 12.500.000
Mebeulair
Pemeliharaan 7.800.000 7.800.000
Rutin/Berkala
Gedung Kantor
Pemeliharaan 30.000.000 30.000.000
Rutin/Berkala
Kendaraan
Dinas/Operasiona
l
Pemeliharaan 600.000 600.000
Rutin/Berkala
Peralatan Gedung
Kantor
Pemeliharaan 1.290.000 1.290.000
Rutin/Berkala
Meubileir
Meningkatnya Nilai cc Program Pendidikan dan 12.529.000 18.529.000
Akuntabilitas Akuntabilitas Peningkatan Pelatihan Formal
pelaporan penyelenggara Kapasitas
kinerja dan an urusan Sumber Daya
keuangan Pemerintahan Aparatur

38
Anggaran
Indikator
No. Sasaran Target Program Kegiatan Anggaran (Rp) Perubahan
Kinerja
(Rp.)
Bimbingan Tehnis 16.058.000 16.058.000
Inplementasi
Peraturan
Perundang-
Undangan
5.068.259.641, 5.192.822.841,
JUMLAH
- -

39
Bab. III AKUNTABILITAS KINERJA

I. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI


Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak diimplementasikan dalam pelaksanaan 96 kegiatan dari 25
program untuk mendukung 6 sasaran strategis.
Dalam rangka pengukuran kinerja, indikator yang digunakan adalah

Indikator sasaran strategis dan indikator kegiatan. Indikator Kinerja sasaran

strategis adalah yang menggambarkan tingkat keberhasilan/kegagalan pencapaian

sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kinerja.

Indikator Kinerja Kegiatan terdiri dari indikator input, output dan outcome untuk

setiap kegiatan. Selanjutnya setiap indikator kinerja ditetapkan satuan, rencana

dan realisasinya. Dari perbandingan antara rencana dan realisasi tersebut

dihasilkan capaian kinerja.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara

target kinerja dan realisasi kinerja dengan memperhatikan karakteristik

komponen realisasi, dalam kondisi :

1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik,

maka digunakan rumus :

Realisasi
Capaian kinerja = X 100%
Target

40
2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin

rendah, maka digunakan rumus :

Untuk memudahkan interpretasi atas pencapaian sasaran dipergunakan


Target-(Realisasi-Target)
skala pengukuran kinerja
Capaian kinerja = sebagai berikut : X 100%
Target
85% s.d. 100% = sangat berhasil
70% s.d. 84% = berhasil
55% s.d. 69% = cukup berhasil
0% s.d 54% = kurang berhasil
Capaian kinerja yang dapat dilaporkan cenderung lebih dititikberatkan
pada sejauh mana program dan kegiatan telah membawa manfaat bagi
masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya, dengan indikator kinerja
yang ditetapkan.
Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil
capaian suatu indikator tidak semata-mata merupakan output dari suatu program
atau sumber dana, tetapi merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi antara
berbagai program. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan tidak dapat
diklaim sebagai hasil dari suatu sumber dana atau oleh suatu pihak saja.
Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat pencapaian sasaran
DPMDPPKBPPPA Kabupaten Barru tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

Pencapaian Kinerja Dinas PMDP2KBP3A Tahun 2019

Realisasi Tingkat
Target Tingkat
capaian Target Realisasi capaian
Renstra capaian Realisasi
Indikator kinerja kinerja capaian kinerja
No. Sasaran tahun kinerja Predikat kinerja
Kinerja Utama tahun tahun kinerja Renstra
2016- tahun s/d 2019
2017 s/d 2019 2019 s/d
2021 2019
2018 2019
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Meningkatny Persentase desa/ 100% 100% 100% 100% 100% sangat 100% 100%
a Kualitas kel yang berhasil
penyelenggar difasilitasi
aan dalam
pemerintah penyelenggaraa
Desa/kel n pemerintahan
Desa/Kel
Rata-rata capaian kinerja 100% 100%

41
Realisasi Tingkat
Target Tingkat
capaian Target Realisasi capaian
Renstra capaian Realisasi
Indikator kinerja kinerja capaian kinerja
No. Sasaran tahun kinerja Predikat kinerja
Kinerja Utama tahun tahun kinerja Renstra
2016- tahun s/d 2019
2017 s/d 2019 2019 s/d
2021 2019
2018 2019
2 Meningkatny Persentase 85% 60% 80% 75% 94% berhasil 75% 88%
a BUMDesa/Lem
Keberdayaan baga Ekonomi
Masyarakat Masyarakat
Desa yang
berkembang
Cakupan 100% 100% 100% 90% 90% sangat 90% 90%
Lembaga berhasil
Kemasyarakat
yang
diberdayakan
Rata-rata capaian kinerja 92% 89%
3 Meningkatny Proporsi 100% 90% 100% 90% 90% berhasil 90% 90%
a Fokus Kontribusi
Prioritas Penanggulangan
Penanggulang Kemiskinan
an yang tepat
Kemiskinan Sasaran
Rata-rata capaian kinerja 90% 90%
4 Meningkatny Rasio Akseptor 74,9 70 71,5 69,29 97% sangat 69,29 93%
a Kualitas KB berhasil
Layanan KB
Rata-rata capaian kinerja 97% 93%
5 Meningkatny Rasio KDRT 0,005 0,012 0,011 0,33 100% sangat 0,33 100%
a kualitas berhasil
hidup dan
perlindungan
terhadap
perempuan
dan anak
Persentase 100% 80% 100% 85% 85% sangat 85% 85%
Perangkat berhasil
daerah yang
berperan aktif
dalam PUG
Jumlah Layanan 1 0 1 1 100% sangat 100% 100%
Terpadu berhasil
penanganan
perlindungan
Perempuan dan
anak yang
terbentuk

Rata-rata capaian kinerja 95% 95%

42
Realisasi Tingkat
Target Tingkat
capaian Target Realisasi capaian
Renstra capaian Realisasi
Indikator kinerja kinerja capaian kinerja
No. Sasaran tahun kinerja Predikat kinerja
Kinerja Utama tahun tahun kinerja Renstra
2016- tahun s/d 2019
2017 s/d 2019 2019 s/d
2021 2019
2018 2019
6 Meningkatny Presentase 100% 95% 100% 95% 95% sangat 95% 95%
a ketersediaan Ketersediaan berhasil
unsur unsur dukungan ADM
yang Perkantoran,
mendukung sarana
operasional prasarana,
pelaksanaan peningkatan
tupoksi disiplin,
aparatur dan
peningkatankap
asitas SDM
aparatur secara
tepat waktu

a. Evaluasi dan Analisis Kinerja


Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan formulir
pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja,
Adapun seluruh capaian tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran dapat dilihat
sebagai berikut :

Sasaran : I
Meningkatnya Kualitas penyelenggaraan pemerintah Desa/Kel

Indikator kinerja utama yang menjadi ukuran keberhasilan pencapaian


sasaran ini adalah Persentase desa/ kel yang difasilitasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa/Kel, dengan target sebanyak 100%, dengan persentase
capaian 100% dengan Predikat sangat berhasil. Adapun analisis pencapaian
sasaran dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

43
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019

ANALISIS CAPAIAN SASARAN TAHUN 2019

INDIKATOR KINERJA Capaian


Target Realisasi
UTAMA Kinerja (%)
Persentase desa/ kel yang 100 % 100 % 100
difasilitasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan Desa/Kel

Berdasarkan tabel tersebut di atas, target kinerja yang ditetapkan dari


indikator “Persentase desa/ kel yang difasilitasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa/Kel” pada tahun 2019 adalah sebesar 100%. Dengan
pelaksanaan kegiatan tahun 2019, diperoleh realisasi sebesar 100 %, sehingga
capaian kinerja diperoleh sebesar 100%.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019


dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja indikator


“Persentase desa/ kel yang difasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Desa/Kel” tahun 2019 dengan tahun 2018 dengan beberapa tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel berikut :

Target Realisasi Capaian


Indikator
Kinerja Utama 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Persentase desa/ 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 % 100 100 %
kel yang % % % % % % % % % %
difasilitasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
Desa/Kel

Berdasarkan tabel tersebut diatas, “indikator “Persentase desa/ kel yang


difasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kel” pada tahun 2019
dari tahun 2018 sd Tahun 2019 Capaian Kinerjanya sebanyak 100%. Ini
mengindikasikan bahwa target yang telah ditetapkan pada indikator kinerja dapat
terlaksana dengan baik.

44
3. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai tahun 2019 dengan target
Renstra 2016-2021

Indikator kinerja indikator “Persentase desa/ kel yang difasilitasi dalam


penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kel” adalah indikator kinerja bersifat
kumulatif, sehingga realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 adalah realisasi
kinerja yang diperoleh pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari indikator “Persentase
desa/ kel yang difasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kel”
sampai tahun 2019 dengan target renstra 2016-2021 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Realisasi
Indikator Kinerja Target 2016- Kinerja Capaian
Utama 2021 sampai dengan Kinerja
2019
Persentase desa/ kel yang 100% 100% 100%
difasilitasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan Desa/Kel

Berdasarkan tabel tersebut diatas, capaian kinerja dari indikator


“Persentase desa/ kel yang difasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Desa/Kel” sampai dengan tahun 2019 adalah 100%. Keberhasilan capaian
kinerja ini didapat berdasarkan target bahwa setiap tahunnya desa harus
difasilitasi dengan asumsi target 100% telah dicapai sehingga tahun berikutnya
tinggal dilakukan strategi dalam peningkatan capaian kinerja.

4. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan


Kinerja
Dalam mencapai kinerja tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, diantaranya :
- Faktor pendorong keberhasilan indikator ini adalah
a. Terlaksananya pembinaan dan penguatan Alokasi Dana Desa. Dan
Dana Desa APBN dan bagi hasil pajak dan retribusi daerah, yaitu
berupa Pengelolaan Keuangan Desa yang meliputi perencanaan,

45
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa di 40 desa se kabupaten Barru sesuai dengan undang
undang desa tahun 2014 dan Permendagri 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa dengan capaian 100 %
b. Terlaksannya Evaluasi Perkembangan Desa dengan indikator
tersedianya data profil desa dan kelurahan sebagai data dasar bersama
dalam manajemen pembangunan partisipatif mulai dari tingkat desa dan
kelurahan, sampai tingkat kecamatan, kabupaten/kota, Provinsi dan
Pusat/Nasional dengan capaian 100 %
- Permasalahan pada pencapaian indikator ini yaitu:
b) Kegiatan Evaluasi Perkembangan Desa lebih pada kegiatan seremonial
penyambutan tim penilai, sehingga ada kecendrungan aparat desa atau
masyarakat tergantung dari menang dan kalah saja setelah di bacakan
pemenangnya, tetapi keberlanjutan kegiatan tersebut belum optimal.
c) pengisian profil desa/kelurahan yang merefleksikan potensi dan
perkembangan pembangunan belum dilaksanakan secara akurat, tertib
dan berkesinambungan oleh desa.
d) bahwa pada saat sekarang ini perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan secara partisipatif hanya dilakukan dan di fasilitasi pada
level atau tingkat desa dan kelurahan saja belum menyentuh pada level
yang paling bawah yaitu level atau tingkat dusun/lingkungan.

Upaya pemecahannya antara lain :


a) Melaksanakan pembinaan yang lebih intensif dan fokus terhadap
pengisian buku – buku administrasi Desa dan Kelurahan dan
profil Desa dan Kelurahan
b) sebaiknya penilaiannya lomba desa dilakukan dalam satu tahun
atau dalam 6 bulan, bukan satu hari seperti model yang digunakan
sekarang, Apa yang dinilai, bisa diantaranya adalah tingkat
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perangkat desa
(instrumen dan indikatornya merupakan masalah teknis yang bisa
didiskusikan bersama), pertumbuhan pendidikan, pertumbuhan

46
perekonomian, keamanan lingkungan, pelayanan kesehatan,
indeks korupsi, dan lain-lain. Olah raga, kesenian, budaya,
kehidupan beragama bisa dimasukan kedalam penilaian,
c) Perlu strategi dan perencanaan yang lebih inovatif untuk
menggerakkan masyarakat dalam rangka meningkatkan
partisipasi gotong royong masyarakat, Pemahaman tentang
swadaya yang selama ini lebih mengarah pada partisipasi dana
perlu diperluas dengan swadaya dalam bentuk lain, sehingga
kegiatan rutin Lomba Desa/kel bisa memberi manfaat sebaik-
baiknya bagi masyarakat. Makin baik manfaat kegiatan Lomba
Desa/kel bagi masyarakat otomatis akan meningkatkan partisipasi
dan dukungan dari elemen masyarakat tanpa ada keterpaksaan.
d) Diperlukan proses pendampingan dan fasilitasi yang di mulai pada
level atau tingkat yang paling bawah yaitu tingkat
dusun/lingkungan, sehingga proses perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan secara partisipatif dengan sistem perencanaan dari
bawah (Buttom Up Planning) yang dilakukan oleh masyarakat
dapat tercapai.

5. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun


kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
Keberhasilan pencapaian kinerja dari indikator “Persentase desa/ kel
yang difasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kel” diperoleh dari
pelaksanaan Program yaitu :
1. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Administrasi Desa dengan
indikator Program Persetase seluruh desa yang terfasilitasi dalam pengelolaan
adimistrasi desa dengan Capaian 100%. Adapun realisasi anggaran dari
proram dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Pembinaan dan
I Fasilitasi Pengelolaan 180.604.600 158.408.600 87,71
Administrasi Desa
Pembinaan dan Penguatan
1 51.324.500 43.674.000 85,09
Penyelenggaraan Alokasi

47
Anggaran Realisasi %
Dana Desa
Pembinaan dan Penguatan
2 78.687.000 68.962.000 87,64
Penyelenggaraan Dana Desa
Pelatihan Aparatur
Pemerintah Desa dalam
3 10.953.000 10.953.000 100,00
Bidang Pengelolaan
Keuangan Desa
4 Fasilitasi Kerjasama Desa 21.733.300 18.022.800 82,93
Pelatihan Aparatur
Pemerintah Desa dalam
5 17.906.800 16.796.800 93,80
Bidang Pembangunan
Kawasan pedesaan

2. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dengan indikator


Program yaitu cakupan desa yang meningkat dalam pengelolaan
pemerintahan desa dengan Capaian 100%, Adapun realisasi anggaran dari
proram dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Peningkatan
II Kapasitas Aparatur 133.400.441 108.965.998 81,68
Pemerintah Desa
Penyusunan Kerangka
1 18.422.000 14.992.000 81,38
Regulasi LKD/LKK
Penyusunan, Pendayagunaan,
3 dan Pembinaan Profil Desa dan 23.023.500 22.141.000 96,17
Kelurahan
Evaluasi Perkembangan
4 91.954.941 71.832.998 78,12
Desa/Kelurahan

3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa


dengan indikator Program yaitu : Cakupan Partisipasi Masyarakat dalam
pembangunan dengan target 40 Desa capaiannya 100%, Adapun realisasi
anggaran dari proram dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Peningkatan
III Partisipasi Masyarakat Dalam 68.814.500 51.482.000 74,81
Membangun Desa
Pelaksanaan Musyawarah
1 61.185.000 48.372.500 79,06
Pembangunan Desa
Pelaksanaan Bulan Bhakti
2 7.629.500 3.109.500 40,76
Gotong Royong

48
Sasaran : II
Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Desa

Indikator kinerja utama yang menjadi ukuran keberhasilan pencapaian


sasaran ini terdapat 2 indikator 1. Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi
Masyarakat yang berkembang, dengan persentase capaian 94% dengan Predikat
sangat berhasil dan 2. Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan
dengan persentase capaian 90% dengan Predikat sangat berhasil. Adapun
analisis pencapaian sasaran dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019
ANALISIS CAPAIAN SASARAN TAHUN 2019

INDIKATOR KINERJA Capaian


Target Realisasi
UTAMA Kinerja (%)
Persentase 80 % 75% 94%
BUMDesa/Lembaga
Ekonomi Masyarakat yang
berkembang
Cakupan Lembaga 100% 90% 90%
Kemasyarakat yang
diberdayakan

Berdasarkan tabel tersebut di atas, target kinerja yang ditetapkan dari


indikator 1. Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat yang
berkembang, dengan Realisasi 75% dari Target 80% , dengan persentase capaian
94% dan 2. Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan dengan
Realisasi sebanyak 90% dari Target 100%, dengan persentase capaian 90%.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019


dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja indikator “Persentase


BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat yang berkembang dan Cakupan

49
Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan” tahun 2019 dengan tahun 2018
dengan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
Target Realisasi Capaian
Indikator
Kinerja Utama 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Persentase 65% 70% 75% 80% 55% 60% 60% 75% 84,6 85,71 80,0 93,75
BUMDesa/Lem 2% % 0% %
baga Ekonomi
Masyarakat
yang
berkembang
Cakupan 100 100 100 100 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Lembaga % % % %
Kemasyarakat
yang
diberdayakan

Berdasarkan tabel tersebut diatas, (1). Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi


Masyarakat yang berkembang pada tahun 2019 mengalami peningkatan
sebanyak 15 % dari Tahun Lalu, dari Capaian Tahun 2016 s/d 2018 sebanyak
dari 55% menjadi 75 % pada tahun 2019, sehingga capaian kinerja Persentase
BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat yang berkembang mengalami
Kenaikan. (2). Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan Dari Tahun
2016 s/d 2019 tidak mengalami kenaikan kinerja dengan capaian Kinerja 90 %.

6. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai tahun 2019 dengan target


Renstra 2016-2021

Perbandingan antara Realisasi kinerja Tahun 2019 dengan target Renstra


2016-2021 Pada indikator “Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi
Masyarakat yang berkembang dan Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang
diberdayakan” adalah indikator kinerja bersifat kumulatif, sehingga realisasi
kinerja sampai dengan tahun 2019 adalah realisasi kinerja yang diperoleh pada
tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari indikator Persentase
BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat yang berkembang dan Cakupan
Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan” sampai tahun 2019 dengan target
renstra 2016-2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

50
Realisasi
Target
Indikator Kinerja Kinerja Capaian
Renstra 2016-
Utama sampai Kinerja
2021
dengan 2019
Persentase 85 % 75% 88,24%
BUMDesa/Lembaga
Ekonomi Masyarakat
yang berkembang
Cakupan Lembaga 100% 90% 90%
Kemasyarakat yang
diberdayakan

Berdasarkan tabel tersebut diatas, capaian kinerja dari indikator


“Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat yang berkembang dan
Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan” sampai dengan tahun
2019 bila dibandingkan dengan target Renstra dari periode pertama Renstra
sampai dengan periode akhir Renstra adalah sebesar 88,24% dan 90 %.

7. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan


Kinerja
Dalam mencapai kinerja tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, diantaranya :
4. Indikator Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat yang
berkembang
- Faktor pendorong keberhasilan indikator ini adalah
a. Meningkatnya jumlah pengurus BUMDesa yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang manajemen BUMDesa di 40 desa dengan
capaian
b. Terlatihnya masyarakat (pokmas) dalam bidang usaha industri kerajinan
dengan capaian
c. Terlaksananya Pelatihan Tehnologi Tepat Guna dan Gelar TTG
Untuk tahun 2019 target yang ditetapkan dalam rangka
berkembangnnya Bumdesa dan lembaga ekonomi Masyarakat sebesar 85 %
dengan realisasi sebesar 75 % dan tingkat capaiannya kinerja sebesar 81%,
sesuai dengan evaluasi yang dilaksanakan di desa bahwa sejak tahun 2011

51
telah terbentuk 40 Bumdesa di tiap desa, namun indikator untuk
berkembanganya Bumdesa belum mencapai target yang telah ditetapkan.
- Permasalahan pada pencapaian indikator ini yaitu:
a) Penentuan jenis usaha tidak mempertimbangan potensi yang ada di desa.
b) Tidak adanya jiwa kewirausahaan/ bisnis bagi pengelola bumdesa.
c) Pengelola Bumdesa menempatkan kegiatan ini sebagai pekerjaan
sampingan sehingga mereka tidak fokus dalam mengelola BUMDesa
d) Bumdes belum bisa berfungsi dengan baik disebabkan karena SDM
kepengurusan di tingkat desa yang belum maksimal dan terbatasnya
kreativitas bagi pengurus.
e) Terbatasnya teknologi Tepat Guna yang dapat diperkenalkan di tengah-
tengah masyakat
f) Keterbatasan instruktur dan SDM dalam bidang TTG

- Upaya pemecahannya antara lain :


a) Diperlukan sistem evaluasi dan pembinaan kepada Bumdes yang ada,
agar Bumdes dapat menjalankan peran sebagai perluasan kesempatan
bekerja dan meningkatkan Pendapatan serta sebagai media
pengembangan Jiwa kewirausahaan dan potensi usaha Mikro milik
Masyarakat desa yang Produktif.
b) Melakukan identifikasi Teknologi Tepat Guna yang diperkenalkan ke
masyarakat sesuai dengan potensi yang ada di desa/kelurahan
c) akan diadakan proses percepatan dan peningkatan intensitas pelatihan
agar capaian kinerja terpenuhi.

2. Indikator Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan.


Dalam mencapai kinerja tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, diantaranya :
- Permasalahan pada pencapaian indikator ini yaitu:
a) belum maksimalnya fungsi dan peran LKD, BPD dalam mengawal
proses pembangunan di masing – masing desa/kelurahan.

52
b) Tidak adanya metode baku yang dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan pelatihan
c) Tempat pelatihan yang kurang refresentatif
- Upaya pemecahannya antara lain :
a) berperan aktif LKD, BPD di dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi terhadap hasil – hasil pembangunan di Desa/Kelurahan
b) Perlu adanya metode baku yang dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan pelatihan, sehingga proses pelatihan dapat lebih
berkesinambungan
8. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian kinerja.
Adapun Program yang dilaksanakan untuk mendukung capaian
kinerja dari indikator “Persentase BUMDesa/Lembaga Ekonomi Masyarakat
yang berkembang dan Cakupan Lembaga Kemasyarakat yang diberdayakan”
diperoleh dari pelaksanaan Program yaitu :
1. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan dengan indikator
Program cakupan desa/ kel yang mendapatkan pembinaan kelembagaan
ekonomi dengan Capaian 100%. Adapun realisasi anggaran dari program
dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Pengembangan
I Lembaga Ekonomi 77.773.000 72.331.086 93,00
Pedesaan
Pelatihan Keterampilan
1 42.055.500 39.413.586 93,72
Manajemen BUMDES
Pelatihan Keterampilan
2 27.092.000 24.342.000 89,85
Usaha Industri Kerajinan
Fasilitasi dan Bimbingan
3 Teknis Pengelolaan Pasar 8.625.500 8.575.500 99,42
Desa

2. Program Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi teknologi dan


Teknologi Baru dengan indikator Program cakupan desa yang
menerapkan TTG dengan Capaian 100%. Adapun realisasi anggaran dari
program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

53
Anggaran Realisasi %
Program Penguasaan dan
Pengembangan Aplikasi
II 83.292.000 77.835.800 93,45
teknologi dan Teknologi
Baru
Pengembangan dan Rekayasa
1 TTG dan Teknologi Baru 28.768.000 23.495.000 81,67
Perdesaan
Pelaksanaan Gelar TTG
2 Nasional, Pekan Inovasi 54.524.000 54.340.800 99,66
Desa, Pameran Potensi Desa

3. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan indikator


Program Persentase kelompok binaan lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM) dengan Capaian 100%. Adapun realisasi anggaran
dari program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Peningkatan
III Keberdayaan Masyarakat 504.208.200 358.569.620 71,12
Pedesaan
Pemberdayaan Lembaga &
1 54.824.000 30.066.000 54,84
Organisasi Masy. Pedesaan
Pembinaan, Pelatihan dan
2 Pelaksanaan HKG dan 258.614.700 193.735.420 74,91
Rakerda PKK
Pembinaaan dan
3 Pemberdayaan Perempuan 190769500 134768200 70,64
dan Kelompok Dasawisma

Sasaran : III
Meningkatnya Fokus Prioritas Penanggulangan Kemiskinan

Indikator kinerja utama yang menjadi ukuran keberhasilan pencapaian


sasaran ini adalah Proporsi Kontribusi Penanggulangan Kemiskinan yang tepat
Sasaran, dengan target sebanyak 100%, dengan persentase capaian 80% dengan
berhasil. Adapun analisis pencapaian sasaran dapat dilihat pada Tabel dibawah
ini.

54
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019

ANALISIS CAPAIAN SASARAN TAHUN 2019

INDIKATOR KINERJA Capaian


Target Realisasi
UTAMA Kinerja (%)
Proporsi Kontribusi 100 % 80 % 80 %
Penanggulangan Kemiskinan
yang tepat Sasaran

Berdasarkan tabel tersebut di atas, target kinerja yang ditetapkan dari


indikator “Proporsi Kontribusi Penanggulangan Kemiskinan yang tepat Sasaran”
pada tahun 2019 adalah sebesar 100%. Dengan pelaksanaan kegiatan tahun
2019, diperoleh realisasi sebesar 80 %, capaian kinerja diperoleh sebesar 80%
sehingga indikator ini belum mencapai target yang telah ditetapkan. ini
mengindikasikan bahwa kontribusi penanggulangan kemiskinan terkait sasaran
yang telah di tatapkan belum berjalan secara maksimal disebabkan karena
kewenangan untuk pelaksanaan kegiatan sudah dilimpahkan ke desa untuk
bantuan pik Paket sementara Dinas PMDPPKBPPPA sebagai liding sektor
dalam pelaksanaan kegiatan sebatas fasilitasi dan pendampingan pembentukan
Kelompok Baru sehingga dibutuhkan kerjasama dan komitmen dari desa untuk
merealisasikan kegiatan tersebut di pengangaran desanya.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019


dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja indikator “Persentase


desa/ kel yang difasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kel” tahun
2019 dengan tahun 2018 dengan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut :
Target Realisasi Capaian
Indikator
Kinerja Utama 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Proporsi 100 100 100 100 80 % 80 % 80 % 80 % 80 % 80 % 80 % 80 %


Kontribusi % % % %
Penanggulangan
Kemiskinan
yang tepat
Sasaran

55
Berdasarkan tabel tersebut diatas, “Proporsi Kontribusi Penanggulangan
Kemiskinan yang tepat Sasaran” pada tahun 2019 dari tahun 2016 sd Tahun
2019 Capaian Kinerjanya sebanyak 80%. Ini mengindikasikan bahwa target
yang telah ditetapkan pada indikator kinerja belum Tercapai sehingga masih ada
kendala yang perlu di benahi.

9. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai tahun 2019 dengan target


Renstra 2016-2021
Perbandingan antara Realisasi kinerja Tahun 2019 dengan target Renstra
2016-2021 Pada indikator “Proporsi Kontribusi Penanggulangan Kemiskinan
yang tepat Sasaran” adalah indikator kinerja bersifat kumulatif, sehingga
realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 adalah realisasi kinerja yang
diperoleh pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari indikator “Proporsi
Kontribusi Penanggulangan Kemiskinan yang tepat Sasaran” sampai tahun 2019
dengan target renstra 2016-2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Realisasi
Indikator Kinerja Target 2016- Kinerja Capaian
Utama 2021 sampai dengan Kinerja
2019
Proporsi Kontribusi 100% 80% 80%
Penanggulangan
Kemiskinan yang tepat
Sasaran

Berdasarkan tabel tersebut diatas, capaian kinerja dari indikator “Proporsi


Kontribusi Penanggulangan Kemiskinan yang tepat Sasaran” dari tahun 2016
sampai dengan tahun 2019 adalah 80% dari target 100%. Ini mengindikasikan
bahwa target yang telah ditetapkan pada indikator kinerja belum Tercapai
sehingga masih ada kendala yang perlu di benahi.

56
10. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja
Dalam mencapai kinerja tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, diantaranya :
- Keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja diatas yaitu:
a. Terbinanya 59 Kelompok Masyarakat (POKMAS) penerima Pik Paket
b. Terbentuknya 7 Kelompok Baru Pokmas PIK Paket
- Permasalahan pada pencapaian indikator ini yaitu:
a. Masih kurangnya kepedulian anggota Pokmas untuk pengembalian dana
bergulir tersebut.
b. Adanya anggapan bahwa dana bergilir yang di berikan merupakan
bantuan pemerintah yang tidak perlu di kembalikan sehingga perputaran
uang di kelompok yang telah di bentuk mengalami kendala.
- Upaya pemecahannya antara lain :
a. Perlunya melakukan pendampingan secara intensif kepada Pokmas
sehingga anggota pokmas dapat melunasi kewajibannya.

11. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun


kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
Keberhasilan pencapaian kinerja dari indikator “Proporsi Kontribusi
Penanggulangan Kemiskinan yang tepat Sasaran” diperoleh dari pelaksanaan
Program yaitu :
1. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
dengan indikator Program Cakupan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat dengan Capaian 80%. Adapun realisasi anggaran
dari program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Penanggulangan
I Kemiskinan Berbasis 243.366.000 34.477.500 14,17
Pemberdayaan Masyarakat
Percepatan Implementasi
Kegiatan Penanggulangan
1 243.366.000 34.477.500 14,17
Kemiskinan Terpadu (PIK-
PAKET)

57
Sasaran : III
Meningkatnya Kualitas Layanan KB

Indikator kinerja utama yang menjadi ukuran keberhasilan pencapaian


sasaran ini adalah Rasio Akseptor KB, dengan target sebanyak 71,5 dengan
capaian 69,29 Tingkat Capaian 97% dengan Predikat sangat berhasil. Adapun
analisis pencapaian sasaran dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019

ANALISIS CAPAIAN SASARAN TAHUN 2019

INDIKATOR KINERJA Capaian


Target Realisasi
UTAMA Kinerja (%)
Rasio Akseptor KB 71,5 66,93 94 %

Berdasarkan tabel tersebut di atas, target kinerja yang ditetapkan dari


indikator “Rasio Akseptor KB” pada tahun 2019 adalah sebesar 71,5%. Dengan
pelaksanaan kegiatan tahun 2019, diperoleh realisasi sebesar 66,93, sehingga
capaian kinerja diperoleh sebesar 94%. Adapun yang menjadi faktor yang
mempengaruhi capaian indikator ini yaitu jumlah Akseptor KB dibagi Jumlah
Pasangan usia subur. Untuk tahun 2019 jumlah akseptor KB sebanyak 19,859
dan Jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 29,671.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019


dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja indikator “Rasio


Akseptor KB” tahun 2019 dengan tahun 2018 dengan beberapa tahun terakhir
dapat dilihat pada tabel berikut :

58
Target Realisasi Capaian
Indikator
Kinerja
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Utama
Rasio 71,4 69 70 71,5 71,4 69 70 66,9 100 100% 100 94%
1 1 3 % %
Akseptor KB

Berdasarkan tabel tersebut diatas, indikator “Rasio Akseptor KB” pada tahun
2019 dari tahun 2016 sd Tahun 2018 Capaian Kinerjanya sebanyak 100%
Namun pada tahun 2019 jika dibanding dengan tahun sebelumnya capaian
menurun sebesar 94%. Capain ini didapat pada formulasi jumlah akseptor KB di
bagi Jumlah pasangan usia subur untuk lebih jelasnya terkait dengan capaian
rasio akseptor KB dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Jumlah Akseptor KB
Rasio Akseptor KB: X 100%
Jumlah Pasangan Usia Subur

No Uraian 2016 2017 2018 2019


1 Jumlah Akseptor KB 21.344 21.065 19.859
Jumlah Pasangan Usia
30.803 30.117 29.671
2 Subur
3 Rasio Akseptor KB 69,29% 70% 66,93%

3. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai tahun 2019 dengan target


Renstra 2016-2021

Perbandingan antara Realisasi kinerja Tahun 2019 dengan target Renstra


2016-2021 Pada indikator pada “Rasio Akseptor KB” adalah indikator kinerja
bersifat kumulatif, sehingga realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 adalah
realisasi kinerja yang diperoleh pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari indikator “Rasio
Akseptor KB” sampai tahun 2019 dengan target renstra 2016-2021 dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

59
Realisasi
Indikator Kinerja Target 2016- Kinerja Capaian
Utama 2021 sampai dengan Kinerja
2019
Rasio Akseptor KB 74,9 66,93 89,36%

Berdasarkan tabel tersebut diatas, capaian kinerja dari indikator “Rasio


Akseptor KB” sampai dengan tahun 2019 adalah 89,36%. Ini menandakan
bahwa capaian target yang telah ditetapkan belum mencapai target kinerja
sehingga perlu dilakukan strategi agar di tahun mendatang target yang telah
ditetapkan dapat dicapai.
4. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja
Dalam mencapai kinerja tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, diantaranya :
- Faktor pendorong keberhasilan indikator ini adalah
a. Adanya beberapa kegiatan baksos
b. Adanya pelayanan yang maksimal di pelayanan kesehatan
- Permasalahan pada pencapaian indikator ini yaitu:
a. Kurangnya PUS muda yang ber KB
b. Pus Yang Mengunakan Alat Kontrasepsi Pemakaian Jangka Pendek (
Suntik Dengan Pil)
c. Masih kurangnya partisipasi tokoh agama dalam penyuluhan KB
d. Kurangnya PUS muda yang ber KB
e. Masih kurangnya tenaga penyuluh KB
f. Masih kurangnya alat kontrasepsi yang disediakan
g. Terbatasnya sumber daya manusia. baik dilapangan ( UPTB dan PLKB
) maupun di Sekretariat
h. Belum dipahaminya sistem mekanisme operasional oleh sebagian
petugas lapangan;
i. Kualitas hasil pelayanan terhadap masyarakat yang belum optimal;

Upaya pemecahannya antara lain :

60
a. Melakukan pendataan PUS dengan peserta KB aktif dan memastikan
PUS baru terlayani
b. Melakukan pembinaan dan penyuliha kesehatan reproduksi wanita
remaja
c. Menggunakan PUS jangka panjang (Implan,IUD)
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB melalui
optimalisasi fasilitasi pelayanan KB.
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepesertaan KB melalui
sosialisasi dan pendampingan kepada peserta KB aktif.
f. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan
obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan KB dan
jejaring pelayanan, serta pendayagunaan fasilitas kesehatan untuk
pelayanan KB.
g. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan
tenaga kesehatan pelayanan KB, serta penguatan lembaga di tingkat
masyarakat untuk mendukung penggerakan dan penyuluhan KB

5. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun


kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
Keberhasilan pencapaian kinerja dari indikator “Rasio Akseptor KB”
diperoleh dari pelaksanaan Program yaitu :
1. Program Keluarga Berencana dengan indikator Program Jumlah PUS
yang terdaftar menjadi Peserta KB Aktif dengan Capaian 94%. Adapun
realisasi anggaran dari program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Keluarga
I 3.204.699.300 2.934.101.368 91,56
Berencana
Promosi Pelayanan
1 28.821.500 28.730.000 99,68
Khiba
Pembinaan Keluarga
2 148.396.000 147.550.568 99,43
Berencana
Pengadaan Insentif
3 Operasional Pembantu 655.920.000 655.920.000 100,00
Pembina KB Desa

61
Anggaran Realisasi %
(PPKBD) dan Sub
PPKBD
Penyediaan Pelayanan
4 KB dan Alat 2.269.451.000 2.010.939.000 88,61
Kontrasepsi
5 Fasilitasi Baksos 96.810.800 90.961.800 93,96
Penyediaan Pelayanan
6 KB dan Alat 5.300.000 0 0,00
Kontrasepsi (Lanjutan)

2. Program Pembinaan Keluarga Sejahtera Dan Pemberdayaan Keluarga


indikator Program Jumlah BKB.BKR.BKL dan UPPKS yang dibina
dengan Capaian 810 Kelompok Adapun realisasi anggaran dari program
dan kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Anggaran Realisasi %
Program Pembinaan
II Keluarga Sejahtera dan 25.009.500 24.812.500 99,21
Pemberdayaan Keluarga
Pelatihan Tenaga Pendamping
1 Kelompok Bina Keluarga di 25.009.500 24.812.500 99,21
Kecamatan

Sasaran : V
Meningkatnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak

Indikator kinerja utama yang menjadi ukuran keberhasilan pencapaian


sasaran Meningkatnya Kualitas Hidup dan Perlindungan Terhadap Perempuan
dan Anak di peroleh dari 3 indikator Kinerja yaitu :
1. Rasio KDRT dengan persentase capaian 100% dengan Predikat sangat
berhasil
2. Persentase Perangkat daerah yang berperan aktif dalam PUG dengan
persentase capaian 100% dengan Predikat sangat berhasil

62
3. Jumlah Layanan Terpadu penanganan perlindungan Perempuan dan anak
yang terbentuk dengan persentase capaian 100% dengan Predikat sangat
berhasil
Adapun analisis pencapaian sasaran dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019
ANALISIS CAPAIAN SASARAN

INDIKATOR KINERJA Capaian


Target Realisasi
UTAMA Kinerja (%)
Rasio KDRT 0,011 0,022 100 %

Persentase Perangkat daerah 100% 100% 100%


yang berperan aktif dalam
PUG
Jumlah Layanan Terpadu 1 1 100%
penanganan perlindungan
Perempuan dan anak yang
terbentuk

Rasio KDRT dengan formula rumus seperti dibawah ini:

Jumlah KDRT
Rasio KDRT: X 100%
Jumlah Rumah Tangga

Tahun 2019 target Rasio KDRT yang ditetapkan 0,011 atau sebesar 5
kasus KDRT, Realisasi sebanyak 0,022 atau sebesar 9 Kasus yang ditangani
dengan tingkat capaian 100% dengan asumsi semua kasus KDRT tertangani
ehingga Predikat yang dicapai sangat berhasil.
Berdasarkan tabel tersebut di atas, target kinerja yang ditetapkan dari
indikator “Rasio Akseptor KB” Untuk tahun 2019 target yang ditetapkan
sebanyak 5 Kasus KDRT yang ditangani. Sehingga target yang ditetapkan
sebanyak 5 : 41.273 X 100% : 0,011, capaian Kasus yang ditangani tahun
2019 sebanyak 9 Kasus yang ditangani dengan rasio sebanyak:
9/41.273x100% : 0,022 sehingga Tingkat Capaian 100%,
untuk Indikator Persentase Perangkat daerah yang berperan aktif
dalam PUG berdasarkan tabel diatas dengan capain 100% ini dicapai karena

63
setiap OPD pada saat pengangaran kegiatan setiap tahunnya sudah
mencerminkan Pengarusutamaan gender sehingga dalam capaian tinggal
melakukan peningkatan dari tahun tahun sebelumnya.
Untuk Indikator Jumlah Layanan Terpadu penanganan perlindungan
Perempuan dan anak yang terbentuk capainya 100 % ini diperoleh karena
terbentuknya lembaga P2TP2A yang berfungsi sebagai wadah
pengaduan dan penanganan perlindungan perempuan dan anak korban
kekerasan

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019


dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja indikator tahun 2019
dengan tahun 2018 dengan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut :

Target Realisasi Capaian


Indikator
Kinerja Utama 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Rasio KDRT 0,02 0, 0,01 0,01 0,02 0, 0,01 0,02 100 100
100% 100%
4 017 4 1 4 017 4 2 % %
Persentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100% 100 100%
Perangkat % % % % % % % % % %
daerah yang
berperan aktif
dalam PUG
Jumlah Layanan 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 100%
Terpadu
penanganan
perlindungan
Perempuan dan
anak yang
terbentuk

Berdasarkan tabel tersebut diatas, indikator “Rasio KDRT” dari tahun 2016 sd
Tahun 2018 Capaian Kinerjanya sebanyak 100% karena semua kasus KDRT
yang terjadi ditangani semua oleh pihak yang terkait, berdasarkan target yang
telah ditetapkan bahwa untuk tahun 2016 target Kasus KDRT yang ditangani
sebanyak 7 Kasus dari 7 kasus yang ada sehingga capaiannya 100%, untuk tahun
2018 target kasus yang ditangani sebanyak 7 kasus dan yang tertangani sebanyak
7 Kasus sehingga capaianya 100 % Namun pada tahun 2019 jika dibanding
dengan tahun sebelumnya capaian meningkat dari target yang ditetapkan 5 kasus

64
dengan capain kasus KDRT yang ditangani sebanyak 9 kasus dan ditangani
semua, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Capaian kasus KDRT yang tertangani dari Tahun 2017 sd 2019
No Uraian 2017 2018 2019
1 Jumlah KDRT 7 7 9
Jumlah Rumah Tangga 42.000 41.070 41.273
2
3 Rasio KDRT % 0,17 0.02 0.022

untuk Indikator Persentase Perangkat daerah yang berperan aktif


dalam PUG berdasarkan tabel diatas dengan dari tahun 2016 sampai dengan
tahun 2019 capainya 100% karena setiap OPD pada saat pengangaran
kegiatan setiap tahunnya sudah mencerminkan kesetaraan gender sehingga
dalam capaian tinggal melakukan peningkatan dari tahun tahun sebelumnya.
Untuk Indikator Jumlah Layanan Terpadu penanganan perlindungan
Perempuan dan anak yang terbentuk untuk tahun 2016 sampai tahun 2018
targetnya 0 karena pada saat perubahan renstra OPD Dinas Pmberdayaan
Masyarakat Desa pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak memasukkan Target untuk
Pembentukan layanan P2TP2A sehingga tahun 2019 target yang ditetapkan 1
dan Telah dibentuk dikabupaten Barru dengan capaian 100 %.

6. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai tahun 2019 dengan target


Renstra 2016-2021

Perbandingan antara Realisasi kinerja Tahun 2019 dengan target Renstra


2016-2021 Pada indikator Rasio KDRT, Persentase Perangkat daerah yang
berperan aktif dalam PUG, Jumlah Layanan Terpadu penanganan perlindungan
Perempuan dan anak yang terbentuk adalah indikator kinerja bersifat kumulatif,
sehingga realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 adalah realisasi kinerja
yang diperoleh pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari indikator “Rasio
KDRT” sampai tahun 2019 dengan target renstra 2016-2021 dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

65
Realisasi Kinerja
Target Capaian
Indikator Kinerja Utama sampai dengan
2016-2021 Kinerja
2019
Rasio KDRT 0,005 0,022 100%

Persentase Perangkat daerah 100% 100% 100%


yang berperan aktif dalam PUG
Jumlah Layanan Terpadu 1 1 100%
penanganan perlindungan
Perempuan dan anak yang
terbentuk

Berdasarkan tabel tersebut diatas, capaian kinerja dari indikator “Rasio


KDRT” sampai dengan tahun 2019 adalah 100%, untuk tahun 2016 jumlah
kaus KDRT sebanyak 10 kasus, tahun 2017 sebanyak 7 Kasus, Tahun 2018
sebanyak 7 Kasus, dan Tahun 2019 sebanyak 9 Kasus dengan asumsi bahwa
semua kasus yang ada ditangani dan terselesaikan 100%.
untuk Indikator Persentase Perangkat daerah yang berperan aktif dalam
PUG berdasarkan tabel diatas dengan capain 100% sesuai dengan Target Renstra
yang telah ditetapkan dari Tahun 2016 sampai dengan 2019 sudah mencapai
100% dan diharapkan dilakukan peningkatn dan pembinaan secara intensif
sehingga apa yang telah dicapai bisa ditingkatkan.
Untuk Indikator Jumlah Layanan Terpadu penanganan perlindungan
Perempuan dan anak yang terbentuk capainya 100 % sesuai dengan Target
Renstra yang telah ditetapkan dari Tahun 2016 sampai dengan 2019 diharapkan
ada 1 lembaga P2TP2A di kabupaten Barru terbentuk dan sudah tercapai.

7. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan


Kinerja
Dalam mencapai kinerja tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, diantaranya :
- Keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja diatas yaitu:
a. Telah terbentuknya lembaga P2TP2A yang berfungsi sebagai
wadah pengaduan dan penanganan perlindungan perempuan dan
anak korban kekerasan

66
b. Adanya komitmen kepala daerah untuk menjadikan Kab. Barru sebagai
Kota Layak Anak
c. Adanya komitmen Bupati Barru untuk mendukung program yang
responsif gender;
- Permasalahan pada pencapaian indikator ini yaitu:
a. banyak masyarakat korban tindak kekerasan merasa malu untuk
melaporkan ke pihak berwewenang. sehingga kasus KDRT semakin
meningkat.
b. Tingginya pengaruh negative media terhadap pembentukan kepribadian
anak.
c. Tidak adanya sarana yang mendukung kegiatan P2TP2A
d. Masih lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender
dan perlindungan anak
e. Masih rendahnya keterlibatan gender dalam pembangunan
f. Dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. masih terjadi
kesenjangangender di berbagai bidang kehidupan.
- Upaya pemecahannya antara lain :
a. memfungsikan lembaga P2TP2A sebagai wadah pengaduan dan
penanganan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan.
b. Menjalankan Peraturan perundang-undangan secara konsekuen untuk
menjamin dan melindungi hak-hak perempuan dan anak. termasuk
memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak dari tindak
kekerasan. diskriminasi. dan eksploitasi.
c. Mengoptimalkan data pembangunan yang terpilah menurut jenis
kelamin. sehingga tidak sulit dalam menemukenali masalah-masalah
gender yang ada.
a. SKPD harus menguasai terkait dengan Pocal Point

8. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun


kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
Adapun Program yang dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja
diatas diperoleh dari pelaksanaan Program yaitu :

67
1. Program Penguatan Kelembagaan Pengasuutamaan Gender dengan indikator
Program Jumlah Kasus KDRT dengan target 5 Kasus dengan realisasi 9 kasus
yang ditangani capaiannya 100 % dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Anggaran Realisasi %
I Program Penguatan
Kelembagaan Pengasuutamaan 109.456.000 65.807.912 60,12
Gender
1 Sosialisasi dan Advokasi
Kebijakan Perlindungan Tenaga 12.651.600 0 0,00
Kerja
2 Sosialisasi Sistem Pencatatan dan
11.111.000 9.441.500 84,97
Pelaporan KDRT
3 Pembinaan Organisasi Perempuan 85.693.400 56.366.412 65,78

2. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan


dengan indikator Jumlah Perempuan yang telah memaham Kesetaraan Gender
yang mendapatkan keterampilan dengan capaian 620 Orang capaiannya 100 %
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Anggaran Realisasi %
Program Peningkatan Peran
II Serta dan Kesetaraan Jender 59.891.000 30.047.000 50,17
dalam Pembangunan
Pendidikan dan Pelatihan
1 peningkatan peran serta dan 26.049.000 25.989.000 99,77
Kesetaraan Jender
Peningkatan Peran Wanita
2 Menuju Keluarga Sehat dan 33.842.000 4.058.000 11,99
Sejahtera

3. Program Peningkatan Keserasian Kebijakan dan Perlindungan indikator Program


Jumlah P2TP2A Aktif yang dibina 1 lbg dengan realisasi 1 Lbg capaiannya
100%, dalam mendukung pencapaian indikator program dapat dilihat pada
kegiatan pada tabel dibawah ini:

Anggaran Realisasi %
Program Peningkatan
III Keserasian Kebijakan dan 38.563.000 38.201.000 99,06
Perlindungan Anak
Fasilitasi Pengembangan terpadu
1 38.563.000 38.201.000 99,06
Pemberdayaan Perempuan dan

68
Anak (P2TP2A)

4. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Anak dengan indikator


Program Jumlah Anak yang terlibat dalam forum anak dan berprestasi, dengan
Target Untuk Tahun 2019 adalah 4 org dengan capaian 100% dalam mendukung
pencapaian indikator program dapat dilihat pada kegiatan pada tabel dibawah ini:

Anggaran Realisasi %
Program Peningkatan Kualitas
IV 94.883.600 90.162.800 95,02
Hidup dan Perlindungan Anak
Pengembangan Kelembagaan
1 94.883.600 90.162.800 95,02
Anak

Sasaran : V
Meningkatnya ketersediaan unsur unsur yang mendukung
operasional pelaksanaan tupoksi

Indikator kinerja utama yang menjadi ukuran keberhasilan pencapaian


sasaran Meningkatnya ketersediaan unsur unsur yang mendukung operasional
pelaksanaan yaitu : Presentase Ketersediaan dukungan ADM Perkantoran,
sarana prasarana, peningkatan disiplin, aparatur dan peningkatankapasitas SDM
aparatur secara tepat waktu dengan persentase capaian 100% dengan Predikat
sangat berhasil
Adapun analisis pencapaian sasaran dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019
ANALISIS CAPAIAN SASARAN

INDIKATOR KINERJA Capaian


Target Realisasi
UTAMA Kinerja (%)
Presentase Ketersediaan 100 % 100 % 100 %
dukungan ADM Perkantoran,
sarana prasarana, peningkatan
disiplin, aparatur dan

69
INDIKATOR KINERJA Capaian
Target Realisasi
UTAMA Kinerja (%)
peningkatankapasitas SDM
aparatur secara tepat waktu

Berdasarkan tabel tersebut di atas, target kinerja yang ditetapkan dari


indikator “Presentase Ketersediaan dukungan ADM Perkantoran, sarana
prasarana, peningkatan disiplin, aparatur dan peningkatankapasitas SDM
aparatur secara tepat waktu”pada tahun 2019 adalah sebanyak 100%. Dengan
pelaksanaan kegiatan tahun 2019, diperoleh realisasi sebanyak 100%,
sehingga capaian kinerja diperoleh sebesar 100%.

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019


dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja indikator tahun 2019
dengan tahun 2018 dengan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut :

Target Realisasi Capaian


Indikator Kinerja
Utama 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Presentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100% 100 100%
% % % % % % % % % %
Ketersediaan
dukungan ADM
Perkantoran, sarana
prasarana,
peningkatan
disiplin, aparatur
dan
peningkatankapasit
as SDM aparatur
secara tepat waktu

Berdasarkan tabel tersebut diatas, indikator “Presentase Ketersediaan


dukungan ADM Perkantoran, sarana prasarana, peningkatan disiplin, aparatur
dan peningkatankapasitas SDM aparatur secara tepat waktu” dari tahun 2016
sd Tahun 2019 Capaian Kinerjanya sebanyak 100% yang merupakan unsur
yang mendukung operasional pelaksanaan tupoksi dari target yang ditetapkan
diperoleh capaian 100%,

70
3. Perbandingan antara realisasi kinerja sampai tahun 2019 dengan target
Renstra 2016-2021
Perbandingan antara Realisasi kinerja Tahun 2019 dengan target Renstra
2016-2021 Pada indikator “Presentase Ketersediaan dukungan ADM
Perkantoran, sarana prasarana, peningkatan disiplin, aparatur dan
peningkatankapasitas SDM aparatur secara tepat waktu” adalah indikator kinerja
bersifat kumulatif, sehingga realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 adalah
realisasi kinerja yang diperoleh pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari indikator “Presentase
Ketersediaan dukungan ADM Perkantoran, sarana prasarana, peningkatan
disiplin, aparatur dan peningkatankapasitas SDM aparatur secara tepat waktu”
sampai tahun 2019 dengan target renstra 2016-2021 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Realisasi
Indikator Kinerja Target 2016- Kinerja Capaian
Utama 2021 sampai dengan Kinerja
2019
Presentase Ketersediaan 100% 100% 100%
dukungan ADM
Perkantoran, sarana
prasarana, peningkatan
disiplin, aparatur dan
peningkatankapasitas
SDM aparatur secara
tepat waktu

Berdasarkan tabel tersebut diatas, capaian kinerja dari indikator


“Presentase Ketersediaan dukungan ADM Perkantoran, sarana prasarana,
peningkatan disiplin, aparatur dan peningkatankapasitas SDM aparatur secara
tepat waktu” sampai dengan tahun 2019 adalah 100%.

4. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan


Kinerja
Dalam mencapai kinerja tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi, diantaranya :
- Faktor pendorong keberhasilan indikator ini adalah

71
1. Terlaksananya pembayaran jasa surat menyurat, Terlaksananya
penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air, listrik dan telepon,
penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan, penyediaan
jasa kebersihan kantor, penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja,
penyediaan komponen dan instalasi listrik/penerangan bangunan
kantor, penyediaan peralatan rumah tangga, penyediaan bahan bacaan
dan peraturan perundang-undangan, rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi keluar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke
dalam daerah, , dengan tingkat capaian target sebesar 100 %.
2. Terlaksananya pengadaan perlengkapan gedung kantor, pengadaan
peralatan gedung kantor, pengadaan meubileur, pemeliharaan
rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
mobil jabatan, pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor,
pemeliharaan rutin/berkala muebileur, monitoring, evaluasi dan
pelaporan dengan capaian target sebesar 100%.
3. Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan dan
bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketarmpilan
melalui sosialisasi dan bimtek dengan capaian target sebesar 100%.

- Faktor – faktor penghambat pada pencapaian sasaran ini yaitu:


a) Penatausahaan barang milik daerah belum dilakukan secara
optimal
b) Tata kelola arsip belum terlaksana sesuai dengan tata kelola
arsip baku
c) Sarana dan prasarana pendukung di dalam menunjang
kelancaran proses tertib administrasi dan keuangan masih
kurang
d) Tidak tertibnya perencaan program dan anggaran
e) Tidak tertibnya monitoring dan pengendalian program /kegiatan

72
f) Pendidikan dan pelatihan yang ditawarkan oleh instansi lembaga
tidak sesuai dengan kebutuhan dalam peningkatan kemampuan
manajerial dan tehnis apatur
- Upaya pemecahannya antara lain :
a) Perlunya mengikutsertakan pegawai yang membidangi dalam
pelatihan khususnya penatausahaan barang milik daerah dan
kearsipan
b) Perlunya melengkapi sarana dan prasarana penunjang
kelancaran proses tertib administrasi dan keuangan.
c) Perlunya suatu rencana kegiatan disusun berdasarkan dokumen
perencanaan yang ada diatasnya.
d) Perencanaan program dan anggaran disusun harus berbasis
kinerja berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipatif,
efisiensi dan efektifitas, rasional dan terukur.
e) Perlunya dilakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian
program/kegiatan secara lebih intensif.
f) Perlunya koordinasi antara Dinas PMD, PPKB & PPPA dengan
institusi/lembaga pelaksana pendidikan dan pelatihan tentang
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan dalam upaya
peningkatan kemampuan manajerial dan tehnis aparatur Dinas
PMD, PPKB & PPPA
5. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
Adapun Program yang dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja
diatas diperoleh dari pelaksanaan Program yaitu :
1. Program Pelayanan Administrasi dengan indikator Program Cakupan
Kebutuhan Adimistrasi yang terpenuhi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Anggaran Realisasi %
I Program Pelayanan
233.964.800,00 209.058.704,00 89,35
Administrasi Perkantoran
1 Penyediaan Jasa Surat
63.608.800 63.608.800 100,00
Menyurat
2 Penyediaan Jasa komunikasi
22.200.000 8.516.692 38,36
Suberdaya Air dan Listrik

73
3 Penyediaan Jasa
Pemeliharaan dan Perizinan 12.650.000 6.142.812 48,56
Kendaraan
4 Penyediaan Jasa Kebersihan
9.600.000 9.600.000 100,00
Kantor
5 Penyediaan Jasa Perbaikan
1.450.000 1.450.000 100,00
Peralatan Kerja
6 Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan 3.000.000 2.076.900 69,23
Bangunan Kantor
7 Penyediaan Peralatan Rumah
485.000 485.000 100,00
Tangga
8 Rapat-Rapat Koordinasi
105.154.000 103.606.500 98,53
Konsultasi ke Luar Daerah
9 Rapat-Rapat Koordinasi dan
15.817.000 13.572.000 85,81
Konsultasi ke Dalam Daerah

2. Program Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur dengan indikator


Program Cakupan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Anggaran Realisasi %
II Program Peningkatan
Sarana & Prasarana 80.210.000 68.500.422 85,40
Aparatur
1 Pengadaan Perlengkapan
7.020.000 7.020.000 100,00
Gedung Kantor
2 Pengadaan Peralatan
21.000.000 20.459.000 97,42
Gedung Kantor
3 Pengadaan Mobeleur 12.500.000 12.500.000 100,00
4 Pemeliharaan Rutin Berkala
7.800.000 7.800.000 100,00
Gedung Kantor
5 Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan 30.000.000 18.831.422 62,77
Dinas/Operasional
6 Pemeliharaan Rutin/Berkala
600.000 600.000 100,00
Peralatan Gedung Kantor
7 Pemeliharaan Rutin/Berkala
1.290.000 1.290.000 100,00
Mobileur

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan indikator


Program Cakupan kebutuhan kompetensi Spesifik urusan dan non urusan yang
terpenuhi sumber daya aparaturnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

74
Anggaran Realisasi %
II Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 34.587.000 23.985.000 69,35
Aparatur
1 Pendidikan dan Pelatihan
18.529.000 18.152.000 97,97
Formal
2 Bimbingan Teknis
Implementasi Peraturan 16.058.000 5.833.000 36,32
Perundang-Undangan

A. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU


PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIVE SOLUSI
YANG TELAH DILAKUKAN

Dari hasil analisis permasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi kendala

dan pemasalahan yang dihadapi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa,

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Kabupaten Barru dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya

adalah :

Permasalahan Perangkat Daerah Berdasarkan Bidang Urusan Pemberdayaan


Masyarakat, Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Berdasarkan Indikator kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

BIDANG URUSAN /
INDIKATOR KINERJA
PERMASALAHAN FAKTOR –FAKTOR PENENTU
NO PENYELENGGARAAN
KEBERHASILAN
PEMERINTAH
DAERAH

7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Cakupan sarana prasarana Adanya komitmen bersama dalam


Masih ada beberapa kantor desa yang
7.1 perkantoran pemerintahan pemenuhan sarana prasarana perkantoran
belum memenuhi standar
desa yang baik pemerintahan desa yang representatif
• Masih rendahnya kelompok • Pembinaan terhadap LPM agar
Rata-rata jumlah kelompok
binaan pada setiap desa meningkatkan kelompok binaan
7.2 binaan lembaga
(hanya 1 kelompok binaan menjadi5 kelompok
pemberdayaan masyarakat
setiap LPM) • melakukan pembinaan secara

75
(LPM) • belum optimalnya pembinaan optimal melalui peningkatan
secara langsung oleh kapasitas pemberdayaan LPM
pemerintah daerah terhadap
LPM

Rata-rata jumlah kelompok Masih rendahnya kelompok Pembinaan terhadap PKK agar
7.3
binaan PKK binaan pada setiap desa meningkatkan kelompok binaan

• Fasilitasi LSM
• meningkatkan kegiatan
masih lemanya pengawasan
7.4 Presentase LSM Aktif pembinaan dalam bentuk bintek
terhadap aktivitas LSM
- peningkatan SDM
• melakukan pemantauan
• Masih rendahnya kinerja LPM
dalam pelayanan terhadap • Fasilitasi penguatan peran dan
Presentase LPM pelaksanaan pembangunan fungsi LPM dalam
7.5 Berprestasi desa/kelurahan pembangunan desa/kelurahan
• Belum adanya indikator • Penetapan Indikator penilaiaan LPM
penilaian terhadap LPM berprestasi
berprestasi
Masih rendahnya kapasitas SDM
Meningkatkan pembinaan/
7.6 Presentase PKK aktif Kader PKK, utamanya Kader
supervisi terhadap Kader PKK
PKK di tingkat desa/kelurahan
Masih rendahnya kapasitas SDM Meningkatkan kapasitas SDM kader
7.7 Presentase Posyandu aktif Kader dan masih terbatasnya dan menyiapkan sarana dan
sarana dan prasarana Posyandu prasarana yang memadai
• Belum optimalnya partisipasi
masyarakat terhadap program • Optimalisasi program
Swadaya Masyarakat pemberdayaan masyarakat masyarakat terhadap
7.8 terhadap Program • Menurunnya Nilai gotong pemberdayaan masyarakat
pemberdayaan masyarakat royong dan swadaya • Mendorong peningkatan dan
masyarakat terhadap program swadaya masyarakat
pemberdayaan

Pemeliharaan Pasca Kurangnya kepedulian Meningkatkan pembinaan terhadap


7.9 Program pemberdayaan masyarakat dan rasa memiliki tim pemelihara terhadap hasil
masyarakat terhadap hasil pembangunan pembangunan

8 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Laju Pertumbuhan Banyak di pengaruhi oleh faktor


8.1
Penduduk (LPP) imigrasi

Persentase Perangkat Belum ada regulasi yang mengatur Terbentuknya regulasi terkait peran aktif
8.3
Daerah (Dinas/Badan) yang terkait keterlibatan peran aktif perangkat daerah melalui kampung KB

76
berperan aktif dalam perangkat daerah terhadap kampung
pembangunan Daerah KB - masih kurangnnya intervensi
melalui Kampung KB program perangkat daerah terhadap
kampung KB
Persentase Perangkat
Daerah (Dinas/Badan) yang
Belum tersusunya dan
menyusun dan Penyusunan dan pemanfaatan Rencana
8.4 termanfaatkannya Rencana Induk
memanfaatkan Rancangan Induk Pengendalian Penduduk
Pengendalian Penduduk
Induk Pengendalian
Penduduk
Jumlah kerjasama
Belum ada regulasi yang mengatur
penyelenggaraan
terkait kerjasama penyelenggaraan
pendidikan formal, non Mou antara Dinas Pendidikan dan
8.7 pendidikan formal, non formal dan
formal, dan informal yang PMD,PPKB,P3A
informal yang melakukan pendidikan
melakukan pendidikan
kependudukan
kependudukan
• Masih rendahnya kesadaran ber
Rata-rata jumlah anak per KB Melakukan pembinaan dan penyuluhan
8.8
keluarga • Masih kurangnya partisipasi tokoh kesehatan reproduksi wanita dan remaja
agama dalam penyuluhan KB

l. Melakukan pendataan PUS dengan


j. Kurangnya PUS muda yang ber peserta KB aktif dan memastikan PUS
KB baru terlayani
8.9 Rasio akseptor KB k. PUS yang mengunakan alat m. Melakukan pembinaan dan penyuliha
kontrasepsi pemakaian jangka kesehatan reproduksi wanita remaja
pendek ( Suntik dengan Pil) n. Menggunakan PUS jangka panjang
(Implan,IUD)
Angka pemakaian
PUS yang mengunakan alat
kontrasepsi/CPR bagi Menggunakan PUS jangka panjang
8.10 kontrasepsi pemakaian jangka pendek
perempuan menikah usia 15 (Implan,IUD)
( Suntik dengan Pil)
- 49
• Pelayanan kontrasepsi belum
menjangkau secara masssive
Cakupan Pasangan Usia
dan menyeluruh Peningkatan KIE (Komunikasi Informasi
8.12 Subur (PUS) yang istrinya
• KIE( komunikasi Informasi Edukasi ) terhadap masyarakat
dibawah 20 tahun
Edukasi ) terkait Kesehatan
reproduksi belum maksimal
• Pelayanan kontrasepsi belum
Cakupan PUS yang ingin menjangkau secara masssive
Peningkatan KIE (Komunikasi Informasi
8.13 ber-KB tidak terpenuhi dan menyeluruh
Edukasi ) terhadap masyarakat
(unmet need) • masih ada Pasangan Usia
Subur yang tidak

77
menggunakan Alat
Kontrasepsi Modern
Persentase Penggunaan PUS masih didominasi oleh
Menggunakan PUS jangka panjang
8.14 Kontrasepsi Jangka Panjang penggunaan Alat kontrasepsi Jangka
(Implan,IUD)
(MKJP) Pendek - masih kurangnya sosialisasi
Persentase tingkat
Efek samping dari penggunaan Alat Peningkatan KIE (Komunikasi Informasi
8.15 keberlangsungan pemakaian
Kontrasepsi Edukasi ) terhadap masyarakat
kontrasepsi
• Upaya promosi kesehatan ibu
dan anak melalui kelompok
kegiatan masyarakat masih
minim
Cakupan anggota Bina • Penyiapan tenaga pendamping
Peningkatan KIE (Komunikasi Informasi
8.16 Keluarga Balita (BKB) ber- kelompok bina keluarga masih
Edukasi ) terhadap masyarakat
KB belum memadai.
• Pengkajian dan pengembangan
model operasional BKB-
Posyandu-PADU belum
terkoordinasi
• Upaya promosi kesehatan ibu
dan anak melalui kelompok
kegiatan masyarakat masih
minim
Cakupan anggota Bina • Penyiapan tenaga pendamping
Peningkatan KIE (Komunikasi Informasi
8.17 Keluarga Remaja (BKR) kelompok bina keluarga masih
Edukasi ) terhadap masyarakat
ber-KB belum memadai.
• Pengkajian dan pengembangan
model operasional BKB-
Posyandu-PADU belum
terkoordinasi

Cakupan anggota Bina


Tingkat Kesadaran PUS Peningkatan KIE (Komunikasi Informasi
8.18 Keluarga Lansia (BKL) ber-
menggunakan Alat Kontrasepsi Edukasi ) terhadap masyarakat
KB

Pusat Pelayanan Keluarga


belum aktif secara maksimal
8.19 Sejahtera (PPKS) di setiap penguatan kelembagaan PPKS
pelayanan keluarga sejahtra
Kecamatan
Cakupan Remaja dalam
Pusat Informasi Dan Belum Optimalnya Pusat Informasi optimalisasi Pusat Informasi dan Konseling
8.20
Konseling dan Konseling di Sekolah di sekolah
Remaja/Mahasiswa
8.21 Cakupan PKB/PLKB yang Ada 1(satu) PLKB yang 1 PLKB idealnya mengurusi 1

78
didayagunakan Perangkat didayagunakan mengurusi beberapa desa/kelurahan
Daerah KB untuk Desa/kelurahan
perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan
daerah di bidang
pengendalian penduduk
Cakupan PUS peserta KB
anggota Usaha Peningkatan
belum optimalnya peran UPPKS
8.22 Pendapatan Keluarga Optimalisasi peran UPPKS
ber-KB Mandiri
Sejahtera (UPPKS) yang
ber-KB mandiri
Rasio petugas Pembantu
Pembina KB Desa
8.23 rendanya kemapuan Kader PPKBD peningkatan kapasitas kader PPKBD
(PPKBD) setiap
desa/kelurahan
Cakupan ketersediaan dan
distribusi alat dan obat
8.24 kontrasepsi untuk Keterpenuhan alkon sesuai permintaan
memenuhi permintaan
masyarakat
Persentase Faskes dan
jejaringnya (diseluruh
tingkatan wilayah) yang
Ketersediaan faskes yang memberi
8.25 bekerjasama dengan BPJS
pelayanan KBKR.
dan memberikan pelayanan
KBKR sesuai dengan
standarisasi pelayanan
Cakupan penyediaan
8.26 Informasi Data Mikro adanya laporan secara berkala tiap bulan
Keluarga di setiap desa
Cakupan kelompok
kegiatan yang melakukan Belum optimalnya kualitas
8.28 peningkatan kapasitas petugas dan kader
pembinaan keluarga melalui pembinaan kelompok TriBina
8 fungsi keluarga
Pemberdayaan
2 Perempuan dan
Perlindungan Anak
• Masih rendahnya kualitas Mengefektifkan jaringan
Persentase partisipasi hidup dan peran perempuan kelembagaan dalam
2.1 perempuan di lembaga • Belum efektifnya jaringan pengarusutamaan gender dan anak
pemerintah kelembagaan dalam dalam berbagai produk perundang-
pengarusutamaan gender undangan dalam perumusan

79
dalam berbagai aspek kebijakan, program dan kegiatan
pemberdayan perempuan dan
perlindungan anak antar lain
penguatan kerja PUG,
Fungsionalisasi Focal Point PUG
Mengefektifkan jaringan kelembagaan
Proporsi kursi yang Belum efektifnya jaringan
dalam pengarusutamaan gender dalam
2.2 diduduki perempuan di kelembagaan dalam pengarusutamaan
berbagai aspek, perumusan kebijakan dan
DPR gender dalam berbagai aspek
program kegiatan pemberdayan perempuan.
Masih rendahnya kualitas hidup
dan peran perempuan yang Mengadakan pendidikan dan
antara lain disebabkan oleh pelatihan bagi perempuan dalam
Partisipasi perempuan di terjadinya kesenjangan gender rangka meningkatkan kualitas
2.3
lembaga swasta dalam hal akses, manfaat dan perempuan untuk posisi tawar
partisipasi dalam pembangunan dalam mewujudkan kesetaraan dan
serta penguasaan terhadap keadilan gender (KKG)
sumber daya
Pembentukan lembaga-lembaga
perlindungan perempuan dan anak dengan
Belum optimalnya pelaksanaan
meningkatkan peran serta kemitraan dan
SPM bidang layanan terpadu
2.4 Rasio KDRT keterpaduan peran stakeholders dalam
perlindungan perempuan dan
pemberdayan perempuan dan perlindungan
anak korban tindak kekerasan
anak

Masih lemahnya kelembagaan


pengarusutamaan gender yang
disebabkan oleh :
• Belum optimalnya penerapan
piranti hukum, analisis dan
dukungan politik terhadap
Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi
kesetaraan gender sebagai
perempuan dalam rangka meningkatkan
Partisipasi angkatan kerja prioritas pembangunan
2.5 kualitas perempuan untuk posisi tawar
perempuan • Belum memadainya kapasitas
dalam mewujudkan kesetaraan dan
kelembagaan dalam
keadilan gender (KKG)
pelaksanaan PUG
• Masih rendahnya pemaaman
tentang konsep dan isu
gender, nilai-nilai kesetaran
gender, manfaat PUG dalam
pembangunan
Cakupan perempuan dan Belum terbentuk Pusat Pelayanan akselerasi penguatan fungsi kelembagaan
2.6
anak korban kekerasan yang Terpadu Pemberdayaan Perempuan bidang P2TP2A

80
mendapatkan penanganan dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
pengaduan oleh petugas
terlatih di dalam unit
pelayanan terpadu
Cakupan perempuan dan
anak korban kekerasan yang
mendapatkan layanan
Belum terbentuk Pusat Pelayanan
kesehatan oleh tenaga akselerasi penguatan fungsi kelembagaan
2.7 Terpadu Pemberdayaan Perempuan
kesehatan terlatih di bidang P2TP2A
dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
Puskesmas mampu
tatalaksana KtP/A dan
PPT/PKT di Rumah Sakit
Cakupan layanan
rehabilitasi sosial yang
diberikan oleh petugas Belum terbentuk Pusat Pelayanan
akselerasi penguatan fungsi kelembagaan
2.8 rehabilitasi sosial terlatih Terpadu Pemberdayaan Perempuan
bidang P2TP2A
bagi perempuan dan anak dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
korban kekerasan di dalam
unit pelayanan terpadu.
Cakupan penegakan hukum
dari tingkat penyidikan
Belum terbentuk Pusat Pelayanan
sampai dengan putusan akselerasi penguatan fungsi kelembagaan
2.9 Terpadu Pemberdayaan Perempuan
pengadilan atas kasus-kasus bidang P2TP2A
dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
Cakupan perempuan dan
Belum terbentuk Pusat Pelayanan
anak korban kekerasan yang akselerasi penguatan fungsi kelembagaan
2.10 Terpadu Pemberdayaan Perempuan
mendapatkan layanan bidang P2TP2A
dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
bantuan hukum
Cakupan layanan
Belum terbentuk Pusat Pelayanan
pemulangan bagi akselerasi penguatan fungsi kelembagaan
2.11 Terpadu Pemberdayaan Perempuan
perempuan dan anak korban bidang P2TP2A
dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
kekerasan
Cakupan layanan
Belum terbentuk Pusat Pelayanan
reintegrasi sosial bagi akselerasi penguatan fungsi kelembagaan
2.12 Terpadu Pemberdayaan Perempuan
perempuan dan anak korban bidang P2TP2A
dan Perlindungan Anak (P2TP2A)
kekerasan

81
B. REALISASI ANGGARAN

Untuk mencapai indikator keberhasilan sebagaimana yang telah


diuraikan pada bagian depan, selain faktor pendukung maka aspek keuangan
sangat berpengaruh
untuk mencapai indikator keberhasilan dimaksud. Operasionalisasi
kegiatan dapat dilaksanakan apabila didukung pembiayaan yang memadai.
Sumber pembiayaan kegiatan dimaksud berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, yang terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung.

1. Belanja langsung

Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara


lansung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang mana dana tersebut
merupakan sebagai salah satu unsur yang sangat penting dalam mencapai
sasaran

Pada tahun 2019 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak menganggarkan belanja langsung sebesar Rp.
5.192.822.841,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.362.595.910,- atau
sebesar 84,01 % dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.10
REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
PROGRAM KEGIATAN DPMDPPKBPPPA TAHUN 2019

No Program dan Kegiatan Anggaran Realisasi %

Program Pelayanan Administrasi


1 233.964.800,00 209.058.704,00 89,35
Perkantoran
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 63.608.800 63.608.800 100,00
Penyediaan Jasa komunikasi Suberdaya Air dan
2 Listrik
22.200.000 8.516.692 38,36
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan
3 Kendaraan
12.650.000 6.142.812 48,56
4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 9.600.000 9.600.000 100,00
5 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 1.450.000 1.450.000 100,00
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
6 Bangunan Kantor
3.000.000 2.076.900 69,23
7 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 485.000 485.000 100,00
8 Rapat-Rapat Koordinasi Konsultasi ke Luar Daerah 105.154.000 103.606.500 98,53

82
No Program dan Kegiatan Anggaran Realisasi %

Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam


9 Daerah
15.817.000 13.572.000 85,81
Program Peningkatan Sarana & Prasarana
2 80.210.000 68.500.422 85,40
Aparatur
1 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 7.020.000 7.020.000 100,00
2 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 21.000.000 20.459.000 97,42
3 Pengadaan Mobeleur 12.500.000 12.500.000 100,00
4 Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor 7.800.000 7.800.000 100,00
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
5 30.000.000 18.831.422 62,77
Dinas/Operasional
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung
6 600.000 600.000 100,00
Kantor
7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobileur 1.290.000 1.290.000 100,00
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
3 34.587.000 23.985.000 69,35
Daya Aparatur
1 Pendidikan dan Pelatihan Formal 18.529.000 18.152.000 97,97
Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan
2 16.058.000 5.833.000 36,32
Perundang-Undangan
4 Program Keluarga Berencana 3.204.699.300 2.934.101.368 91,56
1 Promosi Pelayanan Khiba 28.821.500 28.730.000 99,68
2 Pembinaan Keluarga Berencana 148.396.000 147.550.568 99,43
Pengadaan Insentif Operasional Pembantu
3 655.920.000 655.920.000 100,00
Pembina KB Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD
4 Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi 2.269.451.000 2.010.939.000 88,61
5 Fasilitasi Baksos 96.810.800 90.961.800 93,96
Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi
6 5.300.000 0 0,00
(Lanjutan)
Program Peningkatan Keberdayaan
5 504.208.200 358.569.620 71,12
Masyarakat Pedesaan
Pemberdayaan Lembaga & Organisasi Masy.
1 54.824.000 30.066.000 54,84
Pedesaan
Pembinaan, Pelatihan dan Pelaksanaan HKG
2 258.614.700 193.735.420 74,91
dan Rakerda PKK
Pembinaaan dan Pemberdayaan Perempuan dan
3 190769500 134768200 70,64
Kelompok Dasawisma
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
6 77.773.000 72.331.086 93,00
Pedesaan
1 Pelatihan Keterampilan Manajemen BUMDES 42.055.500 39.413.586 93,72
Pelatihan Keterampilan Usaha Industri
2 27.092.000 24.342.000 89,85
Kerajinan
Fasilitasi dan Bimbingan Teknis Pengelolaan
3 8.625.500 8.575.500 99,42
Pasar Desa
Program Peningkatan Partisipasi
7 68.814.500 51.482.000 74,81
Masyarakat Dalam Membangun Desa
1 Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa 61.185.000 48.372.500 79,06
2 Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong 7.629.500 3.109.500 40,76
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur
8 133.400.441 108.965.998 81,68
Pemerintah Desa

83
No Program dan Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Penyusunan Kerangka Regulasi LKD/LKK 18.422.000 14.992.000 81,38


Penyusunan, Pendayagunaan, dan Pembinaan
3 23.023.500 22.141.000 96,17
Profil Desa dan Kelurahan
4 Evaluasi Perkembangan Desa/Kelurahan 91.954.941 71.832.998 78,12
Program Peningkatan Peran Serta dan
9 59.891.000 30.047.000 50,17
Kesetaraan Jender dalam Pembangunan
Pendidikan dan Pelatihan peningkatan peran
1 26.049.000 25.989.000 99,77
serta dan Kesetaraan Jender
Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga
2 33.842.000 4.058.000 11,99
Sehat dan Sejahtera
Program Penguatan Kelembagaan
10 109.456.000 65.807.912 60,12
Pengasuutamaan Gender
Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan
1 12.651.600 0 0,00
Perlindungan Tenaga Kerja
Sosialisasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan
2 11.111.000 9.441.500 84,97
KDRT
3 Pembinaan Organisasi Perempuan 85.693.400 56.366.412 65,78
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
11 94.883.600 90.162.800 95,02
Perlindungan Anak
1 Pengembangan Kelembagaan Anak 94.883.600 90.162.800 95,02
Program Peningkatan Keserasian Kebijakan
12 38.563.000 38.201.000 99,06
dan Perlindungan Anak
Fasilitasi Pengembangan terpadu Pemberdayaan
1 38.563.000 38.201.000 99,06
Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Program Pembinaan dan Fasilitasi
13 180.604.600 158.408.600 87,71
Pengelolaan Administrasi Desa
Pembinaan dan Penguatan Penyelenggaraan
1 51.324.500 43.674.000 85,09
Alokasi Dana Desa
Pembinaan dan Penguatan Penyelenggaraan
2 78.687.000 68.962.000 87,64
Dana Desa
Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam
3 10.953.000 10.953.000 100,00
Bidang Pengelolaan Keuangan Desa
4 Fasilitasi Kerjasama Desa 21.733.300 18.022.800 82,93
Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam
5 17.906.800 16.796.800 93,80
Bidang Pembangunan Kawasan pedesaan
Program Penguasaan dan Pengembangan
14 83.292.000 77.835.800 93,45
Aplikasi teknologi dan Teknologi Baru
Pengembangan dan Rekayasa TTG dan
1 28.768.000 23.495.000 81,67
Teknologi Baru Perdesaan
Pelaksanaan Gelar TTG Nasional, Pekan Inovasi
2 54.524.000 54.340.800 99,66
Desa, Pameran Potensi Desa

Program Pembinaan Keluarga Sejahtera dan


15 25.009.500 24.812.500 99,21
Pemberdayaan Keluarga

84
No Program dan Kegiatan Anggaran Realisasi %

Pelatihan Tenaga Pendamping Kelompok Bina


1 25.009.500 24.812.500 99,21
Keluarga di Kecamatan
Program Penanggulangan Kemiskinan
16 243.366.000 34.477.500 14,17
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Percepatan Implementasi Kegiatan
1 Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PIK- 243.366.000 34.477.500 14,17
PAKET)
Program Penguatan Klembagaan
17 20.099.900 15.848.600 78,85
Pangarusutamaan Gender
1 Workshop Analisis Data Gender 20.099.900 15.848.600 78,85

Jumlah 5.192.822.841 4.362.595.910 84,01

2. Belanja Tidak Langsung

Belanja pegawai merupakan belanja konpensasi dalam bentuk gaji


dan tunjangan serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai
negeri sipil. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
menganggarkan Belanja tidak langsung sebesar Rp 2.032.043.208,-
realisasinya sebesar Rp 1.898.331.450,- atau sebesar 93,42 % yang secara
rinci dapat di lihat pada tabel dibawah:

Tabel 3.11
REALISASI KEUANGAN BELANJA TIDAK LANGSUNG
DPMDPPKBPPPA KABUPATEN BARRU TAHUN 2019

REALISASI
JUMLAH
No. PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN KEUANGAN FISIK
Rp. % %
BELANJA TIDAK
LANGSUNG 2.032.043.208 1.898.331.450 93,42 93,42
Gaji dan Tunjangan 2.032.043.208 1.898.331.450 93,42 93,42
Gaji Pokok PNS/Uang
1
Representasi 1.467.871.426 1.454.873.600 99,11 99,11
2 Tunjangan Keluarga 132.918.422 121.735.384 91,59 91,59
3 Tunjangan Jabatan 229.950.000 169.180.000 73,57 73,57
4 Tunjangan Fungsional 0 0 0,00 0,00

85
REALISASI
JUMLAH
No. PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN KEUANGAN FISIK
Rp. % %
5 Tunjangan Fungsional Umum 67.200.000 36.480.000 54,29 54,29
6 Tunjangan Beras 83.427.840 68.002.380 81,51 81,51
Tunjangan PPh/Tunjangan
7
Khusus 9.715.804 7.192.207 74,03 74,03
8 Pembulatan Gaji 22.498 20.865 92,74 92,74
9 Iuran Asuransi Kesehatan 40.937.218 40.847.014 99,78 99,78

86
Bab. IV PENUTUP

Demikian uraian kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa


Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Barru pada tahun 2019. Capaian kinerja merupakan
hasil dari kerja jeras dan komitmen seluruh staf Badan Pemberdayaan Masyarak
Desa Kabupaten Barru serta pihak terkait dalam rangka mewujudkan Kabupaten
Barru sebagai Kabupaten yang maju, mandiri dan bermartabat bernafaskan
keagamaan.
Semoga laporan ini memberikan arti bagi optimalisasi kinerja, sasaran dan
kegiatan menuju kemakmuran masyarakat Kabupaten Barru secara umum di masa-
masa mendatang.
Proses penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan diharapkan dapat
menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas masyarakat serta dapat mendorong
peningkatan kreatifitas masyarakat desa/kelurahan dalam pembangunan melalui
pemanfaatan sumber daya dan potensi lokal. Selain itu pula, desa dan kelurahan
diharapkan mampu mengembangkan dan memberdayakan potensinya dalam
meningkatkan pendapatan yang pada gilirannya diharapkan menghasilkan
masyarakat yang berkemampuan untuk mandiri.
Sehubungan dengan hal peningkatan yang dimaksud diatas, melalui
pelatihan bagi kapasitas aparat dan kelembagaan desa/kelurahan, diharapkan aparat
pemerintah desa dan kelurahan dapat memiliki kemampuan dan keterampilan,
termasuk kemampuan manajerial dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa/kelurahan. Demikian pula dengan BPD dan LKK serta lembaga kemasyarakatan
lainnya yang ada di desa/kelurahan diharapkan dapat menjadi mitra pemerintah desa
dan kelurahan dalam proses pemberdayaan masyarakat.
Sebagaimana yang telah diuraikan dan dijelaskan pada bab-bab terdahulu
dari LAKIP Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Barru tahun 2019 ini, dapat disimpulkan bahwa secara umum sasaran strategis yang

87
telah ditetapkan dalam Rencana Kerja tahun 2019, sebagaian besar telah dapat
direalisasikan.
Dengan demikian, tugas yang diemban Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru yaitu membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan menyangkut penyusunan dan perumusan bahan
kebijakan teknis di bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui
pengembangan institusi/ penyusunan pedoman dan program dapat tercapai.
Adapun kunci utama keberhasilan tersebut adalah adanya komitmen yang
kuat dari seluruh jajaran Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Barru untuk mengoptimalkan semua sumber organisasi dalam
melaksanakan program dan kegiatan secara efektif dan efisien. Disamping itu juga
koordinasi dan kerjasama yang efektif antar instansi terkait maupun institusi lainnya,
dan yang tak kalah pentingnya adalah adanya dukungan, kerjasama dan partisipasi
yang baik dari masyarakat dalam melaksanakan program dan kegiatan Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di lapangan.
Secara ringkas seluruh capaian kinerja tersebut diatas terlaksana dengan
baik. Oleh sebab itu, sesuai dengan hasil analisa kami atas capaian kinerja tahun
2019, maka dirumuskan beberapa langkah penting yang akan dijadikan masukan atau
sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana kinerja tahun 2019 yaitu
sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang diikuti dengan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber-sumber daya
dan dana untuk mewujudkan tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan. Hal
ini secara khusus akan difokuskan pada sasaran-sasaran strategis yang capaian
kinerjanya masih berada di bawah target yang ditetapkan.
2. Berkaitan dengan perumusan rencana kinerja tahun 2019 sebagai penjabaran dari
renstra tahun 2016-2021, perlu dilakukan analisa yang mendalam atas ketepatan
kuantitas target dari indikator kinerja baik untuk tingkat sasaran strategis

88
maupun tingkat kegiatan strategis sehingga dapat menghindarkan adanya
capaian kinerja yang bias dimasa yang akan datang.
3. Dalam rangka pencapaian kinerja yang lebih baik di masa-masa mendatang
perlu ditetapkan kuantitas target yang lebih baik lagi, namun masih dalam
batasan yang wajar agar dapat memacu produktifitas kerja personil Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru.
4. Tetap konsisten untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit-unit
kerja yang berada dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Barru maupun institusi
lainnya dalam merumuskan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat
lainnya.
Dan akhirnya kami pimpinan beserta segenap staf Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Barru mengharapkan agar LAKIP
tahun 2019 ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kami kepada para pihak
yang berkepentingan dan sebagai salah satu bahan acuan penting dalam penyusunan
dan implementasi rencana kinerja serta sebagai sumber informasi penting dalam
pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja instansi lainnya.

Barru, Februari 2020

KEPALA DINAS PMDPPKBP3A


KABUPATEN BARRU,

JAMALUDDIN, S. Sos, MH
Pangkat : PembinaTk.I IV/ b
NIP : 19710401 199203 1 010

89

Anda mungkin juga menyukai