ARTIKEL BUAH MURBEI (Morus Alba)
ARTIKEL BUAH MURBEI (Morus Alba)
id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Oleh:
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Berjudul :
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT
KUMUREKSTRAK ETANOL BUAH MURBEI (Morus alba L.)
TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans ATCC 25175
Oleh:
Amisah Dia Ningsi
24185543A
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
apt. Mamik Ponco Rahayu, M.Si, apt. Siti Aisiyah, S.Farm, M.Sc.
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
INTISARI
Obat kumur adalah larutan pembersih mulut yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme, mencegah pembentukkan plak dan karies pada gigi. Penyebab utama karies gigi
adalah bakteri Streptococcus mutans. Buah murbei mempunyai potensi sebagai antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus mutans karena mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik,
dan terpenoid. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi stabilitas sediaan obat kumur
ekstrak etanol buah murbei dan pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus
mutans ATCC 25175.
Penelitian ini menggunakan ekstrak buah murbei yang dibuat secara maserasi, kemudian
ekstrak buah murbei dibuat formulasi sediaan obat kumur dengan variasi konsentrasi 3,125%;
6,25%; 12,5%; dan 0%, serta menggunakan sediaan obat kumur pasaran “L” (kontrol positif).
Evaluasi sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, bobot jenis, pH, viskositas, dan stabilitas
sediaan. Sediaan obat kumur diujikan dengan bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175
menggunakan metode difusi sumuran dengan mengamati zona hambat yang terbentuk. Data uji
dianalisis secara statistik menggunakan uji Shapiro-Wilk dilanjutkan menggunakan uji one way
ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan obat kumur pada semua formula memiliki
mutu fisik organoleptik, viskositas, dan stabilitas yang baik, sedangkan pada pengujian mutu fisik
pH tidak memenuhi syarat pH sediaan obat kumur karena pengaruh dari ekstrak buah murbei
(Morus alba L.). Pada hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans ATCC 25175
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
dengan variasi konsentrasi 3,125%; 6,25%; dan 12,5% memiliki diameter zona hambat berturut-
turut sebesar 10 mm; 14,83 mm; dan 19,5 mm. Berdasarkan hasil pengujian antibakteri formula 2
dikatakan efektif karena mempunyai daya hambat sama dengan kontrol positif.
Kata kunci : antibakteri;ekstrak buah murbei; obat kumur; Streptococcus mutans ATCC 25175.
ABSTRACT
Mouthwash is an oral cleaning solution that is used to kill microorganisms, preventing the
formation of plaque and caries on the teeth. The main cause of dental caries is the bacterium
Streptococcus mutans. Mulberry fruit has potential as an antibacterial against Streptococcus
mutans because it contains alkaloids, flavonoids, phenolics, and terpenoids. The purpose of this
study was to evaluate the stability of the mouthwash preparation of mulberry fruit ethanol extract
and to test its antibacterial activity against the bacterium Streptococcus mutans ATCC 25175.
This study used mulberry fruit extract which was made by maceration, then the mulberry
fruit extract was made into a mouthwash formulation with a concentration variation of 3.125%;
6.25%; 12.5%; and 0%, as well as using the market mouthwash preparation "L" (positive control).
Evaluation of the preparation includes organoleptic, homogeneity, specific gravity, pH, viscosity,
and stability of the preparation. The mouthwash preparation was tested with the bacterium
Streptococcus mutans ATCC 25175 using the well diffusion method by observing the inhibition
zone formed. The test data were analyzed statistically using the Shapirow-Wilk test followed by the
one way ANOVA test.
The results showed that the mouthwash preparations in all formulas had good
organoleptic physical qualities, viscosity, and stability, while in the physical quality test the pH did
not meet the pH requirements for mouthwash preparations due to the influence of mulberry fruit
extract (Morus alba L.). The results of the antibacterial activity test against Streptococcus mutans
ATCC 25175 with a concentration variation of 3.125%; 6.25%; and 12.5% had an inhibition zone
diameter of 10mm, respectively; 14.83mm; and 19.5mm. Based on the results of antibacterial
testing, formula 2 is said to be effective because it has the same inhibitory power as the positive
control.
Keywords : antibacterial;mulberry fruit extract;mouthwash;Streptococcus mutans ATCC 25175
1. PENDAHULUAN
Karies gigi adalah infeksi penyakit gigi berlubang yang ditandai dengan
demineralisasi lapisan email serta dentin yang terbentuk secara progresif. Kondisi
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
ini terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme didalam mulut seperti bakteri
di dalam plak golongan Streptococcus mulut yang secara kolektif disebut
Streptococcus mutans (1). Salah satu cara untuk mencegah karies dan
pembentukan plak gigi adalah menggunakan obat kumur (2). Obat kumur adalah
larutan yang digunakan sebagai pembersih mulut dengan tujuan mengurangi
jumlah mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya plak gigi dan karies gigi
didalam rongga mulut, selain itu juga bisa digunakan untuk menyegarkan nafas
dan menghilangkan bau mulut yang tidak sedap (3). Obat kumur pada umumnya
banyak mengandung Chlorhexidine, akan tetapi jika digunakan terus-menerus bisa
menimbulkan efek samping. Formulasi obat kumur dari ekstrak simplisia yang
mengandung efektivitas antibakteri merupakan salah satu metode yang bisa
dicoba untuk menghindari efek samping dari obat kumur yang mengandung
Chlorhexidine.
Tanaman murbei adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai
ramuan teh herbal dalam pengobatan antidiabetes serta memiliki efek antibakteri,
antioksidan, antivirus, dan inflamasi. Buah murbei adalah salah satu bagian
tanaman yang memiliki kandungan steroid, flavonoid, fenolat, kuinon,
monoterpen, dan seskuiterpen yang berperan sebagai aktivitas antibakteri.(5).
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak etanol buah murbei
(Morus alba L.) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri S.mutans
dengan diameter zona hambatnya masing-masing konsentrasi yaitu 25 % (18,18
mm), 12,5% (14,42 mm), 6,25% (10,4 mm), 3,125% (8,54 mm) (5). Oleh sebab itu
peneliti tertarik untuk mengembangkan ekstrak etanol buah murbei menjadi
formulasi sediaan obat kumur dengan konsentrasi 12,5%, 6,25%, 3,125% serta
pada konsentrasi berapakah ekstrak etanol buah murbei (Morus alba L.) di dalam
formulasi obat kumur yang optimal serta efektif terhadap pertumbuhan bakteri
S.mutans.
2. METODE PENELITIAN
2.1 ALAT DAN BAHAN
Alat
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
ayakan mesh 40 sampai serbuk terayak semua. Hasil ayakan serbuk tersebut
disimpan dalam wadah kedap udara dan kedap air.
2.2.3 Penetapan Susut Pengeringan Simplisia Buah Murbei
Penetapan susut pengeringan serbuk buah murbei menggunakan alat
Moisture balance. Serbuk buah murbei ditimbang kurang lebih 2 g pada plat ,
jalankan alat dengan menekan tombol “on” kemudian alat akan menjalankan
pemeriksaan kadar lembab hingga terdengar bunyi “beep” pada alat. Susut
pengeringan dari serbuk akan muncul pada layar dalam persen kemudian dicatat.
Lakukan proses replikasi pada penetapan susut pengeringan serbuk buah murbei.
2.2.4 Penetapan Kadar Air Simplisia Buah Murbei
Metode destilasi digunakan dalam penetapan kadar air serbuk buah murbei
sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia. Timbang seksama 10 g masukkan
kedalam labu kering kemudian tambahkan batu didih agar proses pemanasan
merata. Masukkan lebih kurang 200 ml toluen jenuh air kedalam labu. Panaskan
labu hati-hati selama 15 menit.
Proses destilasi berlangsung terus menerus hingga tidak ada penambahan
air pada wadah penampungan yang menandakan air yang terkandung dalam
sampel sudah habis. Baca volume air setelah air dan toluen memisah sempurna.
2.2.5 Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Murbei
Metode maserasi digunakan dalam pembuatan ekstrak etanol buah murbei
bersumber pada Farmakope Herbal Indonesia. Hasil ayakan buah ditimbang
kurang lebih dengan berat 600 g, lalu serbuk tersebut dimasukkan pada botol
bejana maserasi dan ditambah dengan pelarut 6 L etanol 95%. Rendam dengan
sekali-kali di gojok selama 6 jam, lalu dibiarkan selama 18 jam. Proses penyarian
dapat diulangi dua kali menggunakan pelarut yang sama sebanyak setengah kali
pada penyarian pertama. Hasil dari maserasi disaring untuk memisahkan antara
ampas dan filtrat menggunakan kain flanel lalu di ulangi menyaring dengan kertas
saring, kemudian filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan alat rotary evaporator
pada suhu 40oC sampai didapatkan ekstrak kental.
2.2.6 Penetapan Susut Pengeringan Ekstrak Buah Murbei
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
2.2.10.3 Uji biokimia. Ada dua uji biokimia yaitu katalase dan koagulase. Pertama
pengujian katalase dengan cara suspensi bakteri ditambahkan H2O2 3%. Hasil
10
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
positif adanya gelembung udara [18]. Kedua pengujian koagulase dengan cara
suspensi bakteri ditambahkan plasma sitrat dan dicampurkan, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37℃. Hasil positif ditandai adanya gumpalan
didasar tabung (6).
2.2.2 Pembuatan Suspesi Bakteri
Pembuatan suspensi dilakukan dengan cara koloni dari biakan murni ± 2-3
ose dimasukkan pada tabung reaksi yang sudah berisi media BHI 10 ml,
Homogenkan suspensi bakteri, lalu inkubasi dengan temperatur 37°C selama 5-8
jam di dalam inkubator. Bandingkan kekeruhan dengan standar Mc Farland 0,5
Apabila lebih keruh ditambahkan media BHI, sedangkan apabila lebih jernih
inkubasi kembali 1-3 jam (7).
2.2.3 Formulasi obat kumur ektrak etanol buah murbei
Formula yang dipakai mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan oleh
Anastasia et al (2017) dan konsentrasi ekstrak etanol buah murbei yang digunakan
mengacu pada penelitian Aulifa D L & Febriani Y (2015).
Tabel 1. Rancangan formula obat kumur ekstrak buah murbei
Formula % (b/v)
Bahan F1 F2 F3 -
Ekstrak buah murbei 3,125 6,25 12,5 -
Gliserin 5 5 5 5
Tween 80 1 1 1 1
Na sakarin 0,1 0,1 0,1 0,1
Na benzoat 0,1 0,1 0,1 0,1
Peppermint oil 0,15 0,15 0,15 0,15
Aquadest 100 100 100 100
Keterangan :
F1 : Formula obat kumur dengan ekstrak etanol buah murbei 3,125 %
F2 : Formula obat kumur dengan ekstrak etanol buah murbei 6,25 %
F3 : Formula obat kumur dengan ekstrak etanol buah murbei 12,5 %
Kontrol + : obat kumur yang ada di pasaran “L”
Kontrol - : Formula obat kumur tanpa ekstrak.
11
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
12
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
13
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
14
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
15
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
jingga (Reagen
Dragendorf t)
Terdapat
Logam Mg Dan HCl Terbentuk warna
2 Flavonoid (+) warna merah
Pekat merah tua
(11)
Terbentuk
Terbentuk warna warna hijau
3 Polifenol FeCl3 1% (+)
hijau kehitaman kehitaman
(11)
Terbentuk
Terbentuk warna
4 Terpenoid Liebermann Burchard (+) warna merah
merah
(11)
Tidak terbentuk Terbentuk
5 Saponin HCl + aquades (-)
busa busa (11)
1.8 Pengujian Bebas Etanol Ekstrak
Pengujian bebas etanol dilakukan bertujuan untuk menyakinkan ekstrak
benar terbebas dari kandungan etanol, sehingga hasil pengujian antibakteri tidak
dipengaruhi oleh adanya kandungan etanol. Hasil pengujian bebas etanol ekstrak
buah murbei memperlihatkan bahwa ekstrak tidak mengandung etanol atau dapat
dikatakan bebas dari etanol yang ditandai dengan tidak tercium bau ester (5).
16
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
3.8.3 Uji Katalase. Hasil dari uji katalase diperoleh hasil negatif yang ditunjukan
dengan tidak adanya gelembung gas pada object glass. Hal ini dikarenakan bakteri
S.mutans tidak memiliki enzim katalase sehingga tidak dapat memisahkan H2
dengan O2 yang dapat menghasilkan suatu gelembung gas. Hasil identifikasi
S.mutans dengan uji katalase bisa dilihat dalam gambar 3.
17
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
3.8.4 Uji Koagulase Hasil yang didapat menunjukkan adanya gumpalan plasma di
dasar tabung reaksi, gumpalan yang terbentuk pada uji koagulase ini terjadi akibat
adanya kerja enzim koagulase yang mengubah fibrinogen dalam plasma sitrat
menjadi fibrin (14). Hasil identifikasi uji koagulase bisa dilihat dalam gambar 4.
18
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
(a) (b)
Gambar 5. (a) oranoleptis hari ke-1, (b) organoleptis hari ke-21
1.9.2 Hasil Pengujian homogenitas. Sediaan F1, F2, F3, dan K(-) tidak ada
terlihat endapan maupun butiran-butiran. Selama penyimpanan sediaan obat
kumur tidak membentuk butiran-butiran, sehingga homogenitas selama
penyimpanan dikatakan stabil. Penambahan ekstrak tidak mempengaruhi
homogenitas sehingga hasil dari formula tetap homogen. Hasil pemeriksaan
homogenitas dapat dilihat pada gambar 6.
19
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
(a) (b)
Gambar 6. (a) homogenitas hari ke-1, (b) homogenitas hari ke-21
1.9.3 Hasil Pengujian pH. Pengujian pH sediaan obat kumur ekstrak buah
murbei menggunakan pH meter, tujuan dilakukan uji pH agar mengetahui tingkat
keasaman sediaan obat kumur yang telah dibuat, apakah memenuhi standar mutu
obat kumur herbal yakni pH antara 5-7 (3). Hasil pengujian pH sediaan obat kumur
ada perbedaan antara kontrol negatif dan F1-F3, hal tersebut disebabkan oleh
penambahan dari ekstrak buah murbei pada formula sediaan obat kumur yang
bersifat asam. Faktor terjadinya penurunan pH disebabkan adanya senyawa
flavonoid yang merupakan senyawa fenolik dan antosianin yang bersifat asam
sehingga dapat mempengaruhi pH pada sediaan obat kumur (4). Hasil
Pemeriksaan pH dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil pengujian pH
pH
Formula
Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari-21
K- 5,77 ± 0,0754 5,31 ± 0,0173 5,49 ± 0,0568 5,51 ± 0,0458
K+ 3,83 ± 0,0152 3,32 ± 0,0152 3,34 ± 0,0152 3,38 ± 0,02
F1 3,44 ± 0,0321 3,47 ± 0,0208 2,46 ± 0,0450 2,68 ± 0,0152
F2 3,36 ± 0,0173 3,36 ± 0,0057 2,35 ± 0,0057 2,56 ± 0,0115
F3 3,30 ± 0,0057 3,35 ± 0,02 2,25 ± 0,0152 2,53 ± 0,0208
20
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
21
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa berat jenis sediaan obat kumur
stabil.
3.10.5 Hasil Pengujian Viskositas. Pengujian viskositas dari formula sangat
mempengaruhi tingkat kekentalan sediaan obat kumur saat dipakai berkumur di dalam
mulut, semakin dekat tingkat viskositas suatu produk formula dengan tingkat viskositas
air, maka semakin mudah dan nyaman produk tersebut digunakan untuk berkumur,
viskositas air sebagai standar pada perhitungan viskositas adalah sekitar ±1 cP. Hasil
pengujian viskositas sediaan mouthwash sebesar 1,27-1,82 cP (15). Diketahui bahwa
semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka akan semakin tinggi nilai
viskositasnya, hal ini disebabkan karena penggunaan ekstrak buah murbei yang terdiri
atas partikel-partikel halus terlarut, sehingga dapat meningkatkan nilai viskositas pada
obat kumur yang dihasilkan. Hasil pengujian viskositas dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Hasil pengujian viskositas
Viskositas
Formula
Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari-21
K- 1,1321 ± 0,0256 1,0182 ± 0,0128 1,0123 ± 0,0110 1,0225 ± 0,0074
K+ 1,5489 ± 0,0117 1,4068 ± 0,0220 1,4307 ± 0,0104 1,4459 ± 0,0211
F1 1,1776 ± 0,0121 1,1165 ± 0,0109 1,0859 ± 0,0269 1,0864 ± 0,0275
F2 1,3316 ± 0,0241 1,3026 ± 0,0737 1,3426 ± 0,0327 1,2933 ± 0,0155
F3 2,1541 ± 0,0376 2,0072 ± 0,0142 2,0348 ± 0,0277 2,0089 ± 0,0303
22
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Hasil analisis statistik dengan SPSS metode Shapiro-Wilk data uji viskositas
terdistribusi normal dengan nilai sig.>0,05, lalu dilanjutkan uji Paired Sample T-
Test, viskositas sediaan obat kumur ekstrak buah murbei pada K-, F1, F2, dan F3
pada hari ke-1 dengan hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21 terdapat perbedaan
yang signifikan, sedangkan untuk viskositas semua formula pada hari ke-7 dengan
hari ke-14 dan hari ke-21 tidak ada perbedaan yang signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa viskositas sediaan obat kumur ekstrak buah murbei tidak
stabil. Viskositas pada sediaan mengalami penurunan setelah uji stabilitas, hal ini
dapat terjadi karena pengaruh perubahan suhu. Pada viskositas suhu dapat
menyebabkan jarak antara partikel yang semakin besar sehingga menyebabkan
viskositas menurun.
1.10 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur
Tabel 11. Hasil diameter zona hambat sediaan obat kumur
Diameter zona hambat (mm)
Sampel Rata – rata ± SD
I II III
F1 11 10,5 10 10,5 ± 0,5
F2 15,5 15 14 14,83 ± 0,7637
F3 19 20 19,5 19,5 ± 0,5
K- 0 0 0 0
K+ 16 16 17 16,3 ± 0,5773
Keterangan :
K - : Kontrol negatif (sediaan obat kumur tanpa ekstrak)
K + : Sediaan obat kumur listerine siwak
F1 : Formula 1 sediaan obat kumur ekstrak buah murbei konsentrasi 3,125 %
F2 : Formula 2 sediaan obat kumur ekstrak buah murbei konsentrasi 6,25 %
F3 : Formula 3 sediaan obat kumur ekstrak buah murbei konsentrasi 12,5 %
Hasil pengujian aktivitas antibakteri metode sumurun dengan tiga kali
replikasi diperoleh diameter zona hambat dengan rata-rata pada kontrol negatif
adalah 0 mm, kontrol positif adalah 16,3 ± 0,5773 mm, formula 1 adalah 10,5 ± 0,5
mm, formula 2 adalah 14,83 ± 0,7637 mm, dan formula 3 adalah 19,5 ± 0,5 mm.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa sediaan obat kumur ekstrak buah
23
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
24
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
25
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Kedua orang tua serta seluruh keluarga,
teman dan sahabat, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
6. DAFTAR PUSTAKA
(1) Purwaningsih, P. P. (2016). Analisis Faktor Risiko Yang Mempengaruhi
Karies Gigi Pada Anak Sd Kelas V-Vi Di Kelurahan Peguyangan Kangin
Tahun 2015. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.
(2) Toar, A. I., Posangi, J., & Wowor, V. (2013). Daya Hambat Obat Kumur
Cetylpyridinium Chloride Dan Obat Kumur Daun Sirih Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus Mutans. Jurnal Biomedik (Jbm), 5(1), 163–168.
https://doi.org/10.35790/jbm.5.1.2013.2639
(3) Hidayanto, A., Manikam, A. S., Pertiwi, W. S., & Harismah, K. (2017).
Formulasi Obat Kumur Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L)
dengan Pemanis Alami Stevia (Stevia Rebaudiana Bertoni). University
Research Colloquium, 189–194.
(4) Handaratri, A., & Yuniati, Y. (2019). Kajian Ekstraksi Antosianin dari Buah
Murbei dengan Metode Sonikasi dan Microwave. Reka Buana : Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil Dan Teknik Kimia, 4(1), 63.
https://doi.org/10.33366/rekabuana.v4i1.1162
(5) Aulifa, D. L., Febriani, Y., & Rendo, M. S. (2015). Aktivitas Antibakteri Ekstrak
N- Heksan, Etil Asetat, Dan Etanol Morus Alba L. terhadap Bakteri Penyebab
Karies Gigi. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology,
4(2), 15–21.
26
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
(6) Jawetz, Melnick & Adelberg. (2007). Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23.
Nugroho, Edi dan Mualany, R. F., penerjemah; Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
(7) Mohamamed, A., Chick, KT., Adji, P. 2003. Farmasi Klinis. 73-98. Universitas
Surabaya, Gramedia. Jakarta.
(8) Linde, N. (2005). Mouthwash. Encyclopedia of Toxicology, 05(02), 162–163.
https://doi.org/10.1016/B0-12-369400-0/00649-9.
(9) Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta :
Depkes RI Jakarta .
(10) Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan
Indonesia 2016.
(11) Nastiti, D. S., Nurhamidah, N., & Chandra, I. N. (2019). Pemanfaatan Ekstrak
Buah Morus alba L.(Murbei) Sebagai Pengawet Alami Ikan Selaroides
leptolepis(Selar).Alotrop,3(1),1–7.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/alotropjurnal/article/viewFile/
9019/4423
(12) Madigan, M.T., Martinko, J.M., Dunlap, P.V. & Clark, D.P. (2006) Brock
Biology of Microorganisms. 12th ed. San Francisco: Pearson Education.
(13) Andries, Juvensius R., Paulina N. Gunawan, and Aurelia Supit. "Uji Efek
AntiBakteri Ekstrak Bunga Cengkeh Terhadap Bakteri Streptococcus mutans
secara in vitro." e-GiGi 2.2 (2014).
(14) Dewi, Z. Y., Nur, A., & Hertriani, T. (2015). Efek Antibakteri dan
Penghambatan Biofilm Ekstrak Sereh (Cymbopogon nardus L.) Terhadap
Bakteri Streptococcus mutans. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 20(2),
136. https://doi.org/10.22146/majkedgiind.9120
(15) Handayani, F., Sundu, R., & Sari, R. M. (2018). Formulasi Dan Uji Aktivitas
Antibakteri Streptococcus mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(8), 422–433.
https://doi.org/10.25026/jsk.v1i8.62
(16) Surjowardojo, P., Susilawati, T. E., & Sirait, G. R. (2016). Daya Hambat Dekok
27
Jurnal Farmasi
Indonesia
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. xx No. Xx, bulan xxxxx tahun xxxx online: jfi.setiabudi.ac.id
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291
28
Jurnal Farmasi
Indonesia