Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENDAHULUAN

“ PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SEDIAAN JAMU”

DISUSUN OLEH :

Nama : Asis Rumau


Npm : 4820121268
Kelas : B1 (Ambon)
Semester : IV
Dosen : Djulfikri Mewar, S.Farm.,M.Si.,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON
2023
1. Jelaskan peranan farmasis mencegah bahaya BKO dalam sediaan jamu.

Farmasis memainkan peran penting dalam mencegah bahaya Bahan Kimia


Obat (BKO) dalam sediaan jamu. Berapa langkah yang dapat dilakukan oleh
farmasis untuk mencegah bahaya BKO dalam sediaan jamu adalah:

1. Melakukan pengawasan terhadap bahan baku, proses produksi, dan produk


akhir untuk memastikan tidak ada BKO yang terkandung dalam sediaan jamu.

2. Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sediaan jamu untuk


memastikan tidak ada BKO yang terkandung di dalamnya.

3. Memberikan pendidikan kepada produsen dan masyarakat tentang bahaya


BKO dan pentingnya menggunakan bahan baku yang aman dan bebas dari
BKO.

4. Bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menindaklanjuti temuan


adanya BKO dalam sediaan jamu dan mencegah peredaran sediaan jamu yang
mengandung BKO.
Dengan langkah-langkah tersebut, farmasis dapat membantu mencegah
bahaya BKO dalam sediaan jamu.

2. Berikan contoh sediaan serbuk jamu dengan komposisinya sesuai dengan


tugas kelompoknya.

3. Berikan contoh pemalsuan jamu serbuk dan contoh bentuk mikroskopiknya.

4. Jelaskan hubungan pharmaceutical care dengan pengembangan bahan alam


utamanya sediaan herbal yang aman dan tidak toksik.
Pharmaceutical care adalah praktik farmasi yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien melalui penggunaan obat yang aman,
efektif, dan rasional. Dalam konteks pengembangan bahan alam, terutama
sediaan herbal yang aman dan tidak toksik, pharmaceutical care memainkan
peran penting dalam beberapa hal:

1. Penelitian dan Pengujian: Melakukan penelitian dan pengujian secara


ilmiah untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu sediaan herbal yang
dihasilkan.

2. Pemilihan Bahan Baku: Memastikan bahwa bahan baku yang digunakan


dalam pembuatan sediaan herbal berasal dari sumber yang aman dan bebas
dari kontaminasi.

3. Pengawasan: Melakukan pengawasan terhadap proses produksi dan produk


akhir untuk memastikan tidak ada kontaminasi atau bahan berbahaya yang
terkandung dalam sediaan herbal.

4. Pendidikan: Memberikan pendidikan kepada produsen dan masyarakat


tentang pentingnya menggunakan bahan alam yang aman dan bebas dari
kontaminasi serta cara penggunaan yang benar untuk menghindari efek toksik.

5. Tambahan TP dari asistennya.

Sumber:
 Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Cara
Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB). Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2000.
 Sumber: Hepler CD, Strand LM. Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care. Am J Hosp Pharm. 1990 Mar;47(3):533-43.

Anda mungkin juga menyukai