Anda di halaman 1dari 9

KANDUNGAN BIOAKTIF TANAMAN MANGROVE YANG DAPAT

DIKEMBANGKAN DI BIDANG FARMAKOLOGI

DISUSUN OLEH :

MUH. RESTU MULAWARMAN


I1F119020

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah salah satu bagian terpenting yang harus dimiliki oleh
setiap manusia, karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan
sulit untuk melakukan aktifitasnya. Dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992
memberikan batasan kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO) yang paling baru yaitu bahwa kesehatan merupakan
keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas
dari penyakit dan cacat.

Setiap manusia yang ada di muka Bumi dituntut untuk selalu menjaga
Kesehatan, terutama pada masa pandemi seperti saat ini. Kesehatan yang
dimiliki manusia merupakan salah satu hal yang mendasar dalam hidup
manusia itu sendiri. Banyak manusia yang terkena penyakit dan rela
menggelontorkan biaya yang tidak sedikit untuk mencari kesembuhan.

Dalam menghadapi penyakit yang dialami seseorang maka diperlukan


sistem perawatan kesehatan untuk mengatasi penyakit yang diderita, baik
perilaku seseorang menjaga tubuhnya agar selalu sehat dan terhindar dari
penyakit ataupun penanganan awal untuk mengatasi penyakit tersebut seperti
pengkonsumsian obat-obatan.

Saat ini, dunia farmakologi terus mengembangkan obat-obatan dan cara


kerjanya pada sistem biologis manusia. Sumber daya laut, dan pesisir pun tidak
luput dalam proses pengembangan obat-obatan tersebut. Salah satu sumber
daya laut dan pesisir yang kandungannya dapat diteliti lebih lanjut dalam
pengembangan obat-obatan adalah potensi tanaman mangrove sebagai tanaman
obat.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui sumber daya laut dan pesisir yang dapat diteliti lebih
jauh dalam dunia farmakologi.
2. Untuk mengetahui potensi khasiat yang terkandung dalam tanaman
mangrove.

C. Manfaat
Adapun manfaaat yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjadi sumber pengobatan alternatif (pengobatan herbal).
2. Dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian di bidang farmakologi lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Obat merupakan sebuah semua zat hewani, nabati maupun zat kimia yang
dibuat dalam dosis yang layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit berikut gejala-gejalanya (Sulanjani, 2013).

Farmakologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang


bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat-
obatan. Farmakologi mempelajari efek dari senyawa kimia pada jaringan hidup. Selain
mempelajari efek suatu obat terhadap sistem biologis, dan bagaimana nasib obat
tersebut saat masuk ke dalam tubuh, farmakologi juga mempelajari mekanisme
molekuler yang mengakibatkan efek samping obat dan variasi genetika yang
menyebabkan respon terjadi pada pasien yang mengkonsumsinya

Mangrove merupakan tanaman yang tumbuh dan berkembang pada wilayah


estuaria dan memiliki adaptasi yang unik untuk menghadapi tekanan lingkungan
berupa salinitas tinggi, temperatur tinggi, dan radiasi matahari (Herawati, 2011)
Ekosistem mangrove yang terdapat di Indonesia merupakan ekosistem tanaman
mangrove terbesar di dunia. Mangrove mempunyai banyak sekali manfaat yang
bersinggungan langsung dengan manusia di daratan, mulai dari manfaat ekologi sampai
dengan sumber pangan dan obat. Sangat disaangkan apabila potensi yang dimiliki oleh
tanaman mangrove tidak digali dan dimanfaatkan semaksimal mungkin (Purnobasuki,
2004).
BAB III
PEMBAHASAN

Kesehatan merupakan hal fundamental yang dimiliki oleh setiap manusia.


Tanpa kesehatan yang baik, manusia tidak dapat melakukan kegiatan sebagai mana
mestinya. Dalam tubuh manusia terdapat sebuah kondisi sehat dan sakit, dimana sehat
sangat bergantung pada kondisi keseimbangan unsur-unsur yang ada di dalam tubuh.
Apabila tubuh terserang suatu penyakit, salah solusi untuk menyembuhkan ataupun
mengurangi sakit tersebut adalah dengan mengkonsumsi obat. Saat ini ilmu
farmakologi terus meneliti dan mengembangkan berbagai jenis obat-obatan serta
meneliti efek samping terhadap metabolisme tubuh manusia. Salah satu organisme
yang tak luput dari perkembangan farmakologi di Indonesia adalah sumber daya laut
dan pesisir misalnya tanaman mangrove.

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang
surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan
dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove
mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor).
Tanaman mangrove merupakan salah satu jenis tanaman dikotil yang berhabitat pada
air payau dan air laut. Kata mangrove berasal dari bahas portugis yaitu mangue dan
grove. Kedua kata tersebut mendeskripsikan komunitas pohon atau ruput yang tumbuh
pada wilayah pesisir.

Sebagian besar dari tanaman mangrove memiliki potensi senyawa bioaktif yang
dapat digunakan sebagai bahan baku obat. Sejak dahulu, ekstrak dan bahan mentah dari
tanaman mangrove sudah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk dijadikan obat
herbal. Campuran senyawa kimia bahan alam oleh para ahli kimia dikenal sebagai
pharmacopoeia. Sejumlah tumbuhan mangrove dan tumbuhan asosiasinya banyak
digunakan juga sebagai bahan tradisional inteksida dan pestisida alami oleh masyarakat
pesisir.
Tabel 1 Potensi Khasiat Medis Beberapa Tanaman Mangrove

Beberapa bahan bioaktif metabolit baru-baru ini dengan struktur kimia dan
tergolong salam satu diversitas dari 'kelas-kelas kimia' telah dikarakterisasi dari
tumbuhan mangrove dan tumbuhan asosiasinya. Diantaranya adalah tumbuhan yang
baru ditemukan yakni substansi dari getah dan perekat alkaloid dan saponin dan
beberapa senyawa lainnya yang dipergunakan dalam industri obat-obatan, seperti
derivat benzoquinone, naphthoquinone, naphthofurans, flavonoid, polyfenol, rotenone,
flavoglican, sesquiterpene, di- dan triterpene, limonoid, minyak esensial, sterols,
karbohidrat, o-metil-inositol, gula, iridoid glikosida, alkaloid dan asam amino bebas,
feromon, gibberellin, forbol ester, keterosiklik oksigen, senyawa sulfur, lemak dan
hidrokarbon, alcohol alipatik rantai panjang dan lemak jenuh, asam lemak bebas
termasuk PUFAs (asam lemak tak jenuh ganda).

Selanjutnya, tanaman mangrove kaya akan senyawa steroid, saponin, flavonoid


dan tannin. Senyawa saponin yang terkandung dalam tanaman mangrove memiliki sifat
farmatikal selayaknya saponin pada tanaman ginseng yang sejak ribuan tahun lalu
digunakan sebagai obat tradisional dan bernilai komersial karena dapat digunakan
sebagai bahan untuk hormone steroids sintetis.

Pada jenis mangrove Calophyllum inophyllum yang tumbuh di Malaysia


memiliki potensi untuk menjadi bahan Inhibitor HIV-1 dalam perkembangan
pengobatan penyakit AIDS. Kandungan kimia pada spesies ini juga berpotensi sebaga
senyawa anti kanker. Saponin triterpenoid dari Acanthus illicifolius menunjukkan
aktivitas anti leukemia, paralysis, asma, rematik serta anti peradangan; dan alkaloid
dari Antriplex vesicaria juga berkhasiat sebagai senyawa bakterisida. Untuk
kepentingan analgesik (pembiusan), senyawa dari Acanthus illicifolius, Avicennia
marina, dan Excoecarcia agallhocha mempunyai khasiat bius namun efektivitasnya
masih sedikit di bawah khasiat morfin.

Tanaman mangrove spesies Pluchea indica (nama daerah: beluntas) setelah


diteliti kandungan senyawanya, dapat berkhasiat sebagai astingent dan antipiretik dan
juga dapat digunakan sebagai obat penurun panas. Bagian daunnya dapat digunakan
sebagai obat borok dan bisul. Bagian kulit batangnya dapat digunakan sebagai
pengurang sakit sinusitis.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanaman mangrove merupakan salah satu hutan tropis yang mudah
berkembangan dan belum banyak termanfaatkan. Aspek kimia tumbuhan
mangrove sangat penting karena memiliki potensi untuk mengembangkan
agrokimia dan senyawa bernilai medis. Tanaman mangrove memiliki
kandungan kimia yang sangat banyak dan sangat berguna perkembangan
penelitan ilmu farmakologi di masa depan.

B. Saran
Eksplorasi kandungan kimia tanaman mangrove diperlukan untuk menemukan
agen-agen terapi baru dan penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk
menambah keakuratan informasi pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bandaranayake, W. (1998). Traditional and medical uses of mangroves. Mangroves


and Salt Marshes Vol. 2(2) 133-148, 133-148.
Correl, D. (1955). The search for plant precursors of cortisone. Economic Botany Vol.
1(52), 307-375.
Herawati, N. (2011). Identifikasi Senyawa Bioaktif Tumbuhan Mangrove Sonneratia
alba. Jurnal Chemica Vol. 12(2), 54 - 58.
Ian Sulanjani, M. H. (2013). Dasar-Dasar Farmakologi 1. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai