Anda di halaman 1dari 123

GAMBARAN KESESUAIAN PENULISAN RESEP DOKTER

BERDASARKAN PERMENKES NO.72 TAHUN 2016


DI FARMASI RAWAT JALAN RSI PKU
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
NANDA KUSUMA DEWI
19084021

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2020
GAMBARAN KESESUAIAN PENULISAN RESEP DOKTER
BERDASARKAN PERMENKES NO.72 TAHUN 2016
DI FARMASI RAWAT JALAN RSI PKU
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai


Gelar Derajat Ahli Madya

Oleh :
NANDA KUSUMA DEWI
19084021

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2020

ii
iii
iv
v
vi
MOTTO

 MAN JADDA WAJADA

Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil

 MAN SHABARA ZHAFIRA

Siapa yang bersabar pasti beruntung

 MAN SARA ALA DARBI WASHALA

Siapa menepaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan

KUPERSEMBAHKAN BUAT :
 Kedua Orang tuaku dan adik-adiku

yang saya sayangi...

 Suamiku dan anak-anaku tercinta..

 Teman-teman angkatanku...

 Keluarga kecil Prodi DIII Farmasi

 Almamaterku.. Politeknik Harapan

Bersama Tegal

 Keluarga Farmasi RSI PKU Muham

madiyah Pekajangan Pekalongan

vii
PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas Rahmat dan Ridho-Nya

kepada peneliti serta berkat bimbingan Ibu dosen, peneliti dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Kesesuaian Penulisan Resep Dokter

Berdasarkan Permenkes No.72 Tahun 2016 Di Farmasi Rawat Jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan”. Karya Tulis Ilmiah ini di susun guna

melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan DIII Farmasi Politeknik

Harapan Bersama Tegal. Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan selesai tanpa dukungan

dari banyak pihak memberikan bimbingan, dorongan, dan teman diskusi. Oleh

karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Direktur RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan yang

telah memberikan ijin diadakannya penelitian dalam penyusunan karya tulis

ilmiah.

2. Manajer Administrasi, Umum & SDM RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan ijin pengambilan data &

diadakannya penelitian observasi dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

3. Direktur Politeknik Harapan Bersama Tegal yang telah memberikan ijin

diadakannya penelitian dalam penyusunan karya tulis ilmiah

4. Heru Nurcahyo, S.Farm, M.Sc., Apt. selaku kepala program studi DIII

Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal

5. Anggy Rima Putri, M.Farm, Apt. selaku dosen pembimbing 1 dengan penuh

kesabaran yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran

viii
memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyususnan karya tulis

ilmiah ini.

6. Rizki Febriyanti, M.Farm, Apt. selaku dosen pembimbing 2 dengan penuh

kesabaran yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran

memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyususnan karya tulis

ilmiah ini.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat dan do’a untuk

keberhasilan anaknya.

8. Adik – adiku yang saya sayangi yang selalu membantu dan memberikan

semangat dalam segala hal.

9. Suamiku dan anak – anaku tercinta yang selalu memberikan semangat,

membantu dalam segala hal, dan doa untuk keberhasilan istri dan ibunya.

10. Seluruh teman angkatan DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

11. Seluruh dosen dan karyawan Politeknik Harapan Bersama Tegal.

12. Seluruh keluarga farmasi RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

yang selalu memberikan semangat dan membantu dalam proses penelitian.

13. Seluruh staf dan karyawan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan yang

senantiasa membantu dalam proses penelitian ini.

14. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam

penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

dukungan dan bantuan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Penulis

menyadari masih ketidaksempurnaan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,

ix
oleh karena itu diharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi

hasil yang lebih baik. Semoga penelitian ini mendapat ridho dari Allah SWT dan

bermanfaat bagi semua pihak.

Tegal, Agustus 2020

Peneliti

x
INTISARI

Dewi, Nanda Kusuma., Putri, Anggy Rima,. Febriyanti, Rizki., 2020.


Gambaran Kesesuaian Penulisan Resep Dokter Berdasarkan Permenkes
No.72 Tahun 2016 Di Farmasi Rawat Jalan RSI PKU Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan

Permasalahan dalam peresepan merupakan salah satu kejadian yang


memiliki potensi membahayakan pada pasien dalam proses pengobatan ataupun
perawatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesesuaian
penulisan resep dokter berdasarkan permenkes no.72 tahun 2016 di farmasi rawat
jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah sampel 345
resep, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposiv sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah resep dokter dari dokter spesialis penyakit
dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Dari hasil penelitian di dapatkan kesesuaian penulisan resesp sesuai
dengan permenkes no. 72 tahun 2016 meliputi 1. Telaah administrasi penulisan
resep yang sesuai yaitu pada nama dokter, alamat praktik, nama pasien, dan jenis
kelamin dengan presentase 100%, sedangkan yang tidak sesuai yaitu nomor ijin
praktik (0%), paraf dokter (8,7%), tanggal resep (13,9%), umur (0%). 2. Telaah
farmasetika penulisan resep yang sesuai yaitu pada nama obat, bentuk sediaan,
dosis, jumlah obat, dan aturan pakai dengan presentase 100%, sedangkan yang
tidak sesuai yaitu hanya pada kekuatan (89,5%). 3. Telaah klinis penulisan resep
yang sesuai yaitu pada indikasi (100%), dosis dan waktu penggunaan (100%),
duplikasi (0%), interaksi obat (0%), kontraindikasi (0%), sedangkan yang tidak
sesuai yaitu hanya pada alergi (0,8%).

Kata kunci : Rumah Sakit, Resep, Kesesuaian Penulisan, Permenkes No.72


tahun 2016

xi
ABSTRACT

Dewi, Nanda Kusuma., Putri, Anggy Rima,. Febriyanti, Rizki., 2020. The
Overuiew of the Apprapriafeness of Writing a Doctor's Prescription Based on
Permenkes No.72 2A16 in Outpatient Pharmacy, PKU Muhammadiyah lslamic
Hospital, Pekajangan Pekalongan

Problems in prescribrng r's one of the events that have the potential to
endanger the patient in the process of treatment or care. This research aimed to
determine the suitabitity of writing a doctar's prescription based on Permenkes
No.72 2016 in autpatient pharmacy at PKU Muhammadiyah Hospital,
Pekaiangan Pekalongan
The research method used is descriptive. The number af samp/es was 345
prescriptians, with a sampling technique using purposive sampling. The sample in
this research was a doctor's prescription from an internist in the outpatient
pharmacy at PKU Muhammadiyah Hospital, Pekajangan Pekalongan.
From fhe resulfs of the research found that the suitability of the recess
writing in accordance with Permenkes no. 72 af 2016 includes: 1. The review the
administration of appropriate presciption writing that is on the doctor's name,
practice address, patient's name, and gender with a percentage of 100yo, while
fhose that do not comply are the practice permit number (0%), initials of the
doctor (8,7 %), prescription date (13.9%), age (0%). 2. The review of the
appropriate pharmaceutical prescription writing fhaf is on the name of the drug,
dosage form, dosage, amount of drug, and rules of use with a percentage of
100%, while that which is nof appropriate is only on strength (89.5
%). 3. The clinical review of appropriate prescription writing that is on
indicatians (100%), dosage and time of use (100%), duplicatian (0%), drug
interactions (0%), contraindications (0%), while fhose that are not appropriate
are only in allergies (0.8%).

keywords: Hospital, Prescription, Corresponding Writing, Permenkes No.72 in


2016

xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ................................................................................................... i
Halaman Judul........................................................................................................ ii
Halaman Persetujuan .............................................................................................. iii
Halaman Pengesahan ............................................................................................. iv
Halaman Pernyataan Orisinalitas ........................................................................... v
Halaman Persetujuan Publikasi .............................................................................. vi
Halaman Motto Dan Persembahan......................................................................... vii
Prakata .................................................................................................................... viii
INTISARI .............................................................................................................. xi
ABSTRACT ........................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
1.6 Keaslian Penelitian........................................................................... .... 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Resep .................................................................................. 10
2.2 Pengertian Penulisan Resep ................................................................. 11
2.3 Rumah Sakit ......................................................................................... 15
2.4 Instalasi Farmasi................................................................................... 15
2.5 Permenkes No.72 Tahun 2016 ............................................................. 23
2.6 Kerangka Teori..................................................................................... 37
2.7 Kerangka Konsep ................................................................................. 37
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 39
3.2 Jenis Penelitian ..................................................................................... 40
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 40
3.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 42
3.5 Definisi Operasional............................................................................. 43
3.6 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 44
3.7 Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 44
3.8 Etika Penelitian .................................................................................... 46
3.9 Alur Penelitian ..................................................................................... 47
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Telaah Administrasi............................................................ 48
4.2 Gambaran Telaah Farmasetis ............................................................... 50
4.3 Gambaran Telaah Klinis ...................................................................... 52

xiii
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .............................................................................................. 54
5.2 Saran ..................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 6


Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 43
Tabel 4.1 Gambaran telaah administratif ........................................................ 48
Tabel 4.2 Gambaran telaah farmasetis ............................................................ 50
Tabel 4.3 Gambaran telaah klinis ................................................................... 52

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ............................................................ 37


Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 38
Gambar 3.1 Alur Penelitian .............................................................................. 47

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat rekomendasi melakukan penelitian dari Kepala Program


Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Lampiran 2 : Surat rekomendasi melakukan Penelitian dari Manajer
Administrasi, Umum & SDM RSI PKU Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
Lampiran 3 : Instrument telaah administrasi, farmasetika,dan klinis
Lampiran 4 : Data telaah administrasi, farmasetika,dan klinis
Lampiran 5 : Curiculum vitae

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan

bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi

dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu

kehidupan pasien (Permenkes RI, 2016 ). Pelayananan kefarmasian rumah

sakit bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah

sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi,

alat kesehatan, dan bahan habis pakai yang terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik yang

dimaksud meliputi pengkajian dan pelayanan resep, penulusuran riwayat

penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO),

konseling, visite, pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping

obat (MESO), evaluasi penggunaan obat (EPO), dispending sediaan steril,

pematauan kadar obat dalam darah (PKOD) (Permenkes RI, 2016 ).

Katzung 2009 dalam Sandy (2010), resep yang baik harus memuat

cukup informasi yang memungkinkan ahli farmasi yang bersangkutan

mengerti obat apa yang akan diberikan kepada pasien. Namun pada

kenyataannya, masih banyak permasalahan yang ditemui dalam peresepan.

Beberapa contoh permasalahan dalam peresepan adalah kurang lengkapnya

informasi pasien, penulisan resep yang tidak jelas atau tidak terbaca,

1
2

kesalahan penulisan dosis, tidak dicantumkannya aturan pemakaian obat,

tidak menuliskan rute pemberian obat, dan tidak mencantumkan tanda tangan

atau paraf penulis resep (Cahyono, 2008).

Permasalahan dalam peresepan merupakan salah satu kejadian

medication error. Medication errors adalah suatu kegagalan dalam proses

pengobatan yang memiliki potensi membahayakan pada pasien dalam proses

pengobatan ataupun perawatannya (Aronson, 2009). Kesalahan pengobatan

ini dapat menyebabkan efek yang merugikan serta berpotensi menimbukan

resiko fatal dari suatu penyakit (Perwitasari, 2010). Menurut Surat Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 menyebutkan

bahwa medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat

pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya

dapat dicegah. Bentuk medication error yang terjadi adalah pada fase

prescribing (error terjadi pada penulisan resep) yaitu kesalahan yang terjadi

selama proses peresepan obat atau penulisan resep. Dampak dari kesalahan

tersebut sangat beragam, mulai yang tidak memberi resiko sama sekali hingga

terjadinya kecacatan atau bahkan kematian (Dwiprahasto dan Kristin, 2008).

Hasil penelitian dari Prawitosari (2009) menemukan bahwa dalam

peresepan ditemukan ketidakjelasan penulisan signa sebanyak 50,8%,

kesalahan penulisan dosis obat sebanyak 50,8%, dan paraf dokter sebanyak

6,8%. selain itu, penelitian oleh Octavia (2011) medapatkan kesalahan

penulisan bentuk sediaan sebanyak 60,2%, rute pemberian 84,2% dan

frekwensi penggunaan obat 75,5%. Studi lain yang dilakukan oleh Mayasari
3

(2015) yang melibatkan 240 lembar resep, 107 lembar resep mengalami

interaksi obat dengan mekanisme interaksi farmakokinetik sebanyak 3,74%,

farmakodinamik 59,81% dan unknown 36,45%.

RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan merupakan rumah

sakit swasta didaerah Kabupaten Pekalongan yang memiliki jumlah

peresepan yang cukup banyak yaitu 8.000 – 10.000 resep tiap bulannya.

Resep yang masuk ke instalasi farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan meliputi resep dari berbagai poli dokter spesialis

yang praktik, dokter spesialis yang praktik di RSI PKU Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan yaitu dokter spesialis penyakit dalam, bedah umum,

bedah ortopedi, anak, kandungan, mata, syaraf, THT, kulit, jiwa, gigi, dan

rehab medik.Resep terbanyak yang masuk ke instalasi farmasi rawat jalan

RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan yaitu resep dari poli

dokter spesialis penyakit dalamyaitu sebanyak 2.000 – 3.000 resep tiap

bulannya. Dari uraian di atas dapat di usulkan penelitian yang berjudul

gambaran kesesuaian penulisan resep dokter berdasarkan permenkes no.72

tahun 2016 di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah bagaimana

gambaran kesesuaian penulisan resep dokter berdasarkan permenkes no.72

tahun 2016 di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan?
4

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka batasan masalah dalam penelitian ini

adalah :

a. Penelitian ini di lakukan di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

b. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

resep pasien dari poli penyakit dalam periode bulan Agustus 2019.

c. Resep pasien dalam penelitian ini adalah resep pasien BPJS.

d. Penulisan resep dokter sesuai Permenkes No.72 tahun 2016

e. Penelitian ini meliputi kesesuaian administrasi (nama dokter, nomor ijin

praktik, alamat praktik, paraf dokter, tanggal resep, nama pasien, umur,

jenis kelamin), Farmasetis (nama obat, bentuk sediaan, kekuatan, dosis,

jumlah obat, aturan pakai), Klinis (indikasi, dosis dan waktu penggunaan,

duplikasi, alergi, interaksi obat, kontraindikasi).

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran kesesuaian penulisan resep dokter

berdasarkan permenkes no.72 tahun 2016 di farmasi rawat jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


5

1.5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

menerapkan mata kuliah metodologi penelitian.

b. Manfaat bagi institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembangun ilmu

pengetahuan di bidang kefarmasian dan sebagai bahan bacaan untuk

menambah wawasan dan informasi bagi mahasiswa DIII Farmasi

khususnya yang berkaitan dengan kesesuaian penulisan resep sesuai

permenkes no. 72 Tahun 2016.

c. Manfaat tenaga kesehatan atau profesi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tinjauan sebagai pengetahuan dan

pertimbangan dalam bidang kefarmasian.

1.6. Keaslian Penelitian

Sejauh penulis ketahui bahwa penelitian mengenai gambaran

kesesuaian penulisan resep dokter berdasarkan permenkes no.72 tahun 2016

di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

periode bulan Agustus 2019 belum pernah dilakukan, sehingga perlu

dilakukan penelitian tersebut. Adapun penelitian yang terkait dengan

penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1


6

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Prihandiwati &
No Pembeda Marini (2012) Dewi (2020)
Hiliyanti (2015)

1. Judul Analisa Kesesuaian Gambaran

kelengkapan peresepan obat kesesuaian

penulisan resep pasien BPJS penulisan resep

dari aspek kesehatan dengan dokter

kelengkapan Formularium berdasarkan

resep di Kota Nasional di Permenkes no.72

Pontianak Tahun RSUD Banjarbaru tahun 2016 di

2012 periode Oktober – farmasi rawat

Desember 2015 jalan RSI PKU

Muhammadiyah

Pekajangan

Pekalongan

2. Metode Deskriptif Dokumentasi Non

dilakukan secara peresepan obat eksperimental

restrospektif dengan rancangan

terhadap resep penelitian

deskriptif

3. Sampel Simpel ramdom Consecutive Purposive

sampling sampling sampling


7

4. Tempat Apotik Kota RSUD Banjarbaru RSI PKU

Penelitian Pontianak Muhammadiyah

Pekajangan

Pekalongan

5. Hasil Hasil data resep Hasil penelitin Hasil penelitian di

Penelitian yang ditinjau dari diperoleh dapatkan

aspek kesesuaian kesesuaian

kelengkapan peresepan obat penulisan resesp

resep tahun 2012 pasien BPJS sesuai dengan

pada enam apotek Kesehatan dengan permenkes no. 72

kota Pontianak Formularium tahun 2016

didapatkan rata- Nasional meliputi 1. Telaah

rata persentase berdasarkan kelas administrasi

resep yang terapi di Instalasi penulisan resep

lengkap hanya Farmasi RSUD yang sesuai yaitu

7,89%. Aspek Banjarbaru pada nama dokter,

kelengkapan periode Oktober alamat praktik,

resep yang belum sampai Desember nama pasien, dan

terpenuhi terdapat 2015 sebanyak jenis kelamin

4,12% tidak 2277 Item dengan presentase

mencantumkan obat(84,14%) 100%, sedangkan

nama dokter, dan 361 item obat yang tidak sesuai

0,99% tidak (15,85%) yang yaitu nomor ijin


8

mencantumkan tidak sesuai praktik (0%),

alamat praktik dengan paraf dokter

dokter, 26,29% Formularium (8,7%), tanggal

tidak Nasional. resep (13,9%),

mencantumkan Ketersediaan umur (0%). 2.

(SIP) dokter, obat-obat yang Telaah

5,86% tidak tidak sesuai farmasetika

mencantumkan dengan penulisan resep

tanggal penulisan Formularium yang sesuai yaitu

resep, 4,88% Nasional pada nama obat,

tidak berdsarakan kelas bentuk sediaan,

mencantumkan terapi di Instalasi dosis, jumlah

tanda R/ pada Farmasi RSUD obat, dan aturan

resep, 0,04% Banjarbaru pakai dengan

tidak periode Oktober presentase 100%,

mencantumkan sampai Desember sedangkan yang

nama setiap obat 2015 yaitu tidak sesuai yaitu

dan tersedia 359 item hanya pada

komposisinya, obat (99,44%) kekuatan (89,5%).

1,45% tidak dan yang tidak 3. Telaah klinis

mencantumkan tersedia 6 item penulisan resep

aturan pemakaian obat. Tediri dari 2 yang sesuai yaitu

obat, 71,36% item tidak sesuai pada indikasi


9

tidak dan tidak tersedia (100%), dosis dan

mencantumkan 4 item obat Sesuai waktu

tanda tangan atau dan tidak tersedia. penggunaan

paraf dokter, (100%), duplikasi

1,99% tidak (0%), interaksi

mencantumkan obat (0%),

nama pasien, kontraindikasi

18,00% tidak (0%), sedangkan

mencantumkan yang tidak sesuai

alamat pasien yaitu hanya pada

untuk resep alergi (0,8%).

narkotika dan

psikotropika,

serta 50,58%

tidak

mencantumkan

umur pasien.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter yang telah

mempunyai izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ditujukan

kepada apoteker untuk menyiapkan atau meramu obat serta memberikan obat

kepada pasien (Susanti, 2017). Resep merupakan bentuk dari tulisan tangan

dokter yang ditujukan ke instalasi farmasi, dengan menyiapkan, mengerjakan,

meracik, dan memberikan obat untuk pasien. Dokter menulis resep dengan

teliti dan telaten, jika resep yang diterima oleh apoteker tidak jelas dan

lengkap maka isi resep harus dikonfirmasi ulang ke dokter penulis resep

(Syamsuni, 2006).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 2017 Bab 1 pasal 1

menyebutkan bahwa “ resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter

gigi, atau dokter hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun

elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau

alat kesehatan bagi pasien” (Permenkes, 2017). Suatu resep dikatakan

lengkap apabila memuat hal-hal berikut ini : nama, alamat, dan nomorizin

praktik dokter, dokter gigi dan dokter hewan, tanggal penulisan resep

(inscriptio), tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap

obat atau komposisi obat (invocatio), aturan pemakaian obat yang tertulis

(signatura), tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan

10
11

perundang-undangan yang berlaku (subscriptio), jenis hewan dan nama

alamat.

2.2. Pengertian Penulisan Resep

Pengertian penulisan resep adalah pengaplikasian dari suatu

pengetahuan seseorang tenaga medis dalam rangka menyerahkan suatu obat

untuk pasien menggunakan suatu resep yang ditulis sesuai dengan ketentuan

yang ada, diberikan kepada apoteker dengan tujuan supaya obat diserahkan

dengan baik. Apoteker harus memberikan pelayanan secara teliti, serta

memberi pengarahan terutama dalam hal pemakaian dan harus dapat

mengoreksinya jika ada suatu ketidakbenaran dalam penulisan, sehingga cara

memberikan obat dapat lebih baik sesuai dengan kebutuhan klinis (Jas, 2009).

Penulisan resep memiliki beberapa tujuan antara lain : kemudahan

tenaga medis dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan di instalasi

farmasi, mengurangi kesalahan dalam memberikan obat, kontrol silang

dibidang farmasi dalam memberikan pelayanan, meningkatkan tanggung

jawab dan partisipasi dokter dalam mengawasi distribusi obat kepada warga,

memberikan obat lebih efektif dan dokter bisa dengan leluasa dalam memilih

obat sesuai dengan kebutuhan, dapat bersikap rasional, pelayanan yang

dilakukan bertujuan kepada pasien menghindarkan adanya kesalahan. Tujuan

memberikan resep material oriented, resep juga dapat berfungsi sebagai

medical record yang dapat dipertahankan dan bersifat rahasia.


12

2.2.1. Jenis-jenis Resep

Dalam (Wibowo, 2010) disebutkan jenis-jenis resep terdiri dari:

a. Resep standar (R/. Officinalis), yaitu resep yang

obatnya/komposisi telah tercantum dalam buku farmakope atau

buku lainnya dan merupakan standar.

b. Resep magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep formula obatrnya

disusun sendiri oleh dokter penulis resep dan menentukan dosis

serta bentuk sediaan obat sendiri sesuai penderita yangdihadapi.

Jas 2009 dalam Amira (2011) menyebutkan jenis-jenis resep yaitu:

a. Resep medicinal, yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten,

merek dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak

mangalami peracikan.

b. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama

generik dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam

pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan.

2.2.2. Penulisan Resep

Jas (2009) dalam Amira (2011) disebutkan bahwa penulisan

resep artinya pemberian obat secara tidak langsung, ditulis jelas

dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi kepada pasien, format dan

kaidah penulisan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yang mana permintaan tersebut disampaikan kepada farmasi

atau apoteker di apotek agar diberikan obat dalambentuk sediaan dan

jumlah tertentu sesuai permintaan kepada pasien yang berhak.


13

a. Penulis Resep

Menurut Syamsuni (2006) yang berhak menulis resep adalah :

1) DokterUmum.

2) Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi danmulut.

3) Dokter hewan, terbatas pada pengobatan pada hewan/pasien

hanya hewan.

b. Tujuan Penulisan Resep

Menurut Wibowo, 2010 tujuan penulisan resep adalah :

1) Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang

farmasi /obat

2) Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat

3) Terjadi kontrol silang (cross check) dalam pelayanan kesehatan

dibidang farmasi /obat.

4) Instalasi farmasi / apotek waktu bukanya lebih panjang dalam

pelayanan dibandingkan praktik dokter.

5) Dituntut peran dan tanggung jawab dokter dalam pengawasan

distribusi obat kepada masyarakat.

6) Pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing.

7) Pelayanan lebih berorientasi kepada pasien

(patientoriented) dan menghindarkan materialoriented.

c. Format Penulisan Resep

Menurut Jas (2009) dalam Amira (2011), resep terdiri dari 6

bagian:
14

1) Inscriptio: Nama dokter, no. SIP, alamat/telepon/HP/

kota/tempat, tanggal penulisan resep. Untuk obat narkotika

hanya berlaku untuk satu kota provinsi. Sebagai identitas

dokter penulis resep, format inscription suatu resep dari rumah

sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktikpribadi.

2) Invocatio : permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/

= resipe” artinya ambilah atau berikanlah, sebagai kata

pembuka komunikasi dengan apoteker diapotek.

3) Prescriptio atau Ordonatio : nama obat dan jumlah serta

bentuk sediaan yang diinginkan.

4) Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian,

rute dan interval waktu pemberian harus jelas untuk keamanan

penggunaan obat dan keberhasilanterapi.

5) Subscrioptio : yaitu tanda tangan/ paraf dokter penulis resep

berguna sebagai legalitas dan keabsahan reseptersebut.

6) Pro (diperuntukkan) : dicantumkan nama dan tanggal lahir

pasien. Teristimewa untuk obat narkotika juga hatus

dicantumkan alamat pasien (untuk pelaporan ke Dinkes

setempat).
15

2.3. Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Permenkes, 2016). Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan didirikan pada tanggal 17 Juni 1988, dibawah naungan Yayasan

Muhammadiyah. Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan memiliki visi menjadi Rumah Sakit pilihan dan terpercaya

dengan mengedepankan keselamatan pasien. Dengan Misi memberi

pelayanan yang islami, unggul, dan fokus pada pasien, menyelenggarakan

pelatihan, penelitian, dan pengembangan SDM, melaksanakan fungsi sosial,

dan menyediakan sarana dan prasarana yang tepat.

2.4. Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang

menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit

(Permenkes, 2016).

2.4.1. Tugas Instalasi Farmasi

Tugas Instalasi Farmasi adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan

mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian yang

optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi.


16

b. Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien.

c. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai guna

memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan

risiko.

d. Melaksanakan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) serta

memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat danpasien.

e. Berperan aktif dalam komite/tim farmasi dan terapi

f. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan

PelayananKefarmasian.

g. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan

dan formularium Rumah Sakit (Permenkes, 2016).

2.4.2. Fungsi Instalasi Farmasi

Fungsi Instalasi Farmasi adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis

habis pakai seperti memilih sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis abis pakai sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.

Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai secara efektif, efisien dan optimal dan

mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis


17

habis pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat

sesuai ketentuan yang berlaku (Permenkes, 2016).

b. Pelayanan Farmasi klinik

Pelayanan farmasi klinik meliputi :

1) Pengkajian dan pelayanan resep

Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya

masalah terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat

harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Apoteker

harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan

administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis

baik untuk pasien rawat inap maupun rawatjalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

a) Nama, umur, jenis kelamin, berat badan;

b) Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter;

c) Tanggal resep;

d) Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:

a) Nama obat, bentuk dan ketersediaan;

b) Dosis dan jumlah obat;

c) Stabilitas; dan

d) Aturan dan cara penggunaan.

Persyaratan klinis meliputi:

a) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat;


18

b) Duplikasi pengobatan;

c) Alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD);

d) Kontraindikasi

e) Interaksi obat.

2) Penelusuran Riwayat Penggunaan obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses

untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan

Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat

pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam

medik/pencatatan penggunaan obat pasien.

Tahapan penelusuran riwayat penggunaan obat:

a) Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data

rekam medik/pencatatan penggunaan obat untuk

mengetahui perbedaan informasi penggunaan obat;

b) Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang

diberikan oleh tenaga kesehatan lain dan memberikan

informasi tambahan jika diperlukan;

c) Mendokumentasikan adanya alergi dan reaksi obat yang

tidak dikehendaki (ROTD);

d) Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat;

e) Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam

menggunakan obat;

f) Melakukan penilaian rasionalitas obat yangdiresepkan;


19

g) Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien

terhadap obat yang digunakan;

h) Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat;

i) Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat;

j) Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan

alat bantu kepatuhan minum obat (concordance aids);

k) Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri

tanpa sepengetahuan dokter;dan

l) Mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen

dan pengobatan alternatif yang mungkin digunakan oleh

pasien.

3) Rekonsiliasi Obat

Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan

instruksi pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien.

Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan

obat (medication error) seperti obat tidak diberikan, duplikasi,

kesalahan dosis atau interaksi obat. Kesalahan obat

(medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari

satu rumah sakit ke rumah sakit lain, antar ruang perawatan,

serta pada pasien yang keluar dari Rumah Sakit ke layanan

kesehatan primer dan sebaliknya.


20

Tujuan dilakukannya rekonsiliasi obat adalah:

a) Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang

digunakan pasien;

b) Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak

terdokumentasinya instruksi dokter; dan

c) Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya

instruksi dokter.

4) Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan

penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang

independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang

dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat,

profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar

rumah sakit.

Pelayanan informasi obat bertujuan untuk:

a) Menyediakan informasi mengenai Obat kepada pasien dan

tenaga kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan pihak

lain di luar Rumah Sakit;

b) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang

berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai, terutama bagi komite/tim

farmasi dan terapi.


21

5) Konseling

Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat

atau saran terkait terapi obat dari apoteker (konselor) kepada

pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat

jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat

dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter, keinginan

pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif

memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap

apoteker. Pemberian konseling obat bertujuan untuk

mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi obat

yang tidak dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan cost-

effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan

penggunaan obat bagi pasien (patientsafety).

6) Visite

Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien

rawat inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau

bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis

pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait obat,

memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki,

meningkatkan terapi obat yang rasional, dan menyajikan

informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional

kesehatan lainnya. Visite juga dapat dilakukan pada pasien

yang sudah keluar rumah sakit baik atas permintaan pasien


22

maupun sesuai dengan program Rumah Sakit yang biasa

disebut dengan pelayanan kefarmasian di rumah (home

pharmacy care).

7) Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses

yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang

aman, efektif dan rasional bagi pasien.

8) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan

kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak

dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan

pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi.

efek samping obat adalah reaksi obat yang tidak dikehendaki

yang terkait dengan kerja farmakologi.


23

2.5. Permenkes No.72 Tahun 2016

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 72 TAHUN 2016

TENTANG

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun

2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2016

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit masih belum memenuhi

kebutuhan hukum di masyarakat sehingga perlu

dilakukan perubahan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan


24

Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5072);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang

Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik


25

Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang

Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang

Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);

7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen, sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun

2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 322);

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015


26

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 1508);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH

SAKIT.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur

yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga

kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan

kefarmasian.

3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan

langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang

berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud

mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu

kehidupan pasien.

4. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau


27

dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper

maupun electronik untuk menyediakan dan

menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang

berlaku.

5. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat

tradisional dan kosmetika.

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk

produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi

atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

6. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin

dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang

digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,

menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat

orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,

dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi

tubuh.

7. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang

ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use)

yang daftar produknya diatur dalam peraturan

perundang-undangan.
28

8. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional

yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan

kefarmasian di Rumah Sakit.

9. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus

sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah

jabatan apoteker.

10. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang

membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan

Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli

Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.

11. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal pada

Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab di

bidang kefarmasian dan alat kesehatan.

12. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang

selanjutnya disingkat Kepala BPOM adalah Kepala

Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pengawasan obat dan

makanan.

13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Pasal 2

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


29

bertujuan untuk:

a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;

b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;

dan

c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan

Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan

pasien (patient safety).

Pasal 3

(1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

meliputi standar:

a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,

dan Bahan Medis Habis Pakai; dan

b. pelayanan farmasi klinik.

(2) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. pemilihan;

b. perencanaan kebutuhan;

c. pengadaan;

d. penerimaan;

e. penyimpanan;

f. pendistribusian;

g. pemusnahan dan penarikan;


30

h. pengendalian; dan

i. administrasi.

(3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b meliputi:

a. pengkajian dan pelayanan Resep;

b. penelusuran riwayat penggunaan Obat;

c. rekonsiliasi Obat;

d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);

e. konseling;

f. visite;

g. Pemantauan Terapi Obat (PTO);

h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);

i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);

j. dispensing sediaan steril; dan

k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

(4) Pelayanan farmasi klinik berupa dispensing sediaan

steril sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf j

hanya dapat dilakukan oleh Rumah Sakit yang

mempunyai sarana untuk melakukan produksi sediaan

steril.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik


31

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit harus didukung oleh ketersediaan

sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang

berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar

prosedur operasional.

(2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi:

a. sumber daya manusia; dan

b. sarana dan peralatan.

(3) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan

tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam

maupun di luar Pelayanan Kefarmasian yang

ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.

(4) Standar prosedur operasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber daya


32

kefarmasian dan pengorganisasian sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit, harus dilakukan Pengendalian Mutu

Pelayananan Kefarmasian yang meliputi:

a. monitoring; dan

b. evaluasi

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengendalian Mutu

Pelayananan Kefarmasian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah

Sakit harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang

aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.

(2) Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah

Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit


33

melalui sistem satu pintu.

(3) Instalasi Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai

penanggung jawab.

(4) Dalam penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit dapat dibentuk satelit farmasi sesuai

dengan kebutuhan yang merupakan bagian dari

Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Pasal 7

(1) Setiap Tenaga Kefarmasian yang menyelenggarakan

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit wajib

mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

(2) Setiap pemilik Rumah Sakit, direktur/pimpinan

Rumah Sakit, dan pemangku kepentingan terkait di

bidang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus

mendukung penerapan Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit.

Pasal 8

Rumah Sakit wajib mengirimkan laporan Pelayanan

Kefarmasian secara berjenjang kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan kementerian

kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


34

undangan.

Pasal 9

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

Peraturan Menteri ini dilakukan oleh Menteri, kepala

dinas kesehatan provinsi, dan kepala dinas kesehatan

kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan fungsi

masing-masing.

(2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan organisasi

profesi.

Pasal 10

(1) Pengawasan selain dilaksanakan oleh Menteri, kepala

dinas kesehatan provinsi dan kepala dinas kesehatan

kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

Ayat (1), khusus terkait dengan pengawasan sediaan

farmasi dalam pengelolaan sediaan farmasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a

dilakukan juga oleh Kepala BPOM sesuai dengan

tugas dan fungsi masing-masing.

(2) Selain pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Kepala BPOM dapat melakukan pemantauan,

pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap

pengelolaan sediaan farmasi di instansi pemerintah


35

dan masyarakat di bidang pengawasan sediaan

farmasi.

Pasal 11

(1) Pengawasan yang dilakukan oleh dinas kesehatan

provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan pengawasan

yang dilakukan oleh Kepala BPOM sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilaporkan secara

berkala kepada Menteri.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)

tahun.

Pasal 12

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini

dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 13

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1223) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34

Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri


36

Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1168), dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 14

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 Desember 2016

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NILA FARID MOELOEK


37

2.6. Kerangka Teori

1.Telaah Administratif
(nama dokter, nomor
ijin praktik, alamat
praktik, paraf dokter,
tanggal resep, nama
pasien, umur, jenis
Rumah Resep Instalasi Farmasi kelamin)
Sakit
2.Telaah Farmasetis
Berdasarkan
(nama obat, bentuk
Farmasi Klinik Permenkes no. 72
sediaan, kekuatan,
tahun 2016
stabilitas, dosis,
jumlah obat, aturan
pakai)

3.Telaah Klinis
(indikasi, dosis dan
waktu penggunaan,
duplikasi, alergi,
interaksi obat,
kontraindikasi).

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

2.7. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin di amati atau diukur melalui

penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2010). Kerangka

konsep pada penelitian ini di dilihat pada gambar 2.2


38

Resep Poli

Penyakit Dalam

Resep
1.Telaah Administratif
BPJS
(nama dokter, nomor ijin
praktik, alamat praktik,
Instalasi paraf dokter, tanggal resep,
Farmasi 1.Telaah nama pasien, umur, jenis Sesuai
Administratif kelamin)
atau
Screning 2.Telaah Farmasetis (nama
2.Telaah obat, bentuk sediaan, tidak
Resep
Farmasetika kekuatan, dosis, jumlah
obat, aturan pakai) sesuai

3.Telaah Klinis (indikasi,


3.Telaah
dosis dan waktu
Klinis
penggunaan, duplikasi,
alergi, interaksi obat,
kontraindikasi).

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

3.1.1 Lingkup Ilmu

Penelitian ini tentang gambaran kesesuaian penulisan resep

dokter berdasarkan permenkes no.72 tahun 2016. Sebanyak 345 resep

dari poli dokter spesialis rawat jalan dilakukan skrining resep meliputi

telaah administratif meliputi (nama dokter, nomor ijin praktik dokter,

alamat praktik dokter, paraf dokter, tanggal resep, nama pasien, umur,

dan jenis kelamin), telaah farmasetika meliputi (nama obat, bentuk

sediaan, kekuatan, dosis, jumlah obat, dan aturan pakai) dan telaah

klinis meliputi (indikasi, dosis dan waktu penggunaan, duplikasi,

alergi, interaksi obat, dan kontra indikasi).

3.1.2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di RSI PKU Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan.

3.1.3. Waktu

Penelitian ini di lakukan pada bulan Agustus 2019

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berarti data yang telah di

dapatkan di deskripsikan secara objektif dengan memaparkan fenomena yang

39
40

terjadi dengan bantuan table atau gambar. Penelitian ini melakukan

pengamatan terhadap penulisan resep oleh dokter.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

akan diteliti (Notoatmodjo, 2007). Populasi yang di gunakan dalam

penelitian ini seluruh resep dari dokter spesialis penyakit dalam yang

masuk ke instalasi farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan pada bulan Agustus 2019.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling yaitu sebuah pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri tertentu.

Penentuan besarnya sampel menurut Notoatmodjo (2010)

menggunakan rumus slovin, sebagai berikut:

n= N
1+ N (d)2

Keterangan :

N = populasi

n= sampel

d= tingkat signifikasi
41

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel (n) sebesar :

n= N
1+ N (d)2

n= 2490
1+ 2490(0,05)2

n= 2490
1+ 2490(0,0025)

n= 2490
1+ 6,225

n= 2490
7,225

= 344,636 di bulatkan menjadi 345

Besarnya sampel penelitian yaitu sebanyak 345 resep dari dokter

spesialis penyakit dalam. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

harus memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Kriteria inklusi

merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti, sedangkan kriteria eksklusi

merupakan mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari

penelitian (Nursalam 2008). Kriteria inklusi dan eksklusi dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah : Resep pasien BPJS rawat jalan dari dokter spesialis

penyakit dalam di instalasi farmasi rawat jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan.
42

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah : Resep rawat jalan dari poli penyakit dalam yang sulit atau

tidak bisa terbaca di instalasi farmasi rawat jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu gambaran

kesesuaian penulisan resep dokter berdasarkan permenkes no.72 tahun 2016

di instalasi farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

3.5. Definisi Operasional

1. Telaah Administratif dilakukan dengan membaca, melihat, atau

mengobservasi kelengkapan resep meliputi nama dokter, nomor ijin

praktik dokter, alamat praktik dokter, paraf dokter, tanggal resep, nama

pasien, umur, dan jenis kelamin.

2. Telaah Farmasetis dilakukan dengan membaca, melihat, atau

mengobservasi kelengkapan resep meliputi nama obat, bentuk sediaan,

kekuatan, dosis, jumlah obat, dan aturan pakai.

3. Telaah Klinis dilakukan dengan membaca, melihat, atau mengobservasi

kelengkapan resep meliputi indikasi, dosis dan waktu penggunaan,

duplikasi, alergi, interaksi obat, dan kontra indikasi.


43

4. Resep dinyatakan lengkap apabila terpenuhi seluruh persyaratan

persyaratan administratif, farmasetika, dan klinis.

5. Kelengkapan hasil pengamatan dinyatakan dengan skala angka.

Definisi operasional pada penelitian ini dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi
Variabel Cara Ukur Ukuran Skala
Operasional
Telaah Penulisan Membaca/ - Lengkap Nominal
Administratif resep lengkap menilai / bila resep
secara melihat / secara
administratif mengobservasi administrat
meliputi resep pasien if terpenuhi
(nama dokter, rawat jalan di - Tidak
nomor ijin farmasi rawat lengkap
praktik, jalan RSI PKU bila resep
alamat Muhammadiyah secara
praktik, paraf Pekajangan administrat
dokter, Pekalongan if tidak
tanggal resep, lengkap secara terpenuhi
nama pasien, administratif
umur, jenis
kelamin)
Telaah Penulisan Membaca/ - Lengkap Nominal
Farmasetis resep lengkap menilai / bila resep
secara melihat / secara
farmatis mengobservasi telaah
(nama obat, resep pasien resep
bentuk rawat jalan di terpenuhi
sediaan, farmasi rawat - Tidak
kekuatan, jalan RSI PKU lengkap
dosis, jumlah Muhammadiyah bila resep
obat, dan Pekajangan secara
aturan pakai) Pekalongan telaah
lengkap secara resep tidak
telaah resep terpenuhi
-
44

Definisi
Variabel Cara Ukur Ukuran Skala
Operasional
Telaah Klinis Penulisan Membaca/ - Lengkap Nominal
resep lengkap menilai / bila resep
secara klinis melihat / secara
(indikasi, mengobservasi telaah obat
dosis dan resep pasien terpenuhi
waktu rawat jalan di - Tidak
penggunaan, farmasi rawat lengkap
duplikasi, jalan RSI PKU bila resep
alergi, Muhammadiyah secara
interaksi obat, Pekajangan telaah obat
dan kontra Pekalongan tidak
indikasi) lengkap secara terpenuhi
telaah obat -

3.6. Jenis dan Sumber Data

Peneliti memakai jenis data sekunder adalah data yang di peroleh

langsung oleh peneliti pada waktu penelitian dilaksanakan. Data sekunder

diperoleh melalui penyebaran angket/kuesioner kepada responden (Arikunto,

2010). Untuk sumber data peneliti menggunakan observasi yaitu melakukan

pengamatan dan mencatat secara sistematis kejadian-kejadian atau peristiwa

aktual yang terjadi dan hal itu dapat membantu peneliti menjawab pertanyaan

penelitian.

3.7. Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2010), Langkah-langkah pengolahan

data yang dilakukan adalah sebagai berikut :


45

1) Editing, yaitu peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau

kuesioner tersebut apakah sudah lengkap, jawaban masing-masing

pertanyaan cukup jelas terbaca, jawabannya relevan dengan

pertanyaannya, dan apakah jawaban konsisten dengan jawaban

sebelumnya.

2) Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

3) Processing, yaitu jawaban dari responden yang telah diterjemahkan

menjadi bentuk angka, maka langkah selanjutnya adalah

memproses data agar dapat dianalisis dengan menggunakan

program komputer.

4) Cleaning, yaitu pembersihan data, merupakan kegiatan

pemeriksaan kembali data yang sudah dientry, apakah ada

kesalahan atau tidak.

3.7.2 Analisa data

Proses analisa data adalah mengubah data menjadi informasi

yang diperlukan dan diinterpretasi atas berbagai informasi dalam

upaya menjawab berbagai permasalahan (Supardi, 2014). Analisa data

dilakukan secara deskriptif yaitu dilakukan dengan menguraikan data-

data yang diperoleh dari resep kemudian disajikan dalam bentuk tabel

berupa persentase.
46

3.8. Etika Penelitian

Etika penelitian mempunyai tujuan untuk melindungi hak dan

kewajiban responden maupun peneliti. Peneliti akan menjamin kerahasian

data responden pada saat pengumpulan data dan pada hasil penelitian.

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus perizinan dari etik

Politeknik Harapan Bersama Tegal, setelah itu kampus membuat surat ijin

penelitian yang di tunjukkan kepada direktur RSI PKU Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan untuk memperoleh ijin pengambilan data penelitian,

melalui surat tembusan direktur RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan, setelah itu menghubungi catatan rekam medis RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan untuk memperoleh ijin pengambilan

data penelitian dan menjelaskan tujuan penelitian.

Sebuah penelitian harus memperhatikan prinsip-prinsip etik untuk

memberikan jaminan bahwa keuntungan yang didapat dari penelitian jauh

melebihi resiko atau efek samping yang mungkin terjadi (Dharma, 2011).

Sebagai pertimbangan etika dalam penelitian ini, peneliti menyakini bahwa

responden di lindungi dengan menerapkan 2 prinsip etik, yaitu benefience dan

confidentiality (Polit & Beck, 2012).

1. Beneficience

Adalah memberikan keuntungan pada obyek penelitian. Pada

penelitian ini resep diberikan keuntungan terkait data yang belum sesuai

untuk dilakukan cross check.


47

2. Confidentiality

Adalah menjaga kerahasian, dalam hal ini semua data terkait

dengan data pasien yang ada pada resep menggunakan inisial dan hanya

digunakan untuk penelitian serta penyajian hanya dalam forum

akademik.

3.9. Alur Penelitian

Pengumpulan Data

Skrining Resep sesuai Permenkes No. 72 Tahun 2016

Telaah Administratif Telaah Farmasetis Telaah Klinis (indikasi,


(nama dokter, nomor ijin (nama obat, bentuk dosis dan waktu
praktik dokter, alamat sediaan, kekuatan, dosis, penggunaan, duplikasi,
praktik dokter, paraf jumlah obat, dan aturan alergi, interaksi obat,
dokter, tanggal resep, pakai) dan kontra indikasi.)
nama pasien, umur, dan
jenis kelamin).

Analisi Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti

terhadap 345 resep dari dokter spesialis penyakit dalam di farmasi rawat jalan

RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Hasil penelitian ini

menggambarkan kesesuaian penulisan resep dokter berdasarkan permenkes no.72

tahun 2016 di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

4.1. Gambaran telaah administratif resep dari dokter spesialis penyakit

dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi telaah administratif resep dari dokter


spesialis penyakit dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

No Telaah Administratif Frekuensi Presentase (%)

1. Nama dokter 345 100

2. Nomor ijin praktik 0 0

3. Alamat praktik 345 100

4. Paraf dokter 30 8,7

5. Tanggal resep 48 13,9

6. Nama pasien 345 100

7. Umur 0 0

8. Jenis kelamin 345 100

Sumber : Data primer, diolah

48
49

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada telaah administratif 345 resep

dari dokter spesialis penyakit dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan yang sesuai dengan penulisan

resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu pada nama dokter, alamat

praktik, nama pasien, dan jenis kelamin dengan presentase 100%.

Sedangkan yang tidak sesuai dengan penulisan resep sesuai permenkes

no.72 tahun 2016 yaitu nomor ijin praktik (0%), paraf dokter (8,7%),

tanggal resep (13,9%), umur (0%). Hasil ketidaklengkapan data pasien ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prawitosari (2009) yang berjudul

Tinjauan Aspek Legalitas dan Kelengkapan Resep di 5 Apotik Kabupaten

Klaten Tahun 2007 yang mendapatkan hasil ketidaklengkapan penulisan

data pasien sebanyak 39% umur pasien, 36,4% alamat pasien dan 2,6%

nama pasien. Data pasien dalam penulisan resep cukup penting, hal ini

sangat diperlukan dalam proses pelayanan peresepan sebagai pembeda

ketika ada nama pasien yang sama agar tidak terjadi kesalahan pemberian

obat pada pasien. Seperti contohnya umur d sangatlah penting dan harus

dicantumkan dalam resep. Bentuk ketidaklengkapan data pasien dalam resep

yang diamati ini beragam, yaitu karena tidak dituliskannya tanggal lahir atau

umur pasien, alamat atau bahkan tidak dicantumkan keduanya. Selanjutnya

hasil ketidakjelasanan penulisan nama obat pada resep sebanyak 4,8% (19

lembar resep). Penulisan nama obat sangat penting dalam resep agar ketika

dalam proses pelayanan tidak terjadi kesalahan pemberian obat, karena

banyak obat yang tulisannya hampir sama atau penyebutannya sama. Untuk
50

itu, dokter harus menuliskan nama obat dengan jelas sehingga terhindar dari

kesalahan pemberian obat.

4.2. Gambaran telaah farmasetis resep dari dokter spesialis penyakit dalam

di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi telaah farmasetis resep dari dokter


spesialis penyakit dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

No Telaah Farmasetis Frekuensi Presentase (%)

1. Nama obat 345 100

2. Bentuk sediaan 345 100

3. Kekuatan 309 89,5

4. Dosis 345 100

5. Jumlah obat 345 100

6. Aturan pakai 345 100

Sumber : Data primer, diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada telaah farmasetika 345 resep dari

dokter spesialis penyakit dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan yang sesuai dengan penulisan

resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu pada nama obat, bentuk

sediaan, dosis, jumlah obat, dan aturan pakai dengan presentase 100%.

Sedangkan yang tidak sesuai dengan penulisan resep sesuai permenkes

no.72 tahun 2016 yaitu hanya pada kekuatan (89,5%). Dari 345 resep yang

ditulis dengan jelas tersebut setelah dilakukan analisis berdasarkan literatur,


51

dosis sediaan yang diberikan sudah tepat. Penulisan dosis sediaan obat harus

ditulis dengan jelas agar terhindar dari kesalahan pemberian jumlah dosis

mengingat adanya obat-obat yang memiliki dosis lebih dari satu. Dimana

dosis obat itu sendiri adalah jumlah atau ukuran yang diharapkan dapat

menghasilkan efek terapi pada fungsi tubuh yang mengalami gangguan.

Tetapi biasanya ada kesepakatan tidak tertulis dalam pelayanan obat

tersebut bahwa jika kekuatan obat tidak tertulis maka diberikan obat dengan

kekuatan kecil. Oleh karena itu, dosis sediaan harus ditulis dengan jelas dan

harus sesuai/tepat. Hasil ketidakjelasan penulisan kekuatan sediaan obat ini

sesuai dengan penelitian Prawitosari (2009) yang berjudul Tinjauan Aspek

Legalitas dan Kelengkapan Resep di 5 Apotik Kabupaten Klaten Tahun

2007 yang mendapatkan hasil ketidakjelasan penulisan kekuatan sediaan

sebanyak 50,8%.
52

4.3. Gambaran telaah klinis resep dari dokter spesialis penyakit dalam di

farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi telaah klinis resep dari dokter spesialis
penyakit dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
No Telaah Farmasetika Frekuensi Presentase (%)

1. Indikasi 345 100

2. Dosis dan waktu penggunaan 345 100

3. Duplikasi 0 0

4. Alergi 3 0,8

5. Interaksi obat 0 0

6. Kontra indikasi 0 0

Sumber : Data primer, diolah


Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada telaah farmasetika 345 resep

dari dokter spesialis penyakit dalam di farmasi rawat jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan yang sesuai dengan penulisan

resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu pada indikasi (100%), dosis

dan waktu penggunaan (100%), duplikasi (0%), interaksi obat (0%),

kontraindikasi (0%). Sedangkan yang tidak sesuai dengan penulisan resep

sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu hanya pada alergi (0,8%). Hal ini

sesuai dengan penelitian Mega (2013) yang berjudul Analisis Potensi

Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien di Instalasi Rawat Jalan Askes

Rumah Sakit DR. SOEDARSO Pontianak Periode Januari-Maret 2013

bahwa resiko terjadinya interaksi obat meningkat sejalan dengan jumlah


53

obat yang diresepkan. Obat- obat yang diberikan saling berinteraksi pada

sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologi yang sama sehingga

terjadi efek yang aditif, sinergis (saling memperkuat), dan antagonis (saling

meniadakan). Beberapa alternatif penatalaksanaan interaksi obat adalah

menghindari kombinasi obat dengan memilih obat pengganti yang tidak

berinteraksi, penyesuaian dosis obat, pemantauan pasien atau meneruskan

pengobatan seperti sebelumnya jika kombinasi obat yang berinteraksi

tersebut merupakan pengobatan yang optimal atau bila interaksi tersebut

tidak bermakna secara klinis.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian mengenai gambaran kesesuaian penulisan resep dokter

berdasarkan permenkes no.72 tahun 2016 di farmasi rawat jalan RSI PKU

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran kesesuaian penulisan resep dokter berdasarkan permenkes no.72

tahun 2016 di farmasi rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut :

5.1.1. Gambaran telaah administratif

Penulisan resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu pada

nama dokter, alamat praktik, nama pasien, dan jenis kelamin dengan

presentase 100%. Sedangkan yang tidak sesuai dengan penulisan

resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu nomor ijin praktik

(0%), paraf dokter (8,7%), tanggal resep (13,9%), umur (0%).

5.1.2. Gambaran telaah farmasetis

Penulisan resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu pada

nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah obat, dan aturan pakai

dengan presentase 100%. Sedangkan yang tidak sesuai dengan

penulisan resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu hanya pada

kekuatan (89,5%).

54
55

5.1.3. Gambaran telaah klinis

Penulisan resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016 yaitu pada

indikasi (100%), dosis dan waktu penggunaan (100%), duplikasi

(0%), interaksi obat (0%), kontraindikasi (0%). Sedangkan yang tidak

sesuai dengan penulisan resep sesuai permenkes no.72 tahun 2016

yaitu hanya pada alergi (0,8%).

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Institusi RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Bagi Rumah Sakit di harapkan bisa melakukan evaluasi seperti

tulisan daftar harus diperjelas.

5.2.2. Bagi Profesi Farmasi

Bagi Profesi Farmasi khususnya farmasi klinik agar bisa

memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan penmenkes.

5.2.3. Bagi Peneliti lain

Bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang kesesuaian

penulisan resep agar meneliti menggunakan metode lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Amira, A. 2011. Penulisan Resep Askes di Apotek RSUP Haji Adam Malik
Periode Mei 2011. Medan

Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rieka Cipta

Aronson, J.K. 2009. Medication error: what they are, how they happen, and how
to avoid them. Departmen of Primary.

Cahyono, J.B.S.B, 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik


Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius

Aronson, J.K. 2009. Medication error: what they are, how they happen, and how
to avoid them. Departmen of Primary.

Jas, A, 2009. Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep Edisi 2. Medan:
Universitas Sumatera Utara Press

Katzung, 2009. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi Pertama.Jakarta: Salemba


Medika

Marini, 2012. Analisa Kelengkapan Penulisan Resep dari aspek di Kota


Pontianak. Pontianak : Universitas Tanjungpura

Mayasari, 2015. Analisis Potensi Interaksi Antidiabetik Injeksi Insulin pada


Peresepan Pasien Rawat Jalan Peserta Askes Rumah Sakit DR.
SOEDARSO Pontianak Periode April-Juni 2013. Pontianak

Mega, 2013. Analisis Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien di
Instalasi Rawat Jalan Askes Rumah Sakit DR. SOEDARSO Pontianak
Periode Januari-Maret 2013. Pontianak

Notoadmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, PT. Rineka cipta ,
Jakarta

Notoadmodjo, 2010, Metode Penelitian Kesehatan, PT. Rineka cipta , Jakarta

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta

Octavia, 2011. Analisis Kelengkapan Peresepan di Apotek KPRI RSUD DR.


SOETOMO Bulan Desember 2010. Surabaya

56
57

Permenkes No. 72 tahun 2016

Prawitasari, 2009 Tinjauan Aspek Legalitas dan Kelengkapan Resep di 5 Apotek


Kabupaten Klaten Tahun 2007. Surakarta

Prihandiwati & Hiliyanti, 2015. Kesesuaian peresepan obat pasien BPJS


kesehatan dengan Formularium Nasional di RSUD Banjarbaru periode
Oktober-Desember. ISSN : Cetakan 2541-3651

Polit & Belt, 2012. Essentials Of Nursing, Research : Appraising Evidence For
Nursing Practice. Philiidelphia : Lippincott

Sandy, 2010. Studi kelengkapan Resep Obat Untuk Pasien Anak di Apotek
Wilayah Kecamatan Kartasura Bulan Oktober-Desember 2008.
Surakarta

Supardi, 2014. Metodologi Penelitian Mahasiswa Farmasi. Jakarta: EGC

Syamsuni, 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Wibowo, 2010. Analisis Kelengkapan Resep di Apotek Wilayah Lamongan Bulan


Februari 2010. Surabaya
58

Lampiran 1
59

Lampiran 2
60

Lampiran 3

INSTRUMEN TELAAH ADMINISTRASI, FARMASETIKA, KLINIS

A.Telaah Administratif
No Nama Nomor Alamat Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
Dokter Ijin Prakti Dokte Resep Pasie Kelamin
Prakti k r n
k
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T
A I A I A I A I A I A I A I A I
D D D D D D D D
A A A A A A A A
K K K K K K K K
1
2
3
Dst
Jumlah
Lembar
Resep
Present
ase

(Permenkes No. 72 Tahun 2016)

B. Telaah Farmasetika
No Nama Bentuk Kekuatan Dosis Jumlah Aturan
Obat Sediaan Obat Pakai

Y T Y T Y T Y T Y T Y T
A I A I A I A I A I A I
D D D D D D
A A A A A A
K K K K K K
1
2
3
Dst
Jumlah
Lembar
Resep
Presentase
(Permenkes No. 72 Tahun 2016)
61

C.Telaah Klinis

No Indikasi Dosis Duplikasi Alergi Interaksi Kontra


dan Obat Indikasi
Waktu
Penggunaa
n
Y T Y T Y T Y T Y T Y T
A I A I A I A I A I A I
D D D D D D
A A A A A A
K K K K K K
1
2
3
Dst
Jumlah
Lembar
Resep
Presenta
se

(Permenkes No. 72 Tahun 2016)


Lampiran 4

INSTRUMEN TELAAH ADMINISTRASI, FARMASETIKA, KLINIS

A.Telaah Administratif

Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1        
2        
3        
4        
5        
6        
7        
8        
9        
10        
11        
12        
13        
14        
15        
16        
17        
18        
19        
20        

62
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
21        
22        
23        
24        
25        
26        
27        
28        
29        
30        
31        
32        
33        
34        
35        
36        
37        
38        
39        
40        
41        
42        
43        
44        
45        
46        

63
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
47        
48        
49        
50        
51        
52        
53        
54        
55        
56        
57        
58        
59        
60        
61        
62        
63        
64        
65        
66        
67        
68        
69        
70        
71        
72        

64
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
73        
74        
75        
76        
77        
78        
79        
80        
81        
82        
83        
84        
85        
86        
87        
88        
89        
90        
91        
92        
93        
94        
95        
96        
97        
98        

65
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
99        
100        
101        
102        
103        
104        
105        
106        
107        
108        
109        
110        
111        
112        
113        
114        
115        
116        
117        
118        
119        
120        
121        
122        
123        
124        

66
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
125        
126        
127        
128        
129        
130        
131        
132        
133        
134        
135        
136        
137        
138        
139        
140        
141        
142        
143        
144        
145        
146        
147        
148        
149        
150        

67
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
151        
152        
153        
154        
155        
156        
157        
158        
159        
160        
161        
162        
163        
164        
165        
166        
167        
168        
169        
170        
171        
172        
173        
174        
175        
176        

68
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
177        
178        
179        
180        
181        
182        
183        
184        
185        
186        
187        
189        
190        
191        
192        
193        
194        
195        
196        
197        
198        
199        
200        
201        
202        
203        

69
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
204        
205        
206        
207        
208        
209        
210        
211        
212        
213        
214        
215        
216        
217        
218        
219        
220        
221        
222        
223        
224        
225        
226        
227        
228        
229        

70
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
230        
231        
232        
233        
234        
235        
236        
237        
238        
239        
240        
241        
242        
243        
244        
245        
246        
247        
248        
249        
250        
251        
252        
253        
254        
255        

71
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
256        
257        
258        
259        
260        
261        
262        
263        
264        
265        
266        
267        
268        
269        
270        
271        
273        
274        
275        
276        
277        
278        
279        
280        
281        
282        

72
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
283        
284        
285        
286        
287        
288        
289        
290        
291        
292        
293        
294        
295        
296        
297        
298        
299        
300        
301        
302        
303        
304        
305        
306        
307        
308        

73
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
309        
310        
311        
312        
313        
314        
315        
316        
317        
318        
319        
320        
321        
322        
323        
324        
325        
326        
327        
328        
329        
330        
331        
332        
333        
334        

74
Nama Nomor Ijin Alamat Praktik Paraf Tanggal Nama Umur Jenis
No
Dokter Praktik Dokter Resep Pasien Kelamin
Responden
Ya Tidak Ya Tidal Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
335        
336        
337        
338        
339        
340        
341        
342        
343        
344        
345        
Jumlah 345 0 0 345 345 0 30 315 48 297 345 0 0 345 345 0
Lembar
Resep
Presentase 100 0% 100% 8,7 13, 100 0% 100
% % 5 % %
%

75
B. Telaah Farmasetika

No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1      
2      
3      
4      
5      
6      
7      
8      
9      
10      
11      
12      
13      
14      
15      
16      
17      
18      
19      
20      
21      
22      
23      

76
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
24      
25      
26      
27      
28      
29      
30      
31      
32      
33      
34      
35      
36      
37      
38      
39      
40      
41      
42      
43      
44      
45      
46      
47      

77
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
48      
49      
50      
51      
52      
53      
54      
55      
56      
57      
58      
59      
60      
61      
62      
63      
64      
65      
66      
67      
68      
69      
70      
71      

78
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
72      
73      
74      
75      
76      
77      
78      
79      
80      
81      
82      
83      
84      
85      
86      
87      
88      
89      
90      
91      
92      
93      
94      
95      

79
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
96      
97      
98      
99      
100      
101      
102      
103      
104      
105      
106      
107      
108      
109      
110      
111      
112      
113      
114      
115      
116      
117      
118      
119      

80
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
120      
121      
122      
123      
124      
125      
126      
127      
128      
129      
130      
131      
132      
133      
134      
135      
136      
137      
138      
139      
140      
141      
142      
143      

81
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
144      
145      
146      
147      
148      
149      
150      
151      
152      
153      
154      
155      
156      
157      
158      
159      
160      
161      
162      
163      
164      
165      
166      
167      

82
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
168      
169      
170      
171      
172      
173      
174      
175      
176      
177      
178      
179      
180      
181      
182      
183      
184      
185      
186      
187      
189      
190      
191      
192      

83
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
193      
194      
195      
196      
197      
198      
199      
200      
201      
202      
203      
204      
205      
206      
207      
208      
209      
210      
211      
212      
213      
214      
215      
216      

84
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
217      
218      
219      
220      
221      
222      
223      
224      
225      
226      
227      
228      
229      
230      
231      
232      
233      
234      
235      
236      
237      
238      
239      
240      

85
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
241      
242      
243      
244      
245      
246      
247      
248      
249      
250      
251      
252      
253      
254      
255      
256      
257      
258      
259      
260      
261      
262      
263      
264      

86
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
265      
266      
267      
268      
269      
270      
271      
273      
274      
275      
276      
277      
278      
279      
280      
281      
282      
283      
284      
285      
286      
287      
288      
289      

87
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
290      
291      
292      
293      
294      
295      
296      
297      
298      
299      
300      
301      
302      
303      
304      
305      
306      
307      
308      
309      
310      
311      
312      
313      

88
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
314      
315      
316      
317      
318      
319      
320      
321      
322      
323      
324      
325      
326      
327      
328      
329      
330      
331      
332      
333      
334      
335      
336      
337      

89
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Dosis Jumlah Obat Aturan Pakai
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
338      
339      
340      
341      
342      
343      
344      
345      
Jumlah 345 345 309 36 345 345 345
Lembar
Resep
Presentase 100% 100% 89,5% 100% 100% 100%

90
C.Telaah Klinis

No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1      
2      
3      
4      
5      
6      
7      
8      
9      
10      
11      
12      
13      
14      
15      
16      
17      
18      
19      
20      
21      
22      
23      

91
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
24      
25      
26      
27      
28      
29      
30      
31      
32      
33      
34      
35      
36      
37      
38      
39      
40      
41      
42      
43      
44      
45      
46      
47      

92
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
48      
49      
50      
51      
52      
53      
54      
55      
56      
57      
58      
59      
60      
61      
62      
63      
64      
65      
66      
67      
68      
69      
70      
71      

93
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
72      
73      
74      
75      
76      
77      
78      
79      
80      
81      
82      
83      
84      
85      
86      
87      
88      
89      
90      
91      
92      
93      
94      
95      

94
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
96      
97      
98      
99      
100      
101      
102      
103      
104      
105      
106      
107      
108      
109      
110      
111      
112      
113      
114      
115      
116      
117      
118      
119      

95
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
120      
121      
122      
123      
124      
125      
126      
127      
128      
129      
130      
131      
132      
133      
134      
135      
136      
137      
138      
139      
140      
141      
142      
143      

96
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
144      
145      
146      
147      
148      
149      
150      
151      
152      
153      
154      
155      
156      
157      
158      
159      
160      
161      
162      
163      
164      
165      
166      
167      

97
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
168      
169      
170      
171      
172      
173      
174      
175      
176      
177      
178      
179      
180      
181      
182      
183      
184      
185      
186      
187      
189      
190      
191      
192      

98
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
193      
194      
195      
196      
197      
198      
199      
200      
201      
202      
203      
204      
205      
206      
207      
208      
209      
210      
211      
212      
213      
214      
215      
216      

99
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
217      
218      
219      
220      
221      
222      
223      
224      
225      
226      
227      
228      
229      
230      
231      
232      
233      
234      
235      
236      
237      
238      
239      
240      

100
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
241      
242      
243      
244      
245      
246      
247      
248      
249      
250      
251      
252      
253      
254      
255      
256      
257      
258      
259      
260      
261      
262      
263      
264      

101
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
265      
266      
267      
268      
269      
270      
271      
273      
274      
275      
276      
277      
278      
279      
280      
281      
282      
283      
284      
285      
286      
287      
288      
289      

102
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
290      
291      
292      
293      
294      
295      
296      
297      
298      
299      
300      
301      
302      
303      
304      
305      
306      
307      
308      
309      
310      
311      
312      
313      

103
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
314      
315      
316      
317      
318      
319      
320      
321      
322      
323      
324      
325      
326      
327      
328      
329      
330      
331      
332      
333      
334      
335      
336      
337      

104
No Indikasi Dosis dan Waktu Penggunaan Duplikasi Alergi Interaksi Obat Kontra Indikasi
Responden Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
338      
339      
340      
341      
342      
343      
344      
345      
Jumlah 345 0 345 0 0 345 3 345 0 345 0 345
Lembar
Resep
Presentase 100% 100% 0% 0,8 0% 0%
%

105
106

Lampiran 5

CURICULUM VITAE

Nama : Nanda Kusuma Dewi


NIM : 19084021
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Pekalongan, 29 April 1986
Alamat : Kwagean Cokrah Rt.01/Rw.01 Wonopringgo
Pekalongan
No.Tlp/HP : 08156924529
Riwayat Pendidikan :
SD : SDI Rowokembu II Wonopringgo
SMP : SMP Islam Wonopringgo
SMA/SMK : SMF Yayasan Pharmasi Semarang
DIII : Politeknik Harapan Bersama Tegal
Nama Ayah : M. Afifudin
Nama Ibu : Siti Aisyah
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Raya Wonopringgo No. 138 Pekalongan
Judul Penelitian : Gambaran Kesesuaian Penulisan Resep Dokter
Berdasarkan Permenkes No.72 Tahun 2016 di Farmasi
Rawat Jalan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan

Tegal, 13 Agustus 2020

Nanda Kusuma Dewi


NIM.1 9084021

Anda mungkin juga menyukai