Anda di halaman 1dari 5

KESEHATAN GIGI DAN MULUT LANSIA

1. Dampak proses menua pada kesehatan gigi dan mulut lansia


a. Gigi
- Atrisi atau aus
- Staining (pewarnaan pd gigi)
- Cracking (retak)
- Lebih mudah berlubang
b. Jaringan penyangga gigi
- Penurunan gusi (resesi gingiva)
- Hilangnya perlekatan jaringan penyangga gigi
Hal ini dapat memicu terjadinya halitosis(bau mulut), perdarahan gingiva,
kegoyangan gigi dan kehilngan gigi. Penyakit jaringan penyangga gigi antara
lain gingivitis(radang gusi) dan periodontitis. Gingivitis ini dapat disebabkan
oleh faktor lokal maupun sistemik.faktor lokal diantaranya karang gigi, sisa
makanan (plak), pemkaian gigi tiruan yang salah.faktor sistemik meliputi DM,
ketidakseimbangan hormon. Gingivitis jika semakin parah akan menjadi
periodontitis.
c. Tulang rahang
- Tulang rahang juga rentan mengalami osteoporosis sama seperti pada tulang
lainnya. Osteoporosis merupakan suatu penyakit tulang berupa pengurangan
kepadatan tulang sampai mencapai ambang patah.
- Osteoporosis mengakibatkan tulang rahang menjadi rapuh serta kurang dapat
menahan beban pengunyahan, sehingga mengakibatkan tulang rahang menyusut
dengan cepat.
- Tulang rahang yang mengalami osteoporosis kurang dapat menahan beban yang
disebabkan oleh kontaknya gigi tiruan dengan gigi lawannya, sehingga memicu
penyusutan tulang rahang secara cepat. Sehingga gigi tiruan akan cepat longgar
dan goyang apabila dipakai mengunyah.
- Osteoporosis juga mengakibatkan gigi menjadi mudah goyang dan lepas.
d. Mukosa mulut
- Mukosa mulut kehilangan elastisitas dan menyusut/menipis. Hal ini menyebabkan
peningkatan kerentana terhadap infeksi dan trauma
- Lansia rentan menderita infeksi jamur dan kanker mulut. Adanya lesi menetap 3
atau 4 minggu harus diperiksa dengan cermat untuk menegakkan diagnosis.
Lansia butuh pemeriksaan rutin mulut untuk mengevaluasi kemungkinan
terjadinya lesi keganasan
e. Kelenjar saliva
- Fungsi saliva adalah sebagai lubrikasi dan perlindungan jaringa lunak dan keras
dalam rongga mulut, penentralisir, anti bakteri, dan remineralisasi email.
- Penurunan fung kelenjar saliva merupakan suatu keadaan normal akibat proses
menua, jumlah saliva yang dihasilkan lansia lebih sedikit dibandingkan dewasa
muda.
- Berkurangnya saliva (hiposalivasi/xerostomia) dapat merupakan akibat dari
penggunaan obat-obatan ( sebagian besar obat anti depresi, anti hipertensi, sedatif,
anti histamin, obat parkinson, sogren sindrom, penyakit auto imun, penyakit
alzaimer), penyakit sistemik, dan pasien dengan terapi radiasi.
- Hiposalivasi/xerostomia mempersulit pengunyahan, penelanan, meningkatkan
kerentanan terhadap karies, gingivitis,kandidiasis dan meningkatkan kerentanan
mukosa terhadap trauma mekanisserta infeksi mikrobial.
f. Persyarafan motorik dan sensorik dalam rongga mulut
- Proses menua mengakibatkan perubahan dalam pengunyahan, penelanan dan otot
rongga mulut.
- Pada lansia sering dijumpai gangguan persyarafan motorik berupa kesulitan
mengunyah, penyakit stroke dapat memperburuk gaangguan pengunyahan dan
penelanan sehingga rentan tersedak.
- Perubahan persyarafan motorik mulut dan saliva bersama dengan penurunan
kapasitas indera pemciuman menyebabkan hilangnya persepsi terhadap makanan
dan gangguan selera makan
2. Pencegahan penyakit gigi daan mulut pada lansia
a. Menyikat gigi
Menyikat gigi minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malamsebelum tidur.
- Penggunaan pasta gigi mengandung flour
- Kumur-kumur ebelum menyikat gigi
- Untuk gigi rahang atas tempatkan bulu sikat miring 45 derajat ke arah atas antara
gigi dan gusi. Putar sikat perlahan-lahan, sikat kearah bawah.
- Untuk gigi rahang bawah, tempatkan bulu sikat miring 45 derajat ke arah bawah
dan diputar perlahan-lahan ke arah atas.
- Seluruh permukaan gigi harus disikat mulai dari permukaaan gigi dekat pipi dan
bibir untuk rahang atas dan rahang bawah,maupun permukaan dekat lidah pada
rahang bawah dan permukaan dekat langit-langit pada rahang atas.
- Untuk permukaan kunyah ( oklusal) disikat secara maju mundur
- Seluruh permukaan disikat lebih kurang 2 menit dan disikatnya delapan kali
gerakan untuk setiap permukaan
- Setelah permukaan gigi selesai disikat, kumur-kumurlah satu kali saja agar sisa
flour masih ada di gigi.
- Bersihkan sikat gigi dengan air dan simpanlah sikat gigi tegak dengan posisi
kepala sikat berada di atas.
- Biasakanlah menyikat gigi dengan cermin agar kita dapat melihat bagian-bagian
gigi yang disikat dan yang belum bersih
b. Menggunakan alat-alat bantu pembersih gigi
- Tusuk gigi
Tusuk gigi digunakan bila ada sisa makanan yang menyangkut disela-sela gigi.
Pergunakan bagian yang lancip/tajam dari tusuk gigi ke arah atas untuk gigi
rahang bawah dan ke arah atas untuk gigi rahang atas , kemudian doronglah sisa
makanan tersebut keluar. Jangan mengarahkan tusuk gigike arah gusi karena
dapat melukai gigi
- Benang gigi
Dapat menghilangkan plak di sela-sela gigi. Benang gigi dapat dibeli di toko
swalayan atau apotek.
c. Perawatan gigi tiruan
- Melepas dan membersihkan gigi tiruan setelah makan, menggunakan sikat gigi
atau sikat botol dengan sabun di bawah air mengalir
- Gunakan sikat gigi berbulu balus /spongeuntuk menyikat mukosa mulut, pastikan
tidak ada sisa makanan yang tersisa di rongga mulut
- Melepas gigi tiruan sebeum tidur, dengan tujuan mengistirhatkan mukosa yang
tertutup oleh basis gigi tiruan. Gigi tiruan direndam dalam air atau disimpan
dalam keadaan kering sesudaah dibersihkan untuk mencegah resiko infeksi fungal
- Perendaman menggunakan bahan kimia yang bersifat baktesidal/fungisidal seperti
larutan klorheksidin atau rebusan daun sirih dapat dilakukan 1-2 kali seminggu
bilas dengan air bersih sebelum dipakai lagi.
- Merendam saja tidak cukup bersih, tetap harus disikat.
- Melakukan pemeriksaan periodik etiap 6 bulan sekali, untuk lansia yang
menderita kelainan sistemik seperti diabetes dan osteoporosis maka pemeriksaan
periodik perlu dilakukan setiap 3 bulan sekali. Salah satu yang diperiksa saat
kontrol adalah besarnya resorbsi tualng alveolar /penyusuta tulang alveolar
penyangga gigi tiruan, apabila sudah terjadi penyusutan maka dapat
dilakukanperbaikan gigi tiruan.
3. Tata laksana pengakit gigi dan mulut lansia
a. Karies gigi
- Tergantung pada kedalaman karies
- Jka pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email membaik
sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang. Perlindungan dentin dengan
mengulas flour
- Jika pembusukan te3lah mencapai dentin, bagian gigi yang membusuk harus
diangkat dan diganti dengan penambalan (restorasi) dengan tumpatan tetap.
- Bila kedalaman karies sudah lanjut, dan tidak dapat lagi dipertahankan, maka
dilakukan pencabutan gigi. Sebelum melakukan pencabutan gigi perhatikan
tanda-tanda kelainan sistemik seperti DM, jantung, hipertensi dllyang akan
berakibat pada penatalaksaan.
- Konsulkan bila ada tanda-tanda seperti di atas ke dokter umum atau dokter
spesialis penyakit dalam, untk penantalaksanaan pencabutan gigi lebih lanjut.
- Bila tanda-tanda tersebut tidak membahayakan pasien, maka lakukan pencabutan
gigi dan rencanakan penatalaksaan lebih lanjut untuk pembuatan gigi tiruan.
- Penanggulangan penyakit ini berupa pemberian flouride topikal secara rutin,
peningkatan kebersian mulut, kontrol nutrisi yang kariogenik , penangana
disfungsi saliva serta perlunya kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan
- Resiko karies bertambah pada lansia konsumsi gula yang tinggi. Penggunaan
klorheksidin konsentrasi tinggi dalam bentuk varnish yang diulas 1 kali
perminggu selama 4 minggu dan diulang setelah 6 bulan, demikian pemakaian
flour. Pada keadaan lansia sudah mengalami penurunan fungsi kognitif dan sulit
berkumur dapat digunakan larutan flour yang diulas ke gigi.
b. Radang gusi ( gingivitis)
- Memberikan edukasi mengenai kesehatan mulut dan intruksi pengendalian plak
mikrobial di rumah
- Membersihkan permukaan gigi dari plak dan kalkulus supra dan subgingiva
- Pemberian obat anti mikroba dan antiplak dan penggnaan alat kebrsihan mulut
gunameningkatkan kemampuan pasien untuk membersihkan gigi-geliginya
- Koreksi faktor-faktor yang mempermudah retensi plak seperti koreksi mahkota
yang over counter, margin yang overhanging atau ruang embrassure yang sempit,
kontak terbuka, GT yang kurang pas, gigi karies dan gigi malposisi.
c. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontitis)
- Membersihkan karang gigi
- Antibiotik amoksisilin, metronidazole atau antibiotik lainnya (250-500mg)dengan
tetap menanyakan riwayat alergi obat-obatan, diberikan 3xsehari selama 5 hari.
- Penderita dianjurkan berkumur selama ½-1 menit dengan obat kumur seperti
larutan povidon atau klorheksidin dilakukan 3x/hari
- Bila gigi sudah sangat goyang, harus di cabut.

Anda mungkin juga menyukai