Anda di halaman 1dari 20

PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

SANITASI PERMUKIMAN

DOSEN PENGAMPU:

CATUR PUSPITAWATI, ST,MKM

KELOMPOK 4

ADHELLIA SEKAR NIRWANA P21335119002

PROGRAM STUDI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sanitasi Pemukiman.
Kami juga turut berterima kasih kepada ibu Catur Puspawati, ST, MKM selaku dosen mata
kuliah Sanitasi Pemukiman yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sesuatu yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Akhir kata kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Jakarta, 01 September 2022

Penulis
METODE PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

Pengawasan dan pemantauan sanitasi lingkungan permukiman mempunyai tujuan untuk


mengendalikan kualitas sanitasi lingkungan permukiman dan rumah tinggal sehingga dapat
menjamin kenyamanan dan kesehatan para penghuninya. Untuk melakuka pengawasan dan
pengendalian sanitasi permukiman diperlukan alat dan instrument yang digunakan untuk
mengamati dan mengukur semua parameter, yang kemudian hasilnya dianalisis sehingga
diketahui factor risiko kesehatan yang akan terjadi dan dapat dilakukan upaya pencegahan
maupun untuk menyusun rencana tindak lanjut peningkatan kualitas sanitasi permukiman.

Untuk mengukur parameter sanitasi permukiman digunakan beberapa peraturan yang


digunakan sebagai acuan, peraturan tersebut adalah: Kepmenkes 492 tahun 2010 tentang
Syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum; Kepmenkes No.829/Menkes/Per/V/2011
tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah.

A. Jenis Alat yang digunakan


a. Teknis

Alat yang digunakan untuk pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman


secara teknis adalah alat ukur mengukur:
 Kelembaban udara

 Pencahayaan

 Debu

 Kebisingan

 Kepadatan lalat

 Tikus

 Luas ruangan

 Ventilasi

 Panas Temperatur

 Pemeriksaan untuk air bersih


 Pemeriksaan air limbah

 Pengambilan gambar desain rumah

 Pengamatan pembuangan sampah

b. Social: alat atau intrusmen yang digunakan adalah check list dan kuesioner untuk
mengetahuan pengetahuan, perilaku dan tindakan penghuni rumah, petugas
puskesmas.

Dinas kesehatan Kabupaten / Kota dan aparat pemda setempat berkaitan dengan
sanitasi pemukiman.
c. Administrasi: Peraturan Per Undang-Undangan, Permenkes, Kepmenkes,
KepMendagri, KepmenPU, dan lainnya ( yang berkaitan dengan sanitasi pemukiman)
yang digunakan sebagai acuan pada waktu melaksanakan pengawasan dan
pemantauan sanitasi pemukiman.

B. Jenis alat dan fungsinya


JENIS ALAT DAN INSTRUMEN SERTA FUNGSINYA
UNTUK PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN SANITASI
PEMUKIMAN

NO JENIS ALAT FUNGSI


A Teknis
1. - Hygrometer - Mengukur kelembaban udara
2. - Light Meter - Mengukur pencahayaan
3. - Dust center - Mengukur debu
4. - Sound Level Meter - Mengukur Kebisingan
5. - Fly Grill - Mengukur kepadatan lalat
6. - Meteran (Roll Meter) - Untuk mengukur luas ruangan, ventilasi
7. - Termometer - Untuk mengatur panas temperature
8. - Spectometer, Ph Meter dll - Pemeriksaan untuk air bersih, air limbah
9. - Camera - Pengambilan gambar desain rumah,
tempat
pembuangan sampah, dsb
10. - Alat Pengambil sampel - Pengambilan sampel tanah untuk
pemeriksaan
Tanah kandungan zat kimia
11. - Formulir dan Checklist - Pengamatan bahan bangunan , instalasi
listrik,
pembuangan sampah, pembuangan tinja,
limbah
rumah tangga, keberadaan tikus,
nyamuk,
kepadatan hunian, komponen dan
penataan
ruangan.

12. - Alat Tulis - Mencatat hasil pengamatan dan pengukuran


B Sosial
1. - Formulir -Untuk mengetahui pengetahuan , sikap dan
tindakan penghuni rumah tentang sanitasi
Wawancara dan Checklist
pemukiman
C Administrasi
1. Peratutan Per Undang- -Sebagai acuan standar pengukuran dan
Undangan, Permenkes, persyaratan lain yang harus diikuti
Kepmenkes, KepMendagri,
KepmenPU.

C. Cara pengukuran/pemeriksaan

a. Lokasi
Salah satu parameter sanitasi pemukiman adalah lokasi tidak terletak pada daerah
rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang
tsunami, daerah gempa, dan sebagainya; tidak terletak pada daerah bekas tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang; tidak terletak pada daerah
rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan. Untuk
melakukan pengawasan parameter tersebut dilakukan survey atau pengamatan dengan
menggunakan alat check list dan camera.
b. kualitas tanah

Persyaratan kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman adalah: Kandungan


Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg; kandungan Arsenik (As) total maksimum
100 mg/kg; kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg; kandungan
Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg. Untuk melakukan pengukuran atau pemeriksaan
kualitas tanah tersebut dilakukan pengambilan sampel pada titik-titik tertentu dan
diperiksa di laboratorium.
c. Prasarana dan sarana lingkungan

Parameter prasarana dan sarana lingkungan permukiman antara lain memiliki taman
bermain, drainase, sarana jalan lingkungan, tersedia cukup air bersih, pengelolaan tinja
dan limbah rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, akses ke pelayanan

kesehatan dan penghijauan. Untuk pengukuran parameter tersebut dilakukan dengan


cara pengamatan dengan menggunakan alat check list dan camera.
d. Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut: Gas H2S dan
NH3 secara biologis tidak terdeteksi; debu dengan diameter kurang dari 10 g
maksimum 150 g /m3; gas SO2 maksimum 0,10 ppm: debu maksimum 350 mm3/m2
per hari. Untuk mengukur kualitas udara tersebut dilakukan dengan mengambil sampel
pada beberapa titik yang berisiko, kemudian diperiksa di laboratorium. Hasilnya
dibandingkan dengan standar tersebut.
Sedangkan untuk pengukuran kualitas udara di dalam rumah yang mempunyai salah
satu atau lebih faktor risiko dengan kondisi sebagai berikut: bahan bakar untuk
memasak menggunakan biomassa/minyak tanah; ventilasi < 20 % dari luas lantai; ada
anggota keluarga dan atau orang lain yang merokok di dalam rumah; dan
menggunakan obat nyamuk bakar/semprot/elektrik dan penyegar ruangan dalam
bentuk semprot, dilakukan melalui wawancara dan checklist dan pengukuran
menggunakan roll meter. Untuk persyaratan lainnya (fisik, kimia dan biologi)
dilakukan pengukuran dengan pengamatan dan pengambilan sampel di laboratorium.
e. Bahan bangunan

Bahan bangunan rumah harus memenuhi syarat tidak terbuat dari bahan yang dapat
melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan antara lain: debu total kurang
dari 150 g/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m 3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang
dan
300 mg/kg bahan; tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen. Unauk mengukur parameter ini dilakukan
pengambilan sampel dibeberapa titk dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Disamping itu dilakukan pengamatan dan check Iist.
f. Penataan ruangan

Komponen dan penataan ruangan harus memenuhi syarat: lantai kedap air dan mudah
dibersihkan, dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap
air dan mudah dibersihkan, langil-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan; bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir; ruang ditata sesuai
dengan

fungsi dan peruntukannya; dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.


Pangukuran parameter ini dilakukan dengan cara pengamatan dengan menggunakan
alat check list dan Camera.
g. Air bersih

Perameler air bersih untuk pemukiman adalah tersedianya sarana penyediaan air bersih
dengan kapasitas minmal 60 liter/orang/hari; dan untuk air minum harus memenuni
syarat bakteriologis, kimia, fisik dan radioaktifis. Unluk mengukur parameter tersebut
dilakukan pengamatan pengukuran, wawancara dan pengambilan sampel untuk
diperiksa di laboratorium. Untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi
memenuhi persyaratan, Pengelola Air Minum dengan system perpipaan wajib
mengedakan pengawasan internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Untuk Produksi Air Minum sebesar < 200.000 m3/Tahun/Unit Produksi:

Pada setiap reservoir (tendon air) dilakukan pemeriksaan parameter. Sisa khlor
dilakukan minimal satu kali sehari; Ph, dilakukan minimal satu kali per minggu:
Daya hantar listrik (DHL), Alkalinitas, kesadahan total, Co2 Agresif, dan suhu
dilakukan minimal satu kali per minggu; Besi dan Mangan, dilakukan minimal
satu kali per bulan bila menjadi masalah. Pada jaringan pipa distribusi dilakukan
pemeriksaan parameter: Sisa khlor, minimal satu kali sehari, pada outlet reservoir
dan konsumen terjauh: Ph, minimal satu kali per minggu. Daya hantar listrik
(DHL), minimal satu kali perbulan, Kekeruhan, minimal satu kali perminggu.
Total Coliform/E Coli, minimal satu bulan sekali pada outlet reservoir dan
konsumen terjauh.
- Untuk Produksi Air Minum sebesar > 200,000 m3 /Tahun/Unit Produksi:

- Pada setiap reservoir (tendon air)/ stasiun Khlorinasi 1,3 dilakukan pemeriksaan
parameter: sisa khlor dilakukan minimal satu kali sehari; Ph, Daya hantar listrik
(DHL), alkalinitas, Kesadahan total, Co2 Agresif, dan suhu dilakukan minimal
satu kali sebulan, bila menjadi masalah.
Pada jaringan pipa distribusi dilakukan pemeriksaan parameter: Sisa khlor/ORP
pada outlet reservoir sampai dengan konsumen terjauh, dilakukan pemeriksaan
sebanyak satu sampel per 15.000 m3 produksi air minum; Total Coliforms/ E Coli,
dilakukan pemeriksaan sebanyak satu sampel per 15.000 m3 produksi air minum;
Ph, Daya hantar

listrik (DHL), Kekeruhan, dilakukan pemeriksaan sebanyak satu sampel per


15.000m3 produksi air minum.
- Kualitas Air Baku:

Permeriksaan kualitas air baku air minum dilakukan minimal dua kali pertahun,
meliputi parameter: Total Coliforms/E.Coli: pH, DO, Bahan Organik (KMn 04)
Alkalinitas. Kesedahan Total, CO2 agresif. Suhu, DHL; Besi dan Mangan,
dilakukan bila manjadi masalah.
h. Pembuangan Limbah

Parameter untuk pembuangan limbah adalah limbah cair yang berasal rumah tangga
tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan
tenah; limbah padat harus dikelola dangan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah. Untuk pengukuran parameter ini dilakukan
pengamatan dengan alat check list dan pengambilan sampel untuk kemudian diperiksa
di laboraturium.
i. Kepadatan hunian

Parameter untuk kepadatan hunian adalah luas kamar tidur minimal 8 m2 dan
dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur. Untuk pengukuran parameter tersebut
dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan menggunakan rol meter dan dilakukan
wawancara.
j. Vektor penyakit

Parameter untuk vektor penyakit adalah tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang
barsarang di dalam rumah. Untuk pengukuran parameter tersebut dilakukan
pengamatan dengan check list, dan wawancara.

PERIODE PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

Periode pengawasan dan pemantauan pembangunan permukiman dilakukan setiap hari. Pada
beberapa pembangunan besar/ khusus dilakukan setiap tahun.

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pengertian Pencatatan

Kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan. Pencatatan
dilakukan di atas kertas, disket, pita nama, dan pita film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan,
grafik, gambar, dan suara. (Syahlan : 253)

Sistem Pencatatan Secara Umum

1. Sistem Pencatatan Tradisional


Sistem Pencatatan Tradisional adalah sistem pencatatan yang memiliki catatan masing-
masing dari setiap profesi atau petugas kesehatan. Keuntungan sistem ini adalah sederhana.
Sedangkan, kelemahan dari sistem ini adalah data tentang kesehatan yang terkumpul kurang
menyeluruh, koordinasi antar petugas kesehatan tidak ada dan upaya pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan tuntas sulit dilakukan

2. Sistem Pencatatan Non-Tradisional

Sistem Pencatatan Non-Tradisional adalah pencatatan yang berorientasi pada masalah


(Problem Oriented Record/POR). Keuntungan dari sistem ini adalah kerjasama antar tim
kesehatan lebih baik dan menunjang mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Manfaat Pencatatan

- Memberi informasi tentang keadaan masalah atau kegiatan


- Sebagai bukti dari suatu kegiatan atau peristiwa
- Bahan proses belajar dan bahan penelitian
- Sebagai pertanggungjawaban
- Bahan pembuatan laporan
- Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
- Bukti hokum
- Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta mengingatkan kegiatan peristiwa
khusus

Bentuk Pencatatan Berdasarkan Isi

- Catatan tradisional yaitu berisi hal-hal yang didengar dna dilakukan oleh pencatat
secara tidak sistematis, tidak lengkap dan biasanya berupa catatan harian
- Catatan sistematis yaitu menggambarkan pola keadaan, masalah, dan langkah
pemecahan masalah.

Pengertian Laporan

Laporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan
hasilnya yang disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tersebut.
(Syahlan : 256)
Macam – Macam Laporan

- Laporan Lisan

Kelemahan dalam laporan lisan yaitu kemungkinan yang dilaporkan hanyalah hal- hal yang baik-
baik saja dan bersifat subyektif. Sedangkan, keuntungan dari laporan lisan yaitu hasil dari
kegiatan atau intervensi yang telah dilakukan dan data yang telah terkumpul dapat segera
ditindak lanjuti dalam waktu yang lebih cepat.

- Laporan Tertulis

Kelemahan dalam laporan tertulis yaitu memakan waktu dan biaya yang lebih. Sedangkan,
keuntungan dari laporan tertulis yaitu bisa lebih bersifat objektif dan lebih terperinci serta
pelaporan dapat bersifat positif maupun negative.

Ruang Lingkup Pencatatan dan Pelaporan

Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan mencakup:

1. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan
- Tuang Lingkup
2. Profil wilayah (peta permukiman/maping)
3. Standar parameter sanitasi permukiman
4. Pengumpulan data primer dan sekunder
a. Bahan
- Alat ukur yang digunakan
- Instrumen (check list dan kuesioner)
- Dsb
b. Cara
- Menentukan titik-titik pengukuran
- Pengukuran
- Pengambilan sampel
- Pengiriman sampel ke laboratorium (labelling)
- Dsb
5. Pengolahan data
6. Analisis data
7. Penyajian data
8. Masalah yang ditemukan
9. Solusi pemecahan masalah
10. Rencana tindak lanjut
11. Penutup

Jadwal Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara bekala yaitu 6 bulan sekali dan secara
insidentil apabila ditemukan adanya masalah kesehatan atau perlu dilakukan untuk hal-hal
khusus.

Pencatatan dan pelaporan disiapkan oleh petugas kesehatan lingkungan setempat


kemudian oleh Dinas Kesehatan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk
pemantauan dan evaluasi ditembuskan kepada Menteri Kesehatan c.q Direktur Jenderal
Pengandalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Formulir Pencatatan dan Pelaporan

Formulir wawancara dan Pelaporan terdiri dari:

1. Formulir observasi/pengamatan dan pengukuran parameter dengan check list


2. Formulir wawancara yang terdiri dari:
- Data umum mencakup identitas responden dan domisili
- Kriteria responden (karakteristik responden)
- Data khusus yang mencakup hal-hal teknis berkaitan dengan parameter sanitasi
permukiman
- Data tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
sanitasi permukiman

Batasan Dari Pencatatan Dan Pelaporan

Batasan dari pencatatan dan pelaporan kegiatan adalah sebagai berikut :


1. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan adalah
melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan dan
melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang berupa laporan lengkap
pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang ditetapkan.
2. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukan
pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan
data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulan kepada instansi yang
berwenang dengan menggunakan format yang ditetapkan.
3. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiap triwulan dan
tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu
tahun berjalan serta melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi data kegiatan
triwulan dan tahunan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format
yang telah ditetapkan.
Daftar Pustaka

Sudjono,Aris Budianto dan Siti Kusumawati. 2012. Buku Ajar Kesehatan Lingkungan,
Sanitasi Permukiman. Jakarta : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 2

https://www.slideshare.net/risdiana21/pencatatan-dan-pelaporan-33961304

Anda mungkin juga menyukai