Anda di halaman 1dari 25

REFERENSI

Utama 
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT  

Instalasi Radioterapi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomar 1427/MENKES/SK/XII/2006
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 008/MENKES/SK/I/2009 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN NUKLIR DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN  

Instalasi Radiologi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 780/MENKES/PER/VIII/2008 tenting penyelenggaraan pelayanan radiologi
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk Radiofarmaka. PERKA BAPETEN NO 18
Perka Bapeten No18 Tahun 2012 tentang Inspektur Keselamatan Nuklir BAPETEN

Instalasi Laboratorium
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010
TENTANG LABORATORIUM KLINIK
Guideline Implementation for Breast Healthcare in Low-Income and Middle-Income Countries

Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 15 tahun 2010 Nomor 162/MENKES/PB/I/2010 tentang PELAPORAN KEMATIAN DAN PENYEBAB KEMATIAN

Pendidikan Kanker
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Penelitian Kanker
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1333/MENKES/SK/X/2002 TENTANG PERSETUJUAN PENELITIAN KESEHATAN TERHADAP MANUSIA
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Amor 1179 A/Menkes/SK/X/1999 Tentang Kebijakan National Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1995 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN  
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN SEL PUNCA DAN/ATAU SEL  

Manajemen data kanker


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/410/2016 TENTANG RUMAH SAKIT PELAKSANA REGISTRASI KANKER DAN RUMAH SAKIT PUSAT PENGENDALI DATA BEBAN KANKER NASIONAL

Layanan Palliatif
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007 TENTANG KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF
Pedoman Nasional Program Paliatif Kanker
PEDOMAN TEKNIS PELAYANAN PALIATIF KANKER

Instalasi Deteksi Dini


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER RAHIM
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomar 796/MENKES/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim

Instalasi Rehabilitasi Medik


Keputusan Menteri Kesehatan nomor 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit.
1. Manajemen 2. Layanan 3. Laboratorium 4. Radiologi- 5. Pengelolaan Data 6. Pendidikan dan
Kanker Onkologi Terpadu Kedokteran Nuklir Kanker Penelitian
N. Questions 11 13 13 11 10 11
Total Score 110 130 130 110 100 110
Total Score Self Assessment 62.5 53 70 50 30 27.5

% Scoring 56.82 40.77 53.85 45.45 30.00 25.00


N. of NA

(nama rumah sakit)


1

6 2

5 3

4
1. ASPEK MANAJEMEN

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


1.1 Kebijakan pelayanan kanker di rumah sakit 5 Pelayanan kanker yang
Belum memiliki kebijakan khusus mengenai layanan kanker di rumah sakit 2.5 komprehensif dimulai dari preventif,
√ Tahap penyusunan rancangan kebijakan layanan kanker di rumah sakit 5 promotif, deteksi dini, diagnosis,
tatalaksana, rehabilitatif, dan paliatif
Implementasi kebijakan dalam bentuk surat keterangan direktur mengenai 7.5
kebijakan layanan kanker di rumah sakit
Monitoring dan evaluasi kebijakan layanan kanker di rumah sakit 10
1.2 PPK Tatalaksana Kanker 5 Khusus untuk kanker payudara,
Belum memiliki panduan tata laksana kanker di rumah sakit 2.5 kanker serviks, dan leukemia
√ Tahap penyusunan rancangan panduan tata laksana kanker di rumah sakit 5
Tahap impelementasi awal panduan tata laksana kanker di rumah sakit 7.5
Monitoring, evaluasi, dan pembaharuan panduan tata laksana kanker di 10
rumah sakit
1.3 Clinical pathway pelayanan kanker 5 Khusus untuk kanker payudara,
Belum memiliki clinical pathway pelayanan kanker di rumah sakit 2.5 kanker serviks, dan leukemia pada
√ Tahap penyusunan clinical pathway pelayanan kanker di rumah sakit 5 anak
Tahap implementasi clinical pathway pelayanan kanker di rumah sakit 7.5
Tahap evaluasi clinical pathway pelayanan kanker di rumah sakit 10
1.4 SK Direktur tim multidisiplin kanker di rumah sakit 5 Tatalaksana pasien dengan kasus
Belum memiliki tim multidisiplin kanker di rumah sakit 2.5 tertentu berdasarkan keputusan tim
√ Tahap penyusunan tim multidisiplin kanker di rumah sakit 5 multidisiplin
Telah terbentuk tim multidisiplin kanker di rumah sakit 7.5
Tahap implementasi dan pengembangan lanjutan tim multidisiplin kanker di 10
rumah sakit
1.5 SK Direktur terkait manajemen data kanker 5 SK pengelolaan data beban kanker
Belum memiliki unit pengelolaan data beban kanker atau registrasi kanker 2.5 di rumah sakit
di rumah sakit
√ Tahap penyusunan unit pengelolaan data beban kanker atau registrasi 5
kanker di rumah sakit
5

1. ASPEK MANAJEMEN

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


Telah terbentuk unit pengelolaan data beban kanker atau registrasi kanker 7.5
di rumah sakit
Tahap pengembangan lanjutan unit pengelolaan data beban kanker atau 10
registrasi kanker di rumah sakit
1.6 Ketersediaan tenaga medis dokter subspesialis / spesialis konsultan 7.5 Pola ketenagaan terkait layanan
kanker klinis Kanker (Bedah Onkologi,
Belum memiliki dan menyusun rancangan formasi tenaga medis dokter 2.5 Hemato Onkologi Medik, GInekologi
subspesialis kanker Onkologi, Pediatrik Onkologi)
Tahap penyusunan formasi tenaga dokter subspesialis kanker 5
√ Memiliki staf yang menempuh pendidikan subspesialis 7.5
Telah memiliki dokter subspesialis kanker 10
1.7 Ketersediaan tenaga medis dokter spesialis / spesialis konsultan radiologi, 10 Pola ketenagaan terkait layanan
patologi anatomi dan patologi klinik diagnostik kanker
Belum memiliki dan menyusun rancangan formasi tenaga medis dokter 2.5
spesialis radiologi, patologi anatomi dan patologi klinik
Tahap penyusunan formasi tenaga dokter spesialis tenaga medis dokter 5
spesialis radiologi, patologi anatomi dan patologi klinik
Memiliki staf yang menempuh pendidikan spesialis tenaga medis dokter 7.5
spesialis radiologi dan/atau patologi anatomi dan/atau patologi klinik

√ Telah memiliki tenaga medis dokter spesialis radiologi, patologi anatomi, 10


dan patologi klinik
Penambahan keterangan formasi tenaga medis yang ada saat ini saat
pengisian form.
1.8 Ketersediaan tenaga medis dokter spesialis / spesialis konsultan onkologi 2.5 Pola ketenagaan terkait layanan
radiasi onkologi radiasi
√ Belum memiliki dan menyusun rancangan formasi tenaga medis dokter 2.5
spesialis onkologi radiasi
Tahap penyusunan formasi tenaga dokter spesialis tenaga medis dokter 5
spesialis onkologi radiasi
2.5 Pola ketenagaan terkait layanan
onkologi radiasi

1. ASPEK MANAJEMEN

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


Memiliki staf yang menempuh pendidikan spesialis tenaga medis dokter 7.5
spesialis / spesialis konsultan onkologi radiasi
Telah memiliki tenaga medis dokter spesialis / spesialis konsultan onkologi 10
radiasi
Penambahan keterangan formasi tenaga medis yang ada saat ini saat
pengisian form.
1.9 Ketersediaan tenaga medis dokter spesialis / spesialis konsultan 2.5 Pola ketenagaan terkait layanan
kedokteran nuklir onkologi nuklir
√ Belum memiliki dan menyusun rancangan formasi tenaga medis dokter 2.5
spesialis kedokteran nuklir
Tahap penyusunan formasi tenaga dokter spesialis / spesialis konsultan 5
tenaga medis dokter spesialis kedokteran nuklir
Memiliki staf yang menempuh pendidikan spesialis tenaga medis dokter 7.5
spesialis / spesialis konsultan kedokteran nuklir
Telah memiliki tenaga medis dokter spesialis / spesialis konsultan 10
kedokteran nuklir
Penambahan keterangan formasi tenaga medis yang ada saat ini saat
pengisian form.
1.10 Rencana kegiatan tahunan terkait layanan kanker 5 Rencana anggaran biaya (RAB)
Tahap perencanaan kegiatan tahunan 2.5 yang diajukan terkait
pengembangan layanan kanker
√ Tahap pengembangan awal kegiatan tahunan 5
Tahap implementasi kegiatan tahunan 7.5
Tahap monitoring dan evaluasi kegiatan tahunan 10
Penambahan keterangan formasi tenaga medis yang ada saat ini saat
pengisian form.
1.11 Ketersediaan tenaga nurse onkologi di pelayanan keperawatan onkologi 10 Pola ketenagaan pelayanan
Belum memiliki dan menyusun rancangan formasi nurse onkologi 2.5 keperawatan onkologi
Tahap penyusunan formasi tenaga nurse onkologi 5
Memiliki staf yang menempuh pendidikan spesialis nurse onkologi 7.5
10 Pola ketenagaan pelayanan
1. ASPEK MANAJEMEN keperawatan onkologi

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


√ Telah memiliki tenaga nurse onkologi 10
Penambahan keterangan formasi nurse onkologi yang ada saat ini
saat pengisian form.

Total 62.5
2. LAYANAN ONKOLOGI

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


2.1 Kegiatan awareness kanker payudara dan kanker serviks pada masyarakat 2.5 - Terlaksananya kegiatan awareness kanker payudara dan
kanker serviks.
√ - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.29
Belum memiliki program awareness kanker payudara dan kanker serviks pada 2.5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
mayarakat Kesehatan No.34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Menyelenggarakan =<2 kegiatan awareness kanker payudara dan kanker serviks pada 5 Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
masyarakat per tahun
Menyelenggarakan 3-4 kegiatan awareness kanker payudara dan kanker serviks pada 7.5
masyarakat per tahun
Menyelenggarakan => 4 kegiatan awareness kanker payudara dan kanker serviks pada 10
masyarakat per tahun
2.2 Kegiatan pengenalan gejala dini kanker anak pada masyarakat 2.5 Terlaksananya kegiatan pengenalan gejala dini kanker pada
anak
√ Belum memiliki program pengenalan gejala dini kanker anak pada mayarakat 2.5
Menyelenggarakan =<2 program pengenalan gejala dini kanker anak pada masyarakat 5
per tahun
Menyelenggarakan 3-4 program pengenalan gejala dini kanker anak pada masyarakat 7.5
per tahun
Menyelenggarakan => 4 program pengenalan gejala dini kanker anak pada masyarakat 10
per tahun
2.3 Layanan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks 2.5 - Ketersediaan layanan SADANIS dan IVA di rumah sakit.
√ Belum memiliki layanan deteksi dini dasar di rumah sakit 2.5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.29
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Memiliki layanan SADANIS atau IVA 5
Kesehatan No.34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Memiliki layanan SADANIS dan IVA 7.5 Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
Memiliki layanan USG/mammografi/pap smear 10
2.4 Layanan deteksi dini kanker yang lain 2.5 Ketersediaan layanan mammografi dan pap smear di rumah
√ Belum memiliki layanan deteksi dini kanker yang lain di rumah sakit 2.5 sakit
Memiliki =<3 program layanan deteksi dini kanker yang lain 5
Memiliki >3 program layanan deteksi dini kanker yang lain 7.5
Memiliki deteksi dini dengan inovasi terbaru 10
2.4 2.5 Ketersediaan layanan mammografi dan pap smear di rumah
sakit
2. LAYANAN ONKOLOGI

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


Keterangan : contoh layanan adalah CT scan paru dosis rendah untuk skrining kanker
paru, pemeriksaan feses/kolonoskopi untuk skrining kanker kanker kolorektal,
pemeriksaan dermoskopi untuk deteksi dini melanoma, pemeriksaan prostate specific
antigen untuk skrining kanker prostat, dll.

Keterangan : poin d = penggunaan teknologi deteksi dini berstandar WHO

2.5 Follow up pasien deteksi dini 2.5 Standar Prosedur Operasional follow up pasien deteksi dini
√ Belum memiliki standar prosedur operasional (SPO)/panduan klinis follow up pasien 2.5
deteksi dini
Memiliki SPO follow up pasien deteksi dini 5
Melaksanakan SPO follow up pasien deteksi dini dengan lesi prakanker < 95% 7.5
Melaksanakan SPO follow up pasien deteksi dini dengan lesi prakanker => 95% 10
2.6 Inovasi pelayanan kanker 5 Inovasi layanan kanker atas inisiasi rumah sakit
Tahap perencanaan kegiatan inovasi layanan kanker di rumah sakit 2.5
√ Tahap pengembangan awal kegiatan inovasi layanan kanker di rumah sakit 5
Tahap implementasi kegiatan inovasi layanan kanker di rumah sakit 7.5
Tahap monitoring dan evaluasi kegiatan inovasi layanan kanker di rumah sakit/ kegiatan 10
inovasi layanan kanker telah rutin dilakukan
Keterangan : Bila ada, cantumkan nama kegiatan
2.7 Poliklinik Onkologi 2.5 Prioritas terhadap kanker payudara, kanker leher rahim, dan
kanker anak
√ Belum memiliki layanan rawat jalan bagi pasien kecurigaan keganasan 2.5
Memiliki layanan konsultasi diagnostik dari staf yang terkualifikasi untuk pasien 5
kecurigaan keganasan payudara, serviks, dan kanker anak
Memiliki instrumen/fasilitas medis spesifik untuk diagnostik kecurigaan keganasan (meja 7.5
ginekologik, layanan biopsi payudara, serta pemeriksaan darah tepi dan aspirasi
sumsum tulang)
Memiliki layanan onkologi satu atap untuk pelayanan kanker 10
Keterangan : layanan satu atap adalah layanan terintegrasi oleh tim multidisiplin
2.8 Ruang Isolasi untuk pasien dengan gangguan fungsi imun (immunocompromised) 4 Tersedia ruangan isolasi khusus bagi pasien yang menjalani
tindakan kemoterapi agresif
2. LAYANAN ONKOLOGI
2.8 4 Tersedia ruangan isolasi khusus bagi pasien yang menjalani
No. Komponen Skoring Hasil Referensi
tindakan kemoterapi agresif
√ Belum tersedia ruangan isolasi menurun 4
Pasien dengan gangguan fungsi imun dirawat terpisah 7
Tersedia ruangan isolasi spesifik terstandarisasi, untuk gangguan fungsi imun (ruangan 10
isolasi imunitas menurun)
2.9 Ruang Isolasi radioaktif 4 - Tindakan terapi radionuklida dengan I131, Samarium 153,
√ Belum tersedia ruangan isolasi radioaktif 4 I131 MIBG, Lutetium 177, Radium223 dll
Pasien dengan tindakan ablasi iodium 131 dirawat terpisah 7 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan
Tersedia ruangan isolasi terstandarisasi, spesifik untuk pasien dengan tindakan ablasi 10 Kedokteran Nuklir.
iodium 131 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran Nuklir.
- Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk
Radiofarmaka.
- Perka Bapeten No18 Tahun 2012 tentang Inspektur
Keselamatan Nuklir BAPETEN

2.10 Ruang untuk pencampuran obat kemoterapi 7.5 Handling cytotoxic sesuai dengan standar akrediasi rumah
sakit (SNARS)
Belum tersedia ruangan handling cytotoxic 2.5
Tahap perencanaan pengadaan ruang handling cytotoxic 5
√ Memiliki staf yang telah menempuh pelatihan handling cytotoxic 7.5
Ruangan handling cytotoxic telah beroperasi 10
2.11 Layanan radioterapi 2.5 Pelaksanaan layanan onkologi radiasi sesuai dengan standar
akreditasi rumah sakit (SNARS)
√ Belum tersedia layanan radioterapi 2.5
Tahap perencanaan pengadaan fasilitas layanan radioterapi dan tenaga medis dokter 5
spesialis radioterapi di rumah sakit
Telah memiliki fasilitas mesin radioterapi atau staf yang sedang menempuh 7.5
pendidikan/pelatihan radioterapi
Layanan radioterapi telah beroperasi 10
2.12 Layanan paliatif 5 - Instalasi atau unit terkait pelaksanaan layanan paliatif.
Belum memiliki layanan paliatif 2.5 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.812/Mnenkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan
Paliatif
2. LAYANAN ONKOLOGI
2.12 5 - Instalasi atau unit terkait pelaksanaan layanan paliatif.
No. Komponen Skoring Hasil - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Referensi
No.812/Mnenkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan
√ Tahap penyusunan formasi tenaga layanan paliatif di rumah sakit 5
Paliatif
Memiliki staf yang sedang menempuh pendidikan/pelatihan paliatif 7.5
Layanan paliatif telah beroperasi 10
2.13 Layanan rehabilitasi medik 10 - Instalasi atau unit terkait pelaksanaan layanan rehabilitasi
medik
Belum memiliki layanan rehabilitasi medik 2.5
- Keputusan Menteri Kesehatan nomor
Tahap penyusunan formasi tenaga layanan rehabilitasi medik di rumah sakit 5 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan
Memiliki staf yang sedang menempuh pendidikan/pelatihan rehabilitasi medik 7.5 Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit.
√ Layanan rehabilitasi medik telah beroperasi 10
Total 53
3. LAYANAN LABORATORIUM TERPADU

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


3.1 Pemeriksaan sitologi ginekologik (konvensional/non konvensional) 10 - Tersedia layanan pap smear di rumah sakit sesuai standar
Belum tersedia layanan patologi anatomi 2.5 akreditasi rumah sakit.
Tersedia fasilitas ruangan lab patologi anatomi ( dasar, terbatas, penguatan, 5 - Definisi tingkatan fasilitas lab patologi anatomi bersumber pada
optimal) "Guideline Implementation for Breast Healthcare in Low-Income
Tersedia tenaga teknis sesuai tingkat pelayanan laboratorium patologi 7.5 and Middle-Income Countries".
√ anatomi
Tersedia tenaga medis dokter spesialis/subspesialis/spesialis konsultan 10 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
patologi anatomi No.411/Menkes/Per/III/2010.

3.2 Pemeriksaan Sitologi non ginekologik 10 - Tersedia layanan sitologi non ginekologik sesuai standar
Belum tersedia layanan patologi anatomi 2.5 akreditasi rumah sakit (sputum, acites, pleura, urine, cairan
Tersedia fasilitas ruangan lab patologi anatomi ( dasar, terbatas, penguatan, 5 serebrospinal, sikatan bronchus dan aspirasi jarum halus).
optimal) - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.411/Menkes/Per/III/2010
Tersedia tenaga teknis sesuai tingkat pelayanan laboratorium patologi 7.5
√ anatomi
Tersedia tenaga medis dokter spesialis/subspesialis/spesialis konsultan 10
patologi anatomi
3.3 Pemeriksaan Histopatologi (konvensional/non konvensional) 10 - Tersedia layanan pemeriksaan histopatologi sesuai standar
Belum tersedia layanan patologi anatomi 2.5 akreditasi rumah sakit.
Tersedia fasilitas ruangan lab patologi anatomi ( dasar, terbatas, penguatan, 5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
optimal) No.411/Menkes/Per/III/2010

Tersedia tenaga teknis sesuai tingkat pelayanan laboratorium patologi 7.5


√ anatomi
Tersedia tenaga medis dokter spesialis/subspesialis/spesialis konsultan 10
patologi anatomi
3.4 Pemeriksaan Imunohistokimia 10 - Tersedia layanan pemeriksaan imunohistokimia sesuai standar
Belum tersedia layanan patologi anatomi 2.5 akreditasi rumah sakit.
Tersedia fasilitas ruangan lab patologi anatomi ( dasar, terbatas, penguatan, 5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
optimal) No.411/Menkes/Per/III/2010.

Tersedia tenaga teknis sesuai tingkat pelayanan laboratorium patologi 7.5


√ anatomi
Tersedia tenaga medis dokter spesialis/subspesialis/spesialis konsultan 10
patologi anatomi
3.5 Pemeriksaan Patologi Molekular 2.5 - Tersedia layanan pemeriksaan patologi molekuler sesuai standar
√ Belum tersedia layanan patologi anatomi 2.5 akreditasi rumah sakit.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.411/Menkes/Per/III/2010
3. LAYANAN LABORATORIUM TERPADU
3.5 2.5 - Tersedia layanan pemeriksaan patologi molekuler sesuai standar
No. Komponen Skoring Hasil akreditasi rumah sakit. Referensi
Tersedia fasilitas ruangan lab patologi anatomi ( dasar, terbatas, penguatan, 5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
optimal) No.411/Menkes/Per/III/2010

Tersedia tenaga teknis sesuai tingkat pelayanan laboratorium patologi 7.5


anatomi
Tersedia tenaga medis dokter spesialis/subspesialis/spesialis konsultan 10
patologi anatomi

3.6 Biobank 2.5 - Tersedia layanan biobank yang terstandarisasi.


√ Belum tersedia layanan biobank 2.5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.62 Tahun
Peralatan yang dikhususkan untuk layanan biobank 5 2013.
Tenaga teknis layanan biobank 7.5
Tenaga medis layanan biobank 10
3.7 Forensik Patologi 2.5 - Tersedia layanan forensik patologi.
√ Belum tersedia layanan forensik patologi 2.5 - Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan
Tresedia peralatan yang dikhususkan untuk layanan biobank 5 Nomor 15 tahun 2010 Nomor 162/MENKES/PB/I/2010 tentang
Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian
Tersedia tenaga teknis layanan biobank 7.5
Tersedia tenaga medis layanan biobank 10
3.8 Pemeriksaan Sitogenetika konvensional 2.5 - Tersedia fasilitas pemeriksaan kariotipe dan sitogenetika
√ Belum tersedia layanan laboratorium sitogenetika konvensional 2.5 molekuler di rumah sakit.
Tersedia fasilitas ruangan khusus lab sitogenetika konvensional 5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.411/Menkes/Per/III/2010
Tersedia fasilitas peralatan khusus pemeriksaan sitogenetika 7.5
Tersedia fasilitas laboratorium molekuler terpadu di rumah sakit 10
3.9 Pemeriksaan sitogenetik non konvensional (FISH) 2.5 - Tersedia fasilitas pemeriksaan sitogenetika non
√ Belum tersedia layanan laboratorium sitogenetika non konvensional (FISH) 2.5 konvensional/flouresence in situ hybridisation (FISH) di rumah
Tersedia fasilitas ruangan khusus lab sitogenetika non konvensional (FISH) 5 sakit.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Tersedia fasilitas peralatan khusus pemeriksaan sitogenetika non 7.5 No.411/Menkes/Per/III/2010
konvensional (FISH)
Tersedia fasilitas laboratorium molekuler terpadu di rumah sakit 10
Keterangan : pemeriksaan sitogenetik non konvensional (FISH) yang dilakukan
oleh patologi anatomi atau patologi klinik
3.10 Pemeriksaan Patologi Klinik Tumor Marker 2.5 - Tersedia fasilitas pemeriksaan patologi klinik tumor marker
√ Belum tersedia layanan laboratorium sitogenetika konvensional 2.5 molekuler di rumah sakit (bone marrow).
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.411/Menkes/Per/III/2010
3. LAYANAN LABORATORIUM TERPADU
3.10 2.5 - Tersedia fasilitas pemeriksaan patologi klinik tumor marker
No. Komponen Skoring Hasil molekuler di rumah sakit (bone marrow).
Referensi
Tersedia fasilitas ruangan khusus lab sitogenetika konvensional 5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.411/Menkes/Per/III/2010
Tersedia fasilitas peralatan khusus pemeriksaan sitogenetika 7.5
Tersedia fasilitas laboratorium molekuler terpadu di rumah sakit 10
3.11 Pemeriksaan Immunophenotyping 2.5 - Tersedia fasilitas pemeriksaan immunophenotyping di rumah
√ Belum tersedia layanan laboratorium sitogenetika konvensional 2.5 sakit.
Tersedia fasilitas ruangan khusus lab sitogenetika konvensional 5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.411/Menkes/Per/III/2010
Tersedia fasilitas peralatan khusus pemeriksaan sitogenetika 7.5
Tersedia fasilitas laboratorium molekuler terpadu di rumah sakit 10
3.12 PCR (Polymerase Chain Reaction) 10 - Tersedia fasilitas pemeriksaan polymerase chain reaction di
Belum tersedia layanan laboratorium biomolekuler/patologi klinik 2.5 rumah sakit.
Tersedia fasilitas ruangan lab biomolekuler/patologi klinik 5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.411/Menkes/Per/III/2010.

Tersedia fasilitas peralatan khusus dan tenaga medis maupun biologi 7.5
molekuler pemeriksaan sitogenetika
√ Tersedia fasilitas laboratorium molekuler terpadu di rumah sakit 10
3.13 Pemeriksaan NGS (Next Generation Sequencing) 2.5 - Tersedia fasilitas pemeriksaan NGS di rumah sakit.
√ Belum tersedia layanan laboratorium biomolekuler/patologi klinik 2.5 - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Tersedia fasilitas ruangan lab biomolekuler/patologi klinik 5 No.411/Menkes/Per/III/2010.
Tersedia fasilitas peralatan khusus NGS dan tenaga medis maupun biologi 7.5
molekuler pemeriksaan
Tersedia fasilitas NGS molekuler terpadu di rumah sakit
laboratorium 10
Total 70
4. LAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN KEDOKTERAN NUKLIR

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


4.1 Pemeriksaan xray konvensional 10 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
Belum tersedia layanan xray konvensional 2.5 tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
Tersedia fasilitas ruangan radiologi sesuai standar pelayanan radiologi diagnostik 5
Poin (b) ditambah ketersediaan alat xray konvensional sesuai dengan spesifikasi 7.5
yang terstandarisasi
√ Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan radiologi dan standar operasional prosedur pemeriksaan xray
konvensional
4.2 Pemeriksaan Mammografi 2.5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
√ Belum tersedia layanan mammografi 2.5
Tersedia fasilitas ruangan radiologi sesuai standar pelayanan radiologi diagnostik 5
Poin (b) ditambah ketersediaan alat mammografi sesuai dengan spesifikasi yang 7.5
terstandarisasi
Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan radiologi dan standar operasional prosedur pemeriksaan mammografi
4.3 Pemeriksaan USG 10 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
Belum tersedia layanan USG 2.5
Tersedia fasilitas ruangan radiologi sesuai standar pelayanan radiologi diagnostik 5
Poin (b) ditambah ketersediaan alat USG sesuai dengan spesifikasi yang 7.5
terstandarisasi
√ Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan radiologi dan standar operasional prosedur pemeriksaan USG
multipurpose
4.4 Pemeriksaan CT scan 10 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
Belum tersedia layanan CT Scan 2.5
Tersedia fasilitas ruangan radiologi sesuai standar pelayanan radiologi diagnostik 5
Poin (b) ditambah ketersediaan alat CT scan sesuai dengan spesifikasi yang 7.5
terstandarisasi
4.4 10 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik

4. LAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN KEDOKTERAN NUKLIR

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


√ Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan radiologi dan standar operasional prosedur pemeriksaan CT scan
4.5 Pemeriksaan MRI 2.5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
√ Belum tersedia layanan MRI 2.5 tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
Tersedia fasilitas ruangan radiologi sesuai standar pelayanan radiologi diagnostik 5
Poin (b) ditambah ketersediaan alat MRI sesuai dengan spesifikasi yang 7.5
terstandarisasi
Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan radiologi dan standar operasional prosedur pemeriksaan MRI
4.6 Pemeriksaan Radiologi Intervensi 2.5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
√ Belum tersedia layanan radiologi intervensi 2.5
Tersedia fasilitas ruangan radiologi sesuai standar pelayanan radiologi diagnostik 5
Poin (b) ditambah ketersediaan instrumen radiologi intervensi sesuai dengan 7.5
spesifikasi yang terstandarisasi
Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan radiologi dan standar operasional prosedur pemeriksaan radiologi
intervensi
4.7 Pemeriksaan Gamma Camera (Planar/SPECT/SPECT-CT) 2.5 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
√ Belum tersedia layanan gamma camera (planar/SPECT/SPECT-CT) 2.5 008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran Nuklir.
Tersedia fasilitas ruang Gamma Kamera (planar/SPECT/SPECT-CT), ruang injeksi 5
- Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang
radiofarmaka, ruang tunggu pasien setelah pemberian radiofarmaka, ruang transit Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk
pasca-pemeriksaan dan toilet radiasi sesuai standar pelayanan Kedokteran Nuklir. Radiofarmaka. PERKA BAPETEN NO 18.
- Perka Bapeten No18 Tahun 2012 tentang Inspektur
Poin (b) ditambah ketersediaan alat gamma camera (planar/SPECT/SPECT-CT) dan 7.5 Keselamatan Nuklir BAPETEN
alat pendukung in-vivo sesuai dengan spesifikasi yang terstandarisasi, ketersediaan
hot lab dan alat pendukungnya, serta ketersediaan alat proteksi radiasi, emergency
kit, dekontaminasi kit dan tempat limbah sesuai standar pelayanan Kedokteran
Nuklir.

Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan Kedokteran Nuklir dan standar operasional prosedur pemeriksaan
gamma camera (planar/SPECT/SPECT-CT).
4. LAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN KEDOKTERAN NUKLIR

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


4.8 Pemeriksaan PET-CT 2.5 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
√ Belum tersedia layanan PET-CT 2.5 008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran Nuklir.
Tersedia fasilitas ruang PET-CT, ruang injeksi radiofarmaka, ruang tunggu pasien 5
- PMK RI Nomor 1249/MENKES/PER/XII/2009 tentang
setelah pemberian radiofarmaka, ruang transit pasca-pemeriksaan dan toilet radiasi Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Nuklir dengan
sesuai standar pelayanan Kedokteran Nuklir.
Menggunakan Alat PET/CT di Rumah Sakit.
Poin (b) ditambah ketersediaan alat PET-CT dan alat pendukung in-vivo sesuai 7.5 - Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang
dengan spesifikasi yang terstandarisasi, ketersediaan hot lab dan alat Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk
pendukungnya, serta ketersediaan alat proteksi radiasi, emergency kit, Radiofarmaka.
dekontaminasi kit dan tempat limbah sesuai standar pelayanan Kedokteran Nuklir. - Perka Bapeten No18 Tahun 2012 tentang Inspektur
Keselamatan Nuklir BAPETEN.
Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan Kedokteran Nuklir dan standar operasional prosedur pemeriksaan PET-
CT.
4.9 Pemeriksaan PET-MRI 2.5 - Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang
√ Belum tersedia layanan PET-MRI 2.5 Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk
Radiofarmaka.
Tersedia fasilitas ruang PET-MRI, ruang injeksi radiofarmaka, ruang tunggu pasien 5
- Perka Bapeten No18 Tahun 2012 tentang Inspektur
setelah pemberian radiofarmaka, ruang transit pasca-pemeriksaan dan toilet radiasi Keselamatan Nuklir BAPETEN.
sesuai standar pelayanan Kedokteran Nuklir.
Poin (b) ditambah ketersediaan alat PET-MRI dan alat pendukung in-vivo sesuai 7.5
dengan spesifikasi yang terstandarisasi, ketersediaan hot lab dan alat
pendukungnya, serta ketersediaan alat proteksi radiasi, emergency kit,
dekontaminasi kit dan tempat limbah sesuai standar pelayanan Kedokteran Nuklir.
Poin (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10
pelayanan Kedokteran Nuklir dan standar operasional prosedur pemeriksaan PET-
MRI.
4.10 Pemeriksaan Radioassay (RIA/IRMA) 2.5 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
√ Belum tersedia layanan radioassay 2.5 008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran Nuklir.
Tersedia fasilitas ruangan radioassay, dan ruang pengambilan sampel sesuai 5
- Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang
standar pelayanan Kedokteran Nuklir.
Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk
Point (b) ketersediaan alat radioassay dan alat pendukung sesuai sesuai dengan 7.5 Radiofarmaka.
spesifikasi yang terstandarisasi. - Perka Bapeten No18 Tahun 2012 tentang Inspektur
Point (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10 Keselamatan Nuklir BAPETEN.
pelayanan Kedokteran Nuklir dan standar operasional prosedur pemeriksaan
radioassay.
4.11 Fasilitas SIKLOTRON 2.5 - PERMENKES Nomor 1248/MENKES/PER/XII/2009 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Siklotron di Rumah Sakit.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran Nuklir.
- Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang
4. LAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN KEDOKTERAN NUKLIR

4.11
No. Komponen Skoring Hasil
2.5 Referensi
- PERMENKES Nomor 1248/MENKES/PER/XII/2009 tentang
√ Belum tersedia fasilitas siklotron 2.5 Penyelenggaraan Pelayanan Siklotron di Rumah Sakit.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Tersedia ruangan siklotron, ruang operator, ruang hot lab, sesuai standar pelayanan 5
008/MENKES/SK/I/2009 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran Nuklir. Kedokteran Nuklir.
Point (b) ketersediaan siklotron dan alat pendukung sesuai dengan spesifikasi yang 7.5 - Peraturan BAPETEN RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang
terstandarisasi. Keselamatan Radiasi dalam Produksi Radioisotop untuk
Point (c) ditambah ketersediaan jenis tenaga dengan spesifikasi sesuai standar 10 Radiofarmaka.
pelayanan Kedokteran Nuklir dan standar operasional prosedur produksi - Perka Bapeten No18 Tahun 2012 tentang Inspektur
radionuklida/radiofarmaka dengan siklotron. Keselamatan Nuklir BAPETEN.

Total 50
5. PENGELOLAAN DATA KANKER

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


5.1 Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit 2.5 - Terdapat unit kerja khusus registrasi kanker.
√ Belum terdapat SK Direktur mengenai registrasi kanker 2.5 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.02/MENKES/410/2016 tentang RS Pelaksana Registrasi Kanker
Kegiatan registrasi kanker bagian dari unit kerja lain berdasarkan SK Direktur 5 dan RS Pusat Pengendali Data Beban Kanker Nasional.
Terdapat unit kerja registrasi kanker berdasarkan SK Direktur 7.5
Terdapat unit kerja registrasi kanker berdasarkan SK Direktur dengan pengembangan registrasi 10
kanker spesifik
5.2 Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) penatalaksana registrasi kanker 2.5 - Penatalaksana registrasi kanker terdiri dari registrar, verifikator,
√ Belum terdapat penatalaksana registrasi kanker 2.5 validator
Terdapat salah satu penatalaksana registrasi kanker sebagai berikut: registrar, verifikator, 5
validator
Terdapat tim penatalaksana registrasi kanker bersifat paruh waktu 7.5
Terdapat tim penatalaksana registrasi kanker bersifat purna waktu 10
5.3 Ketersediaan sarana dan prasarana 7.5 - Meliputi ruangan kerja, komputer, piranti lunak registrasi kanker
Belum memiliki sarana dan prasarana registrasi kanker 2.5
Memiliki sarana atau prasarana registrasi kanker dengan pembiayaan pribadi 5
√ Memiliki sarana dan prasana registrasi kanker berbagi dengan unit kerja lain 7.5
Memiliki sarana dan prasana registrasi kanker diperuntukkan untuk registrasi kanker 10
5.4 Pelatihan registrasi kanker bagi SDM penatalaksana registrasi kanker 2.5 - Pelatihan kompetensi penatalaksana registrasi kanker
√ Belum pernah mengikuti pelatihan/seminar registrasi kanker 2.5
Telah mengikuti seminar atau workshop registrasi kanker yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI 5

Telah mengikuti pelatihan registrasi kanker dengan kurikulum tersertifikasi BPSDM 7.5
Telah mengikuti pelatihan registrasi kanker dengan kurikulum tersertifikasi BPSDM dan mengikuti 10
workshop yang diselenggarakan oleh WHO-IACR-IARC
5.5 Ketersediaan akses ke sumber data registrasi kanker 2.5 - Tersedianya akses ke sumber data: rekam medis dan data penunjang
√ Belum memiliki SK direktur atau standar operasional prosedur (SOP) mengenai jejaring data lintas 2.5 (patologi anatomi, patologi klinik, dan radiologi)
departemen di rumah sakit
Telah tersedia SOP mengenai jejaring data lintas departemen di rumah sakit 5
Terlaksananya jejaring data secara aktif (registrar melakukan pengambilan data di instalasi terkait) 7.5

Terlaksananya jejaring data secara sistematis (bagian registrasi kanker menerima rekapitulsi data 10
atau softcopy data dalam perangkat lunak -bridging)
5. PENGELOLAAN DATA KANKER

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


5.6 Ketersediaan Data Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit 2.5 - Tersedianya informasi data registrasi kanker berbasis rumah sakit
√ Belum terlaksananya registrasi kanker berbasis rumah sakit 2.5
Informasi data kanker diperoleh berdasarkan data kunjungan pasien 5
Tersedianya informasi data registrasi kanker berbasis rumah sakit pada media 7.5
Terdapat laporan rutin hasil registrasi kanker berbasis rumah sakit kepada manajemen RS yang 10
terpublikasi pada media resmi institusi
5.7 Registrasi Kanker Berbasis Populasi 2.5 - Terlaksananya registrasi kanker berbasis populasi yang terstandarisasi
√ Belum terdapat SK Gubernur/Dinkes mengenai Registrasi Kanker Berbasis Populasi 2.5 (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/410/2016 TENTANG RUMAH SAKIT PELAKSANA
Terdapat SK Gubernur/SK Dinkes Registrasi Kanker Berbasis Populasi 5 REGISTRASI KANKER DAN RUMAH SAKIT PUSAT PENGENDALI DATA
Terdapat SK Gubernur/SK Dinkes Registrasi Kanker Berbasis Populasi bersifat parsial (belum rutin) 7.5 BEBAN KANKER NASIONAL)

Terdapat Tim Registrasi Kanker Berbasis Populasi yang berkolaborasi dengan jejaring di wilayah 10
cakupan serta Dinkes Provinsi/Kota, RS Kanker Dharmais PKN, dan Kemenkes RI
5.8 Pelaporan data registrasi kanker ke Pusat Data Kanker Nasional 2.5 - Terlaksananya alur pelaporan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
√ Belum tersedia data registrasi kanker berbasis populasi 2.5 Nomor HK.02.02/MENKES/410/2016
Tersedia data registrasi kanker berbasis populasi dengan sumber data institusi pelapor 5
Tersedia data registrasi kanker berbasis populasi dengan sumber data dari seluruh faskes dan 7.5
nonfaskes sesuai cakupan wilayah
Terlaksana pelaporan data registrasi kanker berbasis populasi dengan sumber data dari jejaring 10
faskes dan nonfaskes sesuai cakupan wilayah secara pasif (jejaring melaporkan ke RS Pengampu)

5.9 Kualitas data registrasi kanker berdasarkan standar Cancer Incidence in Five Continents 2.5 - % proporsi kasus keganasan berdasarkan pemeriksaan mikroskopik
% proporsi kasus keganasan berdasarkan mikroskopik verifikasi < 70% 2.5 verifikasi
% proporsi kasus keganasan berdasarkan mikroskopik verifikasi 70-75% 5
% proporsi kasus keganasan berdasarkan mikroskopik verifikasi 80-85% 7.5
% proporsi kasus keganasan berdasarkan mikroskopik verifikasi => 85% 10
5.10 Pemanfaatan Sistem IT 2.5 http://www.iacr.com.fr/index.php?option=com_content&view=article&id=9:canreg5&catid=68&It
√ Belum menggunakan software CANREG5 2.5
Sudah menggunakan software CANREG5 pada 1 komputer 5
Sudah menggunakan software CANREG5 lebih dari 1 komputer dan memiliki server tersendiri 7.5
untuk registrasi kanker
5.10 2.5 http://www.iacr.com.fr/index.php?option=com_content&view=article&id=9:canreg5&catid=68&It

5. PENGELOLAAN DATA KANKER

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


Sudah menggunakan software CANREG5 lebih dari 1 komputer dan terintegrasi dengan sistem 10
informasi rumah sakit (bridging data)
Total 30
6. PENDIDIKAN DAN PENELITIAN DI BIDANG KANKER

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


6.1 Pendidikan/pelatihan onkologi dokter spesialis/sub spesialis/konsultan - Pendidikan Peserta didik SP1,2,Fellow sesuai
√ Rumah sakit belum memenuhi kualifikasi sebagai rumah sakit pendidikan 2.5 2.5 kurikulum pendidikan fakultas kedokteran.
- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Tahap perencanaan/pengajuan rumah sakit pendidikan onkologi 5
INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015
Pendidikan onkologi dapat dilaksanakan, tetapi belum ada peserta didik 7.5 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Pendidikan onkologi telah dilaksanakan secara berkesinambungan 10
6.2 Pendidikan/pelatihan onkologi dokter umum
√ Belum tersedia rancangan modul onkologi untuk dokter umum 2.5 2.5
Tahap perencanaan/pengajuan/pengembangan sertifikasi modul onkologi 5
untuk dokter umum kepada PPSDM
Pendidikan onkologi bagi dokter umum telah dilaksanakan namun belum 7.5
rutin dan berkesinambungan
Pendidikan onkologi bagi dokter umum telah dilaksanakan secara rutin 10
dan berkesinambungan
6.3 Pendidikan/pelatihan ners onkologi - Pendidikan Ners Onkologi sesuai kurikulum
√ Belum tersedia rancangan modul onkologi untuk ners 2.5 2.5 pendidikan fakultas ilmu keperawatan.
Tahap perencanaan/pengajuan sertifikasi modul onkologi untuk ners 5 - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
kepada PPSDM No.93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit
Pendidikan
Pendidikan dilakukan namun belum rutin dan berkesinambungan 7.5
Pendidikan onkologi bagi ners telah dilaksanakan secara rutin dan 10
berkesinambungan
6.4 Pendidikan/pelatihan nakes lain terkait onkologi - Pendidikan nakes lain sesuai dengan
√ Belum tersedia rancangan modul onkologi untuk nakes lain 2.5 2.5 kurikulum pendidikan fakultas atau poltekes.
Tahap perencanaan/pengajuan sertifikasi modul onkologi untuk nakes 5 - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
lainnya kepada PPSDM No.93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit
Pendidikan
Pendidikan dilakukan namun belum rutin dan berkesinambungan 7.5
Pendidikan onkologi bagi nakes telah dilaksanakan secara rutin dan 10
berkesinambungan
6.5 Pendidikan/pelatihan kader terkait onkologi
√ Belum tersedia rancangan modul onkologi untuk kader 2.5 2.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.93
Tahap perencanaan/pengajuan sertifikasi modul onkologi untuk kader 5 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan
kepada PPSDM
6.5
6. PENDIDIKAN DAN PENELITIAN DI BIDANG KANKER 2.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.93
Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan
No. Komponen Skoring Hasil Referensi
Pendidikan dilakukan namun belum rutin dan berkesinambungan 7.5
Pendidikan onkologi bagi kader telah dilaksanakan secara 10
6.6 berkesinambungan
Penelitian dibidang onkologi (epidemiologis) Pelaksanaan penelitian epidemiologis
√ Belum ada studi epidemiologi 2.5 2.5
Telah dilaksanakan studi epidemiologi rumah sakit 5
Telah dilaksanakan studi epidemiologi populasi 7.5
Pengambilan kebijakan berdasarkan hasil studi epidemiologi 10
6.7 Penelitian dibidang onkologi (klinis) Pelaksanaan penelitian klinis
√ Belum ada studi klinis 2.5 2.5
Pengajuan tim penelitian klinis multidisiplin 5
Pelaksanaan penelitian klinis multidisiplin =< 5 penelitian/tahun 7.5
Penelitian klinis multidisiplin telah berjalan > 5 penelitian/tahun 10
Keterangan : penelitian klinis mencakup penelitian kohort retrospektif
6.8 Uji klinis di bidang onkologi atau prospektif kerjasama uji klinis dengan pihak eksternal
√ Telah mengajukan/mengikuti pelatihan Good Clinical Practice (GCP) 2.5 2.5 (institusi internasional maupun nasional)
Ikut serta uji klinis secara pasif 5
Ikut serta uji klinis secara aktif 7.5
Ikut serta uji klinis secara rutin dan berkesinambungan 10
Keterangan : Institusi mencakup perusahaan farmasi atau institusi
6.9 penelitian
Penelitian onkologi molekuler Pelaksanaan penelitian onkologi molekuler yang
√ Belum ada studi onkologi molekuler 2.5 2.5 aplikatif
Pengajuan tim penelitian onkologi molekuler 5
Pelaksanaan penelitian onkologi molekuler yang aplikatif =< 5 7.5
penelitian/tahun
Penelitian onkologi molekuler yang aplikatif telah berjalan > 5 10
penelitian/tahun
Keterangan : Penelitian molekuler yang dapat diimplementasikan
6.10 /berdampak
Penelitian diterhadap kebijakan layanan
bidang manajemen kanker
RS terkait onkologi Publikasi jurnal ilmiah terakreditasi
√ Belum ada publikasi di bidang manajemen 2.5 2.5
Telah melakukan penelitian perencanaan dan evaluasi dan/atau 5
manajemen data dan/atau manajemen klinis
Telah melakukan penelitian perencanaan dan evaluasi, manajemen data, 7.5
dan manajemen klinis
6.10 Publikasi jurnal ilmiah terakreditasi
2.5

6. PENDIDIKAN DAN PENELITIAN DI BIDANG KANKER

No. Komponen Skoring Hasil Referensi


Hasil penelitian telah dijadikan bahan rujukan perbaikan kebijakan 10
6.11 Publikasi Ilmiah dan non ilmiah Publikasi artikel ilmiah maupun artikel populer
√ Belum ada publikasi 2.5 2.5
<5 publikasi per tahun di jurnal/media nasional atau internasional 5
5-10 publikasi per tahun di jurnal ilmiah/media nasional atau 7.5
internasional
>10 publikasi per tahun di jurnal ilmiah/media nasional atau internasional 10
Total 27.5
Tuliskan nilai skoring pernyataaan "Komponen" yang sesuai dengan kondisi rumah sakit jejaring di kolom "Hasil"
t jejaring di kolom "Hasil"

Anda mungkin juga menyukai