Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ahmad Kholiq Amin

Matkul : Muqoddimah Fi Ilmil Ushul

A. Pengertian Ushul Fiqh

.‫(اصول الفقه) دليل الفقه علي سبيل االمجال‬

Artinya :“Ushul Fiqh adalah indikasi fiqh atas jalan global ”.1

Kata “ushul” yang merupakan jamak dari kata “ashal” secara etimologi berarti
“sesuatu yang dasar bagi yang lainnya”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa ushul
fiqh itu adalah ilmu yang membawa kepada usaha merumuskan hukum syara’ dari dlilnya
yang terinci. Atau dalam artian sederhana : kaidah-kaidah yang menjelaskan cara-cara
mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-dalilnya.2
Sebagai contoh didalam kitab-kitab fiqh terdapat ungkapan bahwa “mengerjakan
salat itu hukumnya wajib”. Wajibnya mengerjakan salat itulah yang disebut “hukum
syara’.” Tidak pernah tersebut dalam Al-Qur’an maupun hadis bahwa salat itu hukumnya
wajib. Yang ada hanyalah redaksi perintah mengerjakan salat. Ayat Al-Qur’an yang
mengandung perintah salat itulah yang dinamakan “Dalil syara’”. Dalam merumuskan
kewajiban salat yang terdapat dalam dalil syara’ ada aturan yang harus menjadi pegangan.
Kaidah dalam menentukannya, umpamanya “setiap perintah itu menunjukkan wajib”.
Pengetahuan tentang kaidah merumuskan cara mengeluarkan hukum dari dalil-dalil syara’
tersebut, itulah yang disebut dengan ‘Ilmu Ushul Fiqh”.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan ushul fiqh dan fiqh adalah,
jika ushul fiqh itu pedoman yang membatasi dan menjelaskan cara-cara yang harus diikuti
seorang fakih dalam usahanya menggali dan mengeluarkan hukum syara’ dari dalilnya.
Sedangkan fiqh itu hukum-hukum syara’ yang telah digali dan dirumuskan dari dalil
menurut aturan yang sudah ditentukanitu.3

B. Objek Kajian Ushul Fiqh


Dari definisi Ushul Fiqh menurut Abdullah bin Al-Baidlawi, dapat dipaparkan tiga
masalah pokok yang akan dibahas dalam ushul fiqh, yaitu tentang sumber dan dalil hukum,
tentang metode istinbat dan tentang ijtihad. Berpegang pada pendapat Al-Ghazali, objek
pembahasan ushul fiqh ada 4 bagian:
1. Pembahasan tentang hukum syara’ dan yang berhubungan dengannya, seperti
hakim, mahkumfih, dan mahkum alaih.

1
Abdul Hamid Hakim, al-bayan. h. 3
2
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh. h. 41
3
Ibid… h. 42
2. Pembahasan tentang sumber-sumber dan dalil-dalil hukum.
3. Pembahasan tentang cara mengistinbatkan hukum dari sumber-sumber dalil
itu.
4. Pembahasan tentang ijtihad.
Meskipun yang menjadi objek bahasan ushul fiqh ada 4, namun wahbah az-Zuhaili
menjelaskan bahwa yang menjadi inti objek kajian ushul Fiqh adalah tentang dua hal yaitu
dalil-dalil secara global dan tentang al-ahkam (hukum-hukum syara’) yang menjadi objek
bahasan ushul fiqh adalah sifat-sifat esensial dari berbagai macam dalil dalam kaitannya
dengan penetapan sebuah hukum dan sebaliknya segi sebagaimana tetapnya suatu hukum
dengan dalil.
C. Ruang Lingkup Ushul Fiqh

Berdasarkan kepada beberapa definisi di atas, terutama definisi yang dikemukakan


oleh al-Baidhawi dalam kitab Nihayah Al-Ushul, yang menjadi ruang lingkup kajian
(maudhu’). Ushul fiqh, secara global adalah sebagai berikut :4
1. Sumber dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya.
2. Bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut.
3. Metode atau cara penggalian hukum dari sumber dan dalilnya.

4. Syarat – syarat orang yang berwenang melakukan istinbat ( mujtahid ) dengan


berbagai permasalahannya.

Menurut Al-Ghazali dalam kitab al-Mustashfa ruang lingkup kajian Ushul fiqh ada
4, yaitu :5
1. Hukum-hukum syara’, karena hukum syara’ adalah tsamarah (buah / hasil )
yang dicari oleh ushul fiqh.
2. Dalil-dalil hukum syara’, seperti al-kitab, sunnah dan ijma’, karena semuanya
ini adalah mutsmir (pohon).

3. Sisi penunjukkan dalil-dalil ( wujuh dalalah al-adillah ), karena ini adalah


thariq al-istitsmar ( jalan / proses pembuahan ). Penunjukkan dalil-dalil ini ada
4, yaitu dalalah bil manthuq ( tersurat ), dalalah bil mafhum ( tersirat ), dalalah
bil dharurat ( kemadharatan ), dan dalalah bil ma’na al-ma’qul ( makna
rasional ).
4. Mustamtsir (yang membuahkan) yaitu mujtahid yang menetapkan hukum
berdasarkan dugaan kuatnya (zhan). Lawan mujtahid adalah muqallid yang
wajib mengikuti mujtahid, sehingga harus menyebutkan syarat-syarat muqallid
dan mujtahid serta sifat-sifat keduanya.

4
Ade Dedi rohayana, ilmu Ushul fiqih, (Pekalongan: STAIN Press,20060), h. 10
5
Ibid… h. 11
D. Hukum Taklifi

Hukum taklifi ialah khithab Allah yang berisikan pembebanan atau penyematan
status hukum pada sebuah perbuatan manusia.

‫اطل فَالأ َو ِاجب َما يُثَاب على فعله ويعاقب على‬ َّ ‫َح َكام َسأب َعة الأ َو ِاجب َوالأ َمنأ ُدوب واملباح واحملظور َوالأ َمكُأروه َو‬
ِ ‫الص ِحيح والأب‬
ََ ‫َو أاْل أ‬
‫تَركه َوالأ َمأن ُدوب َما يُثَاب على فعله َوَال يُ َعاقب على تَركه واملباح َما َال يُثَاب على فعله َوَال يُ َعاقب على تَركه واحملظور َما يُثَاب‬
‫الص ِحيح َما يتَ َعلَّق بِِه النّ ُفوذ ويعتد بِِه‬
َّ ‫على تَركه ويعاقب على فعله َوالأ َمكُأروه َما يُثَاب على تَركه َوَال يُ َعاقب على فعله َو‬
‫اطل َما َال يتَ َعلَّق بِِه النّ ُفوذ َوَال أيعتد بِِه‬
ِ ‫والأب‬
ََ
Dari penjelasan Imam Haramain di atas, bisa kita pahami bahwa hukum taklifi itu
ada tujuh, yaitu :

1. Wajib ialah perbuatan yang diberi pahala jika dikerjakan, disiksa jika
ditinggalkan.
2. Sunah adalah perbuatan yang diberi pahala jika dikerjakan, namun tidak disiksa
jika ditinggalkan.
3. Mubah ialah perbuatan yang tidak diberi pahala jika dikerjakan, dan tidak
disiksa jika ditinggalkan.

4. Mahdzur ialah perbuatan yang diberi siksa jika dikerjakan dan diberi pahala jika
ditinggalkan.
5. Makruh ialah perbuatan yang diberi pahala jika ditinggalkan, namun tidak
disiksa jika dilakukan.
6. Sahih ialah kondisi yang terkait dengan keberlangsungan atau keteranggapan.
7. Batal ialah kondisi yang tidak terkait dengan keberlangsungan atau
keteranggapan”.6.
E. Hukum Wad’i
Hukum wadl’i lebih berupa informasi yang diberikan oleh Allah kepada kita
tentang syarat, sebab, ataupun pencegah dari keterlaksanaan sebuah hukum taklifi.
Syekh Abdul Wahab Khallaf dalam ‘Ilmu Ushulil Fiqh menjelaskan hukum
wadh’i sebagai berikut:

‫مانعا منه‬
ً ‫ أو‬،‫ أو شرطًا له‬،‫ فهو ما اقتضى وضع شيء سببًا لشيء‬:‫وأما احلكم الوضعي‬
Artinya: “Hukum wadh’i ialah tuntunan meletakkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau
pencegah bagi lainnya (terciptanya hukum),” 7

6
Imam Al-Haramain, Al-Waraqat, (Surabaya: Al-Hidayah, 1990 M), h. 3.
7
Khallaf, Ilmu Ushulil Fiqh, (Kairo: Al-Madani, 2001), h. 99.
Sebagai contoh. Hukum shalat shubuh adalah wajib. Wajib adalah hukum taklifi
karena dalam hal ini kita “dituntut” oleh kewajiban untuk menunaikan shalat shubuh
tersebut. Tentang bagaimana “situasi” shalat shubuh tersebut dapat terlaksana, maka kita
menengok hukum wadh’i untuk mengetahui apa saja sebab, syarat, serta penghalang dari
terciptanya kewajiban shalat zhuhur tersebut.

F. Sumber-Sumber Hukum Syara’


Sumber-sumber syara’ yang disepakati para ulama’ ada 4, yaitu :8

1. Al-quran
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dalam
bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi umat
Islam. Fungsi Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia. Menurut
Ali Syari’ati, petunjuk yang terkandung dalam Al-Qur’an berupa tiga hal.
2. Hadits
Hadits adalah peraturan sahabat tentang Rasulullah baik mengenai
perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya. Dalam penggunaannya sebagai sumber
ijtihad, para ulama cenderung menganggap Al-Qur’an sebagai satu kesatuan dan
hadits sebagai satu kesatuan. Ayat mana saja boleh ditafsirkan dengan hadits
mana saja tanpa memperhatikan unsur waktu dan keterkaitan antara keduanya.

3. Ijma’
jma berarti 'kesepakatan' atau konsensus dan ketetapan hati untuk
melakukan sesuatu. Mayoritas ulama mendefinisikan ijma sebagai kesepakatan
seluruh mujtahid pada suatu masa terhadap suatu hukum syara’ setelah wafatnya
Rasulullah.
4. Qiyas

Qiyas adalah menganalogikan suatu masalah yang belum ada ketetapan


hukumnya (nash/dalil) dengan masalah yang sudah ada ketetapan hukumnya
karena adanya persamaan ‘illat. Menganalogikan diartikan sebagai
mempersamakan dua persoalan hukum sekaligus status hukum di antara
keduanya.
G. Kesimpulan

Ushul fiqih mempunyai pengertian al-ushul berarti dalil-dalil fiqih, seperti Al-
Qur’an, Sunnah Rasulullah, Ijma’, Qiyas, dan lain-lain. Al-Fiqih berarti pemahaman
yang mendalam yang membutuhkan pengarahan potensi akal.

8
https://jateng.nu.or.id/opini/sumberhukumislamyangdisepakatiparaulamaEkKtN#:~:text=Selain%20Al
%2DQur'an%20sebagai,%2C%20ijma%2C%20dan%20juga%20qiyas.
Objek Kajian Ushul Fiqih menurut Al-Ghazali membahas tentang hukum syara’,
tentang sumber-sumber dalil hukum, tentang cara mengistinbatkan hukum dan sumber-
sumber dalil itu serta pembahasan tentang ijtihad.
Ruang lingkup ushul fiqih secara global adalah sumber dan dalil hukum dengan
berbagai permasalahannya, bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut
dan lain-lain.
Sejarah perkembangan ushul fiqih terlihat pada masa ushul fiqih sebelum
dibukukan dan ushul fiqih sesudah dibukukan dan ushul fiqih pasca Syafi’i.

Tujuan dan urgensi ushul fiqih adalah mengemukakan syarat-syarat yang harus
dimiliki oleh seseorang mujtahid, agar mampu menggali hukum syara’ secara tepat dan
lain-lain.

ilmu ushul fiqh sangatlah penting dalam perumusan, penggalian dan penetapan
hukum. Para mujtahid yang berkecipung dalam hal ini sudah mempelajari metode yang
telah ditentukan, sehingga dalam mengistinbathkan hukum mereka tidak main-main.
Meskipun dalam perjalanan terdapat perbedaan pendapat baik mengenai status hukum
atau perbedaan dalam metode menentukan hukum yang mengakibatkan terjadinya
beberapa aliran dalam ilmu ushul fiqh, namun itu semua merupakan suatu hal yang biasa
dan perlu untk dicermati sehingga akan membuat umat semakin bijak dalam mengambil
hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid Hakim, al-bayan. h. 3
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh. h. 41
Ibid… h. 42
Ade Dedi rohayana, ilmu Ushul fiqih, (Pekalongan: STAIN Press,20060), h. 10
Ibid… h. 11
Imam Al-Haramain, Al-Waraqat, (Surabaya: Al-Hidayah, 1990 M), h. 3.
Khallaf, Ilmu Ushulil Fiqh, (Kairo: Al-Madani, 2001), h. 99.
https://jateng.nu.or.id/opini/sumberhukumislamyangdisepakatiparaulamaEkKtN#:~:tex
t=Selain%20Al%2DQur'an%20sebagai,%2C%20ijma%2C%20dan%20juga%20qiyas.

Anda mungkin juga menyukai