Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Retorika merupakan seni berbicara yang sangat berpengaruh dalam

kehidupan manusia. Sebagaimana Hitler (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2011:1)

mengatakan dengan tegas bahwa keberhasilannya menjadi Kaisar Jerman

disebabkan oleh kemampuan seni berbicara. Melihat realitas yang demikian maka

retorika menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia. Retorika sebagai seni

berbicara yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia pada dasarnya

berangkat dari pengertian yang sederhana, sebagaimana dijelaskan oleh Corax

(dalam Moh. Ali Aziz, 2019: 2) retorika merupakan kecakapan berpidato di depan

umum. Begitu juga Plato (dalam Moh. Ali Aziz, 2019: 2) menjelaskan, bahwa

retorika merupakan kata-kata yang digunakan untuk merebut jiwa manusia.

Demikian pula Jalaluddin Rakhmat (2011:5) menjelaskan bahwa retorika

merupakan pengembangan bakat manusia yang meliputi cita rasa dan akal yang

melalui bahasa sebagai media dalam berkomunikasi di kehidupan. Dari beberapa

pendapat ahli tersebut, bisa disimpulkan bahwa retorika merupakan suatu seni

berbicara untuk merebut jiwa manusia yang berangkat dari cita rasa dan akal.

Perkembangan retorika menurut Jalaluddin Rakhmat (2011:2-15) ialah

sejak periode Romawi, periode abad pertengahan hingga periode modern.

Perkembangannya selalu diwarnai dengan pemikiran-pemikiran filosof yang

sampai pada akhir perkembangannya Wuwur (dalam Aang, 2009:713) menyatakan

bahwa ditemukan dua model retorika, yakni model retorika

1
2

monologika dan model retorika dialogika. Wuwur (dalam Aang, 2009:713)

menjelaskan bahwa, monologika adalah seni peran atau seni berbicara tunggal di

hadapan publik dengan bentuk ceramah atau pidato, sambutan, puisi, deklamasi,

monolog dan lain sebagainya. Sedangkan dialogika menurut Wuwur (dalam Aang

2009:715) adalah model retorika yang merupakan kebalikan dari model

sebelumnya, dimana pada model monologika seseorang pembicara menjadi aktor

tunggal yang menyampaikan pesan, namun pada model ini pembicara melibatkan

audien secara langsung dalam pembicaraannya seperti, diskusi, musyawarah, debat

dan lain sebagainya. Sehingga kedua model ini menjadi bagian penting dalam

retorika.

Adapun dalam kegunaannya, Nengah Martha (2010:67-70) menjelaskan

bahwa retorika dapat digunakan dalam bidang yang sangat luas seperti bidang

politik, ekonomi, seni, pendidikan, dan tulisan. Namun kegunaan retorika dalam

beberapa bidang tersebut, biasanya hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja

(momentum). Terdapat satu kegiatan yang menggunakan retorika dan sangat sering

dilakukan dan bukan tidak bersifat momentum adalah ceramah. Isina Rakhmawati

(2013:70) menjelaskan, bahwa retorika memiliki kontribusi yang sangat signifikan

dalam bidang komunikasi ceramah agama. Selain itu Isina Rakhmawati (2013:52)

juga menambahkan penjelasan bahwa retorika memiliki cangkupan khusus yaitu

dalam bidang komunikasi yakni pidato, khutbah, dan ceramah. Sebagaimana

penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa retorika memiliki kegunaan yang

cukup penting dalam bidang ceramah. Maka dari itu penerapan retorika yang sangat

sering dijumpai dan dilakukan di tengah-tengah masyarakat adalah ceramah, seperti


3

contohnya adalah khutbah jum’at atau kegiatan ceramah lain yang senantiasa

berlangsung setiap minggunya.

Ceramah adalah kegiatan berbicara di hadapan umum yang bertujuan

menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada pendengarnya dengan jumlah yang

banyak. Menurut Balqis Khayyirah (2014:49) ceramah adalah pidato yang

bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk, serta terdapat audien yang

bertindak sebagai pendengar. Sedangkan Yusuf Zainal Abidin (2018: 127)

menjelaskan bahwa ceramah berarti pidato, berbicara di depan umum, khalayak

atau audiens dengan jumlah yang banyak. Berdasarkan pengertian di atas, maka

dapat dikatan bahwa ceramah memiliki perhatian yang lebih dalam bidang kajian

retorika, hingga ditemukannya dua model retorika sebagaimana dijelaskan di atas,

ceramah menjadi bentuk utama dari salah satu model retorika yang ada yakni

monologika.

Pada era sekarang ini, ceramah tidak lagi dengan metode-metode lama,

seperti mengadakan kegiatan atau pengajian untuk menghadirkan orang banyak,

agar hendak secara langsung mendengarkan ceramah, akan tetapi ceramah dapat

dilakukan dengan memanfaatkan sarana online yakni media sosial yang

berkembang saat ini. Pendapat tersebut, selaras dengan pernyataan Mahmud

(2002:13), bahwa media sosial pada saat ini memberikan kesempatan bagi

penceramah untuk menyampaikan pesan atau berceramah dengan cara yang lebih

sederhana dan mampu menjangkau masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas.

Berdasarkan pendapat tersebut, media sosial pada saat ini dapat dikatakan sebagai

sarana bagi penceramah untuk menyampaikan ceramah mereka.


4

Media sosial yang paling produktif bagi penceramah adalah Youtube,

karena berdasarkan data statistik, pengguna Youtube di dunia berjumlah satu miliar

dengan total satu triliun penayangan video dengan rata-rata durasi video yang

ditonton enam miliar jam per bulan atau tiga ratus jam permenitnya. Data yanag

dirilis oleh Digital Marketing Ramblings pada tahun 2013, menunjukkan rata-rata

setiap pengguna Youtube menghabiskan waktu 462 menit per hari dalam menonton

video di Youtube (Kusumaningrum, 2015:1-19). Oleh karenanya kesempatan yang

diberikan oleh media sosial dalam hal ini Youtube, dimanfaatkan oleh sejumlah

penceramah di Indonesia. Di antaranya, para penceramah tersebut ialah Ustad

Arifin Ilham, Ustad Hadi Hidayat, Abdullah Gimnistar (AA’ Gym), Ustad Yusuf

Mansur, Ustad Subhan Bawazir, Ustad Felix Siaw, Ustad John Fontain, dan Ustad

Khalid Basalamah.

Berlandaskan pada seluruh uraian konsep dan masalah mengenai retorika,

realitas ceramah dan perkembangan media sosial saat ini. Ustad Khalid Basalamah

adalah penceramah yang terlihat serius dalam memanfaatkan kesempatan itu,

dijumpai bahwa Ia memiliki akun Youtube resmi sejak 7 Februari 2013 dengan

nama saluran Youtube Khalid Basalamah Official dengan konten ceramah-ceramah

yang masih konsisten sampai saat ini (Suharto, 2018: 195). Akun tersebut bersifat

ekslusif karena hanya menampilkan konten ceramah-ceramahnya saja. Selain itu,

sebagai penceramah ustad Khalid Basalamah juga menggunakan cara-cara yang

efektif agar apa yang disampaikan dapat diterima oleh pendengarnya di Youtube.

Adapun ustad Khalid Basalamah adalah ustad yang berasal dari Indonesia

yang diakui dan terbukti memiliki kajian-kajian ceramah yang disampaikan melalui

media sosial digital dalam konteks ini adalah Youtube. Beliau memiliki nama
5

lengkap Khalid Zeed Abdullah Basalamah, lahir di Makassar pada tanggal 01 Mei

1975. Beliau adalah salah seorang ustad yang rajin dan konsisten menyebarkan

ajaran Islam melalui media sosial digital dengan metode ceramah. Kendati dunia

digital merupakan sesuatu menjadi keunikan dari ustad Khalid dalam berceramah.

Beliau tentunya tidak serta merta berceramah tanpa kapasitas keilmuan yang

mumpuni. Kemampuan dan keterampilan beliau juga turut serta membantu

mensukseskan kegiatan beliau dalam menyebarkan ajaran Islam tersebut. Terlepas

dari itu, jenjang pendidikan yang telah dilalui dan gelar yang dimiliki juga menjadi

salah satu aspek yang menjadi bekal keilmuannya ketika berceramah. Adapun

dalam pendidikan tinggi beliau menyelesaikan program sarjana di Universitas

Madinah. Kemudian beliau melanjutkan program pasca sarjana di Universitas

Muslim Indonesia. Terakhir beliau melanjutkan program doktor di Universitas Tun

Abdul Razaq Malaysia, dalam perjalanan pendidikan yang terakhir ini beliau

menjadi salah satu lulusan terbaik di sana.

Hal-hal lain, yang menjadikan ustad Khalid Basalamah semakin menarik

adalah dilihat dari aspek digital, beliau termasuk salah seorang ustad dengan jumlah

subscriber 1,16 jt atau terbanyak dibanding ustad lain yang juga menggunakan

Youtube sebagai media dakwahnya. Karena secara historis, beliau bergabung atau

memiliki akun Youtube ialah sejak tahun 2013 dengan nama akhun Khalid

Basalamah Official (Khalid Basalamah Official, 2020).

Adapun konten yang disajikan oleh ustad Khalid Basalamah sejak pertama

kali beliau bergabung di Youtube tersebut adalah konsisten menyebarkan ajaran

Islam dengan metode ceramah. Sementara isi dari ceramah beliau, tidak lain dan

tidak bukan adalah mengkaji problematikan yang terjadi dalam Islam yang selalu
6

merujuk kepada al-Quran, as-sunnah serta penafsiran para ulama (Khalid

Basalamah Official, 2020). Teknik atau cara yang diterapkan dalam ceramah beliau

membuat orang lain mudah untuk memahami. Sehingga tidak menjadi suatu

keanehan apabila ketertarikan orang-orang kepada ceramahnya sangat tinggi,

kendati tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pula tuduhan-tuduhan negatif yang

ditujukan kepadanya.

Retorika merupakan salah satu cara yang digunakan oleh ustad Khalid saat

ceramah di Youtube, terlihat bahwa ia menyampaikan ceramah secara teroganisir

dan tersusun. Hal ini dikarenakan ceramah memerlukan kemampuan retorika yang

mempuni untuk mewujudkan suasana ceramah yang favorabel. Jalaluddin Rakhmat

(dalam Sarwinda, 2017:167) menjelaskan bahwa untuk mewujudkan ceramah yang

efektif maka seorang penceramah wajib menguasai ilmu-ilmu retorika. Lebih lanjut

H. A. Overstreet (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2011:34) juga menjelaskan bahwa

sebuah pidato yang tersusun secara rinci dapat membuat suasana yang favorabel,

membangun keinginan, serta dapat menjabarkan susunan pesan yang

mempermudah pemahaman. Dimana untuk mewujudkan suasana tersebut, juga

memerlukan beberapa cara yang digunakan, seperti yang dijelaskan oleh Jalaluddin

Rakhmat (2011:34) bahwa menyusun pesan ceramah itu harus mengikuti proses

berpikir manusia dan untuk mengikuti proses berpikir tersebut terdapat dua tahap

penyusunan pesan yang dapat digunakan, yang pertama disebut dengan organisasi

pesan (message organization) dan kedua disebut dengan pengaturan pesan

(message arrangement). Maka dari itu, dalam tulisan ini penulis ingin menelaah

lebih jauh tentang model retorika dan tahap penyusunan pesan yang digunakan oleh

Ustad Khalid Basalamah dalam ceramah Youtubenya.


7

Penelitian ini sejenis dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Suharto

(2018), dengan judul “Dakwah di Media Sosial Daring: Tinjauan Ceramah Khalid

Basalamah Di YouTube”, dengan fokus penelitian mengkaji materi dakwah Kalid

Basalamah yang diunggah di Youtube dengan teknik analisis isi (Content Analisys),

dari pembahasan dan hasil penelitian tersebut mendapatkan kesimpulan bahwa

Khalid Basalamah merupakan contoh dai di Indonesia yang telah memanfaatkan

teknologi komunikasi dalam bentuk media sosial, khususnya Youtube sebagai

media dalam menyampaikan ajaran-ajaran ke-Islaman. Strategi dakwah yang

dilakukan Khalid Basalamah di akun Youtubenya dengan mengunggah video

ceramah 1 kali dalam sehari yang terdiri dari 1 sampai 3 tema ceramah dalam

unggahan ceramah Khalid Basalamah sejak 05 Juli sampai dengan 30 Juli 2017

mayoritas ceramah Khalid Basalamah berdasarkan sampel yang diambil berfokus

pada akidah, akhlak, dan pesan sosial akidah meliputi taubat, takwa, dan hari

kiamat. Sedangkan tema ibadah mencakup akhlak sabar dan meminta maaf.

Adapun tema sosial meliputi tolong menolong dan signifikansi Hamzah bin ‘Abd

al-Mutalib sebagai personifikasi kesalehan sosial yang sepatutnya ditiru oleh umat

Islam. Selama bulan Juli 2017, belum ada ceramah dari Khalid Basalamah yang

berfokus pada syariah dan muamalat. Berdasarkan pemaparan pennelitian terdahulu

di atas, penelitian yang akan dilakukan adalah memiliki kesamaan pada teknik

analysis dan subjek penelitian yang ditentukan, namun penelitian ini juga memiliki

perbedaan yakni pada fokus penelitian, karena penelitian terdahulu ini berfokus

pada materi dakwah ustad Khalid Basalamah sementara penelitian yang akan

dilakukan berfokus pada model retorika dan tahap penyusunan pesan ceramah ustad

Khalid Basalamah di Youtube.


8

Penelitian terdahulu yang sejenis lainnya adalah penelitian yang dilakukan

oleh Leiza Sixmansyah (2014), “Retorika Dakwah K. H. Muchammad Syarif

Hidayat”, dengan fokus penelitian, bagaimana konsep dakwah K. H. Muchammad

Syarif Hidayat dan bagaimana penerapan retorika K.H. Muchammad Syarif

Hidayat dalam berdakwah. Dalam penelitian tersebut menggunakan pendekatan

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data desktriptif berupa

kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pembahasan

dalam penelitian ini menghasilkan penjelasan dari wawancara beliau tentang

retorika merupakan suatu cara atau metode dan suatu taktik bagaimana seseorang

bisa menyampaikan dakwah dan dakwahnya itu sampai dan ada visi dan misi dari

dakwah itu sendiri. Sementara dakwah menurut K.H. Muchammad Syarif Hidayat

secara garis besar artinya mengajak atau menyeru itu ada dalam surat an-nahl ayat

125. Berdakwah berarti mengajak orang dalam kebaikan, mengajak orang taat

kepada Allah. Dan penerapan yang digunakan beliau dalam dakwahnya itu materi

yang sesuai dalam kondisi yang ada di masyarakat tersebut dengan diselingi humor

yang berkaitan dengan materi dakwah beliau dan beliau mengakhiri dakwahnya

dengan dzikir, sholawat dan do’a bersama. Adapun penelitian terdahulu ini

memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada aspek yang

dikaji, akan tetapi terdapat juga perbedaan antara penelitian terdahulu ini dengan

penelitian yang akan dilakukan yaitu dalam penggunaan metode penelitian dan

subjek penelitian serta aspek lain yang menjadi permasalahan pada penelitian yang

akan dilakukan yaitu model retorika dan tahap penyusunan pesan ceramah.

Penelitian terdahulu yang terakhir adalah penelitian oleh Sarwinda (2017),

dengan “Retorika Dakwah K.H. Muhammad Dainawi pada Pengajian A’isyah Desa
9

Pulau Panggung Sumatera Selatan”, penelitian ini memiliki tujuan untuk

mengetahui bagaimana Retorika Dakwah K.H.Muhammad Dainawi dan bagaimana

respon jama’ah pengajiannya terhadap metode dakwah yang digunakannya.

Penelitian tersebut adalah penelitian yang bersifat diskriptif di mana pengumpulan

data dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi sebagai

metode utama dan dilengkapi dengan metode observasi partisipan dan wawancara

sebagai metode tambahannya. Penelitian terdahulu ini mendapatkan petunjuk

bahwa retorika K.H. Muhammad Dainawi adalah menggunakan metode dakwah

yang umum digunakan oleh Kiyai pada umumnya. Beliau menyampaikan dakwah

dengan memulai salam dan muqaddimah, setelah itu melanjutkan dengan

penjelasan ayat-ayat atau hadits yang berkaitan dengan tema atau topik sedang

diangkat. Dakwah beliau adalah menggunakan bahasa-bahasa yang disesuaikan

dengan pemikiran jama’ah, dengan tujuan agar mudah dipahami oleh para jama’ah

yang mendengarkan serta menyesuaikan situasi dan kondisi, mengingat klasifikasi

mad’u dan daya tangkapnya yang berbeda. Oleh vokal yang beliau miliki sangat

khas, nada dan irama yang naik turun (Intonasi) sangat pas di telinga pendengarnya.

Selain itu, beliau tidak pernah ketinggalan menyelipkan humor pada waktu-waktu

tertentu dalam periode ceramahnya. Bertolak dari pemaparan penelitian terdahulu

di atas, penulis menemukan kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

dilakukan hanya pada aspek yang dikaji yakni retorika, namun penelitian terdahulu

ini banyak memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

metode penelitian, permasalahan penelitian dan subjek penelitian yang akan diteliti.

Berlandaskan pada seluruh uraian permasalahan dan konsep yang

dipaparkan di atas, menjadikan model retorika dan tahap penyusunan pesan


10

ceramah sebagai aspek yang akan dikaji dalam penelitian ini. Oleh karena itu,

penulis memunculkan judul penelitian, yakni “Telaah Model Retorika dan Tahap

Penyusunan Pesan Ceramah Ustad Khalid Basalamah di Youtube”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada seluruh uraian penjelasan latar belakang masalah di atas,

penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana model retorika ceramah Ustad Khalid Basalamah di youtube ?

2. Bagaimana tahap penyusunan pesan ceramah Ustad Khalid Basalamah di

Youtube ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah ditentukan,

maka peneliti merumuskan dua tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan model retorika ceramah Ustad Khalid Basalamah di Youtube.

2. Mendeskripsikan tahap penyusunan pesan ceramah Ustad Khalid Basalamah di

Youtube.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dimiliki dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua

kegunaan yaitu sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Memperkaya rujukan penulisan skripsi pada topik retorika.

b. Memperkaya wawasan dan pengetahuan bagi pendakwah.


11

2. Praktis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pelajaran bagi para calon

pendakwah kedepannya.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih terhadap pembelajaran

di setiap tingkat satuan pendidikan khususnya pada pembelajaran bahasa

Indonesia agar menjadi metode dan teknik dalam menyampaikan

pembelajaran.

1.5 Definisi Operasional

1. Retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum. (Corax, dalam Moh. Ali

Aziz, 2019: 2)

2. Model retorika adalah pembagian jenis retorika yang menjadi model terapan

retorika yang terbagi menjadi dua yaitu monologika dan dialogika. (Wuwur,

dalam Aang, 2009:713)

3. Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di mana

kegiatan berkomunikasi atau berbicara hanya dilakukan dalam satu arah.

(Wuwur, dalam Yusuf Zainal Abidin, 2018:143)

4. Dialogika adalah adalah ilmu tentang berbagai hakikat dari dialog, yang

penerapannya adalah pembicaraan antar manusia. (Wuwur, dalam Aang, 2009:

715)

5. Youtube adalah suatu situs dan aplikasi yang menjadi sarana berbagai berbagai

macam video baik yang dibuat maupun dikelola oleh penggunanya sendiri.

(Akbar, 2006:6)
12

6. Ceramah adalah pidato tentang agama oleh seseorang di hadapan banyak orang

yang bertujuan memberikan nasihat dan petunjuk. (Yusuf Zainal Abidin, 2018:

127)

7. Tahap penyusunan pesan adalah tahap pengorganisasian dan pengaturan pesan

untuk mendapatkan hasil pidato yang baik. (Jalaluddin Rakhmat, 2011:34)


13

Anda mungkin juga menyukai