Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran

Menurut Sagala (2010: 61), pembelajaran merupakan membelajarkan peserta

didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah.

Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh peserta didik. Trianto (2009: 19). mengungkapkan bahwa pembelajaran

merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya

(mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan maksud

agar tujuannya dapat tercapai. Dari uraiannya tersebut, maka terlihat jelas bahwa

pembelajaran itu adalah interaksi dua arah dari pendidik dan peserta didik, diantara

keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju kepada target yang telah

ditetapkan.

Menurut Sudjana (2012: 28), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan

dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan

kegiatan belajar. Sedangkan Menurut Hernawan (2013: 9), pembelajaran pada

hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal

balik, baik antara guru dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan

peserta didik lainnya, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi

transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan

disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

10
Pembelajaran adalah susatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau

suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. (Warsita,2008:85). Dalam

pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri dari

peserta didik. (Sadiman dkk, 1986:7)

Dari semua pendapat mengenai pembelajaran menurut parah ahli dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi aktif anatar guru yang

memberikan bahan pelajaran dengan siswa sebagai objeknya. Proses pembelajaran

merupakan kegiatan yang didalamnya terdapat sistem rancangan pembelajaran

hingga menimbulkan sebuah interaksi anatara guru dengan siswa.

B. Pembelajaran Kreatif dan Menyenangka

1. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan

guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama

pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi

yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan

masalah. (Mulyasa:2006)

Pembelajaran kreatif perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan belajar

yang memadai, dari itu guru harus mampu mengelolah tempat belajar dengan

baik, mengelolah peserta didik, mengelolah kegiatan pembelajaran dan

mengelolah sumber belajar.

Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk mampu merangsang kreativitas

peserta didik, baik dalam mengembangkan kecakapan berfikir maupun dalam

11
melakukan tindakan. Berfikir kreatif selalu di mulai dengan berfikir kritis, yakni

menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau

memperbaiki sesuatu.

Pembelajaran yang kreatif dimaksud bahwa proses pembelajaran dirancang

dan dilaksanakan oleh guru harus mampu menciptakan kegiatan yang beragam

serta mampu membuat alat bantu/media belajar yang sederhana yang

memudahkan peserta didik. Peserta didik dapat di arahkan bekerja dalam

kelompok kecil untuk membuat deskripsi salah satu topik seperti binatang,

tumbuhan, gejala lingkungan, wisata dan sebagainya, kemudian guru dapat ingin

menunjukkan hasil deskripsi siswa (membangun rasa bangga dan motivasi) Pada

dasarnya anak mamiliki rasa ingin tahu atau berimajinasi, kedua sifat ini

merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap atau berfikir kritis dan kreatif.

Untuk itu kegiatan pembelajaran harus di rancang oleh guru menjadi lahan subur

bagi berkembangnya kedua sifat tersebut, sehingga anak menjadi lebih kreatif.

2. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan dan nyaman, peserta didik selaku subjek belajar tidak merasa takut

dan tertekan serta berani mencoba. Agar pembelajaran berlangsung lebih

menyenangkan, maka ruangan kelas ditata dalam suasana yang menarik sangat

disarankan dalam pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Pendidik menghindari

cara-cara intimidasi dalam mengajar, tetapi mengedepankan cara cara yang

persuasif dan senantiasa memberi penguatan dengan benar. Pemberian pujian

12
dalam bentuk penguatan peserta didik sangat besar pengaruhnya. (Syaiful

Sagala:2010)

Pembelajaran Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses

pembelajaran di dalamnya terdapat sebuah korelasi yang kuat antara pendidik dan

peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan dengan kata lain

pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru

dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai

mitra belajar peserta didik, bahkan dalam hal tertentu tidak menutut kemungkinan

guru belajar dari peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, seorang guru harus

mampu

merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat,serta memilih

dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan peserta didik secara optimal.

(Mulyasa:2006).

Guru hendaknya perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian

rupa sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang dapat tercipta dan guru

dapat meyakinkan peserta didik akan kegunaan materi pembelajaran bagi

kehidupan nyata peserta didik, guru baiknya harus dapat menciptakan situasi

sehingga materi pembelajaran selalu tampak menarik, dan tidak membosankan.

Untuk kepentingan tersebut, guru harus bertindak sebagai fasilitator, yang

perannya tidak terbatas pada penyampaian informasi kepada peserta didik. Sesuai

kemajuan dan tuntunan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk

13
memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu

mereka dalam menghadapi kesulitan dalam belajar.

pertukaran pikiran, dan perdebatan dalam rangka mencapai pengertian yang sama

terhadap setiap materi yang diajarkan.

C. Penerapan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

1. Penerapam

Penerapan (implementasi) adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan,

atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas,

tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Menurut (Usman:2002). A dapun pendapat lain bahwa Penerapan (implementasi)

adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara

tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,

birokrasi yang efektif. Menurut (Setiawan:2004)

Menurtut Asep Jihad, (2012: 26) implementasi pembelajaran adalah suatu

proses peletakan ke dalam praktek tentang suatu ide, program atau seperangkat

aktivitas baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan pembelajaran.

Sedangkan Menurut Hamza, (2012: 2) implementasi pembelajaran adalah

penerapan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajara

pada suatu lingkungann belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling

bertukar informasi. Secarah sedehanan penerapan pembelajaran dapat diartikan

sebagai pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajaran, secarah garis besar

implernentasi pembelajaran merupakan suatu tindakan atau dari sebuah rencana

14
yang disusun secara matang dan terperinci dalam proses melakukan

pembelajaran.

Dari beberapaapengertian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi

pembelajaran adalah proses penerapan dalam pembelajaran untuk melaksanakan

ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan mengharapakan ada

perubahan dalam diri orang yang diajarkan.

2. kretif dan menyenangkan

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yanag mampu mengaktifkan

siswa, membuat siswa lebih kreatif dan menyenangkan Dalam pembelajaran

peserta didik baiknya dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari

kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Peserta didik harus

dilibatkan dengan tanya jawab yang terarah, mencari pemecahan terhadap

berbagai masalah pembelajaran. Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan

informasi yang di berikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima

oleh akal sehat. Strategi seperti memerlukan pertukaran pikiran, dan perdebatan

dalam rangka mencapai pengertian yang sama terhadap setiap materi yang

diajarkan.

Kreatif yang dimaksudkan guru mampu memilih materi yang akan

diberikan kepada siswa agar materi yang diberikan sesuai dengan kemampuan

siswa, memilih metode pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman

siswa tentang materi yang diberikan dan memilih media yang tepat untuk

menperlancar proses pembelajaran serta mampu menentukan evaluasi yang tepat

15
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Jadi

kreatif disini bukan hanya ditujukan kepada siswa saja melainkan kreatif juga

ditujukan kepada guru sebagai pendidik yang mengatur proses pembelajaran

guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang membuat siswa

senang sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar

sehingga waktu tidak efektif, yaitu tidak menghasilakan apa yang harus dikuasai

siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki

sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai, jika pmbelajaran hanya aktif

dan menyenangkan tetapi tidak kreatif maka pembelajaran tersebut tidak

ubahnya seperti bermain biasa. Suasana yang menyenangkan di dalam kelas

merupakan salah satu motivasi untuk membangkitkan semangat siswa dalam

belajar hal tersebut tidak akan dapat terlaksana dengan baik manakala guru

bersikap acuh ketika proses pembelajaran berlangsung tidak ada perhatian yang

ekstra untuk menjadikan siswa cerdas dan unggul dalam belajar. Melihat

fenomena tersebut sebagai seorang guru sepatutnya untuk menyadari diri dan

segera membenahi diri agar lebih baik dan profesional.

Gambaran Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan antara lain sebagai

berikut :

1) Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan gambaran kemampuan mereka dengan penekanan pada

belajar melalui berbuat. (Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi:2010)

16
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi

siswa.

3) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan intensif,

termasuk cara belajar kelompok.

4) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

memecahkan suatu masalah untuk mengungkapkan suatu gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

5) Guru mengelolah kelas agar tercipta iklim pembelajaran yang kondusif

dan mengendalikan jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.

(Mulyasa:2008)

D. Pembelajaran PKn

Menurut Undang-Undang sidiknas No. 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1

Pendidkan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakta,bangsa, Negara.

Pendidkan kewarganegaraan adalah Mata Pelajaran yang digunakan

sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

yang berkah pada budaya bangsa indonesia. Pendidkan PKn juga memberika

17
pemahaman dasar tentang pemerintahan, tata cara demokrasi, tentang kepedulian

dan sikap yang mampu mengambil keputusan politik secara rasional sehingga

dapat mempersiapkan warga negara yang demokrasi partisipasi melalui suatu

pendidikan yang beroriantasi pada pengembangan.

Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan

yang mengarah pada terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung

jawab berdasarkan nilainilai dan dasar negara Pancasila atau dengan perkataan

lain merupakan pendidikan Pancasila dalam praktik (Depdiknas, 2007:3).

Soemantri (Ruminiati, 2007:1.25) menyebutkan Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk embentuk atau

membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang mautahu, dan

mampu berbuat baik.

Sementara itu, dalam Lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006 secara

normatif dikemukakan bahwa ”Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara

yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. (Depdiknas, 2007:10).

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan penting sebagai tempat

untuk mengembangkan kemampuan, watak, dan karakter warga negara yang

demokratis. Untuk itu PKn dituntut dapat mengembangkan kelas sebagai

laboratorium demokrasi yang menanamkan dan mensosialisasikan nilai-nilai

18
demokrasi kepada peserta didik. Dengan demikian mata pelajaran PKn

merupakan proses yang meliputi semua pengaruh positif yang dimaksudkan

untuk membentuk pandangan seorang warga negara dalam peranannya di dalam

masyarakat (Cholisin, 2000: 17)

19

Anda mungkin juga menyukai