Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan

kontak dengan sumber panas seperti bahan kimia, air panas, api, radiasi, listrik,hasil

tindakan medis, maupun perubahan kondisi fisiologis. Proses penyembuhan diawali

dengan terjadinya perdarahan, proses selanjutnya adalah fase inflamasi, proliferasi dan

remodeling, namun dari proses inflamasi inilah yang cenderung akan menimbulkan nyeri.

Intensitas nyeri dapat diukur menggunakan visual analogue scale (VAS), keluhan nyeri

yang berat dilihat ketika nyeri tersebut mendorong individu yang bersangkutan untuk

mencari pengobatan, antara lain dengan mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri

(analgetik).

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat

disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,

sengatan listrik, atau gigitan hewan (R. Sjamsuhidajat, 2010). Luka ini sendiri terdapat

berbagai jenis berdasarkan bentuknya yaitu laserasi,abrasi, tusukan, insisi, avulsi dan

amputasi. Luka didefinisikan sebagai cedera pada bagian tubuh, yaitu ketika kulit dan

jaringan dibawahnya kehilangan kontinuitas jaringannya. Luka dapat dialami semua

orang tanpa memandang usia, ras maupun jenis kelamin. Segala aktivitas dalam

kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan risiko timbulnya luka pada tubuh Franz et al.,

2008)

Ada berbagai jenis luka, salah satu diantaranya yaitu luka tusuk. Luka Tusuk

(Vulnus Ictum (punctum) yang disebabkan oleh tertususuk paku atau benda yang runcing,

lukanya kecil, dasar sukar dilihatyang masuk ke dalam kulit, tetapi pada luka ini kuman

tetanus gampang masuk. Secara khusus luka tusuk atau vulnus punctum sendiri yaitu luka
yang disebabkan oleh trauma akibat tertusuk benda tajam dengan arah kurang lebih tegak

lurus terhadap kulit. Pada umumnya, kedalaman lukanya lebih dari lebarnya (Purnama H,

2015).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu luka tusuk?

2. Bagaimana proses penyembuhan luka tusuk?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi penyembuhan luka tusuk?

4. Bagaimana teknik perawatan luka tusuk?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari luka tusuk.

2. Untuk mengetahui proses penyembuhan dari luka tusuk.

3. Untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka tusuk.

4. Untuk mengetahui teknik perawatan luka tusuk.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka Tusuk

Luka tusuk atau Vulnus Punctum adalah bentuk khusus dari trauma tembus ke

kulit yang dihasilkan dari pisau atau benda runcing serupa. Sementara luka tusuk

biasanya diketahui disebabkan oleh pisau, dapat juga disebabkan oleh berbagai benda

tajam, termasuk botol pecah dan pemecah es. Sebagian besar penusukan terjadi

karena kekerasan yang disengaja atau melalui self-infliction.

Perawatan tergantung pada banyak variabel yang berbeda seperti lokasi

anatomi dan tingkat keparahan cedera. Meskipun insiden yang ditimbulkan oleh luka
tusuk jauh lebih besar daripada luka tembak, namun luka tusuk menyebabkan kurang

dari 10% dari semua kematian akibat trauma tembus.

Vulnus Punctum atau Luka tusuk sendiri diakibatkan oleh benda runcing yang

biasanya kedalaman luka lebih daripada lebarnya. Misalnya tusukan pisau, tusukan

paku ,tusukan busur, dan benda-benda tajam lainnya. Kesemuanya menimbulkan efek

tusukan yang dalam dengan permukaan luka tidak begitu lebar.

B. Proses Penyembuhan Luka Tusuk

Peningkatan aliran darah kedaerah yang rusak, membersihkan sel dan benda

asing serta perkembangan awal seluluer bagian dari proses penyembuhan luka. Proses

penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan

perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh,

melindungi area luka yang bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan,dapat

membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan.

Penyembuhan luka didefinisikan oleh Wound Healing Society (WHS) sebagai

suatu yang kompleks dan dinamis sebagai akibat dari pengembalian kontinitas dan

fungsi anatomi. Berdasarkan WHS suatu penyembuhan luka yang ideal adalah

kembali normalnya struktur , fungsi dan anatomi kulit. Batas waktu penyembuhan

luka ditentukan oleh tipe luka dan lingkungan instrinsik maupun ekstrinsik.

Penyembuhan luka bisa berlangsung cepat. Pada luka bedah dapat diketahui adanya

sintesis kolagen dengan melihat adanya jembatan penyembuhan dibawah jahitan yang

mulai menyatu. Jembatan penyembuhan ini muncul pada hari kelima sampai ketujuh

post operasi.

1. Fase inflamasi

Pada luka yang menembus epidermis, akan merusak pembuluh darah

menyebabkan pendarahan. Untuk mengatasinya terjadilah proses hemostasis.


Proses ini memerlukan peranan platelet dan fibrin. Fase inflamasi pada luka tusuk

biasanya yaitu akan cenderung menimbulkan nyeri.

2. Fase proliferasi

Pada fase ini terjadi penurunan jumlah sel – sel inflamasi, tanda – tanda radang

berkurang, munculnya sel fibroblast yang berproliferasi, pembentukan pembuluh

darah baru, epitelialisasi dan kontraksi luka. Matriks fibrin yang dipenuhi platelet

dan makrofag mengeluarkan growth factor yang mengaktivasi fibroblast.

Fibroblast bermigrasi ke daerah luka dan mulai berproliferasi hingga jumlahnya

lebih dominan dibandingkan sel radang pada daerah tersebut. Fase ini terjadi pada

hari ketiga sampai hari kelima.

3. Fase Remodelling

Fase remodelling jaringan parut adalah fase terlama dari proses penyembuhan

Proses ini dimulai sekitar hari ke-21 hingga satu tahun. Pembentukan kolagen

akan mulai menurun dan stabil. Meskipun jumlah kolagen sudah maksimal,

kekuatan tahanan luka hanya 15 % dari kulit normal. Proses remodelling akan

meningkatkan kekuatan tahanan luka secara drastis. Proses ini didasari pergantian

dari kolagen tipe III menjadi kolagen tipe I. Peningkatan kekuatan terjadi secara

signifikan pada minggu ketiga hingga minggu keenam setelah luka. Kekuatan

tahanan luka maksimal akan mencapai 90% dari kekuatan kulit normal.

C. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Luka Tusuk

Anda mungkin juga menyukai