“Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian
kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik” (Amsal 24:3-
4). Gereja mempunyai tugas yang jelas, Yesus berkata: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil
kepada segala makhluk.” (Markus 16:15).
Alkitab berkata tentang proses perencanaan, dan menyedikaan sejumlah prinsip bagaiamana
perencanaan seharusnya dilakukan. Karena itu pemimpin Kristen harus menyelidiki Firman Allah untuk
bimbingan mengenai bagaimana merencanakan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan Allah.
Menetapkan perencanaan
Perencanaan terdiri dari: mengenali tujuan sebuah proyek secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan susunannya, dan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakannya. Jika
salah satu dari ke tiga hal itu tidak ada, maka perencanaan akan kurang berhasil.
2
tersebut. Juga, menolong pengembangan kesatuan kelompok dan pendirian perseorangan serta
pembatasan sumber-sumber anggaran belanja dalam mencapai gol.
Sebelum peperangannya dengan Goliat, Daud membayangkan hasil akhir: “Engkau
mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan
nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu. Hari ini juga Tuhan akan
menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggl kepalamu
dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada
burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel
mempunyai Allah.” (1 Samuel 17:45-46).
Membayangkan hasil akhir sebelum berangkat berperang menolong Daud untuk
merencanakan serangannya terhadap Goliat, dan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
melaksanakan rencananya.
Daud juga menyatakan bahwa dia mengatahui tujuan peperangannya dengan Goliat: “Dan
supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan
dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam
tangan kami.” (1 Samuel 17:47).
Mengerti tujuan peperangan, memberi Daud motivasi untuk bertindak. Membayangkan hasil
akhir menolongnya membentuk rencana perangnya. Dan walaupun Daud sendiri yang melaksanakan
langkah-langkah rencananya, tapi jelas bahwa dia meyakini Allah untuk hasilnya.
Sasaran yang baik selalu realistis, kadang-kadang walaupun suatu sasaran mungkin untuk
dilaksanakan, tapi mungkin tidak realistis/masuk akal untuk dilaksanakan. Misalnya, sebuah organisasi
akan mengembangkan sasaran dengan memperluas fasilitas-fasilitasnya. Tapi, jika pilihan perluasan
fasilitas tersebut tidak realistis, dalam arti dana pinjaman yang dibutuhkan untuk proyek tersbut
berlebihan, maka sasaran tersebut bukan sasaran yang baik. Karena itu, penting untuk memastikan
bahwa sasaran-sasaran yang dibuat realistis, sehingga bisa dilaksanakan.
Sasaran yang baik selalu memberi dorongan. Sasaran yang baik mendorong minat dan
penyerahan. Sasaran yang baik membakar orang untuk bertindak. Jika sasaran tidak memberi
dorongan, maka rencana-rencana tersebut akan kurang berhasil – untuk orang-orang yang enggan
menyerahkan diri mereka kepada sesuatu yang mereka tidak ingin untuk terlibat di dalamnya. Karena
itu , mengembangkan sasaran yang memberi dorongan adalah salah satu tugas terpenting untuk
perencanaan yang berhasil.
6
Apakah macam fasilitas dan berapa banyak tempat/ruang yang diperlukan untuk
mendapatkan kegiatan-kegiatan itu? fasilitas dan tempat memainkan peran penting dalam
melaksanakan rencana-rencana. Penjadwalan fasilitas dan tempat yang digunakan adalah aspek-aspek
yang paling sering diabaikan dalam sumber perencanaan. Sayang sekali, padahal keduanya merupakan
salah satu bagian yang paling penting dalam proses perencanaa. Semua kegiatan memerlukan tempat
dan fasilitas. Jika tempat semacam itu tidak tersedia, maka kegiatan yang sudah direncanakan dengan
cara yang paling baik sekalipun bisa gagal.
Apakah macam perlengkapan yang diperlukan, dan apakah hal itu tersedia? Sama seperti
fasilitas dan tempat, perlengkapan juga memainkan peran penting dlaam melaksanakan rencana.
Sering setiap kegiatan memerlukan perlengkapan yang berbeda. Karena itu, penting untuk
menempatkan kegiatan pada urutan waktu yang tepat agar mengetahui kapan dan berapa lama
menjadwalkan perlengkapan yang diperlukan.
Apakah macam perbekalan yang diperlukan dan berapa banyak? Banyak pemimpin produksi
menyadari pentingnya perbekalan dalam melaksanakan rencana apapun. Memperoleh dan
menyalurkan perbekalan sering menghabiskan banyak waktu. Karena itu, perlu diberikan diberikan
perhatian yang cukup agar dapat memastikan macam dan jumlah perbekalan yang tersedia dan
diperlukan. Pada proyek yang besar, hal ini menjadi pekerjaan sepenuh waktu.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan dan melaksanakan setiap
kegiatan? Waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan dan melaksanakan setiap kegiatan
tergantung dari berapa lama pelaksanaan keseluruhan rencana. Jumlah orang, tempat, perlengkapan
dan perbekalan yang tersedia akan besar pengaruhnya terhadap waktu yang diperlukan untuk setiap
kegiatan.
Berapa jumlah uang yang diperlukan untuk menyelesaikan urutan setiap kegiatan? Jumlah
uang yang diperlukan tergantung dari jumlah dan macam sumber yang dipakai. Pada waktu yang
sama, jumlah uang yang tersedia akan menentukaa apa yang dapat dibelanjakan.
Setan selalu mencoba meyakinkan pemimpin kristen bahwa tidak ada cukup sumber untuk
melaksanakan pekerjaan. Orang-orang yang terlibat dalam sumber perencanaan harus tetap ingat
bahwa jika rencana-rencana tersebut sesuai dengan kehendak Allah, baik bagi perseorangan dan/atau
organisasi, maka Dia akan menyediakan sumber-sumber untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Pdt Yanney, salah seorang pemimpin kantor Navigator, “ penggunaan papan cerita sungguh
mengembangkan hasil-hasil kami selama waktu perencanaan. “ Dia melanjutkan, “kami sekarang
mendapatkan lebih banyak ide yang kreatif dan staf kami, rencana-rencana yang diatur lebih baik
didalam lebih banyak rincian, dan orang-orang kami lebih bergairah terhadap pekerjaan berat yang
ada dalam proses perencanaan. Perencanaan adalah dasar dari proses ide-ide yang dihasilkan dan
diatur. Papan cerita merangsang ide-ide yang dihasilkan untuk dibayangkan dan disusun dalam urutan
yang diinginkan. Hal ini juga menolong orang-orang untuk berpusat pada topik yang sudah
direncanakan, juga memberikan gambaran rencana yang dapat dilihat, bagaikan komponen-
komponen yang bermacam-macam itu dikembangkan dan ditempatkan pada urutan yang tepat.
Dengan kata lain, hal itu menyatakan cerita dari rencana tersebut.
KARTU TOPIK
penjelasan Bagan: Papan cerita ini menyerupai sebuah papan buletin dalam pola/design. Kartu-
kartu digantungkan pada papan memperlihatkan topik yang didiskusikan atau
direncanakan. Kartu-kartu pokok memperlihatkan bagian-bagian utama di
bawah diskusi, dan kartu-kartu sub pokok memperlihatkan kegiatan yang
bermacam-macam di bawah setiap fungsi.
Bagaimana menggunakan papan cerita dalam proses perencanaan? Seperti yang digambarkan
dalam bagan di atas, papan cerita menyerupai papan buletin. Hal itu bisa dibuat dari gabus atau bahan
8
lainnya yang dapat memindahkan paku payung untuk ditusuk. Ukurannya bisa bermacam-macam,
lebih besar lebih baik. Banyak organisasi menutup sebuah dinding sepenuhnya dengan gabus, bahan
gabus digunakan untuk merancang papan cerita-papan cerita.
Pemakaian kartu-kartu: Ketika memakai papan cerita diperlukan tiga ukuran dasar kartu.
Kartu terbesar untuk kartu topik, berukuran kartu besar lainnya dipakai untuk pokok-pokok utama
yang didiskusikan atau direncanakan sesuai dengan ukuran medianya. Kartu yang paling kecil
digunakan untuk mencatat kegiatan-kegiatan sub pokok dari setiap pokok utama (lihat bagan di atas).
Proses pengilhaman: Pengilhaman dipakai untuk menghasilkan ide-ide bagi papan cerita
tersebut. Tujuan pengilhaman adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide yang berhubungan
dengan pokok yang diberikan. Selama waktu pengilhaman, ide-ide tersebut akan ditulis pada kartu
yang cocok (topik, pokok, atau sub pokok) dan ditempatkan pada papan cerita seperti yang terlihat
pada bagan tadi. Semua ide dicatat tanpa mendiskusikan tentang nilai-nilainya.
Mengevaluasi ide-ide: setelah waktu pengilhaman selesai, setiap kegiatan pada papan cerita
dievaluasi tentang kebenarannya, urutannya, dan tempatnya di dalam perencanaan. Ide-ide yang
diputuskan tidak berlaku dicabut dari papam cerita tersebut. Tempat bagi ide-ide lainnya mungkin
perlu diubah, tergantung di mana tempatnya yang cocok dalam rencana keseluruhan.
Beberapa bulan yang lalu saya memakai papan cerita dalam saat konsultasi dengan staf
administrasi dari restoran Pantai Barat (West Coast). Direktunya mengatakan: “Saya kagum terhadap
banyaknya pekerjaan yang kami lakukan dengan proses ini. Saya tidak menyadari bahwa orang-orang
saya mempunyai begitu banyak ide.”
Setelah mempelajari penggunaan papan cerita sebagai alat perencanaan, seorang pemilik
perusahaan konstruksi di Colorado mengatakan, “Penggunaan papan cerita menolong kami untuk
membayangkan sebuah proyek yang direncanakan dari awal sampai akhir. Kartu yang dapat
dipindahkan tersebut mempermudah pengaturan rencana, dan membantu perubahan jadwal tanpa
harus mengolah lagi seluruh rencna.”
Pemimpin yang tertarik dalam perencanaan yang lebih efektif dan produktif dalam waktu yang
tidak lama harus mempertimbangkan penggunaan papan cerita. Alat itu sungguh-sungguh alat yang
efektif untuk melibatkan orang-orang dalam proses perencanaan.
Pada akhirnya, perencanaan terdiri dari mengenali tujuan keseluruhan sebuah proyek,
kegiatan-kegiatan yang akan ditampilkan, urutan-urutannya, dan sumber-sumber yang diperlukan
untuk melaksanakannya.
Merencanakan merupakan pekerjaan yang berat dan bisa membuat frustasi. Ini adalah proses
kejiwaan di mana orang-orang mengenali sasaran-sasaran, mengembangkan kegiatan-kegiatan untuk
melaksanakan sasaran-sasaran, menentukan manakah kegiatan yang akan dilaksanakan. Dan
kemudian memutuskan sumber-sumber apakah yang diperlukan. Perencanaan selalu berhadapan
dengan masa depan, yang tidak dapat diramalkan.
Mereka yang termasuk dalam rencana tersebut harus diminta masukan-masukannya dalam
pengembangan rencana itu. Papan cerita tersebut adalah alat yang baik sekali untuk melibatkan
orang-orang dalam proses perencanaan. Hal itu juga merangsang pembaharuan, partisipasi, dan
menambah keefektifan sewaktu rencana-rencana tersebut dikembangkan.