Anda di halaman 1dari 11

Universitas Brawijaya

Proposal Penelitian
"Tinjauan Kewenangan Ombudsman Dalam
Pengawasan Administrasi dan Pengelolaan
Keuangan Pada Perguruan Tinggi Negeri
Berbadan Hukum (PTN-BH)"
Disusun oleh :
Nama : Bima Saputra
Fakultas Hukum
NIM : 205010100111152
No. Urut : 30
Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, pelayanan publik
merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Kualitas pelayanan publik dapat diukur dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
sehingga hal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah untuk
mengedepankan mutu dalam pelayanan publik
Perguruan Tinggi merupakan salah satu bentuk pelayanan publik dalam sektor pendidikan
yang memiliki tanggung jawab kepada masyarakat sebagaimana telah diatur dalam konstitusi
yakni pada Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan
Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 65 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, terdapat
Perguruan Tinggi Negeri dengan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
atau membentuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).
PTN-BH memiliki sistem pengelolaan mandiri yang menggunakan atribusi dari
UU DIkti. Tata kelola dan pengambilan keputusan mengenai PTN-BH yang
dilakukan secara mandiri diharpkan berinovasi dalam hal keilmuan secara
otonom dan berkembang sebagai perguruan tinggi berstandar internasional
Namum, dalam penerapannya PTN-BH memiliki potensi sebagai bentuk
privatisasi pendidikan karena otonomi yang besar menyebabkan penentuan
biaya kuliah dapat ditentukan secara bebas oleh PTN-BH. Dengan sisten
otonomi yang besar, potensi praktik maladministrasi dan KKN dimungkinkan
terjadi.
Latar Belakang
Dengan potensi tersebut, maka Ombudsman sebagai lembaga pengawas
pelayanan publik berdasarkan UU NO. 37 Tahun 2008 wajib berperan dalam
melakukan pengawasan yang diharapkan terjadi good governance
Oleh karena itu, dengan potensi masyarakat yang semakin kritis dengan kinerja
pelayanan publik, khususnya pada pelayanan PTN-BH, maka diperlukan suatu
tinjauan mengenai kewenangan Ombudsman dalam mengawasai
penyelenggaraan otonomi pada PTN-BH.
Dengan demikian, tinjauan ini dapat dijadikan parameter apakah regulasi
mengenai Ombudsman telah sesuai penerapannya atau justru perlu penguatan
kewenangan.
Rumusan Masalah
Apakah regulasi yang
Bagaimana konsep
mengatur kewenangan
kewenangan yang dimiliki
Ombudsman perlu diperkuat
Ombudsman dalam
dalam rangka pengawasan
kaitannya sebagai
pelayanan publik yang
lembaga pengawasan
progresif khususnya pada
pelayanan publik
pengawasan Perguruan
Perguruan Tinggi Negeri
Tinggi Negeri Badan Hukum
Badan Hukum (PTNBH)?
(PTN-BH)?
Tujuan Penelitian

Menguraikan konsep kewenangan Menjelaskan mengenai urgensi


yang dimiliki Ombudsman dalam penguatan regulasi yang mengatur
kaitannya sebagai lembaga Ombudsman dalam rangka
pengawasan pelayanan publik pada pengawasan pelayanan publik yang
Perguruan Tinggi Negeri Berbadan progresif khususnya pada
Hukum pengawasan PTN-BH
Manfaat Teoritik
Memberikan informasi guna memperkaya pengetahuan yang berkaitan dengan
kewenangan Ombudsman sebagai lembaga pemerintah non struktural dalam
melakukan pengawasan terhadap pelayanan publik terhadap Perguruan Tinggi
Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) dan menjadi acuan untuk penelitian yang
akan datang. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperluas pengetahuan
ilmu Hukum Administrasi Negara yang berkaitan dengan UndangUndang

Manfaat Pelayanan Publik dan Undang-Undang Ombusman republik Indonesia yang


relevan dengan kondisi saat ini.

Penelitian Manfaat Teoritik


Penelitian ini diharapkan berguna untuk dijadikan masukan bagi :
a) Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan evaluasi serta pembenahan
regulasi dalam Undang-Undang Ombudsman, sehingga hal ini dapat
memperkuat kewenangan Ombudsman sebagai lembaga negara yang mandiri
dan kredibel dalam melakukan pengawasan pelayanan publik.
b) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum untuk turut serta berkolaborasi
dengan Ombudsman dalam pengawasan eksternal pelayanannya sehingga
maladministrasi dalam pengelolaan perguruan tinggi dapat dicegah
Perbedaan
Orisinalitas Penulis dan Erna Sukmawati memiliki perbedaan
dalam poin perumusan masalah yang mana Penulis

Penelitian lebih menjelaskan pengawasan pelayanan pubik


dalam PTN-BH, sedangkan Erna Sukmawati lebih
menekankan penilaian pengawasan pelayanan publik
yang dilakukan oleh Ombudman di NTB. Selain itu,
Pengawasan Pelayanan Publik Oleh penelitian Penulis menggunakan jenis penelitian
Lembaga Ombudsman Republik yuridis normatif, sedangkan penelitian Erna
Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Sukmawati menggunakan jenis penelitian yuridis
Barat Dalam Upaya Pencegahan empiris.
Terjadinya Maladministrasi (DI Kantor
Ombudsman Republik Indonesia
Kebaharuan
Perwakilan Nusa Tenggara Barat)
Fokus penulis pada penelitian ini akan menjelaskan
oleh Erna Sukmawati mengenai kewenangan Ombudsman dalam melakukan
Lembaga : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu pengawasan eksternal dari pengelolaan keuangan dan
Politik Universitas Muhammadiyah administrasi pada Peguruan Tinggi Negeri Badan
Mataram Kota : Mataram Tahun : 2020 Hukum (PTN-BH) yang dikaitkan dengan UU Nomor 37
Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia
Perbedaan
Penulis dan Siti Maisaroh memiliki perbedaan yang terletak
pada bagian rumusan masalah. Rumusan masalah milik Siti
Peran Ombudsman Dalam Pengawasan Maisaroh membehas mengenai Ombusdman dalam
Pelayanan Pembuatan Ktp-El Di Kota perspektif fiqih siyasah atau hukum tata negara Islam dan
Bandar Lampung Menurut Fiqh Siyasah peran Ombudsman Perwakilan Provinsi Lampung dalam
Dan Undang-Undang Nomor 37 Tahun melakukan penyelesaian laporan dugaan maladministrasi
2008 pada pembuatan KTP eletronik. Selain itu, jenis pendekatan
penelitian yang digunakan oleh Siti Maisaroh yaitu dengan
oleh: Siti Maisaroh
menghimpun data yang mana metode tersebut merupakan
Nomor 37 Tahun 2008 Lembaga : Fakultas
metode yuridis empiris.
Syariah Jurusan Hukum Tata Negara Universitas
Islam Negeri Raden Intan Kota : Lampung Tahun : Kebaharuan
2019
Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, fokus
pembahasan yaitu mengenai kewenangan Ombudsman
dalam melakukan pengawasan administrasi pada PTN-BH
sebagai salah satu bentuk lembaga pelayanan publik di
bidang pendidikan. Selain itu, penulis meneliti mengenai
regulasi yang Ombudsman perlu diperkuat dalam rangka
ketahanan pengawasan pelayanan publik
Perbedaan
Penulis dan Nur Fachri memiliki perbedaan yang terletak pada
bagian pembahasan. Nur Fachri menjelaskan evaluasi Ombudsman
dalam pengawasan pelayanan publik serta peran Ombudsman dalam
penanganan kasus maladministrasi di Kota Tangerang Selatan.
Peran Ombudsman Republik Indonesia
Selain itu, metode penelitian yang digunakan penulis dan Nur Fachri
Sebagai State Auxiliary Organ Dalam berbeda, yaitu bila Penulis menggunakan metode yuridis normatif,
Mengawasi Pelayanan Publik Terhadap sedangkan penelitian ini memiliki manfaat yaitu untuk memberikan
Maladministrasi pemahaman tentang eksistensi Ombudsman dalam struktur
oleh: Nur Fachri ketatanegaraan di Indonesia dan diharapkan dapat memberikan
Lembaga : Fakultas Syariah dan Hukum kontribusi bagi perkembangan hukum kelembagaan di Indonesia
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Pada penelitian yang diangkat oleh Penulis memfokuskan peran
Kota : Jakarta Ombudsman dalam pengawasan pelayanan publik pada Perguruan
Tahun : 2018 Tingii Negeri Badan Hukum dengan memperhatikan etika pelayanan
publik dan realitas pelayanan publik yang berlaku saat ini.

Kebaharuan
Pada penelitian yang diangkat oleh Penulis memfokuskan peran
Ombudsman dalam pengawasan pelayanan publik pada
Perguruan Tingii Negeri Badan Hukum dengan memperhatikan
etika pelayanan publik dan realitas pelayanan publik yang berlaku
saat ini
Thank You.
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai