Anda di halaman 1dari 6

Majalah Teknik Industri Vol.

28/Nomor 1/Juni 2020


p-ISSN : 1410-7015
e-ISSN : 2622-8769

Identifikasi Cacat Kain pada Proses Pertenunan di Mesin Rapier Tipe GA747 PT. X
Galuh Yuli Astrini, Hasna Khairunnisa, Mayesti Kurnianingtias, Dinarisni Purwanningrum
Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta
galuh.13ni@gmail.com, hasnanissa@gmail.com, kurnianingtias@gmail.com,
ikidinna@gmail.com

ABSTRAK

Mesin Rapier adalah salah satu jenis mesin yang digunakan dalam proses pembuatan kain tenun.
Mesin tenun Rapier tidak menggunakan media teropong dalam peluncuran benang pakannya, tetapi
menggunakan elemen yang fleksibel ataupun kaku yang disebut dengan gripper. Salah satu tahapan
dalam proses pembuatan kain tenun adalah reaching atau pencucukan, yaitu sebuah proses
memasukkan benang lusi ke dalam lubang dropper, mata gun, dan sisir tenun yang sesuai dengan
rencana desain kain yang akan dibuat. Jenis mesin yang diamati dalam penelitian ini adalah mesin
Rapier tipe GA747 yang terdapat di PT. X. Data jumlah cacat kain untuk setiap tipe cacat kain diambil
sebagai data awal penelitian ini. Terdapat 5 jenis cacat kain yang ditemukan pada proses pertenunan
di mesin Rapier, yaitu, putus pakan, putus lusi, pinggiran rusak, pakan tak sampai, dan pakan lompat.
Berdasarkan pengamatan, jenis cacat kain yang banyak terjadi adalah putus lusi diantara gun dan
kain. Sedangkan salah satu faktor yang berpengaruh adalah faktor mesin, yang disebabkan karena
pita gripper aus, tegangan benang lusi yang tinggi, gripper kasar, sisir tajam, serta gripper race tajam.
Solusi dari permasalahan ini adalah perawatan dan perbaikan mesin secara berkala pada mesin yang
menjadi penyebab putus lusi, dan penggantian sparepart apabila diperlukan. Setelah dilakukan
perbaikan pada mesin yang menyebabkan putus lusi antara gun dan kain, terjadi peningkatan
efisiensi rata-rata sebesar 20%.

Kata kunci: Cacat Kain, Pertenunan, Mesin Rapier, Fishbone Diagram, Pareto Diagram

ABSTRACT

Rapier machine is one of the machines used in weaving process. Rapier machine does not use
telescope-like medium when slipping its weft yarn, but it uses a flexible and rigid element which is
called as gripper. One of the steps of weaving process is reaching. Reaching is a process of inserting
the warp yarn into the dropped hole, gun, and weaving comb based on the fabric design plan that
are being made. Rapier machine type GA747 in PT.X is observed in this research, where the number
of fabric defects for each of fabric defect types is collected as the initial data for this research. There
are 5 fabric defects type found in the weaving process on the Rapier Machine, which are broken weft,
broken warp, broken edges, unperfect weft, and jumped-weft. Based on the observation, the most
defects occurred is broken warp between gun and thread. One of the most important factors on
fabric defects is machine factor, where the broken warp is caused by worn gripper tape, high warp
yarn tension, rough gripper, sharp comb, and sharp gripper race. The solution to solve this broken
warp problem happened between gun and thread is performing periodic maintenance and repairs on
the machine which causes broken warp, and also performing spare part replacement if needed. After
performing repairs on the machine causing broken warp between gun and yarn, the average
production efficiency is increased about 20% compared to before the machine repair.

Keywords: Fabric Defects, Weaving, Rapier Machine, Fishbone Diagram, Pareto Diagram

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020 37


Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020
p-ISSN : 1410-7015
e-ISSN : 2622-8769

PENDAHULUAN untuk mengidentifikasi cacat kain yang dapat


terjadi pada proses pertenunan di Mesin
Proses pembuatan kain tenun dapat Rapier dan bagaimana penanganannya.
dilakukan dengan beberapa jenis mesin salah Penanganan cacat kain pada penelitian ini
satunya adalah dengan Mesin Rapier. Mesin hanya akan difokuskan untuk cacat kain
tenun Rapier adalah salah satu mesin tenun dengan frekuensi terbanyak.
yang tidak menggunakan media teropong
dalam peluncuran benang pakannya, akan METODOLOGI
tetapi menggunakan elemen yang fleksibel
ataupun kaku yang disebut dengan gripper. Mulai
Salah satu tahapan dalam proses pembuatan
kain tenun adalah reaching atau pencucukan, Penentuan Latar Belakang Masalah
yaitu proses memasukkan benang lusi ke
dalam lubang dropper, mata gun, dan sisir Tujuan Penelitian
tenun yang sesuai dengan rencana desain kain
yang akan dibuat. Terdapat dua cara Pengambilan dan Pengolahan Data Awal
memasukkan benang lusi yaitu dengan cara
manual menggunakan tangan dan dengan Perbaikan Mesin

menggunakan mesin cucuk. Proses mencucuk


ini merupakan proses yang sangat penting Pengambilan dan Pengolahan Data Akhir

dalam persiapan pertenunan. Pencucukan


akan menentukan kenampakan kain tenun Analisa Data
sesuai dengan konstruksi kain yang
ditentukan. Alat pencucukan terdiri dari Pengambilan Kesimpulan

beberapa bagian diantaranya adalah dropper,


Selesai
gun, sisir, denting hook, dan drawing hook.
Beberapa permasalahan yang sering
Gambar 1. Diagram Alir Metode Penelitian
terjadi pada saat proses pencucukan di Mesin
Rapier disebabkan oleh adanya cacat kain. Penelitian ini dilaksanakan di Mesin Rapier
Cacat kain yang mungkin terjadi diantaranya Tipe GA747 di PT. X. selama 10 hari produksi.
adalah putus pakan, putus lusi, pakan tak Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil
sampai, pinggiran rusak, dan pakan lompat. data jumlah cacat kain untuk setiap tipe cacat
Cacat kain tersebut mengganggu proses kain pada proses pertenunan di Mesin Rapier
produksi karena dapat mengakibatkan Tipe GA747 di PT.X, data lokasi cacat kain
turunnya efisiensi produksi dan kualitas kain. pada cacat kain berfrekuensi terbanyak, data
Masalah cacat kain yang terjadi secara terus penyebab cacat kain berfrekuensi terbanyak,
menerus dan tidak segera ditangani dapat serta data efisiensi mesin sebelum dan setelah
menimbulkan kerugian material bahan baku perbaikan.
serta waktu bagi perusahaan karena
diperlukan perbaikan mesin yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mengakibatkan mesin tidak bisa berporduksi
selama perbaikan tersebut, sehingga
Terdapat 5 jenis cacat kain pada proses
penanganan terhadap cacat kain ini sangat
pertenunan di Mesin Rapier yang menjadi
penting dalam rangka meningkatkan efisiensi
penyebab turunnya efisiensi, yaitu putus
produksi dan meningkatkan kualitas kain [4].
pakan, putus lusi, pakan tak sampai, pinggiran
Berdasarkan latar belakang tersebut
rusak, dan pakan lompat. Data cacat kain di
maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020 38


Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020
p-ISSN : 1410-7015
e-ISSN : 2622-8769

Mesin Rapier unit 2 PT X dijelaskan dalam dan dropper, serta diantara gun dan dropper.
tablel 1. Tabel tersebut menggambarkan Diagram pareto kemudian digunakan untuk
bahwa jenis cacat kain yang paling sering mengetahui lokasi putus lusi yang dominan
terjadi pada Mesin Rapier unit 2 adalah putus terjadi. Pareto diagram adalah diagram
lusi. untuk mengidentifikasi beberapa isu vital
dengan menerapkan aturan perbandingan
Tabel.1 Jenis cacat kain yang terjadi pada 80:20, artinya 80% peningkatan dapat
mesin rapier unit 2 PT X dicapai dengan memecahkan 20% masalah
No. Jenis Cacat Jumlah terpenting yang dihadapi (Yamit, 2010).
1. Putus Pakan 5 Diagram pareto lokasi putus lusi pada Mesin
2. Putus Lusi 11 Rapier unit 2 dapat dilihat pada Gambar 1.
3. Pakan Tak Sampai 3 Diagram pareto ini menjelaskan bahwa
4. Pinggiran Rusak 3 terdapat 8 Mesin Rapier di unit 2 PT X yang
5. Pakan Lompat 1 mengalami putus lusi pada bagian diantara
gun dan kain. Sedangkan putus lusi diantara
A. Penyebab terjadinya Putus Lusi beam dan dropper sebanyak 2 mesin serta
Kejadian putus lusi pada Mesin Rapier diantara gun dan dropper sebanyak 1 mesin.
dapat terjadi di beberapa lokasi antara lain
diantara gun dan dan kain, diantara beam

Gambar 2. Diagram pareto lokasi putus lusi di mesin rapier unit 2 PT X

Masalah putus lusi diantara gun dan kain antara gun dan kain. Diagram fishbone dapat
merupakan lokasi permasalahan paling dilihat pada gambar 3. Setelah mengetahui
dominan pada Mesin Rapier unit 2. Diagram penyebab masalah putus lusi antara gun dan
fishbone digunakan untuk melakukan analisis kain maka dilakukan langkah perbaikan untuk
mengenai penyebab terjadinya putus lusi mengurangi kejadian putus lusi tersebut.

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020 39


Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020
p-ISSN : 1410-7015
e-ISSN : 2622-8769

Gambar 3. Diagram fishbone penyebab putus lusi antara gun dan kain

Penyebab putus lusi antara gun dan kain sisir tajam, gripper race tajam dan tegangan
dapat berasal dari faktor manusia, mesin, benang lusi tinggi. Pengamatan pada
metode, material, maupun lingkungan [5]. penyebab putus lusi karena faktor mesin
Penelitian ini dilakukan dengan fokus kepada dilakukan selama 10 hari pada Mesin Rapier
penyebab putus lusi yang berasal dari faktor unit 2 dengan perolehan data penyebab putus
mesin yakni gripper kasar, pita gripper aus, lusi dijelaskan pada gambar 4.

Gambar 4. Data penyebab putus lusi antara gun dan kain dari faktor mesin

B. Perbaikan Mesin Rappier untuk regu dengan mendirikan bendera pada mesin.
Mengurangi Jumlah Putus Lusi Kepala regu tenun kemudian akan melakukan
Pada prinsipnya apabila terjadi putus penyambungan benang lusi kemudian
benang lusi dalam jumlah yang banyak, maka dilakukan perbaikan mesin oleh montir dan
operator harus melaporkan kepada kepala pengecekkan kualitas kain oleh kepala regu

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020 40


Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020
p-ISSN : 1410-7015
e-ISSN : 2622-8769

tenun. Karena perbaikan mesin dengan cara gripper ini akan mudah aus karena selalu
tersebut dipandang membutuhkan waktu bergesekan dengan benang lusi. Dilakukan
lama dan penggunaan tenaga kerja yang tidak penggantian secara berkala untuk pita
efisien. Maka solusi terbaik untuk masalah gripper yang aus untuk mengurangi putus
putus lusi diantara gun dan kain adalah lusi.
dengan cara perbaikan dan perawatan 4. Sisir tajam
berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan Sisir tajam dapat terjadi apabila ada
[1]. Pada perawatan ini bagian-bagian mesin bagian dari sisir yang rusak. Bagian yang
dilakukan pembersihan dan spare part yang tajam ini dapat menyebabkan putus lusi.
aus diganti kemudian disetel ulang sesuai Dilakukan perawatan berkala untuk
dengan standar ukurannya. Selain itu penghalusan bagian sisir yang tajam,
perawatan berkala juga membuat tenaga penggantian sisir dan penyisiran ulang
kerja lebih efisien. apabila sudah tidak dapat dilakukan
Perawatan mesin dilakukan untuk perbaikan, serta setting ulang jarak sisir
menurunkan jumlah putus lusi yang terjadi. dengan ring temple.
Jenis perawatan yang dilakukan untuk
mengatasi penyebab putus lusi dari faktor 5. Tegangan benang lusi tinggi
mesin antara lain: Tegangan benang lusi yang tinggi dapat
disebabkan oleh bagian let off. Spare part
1. Gripper kasar yang kurang lengkap atau berada dalam
Gripper merupakan alat peluncur pakan kondisi tidak baik menjadi penyebab utama
pada Mesin Rapier. Pada saat peluncuran tingginya tegangan benang lusi ini. Sehingga
pakan, gripper melewati mulut lusi dan diperlukan pengecekan kondisi spare part
terjadi gesekan antara gripper dengan secara berkala dan penggantian apabila
benang lusi, sehingga gripper kasar akan diperlukan. Spare part yang perlu
menyebabkan putus lusi. Untuk mengatasi diperhatikan berkaitan dengan mekanisme
hal tersebut maka ujung gripper dihaluskan let off ini antara lain spring tension, bandul
secara berkala. Dilakukan penggantian tension dan baut pada clam tension.
gripper dan kayu protector secara berkala.
Selain itu perlu dilakukan cek setting dan C. Efisiensi Mesin Rappier
penyetelan ulang picking motion yang sesuai Apabila penyebab dari terjadinya putus
sehingga gripper tidak mudah kasar. lusi sudah diperbaiki maka efisiensi mesin
akan naik karena kejadian putus lusi dapat
2. Gripper race tajam dikurangi [2]. Tabel 2 berikut menggambarkan
Gripper race merupakan tempat efisiensi mesin sebelum dan setelah dilakukan
meluncurnya gripper. Gripper race perbaikan pada mesin yang menjadi
mengalami gesekan dengan benang lusi penyebab putusnya lusi antara gun dan kain.
sehingga apabila kondisinya tajam dapat Setelah dilakukan perbaikan maka efisiensi
menyebabkan putus lusi. Langkah mesin rapier di unit 2 PT X mengalami
perawatan yang dilakukan adalah kenaikan sebesar 20%. Efisiensi rata-rata
penghalusan gripper race dengan sebelum dilakukan perbaikan adalah 63% dan
menggunakan amplas halus secara berkala setelah dilakukan perbaikan meningkat
dan penggantian apabila diperlukan. menjadi 82%.

3. Pita gripper aus


Pita gripper merupakan alat bantu
gripper pada saat peluncuran pakan. Pita

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020 41


Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020
p-ISSN : 1410-7015
e-ISSN : 2622-8769

Tabel 2. Data efisiensi mesin rapier unit 2 efisiensi mesin serta efisiensi unit produksi di
sebelum dan setelah perbaikan mana mesin tersebut berada.
No Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Mesin. Efisiensi (%) Efisiensi (%) DAFTAR PUSTAKA
2A19 57,48 77,86
2B19 67,30 88,94 H. A. Alkatiri, H. Adianto, D. Novirani.
2D22 64,94 80,52 Implemetasi Pengendalian Kualitas
2D23 59,55 85,64 untuk Mengurangi Jumlah Produk Cacat
2K19 54,64 81,24 Tekstil Kain Katun Menggunakan
2M20 68,89 85,11 Metode Six Sigma Pada PT SSP. Jurnal
2N19 62,53 79,42 Online Institut Teknologi Nasional.
2P22 69,23 81,06 No.03. Vol.03. 2015
Rata-Rata 63,07 82,47 A. Andriyani, R. Rumita, Analisis Upaya
Pengendalian Kualitas Kain dengan
KESIMPULAN Metode Failure Mode And Effect
Analysis (FMEA) pada Mesin Shuttel
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat Proses Weaving PT Tiga Manunggal
disimpulkan bahwa : Synthetic Industries, Industrial
Cacat kain terbanyak yang terjadi pada Engineering Online Journal. vol. 6. no.
proses pertenunan di Mesin Rapier Tipe 1. 2017.
GA747 di PT.X adalah putus lusi. Putus lusi M. Moeliono, F. Guswandhi, R. Fahruroji, Y
terbanyak terjadi pada bagian antara gun dan Siregar. Pengembangan Ragam Desain
kain. Putus lusi antara gun dan kain dapat Struktur pada Kain Sandang Tradisional
disebabkan oleh beberapa faktor salah dengan Menggunakan Mesin Tenun
satunya adalah faktor mesin. Faktor mesin Jacquard Elektronik. Jurnal Ilmiah Arena
yang dapat menyebabkan putus lusi antara Tekstil. Vol 30, No 1. 2015
gun dan kain diantaranya adalah pita gripper M. S. Susilo, H. Suliantoro. Analisis Kebijakan
aus, tegangan benang lusi tinggi, gripper Corrective dan Preventive Maintenance
kasar, sisir tajam, dan gripper race tajam. pada Mesin Rapier, Shutle, Water Jet pada
Beberapa langkah perbaikan dapat Proses Weaving di PT. Tiga Manunggal
dilakukan untuk menangani permasalahan Synthetic Industries. Industrial Engineering
faktor mesin tersebut sehingga kejadian cacat Online Journal, vol. 6, no. 1. 2017.
kain putus lusi antara gun dan kain dapat Y, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan
dihindari. Apabila frekuensi cacat kain yang Jasa. Ekonisia : Yogyakarta. 2010
terjadi menurun, maka dapat meningkatkan

Majalah Teknik Industri Vol. 28/Nomor 1/Juni 2020 42

Anda mungkin juga menyukai