Anda di halaman 1dari 8

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
111

BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan know-how dalam ilmu hukum,
bukan sekedar know-about. Sebagai kegiatan know-how, penelitian hukum
dilakukan untuk memecahkan isu hukum yang sedang dihadapi. Di sinilah
dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah hukum, melakukan
penalaran hukum, menganalisis masalah hukum yang dihadapi dan kemudian
memberikan pemecahan atas masalah tersebut.1 Penelitian hukum dilakukan
dengan tujuan yakni memberikan perskripsi mengenai apa yang seyogyanya
dilakukan, bukan membuktikan kebenaran hipotesis. Perskripsi itu harus timbul
dari hasil yang telah dilakukan. Oleh karena itulah perskripsi yang diberikan
harus koheren dengan gagasan dasar hukum yang berpangkal dari moral.
Menurut Cohen2, legal research is is the process of finding the law that governs
activities in human society (penelitian hukum adalah proses menemukan hukum
yang mengatur kegiatan-kegiatan dalam masyarakat manusia).
Sehubungan dengan hal tersebut, maka metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian hukum ini sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Menurut Peter Mahmud Marzuki3, tidak perlu ada istilah penelitian hukum
normatif karena istilah legal research selalu normatif. Sama halnya dengan istilah
yuridis-normatif yang sebenarnya juga tidak dikenal dalam penelitian hukum.
Jika tipe penelitian ini harus dinyatakan dalam suatu tulisan, cukup
dikemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian hukum. Dengan pernyataan
demikian sudah jelas bahwa penelitian tersebut bersifat normatif. Hanya saja
pendekatan-pendekatan dan bahan-bahan yang digunakan harus dikemukakan.

1
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2014, hlm. 60
2
Morris L Cohen, Kent Olson, Legal Research, St. Paul. Minn. West Publishing Co. 1992, hlm. 1.
3
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit. hlm. 55-56.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112

Soetandyo Wignyosoebroto4, mengkategorikan penelitian hukum ke dalam


lima tipe-kajian, yaitu :
a. Tipe-kajian Filsafat Hukum yang bertolak dari pandangan bahwa hukum
adalah asas-asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan bersifat
universal. Tipe- kajian ini berorientasi kefilsafatan dan menggunakan metode
logika-deduksi yang bertolak dari premis normatif, yang diyakini bersifat
self-eviden.
b. Tipe-kajian Ajaran Hukum Murni yang mengkaji “law as it is written in the
books”, yang bertolak dari pandangan bahwa hukum adalah norma-norma
positif di dalam sistem perundang-undangan hukum nasional. Berorientasi
positivistis dan menggunakan metode Doktrinal bersaranakan Logika
Deduksi untuk membangun sistem hukum positif.
c. Tipe-kajian American Sociological Jurisprudence yang mengkaji “law as it
is decided by judges through judicial processes”. Yang bertolak dari
pandangan bahwa hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim inkonkreto
dan tersistematisasi sebagai “judge make law’. Berorientasi “behavioral” dan
sosiologik, serta menggunakan metode doktrinal dan non- doctrinal,
bersaranakan logika induksi untuk mengkaji “court behaviours”.
d. Tipe-kajian Sosiologi Hukum yang mengkaji “law as it is in society”, yang
bertolak dari pandangan bahwa hukum adalah pola perilaku sosial yang
terlembaga dan eksis sebagai variabel sosial yang empirik. Berorientasi
struktural dan menggunakan metode sosial/Non-Doktrinal dengan
pendekatan struktural/makro dan umumnya kualitatif.
e. Tipe-kajian Sosiologi dan/atau Antropologi Hukum yang mengkaji “law as it
is in (human) actions, yang bertolak dari pandangan bahwa hukum adalah
manifestasi makna-makna simbolik pelaku sosial sebagaimana tampak dalam
interaksi antar-mereka. Berorientasi Simbolik Interaksional dan

4
Soetandyo Wignjosoebroto, “Penelitian Hukum : Sebuah Tipologi”, dalam Jurnal Masyarakat
Indonesia, tahun I, No. 2, 1974, hlm. 89-98.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113

menggunakan metode Sosial/Non-doktrinal dengan pendekatan


interaksional/mikro dengan analisis kualitatif.
Penelitian disertasi ini termasuk tipe penelitian hukum yang pertama,
yaitu berusaha mengkaji pengembangan model persidangan adversarial dalam
pembaharuan Hukum Acara Pidana dari perspektif filsafat hukum. Kajian
difokuskan kepada aspek epistomologis, ontologis dan aksiologis dari model
persidangan adversarial, yang diharapkan dapat mengarahkan penegakan
hukum yang merefleksikan nilai-nilai luhur Pancasila, khususnya Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Hukum disini dikonsepkan secara filosofis-moralistis sebagai ius
constituendum (law as what ought to be), artinya hukum yang dicita-citakan,
dengan lain perkataan hukum yang bersifat futuristik. Hukum yang akan
datang (futuristik), yakni hukum apa yang seyogianya diciptakan untuk masa
yang akan datang.5
1. Sifat Penelitian
Penelitian hukum bersifat preskriptif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan
untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah tertentu yang dapat menghasilkan argumentasi,
teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi. Preskriptif artinya objek ilmu hukum adalah koherensi antara
norma hukum dan prinsip hukum, koherensi antara aturan hukum dan norma
hukum, serta koherensi antara tingkah laku individu dengan norma hukum6.
Penelitian disertasi ini berusaha memberikan preskripsi berkaitan dengan
penerapan sistem adversarial yang ideal sebagai model persidangan untuk
mengatasi kesenjangan kedudukan antara terdakwa dengan penuntut umum.

5
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad Ke-20, Penerbit P.T.
Alumni,Bandung, 2006, hlm. 146.
6
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit., hlm. 42.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114

3. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian hukum dikenal terdapat beberapa pendekatan. Dengan
pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek
mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya. Pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan
undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach),
pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif
(comparative approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian disertasi ini adalah :
a. Pendekatan Undang-Undang
Pendekatan Undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang-
undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang
ditangani. Dalam pendekatan ini, peneliti juga mencari ratio legis dan dasar
ontologis undang-undang tersebut. Dengan mempelajari ratio legis dan
dasar ontologis suatu undang-undang, maka peneliti mampu menangkap
kandungan filosofis yang ada di belakang undang-undang itu.
Dalam penelitian disertasi ini akan dilakukan kajian terhadap KUHAP,
khususnya yang menyangkut asas-asas dalam pemeriksaan perkara di
persidangan. Dari asas-asas tersebut akan didalami nilai filosofis dan
ontologis apakah sudah menjamin keterjaminan perlindungan hak
terdakwa.
b. Pendekatan Historis
Pendekatan historis dilakukan dengan menelaah latar belakang apa yang
dipelajari dan perkembangan pengaturan mengenai isu yang dihadapi. Hal
ini dilakukan karena peneliti ingin mengungkap filosofis dan pola pikIr
yang melahirkan sesuatu yang sedang dipelajari.
Dalam penelitian disertasi ini, peneliti akan mencoba mengungkap model
persidangan yang eksis dalam sistem inquisitorial.di Indonesia Untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115

mempertajam hasil pelacakan, juga dilakukan pendalaman terkait aspek


historis keberadaan rumpun hukum civil law dalam sistem hukum nasional.
c. Pendekatan Perbandingan
Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan undang-undang suatu
negara dengan undang-undang dari satu atau lebih Negara lain mengenai
hal yang sama. Hal ini untuk menjawab mengenai isu antara ketentuan
undang-undang dengan filosofi yang melahirkan undang-undang itu.
Dengan demikian peneliti akan memperoleh gambaran mengenai
konsistensi antara filosofi dan undang-undang di antara Negara-negara
tersebut.
Dalam penelitian disertasi ini, peneliti akan melakukan kajian perbandingan
hukum dengan membandingkan model persidangan KUHAP dengan negara
lain, yaitu Amerika Serikat, Italia, China, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Pemilihan negara-negara yang diperbandingkan didasarkan kepada
representasi Anglo-American-Common Law dengan Civil Law. Anglo-
American-Common Law merefleksikan adversarial system, sedangkan civil
law merefleksikan inquisitorial system.
d. Pendekatan Konseptual.
Pendekatan ini beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin
yang berkembang di dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan-
pandangan dan doktrin di dalam ilmu hukum, peneliti akan menemukan ide-
ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum
dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu hukum yang dihadapi.
Pemahaman akan pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin hukum
tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu
argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi.
Dalam penelitian disertasi ini, penulis mengkaji konsep persidangan dengan
adversarial system di negara Anglo-America yang bersumber pada
Common Law. Selain membahas konsep adversarial system, Penulis juga
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116

melakukan telaah inquisitorial system sebagai bahan perbandingan, untuk


memperoleh model persidangan yang ideal.
4. Sumber-Sumber Penelitian Hukum
Untuk memecahkan isu hukum sekaligus memberikan preskripsi
mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber-sumber penelitian.
Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber
penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum
sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif, artinya mempunyai otoritas7. Bahan-bahan hukum sekunder berupa
semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen
resmi.
Jenis bahan-bahan hukum yang digunakan dalam penelitian meliputi:
a. Bahan Hukum Primer, terdiri dari :
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Buku Pedoman Pelaksanaan KUHAP.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan
KUHAP.
4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
atau Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
5) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
6) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2016 tentang Kejaksaan RI.
7) Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian RI.
8) Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Perubahan UU Nomor 14
tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
9) International Convention Against Torture
10) International Covenant on Civil and Political Rights (ICPPR).
b. Bahan Hukum Sekunder

7
Ibid. hlm. 181.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117

1) Buku-buku teks, termasuk disertasi yang relevan dengan topik


disertasi.
2) Naskah Akademis dan RUU KUHAP tahun 2012.
3) Jurnal-jurnal hukum baik nasional dan internasional yang terkait topik
disertasi.
4) Kamus-kamus hukum seperti Black’S Law Dictionary.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian
disssertasi ini adalah studi dokumen atau studi kepustakaan dengan
mengumpulkan bahan hukum melalui membaca, mengkaji, membuat
catatan dari buku-buku, peraturan perundang-undangan, dokumen dan
literatur-literatur hukum lain yang berhubungan dengan permasalahan yang
akan diteliti yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban atas
permasalahan atau isu hukum yang hendak diteliti.
6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Teknik analisis bahan hukum yang digunakan dalam penulisan hukum
ini adalah menggunakan pola pikir deduktif, dimana hal ini digunakan untuk
merumuskan fakta hukum dengan cara membuat konklusi atau premis
mayor (pernyataan yang bersifat umum) dan premis minor (pernyataan yang
bersifat khusus)8.

8
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit., hlm. 47.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118

Anda mungkin juga menyukai