Anda di halaman 1dari 6

Profil

PT BCA Multi Finance (BCA MF) berdiri pada tahun 2010 berdasarkan akta no. 95 tanggal 29
April 2010 dari Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU-23631.AH.01.01
Tahun 2010 tanggal 10 Mei 2010 dengan nama PT Central Santosa Finance (CSF).
Perusahaan resmi beroperasi tanggal 17 September 2010 melalui ijin Kementrian Keuangan
No. KEP-532/KM.10/2010 dengan segmentasi di bidang pembiayaan sepeda motor dengan
jumlah jaringan sebanyak 9 cabang.
Pada awal didirikan pemegang saham perusahaan adalah PT Sinar Mitra Sepadan Finance
(25%), PT Multikem Suplindo (50%) dan PT BCA Finance (25%). Pada Tahun 2017, BCA
membeli seluruh kepemilikan saham BCA MF sehingga perusahaan sepenuhnya menjadi
bagian dari group BCA dengan komposisi kepemilikan saham 75% PT Bank Central Asia Tbk.
dan 25% PT BCA Finance.
Sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham PT Bank Central Asia Tbk. menjadi
pemegang saham mayoritas serta penambahan fokus usaha yakni pembiayaan kendaraan roda
empat dan multiguna, maka berdasarkan keputusan surat Menteri Hukum dan HAM No. AHU-
0029530.AH.01.02 tahun 2019, perusahaan resmi berganti nama menjadi PT BCA Multi
Finance.
Perubahan nama tersebut membuat PT BCA Multi FInance senantiasa berinovasi untuk terus
meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen dan para mitra bisnis melalui penerapan
strategi yang tepat, sehingga berdampak kepada market share perusahaan yang terus
berkembang.
Visi
Institusi pembiayaan terkemuka, terpercaya, dan menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia.
Misi
 Membangun institusi pembiayaan yang unggul
 Memenuhi kebutuhan konsumen dengan memberikan solusi pembiayaan terbaik
 Membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra bisnis
Value
SMART
SERVE MORE PEOPLE
1. Memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan calon pelanggan serta sesama
karyawan Perusahaan
2. Memberikan solusi yang terbaik dan melebihi kepuasan bagi pelanggan dan calon
pelanggan serta sesama karyawan Perusahaan
MINDSET TO EXCELLENCE
1. Senantiasa meningkatkan kualitas kerja guna memberikan hasil kerja yang memuaskan
2. Melakukan perencanaan kerja yang matang
3. Melakukan evaluasi dalam setiap pekerjaan
4. Melakukan perbaikan berkala dalam setiap pekerjaan
5. Memiliki mindset “the winner” yang selalu ingin mencapai lebih dari yang diminta
Perusahaan
ACT WITH INTEGRITY
1. Jujur dalam berpikir dan bertindak
2. Bebas dari pengaruh dan keinginan memanipulasi
3. Disiplin dan bertanggungjawab dalam setiap pekerjaan
4. Mengambil keputusan dalam pekerjaan secara obyektif, bukan berdasarkan kepentingan
atau pilihan pribadi
5. Bertindak sesuai ketentuan yang berlaku
6. Memiliki nilai dasar yang menolak dan memusuhi segala jenis Korupsi, Kolusi, Nepotisme
(KKN) dan kegiatan-kegiatan yang melanggar norma-norma dan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku
RESPECT AND CARE
1. Melandasi semangat kerja tinggi dengan rasa bangga dan rasa memiliki Perusahaan
2. Menciptakan kerjasama dan hubungan yang tulus untuk mencapai hasil terbaik bagi
Perusahan
3. Memberikan kepedulian dan bantuan terbaik kepada sesama anggota tim
4. Menghargai perbedaan pendapat antar sesama anggota tim atau unit kerja lain
5. Menghormati harkat dan martabat sesama anggota tim atau unit kerja lain dengan
menerapkan rasa hormat dalam komunikasi dan interaksi kerja
TOUGH MENTALITY
1. Ketangguhan yang cerdas untuk meraih hasil melampaui target
2. Keteguhan untuk selalu menjadi yang terbaik
3. Memiliki mental yang tidak mudah patah semangat dan selalu ingin mencapai yang lebih
dibanding umumnya
Produk PT BCA Multifinance Tbk
Kredit Pemilikan Motor (KPM)
KPM adalah produk pembiayaan sepeda motor dari BCA Multi Finance yang diperuntukkan
bagi masyarakat umum, perusahaan, maupun kolektif yang membutuhkan sepeda motor baru.
KPM hadir dengan berbagai tenor dan DP yang sesuai dengan kemampuan Anda. KPM
memberikan kemudahan bertransaksi dengan bekerjasama dengan Indomaret, Alfamart group,
Kantor Pos dan BCA untuk pembayaran angsuran.
Kredit Sepeda Motor (KSM)
KSM adalah produk pembiayaan sepeda motor baru dari BCA Multi Finance khusus bagi Anda
nasabah BCA. KSM memberikan harga khusus serta kemudahan bertransaksi karena
pembayaran angsuran untuk produk KSM menggunakan autodebet BCA.
KSM Multiguna
KSM Multiguna adalah solusi pembiayaan kepada Nasabah BCA yang membutuhkan pinjaman
dana dengan menjaminkan BPKB motor. Keunggulan solusi ini adalah bunga yang sangat
kompetitif, proses persetujuan kredit yang mudah, nilai pencairan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Pembayaran angsuran melalui autodebet BCA.
Kredit Motor Bekas (KMB)
KMB adalah produk pembiayaan sepeda motor bekas yang diperuntukkan bagi Anda peminat
motor bekas. KMB bekerjasama dengan banyak dealer dan pos di seluruh Indonesia, untuk
mempermudah Anda memiliki sepeda motor bekas dengan cara kredit. KMB memberikan
kemudahan bertransaksi dengan bekerjasama dengan Indomaret, Alfamart group, Kantor Pos
dan BCA untuk pembayaran angsuran.
KMB Multiguna
KMB Multiguna adalah produk jasa pembiayaan berupa pinjaman dana tunai dengan jaminan
BPKB sepeda motor yang diperuntukkan bagi Anda yang membutuhkan pinjaman dana dengan
jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian kredit
Kredit Mobil Seken (KMS)
KMS adalah produk pembiayaan Mobil Seken dari PT BCA Multi Finance yang diperuntukan
bagi masyarakat umum yang membutuhkan mobil Seken. KMS hadir dengan berbagai tenor
dan DP, serta bekerjasama dengan banyak dealer di beberapa provinsi di Indonesia.
KMS Multiguna
KMS Multiguna adalah solusi pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman
dana dengan menjaminkan BPKB mobil. Khusus nasabah BCA, mendapatkan bunga spesial
untuk pengajuan KMS Multiguna.
Kredit Produk Lainnya (KPL)
Produk Lainnya
Pembiayaan multiproduk BCA Multifinance non-kendaraan bermotor yang dapat menjadi solusi
nasabah dalam memenuhi segala kebutuhan.
Kredit Furnitur
Pembiayaan furnitur khusus untuk nasabah BCA. Penawaran produk furnitur melalui toko
furnitur yang bekerja sama dengan BCA Multifinance.
Produk PT BCA Finance Tbk
Kredit Mobil Baru (KMB)
BCA Finance menawarkan solusi pembiayaan untuk mobil baru dengan berbagai macam
produk yang sesuai dengan kemampuan Anda, mulai dari Bunga Murah, DP Rendah
hingga Mini for Max untuk Cicilan yang Ringan.
Kredit Multiguna (KMG)

Perusahaan Pembiayaan (Multifinance atau Leasing) adalah badan usaha yang melakukan


kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa.

Manajemen Risiko adalah serangkaian strategi, prosedur dan metodologi yang


digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan
memantau Risiko yang timbul dari kegiatan usaha Perusahaan. Risiko adalah potensi kerugian
yang tidak dapat dikendalikan dan/atau dapat dikendalikan akibat terjadinya suatu peristiwa
tertentu.
Strategi, kebijakan, dan prosedur Manajemen Risiko paling sedikit mencakup :
1) Pengawasan aktif Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah
2) Kecukupan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko
3) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan risiko, serta
sistem informasi Manajemen Risiko
4) Sistem pengendalian internal yang menyeluruh;
Risiko Strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.

Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang
memengaruhi operasional Perusahaan.
Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
Perusahaan.
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi aset, liabilitas, ekuitas dan/atau rekening administratif
termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar.
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid yang dapat dengan
mudah dikonversi menjadi kas, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perusahaan.
Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek hukum.
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Perusahaan tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku bagi Perusahaan.

Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perusahaan.

Tingkat Kesehatan Perusahaan adalah hasil penilaian kondisi Perusahaan yang dilakukan
terhadap tata kelola perusahaan yang baik, profil risiko, rentabilitas, dan permodalan
Perusahaan.
Penilaian Tingkat Kesehatan dilakukan dengan cakupan penilaian terhadap faktor sebagai
berikut :
A. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik;
B. Profil Risiko;
C. Rentabilitas;
D. Permodalan.

Collectable / Kolektabilitas / Tingkat Ketertagihan


Status kelancaran pembayaran angsuran yang merupakan kewajiban debitur kepada
lembaga pembiayaan dikenal dengan penyebutan status kolektibilitas (kol).  kolektibilitas
merujuk pada klasifikasi status pembayaran angsuran debitur—baik angsuran bunga maupun
angsuran pokok—dari debitur yang menggunakan fasilitas pinjaman dana (kredit). Kolektibilitas
(Bahasa Inggris: collectability) merupakan klasifikasi status keadaan pembayaran angsuran
bunga atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh debitur serta tingkat kemungkinan
diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman
lainnya. Dalam filosofi pembayaran kembali kredit, terdapat dua dasar analisis debitur dalam
pemberian kredit, yaitu itikad baik/kemauan membayar (willingness of payment) dan
kemampuan membayar (ability of payment) dimana untuk menentukan karakter calon debitur
diperlukan peninjauan track record secara kuantitatif terhadap kualitas riwayat kredit calon
debitur yang ditandai melalui pengecekan kolektibilitas. Sedangkan menurut Otoritas Jasa
Keuangan, kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga
kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan
dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.
Status kolektibilitas dalam dunia perbankan diklasifikasikan oleh bank sentral menjadi
lima status / lima kol (kolek) dari yang tertinggi hingga yang terendah yakni : (1) Kol-1
(LANCAR), (2) Kol-2 (DALAM PERHATIAN KHUSUS), (3) Kol-3 (KURANG LANCAR), (4) Kol-4
(DIRAGUKAN), dan (5) Kol-5 (MACET). Adapun status Kol-1 sampai Kol-2
tergolong Performing Loan (PL) sedangkan Kol-3 sampai Kol-5 tergolong Non-Performing
Loan (NPL). Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
40/POJK.03/2019 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, Status kolektibilitas kredit
perbankan dapat diuraikan yakni :
Kol-1 (LANCAR)
Kol-1 atau Kolek 1 dengan tagar (LANCAR) adalah status kolektibilitas tertinggi yang
tergolong Performing Loan (PL) dan ditandai dari riwayat pembayaran angsuran bunga atau
angsuran pokok dan bunga kredit tiap bulannya tepat atau kurang dari tanggal jatuh tempo
pembayaran bulanannya (tanpa cela). Kol-1 merepresentasikan karakter/watak yang baik
debitur karena kelancaran membayar kewajibannya. Atau dengan kata lain apabila debitur
selalu membayar pokok dan bunga tepat waktu, tidak ada tunggakan.
Kol-2 (DALAM PERHATIAN KHUSUS)
Kol-2 atau Kolek 2 dengan tagar (DALAM PERHATIAN KHUSUS) yang populer dalam
dunia perbankan disingkat DPK, merupakan status kolektibilitas yang tergolong Performing
Loan (PL) dimana ditandai oleh keterlambatan membayar debitur melebihi tanggal jatuh tempo
atau keterlambatan membayar 1 - 90 hari sejak tanggal jatuh tempo atau 3 bulan lamanya
(debitur menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga). Penetapan status DPK secara
manual juga diberikan apabila debitur masih dipertimbangkan memiliki aliran kas yang baik
namun kurang mampu dalam membayar kewajibannya. Dalam praktik perbankan, umumnya
DPK oleh pihak bank sudah dianggap buruk walaupun secara teoretis masih
tergolong Performing Loan (PL). Penyelesaian kredit bermasalah dengan status Kol-2 dapat
dilakukan melalui penagihan biasa atau melaksanakan restrukturisasi tergantung kesepakatan
antara debitur dengan kreditur.
Kol-3 (KURANG LANCAR)
Kol-3 atau Kolek 3 dengan tagar (KURANG LANCAR) merupakan status kolektibilitas
debitur yang terlambat membayar lebih dari 90 hari sejak tanggal jatuh tempo bulanannya
sampai dengan sekurang-kurangnya 120 hari atau 3-4 bulan lamanya (debitur menunggak
pembayaran pokok dan/atau bunga antara 91-120 hari). Penetapan status Kol-3 secara manual
dapat diberikan oleh bank apabila debitur masih memiliki itikad baik meskipun kemampuan
membayarnya kurang memadai namun bank meyakini debitur masih memiliki aliran kas yang
cukup baik. Pada tahap status ini, bank berkewajiban mengeluarkan Surat Peringatan (SP)
Pertama dan mulai melakukan perhitungan akrual terhadap tunggakan pokok dan bunga
berjalan, tunggakan penalti berjalan, tunggakan administrasi pembukuan, dan tunggakan-
tunggakan lainnya melalui penerbitan anjak piutang. Apabila masih memungkinkan debitur
untuk mampu membayar kewajibannya, restrukturisasi dapat dilaksanakan. 
Kol-4 (DIRAGUKAN)
Kol-4 atau Kolek 4 dengan tagar (DIRAGUKAN) merupakan status kolektibilitas yang
menandakan keterlambatan membayar melebihi 120 hari sejak tanggal jatuh tempo bulanannya
atau maksimum 4 bulan ke atas (debitur menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga antara
121-180 hari). Pada tahap status kolektibilitas ini, bank sudah harus mengambil asumsi
angsuran pokok dan bunga kredit tidak terbayarkan dan bersiap mengambil kesimpulan
penyelesaian kredit bermasalah melalui pelelangan agunan sesuai pasal 6 Undang-Undang No
4 Tahun 1996 tentang HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG
BERKAITAN DENGAN TANAH yang berbunyi :
“Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak
untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta
mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.”
Hak Tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain.
Dalam arti, bahwa jika debitor cidera janji, kreditor pemegang Hak Tanggungan berhak menjual
melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan, dengan hak mendahulu daripada kreditor-kreditor
yang lain (Uraian penjelasan Undang-Undang No 4 Tahun 1996).
Pada tahap ini, secara manual Kol-4 dapat digeser ke Kol-5 apabila bank telah
memperoleh keyakinan bahwa debitur tidak hanya tidak mampu membayar kewajibannya,
tetapi juga tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya. Di tahap ini pula, bank
berkewajiban mengeluarkan Surat Peringatan-2 dan Surat Peringatan-3 kepada debitur.
Kol-5 (MACET)
Kol-5 atau Kolek 5 dengan tagar (MACET) merupakan kolektibilitas terendah yang
tergolong Non-Performing Loan (NPL) yang merepresentasikan angsuran pokok dan bunga
kredit tidak terbayarkan oleh debitur dengan menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga
lebih dari 180 hari, sehingga bank berkewajiban melaksanakan penyelesaian kredit bermasalah
paling terakhir yaitu melelang agunan untuk menutup PPAP yang terbentuk 100 persen dari
aktiva produktif untuk mengcover resiko terburuk kredit. Penyisihan Penghapusan Aset
Produktif (PPAP) adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki
debet berdasarkan penggolongan kualitas Aset Produktif. Status kolektibilitas Kol-5 atau Kolek
5 lebih populer dengan sebutan Kredit Macet. Bank berhak melakukan pelelangan agunan
setelah mengeluarkan Surat Peringatan (SP) sebanyak 3 kali, menerbitkan anjak piutang, dan
melaporkan riwayat penanganan dan penyelesaian kredit, mulai dari riwayat penagihan,
negosiasi dan restrukturisasi (bila terdapat restrukturisasi). NPL secara total pada suatu unit
kerja perbankan disyaratkan harus di abwah 3 persen sebagai ambang batas coverage Kol-5.
Secara makro, bila dibiarkan dapat menyebabkan kondisi perekonomian moneter di Indonesia
memburuk dan memiliki trickle down effect terhadap perekonomian keseluruhan. 
Dalam aturan Bank Indonesia PBI nomor 14/15/PBI/2012 membagi kolektibilitas menjadi 5
kelompok yaitu 
1. Lancar (kolektibilitas 1/CoLL 1/ KoL1) yaitu apabila tidak terdapat tunggakan pembayaran
pinjaman baik pokok ataupun bunga. 
2. Dalam Perhatian Khusus  (kolektibilitas 2/CoLL2/KoL2) yaitu apabila terdapat tunggakan
pinjaman pembayaran pokok dan atau bungasampai dengan 90 hari. 
3. Kurang Lancar (kolektibilitas 3) yaitu apabila terdapoat tunggakan pembayaran pokok dan atau
bunga sampai dengan 120 hari. 
4. Diragukan (kolektibilitas 4) yaitu apabila terdapat tunggakan pembayaran pinjaman baik pokok
dan atau bunga sampai dengan 180 hari. 
5. Macet (kolektibilitas 5) yaitu apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga
diatas 180 hari.

Pokok terbayar atau repayment rate (RR) yaitu perbandingan pokok terbayar dengan total
pokok unit bisnis. Sebaliknya pokok tertunggak portofolio at risk (PAR) yaitu perbandingan
antara pokok tertunggak dengan total pokok unit bisnis.

https://kamus.tokopedia.com/k/kolektibilitas/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pekalongan/baca-artikel/14713/Mengenal-Kolektibilitas-
Kol-Kredit-Perbankan-Kaitannya-Dengan-dengan-Undang-Undang-No-4-Tahun-1996-
UUHT.html

Anda mungkin juga menyukai