Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lahirnya perusahaan-perusahaan baru menyebabkan ketatnya


persaingan dunia usaha khususnya pada dunia otomotif. Hal ini dikarenakan
konsumen semakin kritis terhadap mutu suatu barang atau jasa yang bermutu
tinggi dengan harga yang kompetitif. Maka perusahaan harus menindaklanjuti
dengan suatu pengelolaan perusahaan yang baik agar tetap bisa bersaing
dengan perusahaan pesaing.

Suatu perusahaan baik skala kecil, menengah, maupun besar


diharapkan memiliki pengawasan yang ketat secara langsung dalam
pengoprasian usahanya, pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat
melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian usahanya
dengan lebih baik. Perkembangan perusahaan yang semakin besar
mendukung semakin banyaknya masalah yang harus dihadapi oleh pimpinan
perusahaan untuk melakukan pengawasan secara langsung. Oleh karena itu,
pimpinan perusahaan perlu mendelegasi sebagian wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan yang mampu melakukan pengawasan pada ruang
lingkup yang lebih kecil. Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
perusahaan diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga diperlukan
adanya suatu alat bantu guna mengendalikan fungsi-fungsi yang ada dalam
perusahaan, salah satu alat tersebut adalah pengendalian intern.

Sistem pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua


metode serta cara-cara yang digunakan dalam perusahaan untuk
mengamankan kekayaan perusahaan, mengecek kecermatan dan dapat
dipercaya data-data akuntasi, mamajukan efisiensi operasional dan
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

1
2

Pemahaman tentang sistem pengendalian internal digunakan untuk


menentukan apakah audit dapat dilaksanakan atau tidak, salah saji matrial
yang berpotensi dapat terjadi, resiko deteksi dan perancangan pengujian
sebtantif. Pengendalian intern yang baik adalah memberikan keyakinan yang
memadai, sehingga laporan keuangan dapat dipercayai sebagai dasar
pengambilan keputusan, mendorong efisinsi, dan efektivitas perusahaan, serta
dipatuhinya prosedur yang berlaku.

Pada perusahaan dagang, transaksi penjualan merupakan transaksi


rutin yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan kredit merupakan
salah satu transaksi yang memerlukan pengendalian intern yang baik karena
transaksi ini memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan jenis penjualan
lainnya. Hal ini dikarenakan dalam penjualan kredit produk yang dihasilkan
perusahaan akan diserahkan terlebih dahulu kepada konsumen dan hasil
penjualannya akan diterima dalam beberapa waktu kedepan sesuai perjanjian
yang telah ditentukan terlebih dahulu. Oleh karena itu pengendalian intern
yang baik penting dilaksanakan untuk data menanggulangi kesalahan atau
kecurangan yang mungkin terjadi dalam kaitannya dengan penjualan kredit.

PT. Bosowa Belian Motor merupakan perusahaan dagang yang


bergerak dibidang otomotif. Selain melakukan penjualan mobil, PT Bosowa
Berlian Motor juga melakukan penjualan suku cadang atau sparepart.
Kegiatan penjualan yang dilakukan oleh PT Bosowa Berlian Motor terdiri
dari dua cara yakni penjualan tunai dan penjualan kredit. Pada PT Bosowa
Berlian Motor kegiatan menjual Mobil dan Suku Cadang atau Sparepart yang
dilakukan secara kredit lebih besar dibandingkan dengan penjualan tunai.
Dalam hal ini transaksi penjualan kredit memiliki resiko yang lebih besar
karena hasil penjualan produknya tidak dapat langsung diterima dan harus
membutuhkan sistem pengendalian intern yang baik. Maka dari itu Penulis
Memilih untuk melakukan penelitian tentang “Sistem Pengendalian Intern
Penjualan Sparepart Secara Kredit pada PT Bosowa Berlian Motor
Cabang Manado”.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang


penulis temukan tentang bagaimana Sistem Pengendalian Intern Penjualan
Sparepart Kredit pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis bertujuan untuk


mengetahui bagaimana Sistem Pengendalian Intern Penjualan Sparepart
Secara Kredit pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Pajak
(A.Md.Pjk), serta menjadi sarana untuk menerapkan pengetahuan yang
didapat selama proses perkuliahan.

2. Untuk PT Bosowa Berlian Motor

Semoga dapat menjadi pertimbangan bagi PT Bosowa Berlian Motor


Cabang Manado ketika ada permasalahan terkait dengan masalah pada
bagian Penjualan Sparepart Secara Kredit.

3. Untuk Politeknik Negeri Manado

Agar dapat menjadi salah satu reverensi bagi mahasiswa-mahasiswi


Politeknik Negeri Manado yang akan melakukan penelitian khususnya
pada Pengendalian Intern Penjualan Sparepart Secara Kredit, serta untuk
menambah daftar kajian-kajian pustaka pada Politeknik Negeri Manado.
4

1.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode Deskriptif


Komparatif yaitu menggambarkan, meguraikan, menjelaskan suatu praktek
akuntansi dan membandingkan dengan standar yang berkaitan dengan materi.
Dalam hal ini penulis akan menggambarkan serta melakukan evaluasi
mengenai Pengendalian Intern Penjualan Sparepart Secara Kredit pada PT
Bosowa Berlian Motor Cabang Manado, berdasarkan data-data yang
dikumpulkan dilapangan melalui proses wawancara, observasi, serta
dokumen pendukung.

1.6 Deskripsi Umum PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado

1.6.1 Sejarah PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado

Seperti halnya perusahaan yang sudah maju pada umumnya, PT


Bosowa Berlian Motor yang memiliki berbagai cabang di wilayah tanah
air, memulai usahanya dari bawah. PT Bosowa Berlian Motor untuk
pertama kalinya memulai aktifitasnya sebagai dealer mobil Nissan
Datsun tanggal 22 Februari 1973, dengan nama CV Moneter yang
didirikan oleh Bapak H.M. Aksa Mahmud, Putra Bapak H. Mahmud,
hasil perkawinan dengan Hj. Komariah yang Lahir di Barru, Sulawesi
Selatan pada tanggaln16 Juli 1945. Dan pada tanggal itulah ditetapkan
sebagai hari ulang tahun PT Bosowa Berlian Motor. CV Moneter berdiri
pada tahun 1970 menjadi sebagai cikal bakal Bosowa pada tanggal 22
Februari 1973 di Makassar. CV Moneter kemudian berubah menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT Moneter Motor dan mendapat hak
eksklusif menjadi dealer resmi mobil Datsun untuk kawasan Indonesia
Timur. Didekade tahun 1980-an mendapat kepercayaan dari Mitsubishi
Motors menjadi sales dan distributor mobil Mitsubishi untuk kawasan
Indonesia Timur dan dari sinilah kemudian namanya berubah menjadi
PT Bosowa Berlian Motor yang hingga saat ini masih dipakai sebagai nama
perusahaan ini. Saat ini Bosowa Berlian Motor adalah dealer Mitsubishi
5

untuk wilayah Indonesia Timur, dengan wilayah operasional meliputi


tujuh propinsi (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggaa,
Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timut, Maluku dan Papua).

Perusahaan ini memiliki sekitar 36 Showroom yang dilengkapi


dengan bengkel kerja dan penjualan suku cadang, serta unit pelayanan
purna jual dalam upaya mendukung pemasaran. Sebuah pabrik karoseri
yang dimilikinya beroperasi di Karawang Jawa Barat juga mendukung
peningkatan produksi dibidang otomotif yang saat ini hampir mencapai
6.000 unit mobil per tahun. Mitsubishi menawarkan lebih banyak jenis
kendaraan untuk memenuhi kebutuhan pasar, untuk itu Bosowa dalam
mengantisipasi persaingan yang semakin ketat, terus meningkatkan
sumber daya pelayanan dengan memanfaatkan program pelatihan yang
dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan sesuai dengan
bidang masing-masing.

PT Bosowa Berlian Motor pada tahun 1990 memasuki industri


manufaktur dengan mendirikan PT Semen Bosowa Maros, serta
membangun usaha distribusi, logistic dan transportasi pendukung.
Memasuki usaha infrastruktur dengan membangun jalan tol Ir. Sutami
di Makassar. Mengembangkan usaha jasa keuangan dengan melakukan
akuisisi perusahaan asuransi. Pada tahun 2000 PT Bosowa Berlian
Motor melakukan ekspansi di berbagai bidang usaha dengan
mendirikan pabrik semen di Batam, mengakuisisi dan membangun
beberapa ruas jalan tol di Jabodetabek dan Makassar. Memasuki usaha
properti dengan mendirikan Menara Bosowa dan akuisisi Hotel
Aryaduta Makassar. Melakukan transisi kepemimpinan perusahaan dari
pendiri ke generasi kedua.

PT Bosowa Berlian Motor pada tahun 2010 melakukan


diverifikasi usaha jasa keuangan dengan melakukan akuisisi Bank
Bukopin dan Bank Kesawan (sekarang Bank QNB Indoneisa) dan
6

perusahaan sekuritas. Memasuki usaha Pendidikan dengan melakukan


akuisisi Universitas 45 (sekarang Universitas Bosowa) memperkuat
usaha infrastruktur dengan mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
di Jeneponto, Sulawesi Selatan dan Terminal LPG di Makassar dan
Banyuwangi. Menambah kapasitas indutri semen dengan mendirikan
Line-2 di Maros dan Pabrik semen di Banyuwangi. Namun dalam
perkembangan selanjutnya, karena tuntutan kemajuan perusahaan yang
mengharuskan penambahan modal, maka PT Bosowa Berlian Motor
mengajukan penambahan modal, dan bank Dagang Negara lah yang
dapat membantu memenuhi kebutuhan modal saat itu. Dari sinilah
perjalanan PT. Bosowa Berlian Motor mengalami kemajuan pesat yang
akhirnya melahirkan anak perusahaan seperti yang ada saat ini.

Setiap perusahaan memiliki Visi dan Misi yang harus dicapai


atau yang hendak dicapai. Suatu organisasi dapat dikatakan berhasil
apabila dapat mencapai atau mewujudkan Visi dan Misi tersebut. Dalam
mencapai suatu keberhasilah dalam suatu perusahaan atau organisasi
tidaklah mudah, maka di cantumkanya Visi dan Misi PT. Bosowa
Berlian Motor adalah sebagai berikut :

1. Visi PT Bosowa Berlian Motor :


Menjadi Perusahaan Otomotif No.1 Berbasis IT Dengan
Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Di Wilayah Indonesia Timur.

2. Misi PT Bosowa Berlian Motor :


a. Pelayanan Prima :
- Kualitas layanan
- Ketepatan waktu
- Keterediaan stok
7

b. Konributor No.1 :
- Penguasaan pasarsegentasi
- Pendapatan sparepart
- Unit masuk bengkel

c. Tenaga Kerja Berkualitas :


- Standarisasi APM
- Priduktifitas tenaga kerja
- Pengembangan tenaga kerja
- Reward & punishment

d. Kemudahan Informasi
- Informasi actual
- Data online akurat
- Digital marketing

3. Lokasi dan Telepon Perusahaan


PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado terletak di Jl. Yos
Sudarso No. 36, Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Paal II, Kota
Manado. Telp. 0811-4315-929. bbm.manado@bosowaberlian.com

Gambar 1.1 Gedung PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado

Sumber : PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado


8

1.6.2 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

a. Struktur Organisasi PT Bosowa Berlian Tahun 2019

Head Branch
Manado

Supervisor Head Head


ADH Service
Sales Sparepart

Accounting Sales Admin.


Service Salesman
Counter
Sparepart
CSO
Service
Sales Force Admin
Advisor
Sparepart
Cashier
Admin Body
Sales Repair Part Runner

Customer
Service
Warehouse

Final
Checker

Leader
Mechanic

Mechanic

Tools Keeper

Oil Man

*Sumber : PT Bosowa Berlian Motor


9

b. Uraian Pekerjaan (Job Description)

1. Branch Manager
Merencanakan langkah strategis cabang, mengatur penjadwalan
kunjungan dan target sales untuk pencapaian target penjualan
secara maksimal, memonitor dan mengevaluasi pencapaian
target penjualan secara berkelanjutan, mereview dan
mengevaluasi pencapaian target penjualan secara berkelanjutan,
berkoordinasi dengan pusat dan cabang lain untuk penentuan
wilayah penjualan dan koordinasi target penjualan, menganalisa
kebutuhan pasar untuk menyusun dan mengusulkan strategi
penjualan, menjalankan tugas–tugas terkait lainnya sewaktu–
waktu dalam upaya pencapaian target cabang bulanan dan
tahunan.

2. Administration Head
Mengelolah dan memelihara asset cabang berupa harta fisik dan
keuangan, menjamin penyelenggaraan sistem administrasi
keuangan, pelaporan keuangan, perpajakan, personalia, dan GA
sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mendukung
peningkatan produktivitas dan pencapaian performance cabang.

3. Accounting
Menginput transaksi harian kedalam sistem Bosowa Dealer
Management Service (BAMS), mengontrol pelunasan sales,
service, dan sparepart, mengontrol dokumen penerimaan kas
dan pengeluaran kas, membantu kepala cabang dalam kegiatan
akuntansi, menyiapkan laporan keuangan harian, bulanan, dan
tahunan, mengontrol mutasi rekening bank.
10

4. Chasier
Melaksanakan perhitungan biaya berdasarkan bon surat
perbaikan-perbaikan (SPP), surat tagihan (ST) yang dibuat oleh
front man dan setiap sorenya setelah sisetujui oleh service
manager, menerima atau menghitung dana yang masuk, menulis
bukti kas masuk dan bukti kas keluar, melakukan transfer uang
ke kantor pusat, melaporkan sumber penggunaan dan
penerimaan ke kantor pusat, menyimpan surat–surat berharga di
bank.

5. Administration Sales
Melakukan record yang akan direcord sebagai penjualan,
membuat surat persetujuan harga khusus (PHK) dan
mengirimkannya ke kantor pusat, membuat surat delivery order
untuk kendaraan yang akan keluar dari perusahaan dalam bentuk
sudah terjual, membuat surat tagihan ke leasing, membuat
pencatatan stok kendaraan masuk dan keluar, membuat surat
perintah kerja (SPK) ke vendor, mengajukan faktur polisi ke
tim.

6. Sales Supervisor
Mengkoordinir team penjualan agar dapat meningkatkan tingkat
penjualan perusahaan dalam memperlancar penjualan mobil atau
kendaraan dan apakah penjualan sesuai dengan target
perusahaan, membantu team sales dan memberikan pelatihan
dalam mencari, dan melayani konsumen, membuat strategi
penjualan dan mensosialisasikan kepada team sales,
memonitoring aktivitas team sales, memonitoring penjualan dan
pembayaran customer dari team sales.
11

7. Sales Counter
Melayani dan menerima customer yang membutuhkan
pelayanan dan menjual produk perusahaan berupa kendaraan
atau mobil, Mengurus berkas customer dalam data pembelian
produk perusahaan, Mengantarkan data customer ke
penginputan data.

8. Head Service
Merencanakan, malaksanakan, mengkoordinir semua kegiatan di
bagian suku cadang dan bagian bengkel secara operasional
maupun administrative, Mengkoordinir semua bentuk kegiatan
pelayanan after sales service di workshop baik masalah teknis
maupun non teknis.

9. Administration Service
Melaksanakan tugas administrasi yang meliputi pengetikan,
pengarsipan, membantu kerja front man.

10. Service Advisitor


Melayani dan membina pelanggan untuk mencapai suatu
kepuasan pelanggan secara terus menerus

11. Body Repair


Bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan yang datang
dan keluar, Membuat order body repair dengan estimasi waktu
serta biaya pengerjaan body repair unntuk mencapai kepuasan
pelanggan, Melayani pelanggan atas claim yang sudah bekerja
sama dengan pihak asuransi, Bertanggung jawab atas target
pencapaian.
12

12. Customer Service


Menfollow up customer setelah service dan sebelum service
dengan menggunakan media komunikasi berupa (Handphone,
email, dan surat), menginput data customer yang melakukan
service, menginput laporan booking service harian.

13. Final Checker


Melaksanakan pengatasan setelah perbaikan kendaraan sebelum
diserahkan dan pemeriksaan sebelum perbaikan jika diperlukan,
agar tercapai kepuasan pelanggan dan selalu menjaga hubungan
kerja yang baik di lingkungannya.

14. Leade Grup


Mengkoordinir bawahan atas pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan dan perbaikan kendaraan yang masuk ke bengkel.

15. Mekanik
Melaksanakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan suatu
order yang ditulis pada surat perintah perbaikan (WO) atas
intruksi front man dalam waktu yang telah ditetapkan, melayani
dan mengawasi peralatan bengkel, perawataan equipment serta
melayani permintaan.

16. Tools Keeper


Melayani dan mengawasi peralatan bengkel, perawatan
equipment serta melayani permintaan.

17. Oil Man


Melaksanakan pekerjaan sesuai order yang ditulis pada surat
peritah perbaikan (WO) atau intruksi front man dalam waktu
yang telah ditetapkan.
13

18. Head Sparepart


Mengkoordinir semua bentuk kegiatan operasional suku cadang
dan mengawasi kelancaran administrasi suku cadang,
Menentukan target pemasaran suku cadang atau sparepart
dalam penjualan perbulan dan pertahun, Mengawasi karyawan
dan membimbing dalam melakukan pemasaran suku cadang
atau sparepart.

19. Salesman Sparepart


Melakukan penjualan khusus barang lokal, Melakukan
penginputan data sparepart lokal, Melakukan delivery sparepart.

20. Administration Sparepart


Mengatur setoran masuk penjualan sparepart, Pembukuan
mengenai setoran penjualan, Melakukan penginputan data
penerimaan barang masuk sparepart dan keluar kedalam sistem.

21. Part Runner


Melayani kebutuhan suku cadang khusus untuk bagian bengkel
dengan cepat dan tepat.

22. Warehouse
Melayani dan mengawasi permintaan suku cadang, Mencatat
penerimaan dan pengeluaran barang dagang dengan cepat sesuai
dengan harga berdasarkan ketentuan yang berlaku.

23. CSO
Menerima pelayanan mengenai complain dari berbagai
departemen, melakukan pertanggung jawaban atas asset dealer,
mengontrol kebersihan dealer, melakukan follow up customer.
14

1.6.3 Aktivitas Usaha/Operasional Perusahaan


1. Pemasaran/Penjualan
Penjualan yang di lakukan di PT. Bosowa Berlian Motor
Cabang Manado berupa kendaraan beroda 4 (empat) yang bermerk
Mitsubishi, cara penjualan di sini yaitu salesman & salesgirl
langsung mengunjungi pelanggan ataupun pelanggan bisa secara
langsung mendatangi PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Manado
untuk melihat langsung kendaraan yang di inginkan pelanggan
selain itu bisa juga dengan cara mempromosikan di setiap pameran.
Kepuasan pelanggan PT. Bosowa Berlian Motor Cabang
Manado merupakan hal yang paling utama. Dukungan jaringan
penjualan dan purna jual Mitsubishi merupakan kunci sukses untuk
menjadi pemain utama di industri otomotif indonesia.
Adapun bagian suku cadang (sparepart) yang menjual
sparepart kepada pelanggan yang membutuhkan langsung dikirim
dari kantor pusat sehingga bukan merupakan barang imitasi. Cara
penjualan sparepart yaitu menjual di toko atau disebut part shop.

2. Pengadaan /Pembelian
Part center PT. Bosowa Berlian Motor berlokasi di jakarta,
PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motor merupakan suplier langsung
yang mengirimkan barang langsung sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Pengadaan ini di sesuaikan dengan persediaan stok
yang ada di gudang. PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motor
merupakan part center yang selalu siap melayani kebutuhan setiap
pelanggan PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Manado atas suku
cadang asli Mitsubishi.
BAB II

DESKRIPSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN


KREDIT PADA PT BOSOWA BERLIAN MOTOR

2.1 Landasan Teori Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit

2.1.1 Sistem

Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan sistem. Baik


dalam diri manusia pun menggunakan sistem, seperti sistem pernapasan
dll. Begitupun dengan perusahaan, perlu adanya sistem demi
tersusunnya bagian atau unsur pada sebuah organisasi agar tujuannya
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2019 : 1) Sistem adalah suatu


rangkaian prosedur atau kegiatan yang dibuat untuk melaksanakan
program perusahaan. Sedangkan menurut Mulyadi (2016 : 2) Pada
dasarnya suatu sistem merupakan sekumpulan unsur yang saling
berkaitan, yang memiliki fungsi sama agar tercapainya suatu tujuan
tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem dapat
dikatakan sebagai pondasi dasar dalam melakukan kegiatan organisasi,
dimana terdapat unsur-unsur atau prosedur-prosedur yang saling
berkaitan yang dirancang sedemikian baik demi terwujudnya suatu
tujuan bersama.

2.1.2 Penjualan Kredit

Penjulan kredit adalah penjualan yang dilakukan oleh perusahaan


yang dalam pembayarannya dilakukan secara bertahap atau secara
angsuran kepada supplier. Penjualan kredit dilakukan perusahaan
dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima

15
16

dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai


tagihan kepada pembeli tersebut.

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2019 : 89) Penjualan kredit


merupakan sistem penjualan dimana pembayarannya dilakukan setelah
barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh tempo pembayarannya
disepakati oleh kedua pihak. Sedangkan menurut Mulyadi (2016 : 167)
Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli
dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada
pembeli tersebut.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Penjualan kredit
adalah jika order dari pelanggan telah terpenuhi dan pengiriman barang
dan atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan
memliki piutang pada pelanggannya.

2.1.3 Fungsi-fungsi Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2016:168-169) fungsi-fungsi yang terkait


dengan aktivitas penjualan kredit adalah :
1. Fungsi Penjualan
Dalam fungsi ini bertanggung jawab menerima surat order dari
customer, mengedit order dari customer untuk menambah informasi
yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang
dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal
pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim serta mengisi
surat order pengiriman.
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertugas dibawah departemen keuangan, kegiatan
yang dilakukan yaitu untuk mengecek status kredit pelanggan serta
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
17

3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh customer serta menyerahkan
barang ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan
dan menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan
tanpa ada otorisasi dari wewenang. Otorisasi pengiriman barang
dapat berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani oleh
fungsi penjualan.
5. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada customer serta menyediakan salinan faktur
bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan.
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang
timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta
mengirimkan pernyataan piutang pada debitur serta membuat
laporan penjualan. Di samping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu
persediaan.

2.1.4 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem

Menurut Mulyadi (2016:175-176) Jaringan prosedur yang membentuk


sistem akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.
Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan
megirimkannya ke berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan
18

fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari


pelanggan.
2. Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan kredit
dari pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada
pembeli sesuai dengan informasiyang tercantum dalam surat order
pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
4. Prosedur penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan
mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur
penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu
bagian ini membuat surat order pengiriman.
5. Prosedur pencatatan piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur
penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan
tertentu mengarsipkan dokumen tembusan sebagai catatan piutang.
6. Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data
penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
7. Prosedur Pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat secara periodik total
harga pokok produkyang dijual dengan periode akuntansi tertentu.

2.1.5 Sitem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dibuat untuk


memberi jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada dalam
perusahaan.
19

Pengendalian intern diharapkan dapat melindungi kekayaan


perusahaan yang diakibatkan dari pencurian, penggelapan keuangan
oleh karyawan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi
yang tidak tepat, dan lain sebagainnya.

Menurut Mulyadi (2016:129) sistem pengendalian internal


meliputi struktur organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
menejemen. Definisi sistem pengendalian internal tersebut diatas
berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informsinya secara
manual, dengan mesih pembukuan, maupun dengan computer.

2.1.6 Tujuan Pengendalian Intern

Adapun tujuan perusahaan membuat sistem pengendalian intern


adalah sebagai berikut :
1. Menjaga aset organisasi.
2. Mengecek ketelitian dan kendala data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan menejemen

2.1.7 Unsur Pengendalian Intern Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2016:130) unsur pokok sistem pengendalian


intern adalah :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang
dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :
20

a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari


fungsi akuntansi.
- Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
- Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan
fungsi kredit.
- Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
- Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari sau orang atau
lebih dari satu fungsi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan
biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otoritas
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat
sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi. Sistem otorisasi akan menjamin
dihasikannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga
akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan meggunakan formulir surat order penerimaan.
b. Peretujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tanganpada credit copy.
c. Penerimaan barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap
telah “Sudah Dikirim” pada copy surat order pengiriman.
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan
barang, dan potongan penjualan berada ditangan direktur
pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal
tersebut.
21

e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi pengihan dengan


membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
f. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas
dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung
lengkap.
g. Pencatatan kedalam catatan akuntansi haru dilakukan oleh
karyawan yang diberikan wewenang.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam
menciptakan praktik yang sehat adalah :
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakainya
harus dipertanggunjawabkan oleh yang berwenang.
b. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi.
c. Perputaran jabatan.
d. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya.
e. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan
prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk
mendorong praktik yang sehat, semuanya tegantung kepada manusia
yang melaksanakannya.
Diantara 4 unsur pokok pengendalian intern tersebut diatas,
unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pegendalian intern
yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang
kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi
sampai batas yang minimum dan perusahaan tetap mampu
menghasilkan pertanggung jawaban keuangan yang dapat
22

diandalkan. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang


menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaan
dengan efisien dan efektif, meskipun hanya sedikit unsur sistem
pengendalian intern yang mendukungnya.

2.1.8 Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit

Gambar 2.1 Simbol Umum Flowchart


23

*Sumber: (Romney & Steinbart, 2016:67)


2.2 Praktek Sistem Pengendalian Intern Penjualan Sparepart Secara Kredit
24

di PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado

2.2.1 Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional


secara tegas.
a. Fungsi penjualan
Fungsi penjualan kredit dimulai dengan menerima
pemesanan dari customer, biasanya customer menelepon atau
menghubungi lewat Whatsapp. Setelah itu fungsi penjualan menginput
SO (sales order) kedalam sistem GO (Graph On) nama program DIS
(Dealer Integrated System).
Fungsi penjualan yang disebut salesman sparepart ini
bertanggung jawab menerima order dari customer dan menginput SO
(sales order) kedalam sistem GO (Graph On) nama program DIS
(Dealer Integrated System).
Dalam struktur organisasi, fungsi penjualan dilakukan oleh
karyawan yang sama dengan yang bertanggung jawab atas fungsi
pengiriman.
b. Fungsi kredit
Struktur organisasi fungsi kredit pada PT Bosowa Berlian
Motor dipegang oleh kepala sparepart yang bertanggung jawab pada
pengecekan status pelanggan serta memberikan otorisasi pemberian
kredit kepada customer. Setelah fungsi penjualan menginput SO
(sales order) kedalam sistem GO (Graph On) nama program DIS
(Dealer Integrated System), fungsi akuntansi membuatkan SO (sales
order) yang kemudian diotorisasi oleh fungsi kredit sebagai bukti
pemberian kredit sudah disetujui.
c. Fungsi gudang
Setelah fungsi akuntansi membuatkan SO (sales order) dan
sudah diotorisasi oleh fungsi kredit, kemudian SO (sales order)
diserahkan kefungsi gudang untuk menyiapkan sparepart yang telah
diorder oleh customer. Setelah sparepart siap untuk diantarkan,
sparepart diserahkan kefungsi pengiriman.
25

Struktur organisasi fungsi gudang pada PT. Bosowa Berlian


Motor cabang Manado disebut warehouse. Warehouse ini
bertaggung jawab pada segala kegiatan yang bersangkutan dengan
gudang. Mulai dari menyiapkan barang yang dipesan oleh customer
berdasarkan SO (sales order), menyerahkan barang kefungsi
pengiriman, menerima barang yang masuk kegudang, menyimpan
barang, hingga mencatat penerimaan dan pengeluaran barang dagang
dengan cepat sesuai dengan harga berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
d. Fungsi pengiriman
Setelah fungsi gudang menyiapkan sparepart dan
menyerahkannya kefungsi pengiriman, kemudian fungsi pengiriman
bertugas mengantarkan dan menyerahkan sparepart kepada
customer. Sebelum sperepart diantarkan, fungsi akuntansi terlebih
dahulu telah memberikan invoice kepada fungsi pengiriman untuk
diotorisasi sebagai bukti barang telah dikeluarkan dari gudang dan
fungsi pengiriman memastikan customer juga mengotorisasi invoice
tersebut.
Struktur organisasi pada PT. Bosowa Berlian Motor cabang
Manado seperti yang telah dijelaskan sebelumnya fungsi penjualan
dan fungsi pengiriman hanya dilakukan oleh satu pegawai saja.
e. Fungsi penagihan
Pada struktur organisasi departemen sparepart PT. Bosowa
Berlian Motor cabang Manado tidak memiliki fungsi penagihan.
Customer diwajibkan untuk datang langsung atau mentransfer
langsung kerekening departmen sparepart. Jangka waktu
pembayaran selama 40 hari.

f. Fungsi akuntansi
Setelah fungsi penjualan menginput SO (sales order), fungsi
26

akuntansi membuatkan SO (sales order) dan invoice masing-masing


sebanyak dua lembar.
Struktur organisasi fungsi akuntansi pada departemen
sparepart PT. Bosowa Berlian Motor cabang Manado bertanggung
jawab untuk membuat SO (sales order), membuat invoice, mencatat
piutang, membuat laporan penjualan, mengatur setoran masuk
penjualan sparepart, membuat pembukuan mengenai setoran
penjualan, melakukan penginputan data penerimaan sparepart
masuk dan keluar kedalam sistem. Semua penjualan menggunakan
sistem GO (Graph On) nama program DIS (Dealer Integrated
System).

2.2.2 Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan


perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya.
a. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan yaitu salesman sparepart tidak diwenangi
untuk mengotorisasi dokumen apapun.
b. Fungsi kredit
Fungsi kredit berwenang memberikan otorisasi pada SO
(sales order) sebagai bukti pemberian kredit telah disetujui.
c. Fungsi gudang
Fungsi gudang atau yang disebut warehouse tidak diwenangi
untuk mengotorisasi dokumen apapun.
d. Fungsi pengiriman
Fungsi pengiriman berwenang memberikan otorisasi pada
invoice sebagai bukti barang telah dikeluarkan dari gudang.

e. Fungsi penagihan
27

Fungsi penagihan tidak diwenangi untuk mengotorisasi


dokumen apapun karena pada departemen sparepart tidak memiliki
fungsi penagihan.
f. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi berwenang memberikan otorisasi pada SO
(sales order) selaku pembuat SO (sales order).

2.2.3 Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.
a. Fungsi Penjualan
Transaksi yang terjadi tidak dilakukan sepenuhnya oleh
fungsi penjualan dari awal hingga akhir dan tidak melakukan
perputaran jabatan.
b. Fungsi kredit
Menggunakan formulir bernomor urut tercetak dan mampu
mempertanggung jawabkannya. Transaksi yang terjadi tidak
dilakukan oleh fungsi kredit dari awal hingga akhir. Fungsi kredit
tidak melakukan perputaran jabatan dan setiap dua bulan sekali
melakukan pengecekan saldo piutang bersama dengan fungsi
akuntansi.
c. Fungsi gudang
Transaksi yang terjadi tidak dilakukan oleh fungsi gudang
dari awal hingga akhir. Fungsi gudang tidak melakukan perputaran
jabatan dan selalu dilakukan stock opname setiap tiga bulan.
d. Fungsi pengiriman
Menggunakan formulir bernomor urut tercetak dan mampu
mempertanggung jawabkannya. Transaksi yang dilakukan tidak
dilakukan oleh fungsi pengiriman dari awal hingga akhir dan tidak
melakukan perputaran jabatan.

e. Fungsi penagihan
28

Tidak memiliki formulir khusus untuk penagihan karena


tidak memiliki fungsi penagihan.
f. Fungsi akuntansi
Formulir yang dikeluarkan selalu disertai dengan nomor urut
yang tercetak dan mempertanggungjawabkannya kepada yang
berwenang. Transaksi yang terjadi tidak dilakukan oleh fungsi
akuntansi dari awal hingga akhir. Fungsi akuntansi tidak melakukan
perputaran jabatan dan selalu dilakukan auditing secara teratur.

2.2.4 Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.


a. Fungsi penjualan
Seleksi karyawan pada fungsi penjualan berdasarkan
persyaratan yang dituntut oleh perusahaan dan mempunyai
kecakapan dalam mengajak customer. Selain itu ketika menduduki
jabatan fungsi penjualan diharuskan mengikuti pelatihan terlebih
dahulu agar sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, maka
tidak diragukan lagi mutu yang diberikan oleh fungsi penjualan.
b. Fungsi kredit
Fungsi kredit tidak bisa diserahkan kepada sembarang
karyawan, maka pada PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Manado
fungsi kredit dipercayakan kepada kepala sparepart yang tentunya
sudah memiliki banyak pengalaman dan telah lama bekerja
diperusahaan tersebut.
c. Fungsi gudang
Mutu yang diberikan fungsi gudang pada perusahaan tercermin
pada tanggung jawab yang telah dilakukan yaitu segala kegiatan
berkaitan dengan gudang dilaksanakan dengan baik.

d. Fungsi pengiriman
29

Dengan mempertangung jawabkan pengantaran barang dan


penyerahan barang ke customer dengan baik, fungsi pengiriman
dapat dikatakan memiki mutu yang baik pula.
e. Fungsi penagihan
Pada fungsi penagihan tidak memiliki mutu karyawan, karena
pada departemen sparepart PT. Bosowa Berlian Motor tidak
memiliki fungsi penagihan.
f. Fungsi akuntansi
Seleksi karyawan fungsi akuntansi berdasarkan syarat dan
ketentuan dari perusahaan, salahsatunya harus memiliki ijasah
minimal S1 jurusan Akuntansi. Fungsi akuntansi harus mengerti
komputer dan faham mengoprasikan sistem. Ketika menduduki
jabatan fungsi akuntansi diharuskan mengikuti pelatihan terlebih
dahulu agar sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Maka
pada fungsi akuntansi PT Bosowa Berlian Motor sudah memiliki
mutu karyawan yang baik.

2.2.5 Prosedur Penjualan Sparepart Kredit pada PT Bosowa Berlian


Motor Cabang Manado

Prosedur penjualan sparepart kredit pada PT Bosowa Berlian


Motor dilakukan dengan cara penjualan pada customer atau yang
disebut dengan partshop. Adapun prosedur penjualan sparepart kredit
pada PT Bosowa Berlian Motor sebagai berikut :

1. Fungsi penjualan menerima order dari partshop melalui telepon


atau Whattsapp.
2. Fungsi penjualan menginput SO (sales order) pada sistem GO
(Graph On) nama program DIS (Dealer Integrated System).
3. Fungsi akuntansi membuat SO (sales order) sebanyak dua lembar,
lembar pertama diserahkan kefungsi kredit untuk diotorisasi
30

kemudian diserahkan kefungsi gudang, dan lembar ke dua diarsip


menurut tanggal.
4. Fungsi akuntansi membuat invoice sebanyak dua lembar, lembar
pertama diserahkan kefungsi pengiriman, dan lembar kedua diarsip
menurut tanggal.
5. Fungsi gudang menyiapkan sparepart.
6. Fungsi gudang menyerahkan sparepart kefungsi pengiriman.
7. Fungsi pengiriman mengantarkan dan menyerahkan sparepart
kepada partshop bersama dengan invoice.
31
32

2.3 Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Sparepart Secara Kredit


di PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado

2.3.1 Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional


secara tegas.
a. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan pada PT Bosowa Berlian Motor cabang
Manado sudah sesuai dengan teori yaitu memisahkan fungsi
penjualan dengan fungsi kredit, namun fungsi penjualan tidak
dipisahkan dengan fungsi pengiriman.
b. Fungsi Kredit
Fungsi kredit pada PT Bosowa Berlian Motor cabang
Manado sudah sesuai dengan teori yaitu memisahkan fungsi kredit
dengan fungsi akuntansi dan fungsi penjualan.
c. Fungsi Gudang
Fungsi gudang pada PT Bosowa Berlian Motor cabang
Manado sudah sesuai dengan teori yaitu tidak diberi tanggung jawab
penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi pengiriman pada PT Bosowa Berlian Motor cabang
Manado sudah sesuai dengan teori yaitu tidak diberi tanggung jawab
penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi, namun
fungsi pengiriman tidak dipisahkan dengan fungsi penjualan.
e. Fungsi Penagihan
Struktur organisasi pada fungsi penagihan tidak baik. Hal ini
dikarenakan PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado departemen
sparepart tidak memiliki fungsi penagihan.
f. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi pada PT Bosowa Berlian Motor cabang
Manado memisahkan fungsi akuntansi dengan fungsi kredit dan
fungsi penjualan yang sudah sesuai dengan teori, namun fungsi
33

akuntansi tidak dipisahkan dengan fungsi kas tidak sesuai dengan


teori.

2.3.2 Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan


perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,
dan biaya.
a. Fungsi Penjualan
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan fungsi penjualan
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado belum sesuai
dengan teori yaitu tidak diwenangi mengotorisasi SO (sales order),
sedangkan teori menjeleskan bahwa penerimaan order harus
diotorisasi oleh fungsi penjualan.
b. Fungsi Kredit
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan fungsi kredit pada
PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado sudah sesuai dengan teori
yaitu persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit
dengan mengotorisasi SO (sales order).
c. Fungsi Gudang
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan fungsi gudang
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado belum sesuai
dengan teori yaitu menetapkan harga jual dengan ketetapanyang
berlaku.
d. Fungsi Pengiriman
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan fungsi pengiriman
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado sudah sesuai dengan
teori yaitu mengotorisasi invoice sebagai bukti barang telah keluar
dari gudang.
e. Fungsi Penagihan
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan fungsi penagihan
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado belum sesuai
dengan teori yaitu terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi
34

penagihan, namun pada perusahaan ini tidak memiliki fungsi


penagihan.
f. Fungsi Akuntansi
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan akuntansi pada
PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado sudah sesuai dengan teori
yaitu pencatatan kedalam catatan akuntansi telah dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang yaitu fungsi akuntansi.

2.3.3 Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.
a. Fungsi Penjualan
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado fungsi penjualan
tidak melakukan transaksi dari awal hingga akhir sudah sesuai
dengan teori, namun tidak melakukan perputaran jabatan tidak sesuai
dengan teori.
b. Fungsi Kredit
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado fungsi kredit
menggunakan formulir bernomor urut tercetak dan mampu
mempertanggung jawabkannya, tidak melakukan transaksi dari awal
hingga akhir dan melakukan pengecekkan saldo piutang setiap dua
bulan sudah sesuai dengan teori, namun tidak melakukan perputaran
jabatan tidak sesuai dengan teori.
c. Fungsi Gudang
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado fungsi gudang tidak
melakukan transaksi dari awal hingga akhir dan selalu dilakukan
stock opname setiap tiga bulan sudah sesuai teori, namun tidak
melakukan perputaran jabatan tidak sesuai dengan teori.
35

d. Fungsi Pengiriman
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado fungsi pengiriman
menggunakan formulir bernomor urut tercetak dan mampu
mempertanggung jawabkannya dan tidak melakukan transaksi dari
awal hingga akhir sudah sesuai dengan teori, namun tidak
melakukan perputaran jabatan tidak sesuai dengan teori.
e. Fungsi Penagihan
Pada fungsi penagihan tidak menerapkan praktik yang sehat
karena tidak memiliki fungsi penagihan.
f. Fungsi Akuntansi
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pada PT Bosowa Berlian Motor cabang Manado fungsi akuntansi
menggunakan formulir bernomor urut tercetak dan mampu
mempertanggung jawabkannya, tidak melakukan transaksi dari awal
hingga akhir, dan selalu melakukan auditing secara teratur sudah
sesuai dengan teori, namun tidak melakukan perputaran jabatan tidak
sesuai dengan teori.

2.3.4 Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.


a. Fungsi Penjualan
Pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado fungsi
penjualan sudah memiliki mutu karyawan karena sebelum
menduduki jabatan sudah mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
b. Fungsi Kredit
Pada fungsi kredit mutu karyawannya tidak diragukan,
karena fungsi kredit dipegang oleh kepala saprepart yang tentunya
memiliki banyak pengalaman dan sudah lama bekerja di PT Bosowa
Berlian Motor Cabang Manado.
36

c. Fungsi Gudang
Pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado fungsi
gudang sudah sangat memiliki mutu karyawan karena telah
melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi pengiriman pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang
Manado sudah memiliki mutu karyawan yang baik karena telah
mempertanggung jawabkan pengantaran barang dan sampai pada
customer dengan baik.
e. Fungsi Penagihan
PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado tidak memiliki
fungsi penagihan, oleh karena itu fungsi penagihan tidak memiliki
mutu karyawan.
f. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang
Manado memiliki mutu karyawan yang sangat baik, karena fungsi
akuntansi telah melewati berbagai macam seleksi dan pelatihan-
pelatihan yang berhubungan dengan akuntansi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mengevaluasi pengendalian intern penjualan sparepart secara


kredit pada PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Manado, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Dalam struktur organisasi fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi gudang
dan fungsi akuntansi sudah sesuai dengan teori, namun ada beberapa hal
yang belum sesuai dengan teori seperti pada fungsi penjualan dan fungsi
pengiriman dilakukan oleh satu karyawan saja, dan pada fungsi
penagihan PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado tidak memiliki
fungsi penagihan dikarenakan customer langsung datang pada fungsi
akuntansi untuk proses pembayaran.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan
biaya.
Pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado fungsi kredit, fungsi
pengiriman, dan fungsi akuntansi sudah sesuai teori yaitu mempunyai
wewenang untuk mengotorisasi, namun ada beberapa fungsi yang belum
diwenangi untuk mengotorisasi yaitu fungsi penjualan, fungsi gudang,
dan fungsi penagihan.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Dalam praktek yang sehat setiap fungsi sudah sesuai teori, namum ada
satu hal yang belum sesuai yaitu PT Bosowa Berlian Motor Cabang
Manado tidak melakukan perputaran jabatan.

37
38

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.


Pada PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado fungsi penjualan, fungsi
kredit, fungsi gudang, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi telah
memiliki mutu karyawan yang baik.

3.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis berusaha memberikan
rekomenasi kepada PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Manado yang
mungkin bermanfaat dalam mengatasi kelemahan yang terdapat dalam
pengendalian intern penjualan kredit khusunya bagian sparepart. Adapun
rekomendasi yang diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Struktur organisasi fungsi penjulan dan fungsi pengiriman harus
dipisahkan, dan seharusnya PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado
memiliki fungsi penagihan untuk menghindari piutang tak tertagih.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan
biaya.
Fungsi penjualan seharusnya mengotorisasi SO (sales order) sebagai
bukti telah meneriman order dari customer.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
PT Bosowa Berlian Motor Cabang Manado seharusnya melakukan
perputaran jabatan agar terhindar dari persekongkolan antar fungsi dapat
dihindari.
39

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2016 Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat


Romney, B.Marshal. dkk, 2016. Sistem Informasi Akuntansi. : Jakarta : Salemba
Empat
Sujarweni, V. Wiratna. 2019. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai