Anda di halaman 1dari 20

I.

PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulisan Hand out Dasar Desain, pada materi
mengevaluasi hasil pemeriksaan mutu jahitan dalam suatu produk, bidang
Keahlian Tata Busana dapat terselesaikan meskipun isi hand out sangat sederhana
sekali.
Hand out ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami
materi bidang Keahlian Tata Busana khususnya program mata pelajaran Dasar
Desain, sehingga diharapkan hand out ini dapat membekali siswa dalam
mengevaluasi hasil percampuran pewarnan.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya hand out ini saya
ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya. Penyusunan hand out ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun
demi perbaikan hand out Percampuran Warna. Semoga hand out ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi siswa SMK bidang keahlian Tata
Busana yang memprogram mata DASAR DESAIN.

Penyusun
III. KOMPETENSI DASAR

3.7 Menganalisis warna pada desain


4.7 Membuat pencampuran warna

IV. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Setelah membaca modul Percampuran warna dalam suatu produk, diharapkan


siswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian warna pada desain
2. Menjelaskan alat dan bahan membuat pencampuran warna pada desain
3. Menjelaskan cara membuat pencampuran warna pada desain dengan berbagai
alat dan bahan pewarna
4. Menyiapkan alat dan bahan membuat sketsa mode dengan berbagai alat dan
bahan pewarna
5. Membuat sketsa mode dengan berbagai alat dan bahan pewarna

V. KEGIATAN
1. Menjelaskan pengertian warna pada desain dengan benar.
2. Menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam pencampuran warna pada
desain dengan benar.
3. Mengamati untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah tentang teknik
pencampuran warna pada desain dengan tepat.
4. Mengumpulkan data tentang teknik pencampuran warna pada desain dengan
mandiri.
5. Mengolah data tentang teknik pencampuran warna pada desain dengan
tanggung jawab.
VI. MATERI
DASAR DESAIN
PERCAMPURAN WARNA DAN PEMILIHAN BAHAN

Warna dan bahan busana adalah komponen yang penting dan harus
dipadukan bersama untuk menghasilkan produk fashion yang baik. Kedua
component tersebut membantu membuat koleksi yang sesuai dengan suasana, dan
sesuai dengan kesempatan. Banyak para desainer mengatakan bahwa warna dan
bahan busana menginspirasi konsep desain awal dan tema dari koleksi baru
berdasarkan waktu (Burke, Sandra,2011,51). Penelitian membuktikan bahwa di
toko busana konsumen tertarik dari warna kain. Kemudian baru desain,
kenyamanan kain dan harganya. Sebagai desainer penting memahami teori dasar
warna dan komponen tambahan, kain dan materialnya. Alangkah lebih baik
apabila desainer memahami target pasar terhadap warna dan kain.
Menurut Arniti susmiati dan pramudji suptandar warna adalah mutu cahaya
yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata kita. Warna merupakan
unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan
mempunyai arti atau nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut.
Keindahan sebuah warna tidak akan ada artinya apabila hadir sendiri tanpa
kehadiran warna-warna lain disekitarnya. karena warna-warna tersebutakan saling
mempengaruhi. Karakteristik warnakhusus yang dimilki oleh masing-masing
warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua
golongan besar, yaitu warna panas dan panas dan dingin. Diantara warna tersebut
ada warna antara atauintermidiates. menimbulkan efek langsung baik rasa
panasmaupun rasa sejuk pada badan kita.
1. Tempat kerja untuk menggambar
Tempat kerja untuk menggambar (ruang gambar) harus disediakan khusus
untuk menggambar, yang dijaga ketenangan, kenyamanan dan kebersihannya.
a) Penerangan
Ruangan dilengkapi dengan penerangan cahaya matahari cukup masuk
dari jendela, jika cuaca mendung, hujan atau gelap, kegiatan belajar masih
biasa berlangsung dengan memakai lampu yang cukup menerangi kapasiatas
ruang tersebut.
b) Ventilasi
Di dalam ruangan terdapat cukup pergantian udara agar tidak pengab
tetapi tidak terlalu banyak angin/terlalu kencang langsung masuk ke dalam
ruangan yang bisa mengganggu waktu menggambar, terlebih waktu hujan
bisa merusak gambar.
c) Perlengkapan ruang gambar
Perlengkapan ruang gambar terdiri dari:
1) Meja gambar

Meja gambar berfungsi sebagai alat untuk tempat menggambar


busana dan hiasan busana. Pada bagian sisi–sisi meja terdapat penyetel
naik turun atau kemiringan dasar meja yang terbuat dari skrup alumunium
seperti gambar diatas.

2. Alat/bahan gambar secara umum


a) pensil 2 B - spidol/marker
b) pensil mekanis - rapido
c) pensil warna - cat air
d) drawing pen - cat plakat/cat poster
e) Penghapus - rautan pensil
f) Kertas gambar
g) misal ukuran: A4 = 21 x 29,7 cm , A3 = 29,7 x 42 cm, HVS = 21,59 x
33,5 cm.
 Alat/bahan gambar untuk penyelesaian teknik kering:
a) pensil 2 B – 6 B
b) rapido
c) drawing pen
d) spidol/marker
e) pensil mekanis
f) pensil warna
g) Eye shadow

 Alat/bahan gambar untuk penyelesaian teknik basah:


a) kuas no: 0, 00, 000
b) kuas no: 1 – 6
c) kuas cina
d) cat air
e) cat plakat
f) aquarel
g) pensil water colour (luna)
h) tinta

1. Kegunaan Alat Gambar


a) Pensil
Menurut kegunaannya, pensil dapat kita kenali dengan adanya
tanda-tanda berikut:

1) Pensil yang bertanda huruf H (Hard)


Yang berarti keras, misalnya: 2H, 3H, 4H dan seterusnya.
Semakin besar angka di depan H, berarti semakin keras. Pensil
H digunakan untuk menggambar teknik.

2) Pensil yang bertanda huruf B (Black)


Yang berarti hitam lunak misalnya: 2B, 3B, 4B dan seterusnya,
semakin besar angka di depan B berarti semakin besar angka di
depan B berarti semakin hitam dan lunak.Pensil yang bertanda
huruf HB (Hard-Black) yang berarti tidak terlalu keras dan
tidak terlalu lunak (sedang). Pensil ini banyak dipakai untuk
menulis.

3) Pensil arang atau konte.


Untuk melukis, keras-lunaknya juga ditandai dengan angka.

b) Kuas gambar water colour.


Untuk cat air dan cat plakat.

1) Kuas no: 0, 00, 000


Semakin banyak angka 0 berarti menghasilkan goresan garis
yang kecil. Kegunaannya: untuk mengarsir dan membuat titik-
titik.

2) Kuas no: 1–2 untuk memelas bidang-bidang yang kecil sampai


sedang.
3) Kuas no: 3 – 6 untuk memulas bidang-bidang yang lebar.
4) Kuas Cina: Untuk mendasari bidang gambar agar hasilnya rata
(tidak membentuk garis batas).
c) Cara memelihara kuas:
Kuas yang habis dipakai jangan dibiarkan kering dengan cat pada
bulu kuas atau dibiarkan terendam lama dalam air. Hal ini dapat
merusak bulu kuas. Jika kuas dipakai lagi hasilnya tidak maksimal.
Seharusnya kuas yang telah dipakai harus dipelihara untuk
disimpan dan siap dipakai lagi.

Cara pemeliharaannya: Cuci bulu kuas dengan air bersih hingga


tidak tersisa cat. Keringkan bulu kuas dengan kain atau tisu, lalu
disimpan dalam gelas/kaleng dengan posisi bulu kuas berasda
diatas.
3. Memahami Percampuran Warna
Warna adalah pantulan cahaya dari suatu benda yang ditangkap oleh mata.
Dalam dunia busana warna memiliki peranan yang sangat penting, karena dengan
adanya warna akan memperindah dari suatu skesta desain busana. Di samping itu
warna juga dapat mengungkapkan suasana perasaan desainer atau karakter gambar
busana yang dirancang.
a. Pengelompokan warna
Menurut Afif GB (2011) ada bermacam-macam teori warna yang
berkembang salah satunya adalah teori warna Prang. Prang punya teori warna
yang sederhana dalam pengelompokannyayaitu:

Gambar 28 Pengelompokan warna


1) Warna primer yaitu disebut juga dengan warna dasar atau pokok karena
warna ini tidak diperoleh dari percampuran warna lain. Warna primer
terdiri dari warna merah, biru dankuning
2) Warna sekunder yaitu hasil percampuran dua warna primer. Warna
sekunder terdiri atas warna orange yang merupakan percampuran dari
warna kuning dan merah, hijau percampuran warna kuning dan biru, warna
ungu atau violet adalah percampuran dari warna merah danbiru.
3) Warna tertier yairu warna yang terbentuk oleh percampuran dua warna
sekunder. Warna tertier ada tiga yaitu: tertier merah, tertier biru, dan tertier
kuning.
4) Warna kuarter adalah warna yang dihasilkan oleh dua warna tersier.
Warna kuarter ada tiga yaitu: warna kuarter hijau, kuarter orange dan
kuarterungu.
a) Warna kuarter hijau terjadi karena percampuran tersier biru dan tersier
kuning
b) Warna kuarter orange terjadi karena percampuran warna tersier merah
dan tersierkuning.
c) Warna kuarter orange terjadi karena percampuran warna tersier merah
dan tersier kuning.
d) Warna kuarter ungu terjadi percampuran warna tersier merah dan
tersier biru.
5) Warna intermediet adalah warna yang diperoleh dengan dua cara, yaitu
percampuran warna primer dengan wana sekunder yang berdekatan dalam
lingkaran warna, dan percampuran dua warna primer dengan perbandingan
2:1
6) Warna asli adalah warna primer dan warna sekunder yang belum dicampur
warna putih atau hitam
7) Warna netral adalah warna yang tidak ada huhungannya dengan warna
terang. Yang termasuk warna netral adalah: hitam, putih, abu-abu dan
coklat.
1. Memahami Berbagai Kombinasi Warna
Pada sebuah disain busana penggunaan warna agar dapat menghasilkan
warna yang bervariasi maka dari macam-macam warna tersebut di atas dapat
dikombinasikan sebagai berikut:
a. Kombinasi warna analogus yaitu perpaduan dua warna yang letaknya
berdekatan dalam lingkaranwarna
Gambar 29 Kombinasi warna analogus
b. Kombinasi warna monokromatis yaitu perpaduan dari satu warna tetapi
berbeda tingkatannya misal biru muda dan biru tua

Gambar 30 Kombinasi warna monokromatis

c. Kombinasi warna komplemen (pelengkap) terdiri dari dua warna yang


letaknya berdekatan dalam lingkaran warna. Contohnya: biru dengan
jingga, ungu dengan kuning, hijau denganmerah.

Gambar 31 Kombinasi warna komplemen


a. Kombinasi warna split komplementer atau kombinasi segitiga, terdiri
dari tiga warna yang jaraknya sama di dalam lingkaran warna
contohnya: merah, kuning, biru atau hijau, orange,ungu.

Gambar 32 Kombinasi warna split komplementer

Apabila kita ingin menggunakan beberapa warna dalam satu disain


busana, agar hasilnya bagus maka diusahakan salah warna menjadi warna
dasar dari disain tersebut atau menggunakan warna netral sebagai pengunci
dari masing-masing warna.

4. Memahami Teknik Pewarnaan Busana


Bahan busana merupakan salah satu unsure penting dalam mewujudkan
suatu disain busana, karena dari beratnya bahan akan menentukan bentuk siluet
busana (Burke, Sandra,2011,53). Di samping itu ada disain busana yang
memerlukan bahan berkesan mewah, berkesan nyaman dipakai dan sebagainya.
Di pasaran banyak sekali bahan busana, tentunya sebagai desainer diperlukan
kemampuan untuk memahami sifat dan macam bahan busana. Secara umum
bahan busana dapat dikenali dari permukaannya. Adapun cara mengetahuinya
dengan diraba, dilihat serta diraba dan dilihat.(Sri Widarwati,2000,
74).Permukaan bahan yang bisa diraba biasanya terasa licin, lemas, tipis, tebal.
Permukaan bahan yang bisa dilihat yaitu kusam, berkilau, tembus terang, kasar,
bermotif dan berbulu.
Permukaan bahan yang bisa diraba dan dilihat yaitu bahan yang kaku. Dari
sekian banyak bahan tersebut dalam mendisain busana dibagi dalam tujuh
dikelompokkan yaitu:
a. Bahan tembus terang antara lain: chiffon, organdi, voillle. Cara pembuatannya
diawali dengan :
1) Membuatsketsa
2) Mewarnai bagian furing, dibiarkan sampai kering.
3) Mewarnai bahan transparan dengan warna yang encer.

Gambar 33. Bahan tembus

b. Bahan berkilau antara lain: sutera, satin,beledu,lame Cara pembuatannya


diawalidengan:
1. Membuat sketsa
2. Mewarnai bahan keseluruhan
3. Memberi warna putih untuk menunjukkan kilau

Gambar 34 Bahan Berkilau

c. Bahan kaku antara lain: organdi,taffeta Cara pembuatannya diawali dengan:


1. Membuat sketsa
2. Mewarnai bagian furing, dibiarkan sampai kering.
3. Mewarnai bahan kaku dengan warna yang encer.

Gambar 35 Bahan Kaku

d. Bahan tebal antara lain: wool, corduroy,drill Cara pembuatannya


diawalidengan:
1. Membuatsketsa
2. Mewarnai rambut dan kulit yang tidak tertutupbahan
3. Memberi warna bahan, dibiarkan sampaikering
4. Memberi kesan wool pada permukaan dengan diberi titik-titik halus
dengan warna yang lebih tua dari busana

Gambar 36. Bahan tebal


e. Bahan berbulu antara lain, fur, flannel, kain handuk.
Cara pembuatannya diawali dengan :
1. Membuat sketsa
2. Mewarnai rambut dan kulit yang tidak tertutup bahan
3. Memberi warna bahan, dibiarkan sampai kering
4. Memberi kesan berbulu pada permukaan dengan diberi goresan halus
kesegala arah dengan warna yang lebih tua atau berbeda dari busana

Gambar 37: Bahan berbulu


f. Bahan berlubang antara lain: brokat danaplikasi Cara pembuatannya diawali
dengan:
1. Membuat sketsa
2. Mewarnai wajah, kulit baik yang tidak kena bahan
maupunyang tertutup bahanberlubang.
3. Mewarnai bagian furing, dibiarkan sampaikering.
4. Mewarnai motif di atas permukaan bahan berlubang, danmemberi garis
rajahan tipis-tipis untuk memberi kesan bahan berlubang

.
Gambar 38. Bahan berlubang

g. Bahan bermotif yaitu bahan katun dengan motif berkotak, berbintik,


berbunga bergaris dsb.
Cara pembuatannya diawali dengan:
1. Membuat sketsa
2. Mewarnai rambut dan kulit yang tidak tertutup bahan.
3. Memberi warna dasar.
4. Memberi motif di atas permukaan bahan yang sudah diwarnai
Gambar 39: Bahan bermotif

Rangkuman

Warna dan bahan busana adalah komponen yang penting dan harus
dipadukan bersama untuk menghasilkan produk fashion yang baik. Kedua
component tersebut membantu membuat koleksi yang sesuai dengan suasana, dan
sesuai dengan kesempatan. Warna adalah pantulan cahaya dari suatu benda yang
ditangkap oleh mata. Dalam dunia busana warna memiliki peranan yang sangat
penting, karena dengan adanya warna akan memperindah dari suatu skesta desain
busana. Percampuran warna dikelompokkan dalam warna sekunder, tertier,
kwarter dan intermediet. Disamping itu warna dapat dikombinasikan menjadi
monocromatis, analogus, komplementer dan split klompementer. Bahan busana
secara garis besar dikelompokkan menjadi 6 yaitu bahan tembus terang, bahan
berkilau, bahan kaku, bahan tebal, bahan berlubang dan bahan bermotif.
Pemilihan bahan busana harus disesuaikan dengan kesempatan antara lain, busana
rumah, busana kerja, busana olahraga, busana rekreasi dan busana pesta.
Pemilihan bahan busana yang tepat menjadikan nyaman dan indah untuk dilihat
Daftar Pustaka

Bill Thames, 1985, Drawing Fashion, USA: McGraw-Hill Inc

Burke, Sandra, 2011, Fashion Desiner Concept to Colection, China:


Everbest

Ghurub Bestari, Afif,2011, Menggambar Busana Dengan


Teknik Kering, Sleman: Intan Sejati Klaten

Widarwati, Sri, 1986, Disain Busana II, Yogyakarta: FPTK IKIP


Yogyakarta

, 2000, Disain Busana I, Yogyakarta: FPTK IKIPYogyakarta


MATA PELAJARAN: DASAR DESAIN

MATERI: Alat Dan Bahan Percampuran Warna


S

34
35

Anda mungkin juga menyukai