Anda di halaman 1dari 18

DASAR DESAIN

Kegiatan Belajar 2 : Percampuran Warna dan Pemilihan Bahan


A. Uraian kegiatan
Warna dan bahan busana adalah komponen yang penting dan harus dipadukan
bersama untuk menghasilkan produk fashion yang baik. Kedua component tersebut
membantu membuat koleksi yang sesuai dengan suasana, dan sesuai dengan
kesempatan. Banyak para desainer mengatakan bahwa warna dan bahan busana
menginspirasi konsep desain awal dan tema dari koleksi baru berdasarkan waktu
(Burke, Sandra,2011,51) .
Penelitian membuktikan bahwa di toko busana konsumen tertarik dari warna kain.
Kemudian baru desain , kenyamanan kain dan harganya. Sebagai desainer penting
memahami teori dasar warna dan komponen tambahan, kain dan materialnya.
Alangkah lebih baik apabila desainer memahami target pasar terhadap warna dan
kain.

1. Memahami Percampuran Warna


Warna adalah pantulan cahaya dari suatu benda yang ditangkap oleh mata .
Dalam dunia busana warna memiliki peranan yang sangat penting, karena
dengan adanya warna akan memperindah dari suatu skesta desain busana. Di
samping itu warna juga dapat mengungkapkan suasana perasaan desainer atau
karakter gambar busana yang dirancang.
a. Pengelompokan warna
Menurut Afif GB (2011) ada bermacam-macam teori warna yang
berkembang salah satunya adalah teori warna Prang. Prang punya teori
warna yang sederhana dalam pengelompokannya yaitu:

34
Gambar 28 Pengelompokan warna
1) Warna primer yaitu disebut juga dengan warna dasar atau pokok karena
warna ini tidak diperoleh dari percampuran warna lain. Warna primer
terdiri dari warna merah, biru dan kuning
2) Warna sekunder yaitu hasil percampuran dua warna primer. Warna
sekunder terdiri atas warna orange yang merupakan percampuran dari
warna kuning dan merah, hijau percampuran warna kuning dan biru,
warna ungu atau violet adalah percampuran dari warna merah dan biru.
3) Warna tertier yairu warna yang terbentuk oleh percampuran dua warna
sekunder. Warna tertier ada tiga yaitu: tertier merah, tertier biru, dan
tertier kuning.
4) Warna kuarter adalah warna yang dihasilkan oleh dua warna tersier.
Warna kuarter ada tiga yaitu: warna kuarter hijau, kuarter orange dan
kuarter ungu.
a) Warna kuarter hijau terjadi karena percampuran tersier biru dan tersier
kuning

35
b) Warna kuarter orange terjadi karena percampuran warna tersier merah
dan tersier kuning.
c) Warna kuarter ungu terjadi percampuran warna tersier merah dan
tersier biru.
5) Warna intermediet adalah warna yang diperoleh dengan dua cara, yaitu
percampuran warna primer dengan wana sekunder yang berdekatan dalam
lingkaran warna, dan percampuran dua warna primer dengan
perbandingan 2 : 1
6) Warna asli adalah warna primer dan warna sekunder yang belum dicampur
warna putih atau hitam
7) warna netral adalah warna yang tidak ada huhungannya dengan warna
terang. Yang termasuk warna netral adalah: hitam, putih, abu-abu dan
coklat.

2. Memahami Berbagai Kombinasi Warna


Pada sebuah disain busana penggunaan warna agar dapat menghasilkan
warna yang bervariasi maka dari macam-macam warna tersebut di atas dapat
dikombinasikan sebagai berikut:

a. Kombinasi warna analogus yaitu perpaduan dua warna yang letaknya


berdekatan dalam lingkaran warna

Gambar 29 Kombinasi warna analogus

36
a. Kombinasi warna monokromatis yaitu perpaduan dari satu warna
tetapi berbeda tingkatannya misal biru muda dan biru tua

Gambar 30 Kombinasi warna monokromatis


b. Kombinasi warna komplemen (pelengkap) terdiri dari dua warna
yang letaknya berdekatan dalam lingkaran warna. Contohnya: biru
dengan jingga, ungu dengan kuning, hijau dengan merah.

Gambar 31 Kombinasi warna komplemen

37
c. Kombinasi warna split komplementer atau kombinasi segitiga,
terdiri dari tiga warna yang jaraknya sama di dalam lingkaran warna
contohnya: merah, kuning, biru atau hijau, orange, ungu.

Gambar 32 Kombinasi warna split komplementer


Apabila kita ingin menggunakan beberapa warna dalam satu disain busana,
agar hasilnya bagus maka diusahakan salah warna menjadi warna dasar
dari disain tersebut atau menggunakan warna netral sebagai pengunci dari
masing-masing warna.
3. Memahami Pemilihan Berbagai Bahan Busana
Bahan busana merupakan salah satu unsure penting dalam mewujudkan
suatu disain busana, karena dari beratnya bahan akan menentukan bentuk
siluet busana(Burke, Sandra,2011,53). Di samping itu ada disain busana
yang memerlukan bahan berkesan mewah, berkesan nyaman dipakai dan
sebagainya. Di pasaran banyak sekali bahan busana, tentunya sebagai
desainer diperlukan kemampuan untuk memahami sifat dan macam bahan
busana. Secara umum bahan busana dapat dikenali dari permukaannya.
Adapun cara mengetahuinya dengan diraba, dilihat serta diraba dan
dilihat.(Sri Widarwati,2000, 74).Permukaan bahan yang bisa diraba
biasanya terasa licin, lemas, tipis, tebal. Permukaan bahan yang bisa dilihat
yaitu kusam, berkilau, tembus terang, kasar, bermotif dan berbulu.

38
Permukaan bahan yang bisa diraba dan dilihat yaitu bahan yang kaku. Dari
sekian banyak bahan tersebut dalam mendisain busana dibagi dalam tujuh
dikelompokkan yaitu:

a. Bahan tembus terang antara lain: chiffon, organdi, voillle.


Cara pembuatannya diawali dengan:
1) Membuat sketsa
2) Mewarnai bagian furing, dibiarkan sampai kering.
3) Mewarnai bahan transparan dengan warna yang encer.

39
Gambar 33. Bahan tembus
b. Bahan berkilau antara lain: sutera,terang
satin,beledu, lame
Cara pembuatannya diawali dengan:
1) Membuat sketsa
2) Mewarnai bahan keseluruhan
3) Memberi warna putih untuk menunjukkan kilau

Gambar 34 Bahan Berkilau


40
c. Bahan kaku antara lain: organdi, taffeta
Cara pembuatannya diawali dengan:
1. Membuat sketsa
2. Mewarnai bagian furing, dibiarkan sampai kering.
3. Mewarnai bahan kaku dengan warna yang encer.

Gambar 35 Bahan Kaku


d. Bahan tebal antara lain: wool, corduroy, drill
Cara pembuatannya diawali dengan:
1) Membuat sketsa
2) Mewarnai rambut dan kulit yang tidak tertutup bahan
3) Memberi warna bahan, dibiarkan sampai kering
4) Memberi kesan wool pada permukaan dengan diberi titik-titik hahus
dengan warna yang lebih tua dari busana

41
Gambar 36. Bahan tebal
e. Bahan berbulu antara lain, fur, flannel, kain handuk
Cara pembuatannya diawali dengan:
1) Membuat sketsa
2) Mewarnai rambut dan kulit yang tidak tertutup bahan
3) Memberi warna bahan, dibiarkan sampai kering
4) Memberi kesan berbulu pada permukaan dengan diberi goresan halus
kesegala arah dengan warna yang lebih tua atau berbeda dari busana

42
Gambar 37: Bahan berbulu

f. Bahan berlubang antara lain: brokat dan aplikasi


Cara pembuatannya diawali dengan:
1) Membuat sketsa
2) Mewarnai wajah, kulit baik yang tidak kena bahan maupun yang
tertutup bahan berlubang.
3) Mewarnai bagian furing, dibiarkan sampai kering.
4) Mewarnai motif di atas permukaan bahan berlubang, dan memberi
garis rajahan tipis-tipis untuk memberi kesan bahan berlubang .

43
Gambar 38. Bahan berlubang

g. Bahan bermotif yaitu bahan katun dengan motif berkotak, berbintik,


berbunga bergaris dsb.
Cara pembuatannya diawali dengan:
1) Membuat sketsa
2) Mewarnai rambut dan kulit yang tidak tertutup bahan.
3) Memberi warna dasar.
4) Memberi motif di atas permukaan bahan yang sudah diwarnai \

44
Gambar 39: Bahan bermotif

4. Menerapkan Penggunaan Berbagai Bahan Busana

Kemampuan untuk mentranfer gambar dua dimensi ke bentuk tiga dimensi


butuh pengalaman. Yang penting dalam pemilihan kain harus berdasarkan
ketepatannya fungsi dari kain tersebut. Hal tersebut akan mempengaruhi
siluet dan total look dari desain tsb. Ketika akan memutuskan dalam memilih
bahan harus memperhatikan beberapa hal yaitu: bahan , karakteristik dan
kualitas. Ketiga hal tersebut, meliputi komponen benangnya. Konstrusksi
pembuatannya, berat, tekstur, rasa pada saat dipegang, dan kelenturan serta
yang tidak kalah penting adalah mencakup kehangatan, serta ketahanan

45
warna, mudah untuk dibersihkan Berikut ini pemilihan bahan busana untuk
beberapa kesempatan:
a. Busana rumah

Sesuai dengan fungsi busana busana rumah yaitu untuk bekerja di rumah
maka bahan yang sesuai adalah bahan katun dengan desain yang
sederhana tetapi tetap pantas untuk menerima tamu. Berikut ini desain
busana rumah dengan menggunakan bahan bermotif dengan warna cerah:

Gambar 40. Busana Rumah dengan bahan bermotif warna cerah

46
b. Busana kerja
Jenis pekerjaan seperti di kantor memerlukan pakaian yang kelihatan rapi
maka bahan yang sesuai adalah bahan untuk busana model tailored. Untuk
itu bahan yang dapat dipilih bahan yang tebal dan bahan yang tipis untuk
variasi. Berikut ini disain busana kerja dengan menggunakan bahan tebal
dengan kombinasi warna monocromatis:

Gambar 41. Busana Kerja bahan tebal dengan kombinasi warna


monocromatic

47
3. Busana olah raga.
Pemilihan bahan busana yang sesuai untuk olah raga biasanya untuk
bagian atas menggunakan bahan yang stretch, baik yang bermotif maupun
polos dan bagian bawah bisa juga menggunakan bahan yang tebal seperti
olah raga golf. Berikut ini disain busana olah raga ski dan tenis dengan
bahan stretch dan berbulu:

Gambar 42. Busana Olahraga bahan strech dan berbulu menggunakan warna
primer

48
4. Busana rekreasi
Busana rekreasi dapat menggunakan berbagai bahan sesuai tujuannya.
Dapat menggunakan bahan tebal klu ke pantai atau ke gunung. Dapat juga
menggunakan bahan yang tipis apabila akan melihat film, konser maupun
jalan-jalan ke mall. Berikut ini disain busana rekreasi dengan bahan katun
bermotif dengan warna lembut :

Gambar 43. Busana Rekreasi bahan bermotif dengan kombinasi analogus

49
5. Busana pesta.
Pemilihan bahan untuk busana pesta lebih istimewa dibanding dengan
kesempatan yang lain. Di samping itu juga ada perbedaan antara pesta
pagi, sore dan malam hari. Busana pesta pagi dapat menggunakan bahan
yang mewah tetapi dengan warna yang lebih lembut, pada sore hari warna
lebih cerah dan pada malam hari menggunakan bahan berkilau dan
cenderung agak berat seperti beledu dengan hiasan yang mewah. Berikut
ini desain busana pesta dengan bahan kombinasi bahan berkilau,
berlubang dan transparan:

Gambar 44. Busana Pesta bahan berkilau, tranparan, berlubang


dengan warna kombinasi warna panas dan dingin

50
Rangkuman
Warna dan bahan busana adalah komponen yang penting dan harus dipadukan
bersama untuk menghasilkan produk fashion yang baik. Kedua component
tersebut membantu membuat koleksi yang sesuai dengan suasana, dan sesuai
dengan kesempatan.
Warna adalah pantulan cahaya dari suatu benda yang ditangkap oleh mata.
Dalam dunia busana warna memiliki peranan yang sangat penting, karena
dengan adanya warna akan memperindah dari suatu skesta desain busana.
Percampuran warna dikelompokkan dalam warna sekunder, tertier, kwarter dan
intermediet. Disamping itu warna dapat dikombinasikan menjadi monocromatis,
analogus, komplementer dan split klompementer. Bahan busana secara garis
besar dikelompokkan menjadi 6 yaitu bahan tembus terang, bahan berkilau,
bahan kaku, bahan tebal, bahan berlubang dan bahan bermotif. Pemilihan bahan
busana harus disesuaikan dengan kesempatan antara lain, busana rumah, busana
kerja, busana olahraga, busana rekreasi dan busana pesta. Pemilihan bahan
busana yang tepat menjadikan nyaman dan indah untuk dilihat

Daftar Pustaka

Bill Thames, 1985, Drawing Fashion, USA: McGraw-Hill Inc

Burke, Sandra, 2011, Fashion Desiner Concept to Colection, China: Everbest

Ghurub Bestari, Afif,2011, Menggambar Busana Dengan Teknik Kering, Sleman:


Intan Sejati Klaten

Widarwati, Sri, 1986, Disain Busana II, Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta

____________, 2000, Disain Busana I, Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta

51

Anda mungkin juga menyukai