Menenun
Teknik pembuatan kain dengan cara memasukkan secara berselang-seling
Istilah tekstil memiliki cakupan yang sangat luas karena jenisnya yang sangat kelompok benang yang membujur (lungusi) ke dalam kelompok benang yang
beragam, tergantungkain yang digunakan. Kain umumnya dibuat dari serat yang dipintal melintang (pakan) dikenal daengan istilah menenun
menghasilkan benang panjang untuk ditenun, dirajut, diikat, atau dipres. 3. Menyulam
Satuan terkecil dari bahan kain adalah serat/fiber. Serat adalah sel atau jaringan Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit menggunakan
serupa benang atau pita panjang yang berasal dari hewan atau tumbuhan (ulat, batang keterampilan tangan secara manual disebut menyulam
pisang, daun nans, kulit kayu, dan sebagainya) yang digunakan untuk membuat kertas, 4. Membordir
tekstil, dan sikat. Membordir ialah teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum
Berdasarkan asal serat, serat tekstil digolongkan menjadi 2, yaitu serat alami dan jahit menggunakan bantuan mesin
serat sintetis (buatan manusia) 5. Melukis
1. Serat alami Teknik pembuatan hiasan pada kain menggunakan alat bahan kuas dan cat.
Serat alami adalah serat yang diperoleh dari tumbuhan atau hewan dengan proses
geologis. Contohnya: Ornamen
serat sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil dari labah-labah atau ulat (sutra) Ornamen adalah hiasan dalam arsitektur atau kerajinan tangan. Menghias kain
dan bulu domba (wol) bertujuan untuk memberi nilai tambah pada kain agar lebih bagus dan menarik. Ornamen
2. Serat sintetis atau buatan juga memiliki nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya
Serat buatan adalah serat yang berasal dari buatan manusia yang umumnya berasal dengan pandangan hidup dari masyarakat pembuatnya sehingga benda-benda yang dihias
dari bahan petrokimia. Contohnya nilon, perlon, dakron , tetoron, bellini, silk, dapat memiliki arti dan makna yang mendalam.
caterina, dll. 1. Ornamen Primitif
Ornamen primitif merupakan karya seni yang dibuat pada zaman purba atau primitif.
Klasifikasi Rancangan Tekstil Ornamen primitif yang berkembang sejak zaman prasejarah merupakan pencerminan tingkat
Rancangan tekstil memiliki jenis yang sangat beragam tergantung bahan kain yang kehidupan manusia pada zamannya. Ornamen primitif memiliki ciri sederhana, tegas, dan
digunakan. Kualitas pada kain sangat ditentukan oleh jumlah serat, jenis atau tekstur serat, kaku.
variasi dalam tenunan, dan rajutan. 2. Ornamen tradisional dan klasik
Proses perancangan karya tekstil dapat adalah sebagai berikut: Ornamen tradisional dan klasik merupakan seni hias yang dalam pengungkapannya
1. Perancangan berdasarkan struktur dilaksanakan pada waktu pembuatan kain. menurut norma atau aturan- aturan masyarakat. Seni hias ini diwariskan secara
Contohnya anyaman tenun, jeratan, rajutan, atau jalianan renda. turun-temurun sehingga nilai-nilai masyarakat selalu dijunjung tinggi, baik dalam
2. Perancangan berdarkan permukaan dilaksanakan setelah pembuatan kain selesai. teknik , maupun proses pembuatannya.
Contohnya abatik, printing, sablon, sulaman, bordir, atau songket.
3. Perancangan penerapan hasil tekstil yang dilksanakan setelah kain siap pakai. Perkembangan ornamen tradisional mendapat pengaruh dari perkembangan pola
Contohnya pada tekstil kebutuh rumah tangga. hidup masyarakatnya sehingga tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing.
Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara, yaitu Berikut ciri khas ornamen tradisional:
1. Membatik a) Keseragaman dari masing-masing corak (homogen)
Batik tulis/klasik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara b) Kemiripan antara daerah stu dengan daaerah lainnya.
berulang-ulang di atas kain, namun pada perkembangannya batik dibuat c) Karya kolektif ( dari beberapa motif membentuk satu kesatuan yang utuh
menggunakan teknik celup, cap, sablon, dan printing sebagai motif daerah tertentu
d) Sederhana
3. Ornamen modern g. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
Ornamen modern berkembang dari pembaharuan pola-pola yang sudah ada Warna yang dihasilkan dari kulit manggis yaitu biru, ungu dan merah. Warna tersebut
sebelumnya atau seni yang penggarapannya berdasarkan pada cita rasa baru, diperoleh dengan cara menumbuk halus kulit manggis kemudian bubuk kulit manggis
kreatif, dan merupakan sebuah penemuan baru. direndam menggunakan etanol dan dikeringkan.
Ornamen modern merupakan seni yang bersifat kreatif, tidak terbatas pada objek- h. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
objek tertentui, waktu, dan tempat, melainkan ditentukan oleh cita rasa dan Warna yang dihasilkan dari akar mengkudu ini yaitu warna merah kecoklatan.
pengalaman batin pembuatnya. i. Getah gambir
Ciri-ciri ornamen modern adalah: Gambir yaitu sejenis getah yang telah dikeringkan dari ekstrak remasan daun dan ranting
a) Rasional (masuk akal) tumbuhan. Warna merah tua hingga kecoklatan yang dihasilkan dari tumbuhan ini.
b) Kompetitif (selalu berkreasi dan bersaing dlam proses kreatif) j. Jati (Tectona grandis)
c) Ekologis berkesinambungan (terjadi perubahan dalam proses) Warna yang dihasilkan dari daun jati yaitu warna merah kecoklatan.
d) Rumit k. Angsana
e) Progresif (bebas, tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu) Warna yang dihasilkan oleh kayu angsana yaitu warna merah sedangkan daunnya berwarna
f) Individual (sangat personal menurut pembuatnya) coklat kekuningan.