Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( PMR WIRA )

Sekolah : SMK NU Lasem


Mata Pelajaran : Perawatan keluarga
Sasaran : : PMR Wira
Materi Pokok : Perawatan Keluarga
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa memahami maksud perawatan keluarga
2. Siswa memahami tujuan perawatan keluarga
3. Siswa memahami fungsi perawatan keluarga
4. Siswa memahami Langkah-langkah perawatan keluarga

B. Media Pembelajaran & Sumber Belajar Media :


LCD, PPT, Handphone, sinyal wifi/kuota internet, laptop
Sumber Belajar:
Materi Perawatan Keluarga

C. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai kegiatan

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman


peserta didik

Menyampaikan materi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat) dengan


mempelajari materi : Perawatan keluarga

Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode
belajar yang akan ditempuh,

Kegiatan Inti ( 60 Menit )


Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
Literasi mengamati, membaca dan menuliskannya kembali..
Critical fasilitator memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
Thinking sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk sharing


terkait Perawatan Keluarga

Communication Peserta didik mendiskusikan dengan fasilitator perihal :


 Dasar-dasar perawatan keluarga
 Tujuan perawatan keluarga
 Fungsi perawatan keluarga
 Sasaran perawatan keluarga
 Pelaku perawatan keluarga
 Sifat pelaku perawatan keluarga
 Langkah-langkah persiapan perawatan keluarga

Creativity Peserta didik diminta untuk membuat Langkah-langkah persiapan


perawatan keluarga dengan media canva

Kegiatan Penutup ( 15 Menit )


fasilitator dan peserta didik membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang disepakati

Fasilitator menutup kegiatan .

D. Asesmen (Penilaian)

Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru BK

Arif Dimyati, S.Ag Uyun Nailufar, S.Psi


LAMPIRAN

MATERI PMR:

PERAWATAN KELUARGA \

Pengertian

Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu
sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan
sederhana tetapi hasilnya memuaskan.

Dasar-dasar Perawatan Keluarga


 Maksud Perawatan Keluargaa. Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta
tenaga Dokter dan perawat kurang.
b. Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar
ongkos
Rumah Sakit.
c. Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan
untuk dirawat diluar.
 Tujuan Perawatan Keluarga. Meringankan keadaan si korban.
b. Mempercepat upaya penyembuhan.
c. Memperkecil penularan.
d. Mendidik anggota keluarga untuk menghemat.
e. Membiasakan hidup sehat.
 Fungsi Perawatan Keluarga. Pengamatan terhadap penderita.
b. Tindakan perawatan
c. Tindakan pengobatan
d. Pencatatan.
e. Penyuluhan kesehatan.
 Sasaran Perawatan Keluarga. Penderita yang layak dirawat dirumah.
b. Bayi dan anak yang tidak terawat.
 Alasan Perawatan Keluarga. Secara psikologis orang yang sakit lebih senang
dirawat di rumah sendiri.
b. Dapat menghemat waktu dan biaya.
c. Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.
 Pelaku Perawatan Keluarga. Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya.
b. Mereka yang mampu menyelenggarakan.
 Sifat pelaku Perawatan Keluarga. Mempunyai rasa kasih sayang.
b. Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga.
c. Mengutamakan kepentingan si penderita.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Bertanggungjawab
f. Terbuka
Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.

1. Persiapan

a. Mencuci tangan. Tujuannya :


Setiap pelaku PK sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, pelaku PK harus
mencuci
tangan.
Tujuannya yaitu :
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik
Cara Pelaksanaan :
 Lepaskan seluruh perhiasan di tangan seperti arloji, cincin, dan gelang
 Buka kran/siram air dari ketel
 Gosok putaran kran dengan sabun kemudian dibilas
 Basahi tangan sampai siku dan beri sabun hingga berbusa. Bila perlu dengan sikat
tangan mulai dari telapak tangan, sela-sela jari, kuku, punggung tangan, dan lengan
sampai siku
 Sabun disiram air sebelum diletakkan kembali pada tempatnya
 Bilas tangan sampai bersih
 Tutup kran dan keringkan tangan dengan handuk
 Selesai

b. Memakai celemek, fungsinya :
Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK pada
waktu merawat
orang sakit.
Tujuan : Melindungi pakaian pelaku dari kotoran dan mencegah penularan
penyakit.
Cara menggunakan celemek:
 Setelah mencuci tangan pegang tali penggantung celemek
 Masukkan melalui kepala
 Kedua tali diikat pada bagian belakang dengan ikatan yang mudah dilepaskan
Cara menggantung celemek setelah dipakai:
 Apabila di dalam ruangan orang sakit : bagian luar celemek terlihat dari luar
 Apabila di luar ruangan orang sakit : bagian dalam celemek terlihat dari luar
- Untuk menghindari penularan.
- Melindungi pakaian.

c. Urutan tindakan Perawatan Keluarga


a. Persiapan pelaku.
b. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
c. Persiapan penderita.
d. Pelaksanaan.
e. Selesai.
Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
a. Membersihkan tempat tidur si penderita.
b. Penggantian dan pemasangan sprai.
c. Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
d. Pemberian makan dan minum.
e. Pemberian obat.
Alat-alat yang diperlukan :
a. Alat-alat untuk tidur
b. Celemek
c. Thermometer
d. Obat-obatan
e. Alat mandi
f. Pispot
g. Pasu najis
h. Alat kompres

Dasar Perawatan Keluarga

a. Mengapa Diperlukan PK?


1. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tangah
keluarga daripada berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum dikenal.
2. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
3. Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit
sehingga mempengaruhi penyembuhannya.
4. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara optimal.
b. Siapa Yang Melakukan PK?
1. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya diberi
pengetahuan (berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
2. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1. Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.
2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.
d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK
1. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong
yang akan memberi kesan tetang kepribadiannya.
2. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk yang
senantiasa berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan
melakukan tindakan yang merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang
lain.
3. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
4. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si
sakit sera menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup
sehat
d. Prinsip kerja seorang pelaku PK
1. Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang
kepribadian.
2. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
3. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar
dan mampu untuk menenangkan si sakit.
4. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja.
5. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga
memperhatikan diri sendiri.
6. Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek,
lengkap dan jelas.
7. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
8. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas
kesehatan dan jangan keliru memberi obat.
9. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan
persiapan antara lain pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan
harus dihubungi petugas yang mengurus angkutan/ambulans.
10. Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan langsung si
sakit.
11.
e. Peralatan yang diperlukan
1. Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan. Kita tidak boleh
memaksakan untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan
peralatan yang ada dan sederhana dapatlah kita menolong si sakit dengan
cukup memuaskan.
2. Perlengkapan kamar tidur.
3. Tempat penyimpanan obat-obatan.
4.
f. Penerapan
1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan
PK untuk siapa saja yang membutuhkan.
2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat
pentingnya PK. Dapat juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar
masyarakat sekitar dapat menggunakan secara bersama.
3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam
kegiatan pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di
tempat penampungan sementara/pengungsian.

Kesehatan Dasar Keluarga


a. Kebersihan Diri
1. Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan
kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat.
2. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
3. Cara menjaga kebersihan diri :
 Mandi setiap hari secara teratur
 Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan,
sesudah buang air besar atau buang air kecil.
 Kuku digunting pendek dan bersih.
 Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
 Sikat gigi setiap habis makan.
 Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih
dengan sabun, dijemur dan disetrika.

b. Kebersihan lingkungan
1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan
sehat sehingga dapat mencegah penularan penyakit
2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu:
sumber penyakit, perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap
serangan penyakit.
3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama
masyarakat dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai
tersebut agar tidak akan terjadi penularan.
4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
 Rumah harus sehat dan terpelihara.
 Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain
terutama hewan yang berkutu
 Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
 Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
 Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
 Air limbah usahakan lancer alirannya

Pelaksanaan Perawatan
Merawat orang sakit di rumah

a. Mencuci Tangan
1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:
 Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
 Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
 Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
 Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)
2. Tujuan
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik

b. Memakai Celemek
1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu
menolong merawat si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku.
2. Tujuan:
 Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
 Mencegah penularan penyakit

Mengukur suhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam,
yaitu: termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit
(lazim dipakai di Amerika)
1. Bagian dari termometer
 Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
 Pipa gelas tempat turun naik air raksa
 Skala yang menunjukkan derajat suhu
 Reservoir tempat air raksa
2. Tujuan
 Mengetahui suhu badan si sakit
 Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
 Mengetahui perkembangan penyakit
 Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan diagnose

3. Tempat dan cara pengukuran suhu

3.1. Ketiak
 Cuci tangan
 Siapkan termometer
 Beritahu si sakit
 Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
 Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-15
menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer
 Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air
raksa dan dicatat.
 Termometer dibersihkan, lalu disimpan
 Cuci tangan

3.2. Dubur
 Pengukuran suhu di dubur dilakukan:
- Pada bayi, anak, orang sakit parah
- Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut
- Atas petunjuk dokter
 Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang luka pada daerah dubur
- Orang sakit yang berpenyakit kelamin
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
3. Beritahu si sakit
4. Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
5. Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
6. Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk
memudahkan memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
7. Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di
masukkan
8. Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
9. Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
10. Termometer dibersihkan lalu disimpan
11. Cuci tangaN

3.3. Mulut
 Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan
pemasangan thermometer.
 Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
- Bayi/anak yang masih kecil
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer
3. Beritahu si sakit
4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit
untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung
6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
8. Cuci tangan
9.
Menghitung Denyut Nadi
Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi
menjadi lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak
badan.
a. Denyut nadi dapat diraba pada :
1. Leher
2. Bagian muka telinga
3. Dekat ujung tulang selangkang
4. Sisi dalam dari lengan atas
5. Lipatan paha
6. Pergelangan tangan
7. Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun
b. Tujuan mengukur denyut nadi
1. Mengetahui keadaan umum si sakit
2. Mengetahui keadaan jantung
3. Mengikuti perkembangan jalannya penyakit
4. Membantu menentukan diagnosa
c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit
1. Bayi baru lahir : + 130 - 160
2. Bayi : + 110 - 130
3. Anak umur 4-7 tahun : + 80 - 120
4. Anak umur lebih 7 tahun : + 80 - 90
5. Pria dewasa : + 60 - 80
6. Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap
kenaikan suhu 1 derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.
d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beritahu si sakit
3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah
atas. Cari nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea
rah ibu jari si sakit diantara urat-urat
4. Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam
buku catatan harian
5.
Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas
a. Tujuan menghitung pernafasan :
1. Membantu menentukan diagnosa
2. Mengetahui keadaan umum si sakit
b. Pelaksanaan
1. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit
akan dihitung pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang
seolah-olah masih menghitung denyut nadi
2. Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya
kesukaran dalam bernafas
3. Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku
catatan harian
c. Jumlah pernafasan permenit
1. Bayi baru lahir : 30-60
2. Anak umur 1 tahun : 25-30
3. Anak umur 2 tahun : 20-25
4. Anak umur 15 tahun : 18 -20
5. Pria dewasa : 16-18
6. Wanita dewasa : 18-20
d . Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4
7. Penataan Tempat Tidur Orang Sakit
a. Maksud dan tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah penyakit bertambah parah
3. Memperkecil bahaya penularan
b. Syarat tempat tidur si sakit
1. Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
2. Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
3. Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan
4. Barang tenun (seprei,sarung bantal dsab) hendaknya diganti paling sedikit 2
kali seminggu, kecuali bila basah atau kotor maka harus segera diganti.
c. Peralatan
1. Tempat tidur + kasur + bantal
2. Kain seprei + sarung bantal
3. Kain perlak + kain alas perlak
4. Selimut

Perawatan Sehari-hari di Rumah


1. Menolong si sakit B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur
Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk
pergi ke kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena
si sakit membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu
diketahui, bahwa antara orang sakit pria dan wanita cara menolongnya berbeda.
 Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang
sangat pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan
b.a.k menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis.
 Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih,
semacam botol.
a. Peralatan
1. Pasu najis beserta tutupnya
2. Labu kemih untuk pria
3. Bamboo/botol berisi air
4. Kertas toilet
5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
6. Bel
7. Bangku kecil untuk pasu najis
8. Handuk, sabun, bedak
9. Air untuk mencuci bokong

2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur


a. Tujuan
1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
3. Membantu memperlancar peredaran darah
4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
5. Mencegah terjadinya lecet
b. Peralatan
1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
3. 2 waslap + 2 handuk besar
4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat
cukur dan sisir
6. Pakaian si sakit yang bersih
7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok

3. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur


a. Tujuan
1. Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
2. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
3. Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
b. Peralatan :
1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang
digulung
3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
4. Ember kosong
5. Kain pel
6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
7. Alat pengering rambut atau kipas

Merubah Posisi Tidur Orang Sakit


Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi
tidurnya, mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat
menghindari :
1. Bahaya lecet pada tubuh
2. Ketegangan pada sendi-sendi
3. Bahaya timbulnya cacat
4. Memperbaiki peredaran darah

a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit


Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur,
sedangkan menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat
tidur.
b. Memiringkan si sakit
Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring.
Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah
saebaliknya/berlawanan. Begitu juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri.
c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya
dilakukan berdua atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya
mungkin si sakit merasa lebih sakit atau mungkn terjatuh.
d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat
tidur. Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka
dokter akan memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat
tidur dengan kaki yang diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit.
Peristiwa ini merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan
memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa bila mulai duduk atau berjalan,
merasa psing, kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu dilakukan secara
bertahap.
Peralatan
1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
2. Bantal untuk menopang punggungnya
3. Selimut
4. Sandal yang ringan
5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel

Penyajian Makanan dan Pemberian Obat


a. Penyajian makanan kepada pasien
Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup utnuk memelihara
kesehatan, memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan
berbagai kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta raga.
b. Cara menyajikan makanan
1. Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di atas
baki ada piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan tatakan
dan tutupnya dan serbet/lap.
2. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga selera
sejauh tidak bertentangan dengan pantangan.
3. Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
4. Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
5. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik
dengan sedikit variasi.
6. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
7. Waktu makan ditentukan
8. Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak
diberi mainan.
9. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
10. Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.
c Beberapa jenis makanan khusus
1. Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan
2. Makanan untuk orang diare
3. Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning
4. Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/uderma
5. Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis

Pemberian Obat Kepada Orang sakit


a. Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mengurangi penderitaan
b. Bentuk obat
1. Pil
2. Tablet
3. Kapsul
4. Salep
5. Obat cair
6. Puyer/serbuk
c. Etiket/label
 Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk
tentang pemakain obat
 Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat
keras atau racun)

Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
2. Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
3. B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya
hitam dan agak lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila
si bayi mulai menetek
4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg
waktu lahir. Dalam waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300
gram, tapi dalam waktu 2 minggu diharapkan berat badannya akan kembali
seperti pada waktu dilahirkan.
5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-
kuningan, warna kulitnya merah muda
6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau basah
atau haus/lapar ia akan bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat.
Bila ASI kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok
c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat
badannya dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat
mengenai pertumbuhan bayi, kekebalan dan makanan tambahan.
d. Memandikan Bayi
 Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali
sehari misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun
dapat mengganggu pelaksanaan tugas ini.
 Peralatan
1. Satu buah handuk
2. Dua buah waslap
3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
4. Pakaian untuk ganti
5. Sabun
6. Bedak
7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas
tali pusarnya)

Anda mungkin juga menyukai