penyimpanan-lisosom-lysosomal-storage-disease/
1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN LISOSOM?
Secara umum, sel eukariotik terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma.
Sitoplasma merupakan daerah intrasel selain inti sel, yang terdiri atas sitosol dan
sitoskeleton (rangka sel). Sitosol menempati sekitar 55% volume sel, dan pada sitosol
inilah melekat organel-organel. Ada lima organel utama yang menempati sitosol,
Kelima organel ini memiliki fungsi yang berbeda-beda satu sama lain, namun saling
keseimbangan homeostasis tubuh. Seperti yang telah dikemukakan di atas, salah satu
organel yang melekat di sitosol adalah lisosom. Ada banyak pengertian yang
berbagai sisa sel dan benda asing yang tidak diinginkan, seperti bakteri yang
3. Lisosom adalah satu dari benda kecil yang terdapat dalam berbagai jenis sel,
mengandung berbagai enzim hidrolitik dan secara normal berperanan pada proses
persamaan, bahwa di dalam lisosom terdapat enzim hidrolitik dan berfungsi untuk
antara satu sama lainnya, cenderung bervariasi bergantung pada isi yang dicerna oleh
lisosom tersebut. Namun pada umumnya lisosom memiliki bentuk yang hampir bulat,
dengan garis tengah berada pada kisaran 0.05 sampai 1.2 μm. Rata-rata sebuah sel
memiliki sekitar tiga ratus lisosom, yang tersebar merata di seluruh sel.
Ada dua jenis lisosom yang dikenal sampai saat ini, yaitu lisosom primer dan lisosom
lisosom primer yang telah bekerja dan menyatu dengan membran fagosom.
Secara struktur lisosom terdiri atas enzim-enzim hidrolitik dan membran lisosom.
akan dicerna. Enzim-enzim ini disintesis di retikulum endoplasma kasar, lalu dibawa
oleh vesikel terselubung ke badan golgi untuk dikemas dan dihantarkan ke lisosom
lisosom dari kebocoran, supaya enzim-enzim hidrolitik di dalamnya tidak keluar dan
Telah dikemukakan di atas, bahwa secara garis besar lisosom berfungsi untuk
macam, bergantung kepada materi yang dicerna, tempat, serta mekanisme kerja
mencerna benda-benda asing yang tidak diinginkan yang berada di luar sel seperti
sudah tua, misalnya mitokondria, sehingga dapat digantikan oleh organel yang
masih baru.
Materi ekstrasel yang akan dicerna oleh lisosom dibawa masuk melalui mekanisme
endositosis, yaitu ambilan sel bahan dari lingkungan oleh invaginasi membran plasma
yang meliputi:
1. Fagositosis, yaitu proses menelan mikoroorganisme atau benda asing lain oleh
membran sel, yang menutup dan terlepas sehingga terbentuk vakuola berisi
kelainan-kelainan tertentu pada tubuh manusia, yang dapat dikenali dari tanda-tanda
Kelainan-kelainan yang tercakup di dalam LSD sangat banyak (sampai saat ini
ditemukan ada empat puluh) dan dapat diklasifikasikan bergantung kepada jenis
yang meliputi:
defisiensi alpha-L-iduronidase.
b. MPS II, yaitu penumpukan glikosaminoglikans dermatan dan heparan sulfat akibat
c. MPS III (yang terbagi atas tipe A, B, C, dan D), yaitu penumpukan
c. Fucosidosis tipe II , sama dengan Fucosidosis tipe I namun bentuk muda (juvenile)
defisiensi alpha-mannosidosase
menyerang limfosit, fibroblast, sel induk, sel Kupffer (liver) dan sel Schwann akibat
defisiensi alpha-N-acetylneuraminidase
dan kolesterol.
alpha-galaktosidaase
e. Gaucher disease tipe II, sama dengan Gaucher disease tipe I namun bersifat
neuropatik.
f. Gaucher disease tipe III, sama dengan Gaucher disease tipe II namun bersifat lebih
g. GM1 gangliosidosis tipe I, yaitu penumpukan GM1 pada saraf pusat dan galaktosil
h. GM1 gangliosidosis tipe II, sama dengan GM1 gangliosidosis tipe I, namun
penumpukan GM1 lebih banyak dari GM1 gangliosidosis tipe I dan lebih sedikit dari
i. GM1 gangliosidosis tipe III, sama dengan GM1 gangliosidosis tipe I dan II namun
k. Tay-Sachs disease tipe II, sama dengan Tay-Sachs disease tipe I namun berbentuk
muda (juvenile)
l. Tay-Sachs disease tipe III sama dengan Tay-Sachs disease tipe I namun berbentuk
dewasa (adult)
m. Sandhoff disease, yaitu penumpukan gangliosida dan globosida di saraf pusat dan
n. Krabbé disease, yaitu gangguan pada selapu myelin yang membungkus sel saraf
a. Neuronal ceroid lipofuscinosis type I, yaitu penumpukan lipofuscins pada sel otak
infantile.
b. Neuronal ceroid lipofuscinosis type II, yaitu penumpukan lipofuscins pada sel otak
limfosit, fibroblast, sel induk, sel Kupffer (liver) dan sel Schwann akibat defisiensi
protein 32-kilodalton.
b. Mukolipidosis type II, yaitu akumulasi glikoprotein dan glikolipid akibat defisiensi
UDP-N-asetilglukosamin-I-fosfotransferase
berpasangan
c. Infantile Siacid Storage Disease, yaitu penumpukan asam sialid di jaringan dan
1. Bentuk wajah yang tidak lazim (kadangkala disertai dengan lidah yang membesar)
tak tercerna
3. Hidrosefali, yaitu pembesaran kepala akibat akumulasi air di sekitar otak yang
4. Umbilical hernia, yaitu lemahnya otot yang berada di sekitar pusar sehingga organ-
organ yang mengalami pembesaran gampang untuk menonjol ke permukaan
6. Saraf mata, di mana penderita dapat mengalami kebutaan akibat gangguan saraf
Karena LSD merupakan penyakit yang diwariskan secara genetika, baik terpaut
autosom maupun gonosom, membuat penyakit ini sukar untuk dihilangkan sama
sekali. Yang bisa dilakukan adalah penanganan pasca symptom agar LSD tidak
kepada penderita LSD. Sel induk ialah sel yang belum dewasa, yang dapat
berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel yang dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan. Sel ini dapat dihasilkan dari darah tali pusar (sel mesenkim) atau
sel neuron (otak) yang sudah diisolasi. Sel induk ini nantinya akan ditransplantasikan
kepada orang yang menderita LSD, untuk kemudian berdiferensiasi menjadi sel-sel
yang mengalami gangguan lisosom, dan menjalankan fungsi digestif materi yang
semestinya dijalankan oleh lisosom yang rusak. Sel induk ini dapat diperoleh dari
Namun demikian terdapat beberapa kendala dalam melakukan transplantasi sel induk:
1. Adanya risiko penolakan dari tubuh penerima, yang menganggap bahwa sel yang
2. Sampai saat ini belum diketahui seberapa banyak stem cell yang harus
ERT merupakan terapi yang diberikan, di mana enzim yang tidak diproduksi oleh
beberapa penyakit LSD seperti Gaucher I, Fabry, MPS, dan Pompe terapi ini cukup
berhasil.
3. Terapi gen
Terapi gen merupakan usaha untuk menambahkan gen yang fungsional kepada gen
yang mengalami mutasi agar sel kembali berfungsi secara normal. Penambahan ini
harus disertai dengan pengenalan gen terlebih dahulu kepada sel yang akan diberikan
gen tersebut. Gen yang akan ditambahkan dibawa oleh vektor, kebanyakan berupa
virus. Gen tersebut akan dibawa ke otak dan organ-organ lainnya untuk dikenali.
1. Kesulitan untuk membuat vektor yang efektif, terutama untuk gen yang akan
2. Keharusan untuk mengenalkan gen kepada banyak sel demi menghasilkan efek
yang bermakna.
merupakan molekul kimiawi yang berfungsi untuk melekat pada protein-protein yang
telah berubah bentuk tersebut agar dapat dikenali oleh retikulum endoplasma untuk
6. Pembatasan substrat
substrat yang semestinya dicerna oleh enzim tertentu di lisosom, sehingga tidak akan
Daftar pustaka
http://www.lysosomallearning.com/healthcare/about/lsd_hc_abt_classification.asp
2. Childs GV. How are lysosomes and peroxisomes produced? [Online]. 2002 Feb 12
3. Childs GV. Receptor Mediated Endocytosis. [Online]. 2001 October 08 [cited 2009
recend.htm
5. Threpeutic Approaches [Online]. [cited 2009 February 07]; Available from: URL: